Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan suatu penyakit kronis yang sering disebut silent killer
(Kearney et al, 2005). Sejak tahun 1999 hingga 2009, angka kematian akibat
hipertensi meningkat sebanyak 17,1% (Go et al, 2014) dengan angka kematian
akibat komplikasi hipertensi mencapai 9,4 juta per tahunnya (WHO, 2013).
dan kematian jika tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat (James
dkk., 2014). Sekitar 69% pasien serangan jantung, 77% pasien stroke, dan 74%
pada 45% penderita penyakit jantung dan 51% kematian pada penderita
penyakit stroke pada tahun 2008 (WHO, 2013). Selain itu, hipertensi juga
menelan biaya yang tidak sedikit dengan biaya langsung dan tidak langsung
2
yang dihabiskan pada tahun 2010 sebesar $46,4 milyar (Go et al., 2014).
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat hanya sebesar
kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi
kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia
Prevalensi Hipertensi atau tekanan darah di Indonesia cukup tinggi. Selain itu,
gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung atau stroke. Tidak jarang
pada kegiatan deteksi dini untuk menemukan penyakit. Bila ditemukan kasus,
tertier dilaksanakan melalui tindak lanjut dini dan pengelolaan hipertensi yang
tepat serta minum obat teratur agar tekanan darah dapat terkontrol dan tidak
Penanganan respon cepat juga menjadi hal yang utama agar kecacatan dan
komplikasi yang lebih lanjut serta untuk meningkatkan kualitas hidup dan
Seiring dengan peningkatan kasus hipertensi dan komplikasi yang dapat terjadi
jika hipertensi tidak ditangani dengan tepat, maka penggunaan obat yang
rasional pada pasien hipertensi merupakan salah satu elemen penting dalam
penyakit, hingga kematian. Selain itu biaya yang dikeluarkan menjadi sangat
masalah yang didapat adalah mengapa angka kesakitan hipertensi cukup tinggi
Tataan.