Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

JENIS-JENIS MANUSIA PURBA

Guru Mata Pelajaran: Bapak Lalu Hayyul Faizi S.Pd

Mata Pelajaran: Sejarah Indonesia

Nur Intan Surya Septiana(026)

X MIIA 1

MAN 1 LOMBOK TIMUR

Tahun Pelajaran 2019/2020


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan
Inayah-Nya sehingga penyusun dapat merampungkan tugas mengenai penyusuan makalah
pada mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan judul "Jenis-Jenis Manusia Purba" sesuai
dengan arahan bapak guru.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin penyusun upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu
tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusun dalam merampungkan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada penyusun membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya dan besar keinginan penyusun dapat menginspirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah selanjutnya.

Selong, 26 November 2019

Penyusun:
Nur Intan Surya Septiana

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………….1

Daftar Isi………………………………………………………………………………2

BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………...................................3

A. Latar Belakang…………………………………………………………….3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….3
C. Tujuan………………………………………………………………………...3

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………4

A. Definisi Manusia Purba……………………………………………….4


B. Peneliti Manusia Purba………………………………………………4-5
C. Jenis-Jenis dan Ciri-Ciri Manusia Purba……………………...5-9

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………..10

A. Kesimpulan………………………………………………………………..10
B. Saran………………………………………………………………………….10
C. Penutup……………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………11

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penemuan-penemuan fosil di dunia banyak disumbang oleh Indonesia. Hal ini


dikarenakan Indonesia merupakan wilayah tropis dan mempunyai iklim yang cocok di huni
manusia kala itu. Penemuan-penemuan fosil sangat berguna bagi perkembangan ilmu sejarah
sekarang ini. Baik dalam hal menjelaskan kehidupan manusia kala itu, hewan yang pernah
hidup, dan bagaimana evolusi manusia hingga menjadi sekarang ini. Indonesia banyak
menyumbang fosil manusia-manusia purba. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dijelaskan perkembangan manusia purba dari mulai bagaimana menemukannya, cirri-ciri
dari manusia purba, dan tempat ditemukanya. Sampai evolusi manusia mulai dari pertama
kali muncul hingga menjadi manusia sekarang ini.
Dilihat dari hasil penemuan di Indonesia, maka dapat dipastikan Indonesia mempunyai
banyak sejarah peradaban manusia mulai saat manusia hidup. Dengan begitu ilmu sejarah
akan terus berkembang sejalan dengan fosil-fosil yang ditemukan. Makalah ini dibuat untuk
mengetahui lebih jelas dan terperinci mengenai fosil-fosil manusia purba yang ditemuakan
di Indonesia. Penemuan-penemuan terbaru juga termasuk di dalamnya. Hal ini bermanfaat
untuk mengetahui perkembangan fosil terbaru yang ditemukan seperti Homo Moernman.
Dijelaskan pula tempat penemuan dan bentuk penemuannya agar isi makalah ini dapat
dipercaya kebenaranya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manusia purba?
2. Seperti apa perkembangan dari manusia purba?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manusia purba
2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan manusia purba dari masa ke masa

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi Manusia Purba


Manusia purba juga disebut sebagai prehistoric people, yaitu jenis manusia
yang hidup jauh sebelum tulisan ditemukan. Jadi, manusia tersebut belumlah
mengenal tulisan. Selain itu, manusia purba juga bias diartikan sebagai manusia
yang hidup pada zaman pra-aksara. Telah diyakini bahwa manusia purba sudah
mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu. Manusia purba memiliki volume otak
yang lebih kecil daripada manusia modern zaman sekarang ini, dimana hal itu
tentunya memengaruhi kecerdasannya.
B. Peneliti Manusia Purba
Indonesia termasuk salah satu Negara terpenting dalam penemuan fosil
manusia purba. Banyak fosil dan artefak yang telah ditemukan di Negara ini. dengan
begitu, ada banyak ahli purbakala yang datang ke Indonesia untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai kehidupan manusia purba. Para ahli purbakala ini,
yaitu:
1. EUGENE DUBOIS
Eugene Dubois adalah seorang dokter yang berkebangsaan Belanda. Dia
adalah orang yang pertama kali datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian
tentang manusia purba. Dia dilahirkan di Ejsten, Belanda pada tahun 1858. Pada
tahun 1890, Eugene Dubois berhasil menemukan fosil tengkorak di dekat desa
Trinil, Jawa Timur. Fosil itu diberi nama Pithecanthropus erectus yang memiliki
arti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil ini diduga memiliki usia lebih
kurang 1 juta tahun. penemuannya ini, ternyata mampu menggemparkan dunia,
ilmu pengetahuan di bidang paleontologi dan biologi karena mengundang
perdebatan apakah makhluk manusia kera ini mata rantai yang hilang dalam
teori evolusi Darwin.
2. VON KOENIGSWALD
Von Koenigswald merupakan tokoh paleontologi yang berkebangsaan
Jerman. Ia lahir di Berlin pada tanggal 13 Nobember 1902. Sejak berusia 15
tahun, ia telah menunjukkan ketertarikannya pada benda-benda purbakala. Hal
ini tampak pada koleksinya yaitu fosil-fosil hewan bertulang belakang, salah
satunya fosil gerahan Rhinoceros (badak). Kemudian ia belajar tentang geologi
dan paleontogi di Berlin. Pada tahun 1936- 1941 Von Koenigswald menemukan
fosil rahang bawah yang berukuran sangat besar. fosil ini diduga sama dengan
Homo Mojokertensis. Para ahli memberi nama fosil ini Meganthropus
palaeojavanicus yang artinya manusia raksasa dari Jawa.
4
3. TER HAAR DAN OPPERNOORTH
Ter Haar dan Oppernoorth mengadakan penelitian di daerah Ngandong
(Kabupaten Blora). Mereka berhasil menemukan empat belas fosil manusia
purba. Fosil-fosil itu lebih dikenal dengan Homo Soloensis karena fosil tersebut
ditemukan di sepanjang sungai Bengawan Solo.
4. TJOKROHANDOYO DAN DULFIES
Usaha penggalian yang dilakukan oleh Tjokrohandoyo dibawah pimpinan
Dulfies telah menemukan dua fosil. Fosil-fosil yang ditemukan di desa Perning
dekat Mojokerto dan Sangiran dekat Surakarta itu menjadi sangat penting
karena diperkirakan berasal dari lapisan tanah yang sangat tua (lebih kurang
dua juta tahun yang lalu). Fosil yang ditemukan itu diberi nama Homo
Mojokertensis.
5. DR. TAUKU JACOB
Setelah Indonesia merdeka, penelitian tentang manusia purba dilanjutkan oleh
para ahli dari Indonesia. Penelitian itu dilanjutkan oleh Prof. Dr. Teuku Jacob di
desa Sangiran dan meluas di sepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Penelitian
ini berhasil menemukan 13 fosil dan fosil terakhir ditemukan tahun 1973 di desa
sambung macam dan Seragen.
C. Jenis-Jenis dan Ciri-Ciri Manusia Purba
Setelah melakukan banyak penelitian terkait manusia purba yang berada di
Indonesia, para ahli mengelompokkan manusia purba di Indonesia menjadi tiga
jenis berdasarkan hasil penemuan fosil manusia purba. Adapun tiga jenis manusia
purba yang berada di Indonesia antara lain adalah :
1. Meganthropus ( Manusia Besar).
2. Pithecanthropus (Manusia Kera yang Berjalan Tegak).
3. Homo

Secara keseluruhan, ada sepuluh jenis manusia purba yang berada di Indonesia, yaitu:

1. Meganthropus Paleojavanicus
2. Pithecanthropus Erectus
3. Pithecanthropus Soloensis
4. Pithecanthropus Mojokertensis
5. Homo Soloensis
6. Homo Erectus
7. Homo Floresiensis
8. Homo Habilis
9. Homo Wajakensis
10. Homo Sapiens
5
Berikut inilah penjelasan jenis-jenis manusia purba yang fosilnya yang sudah ditemukan di
Indonesia.

1. Meganthropus Paleojavanicus
Kata Meganthropus berasal dari dua kata yakni megas yang artinya besar
dan anthropus yang artinya manusia. Sedangkan, kata Paleojavanicus berasal
dari kata paleo yang artinya tua dan javanicus yang artinya Jawa. Jadi,
Meganthropus Paleojavanicus berarti manusia raksasa tertua dari Jawa dan
diperkirakan sebagai manusia purba tertua di Indonesia dan juga disebut
sebagai salah satu fosil manusia purba yang paling primitif.
Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Van Koenigswald, seorang peneliti
Belanda pada tahun 1936 M di daerah Sangiran, Jawa Tengah dan diperkirakan berusia 1-2
juta tahun saat masa penelitian. Penemuan fosil meganthropus tidaklah ditemukan lengkap
melainkan hanya berupa beberapa bagian tengkorak, rahang bawah, serta beberapa gigi
yang telah lepas. Jenis fosil ini diperkirakan hidup dengan cara mengumpulkan bahan
makanan terutama tumbuh-tumbuhan.
Ciri – ciri Meganthropus Paleojavanicus :
1. Makanannya berupa jenis tumbuh – tumbuhan.
2. Tidak memiliki dagu sehingga lebih mirip kera.
3. Memiliki tonjolan yang tajam di belakang kepala.
4. Memiliki tulang pipi yang tebal dengan tonjolan kening yang mencolok.
5. Memiliki otot kunyah, gigi, dan rahang yang besar dan kuat.
6. Memiliki postur tubuh yang tegap.

2. Pithecanthrophus

Pithecantrophus merupakan jenis fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di
Indonesia. Di Indonesia, ada tiga jenis Pithecanthrophus yang sudah ditemukan antara lain
Pithecanthrophus Erectus, Pithecanthrophus Mojokertensis, dan Pithecanthropus Soloensis.
Berikut rincian dari ketiga jenis fosil Pithecantrophus.
A. Pithecanthrophus Erectus
Penemu fosil Pithecanthrophus Erectus adalah seorang dokter Belanda bernama
Eugene Dubois. Awalnya ia mengadakan penelitian di Sumatera Barat tetapi tidak
menemukan apa-apa, lalu pindah ke pulau Jawa. Ia pun berhasil menemukan fosil
Pithecanthrophus Erectus di desa Trinil, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada tahun 1891.
Pithecantrophus Erectus sendiri berarti manusia kera yang berjalan tegak. Fosil yang
ditemukan adalah berupa tulang rahang atas, tulang kaki, dan tengkorak. Fosil
Pithecanthrophus Erectus sendiri ditemukan pada masa kala Pleistosen tengah.
Berdasarkan hasil penelitian, Pithecanthrophus Erectus hidup dengan berburu
kemudian mengumpulkan makanan serta hidup secara nomaden yang artinya selalu
berpindah – pindah tempat untuk mencari sumber bahan makanan dari satu tempat ke
tempat lain atau untuk melakukan pemburuan hewan – hewan. Adapun ciri – ciri dari
Pithecanthropus Erectus adalah :
1. Volume otaknya diantara 750 – 1350 cc.
2. Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
3. Postur tubuh yang tegap tetapi tidak setegap meganthropus.
4. Memiliki gigi geraham yang besar dengan rahang yang sangat kuat.
5. Memiliki hidung yang tebal.
6. Memiliki tonjolan kening yang tebal dan melintang di dahi dari sisi ke sisi.
7. Wajah menonjol ke depan serta dahinya miring ke belakang.
8. Pada bagian belakang kepala terlihat menonjol yang mirip dengan wanita berkonde.
9. Memiliki alat pengunyah dan alat tengkuk yang sangat kuat.
B. Pithecanthrophus Mojokertensis
Pithecanthrophus Mojokertensis disebut juga sebagai Pithecantrophus Robustus.
Von Koenigswald berhasil menemukan fosil yang hanya berupa tulang tengkorak anak –
anak yang dinamakan Pithecanthrophus Mojokertensis di Jetis dekat Mojokerto, Jawa
Timur. Selanjutnya, pada tahun 1936, Weidenrich menemukan fosil tengkorak anak
yang dinamakan Pithecantropus Robustus di Lembah Sungai Brantas, Desa Jetis,
Mojokerto.
C. Pithecanthrophus Soloensis
Sedangkan, Pithecanthrophus Soloensis ditemukan di Ngandong, Lembah Bengawan
Solo oleh Von Koenigswald, Ter Harr dan Oppernoorth. Lebih jelasnya, fosil ini
ditemukan di dua tempat yang berbeda oleh Von Koenigswald dan Oppernoorth di
daerah Ngandong dan Sangiran sekitar tahun 1931 – 1933. Adapun fosil yang ditemukan
adalah berupa tengkorang dan juga tulang kering.

Fosil Pithecanthrophus yang ditemukan di Indonesia memiliki umur yang bervariasi


yakni diantara 30.000 sampai 1 juta tahun yang lalu, hal itu didasarkan pada hasil
pengukuran umur lapisan tanah. Di dalam kehidupan sehari – hari, Pithecanthrophus
menggunakan peralatan yang terbuat dari batu atau kayu yang didapatkannya.
Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan tanda – tanda bahwa makanan yang
dimakan oleh Pithecanthrophus tersebut sudah diolah ataupun dimasak terlebih dahulu
sebelum dimakan meskipun pada saat itu mereka sudah menggunakan peralatan dari
kayu dan batu serta memakan apa saja yang terdapat di alam baik berupa tumbuh –
tumbuhan dan hewan.
Adapun contoh peralatan yang terbuat dari batu yang pernah digunakan oleh
Pithecanthrophus antara lain adalah kapak genggam, kapak penetak, pahat, genggam,
kapak perimbas, dan alat – alat serpih. Dimana peralatan tersebut banyak ditemukan di
sekitaran daerah Pacitan, Jawa Timur.
Adapun ciri-ciri dari Pithecantrophus secara umum antara lain :
 Memiliki volume otak yang berkisar antara 750 – 1350 cc.
 Memiliki tinggi badan sekitar 165 – 180 cm.
 Badannya tegap tetapi tidak setegap Meganthrophus.
 Memiliki tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
 Memiliki hidung yang lebar dan tidak berdagu.
 Memiliki rahang yang kuat dan gigi geraham yang besar.
 Makanannya berupa daging hewan buruan dan tumbuh – tumbuhan.
3.Homo
Jenis fosil Homo merupakan jenis fosil manusia purba yang termuda dari fosil manusia
purba lainnya. Fosil ini diperkirakan berasal dari 15.000 – 40.000 SM. Jenis Homo
diperkirakan bukan manusia kera lagi ( Pithecanthrophus ) melainkan sudah tergolong jenis
manusia (Homo), hal itu dapat dilihat pada volume otaknya yang menyerupai manusia
modern. Di Indonesia, sudah ditemukan tiga jenis manusia purba Homo yakni Homo
Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo Floresiensis. Berikut rincian dari ketiga jenis Homo
tersebut.
A. Homo Soloensis
Jenis fosil ini ditemukan di daerah Ngandong, Lembah Bengawan Solo tepatnya
disekitar sungai Bengawan Solo oleh Von Koeningswald dan Weidenrich antara tahun
1931 – 1934. Fosil yang berhasil ditemukan hanyalah berupa tulang tengkorak. Homo
Soloensis diperkirakan sudah hidup diantara rentang tahun 900.000 sampai 300.000
tahun yang lalu.
Kehidupannya pun sudah lebih maju dengan adanya berbagai peralatan untuk
bertahan hidup. Sebagian ahli menggolongkan Homo Soloensis dengan Homo
Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis sendiri merupakan jenis manusia purba
Homo Sapiens dari Asia, Eropa dan Afrika yang berasal dari lapisan Pleistosen
atas. Selain itu, menurut Von Koegniswald, Homo Soloensis memiliki tingkatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan Pithecanthrophus Erectus.
Adapun ciri – ciri dari Homo Soloensis antara lain :
 Volume otak antara 1000-1300 cc.
 Memiliki tinggi badan 130 – 210 cm.
 Wajahnya tidak menonjol ke depan.
 Berjalan tegap dengan dua kaki (bipedal) sehingga cara berjalannya lebih sempurna.
 Otot tengkuknya mengalami penyusutan.

Ditemukan pula hasil dari kebudayaan manusia purba Homo Soloensis yaitu kapak
genggam atau kapak perimbas, alat – alat serpih, peralatan yang terbuat dari tulang,
dan peralatan zaman dahulu lainnya.

B. Homo Wajakensis
Jenis fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur
pada tahun 1889. Fosil yang berhasil ditemukan hanya berupa tulang tengkorak, rahang
bawah dan beberapa ruas tulang leher. Diperkirakan bahwa Homo Wajakensis
merupakan nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia.
Adapun ciri – ciri dari Homo Wajakensis antara lain :
 Memiliki hidung yang lebar dan bagian mulut yang menonjol.
 Memiliki wajah lebar dan datar.
 Tulang tengkorak membulat.
 Memiliki tonjolan yang sedikit mencolok di dahi.
C. Homo Floresiensis
Jenis fosil ini ditemukan oleh tim arkeologi gabungan dari Puslitbang Arkeologi
Nasional, Indonesia dan University Of New England, Australia pada tahun 2003 saat
melakukan penggalian di Liang Bua, Flores. Ketika penggalian sudah mencapai
kedalaman lima meter, ditemukan kerangka mirip manusia yang belum menjadi fosil
dengan ukuran yang sangat kerdil. Diperkiran hidup diantara 94.000 – 13.000 tahun SM.
Adapun ciri – ciri dari Homo Floresiensi antara lain :
 Memiliki badan yang tegap.
 Berjalan dengan dua kaki (bipedal).
 Tinggi badannya kurang dari satu meter
 Volume otaknya sekitar 417 cc.
 Tidak mempunyai dagu.

Perkembangan dari Homo Soloensis dan Homo Wajakensis lebih lanjut disebut
Homo Sapiens. Homo Sapiens perkembangannya lebih sempurna daripada homo
lainnya. Hal itu dapat dilihat dari cara berpikirnya meskipun masih sangat sederhana
tetapi setidaknya lebih maju daripada homo lainnya. Oleh karena itulah, disebut sebagai
Homo Sapiens yang berarti manusia yang cerdas dan diperkirakan hidup 40.000 tahun
yang lalu setelah masa – masa penelitian.

Homo Sapiens memiliki postur tubuh yang sama dengan manusia zaman sekarang
tetapi masih hidup secara nomaden yang artinya berpindah dari tempat yang satu ke
tempat yang lain. Jenis homo ini diperkirakan merupakan nenek moyang dari bangsa
Indonesia.
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia termasuk salah satu Negara terpenting dalam penemuan fosil
manusia purba. Banyak fosil dan artefak yang telah ditemukan di Negara ini.
Manusia yang hidup pada zaman praaksara disebut manusia purba. Manusia purba
adalah manusia penghuni bumi pada zaman praaksara yaitu zaman ketika manusia belum
mengenal tulisan. Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak yang
diteliti oleh para ahli. Para ahli yang meneliti jenis-jenis manusia purba diantaranya yaitu
Eugene Dubois, Von Koenigswald, Ter Haar dan Oppernoorth, Tjokrohandoyo
dibawah pimpinan Dulfies, serta Prof. Dr. Teuku Jacob. Telah diyakini bahwa
manusia purba sudah mendiami bumi sekitar 4 juta tahun yang lalu. Manusia purba
memiliki volume otak yang lebih kecil daripada manusia modern zaman sekarang
ini, dimana hal itu tentunya memengaruhi kecerdasannya.
Para ahli mengelompokkan manusia purba di Indonesia menjadi tiga jenis
berdasarkan hasil penemuan fosil manusia purba. Adapun tiga jenis manusia purba
yang berada di Indonesia antara lain adalah : Meganthropus ( Manusia Besar),
Pithecanthropus (Manusia Kera yang Berjalan Tegak), dan Homo. Secara keseluruhan, ada
sepuluh jenis manusia purba yang berada di Indonesia, yaitu: Meganthropus Paleojavanicus,
Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Soloensis, Pithecanthropus Mojokertensis, Homo
Soloensis, Homo Erectus, Homo Floresiensis, Homo Habilis, Homo Wajakensis, dan Homo
Sapiens.
B. Saran
Bagi penyusun makalah selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki segala
kesalahan dari makalah ini apabila ingin menjadikan makalah ini sebagai acuan.
Untuk para pembaca, sebaiknya membaca makalah ini dengan seksama supaya dapat
mengambil pengetahuan dari makalah ini.
C. Penutup
Sekian makalah yang dapat penulis susun, semoga kita semua dapat mengambil
pelajaran dan pengetahuan dari isi makalah ini, sekian Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
DAFTAR PUSTAKA
https://thegorbalsla.com/jenis-jenis-manusia-purba/

https://moondoggiesmusic.com/jenis-jenis-manusia-purba/

https://bangkusekolah.com/2016/02/02/pengertian-manusia-purba/

https://sejarahlengkap.com/pra-sejarah/jenis-jenis-manusia-purba-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai