Anda di halaman 1dari 4

RESUME

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DALAM KONTEKS


KESEHATAN MASYARAKAT DAN PROBLEMA LANSIA
DAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kesehatan Masyarakat

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7 :

1. Anisa Nurul Fauziah (195401426075)


2. Nur Umniyati Rahim (195401426077)
3. Kiki Mutia Sari (195401426283)
4. Bunga Suci Permata Sari (195401426170)
5. Desi Miranti (195401426399)
6. Laela Mirwana (195401426363)

KELAS C4

UNIVERSITAS NASIOANAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang


Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta
pengetahuan sehingga Resume Kesehatan Reproduksi Remaja Dalam Konteks Kesehatan
Masyarakat Dan Problema Lansia Dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ini bisa selesai
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar resume ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan rekan-
rekan pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang resume Kesehatan Reproduksi
Remaja Dalam Konteks Kesehatan Masyarakat Dan Problema Lansia Dan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat yang merupakan salah satu bagian dari materi mata kuliah kesehatan
masyarakat.

Mudah-mudahan resume sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan
mudah dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bila
mana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga
berharap adanya masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi terciptanya resume
yang lebih baik lagi.

Jakarta, Desember 2019

Penyusun

2
PEMBAHASAN
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DALAM KONTEKS KESEHATAN
MASYARAKAT DAN PROBLEMA LANSIA DAN PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT

1. Perkembangan Fisik Remaja


Masa pubertas ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi
penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis
(kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas ini
merupakan peristiwa yang paling penting, berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan
bermuara dari perubahan pada sistem reproduksi. Hormon-hormon mulai diproduksi dan
mempengaruhi organreproduksi untuk memulai siklus reproduksi serta mempengaruhi
terjadinya perubahan tubuh. Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap
dari karakteristik seksual primer dan karakteristik seksual sekunder.

2. Perkembangan Psikologis Remaja


Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian yang
merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian anak
seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa, keluarga,
sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat diabaikan
dalam proses pembentukan kepribadian tersebut.

3. Perkembangan Kesehatan Reproduksi Remaja


Masa remaja juga dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tahu pada diri seseorang dalam
berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang,
organ reproduksipun mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami
kematangan. Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain
menyebabkan perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja.

4. Pengembangan Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)


Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja diatas
memerlukan suatu upaya pengembangan program pendidikan kesehatan reproduksi
remaja yang dapat mencakup penyediaan pelayanan klinis, pemberian informasi akurat,

3
mempertimbangkan kemampuan dan sisi kehidupan remaja, menjamin program yang
cocok atau relevan dengan remaja serta utamanya mendapat dukungan masyarakat.
Pendidikan KRR berbasis sekolah merupakan salah satu alternatif strategi yang tepat
karena bisa mencakup semua tantangan diatas. Pendidikan kesehatan reproduksi remaja
(KRR) yang dilakukan oleh sekolah merupakan salah satu upaya untuk membimbing
remaja mengatasi konflik seksualnya. Oleh berbagai pihak, sekolah dan guru dianggap
sebagai pihak yang layak memberikan pendidikan KRR ini. Pendidikan KRR untuk
memberikan bekal pengetahuan kepada remaja mengenai anatomi dan fisiologi
reproduksi, proses perkembangan janin, dan berbagai permasalahan reproduksi seperti
kehamilan, PMS, HIV/AIDS, KTD dan dampaknya, serta pengembangan perilaku
reproduksi sehat untuk menyiapkan diri melaksanakan fungsi reproduksi yg sehat (fisik,
mental, ekonomi, spiritual). Pendidikan KRR dapat diwujudkan dalam penyuluhan,
bimbingan dan konseling, pencegahan, penanganan masalah yang berkaitan dg KRR
termasuk upaya mencegah masalah perinatal yang dapat dialami oleh ibu dan anak yang
dapat berdampak pada anggota keluarga lainnya.

5. Peran Posyandu Lansia dalam Menyelesaikan Masalah Reproduksi Lansia


Lanjut usia (lansia) adalah orang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas yang
mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
WHO (World Health Organization) membagi masa usia lanjut sebagai berikut: Usia 45-
60 tahun disebut middle age, usia 60-75 tahun disebut elderly, usia 75-90 tahun ddisebut
old, usia diatas 90 tahun disebut very old .
Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial
dalam penyelenggaraannya
Peran Posyandu lansia dalam masalah kesehatan reproduksi kesehatan yaitu sebagai
upaya promotif, upaya preventif, upaya kuratif, dan upaya rehabilitative

Anda mungkin juga menyukai