Makalah Ilmiah Bab 1-5
Makalah Ilmiah Bab 1-5
PENDAHULUAN
Kompor merupakan salah satu alat utama yang digunakan dalam rumah tangga.
Alat ini digunakan untuk memasak makanan maupun minuman yang dibutuhkan
makanan yang telah matang, contoh nya seperti sayur sop atau pun pindang ikan.
Untuk memasak makanan maupun minuman, suhu standar yang dibutuhkan agar
makanan maupun minuman itu matang adalah 100 oC. Karena umumnya pada titik didih
air tersebut, bakteri maupun kuman yang terdapat pada makanan maupun minuman
tersebut akan mati, contohnya ketika kita hendak memasak air yang membutuhkan
suhu sebesar 1000C. Tetapi suhu tersebut tidak berlaku pada semua jenis masakkan,
karena ketika kita hanya akan menghangatkan makanan yang sebelumnya telah dimasak
dan diletakkan di kulkas kita hanya membutuhkan suhu sekitar 700C - 900C. Karena
apabila suhu terlalu tinggi, maka makanan tersebut akan menjadi terlalu matang sehingga
tidak nikmat lagi untuk dikonsumsi, contoh dari makanan yang dihangatkan yaitu sayur
sop. Selain itu, dalam kesehariannya ibu-ibu rumah tangga sering kali meninggalkan
masakan diatas kompor untuk melakukan kegiatan lainnya sembari menunggu makanan
maupun minuman tersebut matang. Hal ini akan membuat suatu pemborosan energy
yang digunakan, dan merusak kualitas masakan sehingga menjadi terlalu matang.
Penelitian ini dilakukan untuk pengganti bahan bakar kompor minyak atau kompor
gas menjadi kompor listrik dengan memanfaatkan sinar matahari menggunakan panel
surya. Panel surya adalah alat pengkonversi panas menjadi listrik yang nantinya akan
diterapkan pada kompor listrik sebagai pengganti kompor minyak atau kompor gas,
dalam makalah ilmiah ini perlu adanya rancang bangun kompor listrik tenaga surya.
Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhang Chaorui dan Zhang
Ying Jun (2016), yang mempelajari penempatan optimal panel surya pada microgrid yang
karena penempatan panel surya yang optimal dan akurat. Masih banyak penggunaan
bahan bakar fosil yang dipergunakan secara langsung atau tidak langsung untuk
memasak, hal ini berpengaruh pada lingkungan global. Penelitian penggunaan energi
untuk memasak sebagian besar dipasok dari panel surya dalam aliansi dengan jaringan
grid nasional.
pengajuan untuk perencanaan ulang desain kompor listrik tenaga surya ini yaitu
bagaimana cara rancang bangun kompor listrik tenaga surya? Tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk membuat rancang bangun kompor listrik tenaga surya. Manfaat yang di
peroleh dari makalah ilmiah ini antara lain: (1) Untuk membuat rancang bangun kompor
listrik tenaga surya, (2) Sebagai referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
rancang bangun kompor listrik yang ramah lingkungan, dan (3) Mampu menggantikan
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang yaitu pemasalahan
yang dirumuskan dalam pengajuan untuk perencanaan ulang desain kompor listrik tenaga surya
ini yaitu bagaimana cara rancang bangun kompor listrik tenaga surya ?
Dalam penyusunan makalah ilmiah ini agar tidak terjadi penyimpangan maka penulis
1. Memasak masakan yang akan diuji coba adalah air dan beras.
1.4 Tujuan
1. Mencari alternatif energi selain energi fosil sebagai sumber energi untuk kebutuhan
rumah tangga, dalam hal ini kompor listrik berbasis tenaga surya.
3. Mensimulasikan cara kerja sistem sollar cell pada aplikasi kompor listrik
1.5 Manfaat
3. Mampu menggantikan bahan bakar gas maupun minyak dengan energi alternatif.
4. Sebagai bahan masukan bagi perkembangan aplikasi panel surya sebagai energi
TINJAUAN PUSTAKA
Kompor listrik adalah kompor yang bekerja dengan prinsip induksi sehingga kompor
tidak akan mengeluarkan panas tetapi masakan bisa cepat matang. Karena kompor listrik ini
diatur oleh sebuah chip mikro kontroler yang menggunakan energi listrik. Teknologi ini
Solar charge controller, adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik Tenaga
1. Charging mode: Mengisi baterai(kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau baterai
penuh).
kalau baterai sudah mulai 'kosong. Charging Mode Solar Charge Controller Dalam
charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage charging:
3. Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk -antara 14.4 -14.6
Volt) dan arus diambil secara maksimum dari panel surya / solar cell.Pada saat baterai
4. Fase absorption: pada fase ini, tegangan Baterai akan dijagasesuai dengan tegangan
bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam) tercapai,arus yang
5. Fase flloat: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4 -13.7 Volt).
Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimun dari panel surya /
baterai.Tegangan charging disesuaikan dengan temperatur dari baterai. Dengan sensor ini
didapatkan optimun dari charging dan juga optimun dari usia baterai.Apabila solar charge
controller tidak memiliki sensor temperature baterai,maka tegangan charging perlu diatur,
Power inverter adalah suatu alat elektronik yang bisa merubah arus/tenaga aki menjadi
arus listrik PLN, sehingga fungsi power inverter adalah sebagai listrik cadangan karena apabila
arus aki/tenaga dari aki sudah habis/kosong maka aki yang sudah kosong perlu diisi ulang
kembali dengan alat yang bernama charger aki atau bisa juga mengecas aki dengan solar panels.
Power inverter yang dilengkapi charger aki ini sudah satu paket dengan charger aki sehingga
selain bisa merubah arus aki menjadi PLN maka juga bisa untuk mengecas aki. Namun perlu
diingat power inverter yang dilengkapi charger aki ini tetap membutuhkan listrik PLN untuk
mengecas aki karena memang power inverteryang dilengkapi charger aki ini bukanlah
pembangkit listrik.Bagi orang awam biasanya output inverter dimasukkan input charger aki
dengan tujuan agar bisa mengecas tanpa listrik PLN dan tanpa panel surya, namun yang terjadi
adalah power inverter akhirnya meletus/meledak karena kesalahan berpikir orang awam
tersebut. Perlu dicatat bahwa power inverter bukanlah pembangkit listrik. fungsi power inverter
hanyalah merubah arus aki menjadi PLN dan untuk mengecas aki tetap membutuhkan charger
ini ke listrik. Meskipun temperaturnya panas, kompor listrik ini tidak akan berasa panas bila
dipegang pancinya.
Kenapa bisa cepat matang? Rahasianya terdapat pada panel yang terbuat dari bahan
Jadi meskipun dipegang dengan tangan tidak akan terasa panas. Kompor ini akan hanya
akan berefek panas pada dasar logam tempat kita memasak. Adapun kelebihan lainnya adalah:
panas berlangsung dengan efektif. Sehingga dengan daya listrik lebih kecil,
kompor listrik mampu mendidihkan air lebih cepat dari kompor gas. Tetapi, jika
memanaskan daerah sekitar alas. Sehingga akan ada beberapa jenis masakan
efektifitas panas yang dihasilkan di sini tidak selalu disertai dengan efektifitas
yang rendh dan tingkat keamanan yang tinggi. Selain itu, proses ini juga tidak
dibutuhkan.
mengeluarkan api resiko luka bakar hampir tak ada. Resiko kebakaran karena
jilatan api yang menari-nari karena angin juga bisa dikatakan mendekati nol.
Selain itu, dalam keadaan kumparan teraliri arus listrik, permukaan IH tidak
akan terasa panas jika disentuh dengan jari yang hanya akan teraliri listrik dalam
jumlah kecil (dalam kondisi tidak sedang menggunakan logam seperti cincin,
gelang, dll). Tidak adanya proses pembakaran menyebabkan tidak adanya risiko
wajan atau alat masak dalam keadaan panas tentu saja bisa menyebabkan luka
bakar.
5. Ekonomis
Kemampuan yang tak jauh berbeda dengan kompor gas, kompor induksi
ini memerlukan lebih sedikit energi untuk keperluan yang sama sehingga tagihan
listrik juga lebih murah. Tetapi, untuk panci berbahan aluminium yang
menciptakan medan magnet, yang menginduksi wajan atau panci. Akibat induksi
Hanya dgn modal kain lap bersih dan cairan pembersih saja, kompor
Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi
listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan sumber
cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic,
photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV bergantung pada
efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua
lapisan bermuatan yang berlawanan.Dalam system PLTS kita memerlukan beberapa komponen
lain :
1. Charge controller
2. Power inverter
3. ACCU / Batre
Energi / jam efektif sinar matahari = 600 Wh / 5 jam = 120 watt Dalam hal ini kami
menggunakan panel surya 120 Wp,dengan panel surya 100 W + 20 W dipasang seri. Maka
selama sehari dengan waktu efektif penyimpanan 5 jam/hari,panel listrik ini mampu mensuplay
dilakukan adalah menentukan daya maksimal yang bisa dipakai beban. Dari besarnya daya
yang dihasilkan panel surya bisa diketahui besarnya berapa daya maksimal yang dapat
digunakan beban. Panel surya yang terpasang dapat menghasilkan daya maksimal 120Watt
selama 5 jam penyinaran matahari. PLTS yang dirancang mensuplai sebesar 100% dari energi
keseluruhan. Karena rugi-rugi (losses)dianggap 15% (Bien, Kasim, & Wibowo, 2008:41 dalam
bukunya Mark Hankins, 1991: 68), sehingga besar energi beban mampu disuplai oleh PLTS
adalah sebesar:
= EP-(15% x EP)
Keterangan :
Battery yang digunakan adalah battery yang khusus untuk solar system, dari jenis Seak
Lead Acud (SLA) atau Valve Regulated Lead Acid (VRLA).Ukuran battery ditentukan
berdasarkan tegangan dalam satuan Volt (V) dan daya dalam satuan Ampere Jam (AH),
dipasaran yang umum digunakan adalah battery dengan daya 12V atau 24 Volt. Kebutuhan
battery harus juga mempertimbangkan hari otonomi, atau hari - hari dimana matahari tidak bisa
terbit karena cuaca, biasanya diperhitungkan agar system tetap aktif walaupun cuaca mendung,
sehingga PV system tidak bisa mengkonversi daya matahari adalah selama 3 hari, karenanya
kebutuhan daya perhari harus dikalikan dengan 3. Disamping itu juga harus diperhitungkan
faktor efesiensi battery dan pada saat pemakaian battery tidak boleh dipakai sampai semua daya
habis.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini dilakukan di halaman Fakultas Tekni Universitas Teuku Umar.
Adapun Waktu Perancangan selama 3 (tiga) Bulan mulai dari April 2018 sampai dengan Bulan
penyusunan makalah ilmiah ini. Dalam Pengumpulan data penulis mengunakan (tiga) metode
yaitu :
a. Studi Linteratur
Yaitu melalui buku-buku pendoman yang bersangkutan dengan penelitian dan melalui
b. Analisa Gambar
Yaitu dengan menyediakan peralatan kerja yang digunakan sesuai dengan kebutuhan
yang diperlukan.
3.3 Bahan penelitian
(Sumber : Penelitian)
(Sumber : Penelitian)
3. Kabel NYA 1 x 2.5 mm
(Sumber : Penelitian)
4. Charge controller
(Sumber : Penelitian)
5. Power inverter
Gambar 3.5 Power inverter
(Sumber : Penelitian)
6. Battrey
(Sumber : Penelitian)
7. Mur baut
(Sumber : Penelitian)
8. Saklar
(Sumber : Penelitian)
9. Aluminium plat
(Sumber : Penelitian)
(Sumber : Penelitian)
7. Multimeter
(Sumber : Penelitian)
8. Thermometer
(Sumber : Penelitian)
9. Meteran
(Sumber : Penelitian)
10. Obeng + -
Gambar 3.14 Obeng + -
(Sumber : Penelitian)
(Sumber : Penelitian)
(Sumber : Penelitian)
13. Tang potong
(Sumber : Penelitian)
15. Gunting
Gambar 3.19 Gunting
(Sumber : Penelitian)
e. Penggecekan output voltage dan ampere pada panel surya (sampai posisi aki terisi
penuh).
f. Trial / simulasi penggunaan kompor listrik secara direct by solar cell (mengecek output
kemampuan aki sebagai back up source) sampai aki dalam keadaan kosong (mengetahui
a. Menganalisis stabilitas output voltase dan arus pada panel surya sebagai sumber voltase
b. Menganalisis stabilitas voltase dan arus pada kompor listrik, serta kemampuan kompor
c. Menganalisis kemampuan ACCU / Batre sebagai penyimpan arus listrik saat panel surya
sebagai berikut:
`
Mulai
Pengumpulan Data
Perancangan Alat
Pembuatan Alat
baik
Selesai
(Sumber:Penelitian)
BAB 4
Gambar:4.1.Kompor listrik
Sumber: Penelitian
(Sumber: Penelitian)
7
4.3. Desain Penempatan Kompor Listrik Dan Panel Surya
(Sumber: Penelitian)
1. Kalau kawat konduktor dialiri arus listrik, maka di sekelilingnya akan terbentuk
2. Jika kawat konduktor itu dibentuk kumparan dan di dekatnya diletakkan materi
yang dapat menghantarkan listrik (biasanya logam), maka logam tersebut akan
menerima pengaruh garis gaya magnet lalu di dalam logam tersebut akan
3. Jadi, setiap logam biasanya memiliki hambatan listrik, dan arus yang mengalir
Dimana P adalah daya, I untuk arus, dan R untuk hambatan, daya inilah yang
keluar sebagai panas dan proses yang berlangsung dinamai pemanasan lewat
induksi.
8
4. Besaran yang paling dominan adalah arusnya (karena secara perhitungan
kuadrat)
Semakin besar dayanya akan semakin besar pula kapasitas untuk memasaknya dan
Pengukuran tegangan dan arus menggunakan alat ukur multimeter pada panel
surya 120 WP, pengukuran dengan waktu yang berbeda sehingga diperoleh hasil
Hasil pengukuran dari tabel 4.1 dapat dianalisa bahwa perolehan tegangan
berbeda setiap waktu diperoleh hasil dengan tegangan (Vtb) berbeda pada setiap
panel surya. Pada saat jam 10.00 dengan menggunakan 4 panel surya menghasilkan
19,0V; 3 panel surya menghasilkan 19,2V; 2 panel surya menghasilkan 19,8V; dan
untuk 1 panel
surya menghasilkan 19,8V. Pada saat jam 11.00 dengan menggunakan 4 panel surya
menghasilkan
9
19,5V; kemudian 1 panel surya menghasilkan 19,0V. Pada saat jam 12.00 dengan
19,5V;
19,2V. Pada saat jam 13.00 dengan menggunakan 4 panel surya menghasilkan
19,2V; 3 panel surya menghasilkan 19,0V; 2 panel surya menghasilkan 19,0V; serta
banyak jumlah panel surya maka akan menghasilkan tegangan yang lebih besar, jika
Jumlah pemanas
1 pemanas (volt)
12,0 (ampere)
5,2 (°C)
- pencairan
-
2 pemanas 19,1 5,2 - -
(menit)
Mengacu dari hasil pengujian tabel 4.2 dapat diketahui keadaan alat pada saat
10
Keadaan Vtb I Suhu Waktu
(ampere) pencairan
saat kondisi pengukuran dengan 2 panel surya. Pada keadaan 1 pemanas dapat
menghasilkan tegangan 17,0V, arus 10,4A dengan suhu mencapai 58°C dan waktu
pencairan malam atau lilin yaitu 40,0 menit. Saat keadaan 2 pemanas dapat
menghasilkan tegangan 15,0V, arus sebesar 10,4A, dengan suhu mencapai >110°C
Jumlah pemanas
1 pemanas (volt)
19,0 (ampere)
15,6 (°C)
78,9 pencairan
33,0
2 pemanas 16,3 15,6 >110 7,0
(menit)
Mengacu dari hasil pengujian tabel 4.4 dapat diketahui keadaan alat pada
menghasilkan tegangan 19,0V, arus sebesar 15,6A dengan suhu mencapai 78,9°C
dan waktu pencairan malam atau lilin 33,0 menit. Kemudian pada keadaan 2
pemanas dapat menghasilkan tegangan 16,3V, arus sebesar 15,6A, dengan suhu
mencapai >110°C serta waktu pencairan malam atau lilin 7,0 menit.
11
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran dengan 4 Panel Surya
pencairan
Mengacu dari hasil tabel 4.5. dapat diketahui keadaan alat saat kondisi
tegangan 18,2V, arus sebesar 20,8A dengan suhu mencapai 78°C dan waktu
pencairan malam atau lilin 29,0 menit. Kemudian pada keadaan 2 pemanas dapat
menghasilkan tegangan 17,0V, arus sebesar 20,8A, dengan suhu mencapai >110°C
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran dengan 4 Panel Surya Memasak Telur Ayam
Mengacu dari hasil pengujian tabel 6 dapat diketahui keadaan alat pada kondisi
pengukuran dengan 4 panel surya untuk memasak telur ayam. Saat keadaan 1
pemanas dapat menghasilkan tegangan 18,0V, arus sebesar 20,8A dengan suhu
mencapai 78°C dan waktu telur ayam matang selama 43,0 menit. Saat keadaan 2
pemanas dapat menghasilkan tegangan 17,0V, arus sebesar 20,8A, dengan suhu
mencapai >110°C dan waktu telur ayam matang selama 18,0 menit
12
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
2. Dari segi desain kompor listrik berbasis solar panel masih terdapat kekurang
4. Pengaruh cauaca
5.2 Saran
Dengan adanya penelitian atau pengembangan teknologi kompor listrik
berbasis solar panel sebagai alternatif pengganti kompor gas yang cukup sederhana
segera diatasi. Dukungan pemerintah dalam hal ini pemerintah daerah sangat
solar panel Sehingga permasalahan kompor gas yang seringkali melanda beberapa
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Islam, S. dkk. 2014. Development of Electric Stove for The Smart Use of Solar
Dhaka.
5. Zhang Chaurui dan Zhang Ying Jun. 2016. Optimal Solar Panel Placement in
14
15