PENDAHULUAN
bau badan, yang disebabkan perubahan kimia keringat oleh bakteri (Gros dan
Keith, 2009).
Bau keringat yang menusuk disebabkan hasil peruaian sekresi apokrin oleh
bakteri permukaan kuliat. Bau tidak enak itu dapat dikurangi atau dicegah dengan
pertumbuhan bakteri dihambat dan hasil peruraian yang telah terjadi dapat hilang.
diri yang lebih tinggi bila badannya berbau harum dan menyegarkan (Hasby,
2001).
shampoo, body lotion, body talk, serta deodorant antiperspirant (lotion, spray,
stick, talk dan lain-lain) (Anonim, 2014). Atau Bahan pembersih yang paling
umum digunakan adalah air. Pembersih dengan air atau bahan dasar air
1
melunakkan lapisan tanduk sehingga mudah dibersihkan, tidak toksik, tidak
menimbulkan efek samping, mudah didapat dan murah harganya. Tetapi dari
pembasah yang kuat karena ditolak oleh keratin dan sebum yang sedikit menyerap
air, tidak dapat membersihkan seluruh kotoran yang melekat pada kulit, tidak
kulit yang baik dn sukar mencapai lekuk dan pori kulit dan kurang efektif
1.3 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan
pengharum kulit adalah sabun. Deodorant dalam sabun mulai dipergunakan sejak
tahun 1950, namun oleh Karen efek samping penggunaannya dibatasi. Sabun
digunakan untuk membersihkan kotoran pada kulit baik berupa kotoran yang larut
dalam air maupun kotoran yang larut dalam lemak (Wasitaatmaja, 1997).
dan penguraian keringat oleh bakteri (Young, 1972). Bau badan biasanya
losio, krim, stick, spray atau aerosol (Leon dan David, 1954), dermatitis akibat
antiseptic dan zat pewangi. Iritasi ini dapat berkurang jika penggunaan dikurangi,
iritasi terjadi karena pH yang rendah, kandungan klorida yang tinggi dan adanya
pelarut alkohol dalam sediaan (Swaile, dkk., 2011) reaksi yang terjadi biasanya
dalam bentuk iritasi, bukan sensitisasi. Reaksi terjadi di ketiak dan bagian-bagian
3
Perbedaan antara anti-perspiran dan deodorant, antiperspirant
fisiologi tubuh yaitu fungsikelenjar keringat ekrin dan apokrin dengan mengurangi
keringat, tetapi mengurangi bau badan dengan mencegah penguraian keringat oleh
deodorant bukan hanya pada ketiak saja, tetapi bias juga pada seluruh bagian
secara otomatis adalah sediaan deodorant juga. Hal ini karena sediaan anti-
ANTIPERSPIRAN
produksi keringat, baik ekrin maupun apokrin (Gros dan Keith, 2009) mekanisme
4
i. Aluminium kalium sulfat (tawas/alum)
DEODORAN
keringat, menutupi bau badan dan mengurangi bau badan (Rahayu, dkk., 2009).
Deodorant dapat juga diaplikasikan pada ketiak, kaki, tangan dan seluruh tubuh
biasanya dalam bentuk spray (Egbuobi, dkk., 2013). Bahan aktif yang digunakan
digunakan.
5
c. Antienzim yang berperan dalam proses pembentukan bau,
samping.
merusak struktur kimia bau menjadi struktur yang tidak bau, misalnya
merata pada kulit, bau sedap, stick transparan atau berwarna. Pembuatannya
berbeda dengan pembuatan lipstick karena deodorant ini merupakan gel sabun.
Pembuatannya mirip denga pembuatan emulsi, yaitu satu fase minyak (fatty acid)
diadukkan dalam suatu fase larutanalkali dalm air/alkohol pada suhu sekitar 70◦c.
gel panas yang terbentuk diisikan ke dalam cetakan pada suhu sekitar 60 – 65◦c
dan dibiarkan memadat (Ditjen POM, 1985; Tranggono dan Latifah, 2007).
natrium stearat (asam sterat dan natrium hidroksida) dan sebagai pelarut
kristalisasi garam aluminium maka digunakan gliserin atau propilen glikol dan
untuk alasan yang sama maka hanya sejumlah kecil alkohol yang ditambahkan
6
lain, karena ionisasi aluminium dapat ditekan jika pH larutan meningkat (Ditjen
2.2 Formulasi
Formulasi A
10
Tawas 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 10 gram
100
0,5
Asam Laktat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,5 gram
100
7
11,19
Etanol 96% 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 11,19 gram
100
11,90
Asam Stearat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 11,90 gram
100
0,728
Natrium Hidroksida 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,728 gram
100
Parfum = 2 tetes
Formulasi B
15
Tawas 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 15 gram
100
0,75
Asam Laktat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0.75 gram
100
10,53
Etanol 96% 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 10,53 gram
100
11,21
Asam Stearat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 11,21 gram
100
0,68
Natrium Hidroksida 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,68 gram
100
Parfum = 2 tetes
Formulasi C
20
Tawas 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 20 gram
100
1
Asam Laktat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 1 gram
100
8
9,88
Etanol 96% 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 9,88 gram
100
10,51
Asam Stearat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 10,51 gram
100
0,64
Natrium Hidroksida 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,64 gram
100
Parfum = 2 tetes
Formulasi D
25
Tawas 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 25 gram
100
1,25
Asam Laktat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 1,25 gram
100
9,22
Etaol 96% 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 9,22 gram
100
9,81
Asam Stearat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 9,81 gram
100
0,6
Natrium Hidroksida 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,6 gram
100
Parfum = 2 tetes
Formulasi E
30
Tawas 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 30 gram
100
0,5
Asam Laktat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 1,5 gram
100
9
11,19
Etanol 96% 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 8,56 gram
100
11,90
Asam Stearat 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 9,11 gram
100
0,728
Natrium Hidroksida 𝑥 100 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,56 gram
100
Parfum = 2 tetes
menjadi 100 gram. Ditimbang semua bahan yang diperlukan. Tawas digerus halus
dilarutkan dalam propilen glikol dan asam laktat sambil dipanaskan di atas
dalam larutan tawas. Asam stearat dilebur di atas penangas air, kemudian
atas penangas air. Kemudian dimasukkan parfum. Lalu, dimasukkan dalam wadah
a. Penerimaan pH
10
bahwa sediaan perspiran yang dibuat memiliki pH rata-rata 3,7. pH
proses penguraian oleh air (Ditjen POM, 1985). Hal ini disebabkan
b. Pemeriksaan Homogenitas
11
sejumlah tertentu sediaan pada kaca yang transparan. Sediaan harus
POM, 1985; Butler, 2000). Hasil dapat dilihat pada tabe dibawah
ini :
c. Pemeriksaan stabilitas
12
terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu
perubahan bentuk, warna dan bau sediaan. Hasil dapat dilihat pada
table dibawah :
dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak (Ditjen POM, 1985)
13
3. Uji efek pada kain
Uji efek terhadap kain dilakukan pada akain rayon dan dilihat
diolesi sediaan dan dicuci, kain tetap kuat seperti sebelum kain
diolesi sediaan.
b. Tidak ada noda yang terlihat baik pada kain putih maupun kain
(Navarre, 1975).
aluminium adalah kerusakan pada kain dan iritasi pada kulit akibat
pad kain kasa yang digunakan relawan dan pada kain yang
14
deodorant lainnya sehari sebelum pengujian dilakukan (Ditjen
POM, 1985).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
uji iritasi kulit, uji efek pada kain, uji bau badan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Butler, H. (ed). 2000. Poucher’s Perfumes, Cosmetics and Soaps, 10th Edn.
17