Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODE SEISMIK

REFRAKSI

OLEH :

Cut Danisha Luthfanindia


1704107010031

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaiakan makalah dengan judul METODE
SEISMIK REFRAKSI. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam mata kuliah
Metode Seismik.
Atas bimbingan bapak dan saran dari teman-teman maka disusunlah Makalah ini. Semoga
dengan tersusunnya Makalah ini diharapkan dapat berguna dalam memenuhi salah satu syarat
tugas saya di perkuliahan. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses
perkuliahan.
Dalam menyusun Makalah ini, kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka
saya mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun makalah ini
saya telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah dan kami berharap semoga makalah ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Amin.

Banda aceh, 11 Desember 2019


Penyusun

Cut Danisha Luthfanindia

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang .................................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II ...................................................................................... Error! Bookmark not defined.
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Seismik Refraksi ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Metode Seismik Refraksi .................................. Error! Bookmark not defined.
2.3 Akuisisi Pada Metode Seismik.......................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ..................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ..................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Metode seismik merupakan salah satu metode dari ilmu geofisika aktif yang berarti
adanya pembuatan energy yang dilepaskan secara sengaja untuk dilakukan penelitian hal ini
dapat dilakukan dengan memanfaatkan penjalaran gelombang berdasarkan sifat elastisitas
mediumnya. Metode seismik ini terdiri dari seismik refraksi (bias) dan seismik refleksi
(pantul). Biasanya dengan menggunakan metode seismik refraksi (bias) digunakan untuk
penentuan struktur geologi yang dangkal sedangkan untuk seismik refleksi untuk penentuan
struktur lapisan bumi yang dalam. Hal ini akan sangat membantu memahami keadaan bawah
permukaan bumi yang sangat unik dan penuh varisasi.
Berdasarkan lapisan batuan bawah permukaan bumi memiliki sifat fisis yang variatif dan
penuh dengan anomaly. Salah satu sifat fisis yang terdapat di bawah permukaan bumi adalah
tingkat kekerasan batuan dan juga kerapatan dari batuan itu sendiri. Dimana tingkat
kekerasan batuan yang merupakan istilah geologi yang digunakan untuk menandakan
kekompakan (cohesiveness) sangat berkaitan erat dengan tingkat kerapatannya dari suatu
batuan.
Metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui elastisitas batuan adalah metode
seismik refraksi. Metode ini memanfaatkan perambatan gelombang seismik yang merambat
kedalam bumi. Gelombang seismik tersebut berasal dari sumber seismik yang ada di
permukaan dan gelombang tersebut akan diterima oleh receiver yang ada dipermukaan juga.
Prinsip Metode Seismik dipermukaan ditimbulkan oleh sumber menghasilkan gelombang
mekanis. Sumber tersebut dapat berupa ledakan(eksplosien), vibroseis, airgun, watergun,
hammer, weigh drop, tergantung jenis metode seismik yang dipergunakan.
Seismik Refleksi dipergunakan untuk mendeteksi Hidrokarbon. Sedang Seismik Refraksi
dipergunakan untuk mendeteksi batuan atau lapisan yang letaknya cukup dangkal dan untuk
mengetahui lapisan tanah penutup (overburden). Mekanisme pengambilan data lapangan
yang dipergunakan dalam Seismik Refraksi adalah mengetahui jarak dan waktu yang

1
terekam oleh alat Seismograf untuk mengetahui kedalaman dan jenis lapisan tanah yang
diteliti. Dari getaran atau gelombang yang diinjeksikan dari permukaan tanah akan merambat
kebawah lapisan tanah secara radial yang di mana pada saat bertemu lapisan dengan sifat
elastik batuan di bawah permukaan yang berbeda. Maka gelombang yang datang akan
mengalami pemantulan dan pembiasan. Gelombang yang melewati bidang batas dengan sifat
lapisan yang berbeda akan terpantul dan terbiaskan kepermukaan kemudian di tangkap oleh
alat reciver yaitu Geophone yang diletakkan di permukaan.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari Praktikum Geofisika Metode Seismik agar mampu
memahami konsep dasar yang sistematis dan mengerti ciri dan kriteria dari penjalaran
gelombang seismik di dalam berbagai medium penjalaran. Selain itu praktikan dharapkan
mampu mengolah data seismik

2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Seismik Refraksi


Metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu seismik refraksi (seismik
bias) dan seismik refleksi (seismik pantul). Dalam penulisan ini metode yang dibahas hanya
sebatas metode seismik refraksi. Dalam metode seismik refraksi, yang diukur adalah waktu
tempuh dari gelombang dari sumber menuju geophone. Dari bentuk kurva waktu tempuh
terhadap jarak, dapat ditafsirkan kondisi batuan di daerah penelitian. Keterbatasan metode ini
adalah tidak dapat dipergunakan pada daerah dengan kondisi geologi yang terlalu kompleks.
Metode ini telah dipergunakan untuk mendeteksi perlapisan dangkal dan hasilnya cukup
memuaskan. Menurut Sismanto (1999), asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk penelitian
perlapisan dangkal adalah:
1. Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan setiap lapisan menjalarkan gelombang seismik
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
2. Semakin bertambah kedalamannya, batuan lapisan akan semakin kompak.
3. Panjang gelombang seismik lebih kecil daripada ketebalan lapisan bumi.
4. Perambatan gelombang seismik dapat dipandang sebagai sinar, sehingga mematuhi
hukum – hukum dasar lintasan sinar.
5. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik merambat dengan kecepatan pada
lapisan dibawahnya.
6. Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Masalah utama dalam pekerjaan geofisika adalah membuat atau melakukan interpretasi
hasil dari survei menjadi data bawah permukaan yang akurat. Data-data waktu dan jarak dari
kurva travel time diterjemahkan menjadi suatu penampang geofisika, dan akhirnya dijadikan
enjadi penampang geologi. Secara umum metode interpretasi seismik refraksi dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu intercept time, delay time method dan wave
front method (Taib, 1984). Metode interpretasi yang paling mendasar dalam analisis data
seismik refraksi adalah intercept time (Tjetjep, 1995). Metode seismik merupakan salah satu
metode yang sangat penting dan banyak dipakai di dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan

3
metode seismik mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam memodelkan struktur
geologi di bawah permukaan bumi. Dalam menentukan struktur geologi, metode seismik
dikategorikan ke dalam dua bagian yang besar yaitu seismik bias dangkal (head wave or
refrected seismic) dan seismik refleksi (reflected seismic). Seismik refraksi efektif digunakan
untuk penentuan struktur geologi yang dangkal sedang seismik refleksi untuk struktur geologi
yang dalam. (Nurdiyanto dkk, 2011)

Dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai berikut. Suatu sumber gelombang
dibangkitkan di permukaan bumi. Karena material bumi bersifat elastik maka gelombang seismik
yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan,
gelombang ini sebagian dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan
bumi. Dipermukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh serangkaian detektor (geophone)
yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line), kemudian
dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram. Dengan mengetahui waktu tempuh gelombang dan
jarak antar geophone dan sumber ledakan, struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi
dapat diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya. (Susilawati, 2004)

2.2 Metode Seismik Refraksi

Metode seismik refraksi merupakan teknik umum yang digunakan dalam survai geofisika
untuk menentukan kedalaman batuan dasar, litologi batuan dasar (bed rock), sesar, dan
kekerasan batuan. Pada prinsipnya, metode seismik refraksi memanfaatkan perambatan
gelombang seismik yang merambat kedalam bumi. Pada dasarnya dalam metoda ini diberikan
suatu gangguan berupa gelombang seismik pada suatu sistem kemudian gejala fisisnya diamati
dengan menangkap gelombang tersebut melalui geophone. Waktu tempuh gelombang antara
sumber getaran dan penerima akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman
lapisan.

Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan
berdasarkan penghitungan waktu tempuh gelombang antara sumber getaran (shot) dan penerima
(geophone). Waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik untuk merambat pada lapisan
batuan bergantung pada besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya tersebut.

4
Data yang diperoleh berupa travel time dari gelombang pada tiap-tiap geophone.Untuk
mendapatkan kualitas rekaman seismik refraksi yang tinggi dan mengandung bentuk first break
yang tajam, dilakukan teknik stacking,gain dan filtering.

Pada survai seismik refraksi hukum dasar yang digunakan yaitu dasar pemantulan dan
pembiasan diantaranya: hukum Snellius, azas Fermat, dan hukum Huygens. Menurut hukum
Snellius menjelaskan hubungan antara sinus sudut datang dan sudut bias terhadap kecepatan
gelombang dalam medium. Azas Fermat yang menyatakan dalam penjalaran gelombang dari satu
titik ke titik selanjutnya yang melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu lintasan
dengan waktu tempuh yang paling sedikit. Sedangkan untuk hukum Huygens menyatakan bahwa
suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber
gelombang baru dan akan begitu seterusnya. (Telford, 1976)

Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang untuk
menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik menuju penerima pada berbagai jarak tertentu.
Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak) diabaikan, karena
gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya
kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama
kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan
dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam
perhitungan metode ini. Parameter jarak dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan
cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut
dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal sebagai
parameter elastisitas.

5
Gambar.II.1.1 Metode Seismik Refraksi

Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada permukaan bumi
hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini
hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus
dengan garis normal (r = 90° sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa
kecepatan lapisan dibawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan diatas interface.

Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan kecepatan V1 menuju
bidang batas (A), kemudian gelombang dibiaskan dengan sudut datang kritis sepanjang interface
dengan kecepatan V2. Dengan menggunakan prinsip Huygens pada interface, gelombang ini
kembali ke permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang ada di permukaan.

Tahapan akhir dalam metode seismik refraksi adalah membuat atau melakukan
interpretasi hasil dari survei menjadi data bawah permukaan yang akurat. Data-data waktu dan
jarak dari kurva travel time diterjemahkan menjadi suatu penampang seismik, dan akhirnya
dijadikan menjadi penampang geologi. Survey geofisika dengan metode seismik refraksi adalah
bertujuan untuk mendeteksi struktur geologi di bawah permukaan dangkal, misalnya patahan.
Untuk menentukan kedalaman di bawah sumber pada medium dua lapis atau lebih yang
horizontal maupun miring serta menentukan jenis batuan berdasarkan kecepatan gelombang yang
merambat dalam batuan tersebut.

6
2.3 Akuisisi pada Metode Seismik Refraksi

Tujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk memperoleh pengukuran travel time
dari sumber energi ke penerima. Keberhasilan akusisi data bisa bergantung pada jenis sumber
energi yang dipilih. Sumber energi seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif dan
vibrator. Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi secara
sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi impulsif
untuk akuisisi data seismik yang digunakan untuk akusisi data seismik di laut adalah air gun.
Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik. Panjang sinyal
input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang sinusoidal. Seismik refleksi
resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan frekuensi 125 Hz atau lebih.

Perekaman data seismik melibatkan detektor dan amplifier yang sangat sensistif
serta magnetic tape recorder. Alat untuk menerima gelombang-gelombang refleksi untuk survei
seismik di laut adalah hidropon. Hidropon merespon perubahan tekanan. Hidropon terdiri atas
kristal piezoelektrik yang terdeformasi oleh perubahan tekanan air. Hal ini akan menghasilkan
beda potensial output. Elemen piezoelektrik ditempatkan dalam suatu kabel streamer yang terisi
oleh kerosin untuk mengapungkan dan insulasi.

Hampir semua data seismik direkam secara digital. Karena output dari hidropon sangat
lemah dan output amplitude decay dalam waktu yang sangat singkat, maka sinyal ini harus
diperkuat. Amplifier bisa juga dilengkapi dengan filter untuk meredam frekuensi yang tidak di
inginkan.

7
Gambar.II.1.2 Pengunaan Geophone

Dalam survei seismik refraksi dilakukan desain survei konfigurasi peralatan yang disusun
seperti pada Gambar 2. Geophone dan sumber gelombang ditempatkan pada suatu garis lurus
(line seismik). Near offset, far offset, dan jarak antar geophone ditentukan berdasarkan kondisi
lapangan tempat melakukan survei. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan sumber
getar yang dalam penelitian ini menggunakan weightdrop seberat 50 kg untuk jarak 10 meter dari
geophone yang pertama. Sistem perekaman dilakukan oleh 12 geophone dalam satu garis lurus
dengan sumber getar. Pasangan geophone ditempatkan dengan masing-masing spasi geophone
yang telah ditentukan yaitu 2 meter.

Pengukuran dilakukan dengan memberikan impuls vertikal pada permukaan tanah dan
merekam sinyal yang terjadi, sensor diletakkan sepanjang garis lurus dari sumber impuls. Sensor
yang digunakan adalah seismometer darat yaitu geophone. Akuisisi dalam pengambilan data
seismik menggunakan cara end-on (Common Shot). Dari akusisi data ini akan didapatkan data
mentah seismik, berupa trace-trace seismik dari geophone yang merekam waktu tempuh
gelombang seismik.

Peralatan yang digunakan dalam survei seismik refraksi antara lain geophone,
seismograph, baterai, kabel, radio dan portabel drill. Sumber energi yang biasa digunakan dalam
survei ini antara lain Buffalo gun(energi lebih banyak), Sledge hammer (mudah digunakan dan
murah), bahan peledak (lebih banyak energi yang dihasilkan), drop weight (membutuhkan
daerah yang datar), serta air gun yang biasanya digunakan untuk survei di danau atau
laut. Dinamit yang digunakan bermerk Power Gel ini terbungkus dalam tabung plastik dan dapat

8
disambung-sambung sesuai dengan berat yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam tabung ini
dinamit diisi dengan detenator atau ‘cap’ sebagai sumber ledakan pertama, serta dipasang pula
anchor agar dinamit tertancap kuat di dalam tanah.
Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah pemboran selesai, dengan
tujuan untuk menghindari efek pendangkalan dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian dinamit
dilakukan oleh regu loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang telah mempunyai
pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan bahan peledak dan telah memiliki lisensi
tertulis dari migas.

Dalam membuat desain survei seismik terdapat beberapa parameter lapangan yang harus
diperhatikan. Trace adalah point untuk data seismic yang terekam oleh satu perekam (geophone),
sedangkan trace interval sendiri adalah jarak antar trace. Station unit adalah alat yang di
gunakan sebagai pengubah sinyal yang di terima yaitu sinyal analog ke dalam sinyal digital. Far
Offset adalah jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh terjauh. Near Offset adalah jarak
antara sumber seismik dengan trace terdekat. Jumlah shot point adalah banyaknya SP yang
digunakan dalam satu lintasan. Jumlah Trace banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP.
Record length dalah lamanya merekam gelombang seismic. Fold coverage adalah Jumlah atau
seringnya suatu titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam akuisisi yaitu:

1. Mencari informasi literatur mengenai daerah tersebut, diantaranya apakah sudah pernah
dilakukan penelitian dengan metode geofisika tertentu. Agar diperoleh point survey.
2. Mencari informasi mengenai kondisi/struktur geologi area, misalnya peta geologi.
3. Tentukan tujuan/main goal dari akuisisi
4. Dibuat design survey dengan menyesuaikan kondisi lapangan design survey dibuat
serapat/seideal mungkin agar didapat data yang diinginkan.
5. Ditentukan konfigurasi yang akan diterapkan di lapangan, serta Source yang akan
digunakan
6. Chek list kelengkapan sebagai berikut :

 Kalibrasi alat

9
 Akomodasi transportasi
 Job description masing-masing peserta survei
 Form data akuisisi

Dalam survey seismik refraksi pada umumnya dilakukan prosedur sebagai Berikut:

1. Menyusun konfigurasi peralatan (sesuai kondisi lapangan), pada umumnya geophone dan
sumber gelombang dipasang dalam satu garis lurus (line seismic). Jarak pisah antara
geophone adalah jarak horizontal dan ditentukan oleh kondisi lapangan.
2. Penempatan sumber gelombang dilakukan untuk mendapatkan sumber imformasi struktur
bawah permukaan bumi secara detail. Sumber gelombang yang berada di tengah spread
(satu rangkaian geophone) diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling atas, dan sumber
gelombang yang berada di luar spread diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling bawah
yang dapat dicapai (lapisan bed rock).
3. Data yang diperoleh dari survey seismik refraksi adalah waktu tempuh jalar gelombang
dari sumber ke tiap geophone yang disebut travel time.
4. Untuk survei yang efisien, minimal harus ada 2 offset shots, 2 end shots, dan 2 center
shot. (Jenny, 2013)

Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengukuran di lapangan adalah nois yang sifatnya
mengganggu. Ada beberapa hal penyebab noise antara lain adalah angin, pohon, aliran sungai
(parit), benda-benda lain yang bergerak dekat dengan geophone (orang berjalan, sepeda motor,
dan sebagainya). Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, noise ini harus ditekan sekecil
mungkin

Untuk menghindari nois, signal yang masuk dapat ditumpuk (di-stack) beberapa kali,
sehingga data yang diperoleh lebih baik dan jelas. Dilakukan demikian karena dengan stacking,
sinyal dijumlahkan sedang noise ditiadakan (nois bersifat random dan acak). Sebelum
melakukan pengukuran ditentukan terlebih dahulu garis lintasan pengukuran, lintasan
pengukuran diusahakan datar dan mewakili daerah seismik penelitian atau dengan kata lain
penempatan lintasan penelitian didasarkan pada pertimbangan teknis dan kaitannya dengan usaha
untuk mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan yang memadai.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Metode seismik merupakan salah satu metode dari ilmu geofisika aktif yang berarti
adanya pembuatan energy yang dilepaskan secara sengaja untuk dilakukan penelitian hal ini
dapat dilakukan dengan memanfaatkan penjalaran gelombang berdasarkan sifat elastisitas
mediumnya. Metode seismik ini terdiri dari seismik refraksi (bias) dan seismik refleksi (pantul).
Biasanya dengan menggunakan metode seismik refraksi (bias) digunakan untuk penentuan
struktur geologi yang dangkal sedangkan untuk seismik refleksi untuk penentuan struktur
lapisan bumi yang dalam. Seismik Refleksi dipergunakan untuk mendeteksi Hidrokarbon.
Sedang Seismik Refraksi dipergunakan untuk mendeteksi batuan atau lapisan yang letaknya
cukup dangkal dan untuk mengetahui lapisan tanah penutup (overburden). Mekanisme
pengambilan data lapangan yang dipergunakan dalam Seismik Refraksi adalah mengetahui jarak
dan waktu yang terekam oleh alat Seismograf untuk mengetahui kedalaman dan jenis lapisan
tanah yang diteliti. Peralatan yang digunakan dalam survei seismik refraksi antara lain geophone,
seismograph, baterai, kabel, radio dan portabel drill.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nurdiyanto, Boko dkk. 2011. Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode
Seismik Refraksi. Jurnal Meteorologi dan geofisika.

Sismanto.1996. Aplikasi Seismik Eksplorasi “ Akuisisi, Processing dan Interpretasi”.


Yogyakarta : Laboratorium Geofisika FMIPA UGM

Susilawati. 2004. Seismik Refraksi ( Dasar Teori dan Akuisisi Data ). Sumatera : USU digital
Library.

Taib, M.I.T. 1985. Engineering Seismology. Bandung : Institut Teknologi Bandung Press (tidak
dipublukasikan).

Telford, W.M., Geldart, L. P., dan Sheriff, R. E.1990.Applied Geophysics, 2nded. New York :
Cambridge University Press.

Tjetjep. 1995. Model Simulasi Struktur Multi Lapisan dari Data Seismik Refraksi dengan
Menggunakan Metode Time Plus Minus. Bandung, Skripsi S-1 Geofisika Institut
Teknologi Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai