TUGAS AKHIR
Oleh :
Anak Agung Gde Surya Astika
NIM. 1605511093
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
kegiatan yang berulang (repetitive), sehingga memungkinkan dianalisis dari segi
waktu perancangan dengan menggunakan Repetitive Schedule Method (RSM).
Optimasi penjadwalan yang dimaksud adalah capaian waktu kerja yang mendekati
waktu kontrak dengan kebutuhan kelompok kerja yang paling sedikit.
3
5. Tinjauan unit yang dikerjakan untuk analisis sebanyak 100 unit rumah
lantai 2 Cluster Evara
6. Aplikasi terhadapa program computer Microsoft Project 2016 diperlukan
untuk tampilan keterkaitan masing-masing kegiatan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berkaitan
dan berlangsung dalam kurun waktu tertentu dengan alokasi sumber daya yang
terbatas untuk mencapai hasil yang direncanakan. Pada proses penyelesaian suatu
proyek harus berpegang pada tiga kendala (triple constrain), yaitu : tepat biaya,
tepat waktu, dan tepat mutu.(Ervianto, 2005) Merencanakan suatu proyek adalah
suatu masalah yang harus ditangani dengan baik. Suatu perencanaan yang baik dan
mendetail akan mempermudah proses pengendalian nantinya. Perencanaan dan
pengendalian pada proyek konstruksi akan selalu terkait dengan waktu/jadwal yang
harus dipenuhi, besarnya biaya yang dialokasikan, dan mutu disyaratkan, dimana
titik keseimbangan antara aspek tersebut adalah merupakan tujuan utama yang akan
dicapai(Soeharto, 1999).
5
3. Konsistensi dalam memonitor perkembangan proyek.
4. Kemampuan dalam melakukan langkah perbaikan.
Selain faktor tersebut diatas, juga terdapat hal-hal yang harus diperhatikan,
diantaranya:
1. Lokasi proyek
2. Situasi dan kondisi proyek
3. Jumlah dan jenis sumber daya
4. Jenis dan volume pekerjaan
5. Keahlian tenaga kerja
6. Iklim dan kondisi cuaca di lokasi proyek
7. Metode pelaksanaan konstruksi yang digunakan
Merencanakan suatu proyek menjadi masalah yang harus ditangani dengan
baik, dimana sering kali ditemui adanya kegiatan yang tidak dapat dimulai jika
kegiatan yang lain belum selesai dikerjakan. Perencanaan waktu pada proyek
konstruksi merupakan penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang ada pada proyek
tersebut. Penjadwalan waktu kegiatan proyek berisi:
1. Jenis-jenis pekerjaan
2. Urutan-urutan pekerjaan
3. Waktu suatu pekerjaan
Penelitian dan pengalaman di industri konstruksi memperlihatkan bahwa
sebagian besar pekerjaan konstruksi direncanakan dengan menggunakan teknik
yang berdasarkan salah satu dari dua model berikut ini:
6
Model kedua mengasumsikan bahwa proyek konstruksi
merupakan sekumpulan kegiatan berulang, dimana setiap kegiatan
memiliki produktivitas sendiri.
Optimasi
Optimasi berasal dari kata optimal yang berarti terbaik(KBBI, 2014). Dalam
penelitian ini, optimasi adalah suatu proses penguraian durasi proyek untuk
mendapatkan durasi yang paling baik (optimal) dengan menggunakan berbagai
alternatif yang ditinjau dari segi waktu dan pengalokasian kelompok kerja.
7
dengan baik pada proyek non-repetitive telah dikenal dengan beberapa metode
perencanaan waktu, tetapi yang paling banyak dikenal diantaranya ada dua macam:
Bagan balok tersusun pada koordinat X dan Y. Pada sumbu tegak Y, dicatat
pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu proyek,
dan digambar sebagai balok. Sedangkan pada sumbu horizontal X, tertulis satuan
waktu, misalnya hari, minggu, atau bulan. Disini waktu mulai dan waktu akhir
masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balok-balok yang
bersangkutan. Pada waktu membuat bagan balok telah diperhatikan urutan
kegiatan, meskipun belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu dengan
yang lain.
1. Jenis kegiatan
2. Durasi (Waktu)
8
Durasi atau rencana waktu kegiatan, diletakkan sejajar sumbu
horizontal dan digambarkan dengan garis tabel.
9
Jaringan kerja dipandang sebagai penyempurnaan metode bagan balok, karena
metode jaringan kerja memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
10
2.4.3 Metode Diagram Perseden
Metode Diagram Preseden / Precedence Diagram Method (PDM)
merupakan penyempurnaan dari CPM, karena pada prinsipnya CPM hanya
menggunakan satu jenis hubungan aktivitas yaitu hubungan akhir awal dan sebuah
kegiatan dapat dimulai apabila kegiatan yang mendahuluinya selesai. Metode
preseden diagram adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON (Activity
off Node).
Kegiatan dan peristiwa pada metode preseden diagram ditulis dalam node
yang berbentuk kotak segiempat. Kotak-kotak tersebut menandai suatu kegiatan,
dimana harus dicantumkan identitas kegiatan dan kurun waktunya. Sedangkan
peristiwa merupakan ujung-ujung kegiatan. Setiap node memiliki dua peristiwa
yaitu awal dan akhir.
Nomor Urut
ID Durasi
11
T Mulai : ES/LS Durasi
gl.
Progress penyelesaian %
Keterangan :
ES : waktu mulai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time). Bila
waktu kegiatan dinyatakan atau berlangsung dalam hari, maka waktu
ini adalah hari paling awal kegiatan dimulai.
LS : waktu paling akhir kegiatan boleh mulai (Latest Allowable Start Time),
yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat
proyek secara keseluruhan.
12
1. Konstrain Pada Metode Diagram Preseden
Kegiatan Kegiatan
(i) (j)
FS (i-j) = a
13
terdahulu, karena per definisi b adalah sebagian dari kurun waktu kegiatan
yang terdahulu, jadi disini terjadi kegiatan tumpang tindih. Notasi waktu b
disebut lead time. Contohnya kegiatan pembersihan lapangan dilakukan
bersamaan dengan kegiatan pembuatan Direksi Keet. Penggambaran
konstrain Start to Start ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Kegiatan
(i)
Kegiatan
SS (i-j) - b (j)
Kegiatan FF (i-j) = c
(i)
Kegiatan
(j)
14
Gambar 2.5 Konstrain Finish to Finish
Sumber: Soeharto (1999)
Kegiatan
(i)
SF (i-j) = d
Kegiatan
(j)
15
repetitive antara lain proyek konstruksi bangunan yang bertingkat tinggi,
pembangunan jalan raya, pembangunan perumahan, pembangunan jembatan
dengan bentang yang panjang.
Dimana :
Da = durasi kegiatan A
16
Db = durasi kegiatan B
Untuk proyek yang bersifat repetitive, metode ini sangat tepat digunakan.
1. Interupsi
Dimana:
--- = Interupsi
2. Restraint
17
diperlukan waktu transfer sumber daya dari kegiatan sebelumnya.
Penggambaran Restraint ini dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Dimana :
= Restraint
3. Buffer
Buffer adalah jarak yang diperlukan antara dua kegiatan. Jarak dapat
berupa lokasi (buffer lokasi) maupun waktu (buffer waktu). Buffer waktu
mempunyai dua konsep yaitu : buffer waktu minimum dan buffer waktu
maksimum. Penggambaran Buffer ini dapat dilihat pada Gambar 2.10.
18
Dimana :
= buffer waktu
= buffer lokasi
4. Interval
1. Tingkat Produktivitas
5. Waktu Tenggang
6. Rangkaian Pengontrol
7. Titik Kontrol
19
2.7.2 Tingkat Produktivitas
Pada pelaksanaan proyek yang bersifat repetitive, terkadang ditemui
sejumlah sumber daya yang diharuskan bekerja bersama-sama, contohnya antara
peralatan dan operator. Repetitive Scheduling Method mengasumsikan bahwa
sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap unit berulang adalah sama(Harris et al,
1998). Sebagai salah satu contoh, sebuah aktivitas pada setiap unit yang
membutuhkan sejumlah tukang kayu akan membutuhkan jumlah tukang kayu yang
sama pula untuk aktivitas yang sama pada unit berikutnya.
Q Ai
........................................................................................... RprA =
TAt
(2.1)
Dimana:
20
Persamaan ini sering dipergunakan untuk memperkirakan durasi aktivitas
(TAi) sedangkan volume pekerjaan (QAi) diperoleh dari rencana dan spesifikasi
serta standar yang telah ditetapkan. Sedangkan tingkat produksi sumber daya (rprA)
diperoleh dari database perusahaan atau dari panduan pelaksanaan konstruksi yang
sering digunakan pada industri konstruksi.
I
........................................................................................... uprAi =
T Ai
(2.2)
Dimana :
rprA
........................................................................................... uprAi =
Q At
(2.3)
21
2.7.5 Parameter Sistem Sumbu
Diagram RSM digambarkan dengan sumbu mendatar (sb.X) yang
menyatakan waktu dan sumbu tegak (sb.Y) yang menyatakan unit. Satuan waktu
yang bisa digunakan jam, hari, minggu, atau bulan tergantung lama waktu proyek
dan ketelitian pemantauan yang diinginkan. Unit dinyatakan dengan beberapa cara
tergantung pada jenis proyek. Perencanaan dipilih berdasarkan kenyamanan dan
kemudahan memperoleh informasi.
22
2.7.7 Waktu Tenggang
RSM ditentukan besarnya waktu tenggang atau float. Ada dua macam float,
yaitu free float dan total float. Free float adalah tenggang yang masih
memungkinkan penundaan dan pelaksanaan suatu kegiatan tanpa mempengaruhi
saat mulai kegiatan yang mengikutinya pada satu lokasi yang sama.
23
dipahami. Dan terakhir Bar Chart yang sudah terbentuk digambarkan pada diagram
RSM.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas akan diambil sebuah contoh
yang terdiri dari dua buah kegiatan yang berbeda pada satu unit yang berulang,
seperti terlihat pada gambar 2.11. Gambar 2.11 (a) menggambarkan sepasang
kegiatan, Al dan Bl dimana hubungan antara kegiatan bersifat finish-to-start (FTS).
Durasinya dilambangkan dengan T, penempatan resource/sumber daya dengan R,
hari mulai awal BSD (Earliest Start Duration) dan mulai akhir EFD (Earliest
Finish Duration) ditunjukkan dalam legenda. Nilai R ditunjukkan dengan simbol
alpabhet untuk mengidentifikasikan sumber daya tertentu yang dipakai oleh sebuah
aktivitas.
( 2.11 a )
( 2.11 b )
( 2.11 c )
24
Gambar 2.11 Contoh Penggambaran Diagram RSM
Sumber : Harris et al (1998)
Kemudian aktivitas ini digambarkan dalam bentuk bar chat seperti Gambar
2.11 (b). dan kemudian digambarkan lagi pada sebuah diagram RSM seperti
Gambar 2.11 (c). Pada contoh ini, hanya terdapat satu kegiatan berulang. Titik nol
pada sumbu-Y memilki tanda S sebagai awal unit, dan akhir dari unit diberi tanda
huruf F.
Garis miring dari awal kegiatan Al sampai akhir kegiatan Al pada unit 1
menggambarkan rata-rata produktivitas kegiatan pada Al. Demikian juga pada
kegiatan Bl, garis miring dimulai dari akhir hari ke-13 sampai akhir unit yaitu pada
hari ke-15, menggambarkan rata-rata produktivitas kegiatan Bl. Hubungan antara
FTS antar kegiatan Al dan Bl digambarkan dengan menggunakan garis panah
putus-putus. Catalan bahwa ukuran produksi untuk aktivitas Al adalah 1/3 unit per
hari dan untuk aktivitas Bl adalah ½ unit per hari. Ukuran ini akan dikenal sebagai
kemiringan matematis pada masing-masing garis produksi.
25
awal kegiatan B2 harus ditunda selama 1 hari. Garis produksi B yang baru
digambarkan dengan menggunakan garis putus-putus yang dimulai pada akhir ke-
15 yang berlanjut melewati unit 2 dan menyambung dengan garis tebal pada unit 3
yang berakhir pada hari ke-21.
(2.12a)
( 2.12 b )
26
( 2.12 c )
27
6. Custom, memuat laporan-laporan yang ingin ditambahkan serta
ditentukan oleh pembuat laporan.
28
BAB III
METODE
3.1 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian akan diuraikan secara ringkas pada Gambar 3.1:
Mulai
Permasalahan
Objek Studi
Studi Pustaka
Selesai
29
3.2 Obyek Studi
Sebagai objek studi dalam penulisan tugas akhir ini dipilih pembangunan
100 unit rumah lantai 2 Cluster Evara pada proyek Vasaka Residance yang terletak
di jalan WR. Supratman, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Pemilihan tipe
tersebut sebagai objek studi didasarkan karena memungkinkan untuk analisa variasi
penjadwalan dengan metode RSM yang beragam.
30
2. Time Schedule
Dari data ini dapat diketahui urutan pelaksanaan pekerjaan, durasi
tiap aktivitas, waktu mulai dan waktu selesai dan ketergantungan masing-
masing pekerjaan dari proyek tersebut. Data ini dapat dilihat pada
lampiran
3. Gambar Kerja
Dari data ini dapat diketahui site plan rumah sehinga mengetahui
lokasi, dan jumlah rumah identik yang memungkinkan untuk dilakukan
penjadwalan berulang. Data ini dapat dilihat pada lampiran
31
DAFTAR PUSTAKA
Arianto, A. 2010. Eksplorasi Metode Bar Chart, CPM, PDM, PERT, Line Of
Balance Dan Time Chainage Diagram Dalam Penjadwalan Proyek Konstruksi.
Universitas Diponegoro, .
Dep Pu. 2005. Sistem Manajemen Waktu. In Sistem Manajemen Waktu Proyek
Kode : INA.56303.13.09.12.07.
KBBI. 2014. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online - Definisi Kata.
Potensi, .
Santoso, B. 1996. Manajemen Proyek Edisi Pertama. PT. Guna Widya, Yakarta.
32