Anda di halaman 1dari 10

RIVIEW BUKU FIQH ISLAM

H. SULAIMAN RASJID

Dosen :

H. Asep Komarudin, S.Ag. M.Ud.

Di susun oleh :
Hesti Octaviani
D1A191806
Konversi -2019

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2019-2020
PENDAHULUAN

Bismillahir Rahmanir Rahim

Dengan nama Allah Yang Pengasih Penyayang, yang telah mengutus Nabi Muhammad saw
untuk menyampaikan agama yang hak, memberi petunjuk ke jalan kebaikan kepada segenap
manusia untuk penghidupan di dunia dan keselamatan di akhirat.

Hukum dalam islam ada lima, Mahzab yang empat, Mabadi’ (pokok-pokok) yang sepuluh

Hukum dalam islam ada lima

1. Wajib yaitu perintah yang mesti dikerjakan dengan ketentuan jika perintah tersebut
dipatuhi (dikerjakan) maka yang mengerjakannya mendapat pahala dan jika tidak
dikerjakan maka ia berdosa.
2. Sunat yaitu perintah (suruhan) jika dikerjakan dapat pahala dan jika tidak dikerjakan
tidak berdosa.
3. Haram yaitu larangan keras dengan pengertian kalau dikerjakan kita berdosa dan jika
tidak dikerjakan (ditinggal) kita mendapat pahala.
4. Makruh yaitu larangan yang tidak keras kalau dilanggar tidak dihukum (tidak berdosa)
dan jika larangan ini ditinggalkan diberi pahala.
5. Mubah yaitu Sesuatu yang boleh dikerjakan dan boleh pula ditinggalkan. Yakni kalau
dikerjakan tidak berpahala dan tidak pula berdosa dan kalau ditinggalkan tidak berpahala
dan tidak berdosa.

Dalil fiqh ialah : Qur’an, Hadis, Ijma’mujtahidin, Qias

Mahzab yang empat

1. Mazhab Hanafi
2. Mazhab Maliki
3. Mazhab Syafi’i
4. Mazhab Hanbali
Mabadi’ (pokok-pokok) yang sepuluh

1. Ta’rifnya : Arti kata fiqh menurut Bahasa arab ialah paham atau pemgertian. Menurut
istilah ilmu untuk mengetahui hukum-hukum syara’ yang pada perbuatan anggota
diambil dari dalil-dalilnya yang tafshili (terinsi).
2. Yang mengaturnya : Nabi besar saw dan yang menyusunnya secara susunan sekarang ini
ialah Imam Abu Hanifah.
3. Namanya : Ilmu Fiqh.
4. Nisbatuhu (bandingannya dengan ilmu lain) : ilmu untuk mengetahui hokum-hukum
agama (syara’) berbeda dengan ilmu-ilmu lain.
5. Maudu’nya : Tempat berlaku ilmu fiqh pada perbuatan-perbuatan yang mungkin
mengakibatkan hukum-hukum yang lima.
6. Hukumnya : Hukum belajar fiqh fardhu’ain sekedar untuk mengetahui ibadat yang sah
atau tidak dan selebihnya (lain dari itu) fardhu kifayah.
7. Tujuannya (buahnya) : buah dari mengamalkan dan mengetahui ilmu fiqh mendapat
keridhaan Allah swt yang menjadi jalan kebahagiaan dunia dan akhirat.
8. Kelebihannya : Fiqh melebihi segala ilmu seperti sabda Rasulullah saw : yang artinya “
Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik disisi-Nya dijadikan-Nya
orang itu ahli agama (ahli fiqh).
9. Pengambilannya : Fiqh diambil daei Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qias
10. Masailnya (yang diperbincangkan) : kalimat-kalimat yang mengandung hukum langsung
atau tidak langsung seperti kita kata-kata, fitrah itu wajib, atau wudhu itu syarat shalat.

I. KITAB THAHARAH

Bersuci

Dalam hukum islam soal bersuci dan segala seluk-beluknya termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting terutama karena di antara syarat-syarat shalat telah ditetapkan bahwa seseorang
yang akan mengerjakan shalat wajib suci dari hadats dan susi pula badan, pakaian, dan
tempatnya dari najis.

Firman Allah swt :


Yang artinya “ Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan ia mencintai
orang-orang yang suci (bersih, baik dari kotoran jasmani ataupun kotoran rohani).” (Al-Baqarah :
222)

Urusan bersuci meliputi beberapa perkara yang berikut :

a. Alat bersuci, seperti air, tanah, dan sebagainya


b. Kaifiat (cara) bersuci
c. Macam dan jenis-jenis najis yang perlu disucikan
d. Benda yang wajib disucikan
e. Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan wajib bersuci.

II. KITAB SHALAT

Shalat

Asal makna shalat menurut Bahasa Arab berarti berdoa, kemudian yang dimaksud di sini ialah :
ibadat yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan
takbir, disudahi dengan salam dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan yang jahat
(keji) dan yang mungkar.” (Al-Ankabut : 45)

III. KITAB JANAZAH

Urusan mayat

Hendaklah diperbanyak mengingat mati dan tobat dari segala dosa, lebih-lebih orang yang sakit
agar lebih giat lebih giat beramal kebaikan dan menjauhi larangan Allah swt.

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ tiap-tiap yang bernyawa itu akan merasakan mati, sesungguhnya pahala kamu
akan disempurnakan pada hari kiamat. “ (Al-Imran : 185)

Sabda Rasulullah swt :


Yang artinya : Dari Abu Hurairah, berkata Nabi saw : “ Hendaklah kamu perbanyak mengingat
mati “ (Riwayat Tirmidzi dan disahkan oleh Ibnu Hibban)

IV. KITAB ZAKAT

Zakat menurut istilah agama islam artinya kadar harta yang tertentu yang diberikan kepada yang
berhak menerimanya dengan beberapa syarat.

Hukumnya zakat adalah salah satu rukun islam yang lima, fardu’ain atas tiap-tiap oang yang
cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah.

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ Dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat hartamu.” (An-Nisa’ : 77)

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ Ambillah dari harta mereka sedakah (zakat) untuk membersihkan mereka dan
menghapuskan kesalahan mereka. “ (At-Taubah : 103)

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta mengerjakan kebaikan,


melakukan shalat, dan membayar zakat, mereka itu memperoleh ganjara di sisi Allah, mereka
tiada akan takut dan tiada akan berdukacita. “ (Al-Baqarah : 277)

Sabda Rasulullah saw :

Yang artinya : “ Islam itu ditegakkan di atas 5 dasar : (1) Menyaksikan bahwa tidak ada Tuhan
yang hak melainkan Allah dan bahwasanya Nabi Muhammad itu pesuruh Allah, (2)
Mengerjakan shalat lima waktu, (3) Membayar zakat, (4) Mengerjakan Haji, (5) Berpuasa dalam
bulan Ramadhan. “ (Sepakat ahli hadis)

Sabda Rasulullah saw :

Yang artinya : Dari Abu Hurairah “ Telah berkata Rasulullah saw : Seseorang yang menyimpan
hartanya tidak dikeluarkan zakatnya, akan dibakar dalam neraka jahanam baginya dibuatkan
setrika dari api, kemudian disetrikakan ke dalam ……… dan seterusnya. : (hadis ini panjang)
(Riwayat Ahmad dan Muslim)
V. KITAB PUASA

Puasa

“Shaumu” menurut Bahasa arab adalah menahan dari segala sesuatu, seperti menahan tidur,
menahan berbicara, menahan makan, dan sebagainya.

Menurut istilah agama islam : Menahan diri dari sesuatu yang membukakan satu hari lamanya
mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ Makanlah dan minumlah kamu, hingga waktu kelihatan benang yang putih dan
benang yang hitam yaitu fajar. “ (Al-Baqarah : 187)

Sabda Rasulullah saw :

Yang artinya : Dari Ibnu Umar katanya “ Saya telah mendengar Nabi besar saw bersabda :
Apabila malam datang, siang lenyap, dan matahari telah terbenam, maka sesungguhnya telah
datang waktu berduka bagi orang yang puasa. “ (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Puasa ada empat macam

1. Puasa wajib yaitu puasa bulan Ramadhan, puasa kafarat dan puasa nadzar
2. Puasa sunat akan datang keterangannya
3. Puasa makruh akan datang keterangannya
4. Puasa haram yaitu puasa pada hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Haji, dan tiga hari sesudah
Hari Raya Haji tanggal 11-13 bulan Haji.

VI. KITAB HAJI DAN UMRAH

Haji

Haji (asal maknanya) adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud di sini (menurut syara’)
ialah : Menyengaja mengunjungi Ka’bah (Rumah Suci) untuk melakukan beberapa amal ibadat
dengan syarat-syarat yang tertentu sebagaimana yang akan diterangkan dibawah ini.

Permulaan wajib haji


Pendapat ulama menentukan permulaan wajib haji ini tidak sama, sebagian mengatakan pada tahun
keenam yang lain mengakatan pada tahun kesembilan Hijriyah.

Haji diwajibkan atas orang kuasa satu kali seumur hidupnya.

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ Allah mewajibkan haji ke Rumah Suci (Ka’bah) atas semua manusia yang kuasa
pergi ke sana.” (Al-Imran : 97)

Haji wajib dikerjakan dengan segera artinya bagi orang yang telah mencukupi syarat-syarat yang
akan datang tetapi masih dilalaikannya juga ( tidak dikerjakannya pada tahun itu ) maka ia berdosa
karena kelalaiannya itu.

Sabda Rasulullah swa :

Yang artinya : Dari Ibnu Abbas “ Telah berkata Nabi Besar saw : Hendaklah kamu bersegera
mengerjakan haji, maka sesungguhnya seseorang tidak akan menyadari suatu alangan yang
merintanginya.” (Riwayat Ahmad)

Umrah

Hukum umrah adalah fardhu‘ain atas tiap-tiap orang laki-laki atau perempuan sekali seumur hidup
seperti haji.

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ Sempurnakanlah oleh kamu haji dan umrah karena Allah. “ (Al-Baqarah : 196)

VII. KITAB MUAMALAT

Allah Subhanahu Wata’ala telah menjadikan manusia masing-masing berhajat kepada yang lain
supaya mereka bertolong-tolong,tukar-menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan
hidup masing-masing baik dengan jual-beli, sewa-menyewa, bercocok tanam, atau perusahaan
yang lain-lain baik dalam urusan diri sendiri maupun untuk kemaslahatan umum. Dengan cara
demikian kehidupan masyarakat menjadi teratur dan subur, serta pertalian yang satu dengan yang
lain menjadi teguh. Akan tetapi sifat loba dan tamak tetap ada pada manusia, suka mementingkan
diri sendiri, supaya hak masing-masing jangan sampai tersia-sia dan juga menjaga kemaslahatan
umum agar pertukaran dapat berjalan dengan lancar dan teratur, maka agama memberi peraturan
yang sebaik-baiknya karena dengan teraturnya muamalat penghidupan manusia jadi terjamin
pula sebaik-baiknya, perbantahan dan dendam-mendendam tidak akan terjadi.

Jadi yang dimaksud dengan muamalat ialah tukar-menukar barang atau sesuatu yang memberi
manfaat dengan cara yang ditentukan seperti jual-beli, sewa-menyewa, upah-mengupah, pinjam-
meminjam, urusan bercocok tanam, berserikat dan lain-lain usaha.

VIII. KITAB FARAID (PEMBAGIAN HARTA PUSAKA)

Dalam Al-Quran telah dijelaskan jenis harta yang dilarang mengambilnya dan jenis harta yang
boleh diambil dengan jalan yang baik, diantara harta yang halal (boleh) diambil ialah harta
pusaka. Dalam Al-Quran dan Hadis telah diatur cara pembagian harta pusaka dengan seadil-
adilnya agar harta itu menjadi halal dan berfaedah.

IX. KITAB NIKAH ( PERNIKAHAN )

Ta’rif perkawinan ialah akad yang menghasilkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban
serta bertolong-tolongan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang antara keduanya
bykan muhrim.

Firman Allah swt :

Yang artinya : “ Maka bolehlah kamu menikahi perempuan yang kamu pandang baik untuk
kamu, dua, tiga, atau empat, jika kiranya kamu takut tidak dapat berlaku adil diantara mereka itu
hendaklah kamu kawini seorang saja. “ (An-Nisa : 3)

Nikah adalah salah satu asas pokok hidup yang terutama dalam pergaulan atau masyarakat yang
sempurna. Bukan saja perkawinan itu satu jalan yang yang amat mulia untu mengatur kehidupan
rumah tangga dan turunan, tetapi perkawinan itu dapat dipandang sebagai satu jalan menuju
pintu perkenalan antara satu kaum dengan yang lain serta perkenalan itu akan menjadi jalan buat
menyampaikan bertolong-tolongan antara satu dengan yang lainnya.

Sebenarnya pertalian nikah adalah pertalian yang seteguh-teguhnya dalam hidup dan kehidupan
manusia, bukan saja antara suami-istri dan turunan bahkan antara dua keluarga. Betapa tidak ?
Dari sebab baiknya pergaulan antara si istri dengan suaminya, kasih-mengasihi, akan
berpindahlah kebaikan itu kepada semua keluarga dari kedua belah pihaknya sehingga mereka
menjadi satu dalam segala urusan bertolong-tolongan sesamanya dalam menjalankan kebaikan
dan menjaga segala kejahatan. Selain itu, dengan perkawinan seseorang akan terpelihara dari
kebinasaan hawa nafsunya.

X. KITAB JINAYAT

Yang dimaksud dengan jinayat meliputi beberapa hukum : membunuh orang, melukai,
memotong anggota, menghilangkan manfaat badan seperti menghilangkan salah satu pancaindra.

Membunuh orang adalah sebesar-besar dosa selain dari ingkar maka oleh karena kejinya
perbuatan itu juga untuk menjaga keselamatan dan ketentraman umum. Allah yang Maha Adil
dan Maha Mengetahui memberikan balasan yang layak (setimpal) dengan kesalahan yang besar
itu yaitu hukum berat di dunia atau dimasukkan ke dalam neraka nanti di akhirat.

Firman Allah swt :

Yang artinya “ Barang siapa membunuh orang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah
neraka jahanam kekal ia di dalamnya Allah murka kepadanya serta dikutuki-Nya dan disediakan-
Nya siksa yang berat. “ (An-Nisa : 93)

Bagi yang membunuh tergantung tiga macam hak :

a. Hak Allah
b. Hak ahli waris
c. Hak yang dibunuh

Apabila ia tobat dan menyerah-kan dirinya kepada waris (keluarga yang dibunuh) dia terlepas
dari hak Allah dan hak waris baik mereka melakukan kisas atau mereka ampuni. Ampun dengan
membayar diyat (denda) atau tidak. Sesudah itu tinggal hak yang dibunuh nanti akan diganti oleh
Allah di akhirat dengan kebaikan.

XI. KITAB HUDUD (HUKUMAN)

Hudud adalah hukuman-hukuman yang tertentu diwajibkan atas orang yang melanggar larangan-
larangan yeng tertentu, sebagai berikut :

1. Larangan 1 : Pasal zina


2. Larangan 2 : Pasal menuduh orang berzina
3. Larangan 3 : Pasal meminum minuman keras (memabukkan)
4. Larangan 4 : Pasal mencuri
5. Larangan 5 : Pasal merampok

XII. KITAB JIHAD (PEPERANGAN)

Jihad artinya peperangan terhadap kafir yang dipandang musuh untuk membela agama Allah (li
I’lai kalimatillah).

Tujuan perang yang menjadi pokok ialah untuk membela, memelihara, dan meninggikan agama
Allah. Islam mengizinkan berperang dengan menentukan sebab-sebab dan maksud yang dituju
dari peperangan itu. Yaitu untuk menolak kezaliman, menghormati tempat-tempat ibadat,
menjamin kemerdekaan bertanah air, menghilangkan fitnah, dan menjamin kebebasan setiap
orang memeluk dan menjalankan agama.

Dalam hadis dijelaskan bahwa berperang karena menginginkan harta rampasan, menampakkan
keberanian, kemegahan, marah dan dendam semua itu bukan yang dimaksud. Tetapi yang
dimaksud berperang ialah supaya agama Allah menjadi tinggi, terpelihara dari segala gangguan.

Anda mungkin juga menyukai