Sejarah Sosial Media OP PDF
Sejarah Sosial Media OP PDF
Judul Asli:
A Social History of the Media
Copyright © 2000 Asa Briggs dan Peter Burke
Allright reserved
Diterbitkan pertama kali di New York, tahun 2000
Oleh Polity Press, Cambridge- UK,
bekeijasama dengan Blackwell Publishing Ltd.
Alamat penerbit:
Daftar Ilustrasi m
Kata Pengantar
Jakob Oetama x
Prakata xiii
1. Pendahuluan 1
2. Revolusi Percetakan dalam Konteks 18
3. Media Massa dan Ruang Publik pada di Masa Awal Eropa
Modem 90
4. Dari Tenaga Uap ke Listrik 129
5. Proses dan Pola 148
6. Informasi, Pendidikan, Hiburan 230
7. Konvergensi 326
8. Kesimpulan: Menuju Ruang Maya? 390
Kronologi 407
Bacaan Lebih Lanjut 421
Indeks 446
Tentang Penulis 458
v
Ilustrasi Gambar
vi
Gambar 12 Richard Overton, Canterbury, His Change of Diet,
halaman judul, 1641 (Bodleian Libraiy) 109
Gambar 13 Political Plate, 1789 (Nevers, Musee Municipal) 122
Gambar 14 Raja Uap dan Raja Batubara memandang dengan
gelisah bayi listrik. Sebuah kartun 1881 yang
membandingkan dua teknologi, lama dan baru, dalam
simbiosis yang saling meniadakan. Padahal mereka
dalam perjalanan waktu akan hidup bersama. Listrik
dan elektronika menemukan era kejayaannya di abad
ke-20. (Maiy Evans Picture Libraiy) 139
Gambar 15 Pemasangan Kabel Trans-Atlantik, 1865. Kapal The
Great Eastern (22.500 ton) adalah satu-satunya kapal
yang mampu melakukannya. Tugas ini baru selesai pada
Juli 1866. (Maiy Evans Picture Libraiy) 158
Gambar 16 Thomas Alva Edison sedang bekeija di ruang studi yang
merangkap laboratoriumnya itu. "Penemu dari segala
penemu" adalah julukan baginya, sebab penemuannya
yang inovatif jauh lebih banyak daripada siapapun juga
sebelum dan sesudah dia. Ia mengamankan hak
patennya dalam phonograf tahun 1878, dua bulan
setelah penerapan: The Patent Office had seen
nothong like it before. (Hulton Getty) 173
Gambar 17 'Weaver of Speech'. Sebuah iklan telpon untuk the
Bell Telephon Company, yang menggambarkan sebuah
metafor antara 'mitisisme masa lalu dan masa depan
yang teknologis dan komersial.'Ada suatu Wagnerian
twist dan penanda awal untuk the World Wide Web
(Arsip AT&T, dicetak berdasarkan izin AT&T) 178
Gambar 18 Guglielmo Marconi ketika muda. Ia datang ke London
dari Italia dalam bulan Februari 1896 dengan
seperangkat alat-alat tanpa kabel. Ia mendirikan
perusahaannya Wireless Telegraph and Signal
Company di tahun 1897. (Hulton Getty) 190
Gambar 19 Film The Jazz Singer. Orang banyak berkumpul untuk
melihat Al Johnson dalam film suara pertama kali di
dunia, produksi Warner Brothers tahun 1927. (©
Bettmann/Corbis) 211
vii
Gambar 12 Alfred Harmsword, Viscount Northcliffe pertama,
rajanya pers Inggris, terlihat di sini di tahun 1911 berfoto
bersama keluarga Astor, di antara mobil-mobil
kesayangannya. (Hulton Getty) 224
Gambar 21 Di Stadion, Adolf Hitler didampingi Menteri
Propagandanya, Josef Goebbels, menggunakan
mikrofon sebagai megafon. Di depan publik yang
banyak itu, ia menjejalkan pandangan-pandangannya.
(AKG London) 268
Gambar 22 F.D. Roosevelt menggunakan radio untuk bercakap-
cakap dengan warganya di dekat perapian. Ia coba
menanamkan apa yang dia anggap sebagai komunikasi
demokratis. (O Hulton Archive) 269
Gambar 23 John Reith, arsitek BBC, ditampilkan dalam banyak
gambar kartun, salah satunya 'Punch' dimana ia
digambarkan sebagai Prospero. (Majalah intern BBC
diberi nama Ariel: 'pulau kecil yang penuh dengan
musik, berita dan tegur sapa yang manis yang memberi
kesegaran'. Gambar kartun ini menunjukkan dia
berada di luar gedung BBC yang baru. (Reproduksi
dengan izin dari Punch Ltd) 273
Gambar 24 Radio tansistor mengubah kehidupan di pantai dan di
padang pasir yang sebelumnya tidak ada apa-apa.
Radio dapat dibawa ke mana saja dan harganya
murah, sebuah asset kunci dalam sejarah media (seperti
handphone dewasa ini). Transistor sendiri punya sejarah
lebih besar, dan merupakan penemuan kunci dalam
pengembangan komputer. (Advertising Archieves) 280
Gambar 25 Pendaratan Manusia di Bulan, 1969. Amerika Serikat
memaklumkan kepada dunia keberhasilan misi Apollo
mereka yang menempatkan Neil Armstrong sebagai
manusia pertama yang mendarat di bulan. Sedang Yuri
Gagarin dari Uni Sovyet, adalah manusia pertama yang
mengelilingi orbit bumi (NASA)
Gambar 26 Pers mempertahankan kedigdayaan pengaruhnya:
polisi dan para fotografer dalam demonstrasi May Day,
London 2001 (Geoff Caddick/ National Pictures) 324
viii
Gambar 12 Mesin Pemecah-sandi elektronik The Colossus di
Bletchley Park, Buckinghamshire, berjasa dalam
membantu Inggris dan Sekutu memenangkan Perang
Dunia II. (Bletchley Park Trust/Science and Society
Picture Libraiy) 344
Gambar 28 Pendidikan menemukan sekutunya dalam teknologi
komunikasi: murid-murid dari Wembley School
mendengarkan siaran radio, tahun 1933. (© BBC
Worldwide) 387
Gambar 29 Walter Peny, Vice-Chancellor pertama dari the Open
University, pada pembukaan dari studio produksi BBC
yang pertama di Alexandra Palace, 1970. (© BBC
Worldwide) 388
Gambar 30 Dua pendiri Yahoo.com, mensin search Internet. Jeny
Young dan David Filo adalah tipikal muda perintis
Internet. Tanpa daya kekuatan untuk search, Internet
tidak bisa berkutik. Di tahun 2001, Yahoo's search
engine diproduksi oleh perusahaan lain, Inktami, dan
Yahoo berkonsentrasi melayani pelanggannya sebagai
"infomediator". (Frank Spooner Pictures) 401
ix
KATA PENGANTAR
Jakob Oetama
x
Kata Pengantar
xi
Pengantar Penerjemah
xii
Prakata
juan buku ini—dalam sebuah tema yang luas dan selalu berkembang
— adalah untuk memperlihatkan relevansi masa lalu terhadap masa
lepan dengan jalan membawa sejarah ke dalam studi media massa
dan membawa media massa ke dalam sejarah. Pilihan media kami sendiri
menggambarkan suatu rasa optimisme yang hati-hati terhadap masa depan
buku ini, yang kami percaya akan terus ada di samping bentuk-bentuk komu-
nikasi yang lebih baru sebagaimana yang dilakukan manuskrip di masa perce-
takan, dalam sebuah pembagian tugas yang baru antara media massa itu.
Sepanjang ada hubungannya dengan pembagian tugas kami sendiri,
maka Peter Burke terutama bertanggung-jawab atas Bab 1 - 3 , Asa Briggs
atas Bab 4 - 8 , namun kedua penulis itu menyatukan tenaga dalam merevisi
teks itu, dengan bertemu secara teratur di tempat yang berbeda-beda, mulai
dari Stasiun Simpang Cross King sampai ke Claridge's, juga selalu berhubungan
dengan perantaraan tilpon. Para sejarawan abad ke-21 mungkin ingin mencatat
bahwa sebagian dari teksi itu dilakukan dengan tulisan tangan dan sebagiannya
lagi ditulis dengan komputer pribadi oleh dua orang ilmuwan yang ketidak-
senangannya untuk menyetir mobil dan menggunakan e-mail sama sekali bu-
kannya tidak sejalan dengan perhatian terhadap pembahan teknologi dan sosial
di masa sekarang ini dan di masa depan, sebagaimana juga di masa lalu.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Amleto Lorenzini yang
pertama kali telah membebani kami bersama-sama dalam sebuah proyek
tentang sejarah komunikasi, dan John Thompson karena telah membebani
kami dengan buku yang sekarang ini. Lagi pula, Asa Briggs berterima kasih
kepada Pat Spencer karena bantuan kesekretarisannya, dan Peter Burke
berterima kasih kepada Joad Raymond karena ulasan-ulasannya tentang draft
Bab 3.
XIII
B aru pada tahun 1920-an — menurut the Oxford English Dictionary
— orang mulai bicara tentang 'media massa', dan satu generasi
kemudian, pada tahun 1950-an, orang mulai bicara tentang 'revolusi
komunikasi', namun perhatian terhadap sarana-sarana komunikasi jauh lebih
tua daripada itu. Retorika, yaitu studi tentang seni berkomunikasi secara lisan
dan tulisan, sudah mendapat tempat yang sangat terhormat di masa Yunani dan
Romawi kuno. Retorika juga dipelajari di Abad Pertengahan, dan dengan
semangat yang lebih besar lagi di zaman Renaissance.
Retorika masih tetap dianggap penting sekali di abad ke-18 dan abad
ke-19 ketika muncul gagasan-gagasan kunci yang lain. Konsep 'pendapat umum'
muncul pada akhir abad ke-18, sedangkan kepedulian terhadap 'massa' mulai
kelihatan sejak permulaan abad ke-19 dan selanjutnya, pada saat surat-kabar,
seperti dikemukakan Benedict Anderson dalam bukunya Imagined
Communities (1983), membantu membentuk kesadaran nasional dengan jalan
menjadikan orang sadar akan rekan-rekan mereka sesama pembaca (lihat hlm.
37).
Dalam paruh pertama abad ke-20, terutama sekali ketika munculnya dua
perang dunia, perhatian para ilmuwan pindah ke soal studi tentang propaganda.
Baru-baru ini, beberapa ahli teori yang ambisius, mulai dari pakar antropologi
Prancis Claude Levi-Strauss sampai pakar sosiologi Jerman Niklas Luhmann,
telah memperluas konsep 'komunikasi' itu lebih jauh lagi. Levi Strauss menulis
tentang pertukaran barang-barang dan wanita, Luhmann tentang kekuasaan,
1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2
Pendahuluan
3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
sebagai 'liturgi setan', sedangkan bab pertama dari buku Dennis dan Merrill,
Four Arguments for the Elimination of Television, adalah berjudul 'Perut
Binatang Buas' (The Belly of the Beast). Peranan pers dan wartawan yang
hidup daripadanya, selalu menjadi masalah yang kontroversial. Tidak dapat
diandalkannya 'surat-kabar harian' (gazetteers) sudah merupakan realitas yang
sering terjadi di abad ke-17. Tuduhan 'membongkar kejahatan' (muck-raking)
juga merupakan suatu hal yang telah lama ada (lihat hlm. 256).
Terlepas dari segala kesinambungan itu, maka buku ini memusatkan
perhatian pada perubahan-perubahan dalam media. Dalam segala perubahan
ini, akan diupayakan untuk menghindari dua bahaya, yaitu bahaya menekankan
bahwa segala sesuatu telah menjadi lebih buruk atau menganggap bahwa telah
terjadi perbaikan yang terus-menerus. Implikasi bahwa trend-trend telah
bergerak menuju satu arah saja harus ditolak, meskipun para penulis yang
mempercayainya seringkah fasih sekali dan menonjol sekali dalam bidang mereka.
Demikianlah, sejarawan Itali Carlo Cipolla, dalam studinya tentang Literacy
and Development in the West (1969), menekankan sumbangan melek-huruf
terhadap industrialisasi dan lebih umum lagi terhadap 'kemajuan' dan 'peradaban',
dengan mengatakan bahwa 'melek-huruf yang makin luas berkembang berarti
... suatu pendekatan yang lebih rasional dan lebih reseptif terhadap kehidupan'.
Dalam hubungan ini, karya Cipolla merupakan wakil dari keyakinan pertengahan
abad ke-20 terhadap 'modernisasi', suatu keyakinan yang melatar-belakangi
kampanye pemberantasan buta-huruf yang digalang oleh UNESCO dan oleh
negara-negara Dunia Ketiga seperti Cuba.
Masalah-masalah yang dikemukakan oleh jenis pendekatan semacam ini
menuntut diskusi (lihat hlm. 314). Demikian pula pernyataan-pernyataan tentang
Internet dan potensinya sebagai agen 'demokratisasi'. Tak mungkin pada tahap
ini dalam sejarahnya untuk menyimpulkan bahwa melalui perluasan jalan dan
transformasinya 'dari bawah' dalam jangka panjang ia akan menunaikan peran
itu. Beberapa kritikus justru merasa takut bahwa Internet akan menggerogoti
segala bentuk 'kekuasaan', memberi dampak yang negatif terhadap perilaku,
serta membahayakan keamanan pribadi dan kolektif. Memang benar sekali,
sejumlah spesialis dalam studi media telah memusatkan perhatian pada apa yang
mereka namakan 'perdebatan media'. Perdebatan ini meliputi baik masalah-
masalah yang hangat dan proses-proses berjangka panjang.
Suatu sejarah yang relatif pendek seperti ini harus sangat selektif dan harus
mengutamakan tema-tema tertentu, seperti: kawasan publik, pasokan (supply)
dan penyebaran informasi serta timbulnya hiburan yang dimediasikan (mediated
5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
6
Pendahuluan
terlepas dari kepentingan yang sering dikaitkan dengan Johann Gutenburg (kira-
kira tahun 1400-1468), yang dipilih oleh para pembaca salah satu surat-kabar
Inggris sebagai 'man of the millenium' (Sunday Times, 28 November 1999),
tidak ada pemisahan yang jelas atau titik nol di mana kisah itu mulai, dan terkadang
merupakan suatu keharusan untuk merujuk kembali secara ringkas ke dunia
zaman kuno dan dunia Abad Pertengahan. Di masa-masa itu, komunikasi tidaklah
langsung, tetapi telah mencapai segala sudut dunia yang dikenal.
Harold Innis, orang Kanada pada abad ke-20, adalah salah satu dari
beberapa ilmuwan yang mencatat pentingnya media di zaman kuno. Terlatih
sebagai seorang pakar ekonomi, ia mendapatkan reputasinya karena apa yang
dinamakan 'teori bahan pokok' (staple theory) dari pembangunan Kanada,
dengan mencatat dominasi yang berturut-turut dari perdagangan bulu binatang,
ikan dan kertas, serta dampak lingkaran-lingkaran ini terhadap masyarakat
Kanada. 'Masing-masing bahan pokok itu selanjutnya meninggalkan bekasnya,
dan perpindahan kepada bahan pokok yang baru sudah pasti menimbulkan krisis.'
Studi tentang kertas telah membawanya kepada sejarah jurnalisme, dan studi
tentang Kanada, di mana komunikasi teramat penting bagi perkembangan
ekonomi dan politik, baik di masa kolonial maupun pasca-kolonial, telah
menariknya kepada perbandingan sejarah berbagai imperium dan media
komunikasinya, mulai dari Assyria dan Mesir kuno sampai ke saat sekarang.
Dalam bukunya, Empire and Communications (1950), Innis misalnya
memperlihatkan bahwa Imperium Assyria itu merupakan perintis dalam
membangun jalan-jalan tol dan bahwa sebuah pesan dapat dikirim dari titik
manapun juga ke pusat dan diterima balasannya dalam waktu seminggu saja.
Sebagai seorang sejarawan ekonomi, pada saat Innis menulis tentang
'media', maka yang dimaksudkannya adalah bahan-bahan yang digunakan untuk
komunikasi, dengan membandingkannya zat-zat yang secara relatif tahan lama
seperti perkamen, tanah liat dan batu dengan produk-produk yang relatif tidak
tahan lama seperti daun lontar dan kertas (bab tentang 'masa' mesin uap dan
tenaga listrik dalam buku ini nanti akan menggarisbawahi pendapatnya tentang
media komunikasi yang bersifat material). Selanjutnya Innis berpendapat bahwa
penggunaan benda-benda yang lebih berat, sebagaimana dalam kasus Assyria,
telah menimbulkan suatu bias budaya terhadap waktu dan terhadap organisasi-
organisasi keagamaan, sedangkan benda-benda yang lebih ringan, yang mungkin
dapat dipindahkan secara cepat pada jarak-jarak yang jauh, menimbulkan suatu
bias terhadap ruang dan organisasi politik. Beberapa dari sejarahnya yang ter-
dahulu lemah sedangkan beberapa dari konsepnya kabur, namun gagasan-
7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
gagasan Innis dan juga pendekatan komparatifnya yang luas tetap merupakan
suatu pendorong serta suatu inspirasi bagi para pekerja-pekerja bidang
komunikasi di kemudian hari. Diharapkan bahwa para sejarawan di masa depan
akan menganalisis akibat-akibat penggunaan plastik dan kawat yang dalam
bentuk pemikiran Innis mendekati batu dan daun lontar (papyrus).
Sebuah konsep sentral yang lain dalam teori Innis sang perintis itu adalah
gagasan bahwa masing-masing media komunikasi itu cenderung menciptakan
suatu monopoli ilmu pengetahuan yang berbahaya. Sebelum Innis memutuskan
untuk menjadi seorang pakar ekonomi, ia serius mempertimbangkan untuk
menjadi seorang pendeta Gereja Baptist. Minat pakar ekonomi terhadap
persaingan, dalam kasus ini persaingan antara media, dikaitkan dengan kritik
kaum Protestan yang radikal terhadap status imamat. Dengan demikian, ia
berpendapat bahwa monopoli intelektual dari para biarawan Abad Pertengahan
itu, berdasarkan perkamen, telah digerogoti oleh kertas dan percetakan, persis
sebagaimana 'monopoli kekuasaan atas tulisan' yang dilakukan oleh para imam
Mesir di zaman hieroglif (tulisan Mesir kuno) telah digerogoti oleh orang-orang
Yunani dengan alfabet mereka.
Akan tetapi, dalam kasus Yunani kuno, Innis menekankan pidato (speech)
lebih daripada alfabet. 'Peradaban Yunani,' demikian ia menulis, 'adalah suatu
refleksi dari kekuatan kata yang diucapkan.' Dalam hal ini, ia mengikuti seorang
koleganya dari Toronto, Eric Havelock (1903-1988), yang bukunya Preface
to Plato (1963) memusatkan perhatian pada budaya lisan orang-orang Yunani
awal itu. Pidato-pidato pada Sidang di Athena dan sandiwara yang dibacakan
di amphitheatre yang terbuka itu merupakan unsur-unsur penting peradaban
Yunani kuno. Dalam hal ini, sebagaimana juga dalam budaya lisan yang lain,
nyanyian dan kisah-kisah datang dalam bentuk yang bergelombang (tidak tetap)
dan bukan dalam bentuk yang sudah tetap, sedangkan penciptaan itu bersifat
kolektif dalam arti bahwa para penyanyi dan penutur kisah terus-menerus
mengadopsi dan mengadaptasi tema-tema dan ungkapan-ungkapan di antara
sesama mereka. Begitu pula para ilmuwan sekarang ini, meskipun penjiplakan
(plagiarisme) dilarang, konsep kita tentang hak-milik intelektual mengharuskan
agar sumber bahan yang dipinjam itu harus diakui, sekurang-kurang di dalam
catatan kaki.
Dalam menjelaskan proses penciptaan itu, guru-besar Harvard, Milman
Parry (1900-1935) berpendapat bahwa buku Iliad dan Odyssey—yang dapat
terus abadi sampai ke masa kita sekarang ini karena sempat dituliskan—pada
dasarnya hanya merupakan sajak-sajak lisan yang diimprovisasi. Untuk menguji
8
Pendahuluan
9
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
suci untuk agama dengan gambar-gambar mereka sama seperti apa yang
dilakukan para orator dengan kepiawaian mereka berpidato'. Dalam bentuk
yang seperti itu pula, Paus Gregorius Agung (540-604) menjelaskan bahwa
gambar-gambar diperuntukkan bagi orang-orang buta huruf yang merupakan
mayoritas utama, sama seperti apa yang dilakukan tulisan bagi orang yang dapat
membaca. Aspek gambar yang dapat diraba patut pula dicatat. Mencium sebuah
lukisan atau sebuah patung merupakan suatu cara yang biasa untuk menyatakan
ketaatan dan kesalehan, dan hal itu masih dapat dilihat di dunia Katolik dan
dunia Ortodoks sekarang ini.
Gereja Byzantium-lah (Romawi Timur) yang masih tetap dekat kepada
model-model kuno itu. Kristus digambarkan dalam keagungan, sebagai
Pantocrator ('penguasa segala-galanya') dalam gambar-gambar mosaik yang
menghiasi bagian dalam dari kubah gereja-gereja Byzantium. Dikembangkan di
suatu bagian Eropa di mana kemampuan membaca itu berada di titik terendah,
maka budaya Byzantium itu adalah suatu budaya gambar yang dilukiskan tentang
Yesus, Perawan Maria dan orang-orang suci. Sebagaimana dinyatakan oleh
seorang rahib di abad ke-8, 'Kitab Injil itu ditulis dengan kata-kata, tetapi patung-
patung itu ditulis dengan emas'. Istilah 'iconografi' akan melewati budaya tinggi
dan kemudian ke dalam budaya rakyat, di mana 'ikon' itu menunjuk kepada
seorang selebriti sekuler seperti—memang pantas sekali—Madonna, penyanyi
pop itu.
Ikon-ikon Byzantium itu dapat dilihat di rumah-rumah dan di jalan-jalan
sebagaimana juga dalam gereja, di mana mereka diperlihatkan di atas /conosfasis,
yaitu pintu-pintu yang membatas tempat suci itu dari orang awam kebanyakan.
Dalam gereja Katolik Roma tidak terdapat pemisahan seperti itu. Dalam kedua
keyakinan itu, simbolisme merupakan tanda seni keagamaan dan pesan-pesan
yang disampaikannya, akan tetapi di Byzantium, berbeda dengan di Barat sampai
kepada Reformasi, yang diajarkan melalui budaya visual mendapat serangan,
dan patung-patung itu sebentar-sebentar diserang sebagai berhala dan
dihancurkan oleh iconoclasts (kaum penghancur patung), sebuah gerakan yang
mencapai puncak sepak terjangnya pada tahun 726 Masehi.
Islam sendiri melarang penggunaan gambar manusia dalam seni keagamaan,
sebagaimana halnya dalam Judaisme, sehingga tempat ibadat mereka seperti
mesjid dan sinagoga kelihatan sangat berbeda dari gereja. Namun demikian, di
Persia mulai dari abad ke-14, gambar-gambar manusia bersama dengan burung
dan binatang menonjol sekali dalam manuskrip-manuskrip yang dihiasi yang terus
berkembang di Imperium Usmani dan India Mogul. Ia merupakan sejarah atau
10
Pendahuluan
11
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
12
Pendahuluan
buku From Memory to Written Record, 1979) telah berkembang jauh lebih
lambat lagi. Misalnya di Inggris pada tahun 1101, beberapa orang lebih suka
mengandalkan kata-kata tiga orang uskup daripada mempercayai dokumen paus
yang mereka gambarkan dalam bentuk yang merendahkan sebagai 'kulit kambing
yang dikebiri yang dihitamkan dengan tinta'.
Namun demikian, terlepas dari contoh-contoh perlawanan itu, masuknya
tulisan secara berangsur-angsur ke dalam kehidupan sehari-hari di bagian akhir
Abad Pertengahan, punya akibat-akibat yang penting, termasuk digantinya adat-
adat tradisional oleh hukum-hukum yang tertulis, timbulnya pemalsuan,
pengendalian administrasi oleh juru tulis (juru tulis yang melek huruf) dan,
sebagaimana ditunjukkan oleh Brian Stock dalam buku The Implications of
Literacy (1972), timbulnya para bidaah yang membenarkan pendapat-pendapat
mereka yang bukan ortodoks dengan menyeru kepada teks-teks injil, dengan
demikian mengancam apa yang dinamakan Innis sebagai 'monopoli' ilmu
pengetahuan oleh para klerus Abad Pertengahan. Karena alasan-alasan ini dan
alasan lain, maka ilmuwan berbicara tentang bangkitnya budaya tulis pada abad
ke-12 dan ke-13.
Manuskrip, termasuk manuskrip yang bergambar, makin banyak dihasilkan
dalam masa dua abad sebelum ditemukannya mesin cetak, suatu teknologi baru
diperkenalkan untuk memuaskan tuntutan yang semakin bertambah terhadap
bahan bacaan. Dan dalam dua abad sebelum percetakan itu, berkembang pula
seni visual yang kemudian dianggap sebagai seni membuat potret. Penyair Dante
dan seniman Giotto (1266-1330) hidup sezaman. Keduanya terpesona oleh
ketenaran, sebagaimana Petrarcha (1304-1374) yang hidup satu generasi
kemudian, dan ketiga tokoh ini mendapatkan ketenaran itu di masa hidup mereka.
Demikian pula Boccaccio (1317-1375) dan Chaucer (1340-1400) di Inggris.
Yang tersebut terakhir ini menulis sebuah sajak yang bagus sekali, 'Rumah
Ketenaran' (The House of Fame), yang dengan media gambaran-gambaran mimpi
mengeluarkan perbendaharaan otaknya untuk merenungkan apa arti ketenaran
itu. Petrarcha menulis sebuah' Surat untuk Anak-Cucu' (Letter to Posterity) di
mana ia memberikan rincian-rincian pribadi, termasuk rincian penampakan
pribadinya, dan dengan bangga sekali menyatakan bahwa 'keagungan itu akan
menjadi keagungan untuk selamanya'. Penekanan pada keabadian akan jauh
lebih kuat lagi di abad mesin percetakan (lihat hlm. 25).
Menyusul perkembangan komunikasi elektrikal, yang dimulai dengan
telegraf, berkembanglah suatu perasaan pembahan yang langsung dan mendadak,
dan perdebatan media pada paruh kedua abad ke-20 telah mendorong penilaian
13
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
14
Pendahuluan
15
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
16
Pendahuluan
17
ini dan bab selanjutnya adalah berkenaan dengan Eropa dalam masa
ng dinamakan para sejarawan sebagai periode 'modem awal', yang
rlangsung dari kira-kira tahun 1450 sampai tahun 1789. Dengan kata
lain mulai dari 'revolusi percetakan' sampai kepada Revolusi Prancis dan Revolusi
Industri. Tahun 1450 itu adalah kira-kira tahun penemuan mesin cetak di Eropa
oleh Johann Gutenberg dari Mainz - yang barangkali terinspirasi oleh teknik
memeras anggur di tanah kelahirannya Rhineland—yang menggunakan jenis
logam yang dapat digerakkan.
Di Cina dan Jepang, teknik percetakan sudah dilakukan sejak lama —
mulai dari abad ke-8, jika bukan sebelumnya — akan tetapi metode yang
digunakan biasa dikenal sebagai 'percetakan blok', yaitu blok kayu berukir
yang digunakan untuk mencetak satu halaman tunggal dari suatu teks khusus.
Metode ini tepat sekali untuk budaya-budaya yang menggunakan ribuan gambar
ideogram dan bukannya sebuah alfabet yang terdiri dari 20 sampai 30 buah
huruf. Mungkin karena alasan inilah bahwa penemuan Cina tentang bentuk
yang dapat digerakkan dalam abad ke-11 punya dampak yang kecil saja. Akan
tetapi pada permulaan abad ke-15, orang Korea telah menciptakan suatu bentuk
yang dapat digerakkan dengan apa yang telah digambarkan oleh ilmuwan Prancis
Henri-Jean Martin sebagai 'sesuatu kemiripan yang hampir bersifat khayal dengan
apa yang dibuat Gutenberg'. Penemuan Barat mungkin sekali telah didorong
oleh berita-berita tentang apa yang telah terjadi di Timur.
18
Revolusi Percetakan dalam Konteks
19
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
20
Revolusi Percetakan dalam Konteks
21
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
22
Revolusi Percetakan dalam Konteks
23
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Gambar 4. Tabel daftar isi dari buku Robert Burton, Anatomy of Melancholy
(edisi 1,1621)
isinya yang telah dibagi menjadi dua bagian 'yang berarti sekali bagi mata namun
tidak ada artinya bagi telinga', karena ia tidak mungkin dibaca dengan suara
keras. Kandungan dari edisi pertama buku Robert Burton Anatomy of
Melancholy (1621) telah diringkaskan dalam bentuk seperti ini (lihat Gambar
4). Hal yang sama tentang informasi yang diperuntukkan bagi mata dapat
dilakukan untuk daftar perjalanan dan tabel astronomi (mulai dari abad ke-16
dan seterusnya) dan tabel-tabel logaritma (pertama kali dicetak pada abad ke-
17).
Buku-buku seperti itu sangat mahal harganya dan terlalu teknis sehingga
hanya menarik bagi sejumlah amat kecil dari penduduk, dan barang cetakan itu
memang keluar dalam bentuk yang lebih murah dan lebih sederhana seperti 'chap-
books' (buku yang dibagi-bagi menurut babnya), sering bergambar, meskipun
ilustrasinya kadang terambil dari buku-buku terdahulu dan hampir tidak ada
24
Revolusi Percetakan dalam Konteks
hubungannya dengan teks buku itu. Chap-books itu adalah buku-buku kecil
yang dijual oleh 'chapmen' atau para penjual umumnya di awal Eropa modem,
dan di beberapa kawasan dalam abad ke-19, bahkan pada abad ke-20 juga.
Sejak tahun 1960-an, para sejarawan telah mempelajari chap-books
Perancis, 'Perpustakaan Biru' (Bibliotheque Bleue), sebagaimana ia dinamakan,
dengan menunjuk kenyataan bahwa buku-buku kecil itu dibungkus dengan kertas
biru yang kasar yang digunakan untuk membungkus gula. Pusat produksi yang
utama adalah Troyes, di timur-laut Prancis, namun berkat jaringan para penjual
maka buku-buku kecil itu tersebar secara meluas sampai ke desa-desa
sebagaimana juga di kota-kota. Topik paling umum dari buku-buku kecil itu
adalah kehidupan orang suci dan kisah roman para satria, sehingga beberapa
sejarawan berkesimpulan bahwa kesusasteraan itu bersifat khayalan saja, atau
bahkan mungkin juga sebentuk alat penenang pikiran, dan ia mewakili penyebaran
ke bawah kepada para pengrajin dan petani model-model budaya yang diciptakan
oleh dan untuk kaum agama dan kaum bangsawan.
Kesimpulan ini terlalu sederhana untuk diterima begitu saja tanpa
kualifikasi. Pertama-tama, buku-buku itu tidak hanya dibeli orang biasa. Kaum
bangsawan juga diketahui membacanya. Kedua, Bibliotheque Bleue tidak
mewakili seluruh budaya para pembacanya. Budaya lisan mereka mungkin sekali
lebih penting. Dalam kasus manapun, kita tidak mengetahui bagaimana pembaca
atau pendengar bereaksi terhadap kisah-kisah; misalnya, apakah mereka
mengidentifikasikan diri dengan Charlemagne atau dengan para pemberontak.
Terlepas dari masalah-masalah yang ditimbulkan oleh studi kasus ini, jelas bahwa
di Prancis dan di negara-negara Eropa lainnya, termasuk Italia, Inggris dan
Belanda, barang cetakan telah menjadi bagian yang penting dari budaya rakyat
pada abad ke-17 jika bukan sebelumnya.
Dengan meringkaskan karya suatu generasi mengenai masalah itu,
seorang sejarawan Amerika, Elizabeth Eisenstein, membuat pernyataan, dalam
sebuah studi ambisius yang pertama kali diterbitkan tahun 1979, bahwa
percetakan itu adalah 'revolusi yang tidak diakui' dan bahwa perannya sebagai
'agen perubahan' telah diremehkan dalam kisah-kisah tradisional tentang
Renaissance, Reformasi dan revolusi ilmiah. Dengan mengambil gagasan-gagasan
McLuhan maupun Ong, Eisenstein mengadopsi dan menterjemahkannya ke
dalam istilah-istilah yang akan diterima oleh masyarakat profesionalnya sendiri,
yaitu masyarakat sejarawan dan pustakawan. Meskipun ia hati-hati sekali dalam
menarik kesimpulan-kesimpulan umum, namun ia menekankan dua dampak
jangka panjang dari ditemukannya percetakan. Pertama, percetakan telah
25
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
26
Revolusi Percetakan dalam Konteks
Komunikasi Fisik
Tentu saja adalah tradisional bagi aliran informasi untuk mengikuti jalur-jalur
perdagangan, karena para pedagang yang beroperasi di laut dan di daratan juga
membawa berita di samping membawa barang dagangan mereka. Percetakan
itu sendiri tersebar ke seluruh Eropa melalui sungai Rhine mulai dari Mainz-nya
Gutenberg sampai ke Frankfurt, Strasburg dan Basel. Dalam abad ke-16, ke-
17, dan ke-18, pesan-pesan di atas kertas mengikuti jalan perak dari Meksiko
atau Peru ke Dunia Lama, atau jalan gula dari Karibia ke London. Apa yang
baru pada abad ke-16 dan ke-17 adalah bukti dari bertambahnya kesadaran
27
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
28
Revolusi Percetakan dalam Konteks
29
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
yang berpindah-pindah itu tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan Charles.
Masa 'imperium kertas' telah tiba, bersama dengan suatu sistem yang teratur
untuk menyampaikan pesan-pesan: sistem pos, dinamakan demikian karena
berkenaan dengan mendirikan pos-pos (tempat tugas) dengan orang dan kuda
yang ditempatkan di sepanjang jalan itu atau jalan-pos itu.
Dalam abad ke-16, ada sebuah keluarga yang mendominasi sistem pos
Eropa itu, yaitu keluarga Tassis atau Taxis (istilah 'taksi' itu, yang kini telah beredar
di seluruh dunia, terambil dari nama mereka). Keluarga inilah, pemilik pos untuk
para kaisar Habsburg mulai dari tahun 1409 dan seterusnya, yang telah
mengembangkan sistem kurir biasa, yang beroperasi sesuai dengan rencana
perjalanan yang telah ditentukan (yang dapat diperoleh dalam bentuk cetakan
mulai dari tahun 1563). Bmssels—yang sekarang menjadi pusat segala macam
hal lain—merupakan pusat dari sistem mereka. Salah satu jalannya pergi melalui
Augsburg dan Innsbruck ke Bologna, Florence, Roma dan Napoli. Yang lainnya
pergi ke Paris dan melalui Prancis ke Toledo dan Granada.
Kurir khusus, dengan jalan menukar kuda pada jarak tertentu, mampu
berjalan sampai 125 mil sehari, dengan demikian dapat membawa berita kejadian
penting dengan relatif cepat. Pada tahun 1572 misalnya berita pembunuhan
massal orang Protestan di Paris (yang dikenal dengan nama 'the Massacre of St
Bartholomew), sampai ke Madrid dalam tiga hari saja. Berjalan 'secepat pos'
adalah slogan yang sering terdengar di masa itu. Namun, waktu yang biasanya
diperlukan pesan untuk sampai di tujuan jauh lebih lama, karena kurir biasa
hanya dapat berjalan enam sampai delapan mil perjam. Dari Roma ke Milan,
kurir biasa memerlukan dua sampai tiga hari, sesuai musimnya; dari Roma ke
Vienna, dua-belas sampai lima-belas hari; dari Roma ke Paris, kira-kira dua-
puluh hari, sedangkan diperlukan antara 25 sampai 30 hari oleh kurir itu dari
Roma untuk mencapai London atau Krakow. Kurir biasa memerlukan kira-
kira sebelas hari dari Madrid (yang merupakan ibukota Spanyol sejak tahun
1556 dan seterusnya) ke Paris, dan dua-belas sampai tiga-belas hari dari Madrid
ke Napoli (yang merupakan bagian dari Imperium Spanyol).
Imperium Spanyol itu di masa putra pengganti Charles V, yaitu Philip II
(memerintah tahun 1556-1598), meskipun lebih kecil daerahnya, telah dijelaskan
dengan baik sekali oleh sejarawan besar Prancis Femand Braudel (1902-1985)
dalam studinya yang terkenal, The Mediterranean and the Mediterranean
World in the Age of Philip //(1949), sebagai 'sebagai suatu upaya perhubungan
laut dan darat yang luar biasa besar' yang memerlukan 'pengiriman ratusan
perintah dan laporan setiap harinya'. Strategi Philip bertentangan sekali dengan
30
Revolusi Percetakan dalam Konteks
strategi bapaknya. Ia tetap tinggal selama mungkin di satu tempat saja, di Madrid
atau di dekatnya, dan duduk di mejanya berjam-jam setiap hari, membaca dan
mencatat dokumen-dokumen yang dikirim kepadanya dari seluruh penjuru
kerajaan. Tidak heran apabila rakyatnya memberinya nama olok-olokan sebagai
'raja kertas' (e/ rey papelero).
Yang menjadi masalah besar adalah panjangnya waktu yang diperlukan
dokumen itu untuk sampai kepada Philip, atau sebaliknya, waktu yang diperlukan
perintahnya untuk sampai kepada penerimanya. Obsesi negarawan dan dutabesar
abad ke-16 itu dengan kedatangan pos tersebut ditekankan oleh Braudel.
Keterlambatan pemerintahan Spanyol terkenal sekali, sehingga menyebabkan
seorang pejabat berkeinginan agar Kematian itu datang dari Spanyol.
Keterlambatan ini tidak dapat, atau tidak selalu dapat dijelaskan sebagai
ketidaktegasan Raja Philip II, akan tetapi lebih banyak oleh masalah komunikasi
dalam sebuah kerajaan yang terbentang melintas Laut Tengah mulai dari Spanyol
sampai Sicilia, menyeberangi Atlantik sampai ke Meksiko dan Peru, dan melintasi
Pasifik sampai ke Filipina (yang karena itu dinamakan "Philipina" lantaran
merupakan milik Spanyol ketika itu). Ketika itu adalah normal bagi sebuah
kapal untuk memerlukan satu-dua minggu, tergantung kepada angin, untuk
menyeberangi Laut Tengah dari utara ke selatan, dan dua atau tiga bulan dari
timur ke barat, sehingga Braudel menamakan dunia di sekitar Laut Tengah ketika
itu 'enam-puluh hari panjangnya'.
Meski demikian, komunikasi laut biasanya lebih cepat daripada komunikasi
darat. Di Meksiko misalnya, orang Spanyol harus membangun apa yang mereka
namakan 'jalan kerajaan', seperti 'jalan perak' yang terkenal dari tambang di
Zacatecas ke Mexico City. Nama jalan-jalan ini tetap ada di Kalifornia dan
New Mexico modern. Di Eropa Timur, di mana penduduknya tidak terlalu
rapat dan kotanya lebih kecil dan lebih sedikit dibandingkan Eropa Barat,
komunikasinya juga lebih lambat. Di Imperium Rusia, di masa Catharine Yang
Agung (yang memerintah tahun 1762-1796), misalnya, diperlukan waktu 18
bulan bagi sebuah perintah raja yang dikirim dari St Petersburg untuk mencapai
Kamchatka di Siberia, dan 18 bulan lagi bagi jawabannya untuk diterima di
ibukota. Masalah komunikasi itu menjelaskan kenapa imperium-imperium Eropa
yang terdahulu, kecuali Rusia, adalah imperium kelautan. Mereka meliputi
imperium-imperium antaibenua: Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis dan Inggris,
serta imperium Swedia di Eropa yang dibangun di sekeliling laut Baltik.
31
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Komunikasi Transatlantik
Untuk berkomunikasi dengan raja mudanya di Meksiko dan Peru, Philip II dan
para penggantinya tergantung pada pergi dan kembalinya kapal-kapal yang
membawa perak Dunia Baru itu ke pelabuhan Seville, dan untuk kepentingan
keamanan, berlayar secara berkonvoi bersama-sama. Konvoi ke Meksiko
misalnya berlayar di musim panas dan memulai perjalanan pulang dari Dunia
Baru itu di musim gugur. Surat dari Spanyol ke Meksiko mungkin memakan
waktu empat bulan untuk sampai, akan tetapi ke Lima biasanya diperlukan
sembilan bulan dan ke Filipina mungkin sampai dua tahun lamanya. Komunikasi
antara Inggris dan New England jauh lebih cepat, namun surat-surat mungkin
saja hilang atau minimal terlambat. Sepucuk surat yang berkenaan dengan
dihukum matinya Charles I, yang ditulis dalam bulan Maret 1649, baru sampai
di New England dalam bulan Juni. Adalah hal biasa membuat salinan surat dan
mengirim masing-masingnya dengan kapal yang berbeda untuk mengurangi risiko
kehilangan.
Baru di abad ke-18 dilakukan perbaikan komunikasi mempersempit
Atlantik, sekurang-kurangnya mengenai apa yang berhubungan dengan Imperium
Inggris. Lalu-lintas laut antara Inggris dan Amerika Utara digandakan antara
tahun 1680-an dan 1730-an. Pada tahun 1702, didirikanlah sebuah sistem
kapal (yang dikenal dengan nama 'kapal paket'), yang membawa surat dari
London ke Barbados atau Jamaica, dengan pelayaran bulanan, sebuah rencana
pelayaran seratus hari dan kira-kira 8500 pucuk surat dibawa oleh masing-
masing kapal. Akibatnya, dipandang dari segi komunikasi, Atlantik telah diciutkan
ukurannya sehingga sama dengan ukuran Laut Tengah di masa Philip II.
Kapal yang melintasi Atlantik tidak hanya membawa surat, tetapi juga
buku dan surat-kabar. Karena buku adalah benda yang secara fisik berat, maka
sebagian besar copynya cenderung ditinggalkan dekat tempat di mana ia dibuat.
Akan tetapi terdapat pula bukti adanya distribusi untuk jarak jauh. Di abad ke-
16 misalnya, buku roman kepahlawanan diekspor ke Meksiko dan Peru dalam
jumlah cukup banyak, meskipun tokoh-tokoh agama tidak menyetujuinya. Tahun
1540, sebuah pencetak tunggal memiliki 446 copy buku roman populer Amadis
de Gaula tersimpan di toko bukunya di Mexico City. Buku itu adalah salah
satu buku favorit di Lima tahun 1583. Pada tahun 1600, tidak kurang dari
10.000 copy buku dari sebuah buku roman yang lain, Pierre y Magalona, telah
tiba di Mexico City. Sebaliknya di New England yang puritan tampaknya lebih
banyak permintaan untuk khotbah yang dicetak. Orang seperti pendeta Increase
32
Revolusi Percetakan dalam Konteks
Komunikasi Lisan
3 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
menarik jumlah orang yang banyak, di antara mereka adalah ahli sajak John
Donne (hidup kira-kira tahun 1572-1631), yang merupakan dekan St Paul di
London. Peran publik dari khotbah itu juga diakui oleh orang-orang Katolik
Roma, terutama sekali setelah Konsili Trente, dan terdapat banyak pengkhotbah
besar seperti Jacques Bossuet (1627-1704) di istana Louis XIV. Semangat
para pendengar khotbah publik itu yang berlangsung dua atau tiga jam lamanya
akan sukar dipercayai sekarang ini jika seandainya tidak dibuktikan oleh buku-
buku catatan harian yang ada ketika itu.
Pemerintah sadar sekali akan nilai mimbar untuk menebarkan informasi,
terutama sekali di daerah pedesaan, disamping juga untuk mendorong kepatuhan.
Ratu Elizabeth I berbicara tentang perlunya 'menyetel mimbar', dan Charles I
setuju dengan menyatakan bahwa 'rakyat diperintah oleh mimbar lebih daripada
pedang di masa damai', suatu pernyataan klasik paling awal tentang gagasan
hegemoni budaya.
Suatu komunikasi lisan jenis lain adalah yang bersifat akademik. Pelajaran
di universitas diberikan lewat kuliah, perdebatan resmi atau pertengkaran (untuk
menguji keterampilan logika para mahasiswa), dan pidato atau deklamasi resmi
(untuk menguji kemampuan retorika mereka). Seni berbicara (dan isyarat bahasa
tubuh) dianggap oleh para pakar retorika sebagai sama pentingnya dengan seni
menulis. Sebaliknya, esai tertulis, seperti ujian tertulis, benar-benar tidak dikenal
di dalam kalangan akademis ketika itu. Di dalam pelajaran tata bahasa, tekanan
lebih besar diberikan pada kefasihan bicara bahasa Latin, dan dialog serta
sandiwara yang disusun oleh guru-guru dengan tujuan untuk melatih para
mahasiswa agar dapat berbicara dengan baik.
Akan tetapi, kawasan penting lain dari komunikasi lisan itu adalah nyanyian,
terutama sekali balada, yaitu lagu yang menceritakan sebuah kisah. Teori Parry
dan Lord yang telah didiskusikan di atas (hlm. 8) erat hubungannya dengan
balada yang telah beredar di awal Eropa modem. Tentang kasus balada daerah
perbatasan yang terkenal antara Inggris Utara dan di Daerah Rendah Skotlandia
misalnya, seperti halnya antara Skandinavia atau Spanyol, tidaklah sukar untuk
menentukan baik formulanya maupun temanya. 'Anggur merah-darah' (Blood-
red wine), misalnya, 'kuda putih-susu' (milk-white steed) adalah julukan yang
sama formulanya dengan apa yang dikatakan Homerus 'laut segelap-anggur'
(wine-dark sea). Tema-tema yang berulang kali muncul dalam balada Inggris
itu di antaranya: mengirim sepucuk surat, duduk di sebuah pondok, menderap
di atas seekor kuda; tumbuh-tumbuhan muncul dari kuburan para kekasih yang
mati secara tragis dan pada akhirnya mempersatukan cinta mereka. Daya hidup
34
Revolusi Percetakan dalam Konteks
35
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
36
Revolusi Percetakan dalam Konteks
Komunikasi Tertulis
Pentingnya konteks di mana kegiatan menulis itu dipelajari atau digunakan telah
menjadi jelas di awal Eropa modern, di mana menulis dan membaca sering
diajarkan secara terpisah. Bagi konteks dagang dari melek-huruf itu dan tuntutan
bisnis menulis dan pengetahuan angka, adalah baik bila kita menoleh ke Florence
pada abad ke-14 dan 15, di mana sekolah khusus tentang sempoa mengajarkan
menulis dan arismatika, berdasarkan contoh-contoh perdagangan, kepada anak-
anak yang akan menjadi saudagar atau ahli pembukuan. Sebagaimana halnya
dengan kota-kota lain di Laut Tengah, maka Florence dapat dikatakan sebagai
suatu budaya kenotarisan, di mana dokumen tertulis memiliki fungsi yang sangat
diperlukan, terutama untuk mencatat pemindahan hak-milik ketika terjadinya
perkawinan dan kematian. Melek-huruf di kalangan orang biasa relatif tinggi di
Florence, dan praktek menyimpan buku harian dan buku catatan relatif tersebar
luas. Contoh-contoh dokumen pribadi seperti ini juga dapat ditemukan di kota-
kota lain, di antaranya Augsburg, Barcelona, Bologna, London, Nuremberg dan
Paris. 'Otobiografi' ini biasanya dipusatkan pada keluarga atau kota dan bukan
pada orang-seorang, dan terkadang ia beredar dalam bentuk manuskrip di dalam
sebuah lingkungan kota.
37
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
38
Revolusi Percetakan dalam Konteks
dapat membaca, karena itu ia harus memberikan surat itu kepada tetangga untuk
dibacakan baginya, sehingga dengan demikian bertambahlah kemungkinan untuk
diketahui orang tuanya, yang memang telah mengetahui peristiwa itu dan
membawa perkara itu ke pengadilan.
Akibat dari makin meluasnya melek-huruf dan makin merasuknya ke dalam
kehidupan sehari-hari, maka banyak sekali jenis pekerjaan baru tercipta dan
bertambahlah jumlah orang dalam pekerjaan yang ada hubungannya dengan
menulis, misalnya: jurutulis, petugas pembukuan, pembaca surat, notaris, penulis
publik dan petugas pos. Beberapa dari pekerjaan ini secara relatif mempunyai
tingkat sosial yang tinggi, di antaranya jabatan sekretaris pribadi yang bekerja
39
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
untuk orang-orang penting yang tak punya waktu untuk menulis surat-surat
mereka sendiri. Melek-huruf, sebuah kendala bagi proses 'amnesia struktural'
tradisional (lihat hlm. 15), mendorong suatu perasaan jarak antara masa lalu
dan masa sekarang. Suatu perasaan anakronisme kesejarahan, misalnya,
tampaknya telah menjadi semakin tajam dari abad ke-14,15 dan seterusnya.
Akibat melek-huruf dari segi politik mencakup tersebar-luasnya catatan-
catatan tertulis—yang jelas kelihatan pada abad ke-13, jika bukan
sebelumnya—dengannya ketergantungan yang lebih besar terhadap proses
informasi, sebuah istilah yang akan menonjol sekali dalam teori-teori komunikasi
di masa depan, misalnya, diidentifikasikannya akhir abad ke-20 sebagai suatu
'masyarakat informasi' (lihat hlm. 319). Informasi itu mungkin berhubungan
dengan angka-angka (yang kemudian dinamakan 'statistik') sebagaimana juga
dengan kenyataan. Karena telah diberi kesempatan untuk itu, maka gaya
pemerintah semakin mendekat kepada model administrasi dengan pekerjaan
kertas, atau birokrasi sebagaimana dinamakan oleh pakar sosiologi Jerman Max
Weber (1864-1920). Dalam diskusinya mengenai apa yang dinamakannya
'wewenang rasional-legal', Weber menekankan hubungan antara semakin
banyak digunakannya menulis untuk memformulasikan dan mencatat putusan-
putusan dan sejenis administrasi yang lebih bersifat impersonal, yang mempunyai
ciri diwajibkannya kaedah-kaedah formal terhadap penunjukan para pejabat,
bagi lingkungan tanggungjawab mereka masing-masing dan bagi tempat mereka
di dalam suatu hierarki. Semenjak itu, argumen-argumen Weber telah diperluas
dari politik ke kawasan agama, bisnis dan hukum.
Philip II, yang masalah-masalah komunikasinya telah didiskusikan, bukan
satu-satunya raja kertas di awal Eropa modem. Kaum bangsawan yang besar-
besar, yang melihat menurunnya partisipasi mereka dalam pembuatan keputusan,
sering mengeluh tentang apa yang mereka namakan 'pemerintahan juru-tulis'.
Semakin bertambahnya penggunaan tulisan dalam proses administrasi adalah
suatu persyaratan yang mutlak perlu untuk pengendalian dari jauh, untuk timbulnya
negara yang terpusat. Namun, pertambahan jumlah dokumen yang harus dibaca
dan ditandatangani demikian besarnya bahkan bagi raja-raja yang sadar seperti
Philip dari Spanyol atau, pada abad ke-17, Louis XIV dari Prancis. Para
sekretaris hams diberi kekuasaan untuk memalsukan tandatangan raja di atas
dokumen yang bahkan belum pernah dilihatnya, yang masalahnya adalah bahwa
perintah itu tidak akan dipatuhi jika tidak datang secara langsung dari raja sendiri.
Sebagaimana seringkah terjadi, praktek sosial tertinggal di belakang inovasi
teknis.
4 0
Revolusi Percetakan dalam Konteks
Bahasa Komunikasi
4 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Komunikasi Visual
42
Revolusi Percetakan dalam Konteks
4 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
dan Inggris) para seniman dan penulis (lihat hlm. 69) mulai bekerja untuk pasar,
menciptakannya dahulu setelah itu baru dijual, dan bukan sebaliknya.
Gambar Cetakan
4 4
Revolusi Percetakan dalam Konteks
lebih banyak jumlahnya dan dalam bentuk yang jauh lebih cepat. Mungkin sekali,
misalnya, gambar-gambar yang paling hidup dan paling diingat orang tentang
Dunia Baru bukanlah gambaran yang disampaikan Christopher Columbus atau
para penjelajah yang kemudian, akan tetapi ukiran kayu orang Indian yang sedang
memakai tutup kepala dengan bulu-bulu burung dan memakai serta memakan
daging manusia. Kesalehan rakyat telah didorong dengan ukiran kayu para
orang suci yang dibagi-bagikan ketika hari perayaan, dan gambar-gambar Luther
seperti itu pula yang telah membantu menyebar-luaskan gagasan tokoh-tokoh
reformasi Gereja pada tahun-tahun 1520-an. Lukisan-lukisan Leonardo, Raphael
dan Michelangelo direproduksi dalam bentuk ukiran kayu dan lukisan kayu dan
dengan demikian diperkenalkan kepada khalayak yang lebih besar lagi, seperti
lukisan-lukisan Rubens pada abad ke-17. Cetakan juga memperkenalkan
gambar-gambar Eropa Barat kepada budaya lain. Semuanya itu dipakai sebagai
model oleh para pelukis lukisan agama di dunia Ortodoks Rusia dari pertengahan
abad ke-17 dan seterusnya, dan mereka juga mempengaruhi gaya-gaya
representasi sampai ke tempat-tempat yang jauh seperti Persia, India, Cina,
Mexico dan Peru.
Kesadaran politik rakyat, yang akan dibicarakan lebih rinci dalam bab
berikut, didorong oleh tersebar-luasnya cetakan yang bersifat satiris, terutama
sekali di Inggris pada abad ke-17 dan 18 dan di Prancis yang sedang berevolusi
(lihat hlm. 110 dan 121). Beberapa dari gambaran itu dikenal telah terjual
dalam bentuk yang amat baik. Misalnya sebuah cetakan yang merayakan
dicabutnya Undang-undang Perangko, yang sangat ditentang oleh koloni-koloni
Amerika, tahun 1765, terjual 2000 copy dengan harga satu shilling masing-
masingnya dalam waktu empat hari saja, dan dikatakan orang bahwa 16.000
copy lagi telah terjual secara illegal (Gambar 7). Ketika waktu konvensi
representasi itu berubah, cetakannya yang bersifat alegoris, seperti penguburan
sebagai main-mainan, digantikan oleh karikatur politik yang lebih langsung dari,
misalnya, Sir Robert Walpole, Charles James Fox, atau Prince of Wales, target
utama dari seniman James Gillray (1756-1815) dalam tahun 1780-an, sebelum
ia ganti mengecam Revolusi Prancis.
Di dunia ilmu pengetahuan, diskusi sistematis tentang kepentingan
gambar cetakan sebagai suatu media komunikasi ditempatkan sejajar dengan
investigasi yang rinci atas teks-teks cetakan. Para pakar bibliografi abad ke-19
dan ke-20 menyibukkan diri mereka dengan penerbitan, tanggal dan sejarah
pencetakan buku, sedangkan sejarawan seni memandang cetakan itu dalam
bentuk yang seperti itu pula. Kedua kelompok ilmuwan ini dianggap memberi
4 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 6
Revolusi Percetakan dalam Konteks
4 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Komunikasi Multimedia
4 8
Revolusi Percetakan dalam Konteks
4 9
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
pada tanggal 24 Juni, merupakan suatu peristiwa hebat yang luar biasa. Salah
satu dari peristiwa perayaan tersebut adalah arak-arakan mulai dari katedral
sampai ke sungai Arno pulang-pergi, suatu arak-arakan di mana biarawan, para
imam, tokoh-tokoh awam, anak-anak penyanyi koor dan persaudaraan
keagamaan ikut seita. Mereka berjalan beriringan melalui jalan-jalan yang dihiasi
kain-kain dan dipenuhi penonton, disertai musik, sambil membawa barang
peninggalan suci (reliqui) dan diikuti oleh kendaraan yang dihiasi yang
menggambarkan peristiwa-peristiwa keagamaan, seperti lahirnya St Johanes dan
ketika ia membaptis Yesus.
Bagian yang sekuler dari perayaan Florence itu meliputi suatu eksibisi
barang-barang mewah yang dihasilkan para pengrajin di kota itu, terutama sekali
pakaian, perhiasan dan karya pandai-emas, yang dipertunjukkan di luar toko-
toko mereka, dan juga suatu perlombaan (palio), yang serupa dengan
perlombaan yang digelar di Siena dua kali setahun, dengan pakaian warna-warni
untuk kuda dan para penunggangnya. Aspek kewargaan dari perayaan itu
ditandai dengan sebuah upacara makan bersama untuk Signoria (setingkat
walikota dan anggota dewan kotapraja), oleh organisasi -organisasi yang ambil
bagian dalam peristiwa hari ini oleh distrik-distrik kota, dan karena kedatangan
wakil dari kota-kota Tuscan yang menjadi daerah kekuasaan Florence—di
antaranya Pisa, Arezzo, Pistoia, Volterra dan Cortona—untuk memberikan
penghormatan kepada orang suci itu, dan dengan demikian juga kepada kota itu
di mana ia menjadi pelindungnya. Dari sinilah ritual itu dapat digambarkan sebagai
suatu pernyataan identitas kolektif orang Florentine itu.
Gaya bahasa ritual orang Eropa berubah pada abad ke-16 dan ke-17.
Dua dari pembahan ini patut diberikan tekanan khusus, ditatanya ritual itu kembali
di sepanjang garis orang Romawi kuno dan timbulnya teater, yang mencapai
puncaknya dalam salah satu 'slogan' paling terkenal yang diasosiasikan dengan
komunikasi, 'Seluruh dunia ini adalah sebuah pentas' (all the world's a stage).
Kaum humanis Renaissance, menghidupkan kembali masa kuno yang klasik
itu, ritual yang berkelas, sebagaimana keadaannya dalam kasus pertempuran
laut bohong-bohongan yang dilakukan dalam gaya orang Romawi kuno di
halaman Palasso Pitti di Florence, yang telah dipenuhi dengan air untuk keperluan
itu. Di sejumlah kota lain, yang bertebaran di berbagai negeri, sebuah versi yang
diulang-ulang dari tontonan klasik itu dilakukan dengan masuknya seorang
pangeran secara ritual. Dengan mengikuti contoh orang Romawi kuno, pangeran
itu mengendarai sebuah kereta perang, melalui gapura lengkungan kemenangan
dan dihadiri oleh tokoh-tokoh yang menggambarkan Ketenaran, Kemenangan
50
Revolusi Percetakan dalam Konteks
51
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Peristiwa multimedia bukanlah satu-satunya contoh dari masa ini tentang interaksi
antara berbagai sarana komunikasi—saling berhadapan antara media. Yang
lain adalah apa yang dinamakan iconotext, sebuah citra yang penafsirannya
tergantung dari teks yang dimasukkan ke dalamnya—nama orang suci, misalnya,
gulungan pidato yang datang dari mulut gambar atau judul di atas atau di bawah
gambar itu. Misalnya, cetakan William Hogarth, seperti Gin Lane, The Harlot's
Progress atau The Industrious Apprentice, untuk uraiannya tergantung dari
materi tekstual yang disangkutkan di pojok gambar. Hogarth juga ditugaskan
52
Revolusi Percetakan dalam Konteks
5 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
cinta, karena ia telah masuk Gereja dan menjadi seorang pengkhotbah terkenal,
suatu hal yang patut diterimanya.
Bentuk sirkulasi manuskrip ini berbeda dari sirkulasi cetakan dilihat dari
beberapa segi. Sirkulasi manuskrip mempakan sarana untuk ikatan sosial antara
orang yang terlibat, seringkah kelompok teman-teman. Kaligrafi manuskrip itu
terkadang menjadi karya seni tersendiri. Teksnya tidak begitu pasti dan lebih
gampang dibentuk daripada yang dicetak karena penulisnya sering merasa bebas
menambahkan atau mengurangi sajak-sajak yang mereka salin, atau mengganti
nama untuk menyesuaikan apa yang tertulis dengan situasi mereka sendiri.
Manuskrip itu adalah apa yang sekarang kita namakan media 'interaktif'.
Alasan kedua dan yang jauh lebih penting bagi peredaran manuskrip adalah
untuk menghindari sensor agama, sensor moral dan sensor politik. Dengan kata
lain, untuk mengambil sebuah istilah yang beredar luas beberapa tahun lalu,
manuskrip itu adalah samizdat periode modem pertama, ekuivalen dengan naskah
ketikan 'terbitkan untuk-diri-sendiri' yang mengeritik rezim komunis, yang
beredar secara tidak resmi di USSR, Polandia dan di tempat-tempat lain sebelum
tahun 1989. Misalnya, Letter to the Grand Duchess oleh Galileo Galilei (1564-
1642), suatu telaah tentang masalah yang pelik mengenai hubungan antara agama
dan sains, telah beredar luas dalam bentuk manuskrip sebelum pada akhirnya
diterbitkan tahun 1636. Di Prancis, di penghujung akhir pemerintahan Louis
XIV (yang memerintah 1661-1715), berbagai macam manuskrip yang menyindir
raja itu, anggota keluarga dan para menterinya telah beredar. Buku-buku yang
menyerang Kekristenan juga beredar dalam bentuk bawah-tanah ini. Dalam
beberapa kasus, buku-buku yang dicetak kemudian diperbanyak dengan salinan
untuk diedarkan secara bawah-tanah di daerah di mana buku itu dilarang. Di
Paris pada permulaan abad ke-18, misalnya, perdagangan salinan-salinan
manuskrip dari buku-buku yang tidak lazim telah menjadi amat rutin, dengan
pakar penyalin profesional yang bekerja untuk para pedagang yang menjual
barang-barang mereka di dekat cafe-cafe. Lebih dari seratus teks yang tidak
lazim telah beredar dalam bentuk seperti ini pada paruh pertama abad ke-18.
Di antara kedua jenis manuskrip yang telah dibicarakan di atas terdapat
laporan berkala manuskrip, yaitu surat-surat yang dikirim dalam salinan rangkap
kepada sejumlah pelanggan terbatas, terutama sekali dari tahun 1550 sampai
1640, dengan kata lain satu atau dua generasi sebelum timbulnya surat-kabar
harian. Keluwesan bentuk manuskrip itu memungkinkan variasi-variasi dalam
berita yang dikirim kepada masing-masing pelanggan, sesuai kepentingan dan
kebutuhan mereka. Layanan berita yang diprivatkan ini hanya terbuka bagi
54
Revolusi Percetakan dalam Konteks
55
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
56
Revolusi Percetakan dalam Konteks
57
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Sensor
58
Revolusi Percetakan dalam Konteks
sedang hangat. Masalah sensor itu begitu rumit, sebab meskipun naskah
sandiwara itu telah diserahkan terlebih dahulu, namun sukar untuk mencegah
para aktornya berimprovisasi dengan mengarang sendiri ucapan-ucapan subversif
saat pertunjukan berlangsung. Karena alasan inilah beberapa sandiwara yang
sedang dipertunjukkan di London, seperti karya Thomas Middleton yang terkenal,
Game at Chess (1625), yang menyindir pengadilan Spanyol, langsung dihentikan
secara tiba-tiba atas perintah Uskup atau Dewan Kehormatan.
Uskup agung Bologna yang reformis telah berbicara tentang akan adanya
sebuah daftar petunjuk dari gambar-gambar yang dilarang. Namun hal itu tidak
pernah terjadi, mungkin karena terlalu sukar untuk mengorganisir suatu upaya
seperti itu, namun ada gambar-gambar tertentu yang cukup sering mendapat
kritik, dihancurkan atau dihilangkan bagian-bagiannya dengan cara melukisnya
kembali. Dalam kasus lukisan Michelangelo, Last Judgement, misalnya, tubuh-
tubuh yang telanjang itu diperintahkan untuk ditutupi dengan daun ara. Pelukis
Paolo Veronese (1528-1588) dipanggil ke depan Dewan Penyelidikan Venesia
karena lukisannya tentang, Last Supper (Perjamuan Malam Terakhir) mencakup
apa yang dinamakan anggota Dewan Penyelidikan itu 'badut, orang mabuk,
orang Jerman, orang kate dan hal-hal lain yang tidak sopan'. Beberapa orang
Protestan menghancurkan gambar-gambar, karena menganggapnya seperti
berhala, sedangkan orang Katolik mengubur gambar-gambar yang mereka
pandang tidak pantas itu—seperti St. Sebastian yang telanjang misalnya, atau
gambar St. Martinus sebagai seorang serdadu, atau gambar St. Eloy sebagai
seorang pandai emas.
Sistem sensor yang paling terkenal dan paling luas di masa itu adalah
sensor Gereja Katolik, dengan 'Indeks Buku Terlarang'-nya. Indeks itu adalah
sebuah katalog tercetak—barangkali lebih baik jika dinamakan sebuah 'anti-
katalog'—dari buku-buku yang dicetak di mana orang beriman dilarang
membacanya. Juga terdapat banyak indeks setempat, mulai dengan yang
diterbitkan pada tahun 1544 oleh Sorbonne (Fakultas Teologi Universitas Paris),
namun indeks yang terpenting adalah yang dikeluarkan oleh kuasa kepausan
dan mengikat seluruh Gereja, mulai dari pertengahan abad ke-16 sampai
pertengahan abad ke-20.
Indeks itu dapat dikatakan sebagai sebuah upaya mencegah paham
Protestan dan percetakan. Ia adalah suatu upaya memerangi percetakan dengan
percetakan. Model indeks, yang dikeluarkan pada tahun 1564, dimulai dengan
seperangkat kaidah umum yang melarang tiga jenis buku: yang bersifat bidaah,
yang melawan moral dan yang bersifat sihir/magis. Kemudian datanglah sebuah
59
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
daftar penulis dan judul, penulis dibagi ke dalam kelas pertama (semua tulisan
mereka dilarang) dan kelas dua (dalam kasus larangan itu hanya meliputi karya-
kaiyanya yang khusus saja). Kebanyakan buku terlarang dalam daftar Gereja
itu diarahkan pada teologi Protestan dalam bahasa Latin, namun beberapa karya
sastra yang kemudian menjadi klasik dapat juga ditemui di dalamnya, di antaranya
sindiran yang ditulis oleh Erasmus yang humanis dan Gargantua and Pantagruel
kaiya Rabelais (bukan karena kecabulan yang meresahkan pembaca abad ke-
18 dan ke-19, tetapi karena kritik penulis itu terhadap Gereja). Buku Prince
tulisan Machiavelli juga terdapat di sana, juga buku Dante On Monarchy (berkat
disanjungnya kaisar lebih daripada Paus), serta soneta Petrarch (Francesco
Petrarca) yang menentang paus dan karya Boccaccio, Decameron.
Muncul perbedaan pendapat di kalangan para penyensor mengenai sampai
seberapa jauh harus pergi. Sebuah garis keras telah diambil oleh Jesuit Italia,
Antonio Possevino (1534-1611), yang menyerang buku-buku roman kepahla-
wanan sebagai 'tipu-muslihat Setan' (barangkali karena tekanannya atas cinta,
mungkin juga karena magisnya). Sebaliknya, seorang Jesuit Italia lain, Roberto
Bellarmino (1542-1621), mempertahankan trio penulis Tuscania yang besar,
yaitu Dante, Petrarch dan Boccaccio, dengan alasan bahwa mereka semua itu
adalah orang Katolik yang baik.
Dua contoh penyensoran mungkin dapat memperlihatkan secara lebih jelas
tentang apa yang dicari oleh para penyelidik itu. Ketika Montaigne mengunjungi
Italia, ia menyerahkan buku Essay-nya yang baru diterbitkan itu kepada badan
sensor kepausan, yang kemudian menyarankan beberapa perubahan: rujukan
kepada nasib baik harus diganti dengan kepada penyelenggaraan Ilahi, sedangkan
rujukan pada penyair-penyair bidaah harus dihilangkan sama sekali. Seorang
pendeta Calvinis menghilangkan buku Essays itu sebelum penerbitannya di
Jenewa diizinkan, dengan menghapus sebuah mjukan yang menguntungkan
kepada kaisar Romawi Julianus 'si Murtad (the Apostate)', yang telah pindah
agama dari agama Kristiani menjadi paganisme.
Contoh kedua adalah tentang buku Boccaccio, Decameron, yang telah
lama menjadi sasaran kritik pihak agamawan. Pengutukannya dibicarakan di
Konsili Trente, yang digelar pada pertengahan abad ke-16 untuk membicarakan
reformasi Gereja. Duke of Florence mengutus seorang duta ke Konsili itu untuk
mengharap agar pelarangan buku itu ditangguhkan, karena martabatnya sendiri
tergantung dari modal budaya yang diwakili oleh penulis-penulis setempat: Dante,
Petrarch dan Boccaccio. Berkat lobi-lobi diplomatiknya, pengutukan buku itu
diringankan menjadi dihilangkan bagian-bagiannya. Lembaga Inquisisi selalu
60
Revolusi Percetakan dalam Konteks
sangat sensitif terhadap reputasinya sendiri, dan dalam edisi yang telah dihilangkan
bagian-bagiannya itu, sebuah kisah (yang berkenaan dengan kemunafikan seorang
inquisitor) seluruhnya dihilangkan. Di tempat lain di dalam teks itu, nama orang-
orang suci dan biarawan telah dihilangkan, sehingga menjadikan beberapa kisah
itu akhirnya tidak dapat dipahami. Sebagaimana dalam kasus Rabelais, apa yang
menggelisahkan para inquisitor itu bukanlah ketidak-sopanan yang seringkah
terdapat dalam kisah-kisah Boccaccio, akan tetapi sikapnya yang anti-klerikal.
Kampanye pelarangan buku itu memiliki sisinya yang tidak masuk akal
namun ia mungkin telah memiliki suatu keberhasilan yang masuk akal menurut
pandangannya sendiri. Dari segi pandang ortodoks, kehadiran buku-buku itu
berbahaya. Contoh Menocchio, penggiling Italia yang didorong oleh buku-
buku untuk berpikir tentang keadaan dirinya sendiri (lihat hlm. 77), memberi
kesan bahwa mereka itu memiliki alasan. Adalah sukar untuk mengukur
keefektifan pelarangan, namun catatan Inquisisi sendiri menunjukkan selalu
pentingnya perdagangan buku-buku selundupan itu, seperti buku-buku Erasmus
dan Machiavelli yang masih terus diselundupkan ke Venesia pada tahun 1570-
an dan 1580-an.
Penyensoran di kalangan Protestan tidak seefektif penyensoran di kalangan
Katolik, bukan karena orang-orang Protestan lebih toleran akan tetapi karena
mereka memang terpecah-pecah, terbagi-bagi ke dalam berbagai jenis gereja
dengan berbagai struktur administratifnya seperti Lutheran dan Calvinis. Di
Jenewa yang Calvinis, manuskrip diserahkan oleh pencetaknya, sebelum
diterbitkan, untuk dibaca oleh para ahli dalam bidang teologi, hukum, kedokteran
dan seterusnya sebelum diberikan izin tertulis untuk dicetak. Untuk menjamin
agar perintah itu dipatuhi, perusahaan percetakan diperiksa secara teratur,
sedangkan buku-buku yang dilarang disita dan mungkin pula dibakar oleh
pelaksana hukum. Sensor sekuler di Prancis, Inggris, dan Republik Belanda,
Imperium Hapsburg dan di tempat-tempat lain diatur dalam bentuk serupa itu
pula.
Di Inggris, percetakan hanya terbatas di London, Oxford dan Cambridge
saja dan dikendalikan melalui Perusahaan Alat Tulis, yang mencatat penerbitan-
penerbitan baru. Manuskrip buku-buku itu juga diperiksa sebelum diterbitkan.
Menurut Akta Pemberian Izin Inggris tahun 1662, buku-buku hukum harus
diperiksa oleh Lord Chancellor, buku-buku sejarah oleh seorang sekretaris
negara, dan kebanyakan buku dari jenis lain oleh Uskup Agung Canterburry
dan Uskup London atau wakilnya. Sistem itu diakhiri pada tahun 1695 ketika
Akta Pemberian Izin itu dibiarkan hilang begitu saja.
61
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Komunikasi Bawah-Tanah
Keefektifan sistem sensor itu tidak perlu dibesar-besarkan. Salah satu akibatnya
yang tidak dikehendaki adalah membangkitkan perhatian publik justru pada judul-
judul terlarang yang seandainya tidak dilarang, para pembaca tidak tahu akan
adanya buku itu. Reaksi lain terhadap sensor resmi tersebut adalah menata atau
menata ulang komunikasi bawah-tanah. Banyak sekali jenis pesan yang
dikomunikasikan secara bawah-tanah, mulai dari rahasia pemerintah sampai
rahasia perdagangan dan teknis, mulai dari gagasan keagamaan yang tidak lagi
ortodoks sampai kepada pornografi.
'Pornografi'—sebuah istilah yang muncul di abad ke-19—tidak mudah
ditentukan. Jika digunakan untuk menunjuk pada teks-teks yang tidak hanya
dimaksudkan untuk membangkitkan nafsu, tetapi juga untuk menjualnya karena
alasan porno itu sendiri, maka istilah itu dapat digunakan terhadap sejumlah
karya modem pertama. 120 Days of Sodom yang ditulis oleh Marquis de Sade
(1740-1814) adalah contoh paling menonjol, namun sama sekali bukan yang
pertama. Seabad sebelumnya, buku Venus in the Cloister (1683) yang tidak
diketahui penulisnya juga sama terkenalnya. Pada permulaan abad ke-16,
gambar-gambar berbagai posisi seksual telah dilukis oleh Giulio Romano (1499-
1546) dan dipahatkan Marcantonio Raimondi (meninggal tahun 1534), dengan
sajak-sajak Pietro Aretino yang mendampinginya, telah beredar di Roma sebelum
diketahui dan dilarang.
Adalah tidak mudah untuk menarik garis antara komunikasi publik dan
komunikasi pribadi. Menyampaikan rahasia dengan kata-kata mulut, betapapun
aman kelihatannya, dapat didengar oleh orang yang menguping, setidaknya dalam
sebuah kasus harfiah istilah itu. Pada tahun 1478, beberapa orang Venesia
membuat sebuah lubang di atap Istana Doge untuk mengetahui berita-berita
terakhir dari Istambul, yaitu berita-berita yang jelas memiliki nilai komersial.
Tidak mengherankan bahwa rahasia suatu kelompok tertentu kadang-kadang
dipertahankan dengan pengunaan bahasa pribadi, sebagaimana bahasa khusus
para pengemis dan pencuri profesional.
Tulisan tentang ilmu-ilmu gaib dan kimia, juga pekerjaan bidaah dan
subversif seringkah beredar dalam bentuk salinan manuskrip. Dalam kasus lain,
apa yang digambarkan sebagai sebuah surat atau laporan rahasia, seperti sebuah
laporan oleh seorang dutabesar kepada Senat Venesia setelah ia kembali dari
suatu misi di luar negeri, salinan tidak resmi dari laporan ini dijual secara terbuka
62
Revolusi Percetakan dalam Konteks
di Roma di abad ke-17. Lagi, di Paris pada abad ke-18, laporan polisi terkadang
beredar di kalangan anggota masyarakat.
Untuk menghindari kebocoran seperti ini, berbagai kode dan tulisan rahasia
sering digunakan para pedagang, pemerintah, bahkan juga para ilmuwan (atau
sebagaimana mereka dinamakan pada abad ke-17, 'filsuf alam'), yang ingin
menjamin agar pesaing mereka tidak mencuri gagasan mereka. Sebuah contoh
terkenal dari astronomi adalah peristiwa orang Belanda Christiaan Huygens (1629-
1995), yang menemukan pada tahun 1655 bahwa planet Saturnus dilingkari
oleh sebuah cincin. Untuk menyatakan bahwa ia penemunya dan dalam pada
itu juga untuk menghindari plagiarisme, maka ia pertama-tama mengumumkan
penemuannya lewat sebuah anagram dalam bahasa Latin: AAAAAA CCCCC
D EEEEE G HIIIIIIILLLL MM NNNNNNNNN OOOO PP Q RR S TTTTT
UUUUU, yang berarti'Annulo cingitur, tenui, piano, nusquam cohaerente,ad
eclipticam inclinato' (Ia dikelilingi oleh sebuah cincin yang tipis, datar, sama
sekali tidak padu dan cenderung terlindungi).
Pemerintah banyak sekali menggunakan kode rahasia, dan berkat bantuan
pakar matematika, pembuat kode dan pemecah kode yang terkemuka, semakin
lama semakin canggih dalam periode modern awal. Orang kebanyakan juga
menggunakan kode rahasia, dan pemilik buku harian Samuel Pepys bukan
sendirian dalam menggunakan bahasa asing untuk menyembunyikan aktivitas
yang dicatatnya dari kemungkinan dibaca orang lain, termasuk istrinya sendiri.
Yang ketiga, ada pula penerbitan bawah-tanah. Serangan kepada
percetakan yang dicurigai memperdagangkan buku-buku terlarang sangat biasa
terjadi, membuat percetakan itu dilakukan di rumah pribadi dan berpindah-pindah
di sekitar daerah itu untuk tidak kepergok. Inggris di masa Elizabeth misalnya,
pamflet yang menyerang keuskupan pada mulanya dicetak di sebuah rumah di
pedesaan di Surrey, dan kemudian di Northampton dan Warwick. Lettres
Provinciales (1657), sebuah serangan terhadap orang-orang Jesuit oleh Blaise
Pascal (1623-62) yang banyak ilmunya itu, dicetak secara rahasia. Lagi-lagi,
sebuah kritik terhadap perbudakan, sensor dan otokrasi, Journey from
Petersburg to Moscow (1790), diterbitkan oleh penulisnya, Aleksandr
Radishchev (1749-1802), pada suatu percetakan pribadi di kawasan
perkebunannya di desa. Saat ketahuan, ia langsung dipenjarakan dan kemudian
dibuang ke Siberia.
Para penulis publikasi seperti itu biasanya membungkus diri mereka dalam
selimut anonim, menyingkapkan diri mereka hanya dengan nama samaran.
Serangan terhadap uskup masa Elizabeth diberi tanda 'Martin Marprelate':
63
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
serangan Pascal terhadap kaum Jesuit diberi tanda 'Luois de Montalte'. Demikian
pula para pencetak menyembunyikan identitas mereka, sedangkan tempat
penerbitannya, jika disebutkan, pada umumnya adalah palsu, seringkah
dikhayalkan saja dan kadang sangat imajinatif. Pada saat dua orang kardinal
Italia para permulaan abad ke-17 melakukan protes atas buku, 'menipu orang
Katolik jauh lebih gampang', maka propaganda Protestan tiba dengan nama
kota-kota Katolik di halaman sampulnya, dan beberapa percetakan bahkan
meniru tipografi percetakan Katolik di Paris, Lyons atau Antwerpen. Sebuah
tempat penerbitan imajiner yang digemari adalah 'Freetown' atau persamaannya
dalam bahasa-bahasa lain (Vihefranche, Vrijstadt, Eleutheropolis). Yang lainnya,
karena suatu alasan, adalah Cologne, di mana selama 150 tahun buku-buku
dikatakan berasal dari percetakan yang tidak pernah ada, Pierre de Marteau,
dinamakan demikian karena ia memukul dengan palu korban-korbannya.
Percetakan pamflet Marprelate menyatakan diri bekerja 'di seberang lautan, di
Eropa, kira-kira 400 meter dari rumah seorang imam yang kuat sekali'. Beberapa
karya pornografi Prancis pada abad ke-18 menyatakan diterbitkan 'di percetakan
orang yang dikebiri' di Istambul atau bahkan juga di Vatican sendiri.
Sebuah kemungkinan lain dalam awal periode modern—sama seperti
demikian banyaknya penulis Eropa Timur di masa Perang Dingin—adalah dengan
benar-benar mencetak di luar negeri dan bukan hanya menyatakan saja hal itu.
Sebuah contoh terkenal dari abad ke-17 adalah buku History of the Council
of Trent, yang ditulis oleh seorang imam Venesia, Paolo Sarpi (1552-1623).
Buku itu pertama kali diterbitkan di London, dalam bahasa Italia, tahun 1619.
Manuskrip itu dibawa secara rahasia dari Venesia ke London lewat kedutaan
besar Inggris, dalam bagian-bagian yang digambarkan dalam surat-menyurat itu
dengan nama rahasia 'lagu-lagu'.
Buku yang dicetak sering pula diselundupkan melintasi tapal-batas. Pada
permulaan tahun 1550-an, terdapat jalan rahasia yang teratur dari Swiss ke
Venesia yang dilalui buku-buku bidaah itu. Lagi pula, pada permulaan abad ke-
17, buku-buku terlarang itu yang biasanya tidak dijilid, diselundupkan ke Spanyol,
dalam buku injil yang besar yang disembunyikan di dalam gulungan kain dan
katekismus kecil yang disembunyikan dalam bentuk kotak-kotak kartu
permainan. Buku yang kritis terhadap Raja Louis XIV dan istananya diterbitkan
dalam bahasa Prancis di Amsterdam dan kemudian diselundupkan ke Prancis.
Akhirnya, tentu saja mungkin menerbitkan dengan cara biasa, selain
mengkomunikasikan pesan pada dua tingkat, yang jelas dan yang tersembunyi.
Di Polandia di bawah pemerintahan Komunis misalnya, para pengeritik
64
Revolusi Percetakan dalam Konteks
Timbulnya Pasar
65
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
buku laris bermula pada hari-hari pertama percetakan itu. Buku Imitation of
Christ, sebuah karya kesalehan yang dikatakan berasal dari orang Belanda
pada abad ke-14, Thomas a Kempis, telah terbit tidak kurang dari 99 kali
cetak ulang pada tahun 1500. Alkitab juga terjual dengan baik di masa ini,
terutama sekali Perjanjian Baru dan Mazmur, meskipun Gereja Katolik melarang
injil dengan bahasa sehari-hari pada akhir abad ke-16 dengan alasan bahwa
dapat mendorong munculnya bidaah. Jumlah buku yang dicetak biasanya kecil
dengan ukuran kecil juga, rata-rata 500 sampai 1000 eksemplar, namun tiga
sampai empat juta eksemplar almanak telah dicetak di Inggris pada abad ke-
17.
Untuk menjual buku lebih banyak, maka pencetak yang rentang produknya
mungkin melibatkan jauh lebih banyak daripada apa yang sekarang dikenal dengan
nama 'kepustakaan', menerbitkan katalog dan sibuk pula membuat bentuk-
bentuk iklan yang lain. Di Italia, katalog buku yang pertama kali dikenal dengan
harga-harganya berasal dari tahun 1541. Pada abad ke-16 (seperti sekarang
ini), Pameran Buku Frankfurt dan persamaannya di Leipzig membuat judul-
judul khusus terkenal secara internasional. Halaman muka dan belakang buku
mengiklankan buku-buku lain yang dijual oleh pencetak atau toko-buku yang
sama (pembagian tugas modern antara percetakan, penerbit dan penjual buku
belum menjadi norma pada masa itu).
Iklan cetak juga dikembangkan di abad ke-17. Di London kira-kira
tahun 1650, sebuah surat-kabar memuat rata-rata sekitar enam iklan; seratus
tahun kemudian, ia memuat 50 buah. Di antara barang dan jasa yang diiklankan
di Inggris masa itu adalah permainan, pertemuan perlombaan, penjualan obat,
dan 'Tepung Tinta Holman', yang barangkali merupakan nama merek pertama,
bagi sebuah produk yang dipatenkan tahun 1688.
Berita merupakan sebuah komoditas dan dipandang demikian ketika itu,
sekurang-kurangnya oleh penulis satire seperti Ben Jonson dalam sandiwaranya,
The Staple of News (1626), yang dibayangkan sebagai sebuah percobaan untuk
memonopoli perdagangan. Sebagaimana diperlihatkan oleh pakar sosiologi Colin
Campbell, novel-novel abad ke-18, seperti serial televisi sekarang, memungkin-
kan para pembaca untuk seakan-akan mengalami sendiri nikmatnya barang-
barang konsumen yang mahal-mahal dan juga mendorong mereka untuk membeli,
sehingga dengan begitu bertindak sebagai bidan dari apa yang telah dinamakan
'lahirnya masyarakat konsumen' (lihat, hlm. 71-72).
Bangkitnya gagasan tentang hak-milik intelektual adalah sebuah tanggapan
terhadap timbulnya masyarakat konsumen maupun terhadap tersebar-luasnya
66
Revolusi Percetakan dalam Konteks
67
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Eropa modem: Venesia abad ke-16, Amsterdam abad ke-17 dan London abad
ke-18.
Pada abad ke-15, lebih banyak buku yang dicetak di Venesia daripada di
kota lain manapun di Eropa (kira-kira 4.500 edisi, yang kira-kira sama dengan
dua juta copy, atau 20 persen dari pasar Eropa). Yang paling terkenal dari para
pencetak ini, Aldo Manuzio (1450-1515), membuat reputasinya dan mungkin
juga kekayaannya dengan menerbitkan edisi-edisi klasik Yunani dan Latin dalam
format kecil sehingga memungkinkan ilmuwan dan mahasiswa membawanya
dengan mudah (seorang wartawan memuji jilid-jilid 'praktis' itu yang dapat dibaca
bahkan ketika sedang berjalan kaki). Terjadi persaingan mati-matian di antara
para pencetak itu, yang tidak mempedulikan lagi hak istimewa orang lain dan
menerbitkan buku-buku yang sama yang diterbitkan oleh saingannya, sambil
menyatakan bahwa edisi mereka lebih lengkap dan berisi bahan-bahan baru,
meskipun keadaannya tidak demikian. Sejumlah besar pencetak dan penerbit
di Venesia merupakan salah satu daya-pikat kota itu bagi para cendekiawan,
karena memberi kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan penghasilan
terbebas dari para patron mereka, meskipun hal itu mungkin tidak menjadikan
mereka kaya-raya.
Sekelompok kaum cendekiawan ini diberi julukan poligrafi karena
mereka menulis demikian banyak dengan topik yang beraneka-ragam untuk
dapat hidup terus. Mereka itu dikenal pada abad ke-18 sebagai 'orang upahan',
dengan kata lain, menjadi penulis karena mendapat upah, seperti tukang becak.
Kaiya mereka mencakup prosa dan juga puisi, karangan asli atau terjemahan,
saduran atau contekan dari penulis lain. Jenis yang merupakan spesialisasi
mereka adalah karya yang memberikan informasi praktis, termasuk buku
pedoman menulis, yaitu buku yang menjelaskan bagaimana caranya menulis surat
tentang berbagai topik, dan buku petunjuk tentang Venesia untuk para pelancong
asing yang masih tetap diulang cetak pada abad ke-17. Beberapa dari penulis
ini melayani pencetak tertentu (terutama sekali Gabriel Giolito, yang telah
menerbitkan kira-kira 850 buku dalam kariernya yang panjang) sebagai editor,
korektor dan juga penulis. Dilihat dari satu segi, poligrafi itu adalah tapal-batas
antara dua dunia. Mereka para pokoknya adalah penyusun yang bekeija menurut
tradisi Abad Pertengahan, dengan mendaur-ulang karya orang lain. Akan tetapi
karena hidup di masa percetakan, maka mereka diperlakukan seperti penulis
tersendiri dengan nama mereka tertera di kulit luar. Akibatnya mereka dikritik
oleh saingan mereka sebagai tukang plagiat, suatu tuduhan yang para penulis
Abad Pertengahan bebas daripadanya.
68
Revolusi Percetakan dalam Konteks
Posisi Venesia dipandang dari segi ekonomi dan politik telah dieksploitasi
dengan cerdik sekali oleh para pencetak itu. Misalnya, orang-orang Venesia,
yang mengambil keterampilan berbagai kelompok kaum pendatang di kota itu,
mencetak buku dalam bahasa Spanyol, bahasa Kroasia, bahasa Yunani harian,
bahasa Slavonia Gereja Lama, bahasa Ibrani, bahasa Arab, bahasa Armenia.
Mereka juga melihat ke luar Eropa, sebagaimana yang dilakukan kota Venesia
pada umumnya. Di antara keterampilan mereka adalah kisah-kisah tentang pene-
muan benua-benua baru. Pada abad ke-16, Venesia hanya dapat dikalahkan
oleh Paris dalam soal penerbitan buku-buku tentang Amerika, termasuk berbagai
edisi surat-surat Christopher Columbus (1451-1506) dan Hernan Coites (1485-
1547). Produk-produk percetakan Venesia pada abad ke-16 dapat
digambarkan sebagai bersifat multi-kultural juga polyglot.
Sumbangan khas Venesia terhadap perdagangan buku, yang diasosiasikan
dengan tradisi toleransi kota itu terhadap budaya dan agama lain, sikap para
pedagangnya yang membiarkan sama-sama hidup, telah digerogoti oleh
tersebarnya gerakan Kontra-Reformasi oleh Gereja Katolik. Inquisisi didirikan
di Venesia pada tahun 1547, buku-buku dibakar di Piazza San Marco dan di
dekat Rialto tahun 1548 (lima-belas tahun sebelum Index yang mengikat seluruh
Gereja), dan sebuah larangan mencetak dalam bahasa Ibrani dikeluarkan tahun
1554. Penjual buku mulai diinterogasi atas tuduhan menyelundupkan buku-
buku bidaah dan merusak dari luar negeri. Beberapa orang pencetak pindah ke
kota-kota lain, seperti ke Turin, Roma, dan Napoli. Yang lainnya, seperti Gabriel
Giolito, memindahkan investasi mereka kepada menerbitkan buku-buku agama
dalam bahasa Italia untuk sebuah pasar yang secara geografis lebih terbatas.
Pada abad ke-17, republik Belanda menggantikan Venesia sebagai pulau
yang relatif toleran terhadap keberagaman beragama dan juga sebagai pusat
utama dan pasar informasi. Ekspor barang cetakan dalam bahasa Latin, Prancis,
Inggris dan Jerman memberikan kontribusi penting terhadap kemakmuran bangsa
yang baru itu. Salah satu pencetak yang terkemuka di republik itu, yaitu keluarga
Elzevir, mengikuti contoh Aldo Manuzio dalam menerbitkan edisi-edisi klasik
dalam format kecil. Elzevir juga melancarkan apa yang mungkin menjadi serial
buku pertama yang pernah memiliki seorang editor akademis, Caspar Barlaeus,
yang bertanggung-jawab atas serentetan compendia informasi tentang organisasi
dan berbagai sumber alam negara di dunia, dari Prancis sampai ke India.
Barlaeus mungkin dapat digambarkan sebagai suatu persamaan Belanda
dengan poligrafi. Penulis murahan yang lain meliputi pastor-pastor Calvinis
Prancis datang ke Republik Belanda itu setelah Louis XIV memaksa mereka
69
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
untuk memilih, pada tahun 1685, antara memeluk agama Katolik atau pindah ke
luar negeri. Terlalu banyak pastor untuk kebutuhan gereja Protestan Prancis di
pengasingan, sehingga beberapa dari orang yang berpendidikan ini pindah profesi
menjadi penulis untuk menyambung hidup. Pierre Bayle (1647-1706), misalnya,
yang pindah dari Prancis ke Amsterdam, mengedit sebuah jurnal sastra, News
of the Republic of Letters, yang terbit secara bulanan mulai tahun 1684 dan
selanjutnya, juga menyusun bukunya Historical and Critical Dictionary (16%)
yang terkenal itu.
Pusat penerbitan Belanda, sebagaimana halnya kebanyakan kota industri
dan keuangan Eropa, adalah kota Amsterdam. Pada permulaan abad ke-17,
Amsterdam telah menjadi pusat utama dari surat-surat-kabar Eropa, sebuah
gaya sastra bam yang mungkin sekali menggambarkan komersialisasi informasi
lebih baik daripada yang lain-lain. Harian-harian itu, yang terbit sekali, dua kali
atau tiga kali seminggu dalam bahasa Latin, Prancis, Inggris dan tentu juga
dalam bahasa Belanda, mencakup surat-kabar pertama yang dicetak dalam
bahasa Inggris dan Prancis, The Corrant out of Italy, Germany etc, dan the
CourantdTtaliae, yang keduanya itu mulai diterbitkan pada tahun 1620. Mulai
dari tahun 1662 dan selanjutnya, sebuah koran mingguan dalam bahasa Prancis,
Gazette d'Amsterdam, tidak hanya menyajikan informasi tentang masalah-
masalah Eropa, tetapi juga kritik-kritik terhadap Gereja Katolik dan terhadap
kebijaksanaan pemerintah Prancis.
Pada paruh kedua abad ke-17, Amsterdam telah menjadi pusat produksi
buku yang paling penting di Eropa, sebagaimana pernah diperankan Venesia
sebelumnya. Lebih dari 270 penjual buku dan pencetak aktif di sana dalam
kurun waktu dua-puluh lima tahun 1675-1699. Sebagian besar daripadanya,
seperti para penulis profesional itu, adalah para pelarian Protestan dari Prancis.
Sama halnya dengan di Venesia, peta dan kisah perjalanan ke tempat
yang aneh-aneh merupakan suatu bagian penting daripada perbendaharaan para
pencetak itu. Badan percetakan yang paling penting di Amsterdam, yaitu
percetakan Joan Blaeu (c.l598-1673)-dengan sembilan percetakan untuk
naskah ketikan dan enam buah lagi untuk mengukir pahatan, sebuah perusahaan
yang demikian besar sehingga ia menjadi salah satu pemandangan kota yang
terpenting bagi para pengunjung asing di kota itu—adalah kepunyaan sebuah
firma yang mengkhususkan diri dalam pembuatan peta. Keluarga Blaeu itu
memasang iklan dalam sebuah surat-kabar pada tahun 1634 sehingga mereka
menerbitkan sebuah peta dunia dalam empat bahasa: Latin, Belanda, Prancis
dan Jerman. Peta yang terdiri dari dua jilid itu semestinya terbit pada tahun 1635
70
Revolusi Percetakan dalam Konteks
dan berisikan 207 buah peta. Beberapa tahun kemudian, sebuah penerbit saingan
Amsterdam telah menerbitkan sebuah peta yang lebih komprehensif lagi, hanya
untuk pada saatnya akan dilebihi lagi oleh versi kedua peta Blaeu, kali ini dalam
enam jilid, diterbitkan pada tahun 1655.
Sebagaimana di Venesia, dan sekali lagi bertumpu pada keterampilan
kelompok kaum pendatang, maka buku-buku dicetak di Amsterdam dalam
berbagai bahasa, termasuk bahasa Rusia, Yiddish, Armenia dan Georgia. Tahun
1678, seorang pengunjung Inggris ke kota itu menemukan sebuah percetakan
Belanda yang menerbitkan buku Injil dalam bahasa Inggris, dan berkomentar
bahwa 'Anda dapat membeli buku lebih murah di Amsterdam dalam semua
bahasa dibandingkan dengan di tempat di mana pertama kali buku itu dicetak'.
Buku-buku Prancis diperoleh oleh para pembaca Jerman melalui pengusaha
Belanda. Pencetak Protestan menghasilkan buku-buku misa dalam bahasa Latin
(dengan 'Cologne' di halaman judulnya) untuk dijual di dunia Katolik. Para
pencetak ini tidak begitu menggelisahkan tentang melanggar hak para pesaing
mereka.
Dalam abad ke-18, kehebatan Amsterdam itu dilampaui oleh London.
Para penjual buku di London, sama keadaannya dengan di Venesia dan
Amsterdam sebelumnya, juga telah terkenal pada akhir abad ke-17 karena
mencuri hak-milik sastra para saingan mereka, sebuah praktek yang dikenal
sebagai 'memalsukan' atau 'membajak' (pada abad ke-20 istilah itu diperluas
penggunaannya sampai mencakup stasiun radio yang tidak resmi). Untuk menjaga
dari pembajakan, para pencetak mulai membentuk asosiasi dan sama-sama
menanggung kerugian dan keuntungan. Dengan menyatukan semua sumber daya
mereka dalam bentuk seperti ini, maka mereka dapat mendanai karya-karya
yang besar dan mahal, seperti peta dan ensiklopedi yang memerlukan investasi
besar. Karya dari jenis ini sering diterbitkan dengan langganan, sering dengan
daftar pelanggan yang dicetak yang merupakan prakata dari buku itu. Sistem
asosiasi itu diperbandingkan orang dengan sistem perusahaan saham bersama,
dan saham-saham dalam edisi yang dicetak itu dibeli dan dijual oleh para penjual
buku yang bertemu secara pribadi. Biaya dan risiko yang sama-sama ditanggung
itu memungkinkan para penerbit (suatu kelompok baru yang timbul antara
pencetak dan penjual buku) untuk menghilangkan langganan.
Sejumlah kecil penulis mulai menerima bayaran yang cukup besar dari
penerbit mereka, cukup besar bagi mereka untuk mulai meninggalkan patron
mereka dan hidup dari hasil-hasil tulisan saja. Dr Johnson (1709-1784), misalnya,
yang kebenciannya terhadap para patron itu cukup terkenal, menerima uang
71
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
muka £1.575 untuk Dictionarynya dari sebuah kelompok yang terdiri dari lima
orang penjual buku, termasuk Thomas Longman dan Andrew Millar. Millar
memberikan uang muka sebanyak £1.400 kepada sejarawan-filsuf David Hume
(1711-1776) untuk jilid ketiga dari bukunya History of Britain, dan William
Robertson (1721-1793) uang muka sebanyak £3.400 bagi bukunya History of
Charles V. Penyair Alexander Pope (1688-1744) menerima jumlah yang lebih
tinggi lagi, yaitu £5.300, untuk terjemahannya terhadap buku Homerus, Iliad.
Para penerus Miliar, sekutu William Strahan dan Thomas Cadell, menawarkan
£6.000 untuk hak-cipta penemuan-penemuan Kapten Cook.
Kita tidak boleh terlalu tergesa-gesa dalam mengidealkan situasi para
penulis di London di abad ke-18. Sekelompok dari mereka, yang secara
bersama-sama dikenal dengan nama 'Jalan Grub' yaitu nama sebuah tempat di
London di mana mereka tinggal, bertarung untuk tidak mati kelaparan, seperti
halnya dengan kelompok-kelompok terdahulu di Amsterdam dan Venesia.
Sebagaimana di Amsterdam, kelompok ini mencakup sejumlah kaum pendatang
(emigres) Protestan Prancis yang aktif dalam jurnalisme. Bahkan bagi mereka
yang lebih berhasil, kebebasan baru itu ada kerugiannya. Johnson mungkin
lebih suka menulis bukunya sendiri dibanding kalau menyusun kamus, dan Pope
akan lebih senang mengerjakan sajak-sajaknya sendiri daripada menteijemahkan
karya Homer. Hume menulis sejarah karena buku itu terjual lebih baik daripada
buku filsafat, dan jika seandainya ia mampu kembali ke bumi dan menyelidiki
katalog Perpustakaan Inggris, maka kelihatannya tidak akan mungkin ia akan
senang menemukan dirinya tercatat sebagai 'David Hume, sejarawan'. Akan
tetapi, kendati pun demikian, beberapa cendekiawan abad ke-18 menikmati
suatu tingkat kebebasan yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang telah
dilakukan pewaris mereka, poligrafi itu.
Konteks yang lebih luas dari segala perkembangan penerbitan ini adalah
apa yang dikatakan para sejarawan 'lahirnya suatu masyarakat konsumen' di
abad ke-18, suatu perubahan yang bukan saja tampak di Inggris, tetapi juga
meluas ke bagian-bagian Eropa yang lain, dan bahkan lebih jauh lagi. Contoh-
contoh Inggris dari komersialisasi waktu luang di masa periode ini mencakup
pacuan kuda di Newmarket, konser di London (mulai dari tahun 1670-an dan
seterusnya) dan beberapa kota propinsi, opera di Royal Academy of Music
(didirikan tahun 1718), perkuliahan tentang sains di kafe, pesta dansa, pesta
bertopeng dalam ruang pertemuan umum yang baru saja dibangun di London
dan di tempat-tempat lain. Seperti sandiwara yang dimainkan di Globe dan
72
Revolusi Percetakan dalam Konteks
teater umum mulai dari akhir abad ke-16 dan seterusnya, maka acara-acara ini
terbuka bagi setiap orang yang sanggup membayar harga karcis.
73
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
74
Revolusi Percetakan dalam Konteks
membaca sedikit, akan tetapi hanya Kitab Injil dan buku-buku agama.
Beberapa orang yang berani mengajukan argumen bahwa wanita kelas
atas dapat, dan malah seharusnya, membaca buku-buku klasik.
Beberapa sumber menganjurkan bahwa dalam praktek lebih banyak
wanita baik-baik yang membaca lebih banyak buku yang baik-baik
dibandingkan dengan apa yang diperbolehkan para pengeritik. Di Spanyol
misalnya, St Teresa of Avila (1512-1582) menjelaskan semangatnya ketika
ia muda terhadap buku-buku roman perjuangan. Beberapa dari bukti itu
tidak datang dari otobiografi, akan tetapi dari potret, di mana wanita
kadang-kadang digambarkan dengan buku puisi di tangan. Bukti fiksi itu
menunjuk arah yang sama. Pahlawan wanita dari sebuah kisah Italia yang
ditulis oleh pendeta Matteo Bandello (1485-1561) digambarkan sebagai
membaca buku Boccaccio, Decameron, dan buku Ariosto, Orlando
Furioso, di tempat tidur. Di Prancis di masa Louis XIV, penulis-penulis
novel yang paling penting adalah wanita, terutama Madame de Lafayette
(1634-93), yang menulis untuk kaum wanita. Kesempatan membaca
bagi perempuan bertambah pada abad ke-18, ketika novel dan beberapa
tulisan sejarah, termasuk sejarah wanita yang diterbitkan di Inggris dan
Jerman, sengaja dimaksudkan untuk pasar wanita. Lillian Lov
menggambarkan buku-buku tahun 1726 sebagai 'teman di toilet' dan
sejumlah lukisan wanita abad ke-18 menggambarkan wanita itu dengan
buku di tangan (Gambar 8). Pada era ini beberapa wanita juga sering
membaca surat-kabar. Seorang gadis Prancis yang berumur 23 tahun,
yang bekerja sebagai juru-masak pada tahun 1791, menyatakan membaca
empat buah surat-kabar secara teratur.
3. Rentang kegiatan membaca yang kreatif memerlukan suatu ujian jenis lain.
Makna teks-teks itu merupakan topik perdebatan utama dalam studi
kesusasteraan pada tahun 1900-an. Dilihat dari perspektif sejarawan,
sudah jelas bahwa teks-teks itu dapat dan memang sering dibaca dengan
cara yang sangat bertentangan dengan maksud penulisnya. Buku Utopia
Thomas More (1478-1535) misalnya, telah diperlakukan tidak hanya
sebagai sebuah sindiran terhadap Inggris di zamannya, akan tetapi juga
sebagai cetak biru bagi suatu masyarakat idaman, sebuah 'utopia' dalam
pengertian modern. Buku The Courtier, oleh Baldassare Castiglione
(1478-1529), sebuah dialog terbuka di mana perilaku yang pantas dalam
berbagai situasi sosial diperdebatkan tanpa suatu keputusan, diajukan oleh
para pencetak abad ke-16 dan diperlakukan oleh beberapa orang pembaca
75
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
76
Revolusi Percetakan dalam Konteks
77
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
78
Revolusi Percetakan dalam Konteks
(hlm. 69). Buku-buku puisi seringkah dicetak dalam format ini, yang
mendorong orang untuk membacanya di tempat tidur, terutama pada abad
ke-18, ketika kamar tidur di rumah-rumah orang kelas atas dan kelas
menengah secara berangsur-angsur telah menjadi suatu ruang pribadi.
Akan tetapi, memandang sejarah kegiatan membaca sebagai suatu
transisi dari kegiatan publik kepada kegiatan pribadi adalah seperti terlalu
menyederhanakan masalah, sama seperti memandangnya sebagai suatu
pergeseran sederhana dari cara membaca intensif kepada cara yang
ekstensif. Membaca dengan diam terkadang telah dipraktekkan di Abad
Pertengahan. Sebaliknya, membaca dengan suara keras di depan umum
tetap berlanjut di awal periode modem, sebagaimana yang dilakukan
kalangan kelas buruh di abad ke-19. Reformasi Jerman memberikan
beberapa contoh yang hidup tentang membaca sebagai suatu kegiatan
publik (lihat hlm. 96).
Adalah mungkin membuat distingsi antara kebiasaan membaca
menurut kelas sosial—kelas menengah cenderung untuk membaca secara
pribadi, sedangkan kelas bumh mendengarkan secara publik. Adalah
perlu pula membuat distingsi berdasarkan situasi. Misalnya, praktek
membaca di Abad Pertengahan ketika waktu makan dengan suara keras,
apakah di mang makan biara yang luas atau di istana kerajaan, tetap
bertahan sampai abad ke-16 dan 17. Membaca dengan suara keras di
rumah di lingkungan keluarga, sekurang-kurangnya menjadi sebuah cita-
cita, sebagaimana dibuktikan oleh banyak gambar. Mungkin sekali bahwa
teks-teks the Bibliotheque Bleue, yang didiskusikan di atas (hlm. 25),
yang diedarkan di kawasan-kawasan di mana tingkat melek-humf itu
rendah, dibacakan keras-keras ketika veillees, yakni kesempatan ketika
para tetangga bertemu untuk menghabiskan malam itu untuk belajar dan
mendengarkan. Timbulnya surat-kabar juga mendorong membaca dengan
suara keras di waktu makan pagi atau ketika bekerja, dan kenyataan
bahwa demikian banyak orang yang membaca berita yang sama pada
waktu yang lebih kurang sama membantu menciptakan suatu masyarakat
pembaca.
79
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
80
Revolusi Percetakan dalam Konteks
Setelah survei media di awal era Eropa modem ini, akan makin jelaslah bila kita
kembali kepada diskusi tentang revolusi percetakan (lihat hlm. 25). Ada
kesejajaran nyata antara kontroversi tentang logika penulisan dan kontroversi
mengenai logika percetakan, sebagaimana halnya perdebatan tentang dampak
percetakan dan dampak melek-huruf (lihat hlm. 15), sampai kepada rincian
seperti munculnya teks yang telah ditentukan dan masalah mempercayai suatu
media baru. Para pengeritik tesis revolusi itu seringkah berpendapat bahwa
percetakan itu bukanlah suatu agen pelaku, akan tetapi sebuah teknologi yang
digunakan orang-seorang atau kelompok orang untuk berbagai tujuan dan pada
tempat yang berbeda-beda pula. Karena alasan ini, mereka merekomendasikan
studi tentang penggunaan percetakan dalam berbagai konteks sosial dan budaya.
Sebaliknya, orang-orang yang mempertahankan tesis revolusi, melihat
percetakan itu, seperti halnya penulisan, sebagai suatu bantuan untuk
dekontekstualisasi. Tampaknya kita kembali kepada pertikaian antara sebuah
model yang otonom dan sebuah model yang kontekstual, sebuah masalah yang
telah dibicarakan (hlm. 16). Haruskah kita berbicara tentang budaya percetakan
dalam bentuk mufrad atau tentang budaya-budaya percetakan dalam bentuk
jamak?
Tentu saja tidak perlu mengambil posisi ekstrim dalam silang-pendapat
ini. Adalah lebih menguntungkan untuk bertanya pandangan apa sajakah yang
harus ditawarkan setiap kelompok para ilmuwan, dan mempertimbangkan,
dengan membuat pembedaan dan persyaratan yang pantas, apakah mungkin
untuk menggabungkannya. Orang dapat mulai dengan menolak formulasi yang
lebih kuat di kedua belah pihak, baik determinisme yang terkandung dalam posisi
yang revolusioner itu, maupun voluntarisme para kontekstualis. Barangkah akan
lebih berguna kiranya untuk berbicara, seperti yang dilakukan Innis (lihat hlm.
2), tentang suatu bias yang tertanam yang akan ditemukan dalam masing-masing
media komunikasi. Jika dilihat dari perspektif geografis, adalah bijaksana untuk
berpikir dipandang dari segi dampak percetakan yang serupa di tempat yang
berbeda-beda, dibandingkan dengan dampak yang mungkin serupa di semua
tempat, atau berbeda sama sekali pada masing-masing tempat itu. Dilihat dari
perspektif kronologis, adalah berguna untuk membedakan antara akibat jangka
81
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
menengah dan akibat jangka panjang dari diperkenalkannya percetakan itu. Para
kontekstualis lebih puas berhubungan dengan yang berjangka pendek, dengan
itikad, taktik dan strategi individu. Sebaliknya kaum revolusioner bertarung
dalam bentuk yang lebih intens dengan yang berjangka panjang berikut akibat-
akibat perubahan yang tidak disengaja.
Di awal Eropa modern, sebagaimana halnya di tempat dan periode lain,
perubahan budaya itu seringkah bersifat tambahan saja dan bukan pengganti,
terutama pada tahap-tahap pertama dari inovasi itu. Sebagaimana telah
diperlihatkan, media lisan yang lama dan komunikasi manuskrip sama-sama ada
dan sama-sama berinteraksi dengan media percetakan yang baru di awal Eropa
modern, persis sebagaimana percetakan itu, yang sekarang telah menjadi media
yang tua, sama-sama ada dengan televisi dan Internet pada permulaan abad ke-
21.
Pada titik ini, kita mungkin kembali kepada argumentasi tentang
kelanggengan dan ketetapan yang telah didiskusikan sebelumnya (hlm. 25),
dengan menambahkan perubahan-perubahan yang perlu. Adalah benar bahwa
penulisan itu mendorong pekerjaan yang diperlakukan oleh orang-orang
kontemporer sebagai sesuatu yang sementara saja. Perbedaan antara copy
buku-buku yang dicetak terdahulu biasa terjadi, karena cetakan percobaannya
dikoreksi di tempat kerja ketika dalam proses produksi. Percetakan, terutama
sekali di tangan 'para pembajak' (lihat hlm. 71 seringkah menyebar-luaskan
teks-teks yang tidak tepat. Akan tetapi, persyaratan ini tidak membalikkan
argumentasi yang moderat bahwa percetakan ini lebih menyenangi teks-teks
yang relatif telah tetap.
Jawaban yang seperti itu pula dapat diberikan kepada pertanyaan yang
lebih luas tentang kestabilan ilmu-pengetahuan. Percetakan mempermudah
akumulasi ilmu-pengetahuan dengan menjadikan temuan-temuan itu lebih cepat
terkenal secara meluas dan sukar untuk hilang. Sebaliknya, sebagaimana telah
dikemukakan di atas (hlm. 25), percetakan itu mengganggu kestabilan ilmu-
pengetahuan, atau apa yang dipikirkan sebagai ilmu-pengetahuan, dengan
menjadikan para pembaca lebih sadar kisah dan penafsiran yang saling
bertentangan. Karena itu, sebagaimana dalam kasus teks itu, tetapnya ilmu
pengetahuan yang didorong oleh percetakan adalah lebih bersifat relatif dan
bukan mutlak. Perubahan yang terjadi itu, bagaimanapun pentingnya, adalah
perubahan tingkat dan bukannya perubahan jenis.
Salah satu perubahan ini adalah sebuah konsep penulisan yang relatif baru
yang sekarang ini kita namakan 'kesusasteraan', bersama dengan konsep
82
Revolusi Percetakan dalam Konteks
seorang 'penulis', dikaitkan kepada gagasan versi sebuah teks yang benar atau
diberi izin. Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, budaya lisan itu gampang
berubah, dan penciptaan lisan adalah suatu upaya koperatif. Dalam budaya
manuskrip, telah terdapat suatu kecenderungan untuk menjadi tetap, namun hal
ini ditantang pula oleh ketidak-tepatan, dan juga, sebagaimana telah kita lihat
(hlm. 53), oleh kreativitas penulis itu. Apa yang kita namakan plagiarisme,
seperti hak-milik intelektual yang diancamnya (lihat hlm. 67), pada pokoknya
adalah produk dari revolusi percetakan.
Salah satu akibat penting yang lain dari penemuan percetakan adalah
terlibatnya para pengusaha secara lebih intens dalam proses penyebarluasan
ilmu-pengetahuan. Penggunaan media yang baru itu mendorong bertambahnya
kesadaran tentang kepentingan publisitas, baik yang bersifat ekonomi
('periklanan', lihat hlm. 66), atau bersifat politik (apa yang kita namakan
'propaganda', sebuah istilah yang mulai digunakan pada akhir abad ke-18).
Reputasi Louis XIV, misalnya, 'kemegahannya' sebagaimana ia menamakannya,
banyak sekali kaitannya dengan percetakan. Beberapa ratus potret raja itu
yang direkam telah diedarkan ketika ia memerintah.
Bentuk lain daripada reproduksi mekanistik adalah medali perunggu.
Dengan mengikuti apa yang telah terjadi di masa klasik, maka medali itu
dihidupkan kembali di Italia di abad ke-15, dan dengan segera diambil-alih oleh
para penguasa sebagai cara untuk menyebar-luaskan gambar tentang diri mereka
serta kebijakan yang mereka lakukan. Jumlah copy yang dicetak relatif rendah,
mungkin tidak lebih dari seratus buah, akan tetapi copy ini didistribusikan kepada
dutabesar asing dan kepala negara asing untuk membuat sebuah kesan di mana
ia menjadi penting sekali. Persuasi dengan medali itu menjadi semakin penting
dalam abad yang ke-17. Penguasa yang terdahulu cukup merasa puas dengan
tiga-puluh atau empat-puluh buah medali, namun 300 buah medali telah ditempa
untuk memperingati peristiwa-peristiwa besar di masa pemerintahan Louis XIV.
Semuanya itu dapat dilihat dalam lemari, akan tetapi jilid-jilid yang memperlihatkan
ukiran medali itu bersama dengan komentar penjelasannya dan kemegahannya
mencapai jumlah orang yang jauh lebih banyak lagi. Penyair resmi melagukan
puji-pujian terhadap Louis—serta raja lain di masanya—dengan cetakan, dan
sejarawan resmi menerbitkan tindakan-tindakan luar biasanya, baik untuk orang
yang semasa dengannya maupun untuk anak-cucu di kemudian hari. Perayaan
istana yang besar-besar, yang merupakan peristiwa mahal namun juga
berlangsung sebentar saja, dilestarikan dalam kenangan dengan penjelasan yang
dicetak dan diberi gambar-gambar.
8 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Di antara peristiwa yang ditangkap dengan cara begini ada beberapa yang
tidak pernah terjadi. Menurut sejarawan Amerika Daniel Boorstin, dalam The
Image (1962), penciptaan 'pseudo-events' adalah akibat dari apa yang
dinamakannya 'Revolusi Grafis' pada abad ke-19 dan ke-20, yaitu masa fotografi
dan televisi. Namun contoh dari peristiwa-peristiwa seperti itu tidak sukar untuk
ditemui di masa ukiran dan lukisan kayu. Kata-kata terakhir dari penjahat yang
bakal dijatuhi hukuman mati di Newgate di London pada abad ke-18, lengkap
dengan gambar-gambarnya, dijual pada hari pelaksanaan hukuman mati itu, dan
dalam kasus di mana penjahat itu ditangguhkan hukumannya pada saat-saat
terakhir, maka ia berada dalam posisi membaca tentang kematiannya sendiri.
Sebuah ukiran Louis XIV yang diperlihatkan di sekitar the Royal Academy of
Sciences di Paris diterbitkan pada tahun 1671, pada saat sang raja belum
mengunjungi akademi yang baru didirikan itu.
Dapat diandalkan atau tidak, maka barang cetakan itu semakin menjadi
bagian yang selalu bertambah penting dalam kehidupan sehari-hari. Tersebar-
luasnya itu perlu ditekankan. Tersebarnya buku, pamflet dan majalah hanyalah
bagian dari suatu kisah yang juga mencakup timbulnya dua gaya yang biasanya
diasosiasikan dengan abad ke-19 dan ke-20—yaitu poster dan formulir resmi.
Pemberi-tahuan resmi berlipat-ganda di sudut-sudut jalan dan di pintu-pintu
gereja. Di Florence pada tahun 1558 misalnya, Indeks baru dari Buku Terlarang
terpampang di pintu gereja kota itu. Di London mulai sekitar tahun 1660 dan
seterusnya, sandiwara diiklankan pada plakat yang dipampangkan di jalanan.
Seorang pengunjung dari Swiss ke London pada tahun 1782 terkejut karena
banyaknya nama toko dibandingkan dengan tanda-tanda. Nama jalan semakin
banyak dituliskan di dinding-dinding. Bagi penduduk kota-kota besar di Eropa,
buta-huruf lama kelamaan menjadi suatu keadaan tidak beruntung. Seorang
pengunjung asal Barat ke Tokyo sekarang ini mungkin berada dalam posisi yang
baik untuk menghargai kekhawatiran seseorang yang sadar bahwa banyak pesan
yang diperlihatkan di jalanan (mungkin sekali pesan-pesan itu penting), namun
sama sekali tidak mampu untuk menebak maknanya.
Mengenai formulir yang dicetak, ia telah dipakai pada awal periode modem
untuk sewa-menyewa, pernyataan pajak, tanda terima dan sensus. Di Venesia
pada abad ke-16 misalnya, apa yang harus dilakukan petugas sensus itu hanyalah
mengisi kotak-kotak yang semestinya, mengklasifikasikan rumah-tangga menjadi
kaum ningrat, warganegara atau pengrajin, dan menghitung jumlah pelayan, perahu
gondola. Gereja sebagaimana juga Negara menggunakan formulir. Pendeta
wilayah mengisi formulir untuk memberikan surat keterangan bahwa anak yatim
84
Revolusi Percetakan dalam Konteks
wanita yang akan melakukan perkawinan adalah penganut Katolik yang baik.
Pada abad ke-17, pada kardinal menggunakan formulir yang dicetak dalam
pertemuan Konklaf untuk memilih seorang paus baru, dengan ruang kosong di
mana mereka menuliskan, dalam bahasa Latin, baik nama mereka sendiri maupun
nama kandidat yang mereka dukung.
Terutama berkat surat-kabar harian, sesuatu yang hanya berlangsung
sebentar saja yang akan menjadi semakin bernilai bagi sejarawan sosial, bahwa
cetakan itu menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di abad ke-18, sekurang-
kurangnya di beberapa bagian Eropa (ketika Goethe mengunjungi kota
Caltanissetta di Sicilia pada tahun 1787, ia menemukan bahwa para penduduk
belum mendengar tentang kematian Frederick Agung pada tahun sebelumnya).
Di Inggris saja, diperkirakan bahwa lima-belas juta surat-kabar telah terjual
pada tahun 1792. Surat-kabar harian, mingguan, dua-mingguan diperkuat lagi
oleh penerbitan bulanan atau tiga-bulanan, oleh apa yang akan dinamakan
'berkala' dan 'majalah'. Terdapat pula majalah ilmiah seperti The Transactions
of the Royal Society of London (1665- ) atau the News of the Republic of
Letters (1684- ) yang menyebar-luaskan informasi tentang penemuan-
penemuan baru, meninggalnya seorang ilmuwan ternama dan, sekurang-
kurangnya, tentang buku-buku baru. Tinjauan buku adalah suatu ciptaan akhir
abad ke-17. Dengan cara begini, suatu formulir percetakan mengiklankan dan
memperkuat yang lain.
Majalah lain, seperti majalah berkala Prancis, Mercure Galant, yang
didirikan tahun 1672, ditujukan kepada publik yang bukan ilmuwan. Ditulis
(sekurang-kurangnya sebagian besarnya) oleh satu orang, yaitu dramawan Jean
Donneau de Vise (1638-1710), tetapi terutama ditujukan kepada pembaca
wanita, maka majalah itu, yang bergambar, mengambil bentuk sebuah surat yang
ditulis oleh seorang wanita di Paris kepada seorang wanita di pedesaan. Surat
itu secara wajar memberikan berita tentang istana dan kota, sandiwara yang
terakhir dan mode pakaian terakhir dan dekorasi interior, namun Mercure Galant
juga berisikan cerita pendek, yang umumnya berkenaan dengan urusan cinta.
Pembaca diundang untuk mengirim sajak dan menjawab teka-teki silang, dan
nama serta alamat orang yang menjadi pemenang akan dicetak di majalah itu
bersama dengan nama pemenang lomba menulis puisi. Mercury Galant itu
juga berisikan kisah-kisah, yang umumnya memuji-muji tindakan Louis XIV
serta kemenangan yang telah diperoleh tentaranya, suatu bentuk propaganda
yang untuk itu editornya menerima sejumlah uang yang cukup besar dari
pemerintah.
85
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
86
Revolusi Percetakan dalam Konteks
dan orang Florentine menjadi orang Eropa. Timbulnya buku-buku rujukan dari
jenis baru seperti 'kamus surat-kabar' (Zeitungslexikon) atau 'gazetteer' (yang
pada mulanya sebuah kamus nama-nama dan tempat-tempat yang disebutkan
dalam gazettes itu) menunjukkan bahwa surat-surat-kabar seperti itu telah
memperluas wawasan para pembaca, setidaknya menjadikan orang sadar akan
apa yang tidak mereka ketahui.
Dua contoh konkret tentang cara di mana surat-kabar dan majalah ikut
membentuk sikap para pembaca adalah berkenaan dengan bunuh-diri dan sikap
ragu-ragu. Dalam buku Sleepless Souls (1990), Michael MacDonald dan
Terence Murphy mengatakan bahwa 'gaya dan nada kisah-kisah surat-kabar
tentang bunuh-diri memicu sikap yang makin sekuler dan bersimpati terhadap
tindakan bunuh diri' di Inggris abad ke-18. Kesan seperti itu tercipta karena
seringnya laporan yang mengatakan bahwa bunuh-diri itu adalah sebuah peristiwa
yang umum terjadi. Catatan angka bunuh-diri itu dimuat dalam surat-kabar,
sehingga memberi kesempatan kepada para pembaca untuk melihat peristiwa
itu dari perspektif si pelaku, dan selanjutnya surat-surat yang dicetak ini
mempengaruhi gaya catatan-catatan yang ditinggalkan oleh orang-orang yang
bunuh-diri kemudian.
Surat-kabar dapat dikatakan juga telah mendorong rasa ragu-ragu.
Perbedaan antara laporan tentang peristiwa yang sama dalam surat-kabar yang
berbeda, yang dalam kasus ekstremnya memberikan perbedaan di antara buku-
buku yang telah dicatat oleh Eisenstein (lihat hlm. 25), telah menimbulkan rasa
tidak percaya akan produk cetakan. Bahkan meski orang hanya membaca
sebuah surat-kabar saja, mereka tetap gagal untuk tidak terpengaruh karena
laporan terakhir sebuah peristiwa bisa bertentangan dengan pernyataan yang
dimuat dalam terbitan sebelumnya. Di akhir abad ke-17, diskusi tentang manfaat
penulisan sejarah biasanya mengutip surat-kabar sebagai sebuah model kasus
dari kisah peristiwa yang tidak dapat diandalkan. Bagi mereka yang terlibat di
dalamnya—atau hanya menyaksikan— maka penuturan tentang peristiwa-
peritiwa ini yang dicetak di dalam surat-kabar seringkah tampak sama sekali
tidak benar, sekurang-kurangnya dalam detailnya.
Ini adalah akibat-akibat negatifnya. Yang lebih umum lagi, surat-kabar
menyumbang pada timbulnya "opini publik", sebuah istilah yang pertama-kali
dicatat dalam bahasa Prancis sekitar tahun 1750, dalam bahasa Inggris tahun
1781, dan dalam bahasa Jerman tahun 1793. Perkembangan ini ditegaskan
kembali dalam generasi yang terakhir ini sebagai munculnya' public sphere—
ruang publik', berkat sebuah buku Habermas yang sangat berpengaruh, The
87
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
88
Revolusi Percetakan dalam Konteks
besar media mulai dari sajak dan sandiwara sampai ke lukisan, ukiran, permadani
dan medali.
Salah satu tujuan dari bab berikut nanti adalah menguji gagasan-gagasan
Habermas dengan memperhatikan dalam bentuk yang lebih rinci sejumlah diskusi
umum tentang agama dan politik di Eropa mulai dari Renaissance dan Reformasi
sampai Revolusi Prancis. Perkembangan-perkembangan di abad ke-20, yang
dimulai dengan radio dan televisi, serta tumbuhnya dunia periklanan, secara
menyeluruh telah mengubah konteks tesis Habermas, sebagaimana diakuinya
sendiri. Perkembangan-perkembangan ini akan didiskusikan dalam Bab 3,4,
dan 5 buku ini.
89
ab ini mengisahkan tentang perubahan dalam media massa, dengan
enganalisis urutan kejadian komunikasi dari tahun 1450-an sampai tahun
1790-an, dan berfokuskan pada kejadian atau rentetan kejadian yang
telah diberi label seperti: Reformasi, Perang Agama, Perang Saudara Inggris,
'Glorious Revolution 1688' dan Revolusi Prancis tahun 1789 dan memusatkan
perhatian pada satu tema saja, yang telah disinggung pada akhir bab terdahulu:
yaitu timbulnya ruang publik, dan tentang apa yang dikenal sebagai budaya
politik—yaitu informasi, sikap dan nilai-nilai yang dianut bersama secara politis
di dalam masyarakat Eropa partikular atau di dalam kelompok-kelompok sosial
tertentu di dalam suatu masyarakat. Kita akan meneliti bagaimana media yang
bermacam-ragam itu memberikan kontribusinya kepada kejadian-kejadian ini,
kepada perkembangan dan perubahan sistem media.
Sebuah studi kontemporer tentang buku-buku berita terdahulu, yaitu buku
Joad Raymond The Invention of the Newspaper (1996), telah mengingatkan
para pembaca terhadap kisah satu garis lurus tradisional 'dari sebuah perluasan
hak politik yang tergambar di dalam akses yang semakin bertambah luas terhadap
berita; dari rubuhnya penyensoran dan berkembangnya kebebasan politik;
pendeknya gerakan dari orde lama ke orde yang demokratis'. Sebaliknya,
cerita yang akan dikemukakan dalam halaman-halaman ini dapat digambarkan
sebagai suatu garis yang berliku, yang bergerak dari kawasan ke kawasan dan
dengan memperhatikan momen-momen tertentu di mana akses terhadap informasi
menjadi makin menyempit, bukannya semakin lapang. Akan tetapi, perubahan-
perubahan berjangka panjang telah kelihatan antara tahun 1520-an dan tahun
1790-an.
90
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
Reformasi
91
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
pertamanya, adalah suatu gerakan sosial, suatu upaya bersama, meskipun tujuan
utamanya yang disadari adalah mereformasi Gereja yang lama dan bukannya,
sebagaimana yang telah teijadi, mendirikan gereja-gereja baru. Martin Luther
(1483-1546), seorang biarawan Katolik dari Ordo Santo Agustinus yang di
mata Gereja Katolik berbalik menjadi bidaah, adalah seorang guru-besar di
universitas Wittenberg di Jerman sebelah timur yang secara mendalam tidak
senang akan apa yang dilihatnya sebagai dominasi Italia terhadap Gereja,
'kekuatan magic' Gereja dan komersialisasinya. Karena lebih menyukai
keterlibatan langsung dari anggota jema'at biasa dalam kegiatan agama, maka
Luther mendorong masyarakat untuk membaca Injil dengan menggunakan
bahasa sehari-hari—dan hal ini berkaitan dengan terjemahan baru yang
dibuatnya—dan melaksanakan kebaktian dalam bahasa sehari-hari. Ia
menjustifikasi keterlibatan jemaat orang biasa ini dengan apa yang dinamakannya
'priesthood of all believers—fungsi imamat semua orang beriman', yaitu ide
bahwa setiap orang memiliki hubungan langsung dengan Tuhan tanpa perlu
perantara dari para klerus gereja.
Habermas menekankan apa yang dinamakannya dampak 'privatisasi'
Reformasi, suatu penarikan mundur orang-orang yang beriman ke kawasan
interior, suatu penarikan diri yang didukung oleh keyakinan Luther bahwa
kepatuhan kepada penguasa adalah tugas seorang Kristiani yang baik. (Harus
dikemukakan bahwa Luther tidak hidup dalam sebuah kota yang bebas, yang
berpemerintahan sendiri, akan tetapi merupakan seorang rakyat dari Pemilih
Saxony.) Sepanjang yang berhubungan dengan dampak jangka panjang
Reformasi, Habermas mungkin benar. Akan tetapi, pada tahun-tahun pertama
gerakan itu, perdebatan sengit yang teijadi, pertama-tama di Jerman, kemudian
di bagian Eropa yang lain, tentang fungsi dan kekuasaan Paus dan Gereja serta
wujud agama, semuanya itu memberikan sumbangan penting terhadap timbulnya
pemikiran yang kritis dan timbulnya opini publik.
Kejadian-kejadian ini mengikuti suatu pola yang seringkah terjadi yang
mungkin dapat dijelaskan sebagai suatu perubahan politik 'murid tukang sihir'
di awal Eropa modem. Berulang kali, pertikaian dalam kalangan elite menye-
babkan bahwa mereka meminta bantuan kepada suatu kelompok yang lebih
luas, yang seringkah digambarkan sebagai 'rakyat'. Untuk mencapai kelompok
yang lebih luas ini, para elite itu tidak dapat hanya mengandalkan komunikasi
tatap-muka saja dan oleh karena itu mereka berpaling kepada perdebatan publik
dan kepada pamflet. Seman kepada rakyat seringkah berhasil. Memang,
terkadang hal itu lebih berhasil daripada apa yang diharapkan, atau diinginkan,
92
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
oleh orang yang memulainya. Dalam sejumlah peristiwa, karena merasa takut
terhadap apa yang telah mereka mulai, elite itu coba mengurangi perdebatan,
ketika menemukan bahwa mereka telah terlambat, bahwa kebakaran hutan tidak
dapat dikendalikan lagi.
Meskipun istilah 'opini publik' belum lagi digunakan pada permulaan abad
ke-16, namun pandangan rakyat menjadi penting bagi pemerintah di waktu itu
karena alasan praktis saja, terlepas dari apakah mereka mencoba untuk menekan
pandangan-pandangan ini, membentuknya, atau—yang lebih jarang terjadi —
mengikutinya (sebagaimana di sejumlah kecil kota di Jerman dalam tahun-tahun
1520-an, di mana warganegara diminta oleh dewan kota untuk memberikan
suara apakah kota itu akan tetap Katolik atau berubah menjadi Protestan).
Keterlibatan rakyat dalam Reformasi sekaligus merupakan sebab dan akibat
dari keterlibatan media. Ditemukannya percetakan telah menggerogoti apa yang
telah dijelaskan - tentu saja dengan sedikit dilebih-lebihkan—sebagai monopoli
informasi dari Gereja Abad Pertengahan (lihat hlm. 8), dan beberapa orang
menyadari hal ini. Seorang Protestan Inggris ketika itu, John Foxe, misalnya,
menyatakan bahwa 'paus harus menghilangkan pengetahuan dan percetakan,
atau jika tidak demikian maka percetakan itu lama-lama akan menyapu bersih
otoritas paus'. Sebagaimana telah kita lihat, paus-paus tampaknya sependapat
dengan Foxe, dan karena alasan inilah maka Indeks Buku-Buku Terlarang
diadakan (lihat hlm. 59).
Setelah gereja-gereja Protestan — Lutheran, Calvinis dan Zwinglian —
berdiri dengan mantap, mereka mampu melanjutkan tradisi mereka melalui
pendidikan anak-anak. Sandiwara, lukisan dan cetakan sekarang ditolak untuk
memberi kesempatan pada kata-kata, baik tulisan maupun lisan, Injil maupun
khotbah. Dalam generasi pertama, sebaliknya (suatu jangka waktu yang amat
pendek, terutama tahun 1520-an dan 1530-an), kaum Protestan berpegang
pada apa yang dapat dinamakan suatu 'ofensif media', bukan saja untuk
mengkomunikasikan pesan-pesan, tetapi juga untuk melemahkan Gereja Katolik
dengan mencemoohkannya, dengan cara mengambil bahan-bahan tradisional
berupa humor rakyat untuk menghancurkan musuh melalui gelak tawa. Ini adalah
periode ketika, berbeda sekali dengan perilaku mereka kemudian, pengikut
fanatik Protestan sering suka menyindir, tidak menghormati dan subversif.
Salah satu tujuan utama dari para reformis itu adalah berkomunikasi dengan
semua orang Kristen. Jika Erasmus (1466-1536), humanis besar itu, yang juga
ingin mereformasi Gereja, menulis dalam bahasa Latin sehingga tulisannya dapat
dibaca dalam kalangan akademis di seluruh Eropa, maka Luther memakai strategi
9 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
95
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
minoritas kecil saja dari penduduk yang dapat membaca, jangankan menulis,
maka akibatnya komunikasi lisan tetap mendominasi apa yang dinamakan 'era
pers percetakan'. Ia mengambil banyak bentuk yang berbeda di lingkungan
yang berbeda pula, mulai dari khotbah dan kuliah di gereja dan universitas sampai
kepada desas-desus dan kabar angin di pasar dan di kedai kopi. Berkhotbah
itu penting sekali di tahun-tahun pertama Reformasi, sedangkan nyanyian agama
dalam bahasa sehari-hari memberi kesempatan kepada hadirin untuk ikut-serta
dalam kebaktian agama secara lebih aktif dibandingkan dengan masa-masa ketika
mereka hanya 'mendengarkan Misa' saja. Luther sendiri menulis lagu-lagu agama
untuk tujuan ini. Yang paling menonjol dan masih tetap dinyanyikan sampai
sekarang adalah 'Benteng Pertahanan yang Kokoh adalah Tuhan Kita' (Ein
Feste Burg ist Unser Gott').
Arsip kehakiman, yang mencatat upaya-upaya menekan bidaah, banyak
menceritakan kepada kita tentang penerimaan gagasan-gagasan baru melalui
beragam media. Misalnya, ia memperlihatkan seringnya dinyanyikannya balada-
balada tercetak berkenaan dengan kejadian-kejadian agama dan politik yang
menonjol, namun sebuah contoh lain tentang interaksi antarmedia itu telah
dibicarakan dalam bab terdahulu (hlm. 44). Banyak dari catatan ini mengarahkan
lampu sorotnya terutama pada kedai minuman, yang mengungkapkan dirinya
sebagai pusat yang penting bagi pertukaran gagasan dan desas-desus. Fungsi
komunikasi dari penginapan mungkin sekali merupakan sesuatu yang bersifat
tradisional, namun ia tidak sering dicatat di Abad Pertengahan. Akan tetapi di
Jerman yang terbagi-bagi pada tahun 1520-an, sejumlah orang tertangkap di
dalam cahaya lampu sorot itu ketika sedang mengeritik para biarawan,
mendiskusikan pamflet atau meragukan dogma-ajaran Katolik, seperti
transubstansiasi (Perubahan roti dan anggur menjadi Tubuh dan Darah Tuhan
dalam peijamuan Ekaristi) dan Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal.
Catatan-catatan itu mengungkapkan baik kepentingan diskusi publik tentang
gagasan-gagasan bidaah dan peran buku atau pamflet dalam merangsang diskusi.
Dengan demikian pengadilan bidaah mendukung apa yang dinamakan teori komu-
nikasi 'dua-langkah', yang dikembangkan dari sebuah studi tentang pemilihan
presiden Amerika tahun 1940. Menurut teori ini, yang diajukan oleh Elihu Katz
dan Paul Lazarsfeld dalam kaiya mereka Personal Influence (1955), para pemilih
yang mengubah pendapat mereka tidak secara langsung dipengaruhi oleh pesan-
pesan yang sampai kepada mereka oleh surat-kabar dan radio. Apa yang mereka
rasakan adalah 'pengaruh pribadi' dari para 'pembentuk opini' setempat. Para
pemimpin ini mengikuti peristiwa-peristiwa di dalam media (dalam kasus kita
96
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
ini, pamflet Protestan) dengan perhatian yang lebih dibandingkan dengan rekan-
rekan mereka, namun kemudian mempengaruhi para pengikut mereka terutama
melalui komunikasi tatap-muka.
Gambar-gambar juga digunakan dalam pertarungan keagamaan itu.
Luther, berbeda dari Calvin, bukan tidak menyetujuinya—ia memajang sebuah
gambar Perawan Suci Maria di kamar kerjanya. Apa yang ditentangnya adalah
takhayul, yaitu apa yang dinamakannya penyembahan berhala—penghormatan
terhadap penanda dengan merugikan apa yang ditandakan. Dalam gereja-gereja
Lutheran, sejumlah kecil lukisan-lukisan keagamaan masih tetap dipajang,
terutama lukisan Kristus, dengan Kebangkitan sebagai subyek yang sangat
populer.
Gambar-gambar tercetak sebagai suatu bentuk komunikasi dengan mereka
yang buta-huruf masih tetap merupakan cara yang penting untuk menyebar-
luaskan gagasan-gagasan Protestan, sebagaimana yang disadari sekali oleh Luther
sendiri ketika ia berseru kepada 'rakyat kebanyakan', sebagaimana dinamakan-
nya. Temannya Lucas Cranach (1472-1553) tidak hanya menghasilkan lukisan-
lukisan Luther dan isterinya, tetapi juga banyak cetakan yang bersifat polemik,
seperti Passional Christi undAntichristi yang terkenal itu, yang membandingkan
kehidupan Kristus yang sederhana dengan kehebatan dan keagungan
'Vikaris'nya, Paus. Demikianlah, terlihat sepasang ukiran kayu dimana Yesus
Kristus sedang melarikan diri dari desakan orang-orang Yahudi yang ingin
menjadikannya sebagai raja, sedangkan Paus sebaliknya mempertahankan
dengan pedang tuntutannya terhadap pemerintahan duniawi atas negara-negara
Gereja (sebuah bidikan yang nyata-nyata diarahkan pada Paus Julius II yang
gemar berperang itu, yang meninggal tahun 1513). Kristus dimahkotai dengan
ranting berduri, sedangkan Paus memakai mahkota bertingkat tiga atau tiara.
Kristus membasuh kaki murid-muridnya, akan tetapi Paus menjulurkan kakinya
untuk dicium orang-orang Kristiani. Kristus bepergian dengan berjalan kaki,
sedangkan Paus dipikul dengan tandu (Gambar 9).
Banyak lukisan Luther yang dihasilkan di lokakarya keluarga Cranach di
Wittenberg, tanpa ragu digantungkan di rumah-rumah pribadi sebagai tanda
loyalitas pada Reformasi. Beberapa dari lukisan ini, terutama sekali sebuah
ukiran kayu yang dibuat tahun 1521, menggambarkan reformis itu sebagai orang
suci, lengkap dengan sebuah lingkaran aura dan seekor burung merpati yang
sedang terbang di sekitar kepalanya untuk menandakan terilhamnya dia oleh
Roh Kudus (Gambar 10). Penggunaan konvensi seperti itu mempermudah
komunikasi dengan orang biasa yang masih memiliki mentalitas tradisional. Akan
97
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Gambar 9. Lucas Cranach, ukiran kayu Passional Christ and Antichrist, 1521
tetapi, akibat dari kemudahan itu—suatu harga yang telah dibayar berulang
kali dalam sejarah komunikasi—adalah bahwa ia memperlunak pesan Protestan
dengan menganut praktek-praktek yang ingin digantikannya.
Ritual juga merupakan sebuah sarana sekaligus juga sebuah objek
perdebatan ketika itu. Ritual-ritual Katolik diparodikan oleh sebuah arak-arakan
Protestan di Saxony pada tahun 1520-an dengan membawa tulang-tulang kuda
sebagai olok-olokan relikui, sebagai protes terhadap pentahbisan seorang santo
setempat, Benno dari Saxony. Pada tahun-tahun pertama Reformasi, orang
Protestan juga mempergunakan theater jalanan untuk mengerahkan rakyat
menentang Gereja. Misalnya, pada tahun 1521, pencetak Swiss Pamphilus
Gengenbach dari Basel (1480-1524) melakukan serangan terhadap keuntungan-
keuntungan yang diperoleh para imam dalam ajaran tentang Api Pencucian.
Sandiwara itu dinamakan 'Pemakan Orang Mati' (Die Totenfresser), dan ia
98
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awal Eropa Modern
Gambar 10. Hans Baldung Grien, ukiran kayu Martin Luther with halo, sekitar
tahun 1523
99
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
memperlihatkan seorang uskup, seorang biarawan dan para klerus gereja yang
lain, duduk di sekeliling sebuah meja sedang memotong-motong sebuah mayat.
Lagi, tahun 1518, pencetak Swiss Nikolas Manuel dari Bern (1484-1530)
memainkan sebuah sandiwara berjudul 'Penjual Indulgensi' (DerAblasskramer)
di mana ia mengolok-olok komersialisasi agama oleh gereja Katolik,
sebagaimana telah dilakukan Luther sebelumnya.
Orang-orang Katolik sendiri tidak menanggapi tantangan Protestan itu
dalam media yang sama, sekurang-kurangnya tidak dalam skala yang sama atau
untuk publik yang sama. Mereka juga tidak mengeluarkan pamflet yang sama
banyak untuk mempertahankan Gereja seperti yang digunakan orang Protestan
untuk menyerangnya. Orang Katolik tidak menerbitkan terjemahan Injil mereka
sendiri, yang dianggap Gereja berbahaya. Ketika mereka mengeluarkan
sandiwara-sandiwara yang bersifat keagamaan, maka sandiwara-sandiwara ini
pada umumnya diarahkan kepada penonton elite seperti orang-tua murid-murid
yang bangsawan di perguruan tinggi Jesuit di Prancis, Italia dan Eropa Tengah,
dan bukan untuk rakyat kebanyakan.
Keadaan ini menggambarkan suatu model umum komunikasi yang dapat
dinamakan dilema konservatif, yang biasa terdapat pada pemerintahan otoriter
—sekurang-kurangnya dalam masyarakat yang melek-hurufnya terbatas —
apabila mereka mendapat serangan. Dalam kasus pada abad ke-16, jika Gereja
tidak menanggapi Luther, orang mungkin terbawa untuk berpikir bahwa kaum
bidaah itu benar. Sebaliknya, jika Gereja memang memberikan tanggapan, maka
hal ini mungkin mendorong orang awam, dalam cara yang telah dikemukakan di
atas (hlm. 92-93), untuk memperbandingkan kedua belah pihak, berpikir untuk
diri sendiri, dan memilih alternatif-alternatif sebaliknya daripada melakukan apa
diperintahkan kepada mereka. Karena itu, bagi para pendukung orde lama,
yang bergantung pada kebiasaan untuk patuh, maka tanggapan yang benar pada
tingkat pesan akan merupakan tanggapan yang salah di tingkat media.
Dari pihak mereka, orang Katolik terus mengerahkan tenaga untuk
menghasilkan gambar-gambar keagamaan, terutama sekali setelah kaum
Protestan yang menentang apa yang dianggap pemujaan berhala telah
menghancurkannya, baik di dalam maupun di luar gereja-gereja untuk mengubah
penampilan 'tempat-tempat suci' itu. Orang Katolik memberi perhatian besar
kepada retorika gambar, dengan jalan menjadikan lukisan-lukisan dan patung-
patung yang suci itu alat pendorong yang lebih dramatis lagi dan, demikian menurut
kepercayaan mereka, merupakan cara yang lebih efektif dibandingkan dengan
apa yang dinamakan 'Kontra-Reformasi' setelah Konsili Trente (1545-1563).
100
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
Ikonografi itu seringkali merujuk kepada ajaran-ajaran yang telah diserang kaum
Protestan. Gambar-gambar pertobatan St. Petrus atau St. Maria Magdalena,
misalnya, secara khusus dipilih karena keduanya dianggap membenarkan
sakramen pengakuan dosa. Orang-orang suci juga mendapatkan kembali
lingkaran aura kekeramatan di kepala mereka, yang beberapa di antaranya
(kecuali lingkaran di kepala Luther) telah disapu habis.
Perkembangan lembaga-lembaga propaganda dan penyensoran yang
saling bertentangan itu—akan tetapi kemudian ternyata saling melengkapi —
mungkin telah menjadi akibat yang tak terelakkan dari ditemukannya percetakan,
tetapi semua itu adalah akibat langsung dari perang agama di abad ke-16.
Propaganda dan penyensoran itu dulunya bersifat keagamaan sebelum menjadi
bersifat politis. Persis sebagaimana percetakan membantu kelangsungan
Reformasi Protestan, dengan menjadikannya tidak mungkin untuk menindas
gagasan-gagasan Luther, sebagaimana gagasan-gagasan bidaah Abad Perte-
ngahan telah ditindas, demikian pula selanjutnya Reformasi mendatangkan
keuntungan besar bagi para pencetak, baik dalam bentuk pamflet yang terjual
dengan sangat larisnya, atau, di dalam jangka panjang, terjemahan kitab Injil
dalam bahasa sehari-hari.
Bertentangan dengan tesis Habermas, mungkin dapat diperdebatkan
bahwa Reformasi Jerman itu memberikan kontribusi kepada timbulnya suatu
'ruang publik', sekurang-kurangnya untuk suatu waktu. Para penulis pamflet
menggunakan strategi persuasi yang sadar-diri, mereka mencoba berseru kepada
publik, mereka mendorong kritik terhadap Gereja dan, setelah gagasan-gagasan
baru itu diperdebatkan secara luas di depan umum ketika tahun-tahun pertama
gerakan itu, mereka menarik beberapa orang Katolik ke depan umum.
Sedangkan bagi para penguasa sekuler, mereka juga menemukan bahwa media
yang baru itu adalah suatu tenaga yang kuat yang dapat berguna bagi tujuan-
tujuan politik. Perselisihan antara Raja Charles V dan saingannya Raja Francis
I dari Prancis dilakukan lewat pamflet-pamflet sebagaimana juga di medan
tempur mulai dari pertengahan tahun 1520-an dan selanjutnya, dan penentuan
waktu kampanye kertas ini memperlihatkan bahwa kedua penguasa itu telah
mengambil pelajaran dari Luther.
Setelah tahun 1520-an, bukti masih adanya diskusi publik makin menurun ketika
Lutheran berubah menjadi sebuah gereja dan mereka sendiri membatasi atau
101
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
102
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
103
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
dua buah perselisihan pada akhir abad ke-16, berbagai perang agama di Prancis
mulai dari permulaan tahun 1560-an sampai tahun 1609. Pertikaian-pertikaian
ini penting dalam konteks buku ini karena peran yang dimainkan media di
dalamnya, dan karena campuran dari perdebatan agama dan politik yang
disemangati olehnya menunjukkan bahwa kita dapat berbicara tentang timbulnya
suatu mang publik di kedua negara bertetangga ini bahkan sejak tahun 1570-an
dan 1580-an.
Perang Agama di Prancis adalah perang media sebagaimana juga pertikaian
dengan menggunakan pedang dan senapan, di mana mengeluarkan pamflet,
membuat gambar, menghancurkan gambar dan komunikasi lisan, semuanya itu
menjadi penting. Bahkan pada tahun 1534, kaum Protestan Prancis telah
berpaling kepada pers untuk menyebar-luaskan gagasan-gagasan mereka.
Lembaran kertas dan plakat yang menyerang massa Katolik dicetak di Swiss,
diselundupkan ke Prancis dan dipamerkan di tempat-tempat umum, dan bahkan,
untuk seketika lamanya, di pintu tempat tidur raja. Di tahun 1570-an, pertikaian
itu berubah menjadi pertikaian segi tiga, ketika keluarga Guise yang berkuasa
menuduh pemerintah terlalu memberi hati kepada kaum Protestan dan
mengorganisir sebuah Liga Katolik dengan bantuan Spanyol. Liga itu mengadakan
apa yang dapat kita namakan suatu kampanye media di mana sajak-sajak
ditempelkan di dinding-dinding, gambar-gambar sindiran, khotbah yang berapi-
api, pamflet yang membakar, semuanya itu ikut memainkan perannya.
Bahwa sesuatu yang dapat dikatakan hari ini tentang kampanye ini pada
umumnya adalah disebabkan oleh aktivitas pengacara Prancis Pierre L'Estoile
(1546-1611), yang membiasakan diri mencatat desa-desus dan khotbah, dan
menempelkan plakat dan ukiran yang hanya berlangsung seketika saja, di dalam
majalahnya. Berkat L'Estoilelah kita mengetahui bahwa perang saudara Prancis
itu untuk sebagiannya merupakan perang gambar, yang banyak daripadanya
dihasilkan di sebuah jalanan di kota Paris, yaitu rue Montorgueil di dekat Les
Halles. Di satu pihak, beredar sebuah 'Peta Kepausan', sedangkan pihak lain
memilih gambaran 'La Marmite Renverse' [Periuk Terbalik], sebuah pot besar
yang berisi orang Protestan dan kaum atheis dimasak dalam tanur api yang
bernyala-nyala. Ketika Henri III (yang memerintah tahun 1575-1589)
memerintahkan untuk membunuh musuh-musuhnya Henri due de Guise dan
saudaranya kardinal Guise, maka ukiran-ukiran kayu itu langsung timbul untuk
memperingati 'kematian mereka yang kejam' itu.
Kata-kata yang dicetak bahkan memainkan peran yang lebih penting lagi
dalam pertarungan itu. Seperti Jerman pada tahun 1520-an, Prancis di akhir
104
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
Gambar 11. Tujuhbelas provinsi dan kota-kota besar yang mengalami iconoclasme
tahun 1566
105
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
abad ke-16 berada dalam suatu abad pamflet, dengan lebih dari tiga-puluh buah
setahun dihasilkan antara tahun 1559 dan 1572. Setelah Pembunuhan Massal
St Bartholomew, di mana banyak orang Protestan terbunuh, pamflet-pamflet itu
menjadi lebih kejam dalam serangannya terhadap individu-individu seperti
'pelacur' atau 'harimau' Ratu Catherine de' Medici (1519-89). Mereka juga
berpaling dari agama kepada politik. Karena itu, kesimpulan sejarawan Donald
Kelly bahwa pada tahun 1572 'propaganda politik modern telah menjadi
dewasa'. Dengan mencapai suatu puncaknya pada periode 1588-1894, dan
kemudian berkurang jumlahnya ketika perdamaian dapat ditegakkan kembali,
maka pamflet-pamflet itu kembali dalam skala yang jauh lebih besar lagi ketika
terjadinya krisis politik tahun 1614-1617, ketika sekelompok kaum ningrat
memberontak menentang raja. Lebih dari 1.200 buah pamflet politik dihasilkan
dalam periode yang pendek itu. Kardinal Richelieu, yang memerintah Prancis
dengan bersekongkol dengan Raja Louis XIII antara tahun 1630 dan 1643,
mungkin telah mengetahui dengan baik tentang kepentingan politik media dari
krisis itu. Bagaimanapun juga, ia memberikan inspirasi untuk mendirikan sebuah
surat-kabar resmi, Gazette, tahun 1631, dalam kesempatan mengirim bahan-
bahan berita kepada editor untuk dimuat di dalamnya. Jean-Baptiste Colbert,
menteri Louis XIV yang paling penting dari tahun 1661 sampai 1683, bahkan
lebih sadar lagi akan media dibandingkan Richelieu. Pembentukan kesan raja
yang baik, untuk publik asing dan juga untuk publik dalam negeri, melalui laporan-
laporan pers, sejarah resmi, puisi, sandiwara, ballet, opera, lukisan, ukiran dan
medali, dilaksanakan oleh suatu tim yang terdiri dari para seniman dan penulis,
yang diawasi oleh Colbert.
Peran publik media itu, jika masih ada, tetap lebih besar di Belanda
daripada di Prancis, dengan dimulai dari pemberontakan terhadap Philip II dari
Spanyol atau, sebagaimana dinamakan orang Belanda sekarang ini, 'Perang
Delapan-Puluh Tahun', dari tahun 1568 sampai 1648. Lebih dari 7000 pamflet
dari masa ini masih tetap tersimpan di perpustakaan-perpustakaan Belanda.
Jumlah pencetakan pamflet itu biasanya adalah antara 1000 sampai 1250, namun
ia dengan cepat dicetak kembali untuk memenuhi permintaan. Ada pamflet
misalnya yang menyebarluaskan apa yang dinamakan 'Legenda Hitam' dari
despotisme, kekaburan dan fanatisme. Para penulis yang berbakti pada
pemimpin pemberontakan itu, William si Pendiam (1533-84) mengemukakan
Philip II sebagai seorang diktator yang tidak menghormati kebebasan dan hak
istimewa kota-kota di Belanda.
106
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
Media Eropa punya banyak berita untuk dilaporkan pada tahun 1640-an, yang
merupakan suatu dekade krisis. Di Portugal, pemandangan suatu pertarungan
untuk kemerdekaan dari Spanyol, maka Gazeta di Lisabon memberikan berita
107
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
perang itu dari tahun 1641 sampai 1647. Di Prancis, sekali lagi pamflet
memainkan suatu peran politik utama, yang secara meluas digunakan untuk
menyerang pemerintah dan menteri pertama Jules Mazarin dalam perang saudara
(1648-1652) yang dikenal sebagai 'Fronde'. Kira-kira 5000 'mazarinades'
dihasilkan ketika ini, dengan menjual masing-masingnya seharga setengah atau
seperempat sou, suatu jumlah yang melebihi produksi tahun 1614-1617, karena
pamflet-pamflet di masa itu telah melebihi apa yang ada dalam Perang Agama.
Penerbitan Gazette yang resmi itu jauh lebih lama daripada biasanya antara
tahun 1648 dan 1650 karena terdapat jauh lebih banyak berita yang harus
diberitakan, dan surat-surat kabar yang tidak resmi seperti Courier bordelais
juga beredar. Akan tetapi setelah tahun 1650, dan lebih jelas lagi setelah
dimulainya pemerintahan Louis XIV pada tahun 1661, maka lingkungan publik
Prancis telah mengecil kembali.
Sama halnya dengan Fronde, Perang Saudara Inggris, yang juga dikenal
sebagai Revolusi Inggris, telah dilakukan di dalam media: dalam pidato dan
khotbah, dalam tulisan dan gambar, dan dalam tindakan-tindakan yang diritualkan
seperti arak-arakan dan penghancuran patung. Sekali lagi kita temukan sebuah
situasi di mana kaum elite itu terbagi-bagi dan kedua belah pihak berseru kepada
rakyat untuk mendapatkan dukungan, dengan akibat-akibat yang tidak dapat
mereka ramalkan atau kendalikan. Misalnya, kaum biarawan telah kehilangan
pengawasan terhadap khotbah dan harus bersaing dengan pengkhotbah yang
terdiri dari orang awam, yang sebagian dari mereka adalah seniman, seperti
mantan tukang pateri John Bunyan (1628-1688), dan beberapa di antara mereka
adalah wanita, termasuk pengkhotbah Baptist Mrs Attaway.
Sekurang-kurangnya di London, ini adalah masa politik dengan plakat,
dengan petisi dan demonstrasi. Misalnya, pada tahun 1640 apa yang dinamakan
petisi 'Akar dan Cabang' yang menentang para uskup itu ditanda-tangani oleh
kira-kira 15.000 orang, sedangkan lebih dari 1000 orang lagi membawa petisi
ke Parlemen. Pada tahun 1642, Parlemen menerima Petisi Para Wanita, Para
Isteri Pedagang dan banyak yang lainnya dari Kalangan Wanita. Seniman
dan pengrajin terlibat dalam politik hampir setiap hari. Jadi tidak mengherankan
apabila beberapa sejarawan dari masa itu berbicara tentang timbulnya politik
massa, terlepas dari watak yang penuh problem dari konsep itu.
Tahun-tahun pertengahan dari abad ke-17 itu adalah tahun-tahun yang
besar bagi pamflet dan surat-kabar di mana kaum royalis dan kaum
parlementarian menekankan pandangan mereka masing-masing. Antara tahun
1640 dan 1663 seorang penjual buku, George Thomason, L'Estoile di Paris-
108
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
Gambar 12. Richard Overton, Canterbury, His Change of Diet, title page, 1641
nya Inggris, mampu mengumpulkan hampir 15.000 buah pamflet dan lebih dari
7.000 surat-kabar, suatu kumpulan yang sekarang ini dipelihara di Perpustakaan
Inggris dan dikenal sebagai Risalah Thomason. Pecahnya Perang Saudara juga
bersamaan waktunya dengan apa yang dinamakan 'pecahnya berita buku Inggris'
tahun 1641. Mercurius Aulicus adalah surat-kabar terkemuka di pihak yang
pertama, Mercurius Britannicus surat-kabar terkemuka pada yang kedua, yang
masing-masing menghasilkan versinya sendiri tentang peristiwa-peristiwa, dan
diiringi oleh Mercurius Melancholicus, Mercurius Anti-Melancholicus,
Mercurius Morbicus, Mercurius Phreneticus, Mercurius Pragmaticus,
Mercurius Anti-Pragmaticus dan banyak lagi yang lain.
Ledakan bahan cetakan ini merupakan konteks bagi perdebatan yang
terkenal tentang kebebasan pers, di mana penyair Puritan John Milton ikut serta,
dengan menerbitkan karyanya Areopagitica (1644), sebuah serangan terhadap
Peraturan Pers Long Parliament dan suatu pertahanan terhadap 'kebebasan
percetakan yang tidak berlisensi', yang mengeritik penyensoran dari bentuk
apapun juga yang berdasarkan berbagai jenis aturan publik, yang tidak kurang
109
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
110
Media Massa dan Ruang Publik di Masa AwaJ Eropa Modern
bahwa Mercurius Aulicus 'telah merusak Parlemen lebih daripada apa yang
dapat dilakukan 2.000 serdadu raja5, suatu pernyataan yang tidak begitu berbeda
dari komentar surat-surat Salutati (lihat hlm. 91). Melihat ke belakang dari
perspektif satu generasi kemudian dan sambil memperluas kiasan itu, maka
seorang penulis pada tahun 1682 menyatakan bahwa ia tahu 'tidak ada sesuatu
yang lain yang lebih menyakitkan bagi mendiang Raja itu lebih daripada peluru-
peluru kertas dari Pers'. Seorang penulis secara harfiah menggunakan pamfletnya
sebagai sebuah peluru, dengan jalan melemparkannya kepada kendaraan
kerajaan pada tahun 1641. Ketika jenderal Jerman Erich von Ludendorff (1865-
1937) mengumumkan pada saat Perang Dunia I bahwa 'kata-kata telah menjadi
pertempuran', maka ia sesungguhnya mengemukakan suatu hal yang biasa teijadi,
meskipun perkembangan dalam teknik-teknik propaganda memberikan suatu
arah baru kepada kata-katanya itu.
Dampak yang persis dari ledakan berita dan komentar ini masih mempakan
masalah yang kontroversial. Para sejarawan masih memperdebatkan apakah
budaya politik Inggris pada dasarnya bersifat lokal atau nasional saat ini, sembari
mencatat bahwa surat-kabar menjadikan propinsi-propinsi itu mendapatkan
informasi tentang peristiwa-peristiwa nasional dan mendorong diskusi dan
membuatkan petisi-petisi setempat untuk mempengaruhi dunia politik di London.
Dengan menggambarkan tuntutan oleh Deutsch dalam karyanya The Nerve of
Government (1963) bahwa sebuah masyarakat adalah 'suatu jaringan saluran
komunikasi', maka penyebaran berita membentuk ikatan yang lebih erat antara
pusat politik dan daerah-daerah, dan dengan cara begini membantu membangun
sebuah budaya politik nasional.
Sebagaimana halnya di Jerman pada tahun 1520-an, suatu ruang politik
publik dan bahkan juga suatu ruang publik populer timbul di Inggris, terutama
sekali di London, dalam kurun waktu dua-puluh tahun yang padat peristiwa
antara dipanggilnya bersidang Long Parliament tahun 1641 dan Restorasi Charles
II tahun 1660. Dengan kata-kata Nigel Smith, 'Belum pernah terjadi sebelumnya
dalam sejarah Inggris kepustakaan yang ditulis dan dicetak memainkan peranan
yang demikian menonjolnya dalam masalah-masalah publik, dan belum pernah
teijadi sebelumnya hal itu dirasakan oleh para pakar kontemporer akan menjadi
demikian pentingnya.'
Restorasi Charles II tahun 1660 menghadapkan para pembuatnya pada
masalah, yang umum teijadi dalam situasi seperti itu, untuk kembali dari sebuah
sistem yang relatif terbuka menjadi suatu sistem tertutup. Berkembangbiaknya
lembaran berita yang saling bersaing digantikan oleh monopoli yang dilakukan
111
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
oleh the London Gazette, sebuah surat-kabar resmi menurut model Prancis
(yang merupakan contoh yang terjadi kemudian adalah Pravda di masa Stalin
atau Brezhnev), dan diperkenalkannya kembali sistem lisensi buku-buku. Tahun
1663, Sir Roger L'Estrange, yang ketidaksetujuannya terhadap percetakan
pernah dikutip (lihat hlm. 21), diangkat untuk memberdayakan peraturan-
peraturan pemerintah, gelarnya sebagai 'Peninjau' pers merupakan eufemisme
dari 'sensor'.
L'Estrange sadar sekali tentang apa yang telah dijelaskan di atas sebagai
dilema konservatif, masalah yang dihadapi Gereja Katolik di masa Luther, apakah
akan mengesampingkan kritik umum yang dikemukakan oleh kaum radikal, atau
memeranginya dengan senjata mereka sendiri. Pada suatu kali ia menulis bahwa
'sebuah merkuri publik [surat-kabar] tidak akan pernah memperoleh suara
persetujuan saya, karena saya kira ia akan menjadikan orang banyak demikian
terbiasa dengan tindakan-tindakan dan nasehat-nasehat atasan mereka'. Namun,
ia telah mengedit tidak kurang dari tiga buah lembaran berita: pertama The
Intelligencer, yang dicetak, dengan kata-katanya sendiri, 'untuk kepuasan dan
informasi rakyat'; kemudian The News; dan yang terakhir, dari tahun 1681 sampai
1687, The Observator. Sebagaimana ditulisnya dalam The Observator dalam
bulan April 1681, 'Perslah yang telah menjadikan mereka gila, dan Pers itu
harus meluruskannya kembali'. Dengan cara demikian, pemerintah dipaksa untuk
memberikan sumbangannya melalui jurnalisme untuk menyebarluaskan kesadaran
politik rakyat yang pada umumnya disayangkan oleh para elite, dan kepada
timbulnya para jurnalis ('orang berita', sebagaimana mereka dikenal di Inggris
pada abad ke-17) sebagai suatu kekuatan baru dalam politik, yang kemudian
digambarkan sebagai 'wilayah keempat' (lihat hlm. 235).
Cara bekerja rezim media di masa Restorasi digambarkan oleh sebuah
peristiwa besar di bidang komunikasi tahun 1678, yaitu apa yang dinamakan
'Persekongkolan Paus' untuk membunuh Charles II sehingga saudaranya yang
beragama Katolik James, Duke of York, dapat memerintah di tempatnya. Tanggal
6 September 1678, Titus Oates, seorang mantan pemeluk baru faham Katolik
dan seorang mantan Jesuit, pergi kepada hakim, Sir Edmund Berry Godfrey,
untuk memberitahukan kepadanya tentang Persekongkolan itu, dan mengulang
kembali kisahnya kepada Dewan itu tanggal 28 September. Godfrey ditemukan
mati, tampaknya dibunuh, tidak lama kemudian. Ketika arak-arakan jenazahnya
dilakukan tanggal 31 Oktober, maka Majelis Rendah memutuskan bahwa telah
terjadi suatu 'persekongkolan terkutuk yang direncanakan dan dilaksanakan
oleh para penolak paus karena telah membunuh dan menghilang nyawa raja'.
112
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
113
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
114
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
115
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Terdapat sejumlah buku memoir politik dan khotbah yang dicetak pada
tahun-tahun di antaranya, terutama sekali khotbah yang diucapkan untuk
menentang pemerintahan kaum Whig itu tahun 1710 oleh ramalan High Tory
Henry Sacheverell (1674-1724) yang telah terjual sebanyak 40.000 copy hanya
dalam waktu beberapa hari saja. Khotbah Sacheverell itu menggambarkan
cara di mana suatu pertunjukan dalam satu media saja mungkin bergema atau
terpantul dalam yang lain, sedangkan kenyataan bahwa teks itu telah terjual
sepuluh kali lebih banyak jika dibandingkan dengan tulisan Luther Address to
the German Nobility (lihat hlm. 94) memberikan suatu ukuran tentang makin
pentingnya bahan tercetak dalam budaya Eropa.
Yang paling menonjol dari semua itu adalah timbulnya suatu pers berkala
yang tidak resmi, termasuk surat-kabar seperti The Post Man, theApost Boy—
keduanya itu didirikan tahun 1695—The Flying Post dan The Protestant
Mercury. Surat-surat-kabar ini lebih panjang daripada London Gazette yang
resmi itu dan terbit lebih sering, tiga kali seminggu bukannya dua kali, dan juga
jauh lebih informatif. Angka sirkulasinya tampak cukup tinggi: 6.000 eksemplar
dari the Gazette pada permulaan abad ke-18,4.000 eksemplar dari the Post
Man, 3.000 eksemplar dari the Post Boy.
Surat-surat kabar tidak resmi seperti inilah yang telah mengubah ruang
publik sementara yang lebih dulu menjadi suatu lembaga yang permanen,
membuat politik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sejumlah besar
penduduk, terutama di London. Surat-kabar seringkah dibaca dengan suara
keras dan dibicarakan di kedai-kedai kopi, yang merupakan sebuah forum politik
di mana para pengrajin hingga orang ningrat, wanita maupun pria, memiliki pilihan
(meskipun mereka tidak akan didengarkan dengan perhatian yang sama oleh
para pendengar itu). Jenis-jenis informasi yang lain juga menjadi lebih bersifat
publik. Pasar bursa dan surat-kabar menyebarluaskan informasi ekonomi. Sains
juga masuk ke dalam ruang publik, berkat kuliah-kuliah umum dan juga karena
the Transactions of the Royal Society (lihat hlm. 85), membawa berita tentang
percobaan dan penemuan terkini, sekalipun pertemuan-pertemuan Masyarakat
itu tetap bersifat semipublik, karena hanya terbuka bagi para anggota kelompok
itu saja.
Budaya Inggris inilah yang telah menghasilkan politikus radikal John Wilkes.
Karirnya yang luar-biasa sebagai pendukung kebebasan dan pemukul tatanan
politik tergantung dari dukungan rakyat yang dimobilisasikan melalui media, tidak
hanya dalam surat-kabar—terutama sekali the North Briton—tetapi juga dalam
cetakan politik, surat selebaran dan arak-arakan, sedangkan sifat Wilkes yang
116
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
istimewa direproduksi di atas medali, kancing baju, kendi, kotak tepung hidung,
dan tempat teh. Untuk suatu jangka panjang, perayaan-perayaan mengandung
pesan-pesan politik, sebagaimana telah kita lihat (lihat hlm. 49). Apa yang baru
di masa ini adalah apa yang dinamakan abad ke-19 sebagai 'demonstrasi'—
suatu peristiwa perayaan yang diadakan untuk menggolkan suatu kebijakan
tertentu.
Hal baru lain adalah apa yang mungkin kita namakan institusionalisasi
cetakan politik, yang sekarang telah timbul secara teratur, dan bukan hanya di
saat-saat krisis saja. Cetakan itu mendorong pemikiran kritis tentang politik
dengan menyindir kedua belah pihak (kaum Whig menugaskan serangan terhadap
kaum Tories, dan sebaliknya). Bahkan keluarga kerajaan pun tidak dikecualikan.
Pangeran Cumberland digambarkan sebagai seorang tukang jagal karena
kekejamannya dalam menindas pemberontakan Jacobites tahun 1745, sedangkan
Prince Regent, yang kemudian menjadi George IV, merupakan sasaran dari
kritik visual pada permulaan abad ke-19.
117
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
lebih bersifat pendidikan, dalam arti yang seluas-luasnya dari kata 'pendidikan'
itu. Media adalah alat yang mereka perlukan.
Dalam gerakan ini, suatu bagian yang sentral dimainkan oleh para pemikir
Prancis, yang dinamakan philosophes, di antaranya: Voltaire (1694-1778),
Rousseau (1712-1778), Diderot (1713-1784) dan D'Alembert (1717-1783).
Dengan menamakan diri mereka 'sastrawan', kadang-kadang mereka itu
digambarkan sebagai para cendekiawan pertama, pelindung kebebasan, atau
bahkan juga kaum terpelajar pertama, dengan pengertian bahwa mereka secara
sistematis selalu bersifat kritis terhadap rezim di zaman mereka hidup. Mereka
berusaha untuk menyebarluaskan pesan mereka secara meluas, di dalam dan di
luar Prancis, dan kepada wanita sebagaimana juga kepada pria—meskipun
mereka tidak berusaha untuk mencapai 'rakyat'. Terutama sekali Voltaire merasa
benci pada apa yang ia namakan 'orang ramai' (canaille).
Para sastrawan ini berpikir dan menulis dalam sebuah sistem di mana
penyensoran masih berlaku, meskipun dilaksanakan secara lebih ringan
dibandingkan pada masa Louis XIV. Majalah, misalnya, tidak diizinkan
membicarakan topik-topik politik. Pembatasan resmi ini menjadikan budaya
lisan di kedai-kedai kopi menjadi penting secara politik, seperti budaya salon,
di mana para wanita golongan ningrat mengatur pembicaraan yang bersifat
intelektual. Surat-menyurat pribadi, termasuk pula dengan para penguasa seperti
Frederick dari Prussia (yang memerintah tahun 1740-1786) dan Catherine dari
Russia (yang memerintah dari 1762-1796), adalah suatu cara yang lain di mana
para philosophes itu mengembangkan gagasan mereka.
Jenis-jenis kesenian seperti sandiwara, lukisan dan studi sejarah kadang-
kadang menjadi alat bagi pesan-pesan politik. The Marriage of Figaro,
misalnya, dramawan Prancis Pierre-Augustin Beaumarchais (1732-1799),
mengadakan pertunjukan perdananya tahun 1784 setelah mengalami kesukaran
dengan pihak sensor, yang merasa curiga bahwa sandiwara itu adalah suatu
sindiran terhadap pemerintah. Perasaan politik Beaumarchais itu diperlunak di
dalam kata-kata nanyian Italia dari opera Mozart (1786), namun bagian dari
pesan itu tetap saja ada.
Terutama sekali, Encyclopedie yang terkenal itu, yang diterbitkan antara
tahun 1751 dan 1765, mempakan sebuah kendaraan politik yang sangat penting.
Direncanakan pada awalnya sebagai suatu terjemahan yang terdiri dari empat
jilid dari Chambers' Cyclopaedia yang berbahasa Inggris, maka Encyclopedie
berubah menjadi sebuah kaiya tersendiri dalam tiga-puluh lima jilid. D'Alambert,
Diderot, Voltaire dan Rousseau berada dalam kalangan sekian banyak
118
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
penyumbang kepada suatu buku yang dimaksudkan sebagai suatu alat untuk
membangunkan kesadaran politik sebagaimana juga untuk mendapatkan
informasi. Diterbitkannya Encyclopedie adalah sebuah peristiwa besar dalam
sejarah komunikasi. Hanya orang kaya saja yang sanggup membelinya, namun
kemudian diikuti oleh edisi-edisi yang lebih murah dan lebih banyak orang yang
dapat membaca kaiya itu di perpustakaan-perpustakaan umum.
Suatu reaksi lain terhadap penyensoran adalah organisasi komunikasi
bawah-tanah (lihat hlm. 62), baik dalam bentuk cetakan maupun dalam bentuk
manuskrip, apakah buku itu diselundupkan dari luar atau dibuat secara rahasia
di Prancis. Penjual buku Prancis menamakan publikasi bawah tanah ini sebagai
'livres philosophiques\ yaitu suatu kategori umum yang mencakup kaiya-karya
pornografi, juga yang bidaah dan yang secara politik bersifat subversif. Sejarawan
Amerika Robert Darnton berpendapat bahwa pornografi dihubungkan kepada
Pencerahan dan Reformasi melalui suatu proses desakralisasi. Serangan terhadap
perilaku seksual isteri Louis XIV, Marie Antoinette, yang berjudul Les amours
de Carlotde Toinette, mungkin telah mendorong tidak hanya reformasi, tetapi
juga revolusi. Cara-cara di mana perilaku keluarga kerajaan itu dikemukakan
dalam media mungkin memiliki konsekuensi-konsekuensi politik yang luas.
Sebagaimana dalam pergerakan yang telah dijelaskan sebelumnya dalam
bab ini, maka keterlibatan 'rakyat' dalam Revolusi Prancis tahun 1789 sekaligus
merupakan sebab dan akibat dari keterlibatan media. Hal serupa juga terlihat
dalam Revolusi Amerika tahun 1776. Sebab kemerdekaan Amerika itu, yang
meniru pengalaman Inggris—English Grand Remonstrance pada abad ke-17
merupakan salah satu sumber dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika—diberikan
tidak saja oleh pamflet tetapi juga oleh surat-kabar. Telah ada empat-puluh
dua surat-kabar di koloni-koloni Amerika itu pada tahun 1775, dan di antaranya
seperti the New York Journal, the Philadelphia Evening Post dan the
Massachusetts Spy, telah memberikan alasan revolusioner dengan cara
menjelaskan kekejaman-kekejaman yang dilakukan tentara Inggris. Dalam
jangka panjang, semuanya itu menciptakan suatu budaya politik nasional melalui
berita yang mereka laporkan (sebagaimana di Inggris ketika Perang Saudara)
dan membantu timbulnya suatu masyarakat bayangan yang baru, yang ditentukan
menentang Inggris. Seorang pengunjung Prancis ke Amerika, setelah
memperhatikan seringnya pamflet Thomas Paine, Common Sense, dicetak-ulang
dalam cetakan majalah itu, menyatakan bahwa 'Tanpa surat-kabar, Revolusi
Amerika tidak akan pernah berhasil'. Para pengembara Eropa yang lain
119
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
120
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
baru itu biasanya kecil, namun the Gazette nationale meniru format besar
koran-koran Inggris.
Revolusi itu berdampak baik bagi pers, karena ada banyak berita yang
menggairahkan untuk dilaporkan, dan juga pembaca tak kan pernah kekurangan
pasokan berita. Tukang masak wanita yang mengaku pada tahun 1791 membaca
empat surat-kabar (lihat hlm. 75) bukan merupakan hal luar biasa di masa itu.
Sebatiknya, pers juga berdampak baik bagi Revolusi. Jeremy Popkin mengemu-
kakan, misalnya, bahwa peran majalah berkala 'tidak dapat digantikan dalam
memberikan keabsahan bagi pembuatan undang-undang oleh Revolusi dengan
jalan menjadikan proses itu milik publik'. Namun, kekuasaan pers itu tidak
boleh pula terlalu dilebih-lebihkan. Tahun 1789, sebagian besar rakyat Prancis
tidak dapat membaca. Karena itu, sumbangan segala bagian sistem komunikasi
perlu dipertimbangkan, sama halnya dengan keadaan gerakan-gerakan yang
terdahulu seperti Reformasi Luther.
Komunikasi lisan ternyata penting sekali. Revolusi adalah saat dimana
tergelar perdebatan yang keras, pidato-pidato galak di Majelis Nasional dan di
kelompok-kelompok politik baru yang terbentuk di Paris dan di kota-kota lain.
Perdebatan itu ditata dalam suatu 'retorika revolusioner' yang baru pula, yang
menyeru kepada gelora perasaan dan bukan kepada akal sehat dan mengandal-
kan 'keajaiban' kata-kata seperti liberte, fraternite, nation, patrie, peule,
dan citoyen. Di luar sidang dan kelompok itu, desas-desus bahkan lebih kencang
daripada biasanya ketika terjadi sederetan peristiwa-peristiwa yang cepat dan
dramatis. 'Ketakutan Besar' tahun 1789 yang terkenal itu, yang telah dibicarakan
di atas (hlm. 114), adalah yang paling penting dari banyaknya desas-desus
mengenai Revolusi.
Komunikasi visual, termasuk paham patung, juga penting sekali.
Dihancurkannya gambar-gambar keagamaan menyatakan suatu keyakinan bahwa
Gereja merupakan bagian dari orde lama. Terdapat iconoclasme yang sekuler
atau 'vandalisme', sebagaimana ia dinamakan ketika itu, sebagaimana dibuktikan
oleh dihancurkannya patung-patung Louis XIV yang terlihat pada dua buah
lapangan utama Paris sampai tahun 1792. Seginya yang positif, diciptakanlah
suatu bahasa gambar yang baru untuk melayani orde baru. Pelukis Jacques-
Louis David (1748-1825), misalnya, menjadi aktif atas nama Revolusi, baik di
dalam maupun di luar studionya. Lukisannya tentang Marat yang dibunuh
merupakan sebuah sumbangan terhadap martyrologi Revolusi. Lebih dari 6.000
buah cetakan dihasilkan di masa revolusioner itu sehingga membawa perdebatan
politik kepada orang-orang yang buta-huruf. Sebuah ukiran kayu tentang
121
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
122
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
pernyataan dari suatu proses sekularisasi dalam arti apa yang dinamakan
sejarawan Prancis Mona Ozouf 'pemindahan kesucian' dari Gereja kepada
Negara.
Mobilisasi yang sadar dari media itu untuk mengubah sikap orang dapat
digambarkan sebagai propaganda. Awalnya merupakan istilah keagamaan, yang
diciptakan untuk menjelaskan misi agama Kristiani, kata 'propaganda' itu
memperoleh makna yang peyoratif pada akhir abad ke-18, ketika orang-orang
Protestan menggunakannya untuk menjelaskan teknik-teknik yang dipakai Gereja
Katolik. Ketika Revolusi Prancis, istilah itu diadaptasikan untuk politik.
Wartawan revolusioner Camille Desmoulins (1760-94), misalnya, membanding-
kan 'propaganda patriotisme' dengan propaganda agama Kristiani, sedangkan
kaum royalis dalam pengasingan menolak 'propaganda' Revolusi itu. Kata baru
itu menunjuk suatu fenomena yang baru pula. Meskipun penggunaan gambar
dan teks untuk membentuk sikap jauh sekali kembali ke belakang dalam sejarah
manusia, namun kesadaran diri dan skala kampanye media yang revolusioner
merupakan sesuatu yang baru.
Menurut Habermas, 'Revolusi Prancis menciptakan dalam satu malam
saja... apa yang di Inggris Raya memerlukan waktu lebih dari seabad evolusi
yang terus-menerus; lembaga-lembaga... bagi perdebatan yang kritis tentang
masalah-masalah politik'. Batasan-batasan dari 'ruang publik' Prancis ini
semenjak awal dikemukakan, terutama sekali pengecualiannya terhadap wanita.
Namun, media Prancis itu memainkan suatu peranan yang penting baik dalam
menghancurkan tradisi maupun menciptakan tradisi baru, upaya untuk
menciptakan suatu budaya politik tanpa Gereja maupun raja. Bukanlah suatu
kebetulan bahwa ungkapan opinion publique, sepeti istilah 'propaganda',
digunakan secara teratur di masa ini. Sebaliknya, guillotine yang terkenal itu
memasuki bahasa komunikasi, baik untuk menunjuk kepada mesin yang
digunakan para pencetak untuk memotong pinggir-pinggir kertas, atau sebagai
suatu upaya kata putus untuk mengakhiri perdebatan parlementer tentang suatu
topik.
Sebagaimana dalam kasus Inggris setelah Restorasi Charles II, maka
Prancis di bawah Napoleon (yang memerintah tahun 1799-1815) telah mengalami
sejenis kembali kepada situasi sebelum revolusi. Namun, segala sesuatunya
tidak akan pernah menjadi sama lagi selama orang mengingat apa yang telah
terjadi. Kekuasaan media itu terletak dalam kapasitasnya untuk mengaktifkan
kembali kenangan masa lalu yang revolusioner itu. Analogi yang telah lama ada
antara pers dan tentara (lihat hlm. 91 dan 111) telah diaktifkan kembali oleh
123
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
124
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
Bab ini telah mencoba untuk bekerja — dan juga dalam beberapa hal
bertentangan — dengan gagasan timbulnya ruang publik yang diasosiasikan
dengan Jiirgen Habermas, yang sambil menjawab para pengeritiknya, telah
menyatakan bahwa mendorong gagasan ruang publik itu kembali ke belakang
di abad ke-16 dan ke-17 menyangkut 'mengubah konsep ruang publik itu sendiri
sampai sedemikian rupa sehingga ia telah menjadi sesuatu yang lain lagi'. Untuk
bagian kami, kami telah menekankan kelemahan-kelemahan struktural dari mang
ini dalam orde lama dan memperbedakan dua jenis mang publik, yang bersifat
sementara dan yang bersifat tetap, atau yang struktural dan yang bersifat hanya
dugaan saja.
Kita telah pindah dari Reformasi Jerman dalam tahun-tahun 1520-an
kepada Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis melalui Perang Saudara di
Belanda, Prancis dan Inggris. Kita telah mencatat serentetan situasi serupa di
mana para elite yang terlibat dalam persaingan yang ketat berseru kepada rakyat
dan di mana media, terutama sekali media cetak, membantu menimbulkan
kesadaran politik. Dalam masing-masing situasi itu, sebuah krisis menimbulkan
perdebatan yang hidup, akan tetapi secara relatif tidak berumur lama yang
mungkin digambarkan sebagai didirikannya suatu ruang publik yang bersifat
sementara atau bersifat dugaan saja.
Sekurang-kurangnya sebagian dari tokoh dalam kisah yang berlangsung
lama ini sadar tentang para pendahulu mereka dan berusaha membangun
berdasarkan apa yang telah mereka capai. Misalnya, Perang Saudara Inggris
dipandang di masa itu sebagai sejenis tanggapan terhadap Perang Agama Prancis
di akhir abad ke-16. Krisis Eksklusi juga dirasakan dipandang dari segi perang
agama Prancis dengan shaftesbuiy menempati tempat Quise (lihat hlm. 114).
English Grand Recontrance pada abad ke-17 menjadi sebuah model bagi
Deklarasi Kemerdekaan Amerika. Karya Milton Areopagitica, sebagaimana
yang diadaptasikan oleh Mirabeau, telah digunakan dalam kampanye Prancis
untuk kebebasan pers, sedangkan eksekusi raja Charles I menjadi pendahuluan
bagi eksekusi Louis XVI dengan guillotine.
125
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
126
Media Massa dan Ruang Publik di Masa Awai Eropa Modern
menjadi makin kuat, dan bahkan tampaknya tidak akan dapat dibalikkan dan
ditahan. Pada abad ke-19 dan 20, pada saat percetakan menjadi salah satu
media teknologi yang mempunyai rentangan yang jauh lebih luas lagi, baik yang
verbal maupun yang visual, didorong oleh bentuk-bentuk kekuasaan yang baru,
pada akhirnya membuat suatu pertemuan yang baru di dalam suatu tatanan global.
Jika ditinjau kembali sekarang ini, sama keadaannya dengan pada saat
itu, pencetakan dengan tipe yang dapat dipindah-pindahkan oleh para pengusaha
independen tampaknya seperti suatu gabungan yang eksplosif, meskipun sebagian
besar dari percetakan itu berkenaan dengan aktivitas ekonomi yang tidak ada
hubungannya dengan timbulnya media. Kegagalan pemerintah-pemerintah di
Eropa untuk mengendalikan percetakan membuka jalan bagi perkembangan
lain dalam komunikasi yang dimulai dengan transportasi dan dengan cepat sekali
meraksasa seperti timbulnya industrialisasi yang didorong tenaga uap, sebagai
sesuatu yang merupakan 'revolusi'.
Teknologi tidak akan pernah dapat dipisahkan dari dunia ekonomi, dan konsep
suatu revolusi industri mendahului suatu konsep revolusi komunikasi—panjang,
berkesinambungan dan tidak pernah selesai. Konsep kedua, yang dengan jelas
sekali diformulasikan hanya pada akhir abad ke-20, telah mulai mendapatkan
bentuknya dalam abad ke-19. Mengikuti apa yang dinamakan Charles Knight
(1791-1873), perintis buku murah dan pers populer, sebagai 'kemenangan atas
waktu dan ruang', maka waktu (dan jarak) ditentukan kembali di bawah pengaruh
pertama-tama dari kereta api dan kapal api dan kemudian dari kumpulan media
baru—telegraf, radio, fotografi dan film (gambar bergerak).
Bahkan sebelum kereta api, orang-orang yang sezaman telah memper-
bandingkan kaum revolusioner Prancis Danton dan Robespierre dengan James
Watt (1736-1819), menyanjungnya sebagai pencipta mesin uap, dan Richard
Arkwright (1732-92), 'raja pabrik' yang pertama (yang telah memulai, seperti
banyak pemilik pintalan kapas yang lain, dengan menggunakan tenaga air dan
bukan tenaga uap). Napoleon segera muncul pula ke dalam gambaran itu. Ia
selalu menang dalam perang, sedangkan kemenangan Watt dan Arkwright adalah
kemenangan perdamaian, dan mereka digambarkan, seringkah dengan bahasa
injili, sebagai penemu dengan dampak global: bahkan padang pasir di dunia pun
dapat diubah:
127
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
POG3
128
alam menyombongkan bahwa ia dapat memberikan segala apa yang
iinginkan dunia—yaitu 'kekuasaan'—Matthew Boulton tergantung
kepada hak paten mesin uap James Watt, yang pertama kali dikeluarkan
pada tahun 1769, lima tahun sebelum Watt ikut dengan Boulton dalam
persekutuan yang paling terkenal antara penemu dan pengusaha. Sebelum tahun
1760-an, jumlah hak paten yang dikeluarkan dalam satu tahun di Inggris jarang
melebihi selusin: pada tahun 1769 angka itu adalah tiga-puluh enam, dan pada
tahun 1783, ketika berakhirnya Perang Kemerdekaan Amerika, ia telah mencapai
enam-puluh empat. Banyak di antaranya berkenaan dengan komunikasi.
Tenaga uap punya sejarah panjang, yang terentang ke belakang ke dunia
kuno, dan telah dipakai dalam tambang-tambang selama puluhan tahun sebelum
digunakan untuk menggerakkan mesin. Pada waktu hak paten Watt berakhir
tahun 1800, mesin uap telah membuktikan diri sebagai penemuan yang paling
penting, yang terhadapnya tergantung banyak penemuan lain. Hal itu digambarkan
dengan berlebihan oleh Dionysius Lardner (1793-1859), seorang penulis yang
banyak karyanya tentang mesin dan tenaga uap dan editor sebuah Cabinet
Cyclopaedia, sebagai 'sumber satu-satunya dari kehebatan pemikiran Inggris',
'yang diperkuat dan didukung oleh modal Inggris'.
Akan tetapi di Prancis karena berlimpahnya pasokan air dan sungai-sungai
dan terusan-terusan yang dapat dilayari, maka penggunaan kapal bermesin uap
itu relatif rendah—sebagaimana keadaannya dalam masyarakat industri Amerika
yang baru itu, seperti Lowell di Massachusetts ('kota poros')—sehingga dalam
tahun 1848 seorang penulis yang terkenal bertanya dengan ngotot, ketika ia
menoleh ke belakang ke tahun 1789, 'penemuan pemikiran spekulatif manakah
yang telah sedemikian besar pengaruhnya yang sebesar penemuan tenaga uap?'
Hal itu terjadi dalam suatu tahun revolusi politik selanjutnya di Prancis dan negara-
129
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
negara Eropa yang lain, dan penulis itu adalah Emest Renan (1823-1892), penulis
sebuah buku tentang kehidupan Yesus yang kontroversial itu. Di Amerika Serikat,
seorang Erastus Brigham Biggelow (1814-1879), menjelaskan bagaimana, pada
saat kekuatan uap itu semakin banyak digunakan, maka sekarang menjadi
mungkinlah 'untuk mencapai apa yang diimpi-impikan oleh orang kuno dalam
dongeng-dongeng mereka'.
Suatu pencapaian baru adalah kecepatan—jauh melampaui kecepatan
kuda. (Satuan kekuatan kuda masih terus dipakai dalam hubungan dengan tenaga
uap sebagaimana kemudian dihubungkan dengan mesin pembakaran internal.)
Sudah ada suatu tekanan pada kecepatan sebelum datangnya tenaga uap; namun
sekarang ini, telah menjadi suatu keharusan. Sebagaimana dikemukakan oleh
penyair Samuel Taylor Coleridge (1772-1834) pada tahun 1826:
Kartun seperti halnya pamflet dan novel juga membawa pesan itu. Seorang
tokoh dalam novel George Eliot The Mill on the Floss (1860) mengatakannya,
'dunia berjalan terus dalam langkah yang lebih cerdas dibanding apa yang
dilakukannya ketika saya masih muda... Masalahnya adalah tenaga uap yang
Anda lihat ini.'
Dari segala perspektif ini, 'revolusi industri' dan 'revolusi komunikasi'
dapat dilihat sebagai bagian dari proses yang sama—dengan revolusi transportasi
datang terlebih dahulu dalam sebuah urutan teknologis yang tampaknya memiliki
logikanya sendiri, terutama setelah tenaga listrik memberikan sumber tenaga
baru selain uap, meskipun pada pertama kali kelihatannya misterius. (Kata
'elektronik' datang jauh kemudian). Di abad ke-20, televisi mendahului
komputer, persis sebagaimana mesin cetak mendahului mesin uap, radio
mendahului televisi, kereta api dan kapal api mendahului mobil dan pesawat
terbang. Terdapat keterlambatan dalam urut-urutan itu, yang masing-masing
perlu penjelasan tersendiri. 'Mesin pesawat terbang', harus menunggu
diciptakannya mesin pembakaran internal untuk menjadi mungkin secara teknis.
130
Dari Tenaga Uap ke Listrik
131
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
banyak uang tergantung baik dari seberapa lamanya suatu paten dapat dilanjutkan
maupun seberapa rentannya ia terhadap tantangan. Undang-undang, yang
seringkah dikemukakan, berbeda antara satu negara dengan negara lain. Namun
retorika banyak sekali muncul dalam pembicaraan tentang 'menaklukkan Alam'.
Sebagaimana seorang penggubah yang tangkas mengemukakannya pada tahun
1776, yaitu tahun Deklarasi Kemerdekaan Amerika dan buku Adam Smith,
Wealth of Nations:
'Hari di masa depan' itu sama pentingnya bagi para penemu dan pedagang
Inggris—yang dibantu bukan saja oleh penggubah tetapi juga oleh penyair-penyair
besar—sebagaimana pentingnya bagi kaum revolusioner Prancis. Memang di
Prancislah istilah 'revolusi industri' itu pertama kali diciptakan pada tahun 1827
oleh seorang pakar ekonomi politik, Adolphe Blanqui.
Bagi Erasmus Darwin (1731-1802), kakek dari Charles Darwin, yang
tinggal di pinggir Negeri Hitam Inggris dan menulis pada pembukaan tahun
Revolusi Prancis pertama yaitu tahun 1789, transportasi adalah kunci utama
kepada dunia masa depan:
Darwin, seorang dokter penyakit, adalah seorang anggota dari Lunar Society,
suatu lingkungan teman-teman West Midlands yang secara resmi merupakan
suatu masyarakat tahun 1780, sedangkan Boulton dan Watt juga termasuk di
dalamnya. Para anggota itu sadar akan jarak mereka dari London, meskipun
waktu yang diperlukan untuk mencapainya dengan apa yang dinamakan 'kereta
terbang' itu turun tajam (ketika cuaca baik) setelah dibangunnya jalan tol.
Jaraknya dengan mil bertambah lima kali lipat antara tahun 1750 dan 1790.
Bentuk transportasi yang praktis yang paling menarik perhatian para
anggota Masyarakat itu bukanlah lalu-lintas jalan raya dan bukan pula daya
132
Dari Tenaga Uap ke Listrik
penggerak uap, akan tetapi lalu-lintas dengan terusan yang dengan tentangan
oposisi telah mengubah kehidupan ekonomi Midlands; dan salah seorang anggota
Masyarakat itu, pakar tembikar Josiah Wedgwood (1730-95), yang memiliki
kepentingan perdagangan dalam masalah itu, memberi kontribusi yang besar
kepada fase terusan dari sejarah transportasi. Fase pertama mencapai
puncaknya di Inggris pada tahun 1790-1793 ketika modal yang murah
mendorong sebuah 'mania' terusan di Inggris dan 53 undang-undang terusan
dan pelayaran disahkan oleh Parlemen. Semangat yang bergejolak ini
mengantisipasi mania kereta-api di tahun-tahun 1840-an.
Spekulasi menonjol demikian hebatnya sebagai investasi pada sejarah
media yang terakhir, termasuk sejarah Internet. Demikian pula keadaannya
tekanan untuk membuat undang-undang. Bagaimana dan kapan menggunakan
hukum itu untuk mengatur proses komunikasi merupakan pertanyaan yang
fundamental, baik ketika itu maupun sekarang.
Di Eropa benua, dengan bermil-mil sungai yang dapat dilayari, maka
terusan merupakan pemandangan yang biasa sebelum ia menjadi seperti itu di
Inggris, dan suatu zaman terusan telah dimulai di sana pada akhir abad ke-17.
Tahun 1810 di Prancis, dirampungkannya Terusan St Quentin yang menghu-
bungkan Laut Utara dan sistem-sistem sungai Scheldt dan Lys dengan Selat
Inggris melalui Somme, dan dengan Paris dan Le Havre melalui Oise dan the
Seine. Pada saat itu, Napoleon telah menjadi kaisar, dan Inggris terlibat dalam
suatu perang yang berlama-lama menentangnya. 'Pembelian Louisiana' dari
Napoleon oleh Amerika Serikat pada tahun 1803 telah memberikan pengendalian
baginya terhadap sebuah jalan air utama yang dapat dilayari, yang pada akhir
abad ke-19, akan menjadi bagian dari suatu jaringan pelayaran kontinental yang
mencakup empat juta mil terusan. Hanya terdapat seratus mil saja pada tahun
1800, akan tetapi antara tahun 1817 dan 1825, Terusan Erie, suatu hubungan
yang penting sekali dalam jaringan itu, telah dibangun oleh negara-bagian New
York, sehingga membuka Barat Amerika yang pertama.
Sebelum Inggris tertarik ke dalam pertarungan bersenjata dengan Prancis
revolusioner sebelum masa Napoleon pada tahun 1793, Darwin telah
menyelesaikan bait-bait sajaknya Botanic Garden (1789-91), yang berhubungan
jauh lebih banyak daripada transportasi saja sebagaimana ia dengan bernafsu
sekali mendaftarkan 'khayalan di bawah panji-panji ilmiah'. Dalam pada itu,
William Wordsworth (1770-1850) yang masih muda, sama halnya dengan
Coleridge, menghormati Revolusi Prancis sebagai sebuah fajar baru, dipuji-puji
dalam sajaknya 'Suatu Perjalanan Senja' (1788-1789):
133
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Dalam kenyataannya, hubungan antara sains dan teknologi itu rumit sekali. Baik
kata 'scientist' maupun kata 'technologist' belum diciptakan. 'Scientist' adalah
sebuah kata baru pada tahun 1840, sedangkan kata 'technology', yang baru
diciptakan di Prancis di dalam the Encyclopedic, belum digunakan di Inggris.
Namun, kata 'invention', yang didahului oleh kata 'discovery', telah menjadi
bagian dari pembicaraan sehari-hari pada akhir abad ke-18 bersama dengan
kata 'improvement'. Karena sering dihubungkan dengan permainan, dan bukan
dengan tujuan—kata 'toy' sebagaimana yang dihargai orang Prancis lebih dahulu
daripada orang Inggris, adalah menjadi bagian dari kosa-kata yang sama.
Keinginan untuk menciptakan hal bam mungkin telah mendorongnya sama banyak
dengan apa yang akan terkenal di kemudian hari dengan nama 'economic
necessity'. Salah satu dari lokomotif yang mengambil bagian dalam pengadilan
lokomotif uap tahun 1829—yang dimenangkan oleh 'Rocket', sebuah kata yang
mencuat di paruh kedua abad ke-20, dari George Stephenson—dinamakan
'Novelty', yang masih tetap mempakan sebuah kata yang digemari pada abad
ke-19.
Salah satu tokoh yang menonjol di abad ke-19, Karl Marx (1818-1883),
memandang penemuan mesin uap itu sebagai terobosan besar dalam sejarah
umat manusia, yang membedakan masa lalu dari masa sekarang dan membuka
masa depan yang revolusioner. Dalam Communist Manifesto tahun 1848 ia
membeberkan dengan fasih sekali tentang 'keajaiban-keajaiban industrialisasi
yang telah dilakukan', tetapi ia meramalkan bahwa revolusi akan terjadi bukan
melalui teknologi itu sendiri, akan tetapi melalui perjuangan kelas antara kaum
kapitalis yang memiliki dan mengendalikan mesin dan peralatan uap, dan kaum
proletar industri yang dieksploitasi tenaganya untuk mereka. Dalam buku
catatannya Grundrisse, yang ditulis pada pertengahan 1840-an ia mencatat
perubahan-perubahan industrial yang utama sejak Revolusi Prancis dan
menjelaskan bahwa 'Alam tidak pernah membuat mesin, lokomotif, kereta-api,
telegraf listrik... dan sebagainya. Semua ini adalah hasil dari industri manusia:
benda-benda alami diubah menjadi alat-alat kehendak manusia.'
134
Dari Tenaga Uap ke Listrik
135
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
136
Dari Tenaga Uap ke Listrik
Bentuk kesusasteraan yang paling kreatif dalam prosa abad ke-19 adalah
novel, sebuah kata yang baru mengukuhkan dirinya pada akhir abad ke-18,
ketika banyak novel diterbitkan. Pada permulaan abad itu, sejumlah penulis, di
antaranya Defoe, memusatkan perhatiannya pada yang baru ('asli') dan 'yang
aneh dan mengagetkan'—kata sifat yang merupakan bagian dari judul Robinson
Crusoe—dan dorongan untuk sesuatu yang kemudian diberikan suatu pengertian
baru di Inggris (sampai perbedaannya itu telah menjadi hal yang diperdebatkan
oleh para pakar sastra) oleh Heniy Fielding (1707-1754), yang tulisan pertamanya
adalah untuk teater, dan saingannya Samuel Richardson (1689-1771), seorang
pencetak yang tulisannya Pamela (1741) ditulis dalam bentuk surat-surat. Di
sini, sebagaimana juga di tempat-tempat lain, terdapat kesinambungan, tetapi
juga, sebagaimana dikemukakan Fielding dalam Tom Jones (1749), yang
dinamakannya 'sajak kepahlawanan yang menggembirakan dalam bentuk prosa',
suatu kesadaran bahwa ia sedang memasuki 'sebuah kawasan baru dalam
Menulis'.
Produksi tahunan dari kaiya-karya fiksi itu di Inggris, yang rata-rata hanya
berjumlah tujuh buah antara tahun 1700 dan 1740, telah meningkat setidaknya
tiga kali lipat antara tahun 1740 dan 1770, dan dua kali lipat lagi antara tahun
1770 dan 1800. Ketika itu, bentuk novel, yang sangat mungkin diadaptasikan,
menarik para penulis wanita dan juga sejumlah besar pembaca wanita.
Potensinya sepenuhnya masih harus diwujudkan dan akan melimpah-limpah
sampai ke era televisi dan film. Para tahun 1750, salah seorang tokoh besar
yang sezaman dengan Fielding dan Richardson, yaitu Samuel Johnson (1709-
1784), yang memiliki sedikit sekali apa yang dapat dikatakannya tentang penulis
dan pembaca wanita, dengan hati-hati sekali membedakan fiksi yang baru itu
dari 'kisah roman kepahlawanan' lama yang didominasi oleh 'para raksasa,
ksatria dan benteng istana khayalan'. 'Karya fiksi yang tampaknya secara khusus
lebih memberikan kesenangan kepada generasi sekarang adalah sedemikian
rupa, sehingga memperlihatkan kehidupan yang sesungguhnya, yang hanya
memperlihatkan keragamannya dengan kejadian-kejadian setiap hari di dunia'.
Johnsonlah yang telah menyarankan bahwa 'tidak ada orang yang akan membaca
buku tentang sains karena mumi kecenderungan saja. Buku-buku yang memang
kita baca dengan segala kesenangan adalah tulisan-tulisan ringan yang berisikan
rentetan peristiwa yang berlangsung cepat.' Akan tetapi, pendapat Johnson
tentang wartawan yang berhubungan dengan arus 'kejadian yang sesungguhnya',
yang seringkah dalam bentuk yang tidak lengkap, adalah rendah sekali; ia menjuluki
mereka 'penulis surat-kabar cakar-ayam'.
137
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Antara tahun 1700 dan 1750 terjadi perubahan besar di dunia penerbitan,
dengan satu majalah baru yang penting, the Gentleman 's Magazine (1731),
yang diluncurkan oleh seorang penjual buku dan wartawan, Edmund Cave,
('Sylvanus Urban'), dan dicontoh secara kurang berhasil oleh orang-orang lain.
Johnson menulis untuk itu. Ia menggarap selera-selera yang lebih beragam
dibandingkan dengan The Spectator (lihat hlm. 36) karena ia menggabungkan
informasi, termasuk rincian-rincian penemuan, dan hiburan (lihat hlm. 230). Ia
telah mengudarakan banyak dari masalah-masalah yang akan ditonjolkan
kemudian dalam sejarah media, termasuk hubungan antara penulis dan pembaca,
serta antara isi dan bentuk.
Para penjual buku dikenal sebagai 'perantara' antara penulis dan pembaca
sebelum digunakannya kata 'media'. Juga ketika itu telah terdapat perasaan
akan adanya suatu 'pasar'. Seperti ditulis oleh teman dan rekan sekerja Fielding,
yaitu James Ralph dalam buku The Case of Authors (1758):
Kemudian di abad itu juga, terjadi suatu pemisahan antara penjual buku dan
penerbit, suatu distingsi yang mulai menjadi jelas dalam kamus besar Samuel
Johnson tahun 1755. Di masa lalu, kata 'publish' memiliki konotasi keagamaan,
yaitu untuk menyatakan 'kabar kesukaan besar bagi seluruh umat manusia'.
Kini dengan distingsi yang semakin berkembang antara pencetak dan penerbit,
yang sama besarnya dengan distingsi antara penyair dan 'pengarang picisan' di
Grub Street, maka penerbitan mulai diasosiasikan dengan 'menempatkan sebuah
buku ke dunia'.
Menempatkan lebih banyak 'benda' ke dalam dunia, yang didukung oleh
iklan, akan menjadi suatu kesibukan utama pada abad-abad mendatang, yang
138
Dari Tenaga Uap ke Listrik
Gambar 14. Raja Uap dan Raja Batubara memandang dengan gelisah bayi listrik.
Sebuah kartun 1881 yang membandingkan dua teknologi, lama dan baru, dalam
simbiosis yang saling meniadakan. Padahal mereka dalam perjalanan waktu
akan hidup bersama. Listrik dan elektronika menemukan era kejayaannya di abad
ke-20.
139
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
dalam jangka panjang tergantung dari kemajuan teknologi, namun dalam tahap-
tahap permulaannya di Inggris hal ini lebih banyak merupakan kegiatan
memperluas keterampilan keahlian, dibandingkan dengan menggunakan
pengetahuan ilmiah. Begitu pula keadaannya di seberang Atlantik, di mana
Benjamin Franklin (1706-1790), yang mencintai dan mencetak buku-buku—
dan bermain dengan tenaga listrik—menyatakan pada tahun 1783 pada akhir
Perang Kemerdekaan Amerika bahwa 'tidak ada manufaktur yang penting' di
mana 'para pekerja', yang belajar saat bekerja, 'yang tidak menemukan suatu
proses yang berguna yang bisa menghemat waktu dan material atau
mengembangkan lebih lanjut keterampilan itu'.
Di Prancis pada abad ke-18 terlihat hubungan yang intens antara teori
ilmiah dan perkembangan teknik yang baru, dan keduanya dipuji-puji oleh
pemerintah ketika Revolusi dan di bawah Napoleon. Seorang pemikir Prancis
setelah Napoleon, Saint Simon (1760-1825), menarik sejumlah murid, yaitu
kaum Simonian, yang dalam suatu tradisi yang memandang ke belakang kepada
Colbert, memberikan suatu peran kunci kepada negara dalam hal perkembangan
teknik dan ekonomi. 'Di mana kepentingan umum itu menjadi taruhan,' demikian
tulis salah seorang dari mereka, yaitu Michel Chevalier (1806-1879), 'maka
pemerintah harus turun tangan.' Pengaruh golongan St Simonian itu dengan
aktif bekerja di Prancis di bawah pemerintahan kemenakan Napoleon, yaitu
Napoleon 111(1848-1870).
Teknologi adalah sebuah kata yang diperkenalkan ke Amerika Serikat
tahun 1828—kira-kira sekitar waktu istilah 'revolusi industri' pertama kali
digunakan di Prancis; dan pada tahun 1832 Charles Babbage (1792-1871),
pakar matematika dan ekonomi politik Inggris kontemporer, menerbitkan
karyanya On the Economy of Machinery and Manufactures, dengan
menyambut baik kenyataan bahwa 'pekeijaan seratus orang tenaga ahli sekarang
cukup dilakukan dengan mengoperasikan sebuah mesin saja'. Babbage, yang
telah terbiasa dengan apa yang sedang berlangsung di Printing House Square,
menciptakan sebuah komputer mekanis, sebuah petunjuk jalan kesejarahan yang
digambarkan sebagai sebuah 'mesin', yang—sebagai suatu tanda waktu—telah
gagal mendapatkan dukungan keuangan pemerintah. Namun, ia dipamerkan
kepada rakyat di dalam sebuah gedung pameran peralatan ilmiah di King's
College di Strand pada tahun 1843.
Dalam pada itu, terdapat kabar bahwa Amerika Serikat—yang sebelum
tahun 1848 tidak memiliki sebuah akademi atau suatu lembaga yang sebanding
dengan the Society of Arts [Masyarakat Seni]—di masa yang akan datang
140
Dari Tenaga Uap ke Listrik
akan berdiri sebagai sebuah 'republik teknologi', tidak hanya untuk memuaskan
kebutuhan manusia, tetapi juga menciptakan kebutuhan. Proses itu mencapai
momentum yang tidak dapat dibalikkan lagi, meskipun setelah tahun 1848,
sebagaimana sebelumnya, terjadi 'booming' sekaligus kemunduran ekonomi,
yang bersifat internasional dalam ruang-lingkupnya, yang diidentifikasikan sebagai
siklus perdagangan, yang merupakan suatu kebangkitan kapitalisme yang sama
terjadinya baik bagi kalangan Marxis maupun non-Marxis. Beberapa sejarawan
juga telah menelusuri adanya 'gelombang-gelombang panjang' yang satu
diasosiasikan dengan tenaga listrik, sedangkan yang satu lagi satu abad kemudian
diasosiasikan dengan Internet (lihat hlm. 355). Pakar ekonomi Austria J. A.
Schumpeter (1883-1950) telah menghasilkan sebuah model sistem ekonomi
yang didorong oleh desakan-desakan dalam teknologi yang didorong oleh para
pengusaha yang inovatif.
Geopolitik sebagaimana juga sains dan ilmu ekonomi selalu mempengaruhi
cara di mana teknologi media itu berkembang: negara mana yang pertama kali
melakukan penemuan menjadi hal yang diperebutkan, sebagaimana yang terjadi
pada perseorangan, dan dalam abad ke-20 adalah penting bahwa Sputnik Soviet
(1957) ('teman-seperjalanan') telah datang sebelum Telstar (1962). Kerjasama
di angkasa luar baru dicapai setelah hancurnya Uni Soviet. Kelupaan yang
bersifat sejarah itu disediakan secara khusus untuk penemuan-penemuan tertentu
yang ditolak, terlepas dari asal-usulnya—atau penemunya—yang tidak
mendatangkan hasil-hasil ekonomi, namun dengan setiap penemuan yang
mendatangkan hasil-hasil seperti itu, terdapat suatu perubahan dalam perspektif
sejarah. Baru sekaranglah, pada tahap kita sekarang dalam sejarah media,
dalam fase-fase yang pertama dari 'masa Web', bukan suatu kiasan yang baru,
bahwa kita dapat melihat dengan jelas sekali bagaimana urut-urutan
perkembangan komunikasi yang berbeda-beda telah saling berhubungan dalam
beragam budaya. Dalam memandang masa-depan—dan bermimpi
tentangnya—maka mitos sebagaimana juga sains seringkah dibangkit-bangkitkan:
Icarus, yang mencoba untuk terbang, mengemuka sebagaimana juga Prometheus,
yang mencuri api. Marx telah berbicara kepada Vulcan, penjaga tungku api.
Pada abad ke-17, Francis Bacon (1561-1626) telah meramalkan 'the
opening of the door of Nature [terbukanya pintu Alam]'. Visinya mengenai
sebuah 'Salomon's House' dalam karyanya New Atlantis, yang ditulis sebelum
tahun 1620, berisikan suatu 'Kelompok Penemu' yang mencakup bukan hanya
'rumah mesin' saja, di mana 'dipersiapkan mesin dan peralatan bagi segala macam
gerakan' tetapi juga dua ruang pameran bagi 'Inventors Past [Penemu Masa
141
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Lalu]' dan 'space or bases for inventors to come [mang dan basis bagi Penemu-
Penemu masa datang']. Di dalam Rumah itu 'kami kelompok-kelompok burung
terbang... menjadikan kapal besar dan kecil berjalan di bawah permukaan air
dan membelah laut... dan jam-jam aneh', bahkan beberapa 'pergerakan abadi'.
Bacon, berbeda dari Leonardo da Vinci, tidak meninggalkan sketsa apapun
tentang mesin-mesin yang bam: Erasmus Darwin memang melakukan hal itu.
Pada pertengahan abad ke-19, ketika bagian-bagian dari dunia Barat telah
menjadi suatu 'Salomon's House', maka pakar kimia organik Jerman yang besar
Justus von Liebig (1803-1873) menulis bahwa nama Bacon itu 'berkilauan bagai
sebuah bintang bercahaya', dan Charles Darwin (1809-1882), dengan mengikuti
logika bangunannya sendiri (meskipun kadang-kadang agak enggan-enggan)
setelah menerbitkan bukunya Origin of Species pada tahun 1859, menegaskan
bahwa ia bekerja atas dasar 'prinsip-prinsip Baconian yang sesungguhnya'.
Sejarawan inggris, Thomas Babington Macaulay (1800-1859) sama
fasihnya dengan Bacon sendiri, dalam sebuah esai tentang dirinya, yang diterbitkan
pada 1837, yaitu tahun ketika Ratu Victoria naik tahta. Ia memuji-muji
keuntungan-keuntungan bagi umat manusia yang telah dicapai di bawah pengaruh
penemuan. Sebagaimana telah diramalkan Bacon, Alam telah dikendalikan,
jembatan telah dibangun, merentangi 'sungai dan muara yang besar-besar', jarak
telah dikalahkan. 'Intercourse', 'correspondence', 'despatch of business [kiriman
berita bisnis'], semuanya itu telah dipermudah. Dalam jangka panjang, filsafat
Baconian itu merupakan 'sebuah filsafat yang tak pernah istirahat'. Yang menjadi
hukumnya adalah 'kemajuan'.
Bagi Herbert Spencer (1820-1903), seorang penulis dan pakar sosiologi
kemudian yang bergantung dengan yakin sekali pada pemikirannya sendiri
kemajuan itu 'bukanlah suatu hal yang kebetulan akan tetapi suatu keharusan.
... Ia [merupakan] bagian dari Alam'. Dan ia menerbitkan pendapatnya ini
pada tahun 1851 ketika kemajuan itu dijadikan kelihatan di Pameran Great
Exhibition of All the Nations di Crystal Palace, London. Terdapat urut-urutan
pameran seperti itu pada abad ke-19 dan abad ke-20, dan semuanya itu
mempergunakan sejauh mungkin peralatan komunikasi yang baru, dan secara
luas dilaporkan pers. Banyak segi pameran itu yang bersifat internasional,
sebagaimana juga gagasan-gagasan besar yang berada di belakangnya. Pengaruh
Spencer di Amerika Serikat, yang telah mementaskan Pameran Seratus Tahunnya
pada tahun 1876, lebih besar daripada di Inggris.
Akan tetapi Spencer tidak berhubungan secara rinci baik dengan dunia
media maupun dengan dunia kerja, yang telah berubah sama banyaknya dengan
142
Dari Tenaga Uap ke Listrik
dunia benda pada abad ke-19 melalui urbanisasi maupun industrialisasi. Ketika
sejumlah besar pekerja dipusatkan di bawah satu atap pabrik, maka
berkembanglah bentuk-bentuk baru komunikasi kolektif, sebagaimana sejumlah
besar orang yang tidak saling kenal satu sama lain tumpah ruah di sebuah kota
industri yang baru, di mana di antaranya Manchester, sebuah kota kejutan,
merupakan contoh pertama. Hanya melalui terkumpulkannya orang secara
massal, demikian dikatakan, maka kecerdasan dan energi juga dapat
dikomunikasikan kepada orang-orang yang secara sosial miskin. Bagi seorang
pengamat Inggris terkemuka, yang menulis dalam tahun 1823, sebelum
diciptakannya kata 'sosialisme', maka 'para pekerja yang operatif itu yang
dilemparkan secara bersama dalam jumlah yang besar, telah mempertajam dan
memperbaiki kemampuan mereka dengan komunikasi yang terus-menerus'. Dari
dalam kalangan mereka para pemimpin muncul, yang berbicara lebih banyak
tentang 'serikat buruh' daripada tentang persaingan, menganggap diri mereka
sebagai memimpin sebuah 'movement', sebuah kata kiasan yang terambil dari
dunia transportasi. Sebuah kata metafor yang lain,'highway' [jalan tol], baru
akan dilahirkan kembali pada tahun 1990-an dan digunakan untuk 'revolusi
elektronik' (lihat hlm. 327).
Dengan hadirnya kerumunan massa (crowd) urban yang ditimbulkan oleh
para pemimpin militan atau, yang hampir sama berbahayanya, berkumpulnya
mereka sebagai 'massa tanpa pemimpin', mungkin menimbulkan keprihatinan
dalam kalangan orang yang berpunya, lewat bahasa yang mereka pergunakan,
persis sebagaimana ketakutan terhadap 'mob' di masa-masa pra-industrial; dan
pada akhir abad ke-19, terutama sekali di Prancis, para pakar studi psikologi
dan sosial mulai memusatkan perhatian pada kerumunan massa (crowd) itu.
Tahun 1895, Gustave le Bon menulis bukunya yang berpengaruh, yang setahun
kemudian diterjemahkan dengan judul The Crowd, dan pada tahun 1901G
Tarde menerbitkan bukunya L'Opinion et la Foule, yang baru diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris (Amerika dalam bentuk yang telah diedit) pada tahun
1969 dan kemudian dinamakan, dengan perubahan kata yang membukakan
pemikiran, On Communication and Social Influence.
Apapun bahasanya, bagaimanapun besarnya perbedaan antara Le Bon
dan Tarde, namun yang terakhir ini sadar akan pentingnya media, dan
bagaimanapun pendek atau panjangnya jarak waktu dalam penerjemahan,
gagasan dari sebuah 'masyarakat massa' telah berhasil masuk ke dalam bahasa
percakapan sehari-hari, terutama sekali di negara-negara Eropa benua, pada
tahun 1914. Ia ditunjang lagi dalam suatu konteks budaya pada abad ke-20
143
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
dengan kata 'budaya elite' dan 'budaya massa'. Bagi James Bryce, yang menulis
tentang politik (dan apa yang akan dikenal dengan nama 'media massa') tahun
1900, maka 'aksi dan reaksi yang saling dilakukan oleh pembuat dan pemimpin
pendapat terhadap massa, dan dari massa terhadap mereka' adalah 'merupakan
bagian yang paling mengherankan dari seluruh proses itu dengannya dihasilkan
pembentukan opini'.
Suatu unsur lain menonjol dalam suatu perhitungan yang demikian, terutama
di dua negara yang paling dikenal Bryce, yaitu Inggris dan Amerika Serikat.
Itulah yang merupakan perkembangan asosiasi-asosiasi sukarela, yang di
antaranya menamakan dirinya 'filosofis', yang lainnya 'statistik', di antaranya
dengan tujuan kebijakan yang khusus berkenaan dengan perumahan, kesehatan
atau pendidikan. Kebanyakannya menghasilkan laporan dan survei, seringkah
merupakan peralatan komunikasi yang paling efektif di kota-kota yang secara
sosial terpisah-pisah, seperti Liverpool dan Boston, London dan New York.
Pada akhir abad ke-19, para pengamat Prancis memperhitungkan bahwa
mayoritas terbesar dari orang dewasa Inggris termasuk ke dalam rata-rata lima
atau enam organisasi sukarela, yang mencakup serikat pekerja dan perkumpulan
persahabatan, sedangkan sejarawan Amerika A. M. Schlesinger menamakan
negaranya 'a nation of joiners'. Hampir seabad kemudian, seorang pakar ilmu
politik dan sosiologi, Robert Putnam, yang merasa takut karena berbagai alasan,
ini tidak lagi benar adanya, memberikan peringatan tentang akibat-akibat yang
mungkin timbul bukan saja bagi masyarakat Amerika, tetapi juga bagi demokrasi.
Sebelum Marx, pengamat dan analis Prancis yang teliti Alexis de Tocquevihe
(1805-1859) memberikan penghormatannya kepada 'the power of association',
yang sekarang pada umumnya dianggap sebagai tenaga pendorong di belakang
apa yang di Amerika dikenal dengan nama 'non-profit sector'. Bagi Tocquevihe,
hal itu mencapai puncak perkembangannya di sana—bahkan sebelum datangnya
kereta-api yang telah memungkinkan terbukanya Barat. Sektor nirlaba itu
semakin berkembang dalam abad ke-20. Demikian pula dengan prinsip 'self-
regulation [mengatur diri-sendiri]' sebagai suatu alternatif untuk menetapkan
peraturan. Dalam hal ini terdapat kontras yang tajam antara Amerika Serikat
dan Prancis.
Sebelum diciptakannya ungkapan 'mass market', banyak sekali pembi-
caraan tentang 'jutaan' oleh segala macam salesmen di dua sisi atlantik, dimotori
oleh penerbit buku-buku murah dan majalah-majalah. Yang paling fasih dan paling
baik informasinya Charles Knight (lihat hlm. 127), salah seorang pendiri Society
for Diffusion of Useful Knowledges, yang pada tahun 1834 memulai sebuah
144
Dari Tenaga Uap ke Listrik
majalah bernama The Printing Machine, a Review for the Many; dan, sebelas
tahun sebelum itu, Archibald Constable di Glasgow telah memikirkan sebuah
serial buku yang 'harus dan akan terjual bukan dengan jumlah ribuan atau puluhan
ribu, akan tetapi ratusan ribu—bahkan jutaan copy'. Di abad ke-20 lahir sebuah
isme baru, yaitu 'konsumerisme' yang melalui konsep 'masyarakat konsumen'
membentuk kembali perspektif sejarah sebagaimana juga teknologi baru. Paris,
yang merupakan tempat lahirnya toko serba-ada pada abad ke-19, telah menjadi
perintis, dan Liverpool, London, New York, Helsinki dan Tokyo mengikutinya
kemudian.
Pada hakekatnya, toko merupakan fenomena kota besar di mana-mana,
tempat untuk menghabiskan waktu dan juga uang. Pola belanja semakin menjadi
penting. Adalah seorang penulis Amerika, Thorstein Veblen (1857-1927) yang
telah memperkenalkan gagasan tentang 'conspicuous consumption [konsumsi
yang menonjol]'. Ini adalah sebuah proses, seperti diperkenalkannya 'scientific
management' ke dalam pekerjaan, yang menyangkut psikologi, ilmu ekonomi
atau teknologi. Demikian pula dengan periklanan.
Pada waktu Veblen menulis, setelah dua atau tiga generasi industrialisasi,
maka langkah kehidupan menjadi semakin cepat, bahkan lebih cepat daripada
yang diantisipasi oleh Knight. Sebelum elektrifikasi, suatu perasaan rutinitas
atau sistem telah dibebankan ke atas banyak kegiatan ekonomi. Baik sistem
pabrik maupun sistem kereta-api telah memberikan pendidikan tentang pentingnya
disiplin diri dan disiplin waktu. Musim menjadi kurang berarti di kota kecil dan
besar karena hari kerja diumumkan oleh bunyi peluit suara pabrik, bukan lagi
oleh suara lonceng gereja:
Dan pada jam yang telah ditentukan, kedengaran bunyi sebuah lonceng
Yang lebih keras bunyinya daripada lonceng jam malam;
Suatu panggilan untuk bekerja tanpa henti.
145
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
telah menjadi ungkapan kiasan, seperti 'di jalur yang benar'. Jiirgen Habermas
menyimpulkan kemudian bahwa dunia sekarang telah menjadi 'sebuah dunia
sistem' dengan sebuah penanggalan baru. Di Amerika Serikat, hal itu telah
sedemikian mpa, sehingga hanya melalui pertarunganlah, sejenis pertarungan
Darwinisme Sosial disetujui oleh Spencer atas nama 'seleksi alam' namun dikutuk
oleh Arnold Toynbee ketika ia mempopulerkan istilah 'revolusi industri' dalam
kuliah-kuliah yang diucapkannya tentang pokok itu yang diterbitkan tahun 1884,
setelah ia meninggal dunia. Industri sekarang tampaknya menjadi satu kesatuan
saja. Namun, terdapat ruang untuk terobosan baru sebagaimana dijelaskan
Schumpeter, ketika ia mengasosiasikan tenaga listrik dengan upaya perdagangan
dan dengan ditinggalkannya masalah-masalah yang rutin. Hal itu harus pula
diasosiasikan dengan timbulnya para 'experts', termasuk sekelompok insinyur
listrik yang jumlahnya selalu bertambah yang telah bertarung untuk menegakkan
profesi mereka di samping profesi insinyur sipil dan mekanik. Beberapa dari
pekerjaan mereka yang pertama adalah menggunakan tenaga listrik itu untuk
trem dan kereta-api, dan pada waktunya mereka juga menjadi mantap dengan
rutinitas mereka sendiri pada abad ke-20.
Terlepas dari segala terobosan tersebut, bahasa akhir abad ke-20 masih
tetap menggemakan suara mesin uap. Ketika, misalnya, William Shockley (1910-
1989), salah seorang penemu transistor elektronik Amerika di abad ke-20,
berada di kelas akhirnya di Sekolah Menengah Hollywood tahun 1927, ia menulis
dalam sebuah mata-pelajaran mengarangnya:
Era kita ini jelas sangat mekanikal sifatnya. Kita bepergian dari satu tempat
ke tempat lain dengan kecepatan yang dahsyat sekali; kita dapat saling
berbicara meski jaraknya jauh sekali, dan kita memerangi musuh-musuh
dengan tingkat efisiensi yang mencengangkan—semua itu adalah karena
bantuan penemuan mesin-mesin.
Namun Shockley ketika itu sama sekali tidak menyebutkan sesuatu tentang listrik,
meskipun tahun 1925 ia telah membangun sebuah perangkat kristal untuk
mendengar radio, dan setelah ia pindah ke California Institute of Technology, ia
mempelajari mekanika quantum. Nantinya Shockley akan berbagi hadiah Nobel
untuk Ilmu Fisika tahun 1956 ketika miniaturisasi sirkuit listrik mulai mengubah
segala aspek penggunaan dan rekayasa teknologi. Ia tidak sendirian dalam
meramalkan suatu terobosan teknis dan sosial yang baru. Namun permintaan
akan transistor lambat berkembangnya dan baru setelah munculnya sirkuit yang
146
Dari Tenaga Uap ke Listrik
terintegrasi (integrated circuit) permintaan itu mulai meningkat tajam (lihat hlm.
343). Konsumen komersial pertama tertarik pada radio kecil yang dapat
dibawa-bawa, dan inilah, bukan alat-alat elektronik yang tergabung di dalamnya,
yang dinamakan transistor.
147
B ab ini menguji satu-demi-satu dan sejumlah rincian yang dimungkinkan
oleh ruang yang ada, kisah berbagai peralatan komunikasi baru yang
telah melapangkan jalan jauh sebelum transistor, karena apa yang
dinamakan secara agak berlebihan 'revolusi media di abad ke-20'. Yang pertama
adalah kereta-api karena penemuan inilah yang menentukan pola banyak hal
lain dalam kesenian dan kepustakaan sebagaimana juga dalam teknologi, ilmu
ekonomi, ilmu politik dan manajemen. Bukanlah suatu kebetulan bahwa pada
tahun 2000, dalam koridor di luar kantor pusat Novel, perusahaan hi-tech akhir
abad ke-20 di Silicon Valley, terdapat lukisan-lukisan dari lokomotif Amerika
yang besar-besar. Seorang pengunjung Inggris ke Amerika Serikat, yang menulis
pada tahun 1851, memberikan komentarnya tentang 'kedekatan alami antara
alam Yankee yang tetap bergerak itu dengan suatu mesin lokomotif... Apapun
yang menjadi sebabnya, yang pasti bahwa 'manusia' telah memperlakukan
'mesin', sebagaimana mereka menamakannya, lebih seperti seorang teman dan
bagian dari keluarga dan bukan sebagai sesuatu yang berbahaya sebagaimana
ia sebenarnya.'
Kereta-Api
Tidak mengherankan bahwa judul studi Albro Martin tentang jalan kereta-api
Amerika (istilah 'railroads' lebih disukainya daripada istilah 'railways') adalah
Railroads Triumphant (1992). Di dalamnya ia menjelaskan bagaimana gagasan
jalan kereta-api itu telah tertanam di Amerika dengan kecepatan yang luar biasa;
bagaimana buruknya ia dibangun, dengan biaya murah, sebagai jalan kereta-api
Amerika yang pertama setelah Perang Saudara; dan bagaimana masa yang hebat
148
Proses dan Pola-pola
dari pembangunan jalan kereta-api itu yang terjadi kemudian antara tahun 1868
hingga akhir abad itu. Terdapat kira-kira 35.000 mil jalan kereta-api pada
tahun 1865; dan pada pertengahan tahun-tahun 1870-an jumlah itu telah
mendekati 200.000 mil.
Dekade terakhir abad itu menjadi saksi akan industrialisasi yang
mengesankan sementara nasib baik dialami oleh hartawan pengusaha kereta-
api dan sebuah dongeng yang populer tentang jalan kereta-api diciptakan. Lagi
pula, selalu terdapat pandangan dari atas, bahkan di suatu negara di mana semua
orang menjadi rakyat yang menentukan dan tidak ada orang yang menjadi rakyat
yang ditindas. 'Ada suatu langkah yang cepat dan kepastian ucapan tentang
orang-orang di dunia kereta-api bahwa Anda tak kan pernah lagi menemukan
dalam sebuah kota yang hanya dapat dimasuki oleh sebuah kusir kereta kuda,'
demikian tulis Benjamin Taylor dalam bukunya The World on Wheels pada
tahun 1874:
149
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
berbunyi, dan walikota San Francisco dan New York saling mengirimkan
telegram.
Chicago, salah satu kota Amerika yang paling muda, akan menjadi pusat
perjalanan kereta-api yang paling luas di dunia. Sebuah lokomotif besar, the
Exposition Flyer, membawa ribuan orang di sana pada tahun 1893 ke suatu
pameran, Columbian Exhibition, suatu peristiwa memperingati ditemukannya
Amerika oleh Columbus 400 tahun silam. Banyak dari mereka yang berdatangan
dari kota-kota kecil, yang sejumlah besar dari mereka bisa menghadiri perayaan
itu lantaran dibukanya jalan kereta-api. Penyair Amerika, Walt Whitman (1819-
1892), karena merasa terharu oleh teknologi yang mendasar tersebut, menamakan
jalan kereta-api itu sebagai realisasi mimpi-mimpi Columbus, 'perkawinan antara
benua, cuaca dan samudera'.
Seorang penulis Inggris telah menulis delapan tahun sebelumnya (dalam
Macmillan 's Magazine, Mei-Oktober 1861) tentang telah terbukanya dunia
bukan hanya bagi para migran—pendatang tetapi juga bagi para turis—dan
mereka itulah yang menyadari dalam bentuk yang paling jelas bahwa dunia ini
kecil saja. 'Kita sekarang sudah lebih terbiasa dibanding nenek-moyang kita
dengan gagasan dimensi Bumi yang terbatas, 'sebuah bola yang berporos
delapan ribu mil.' Terdapat pula dimensi-dimensi psikologis: pengunaan jasa
travel yang sudah dikenal terdiri dari kemampuan diri-sendiri, dan prakarsa pribadi
untuk menemukan sesuatu yang baru yang dikembangkan olehnya', namun pesona
tempat-tempat yang asing dapat juga dinikmati dari jauh. Buku dan novel-novel
kisah perjalanan ke negara-negara yang jauh beredar luas—baik sebelum maupun
setelah perbaikan dalam teknologi transportasi.
Di sisi Eropa dari Samudera Atlantik itu, seorang penulis mengungkapkan
dalam bulan Januari 1878 dalam majalah Inggris Quarterly Review bahwa 'jalan
kereta-api kita dapat dikatakan menandai titik terjauh yang dapat dicapai oleh
peradaban Eropa':
Mereka telah melakukan lebih daripada yang pernah dicapai oleh generasi-
generasi terdahulu untuk mengubah pengaruh waktu dan ruang. Peralatan
yang umum dan biasa dari bisnis dan kesenangan kita ... semuanya itu
dapat dijelaskan, dengan kebenaran yang harfiah, sebagai manifestasi paling
menonjol dari kekuasaan manusia terhadap tatanan material alam semesta
ini. Monumen yang paling hebat dari masa klasik atau masa sebelum klasik
hanyalah merupakan kemenangan yang lemah dari keterampilan manusia
di samping pekerjaan insinyur kereta-api, yang telah menutupi muka bumi
ini dengan rel-rel besi, yang melintasi lembah-lembah dan menerobos gunung-
150
Proses dan Pola-pola
gunung, dan disapunya dengan langkah yang berapi-api, berlalu lebih cepat
dibanding sebelumnya yang hanya melaju lewat mimpi-mimpi puitis.
Bahasa seperti itu, yang disarati metafor, bukan hal luar biasa di abad ke-19,
baik pada permulaan, pertengahan maupun pada bagian akhirnya: ia berkembang
subur di samping tabel-tabel statistik dan suatu koleksi gambar yang besar dari
cetakan dan lukisan yang berkenaan dengan alat transportasi kereta-api, yang
akan diikuti pula oleh poster dan film. Juga terdapat pula musik di sepanjang
proses itu—dan puisi. Whitman menggambarkan lokomotif yang 'berkerong-
kongan tangguh' itu sebagai 'jenis modem, urat nadi benua', dan di setiap benua
kiasan perjalanan yang kuno telah mengambil bentuk-bentuk baru. Sebuah ukiran
Eropa yang disebarkan secara luas memperlihatkan sebuah jalan kereta-api
spiritual menuju langit:
Anda mungkin mengambil jalan yang salah pada suatu persimpangan dan Anda
dengan mudah dapat melangsir keluar dari jalan kereta-api itu. Ini adalah suatu
versi baru dari karya John Bunyan Pilgrim 's Progress.
Adalah di Eropa berkembangnya suatu 'kesusastraan kereta-api'—
sedangkan Bunyan adalah salah satu penulis pilihan. Penerbit W. H. Routledge
memperkenalkan sebuah serial shilling dari fiksi yang dicetak-ulang yang
dinamakan 'Perpustakaan Kereta-api' pada tahun 1849. Dua tahun kemudian,
W. H. Smith mendapatkan monopoli tempat penjualan buku di Jalan Kereta-
api London dan Barat-Laut, dilanjutkan dengan jalan-jalan lainnya. Edisi murah
bahasa Jerman Tauschnitz dari 'yang terbaik dalam kepustakaan', yang terkenal
luas di kalangan pariwisata, tidak dijual di sana dan di tempat-tempat lain di
Inggris, namun dapat diperoleh dengan mudah di stasiun-stasiun kereta-api di
Swiss, Italia atau Spanyol sebagaimana juga di Jerman. Para wisatawan juga
menjadi terbiasa dengan Hachette, mitra Prancis dari Smith, meskipun dengan
gaya yang berbeda.
Bagi para pakar kontemporer Inggris, yang memandang komunikasi
kereta-api itu sebagai kemenangan abad uap, maka 'kami yang hidup sebelum
jalan kereta-api dan tetap hidup keluar dari dunia yang kuno itu', sebagaimana
dikemukakan oleh novelis W. M. Thackeray, 'adalah seperti Nuh dan
keluarganya yang keluar dari Kapalnya'. Seorang novelis lain, Charles Dickens,
151
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
152
Proses dan Pola-pola
Grange, dipimpin oleh para petani dari bagian barat-tengah, the 'Patrons of
Husbandry', pada akhir tahun-tahun 1860-an dan 1870-an. Setelah adanya
tuntutan hukum yang meluas, maka Mahkamah Agung menetapkan pada tahun
1877 bahwa badan legislatif negara-bagian memiliki kekuasaan untuk mengatur
bisnis 'yang diselubungi dengan excuse kepentingan umum' itu.
Pengaturan dalam kepentingan umum memiliki sejarah yang panjang dan
rumit dalam hubungannya dengan media. Dalam pada itu, kereta-api di masa
mesin uap tidak hanya telah memperkenalkan para penumpang pada suatu
kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya, tetapi juga telah menimbulkan
permintaan yang besar sekali terhadap batubara dan besi, memotong banyak
biaya bisnis, membuka pasar, membuka banyak kesempatan kerja dalam banyak
industri, dan menciptakan masyarakat baru—dan kadang-kadang juga merusak
tatanan masyarakat lama. Peta Inggris dan Amerika Serikat kelihatannya berbeda
(amat berbeda pada tahun 1870-an) dibanding keadaannya setengah abad
sebelumnya. Di Inggris, London berada di titik tengah—tidak ada 'lini utama'
kereta-api yang melintasinya—sedangkan di propinsi-propinsi, terlepas dari kota-
kota kereta-api baru, seperti Crewe dan Swindon, untuk sebagian besar masyara-
katnya sekarang sudah terhubung. Di Amerika Serikat, seluruh masyarakat-
masyarakat baru, tumbuh dengan cepat sekali. Skala perdagangannya lalu
bersifat benua, bukan nasional.
Akan tetapi ekonomi tidak pernah berjalan maju terus. Para pembeli
saham kereta-api yang bersemangat di Inggris pada tahun-tahun 1840-an
mengalami pengalaman pahit tentang perbedaan antara investasi dan spekulasi
sebelum saham-saham itu menjadi bagian dari portfolio di pertengahan masa
Victoria yang mantap itu. Ada tahun-tahun keranjingan dan ada pula tahun-
tahun krisis. Risiko tidak mudah untuk dipastikan. Karier George Hudson
(1800-1871), si 'raja kereta-api' itu, yang markas besarnya di New York, hancur
berkeping-keping tahun 1849: Dickens menamakannya 'Si Pembual Besar'.
Sudah pasti terdapat jauh lebih banyak rencana jalan kereta-api, dibanding
realisasi rel kereta-api atau stasiun kereta-api, dan secanggih apapun perhitungan
ekonominya, tidak semua masalah teknis mesin dapat diprediksi.
Terjadi sidang pengadilan, yang dimenangkan oleh Rocket milik Robert
Stephenson, sebelum dibukanya lini dari Liverpool ke Manchester, dan pada
saat semakin banyak lini yang dibangun, terjadi pula suatu pertempuran yang
berlangsung terus-menerus tentang luasnya ukuran: sampai ke tahun 1865,
terdapat tidak kurang dari 30 tempat di Inggris di mana para penumpang harus
berganti kereta-api karena alasan ini. The Great Western Railway dengan ukuran
153
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
yang luas, yang lebih disukai oleh Isambard Kingdom Brunei (1806-1859), yang
mendirikan banyak hal kecuali kereta-api, tidak sepenuhnya dapat diyakinkan
terhadap apa yang menjadi ukuran standar sampai tahun 1892, lebih dari 30
tahun setelah kematiannya.
Pada saat itu, banyak rekor yang telah terpecahkan di Great Western,
salah satu dari sejumlah kecil perusahaan yang masih tetap hidup hingga abad
ke-20. Sejak awal telah ada insentif untuk penggabungan bisnis, sebagaimana
dengan media komunikasi pada abad ke-20, namun di tahun 1844 terdapat
tidak kurang dari 104 perusahaan yang terpisah. Ketika jumlah milnya menjadi
berlipat tiga antara tahun 1850 dan 1900, ketika terdapat hampir 19.000 mil
jalan kereta-api, maka muncullah empat kelompok utama, yang masing-masing
memiliki wilayah dan organisasinya sendiri, serta catatan statistiknya sendiri
berkenaan dengan percepatan jumlah penumpang yang dapat diangkut. Di Great
Western itu, Actaeon yang dimiliki Daniel Gooch melakukan perjalanan dari
Stasiun Paddington di London ke Exter tanpa berhenti tahun 1844, suatu
pencapaian yang dapat dibandingkan dengan lokomotif Inggris yang terkenal di
abad ke-20, the Flying Scotsman, yang dimiliki oleh the London and North
Eastern Railway—No. 447—yang pada tahun 1934 mencatat 100 mil perjam
di lini dari London ke Edinburgh. Pencapaian Gooch itu digambarkan lebih dari
seabad kemudian sebagai 'pertunjukan lokomotif yang paling luar-biasa yang
pernah disaksikan dunia'.
Sesungguhnya, dunia pada tahun 1844 tidak menyaksikannya—atau
dengan sadar merenungkannya—karena lini itu tidak dibuka bagi penumpang
pariwisata yang telah diantarkan oleh Thomas Cook (1808-1892) dan dibuat
lebih dapat diorganisir lewat buku pedoman yang digunakan secara luas oleh
John Murray dan Karl Baedeker (1801-1859). Tidak semua orang setuju:
perjalanan, dengan sebuah sejarah yang panjang, kelihatannya amat berbeda
dari pariwisata. Ada pula orang-orang yang tidak senang akan kereta-api, siapa
pun yang dibawanya, dan lebih banyak orang, seperti John Henry (kemudian
Kardinal) Newman (1801-1890) menolak memperlakukan total keseluruhan
mil kereta-api itu sebagai suatu indeks peradaban. Anggota Parlemen Konservatif
dari Lincoln yang eksentrik itu, Kolonel Sibthorp, merasa bangga karena tidak
pernah melakukan perjalanan dengan kereta-api. Ia malah membenci nama
kereta-api itu, demikian dikatakannya kepada Parlemen pada tahun 1846, sama
seperti ia membenci setan. Akan tetapi untunglah, sekurang-kurangnya untuk
dirinya sendiri, Lincoln tidak terletak pada lini utama jalan kereta-api itu, akan
tetapi pada lini percabangan.
154
Proses dan Pola-pola
155
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Kapal
Jika kereta-api digambarkan di Inggris tahun 1878 sebagai 'titik terjauh yang
dapat dicapai oleh kemajuan peradaban Eropa', maka hal serupa dapat pula
dikatakan tentang kapal-api dalam hubungannya dengan peradaban antarbenua.
Bukannya tidak tepat, seorang sejarawan perkapalan Inggris, A. Fraser
MacDonald, telah memilih sebagai judul dari bukunya yang diterbitkan tahun
1893 tentang pokok itu, Our Ocean Railways. Antara tahun 1776-1940 tidak
kurang dari 30 juta imigran dari Eropa telah mencapai tanah air baru yang
didambakan, Amerika Serikat, di antaranya ada pelarian politik, ada anak-anak
muda yang berambisi untuk mencari kekayaan, atau kedua-duanya. Patung
Liberty (1886) dirancang oleh seorang Prancis, Frederick Auguste Bartholdi,
dengan kontribusi biaya yang cukup besar untuk fondasinya dikumpulkan dari
156
Proses dan Pola-pola
para pembaca sebuah surat-kabar Amerika populer dan memiliki nama yang
cocok, yaitu The World (lihat hlm. 251).
Peijalanan yang melelahkan melintasi Atlantik telah sangat dipercepat oleh
tenaga uap. Orang-orang Amerika amat menonjol dalam hal mengembangkan
uap untuk angkutan air, dengan mengambil keuntungan dari danau dan sungai
mereka yang banyak jumlahnya sebagai sumber tenaga air. Sebelum
Kemerdekaan tahun 1763, William Henry dari Pennsylvania telah membangun
sebuah mesin uap lebih dahulu daripada Watt, karena telah mengunjungi Inggris
tiga tahun sebelumnya. Tahun 178S, setelah Kemerdekaan, John Fitch, seorang
pakar mekanika dari Connecticut, mencoba sebuah kapal dengan roda kayuh,
'sebuah kapal yang membawa api', yang ia patenkan dalam dua tahun berikutnya.
Tahun 1788, James Rumsey dikatakan telah mendorong sebuah kapal uap ke
hulu Sungai Potomac dan telah mendapatkan sebuah paten di Prancis tiga tahun
kemudian. Robert Fulton, yang telah pernah tinggal di Eropa, baik di Inggris
(termasuk Skodandia) maupun Prancis, menggunakan sebuah mesin Watt ketika
pada tahun 1807 ia membangun the Clermont, yang membawa penumpang
untuk perjalanan pesiar di sepanjang Sungai Hudson. Kapal uap pertama yang
melakukan pelayaran samudera adalah Phoenix milik Colonel John Stevens,
yang berlayar dengan tenaga uap sejauh tiga-belas mil dari Hoboken ke
Philadelphia tahun 1809.
Barulah pada tahun 1839 kapal Inggris Sirius menyelesaikan perjalanan
melintasi Atlantik seluruhnya dengan tenaga uap—dalam 18 hari, 10 jam.
Beberapa hari kemudian, the Great Western, yang khusus dibangun untuk
perjalanan itu, tiba di New York dari Bristol dalam 15 hari, 15 jam. Empat
tahun setelah itu, Great Britain milik Isambard Kingdom Brenel, kapal besi
besar pertama yang memiliki baling-baling, diluncurkan oleh Prince Albert di
Bristol dan menyelesaikan perjalanan itu dalam 14 hari, 21 jam. Great Eastern
milik Brunei mendapat publisitas pers yang paling mewah dibanding yang lain
ketika ia melintasi Atlantik tahun 1865, setelah memasang kawat transatlantic
Ketika itu, Samuel Cunard, yang lahir di Kanada tahun 1787, mendirikan the
British and North American Packet Company dengan sebuah armada yang terdiri
dari lima buah kapal sejenis, di mana di atas kapal yang pertama, the Britannic,
Charles Dicken menumpang pada tahun 1843.
Tahun puncak pembangunan kapal layar baru di Inggris adalah tahun 1864,
namun setelah itu uap tidak sepenuhnya menggantikan layar. Perpindahan dari
layar ke uap juga bukan satu-satunya perkembangan yang penting. Ketika kapal
baja pertama, the Serbia, diluncurkan ke laut pada tahun 1881, ia juga merupakan
157
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Gambar 15. Pemasangan Kabel Trans-Atlantik, 1865. Kapal The Great Eastern
(22.500 ton) adalah satu-satunya kapal yang mampu melakukannya. Tugas ini
baru selesai pada Juli 1866.
kapal pertama yang dipasangi lampu listrik. Turbin, yang diciptakan di Inggris,
merupakan suatu perubahan teknologi yang penting. Dalam pada itu, terusan
yang menghubungkan samudera, Terusan Suez dan Panama, telah mempersingkat
waktu perjalanan. Terusan Suez yang dibuka dengan segala kemegahannya
(diiringi musik Verdi) tahun 1869, merupakan mimpi seorang Prancis, de Lesseps,
yang percaya, seperti Saint Simon, salah satu dari orang-orang yang memberinya
inspirasi, bahwa di antara semua hal lain, industri dan komunikasi dapat mengubah
sejarah. Para pengusaha Inggris ikut memegang keyakinan ini, dan Thomas
Cook hadir pada pembukaan terusan itu. Sebuah momentum yang tidak begitu
terkenal dalam sejarah adalah tahun 1887 ketika kapal-kapal yang melintas
terusan itu untuk pertama kalinya diperlengkapi dengan lampu sorot di depan
untuk memungkinkan perjalanan di waktu malam. Hal ini memperpendek
perjalanan yang panjang itu dengan enam-belas jam.
Selama tahun 1880-an, terdapat bukti kuat ledakan pnemuan-penemuan
baru yang dramatis—dengan kekuatan uap memberikan jalan kepada tenaga
158
Proses dan Pola-pola
listrik, dan 'media' berada di pusat aktivitas itu. Jalan-jalan di kota-kota Amerika
mulai diterangi listrik sebelum rumah-rumah Amerika, dan di pelabuhan New
York wajah Patung Liberty yang telah diterangi cahaya listrik itu sekarang
menyinari air yang gelap itu'. Listrik merupakan pemandangan yang lebih dahulu
ada daripada steker listrik. Namun, dalam dekade ini dan dekade berikutnyalah
terdapat pembicaraan pertama tentang suatu masyarakat 'tekan- tombol' di masa
depan. Konsep waktu mulai digantikan dalam bentuk yang lebih drastis daripada
keadaan pada akhir abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, ketika ia
distandarkan dalam zona-zona waktu. Perbedaan waktu setempat menjadi
hilang, meski tidak sekaligus atau di semua tempat.
Tahun 1884, wakil-wakil dari 25 negara bertemu di Washington, dan
setelah suatu perdebatan sengit, digunakanlah sebuah sistem yang berdasarkan
pada Greenwich sebagai garis bujur utama. Inggris, Swedia, Kanada, dan
Amerika Serikat telah memberlakukannya. Prancis, karena tidak setuju dengan
pilihan garis bujur Inggris itu, baru menerimanya pada tahun 1919, meskipun
pemerintahnya menerima sepenuhnya gagasan waktu standar itu. Pada sebuah
Konferensi Internasional tentang Waktu yang diadakan di Paris tahun 1912,
orang Prancis menekankan tanda-tanda waktu yang tepat untuk disiarkan ke
seluruh dunia. Kali ini, Prancis, di mana Marcel Proust menjelajahi kata 'misteri
waktu' itu, dipilih sebagai tempatnya, dan sinyal-sinyal yang pertama disiarkan
dari Menara Eifel tanggal 1 Juli 1913.
Pos
Kereta-api dan kapal api tidak hanya membawa orang dan barang melintasi
zona waktu, tetapi juga surat—suatu cara komunikasi yang tidak dapat dihindari,
baik nasional maupun internasional. Pada akhir abad itu, mereka juga membawa
kartu-pos. Kartu-pos Kantor Pos yang pertama, 'lembaran pos yang terbuka',
diperkenalkan di Austria tahun 1869, dan di Jerman dan Inggris tahun 1870.
Semuanya itu menimbulkan masalah-masalah menarik, seperti privasi, yang juga
berhubungan dengan media komunikasi yang lain: 'Kenapa menuliskan berita
pribadi di atas secarik kertas terbuka yang mungkin dibaca oleh setengah lusin
orang sebelum ia sampai ke tujuannya?' Tidak terlalu menjadi soal apakah mereka
membacanya atau tidak, terutama setelah diperkenalkannya kartu-pos bergambar
dalam dekade berikutnya, dengan Prancis, Jerman dan Swiss sebagai perintis.
Apa yang ditulis di atasnya semakin menjadi standar.
159
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Akan tetapi ini adalah suatu versi ideal dari apa yang terjadi. Tingkat buta-
huruf, meskipun telah menurun antara tahun 1840 dan 1870, masih tetap tinggi,
dan juru perantara harus digunakan oleh banyak orang miskin baik untuk menulis
surat yang akan dikirim maupun untuk membacakan surat yang mereka terima.
Pemimpin politik Richard Cobden menyambut baik pos penny itu tidak hanya
berdasarkan politik—hal itu memungkinkan dimobilisasikannya opini untuk
kepentingan perdagangan bebas—tetapi juga berdasarkan moralitas. Sekarang
terdapat suatu dorongan baru untuk bebas buta-huruf.
Sistem pos telah berkembang sebelum diadakannya sistem pendidikan
nasional. Rowland Hill (1795-1879), pencipta sistem itu dan seorang pendukung
160
Proses dan Pola-pola
161
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
162
Proses dan Pola-pola
pantulan waktu, baik yang lama maupun yang baru, bahwa salah satu delegasi
yang hadir di sana—Turki—harus menghabiskan sebagian perjalanan ke Paris
dengan naik kuda.
Seratus tahun kemudian, ketika Union itu merayakan ulang tahunnya—
markas besarnya telah didirikan di Beme di Swiss tahun 1868—masalah yang
ditanganinya sebagai suatu organisasi antarpemerintah adalah dua hal yang tajam
sekali bedanya: dua tahun sebelumnya, Union mengadakan Konferensi dunia
pertama tentang Komunikasi Ruang Angkasa. Konvensi Radiotelegraf
Internasional pertama diadakan di Berlin tahun 1906 (lihat hlm. 191), dan pada
tahun 1932 dalam suatu konperensi di Madrid, yang berhubungan dengan
gelombang radio, maka diambillah sebuah nama baru, the International
Telecommunications Union. Pada tahun 1947, setelah diadakannya dua
konferensi di Atlantic City, maka ia menjadi suatu badan khusus dari Perserikatan
Bangsa-Bangsa (lihat hlm. 316-317).
Telegraf
Telegrafi adalah terobosan besar listrik pertama, yang pada tahun 1889 dijelaskan
oleh Perdana Menteri Inggris, the Marquess of Salisbury, sebagai suatu
'penemuan yang aneh dan mengagumkan' yang mempunyai pengaruh langsung
terhadap 'watak dan tindakan umat manusia yang bersifat moral dan intelektual'.
Telegrafi telah 'mengumpulkan seluruh umat manusia di suatu lapangan besar,
dari mana mereka dapat melihat [sic] segala sesuatu yang dilakukan dan
mendengar segala sesuatu yang dikatakan dan mempertimbangkan segala
kebijakan yang dilakukan persis pada saat terjadinya peristiwa'.
Apakah 'seluruh umat manusia' memang berada di tempat yang seperti
itu tidaklah jelas, namun yang pasti bahwa para politikus sekarang ini memiliki
suatu instrumen kuat yang baru yang berada di dalam kekuasaan mereka. Akan
tetapi mereka memujinya secara umum saja. Dengan demikian Dalhousie, ketika
meninggalkan India pada tahun 1856, telah menyusun suatu rencana terakhir
bagi Para Gubernur the East India Company, dengan menunjuk pada 'Uniform
Post' dan 'Electric Telegraph', bersama dengan kereta-api, sebagai 'tiga mesin
besar perbaikan sosial, yang dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan baru-
baru ini yang dahulunya telah diberikan [mungkin sebaiknya ia mengatakan
'dibatasi'] pada Bangsa-Bangsa Barat saja'. Dalhousie jelas sedang berbicara
atas nama banyak orang yang berkuasa. Kereta-api yang membawa orang,
barang-barang, surat-kabar dan buku-buku dan telegraf—penemuan listrik
163
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
pertama pada abad ke-19 yang membawa 'pesan-pesan', baik yang publik
maupun yang pribadi—secara langsung saling berhubungan dalam pikiran mereka.
Jika memandang ke belakang, kereta-api, yang diiringi oleh sepeda, mobil
dan pesawat terbang, tampaknya masuk dalam sejarah transportasi, dan telegrafi,
yang diikuti telepon, radio dan televisi, tampaknya masuk dalam sejarah media,
maka pemisahan model itu seperti dibuat-buat. Perkembangan telegraf
berhubungan erat dengan perkembangan kereta-api—cara-cara pemberian tanda
dan sinyal-sinyal diperlukan sekali pada rel tunggal—meski terdapat beberapa
kawat telegraf yang bukan mengikuti garis kereta-api, melainkan mengikuti garis
terusan air. Babbage menunjuk pada asosiasi yang jauh lebih tua lagi ketika ia
mengemukakan bahwa setiap menara gereja harus digunakan sebagai tonggak
telegraf. Terdapat pula kiasan klasik. Kejatuhan Troya, demikian dikatakan,
merupakan pertanda bagi Argos.
Di sebuah negara—yaitu Australia—telegraf lebih penting daripada kereta-
api. Tahun 1830, jumlah penduduk, yang dibatasi oleh apa yang dinamakan
Geoffrey Blainey 'kediktatoran jarak', hanya berjumlah 70.000 orang, dan sangat
tergantung pada layanan pos, 'suatu layanan rakyat', yang mahal namun tidak
pernah dipermasalahkan. Komunikasi resmi untuk jarak dekat dilakukan dengan
semapor [pemberian tanda dengan tangan dan warna-warna], sebuah sistem
mekanis optikal, sampai terjadinya perebutan emas pada tahun-tahun 1850-an,
ketika dibukanya garis telegraf pertama antara Melbourne dan Port Melbourne
tanggal 8 Maret 1854, lebih cepat enam bulan dari dibukanya rel kereta-api
yang pertama antara kedua tempat itu: untuk bertahun-tahun lamanya, ia
merupakan satu-satunya jaringan kereta-api yang menguntungkan di Australia.
Kisah telegraf selanjurnya dikemukakan secara sangat menarik oleh Ann Moyal
dalam bukunya, Clear Across Australia, a History of Telecommunications
(1984). Sebaliknya, kisah kereta-api yang dibangun pemerintah jarang sekali
terjadi—dan diperparah lagi oleh perbedaan ukuran—meskipun jumlah milnya
bertambah dari 1.600 menjadi 10.000 antara tahun 1875 dan 1890. Jumlah mil
yang terbanyak, yaitu 26.000, dicapai pada abad ke-20.
Tibanya era hubungan jarak-jauh dengan kabel jelas sekali membawa
dampak yang luar-biasa bagi Australia dan Selandia Baru. Dikerjakan secara
perlahan-lahan, pada saat hubungan kabel lewat darat dan laut itu melintasi Eropa
dan Asia, yang sampai ke pelabuhan Darwin di Australia melalui kepulauan
Indonesia pada tahun 1872. Bahkan ketika itu, kabel terpaksa membelah benua
Australia, di mana para petugas telegraf yang kesepian itu harus tinggal lebih
dari seratus mil dari tetangga mereka yang paling dekat. Pada mulanya, layanan
164
Proses dan Pola-pola
itu mahal sekali, akan tetapi pada tahun-tahun 1880-an biayanya telah menjadi
jauh lebih murah. Hanya dengan telegramlah, keuntungan pribadi mulai bertumbuh
sepenuhnya.
Meletakkan kabel samudera dasar laut dari kabel telegraf, sebuah
pencapaian yang luar biasa namun sukar dilakukan, tak kan mungkin dilakukan
tanpa perbaikan dan perluasan transportasi kapal uap, dengan perdagangan
dunia bertindak sebagai pendorong utamanya. Pencapaian teknis itu sendiri
sangat mengesankan bagi orang-orang di masa itu, dan ketika Charles Bright,
yang memasang kabel transatlantik pertama pada tahun 1858 (meski tidak
berhasil), diberi gelar kebangsawanan pada saat ia berumur 26 tahun, maka
The Times menggambarkan kabel itu sebagai 'penemuan terbesar setelah
penemuan Columbus, sebuah perluasan yang luar-biasa... yang pernah diberikan
kepada ruang aktivitas manusia'. Bagi Dickens, 'dalam suatu abad kereta-api
ekspres, operasi bedah yang tidak menyakitkan, istana kristal... dan seratus
hal mengherankan yang belum pernah dimimpikan oleh nenek-moyang kita',
maka telegraf adalah 'yang paling mengagumkan dari semua hal yang
mengagumkan di masa modem kita ini'.
Sejak awal, dampak sosial dan ekonomi telegraf itu dianggap demikian
mengesankan di Inggris, sama halnya dengan pencapaian teknis itu sendiri. Hal
itu disebabkan oleh upaya perusahaan pribadi pertama, the Electric Telegraph
Company. Seorang penulis dalam Edinburgh Review mengemukakan dalam
bulan Januari 1869, bahwa telegraf itu 'bagi dunia yang biasa ini sedikit lebih
daripada keheranan filsafat', telah diubah menjadi 'suatu imperium
interkomunikasi umum'. Penulis itu menganalisis dan mempertimbangkan
berbagai hasil ekonomi dan sosial lantaran perkembangan telegraf, yang tidak
seluruhnya dapat diramalkan terlebih dahulu, pada tahun setelah Parlemen, di
bawah pemerintahan Konservatif Disraeli, menyetujui Akta Telegraf tahun 1868,
yang memindahkan manajemen sistem telegraf itu dari perusahaan pribadi ke
Kantor Pos.
Sama halnya dengan terusan, jalan-raya kereta-api dan samudera, maka
telegraf menghubungkan pasar nasional dan internasional, termasuk perdagangan
saham dan pasar komoditas (kapas, jagung dan ikan, misalnya). Telegraf juga
mempercepat transmisi informasi, baik yang publik maupun yang privat, lokal,
regional, nasional dan imperial, dan hal ini dalam jangka panjang menonjol sebagai
hasilnya yang paling penting. Jarak telah ditundukkan pada saat informasi yang
berkenaan dengan pemerintahan, perdagangan, masalah keluarga, cuaca,
malapetaka alam dan yang disebabkan ulah tangan manusia, yang kebanyakannya
165
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
166
Proses dan Pola-pola
asisten pakar bedah dalam Tentara India dan bersemangat sekali terhadap
telegraf, melakukan suatu percobaan telegrafik di Calcutta, dengan
menggantungkan kawat besi di atas pohon-pohon pada permulaan tahun 1840-
an, meskipun kabel telegraf yang pertama antara Calcutta dan Bombay baru
selesai pada tahun 1854.
Terlihat adanya kontak-kontak internasional sejak awal. Cooke pernah
menghadiri kuliah Profesor Muncke tentang telegrafi di Universitas Heidelberg
dan telah melihat suatu demonstrasi telegraf jarum yang dibuat oleh seorang
diplomat Rusia, Baron Pawel Schilling. Morse pernah berpidato di depan the
Academie des Sciences di Paris tahun 1838 dan, setelah dicegat oleh paten
telegraf Cooke dan Wheatstone di London, telah mempatenkan alatnya sendiri
di Paris tahun 1838, dua tahun sebelum mempatenkannya di Amerika Serikat,
di mana di sana telah disetujui sebuah Undang-Undang Paten yang baru pada
tahun 1836 dan telah didirikan pula sebuah Kantor Paten yang baru. Seorang
pemuda Kanada keturunan Irlandia, Samuel Walker McGovan, yang
memperkenalkan telegrafi ke Australia, pernah bekerja dengan Morse dan
rekannya Ezra Cornell, pencipta insulator telegraf yang pertama. Pesan pertama
jarak-jauh yang dikirim pada tahun 1872, setelah Australia terhubung dengan
Eropa dan Asia melalui Darwin adalah: 'Majulah Australia', meskipun diakhiri
dengan harapan agar 'hubungan kabel bawah laut akan lama berbicara tentang
kata perdamaian'.
Pesan telegrafis yang pertama sekali adalah antara orang Inggris, yaitu
antara Cooke dan Wheatstone—seorang pakar fisika yang juga tertarik akan
musik dan menciptakan sebuah concertina [alat musik seperti akordeon namun
lebih kecil]—yang pada mulanya bekerja sendiri-sendiri, di mana yang satu
memandang kepada yang lain dengan pandangan agak curiga. Dengan
menggunakan sistem jarum, Cooke mentelegram Wheatstone dari stasiun
Camden Town seminggu setelah pembukaan resmi Kereta-Api London dan
Birmingham tahun 1837, dan Wheatstone langsung membalas dari sebuah kamar
gelap, yang hanya diterangi oleh sebuah lilin, di stasiun Euston, setelah mengalami
apa yang dinamakannya — dengan kata-katanya sendiri — 'suatu sensasi
menggemparkan' yang belum pernah dialami sebelumnya: 'sendirian di kamar
yang sepi, saya dengar jarum-jarum itu berbunyi'. 'Saya merasa besarnya temuan
itu', kata Wheatstone melanjutkan, 'yang praktis tanpa ada perselisihan paham
besar maupun kecil.' Kenangan tentang sensasi pertama dan percakapan yang
pertama itu akan menjadi bagian dari kisah-kisah media. Telepon, radio, televisi
dan Internet akan memberikan yang lain-lain (lihat hlm. 175-176).
167
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
168
Proses dan Pola-pola
Di Amerika Serikat, negara sejak awal juga sudah terlibat, ketika Morse
mendapatkan dana publik untuk membangun sebuah jaringan kabel percobaan
yang digantungkan di udara dari Washington ke Baltimore. Pesan terkenal
pertama yang dikirim melalui kabel itu adalah'What hath God wrought '. Kepala
Kantor Pos Umum menambahkan dengan penuh semangat bahwa 'sebuah alat
yang demikian berkuasanya untuk kebaikan dan kejahatan itu' tidak boleh 'bebas
dimiliki oleh pribadi-pribadi tanpa pengawasan hukum'. Ia juga mengemukakan
sebuah pertanyaan tepat di tahun 1845, 'sampai seberapa jauh pemerintah [ingin]
membiarkan orang-seorang berbagi dengannya urusan menyampaikan berita
rahasia—sebuah tugas penting yang diberikan kepada negara oleh Konstitusi?'
Tampaknya karena terbatasnya ruang-lingkup di Amerika Serikat untuk
perkembangan suatu sistem yang belum diuji melalui investasi pribadi, maka
pengawasan itu diserahkan kembali—dengan cepat—kepada Morse dan para
pendukungnya. Putusan untuk membiarkan telegram di dunia bisnis menjadi
penting sekali dalam sejarah komunikasi Amerika Serikat. Dari sanalah
perusahaan besar korporasi, Western Union, yang mendapatkan namanya itu
pada tahun 1854, akan mendapat bentuknya.
Di Prancis, pengendalian negara terhadap komunikasi sudah dianggap
penting sejak awal karena alasan yang berbeda, kecuali semapor yang diciptakan
oleh Chappe bersaudara telah diperkenalkan dengan berhasil ketika Revolusi
(lihat hlm. 124)—dan terdapat lebih dari tiga ribu mil kabel semapor yang
beroperasi pada tahun 1840-an, semuanya dioperasikan oleh Kementerian
Peperangan—kemajuan dalam telegrafi listrik itu lambat. Sebuah undang-undang
tahun 1837 menyatakan bahwa harus ada monopoli pemerintah dalam
komunikasi jarak jauh, dan sepuluh tahun kemudian Kementerian Dalam Negeri
Prancis menegaskan kembali bahwa telegrafi hams menjadi sebuah alat kebijakan,
bukan alat perdagangan. Apapun rezim konstitusional selanjutnya di Prancis,
para penggantinya setuju. Sikap yang sempa terhadap l'espace nationale akan
menjadi ciri khas kebijakan Prancis pada abad ke-20 dalam hubungannya
terhadap radio dan telekomunikasi (lihat hlm. 274).
Dalam rezim-rezim Eropa sebelum 1848, telegrafi tiba sebelum revolusi,
dan tidak dapat dielakkan bahwa dalam Imperium Hapsburg Mettemich, dengan
memperhatikan kebijakan-kebijakan anti-liberalnya, mendesak agar telegraf itu
menjadi monopoli pemerintah, tertutup bagi umum, sebagaimana di Prusia. Hal
itu juga tetap demikian keadaannya, setelah revolusi tahun 1848 yang
menggulingkan dirinya, meskipun ketika telepon diperkenalkan kemudian pada
abad ke-19, akan muncul perkembangan-perkembangan mengagetkan di
169
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
170
Proses dan Pola-pola
kereta-api di masa depan harus menyediakan tempat kelas tiga pada sekurang-
kurangnya satu kereta-api setiap hari yang pergi ke setiap jurusan. Kereta-api
yang dinamakan 'kereta-api parlementer' ini (yang juga suatu campuran) akan
tetap hidup terus sampai pada abad ke-20.
Pada tahun 1868, tercapailah suatu kesepakatan keuangan dengan
perusahaan-perusahaan telegraf sebelum Kantor Pos mengambil-alihnya. Para
kritikus telah memberi peringatan namun tak diindahkan akan terjadinya 'stagnasi
dan kerutinan yang tidak dapat dipisahkan dari peraturan-peraturan resmi' yang
akan mengiringi nasionalisasi itu, namun pemerintah berdalih bahwa telegraf akan
diperlakukan seperti layanan pos dan bahwa suatu ongkos yang seragam akan
dikenakan pada suatu pesan telegraf yang terdiri dari dua-puluh kata, terlepas
daripada jaraknya. Tahun 1844, tidak terdapat peraturan kereta-api seperti itu
setelah klausul nasionalisasi itu ditarik kembali.
Monopoli Kantor Pos mengalami masalah-masalah keuangan dalam abad
ke-19, meski jumlah pesan yang disampaikan naik dari 6,5 juta persis setelah
Undang-undang itu disetujui menjadi 26,5 juta sepuluh tahun kemudian, suatu
loncatan besar sekali jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang lain,
dan tentu saja, dengan Amerika Serikat. Namun, lebih dari sekedar statistik
perbandingan yang ada, karena pada saat kerugian-kerugian Kantor Pos pada
lalu-lintas yang tidak menguntungkan, yang digambarkan oleh para pengeritiknya
sebagai 'subsidi', bertambah dengan jumlah pesan yang disampaikan, maka
sudah pasti akan muncul kritik-kritik dari parlemen dan publik, yang juga
mengemukakan masalah-masalah media yang lain. Pers, yang menikmati
keuntungan dari apa yang bagi Kantor Pos tidak menguntungkan, dapat
mempertahankan diri berdasarkan kenyataan bahwa mereka mendorong
perhatian terhadap berita (lihat hlm. 249). Ini juga merupakan suatu kepentingan.
Setelah tindakan untuk hak-milik publik itu, banyak direktur perusahaan
telegraf pribadi yang lama, dengan uang kompensasi di kantong mereka,
memperoleh saham dalam perusahaan telegraf yang berhubungan dengan bisnis
seberang lautan, dan sebuah merger besar yang baru, the Eastern Telegraph
Company, didirikan pada tahun 1872, yang hampir seperempat abad lamanya
membayar keuntungan antara 6,5 hingga 10 persen. Ini merupakan salah satu
dari beberapa hal penting pada akhir abad itu yang memantapkan dominasi
Inggris dalam bisnis kabel internasional.
Terlihat ada suatu kepentingan nasional yang diakui di sini, karena,
sebagaimana dikemukakan salah seorang panitia resmi pada tahun 1902, adalah
'sangat diinginkan bahwa setiap koloni atau pangkalan angkatan laut harus
171
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
memiliki suatu kabel ke negeri ini yang menyentuh suatu teritori Inggris atau
suatu teritori netral yang bersahabat'. Insentif perdagangan menjadi nomor dua.
'Setelah ini, harus ada sebanyak mungkin kabel alternatif', dan semuanya ini
'harus dibiarkan mengikuti rute-rute normal yang dianjurkan oleh pertimbangan
komersial'. Tidak mengherankan, kecurigaan kepentingan keuangan Inggris, yang
telah ada sejak awal, telah berkembang di Eropa benua pada akhir abad ke-19,
dan para wartawan Paris merisaukan pada tahun 1894 mengenai apakah
'keamanan bangsa-bangsa lain' dapat dipertahankan jika Inggris mengendalikan
' semua sumber informasi'.
Di luar Eropa, telegraf telah menjadi suatu tonggak utama yang mem-
persatukan tanah-tanah yang jauh, dengan membawa lebih banyak pesan per
mil daripada yang dibawa di Eropa. Empat tahun setelah ia dibuka, garis dari
Toronto ke Quebec misalnya menangani pesan dua kali lebih banyak per mil
dibandingkan dengan yang dibawa garis-garis Inggris. Di Australia, the
Melbourne Argus dapat menyatakan pada tahun 1854 bahwa 'Bagi kami, para
koloni lama yang telah meninggalkan Inggris sejak lama, ada sesuatu yang sangat
menyenangkan dalam merenungkan hal ini, suatu penemuan modem yang paling
sempurna... Yang lebih sempurna dari ini tidak dapat dibayangkan, dan kami
benar-benar mulai memikirkan apa yang akan ditinggalkan bagi generasi
selanjurnya untuk menghabiskan upaya otak manusia yang selalu gelisah itu...
Marilah kita mulai telegrafi listrik itu dengan segera.'
Pada tahun 1850-an, bahkan sebelum perpindahan besar-besaran ke arah
barat, Amerika Serikat merasa bangga dengan apa yang dicapainya dalam bidang
telegrafi. Sebuah lagu lama mengatakannya pada tahun 1860:
Pada tahun 1846, telah tergelar lebih dari seribu mil kabel, termasuk jaringan
yang terdiri dari 450 kabel antara New York dan Buffalo. Hubungan telegrafik
antara New York-San Francisco selesai tahun 1859. Pada akhir Perang Saudara,
yang dengan hebat sekali mendorong bisnis telegrafis—dan terutama sekali bisnis
Western Union—terdapat 37.000 mil garis kabel itu.
172
Proses dan Pola-pola
Gambar 16. Thomas Alva Edison sedang bekerja di ruang studi yang merangkap
laboratoriumnya itu. "Penemu dari segala penemu" adalah julukan baginya, sebab
penemuannya yang inovatif jauh lebih banyak daripada siapapun juga sebelum
dan sesudah dia. la mengamankan hak patennya dalam phonograph tahun 1878,
dua bulan setelah penerapan; The Patent Office had seen nothong like it before.
173
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
174
Proses dan Pola-pola
Telepon
Kisah telepon menjadi alat komunikasi baik untuk pribadi maupun publik telah
dimulai beberapa tahun sebelumnya, dalam bulan Maret 1876 ketika Alexander
Graham Bell (1847-1922), seorang penemu Amerika yang lahir di Skodandia,
mempatenkan 'telepon' temuannya, sebuah kata yang pertama kali digunakan
tahun 1796 untuk suatu metode komunikasi yang murni akustik. Pada tahun
1837, orang Amerika C. G Page telah menemukan bahwa perubahan yang
cepat dalam magnetisasi besi menghasilkan sebuah note musik, 'musik yang
galvanis', dan beberapa orang yang mengadakan percobaan mengikuti langkah-
nya menggunakan sebuah diaphragms untuk menambah hasil suara. Yang terkenal
dalam kalangan mereka adalah Philip Reiss, seorang guru di Frankfurt yang
menyatakan bahwa ia telah mentransmisikan 'ucapan yang dapat dimengerti'.
Pernyataan seperti itu terlalu ambisius: jika perkataan telah diterima, hal
itu pastilah karena tidak disengaja untuk jangka waktu sebentar saja. Hanya
Bell yang dapat mengklaim diri dengan benar bahwa ia telah menjadikan telepon
itu bekerja. Ia memperlihatkan hal itu pada Centennial Exhibition [Pameran
Seratus Tahun] di Philadelphia tahun 1876, dan percakapan teleponnya yang
pertama dengan rekannya Thomas Watson adalah salah satu pesan yang telah
menjadi dongeng (foklor) rakyat: 'Mr Watson datanglah kemari, saya
memerlukan Anda.' Juga ada unsur dongeng telepon kerajaan di Inggris. Ratu
Victoria, yang Bell telah memberikan kepadanya tahun 1876, mendengarkan
dengan penuh perhatian Kate Field yang menyanyikan 'Comin' Through the Rye'
tentang apa yang digambarkannya sebagai model telepon 'yang paling luar-biasa',
yang dibawa Bell.
Tahun 1876, muncul suara-suara, 'tidak perlu telepon. Masyarakat sudah
berjalan dengan sangat baik tanpa telepon'. Akan tetapi komentar ini, yang tak
kan mungkin pernah diterapkan pada telegraf, adalah menyesatkan. Diterima
pertama kali dengan rasa tidak percaya, dalam abad ke-20 telepon ternyata lalu
menjadi 'kebutuhan' bagi banyak orang, baik di kantor maupun di rumah—
kemudian, memang, dengan telepon mobile, juga di jalanan. The Scientific
175
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
American telah mengemukakan tahun 1880 bahwa hal itu akan berakhir dalam
'suatu organisasi masyarakat yang baru—suatu keadaan di mana setiap orang,
bagaimanapun terpencilnya, akan dapat memanggil orang lain dalam masyarakat
itu, dengan menghemat komplikasi sosial dan bisnis yang tiada akhir itu, tanpa
harus pergi bolak-balik lagi.'
Adalah seorang Guru-Besar Tehnik Australia di Universitas Melbourne
yang menyatakan dalam sebuah pidatonya tahun 1897 bahwa 'jika sebuah
ramalan tentang pencapaian yang akan datang telah dilakukan terhadap orang
yang paling cerdas tahun 1837... dari semua penemuan modem, maka teleponlah
yang telah menimbulkan rasa keraguan paling besar'; namun adalah Sir William
Thompson, seorang ilmuwan Skodandia, yang kemudian menjadi Lord Kelvin
(1824-1913), setelah mencoba telepon Bell di Philadelphia, di mana ia menjadi
seorang juri di Centennial Exhibition [Pameran Seratus Tahun] di Philadelphia
tahun 1876 itu, menjelaskannya sebagai 'hal paling mengagumkan yang pernah
dilihatnya di Amerika'.
Thompson, salah seorang yang pertama di Inggris memasang bola lampu
listrik di rumahnya, membawa pulang ke Inggris dua buah telepon Bell, yang
mana ia dan Sir William Preece (1834-1913), seorang tokoh utama dalam sejarah
Kantor Pos, yang menjadi Insinyur Utamanya, memperlihatkannya pada tahun
1877 kepada para anggota British Association for the Advanced Science. Dalam
tahun yang sama, seorang wartawati Amerika, yang dipekerjakan Bell,
mengajukan sebuah Matinee Telephonique bersamaan dengan pembukaan
Parlemen. Di Australia, berita tentang penemuan itu sampai ke Sidney dan
Melbourne pada tahun yang sama melalui kata yang tercetak - artikel-artikel
dalam the English Mechanic and World of Science dan di dalam the Scientific
American. Langsung orang-orang Australia mulai coba menghasilkan telepon
buatan sendiri.
Bell, yang sebelumnya bekerja dalam masalah yang berkenaan dengan
mengajar orang yang pekak berbicara, telah memikirkan gagasan untuk
memindahkan percakapan dengan gelombang listrik tahun 1865, dan pada tahun
1874 telah membentuk suatu phonautograph, sebuah kata yang diciptakan oleh
peneliti eksperimen lain, yang dibentuk menurut struktur telinga manusia. Alatnya
dalam bulan Maret tahun 1876, persis pada hari ulang tahunnya, telah dipatenkan.
Alat ini telah digunakan tanggal 14 Februari, dan pada hari yang sama penemu
Amerika yang lain, Elisha Gray, mengajukan permohonan pula untuk sebuah
paten telepon. Perselihan hukum itu, nantinya dimenangkan Bell dengan
kemenangan kontroversial ketika itu, dan tetap seperti itu keadaannya hingga
176
Proses dan Pola-pola
seterusnya. Transmitter zat cair yang digunakan Bell dalam pesannya kepada
Watson serupa dengan yang ditemukan Gray.
Baik Bell maupun Gray bukanlah dua penemu yang terbayang dalam kisah
pertama yang melibatkan apa yang sekarang dapat dinamakan suatu campuran
dari dua sejarah panjang, yaitu sejarah akustik dan sejarah listrik. Namun,
pertama kali komunikasi hanya merupakan suatu cara, dan permohonan paten
Bell yang pertama digambarkan sebagai 'suatu perbaikan dalam telegrafi': adalah
menarik sekali bahwa ia tidak secara khusus menunjuk pada percakapan.
Pembatasan teknis ini dengan cepat diangkat pada tahun 1876, dan permohonan
paten kedua juga memasukkan percakapan ke dalamnya. Prospektus yang
pertama dari Perusahaan Telepon Bell yang dikeluarkan dalam bulan Juli 1877,
menyatakan dengan tegas bahwa 'telepon itu benar-benar berbicara dan karena
alasan ini ia dapat digunakan untuk hampir semua tujuan yang menggunakan
percakapan'.
Bisnis memasuki kisah itu bercampur dengan teknologi. Karena gagal
menarik perhatian William Orton, Ketua Western Union, maka Bell mendirikan
perusahaan pribadi tahun 1877, yang tiga tahun kemudian menjadi sebuah
perusahaan publik, National Bell. Karena menyadari telah melakukan suatu
kesalahan besar, maka Orton dengan penuh harapan berpaling kepada Edison,
'penemu dari segala penemu', untuk mendapatkan bimbingan teknis. Lalu Edison
menghasilkan sebuah transmiter karbon, yang menjadikan Bell, sebagai Daud
yang menghadapi Goliath yang sangat kuat itu, untuk mempertimbangkan proses
hukum, namun kesepakatan di pengadilan dapat dicapai dalam bulan November
1879, dari mana Gray juga mendapat keuntungan yang lumayan juga.
Ketentuannya adalah bahwa Western Union akan menjadi pembuat peralatan
satu-satunya bagi alat-alat Bell dan bahwa pengoperasian sistem telepon itu
akan diberikan kepada National Bell Company, yang dapat mempergunakan
segala paten Western Union yang terkait.
Persetujuan itu dapat tercapai karena beberapa alasan. Salah satunya
adalah karena National Bell menarik seorang tokoh terkemuka sebagai General
Managernya, yaitu Theodore Vail (1845-1920), sepupu dari salah seorang
pembantu Morse, yang telah mengurus jaringan pos kereta-api Amerika sebelum
ikut dalam National Bell. Di bawah kepemimpinannya yang efektif, perusahaan
itu menjadi bertambah kuat, dan dengan berhasil sekali mempertahankan segala
hak paten Bell yang telah dihadapkan pada tidak kurang dari 600 tantangan
sebelum habis masa berlakunya tahun 1893. Sementara masih berlaku, National
Bell menikmati keuntungan bisnis sama seperti yang telah dinikmati Boulton dan
177
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Gambar 17. 'Weaver of Speech'. Sebuah iklan telpon untuk the Bell Telephon
Company, yang menggambarkan sebuah metafor antara 'mitisisme masa lalu
dan masa depan yang teknologis dan komersial.'Ada suatu Wagnerian twist to
the weaving and a hint of the World Wide Web
Watt seabad sebelumnya. Bell, yang sekarang telah menjadi kaya-raya, hidup
sampai tahun 1922, merasa tertarik secara mendalam sekali pada segala aspek
perkembangan telepon—dan dalam banyak hal juga bidang telekomunikasi.
Sejak permulaan, Bell telah membuktikan diri sebagai seorang yang lebih
dari sekedar penemu saja, dengan memberikan suatu 'visi' kepada dunia,
sebagaimana yang akan dilakukan Vail. Setelah mengunjungi Inggris pada tahun
1877, ia memulai apa yang dinamakannya suatu 'grand system', 'sesuatu yang
mungkin kedengarannya utopis', suatu 'jaringan universal yang mencapai rumah,
kantor dan tempat-kerja'. Namun, hal ini memerlukan ditemukannya telepon
penghubung dan sentral telepon, sebagaimana juga perbaikan-perbaikan yang
diperlukan dalam transmisi percakapan; dan meskipun awal dari semuanya ini
datang terlalu cepat - telepon penghubung yang pertama dipasang di New Haven
tahun 1878 dan sentral telepon pertama di London dibuka di Coleman Street
tahun 1879—telepon itu memerlukan waktu untuk 'menjadi peralatan rumah-
178
Proses dan Pola-pola
tangga biasa'. Adalah seorang doktor di Lowell, sebuah kota yang sekali lagi
menonjol dalam sejarah komunikasi, yang menganjurkan sebuah sistem
pemberian nomor pada tahun 1880, akan tetapi sistem dengan memutar angka
baru tiba pada tahun 1896 (di Milwaukee).
Memutar tombol secara mekanis, di mana nama A. B. Strowger
dihubungkan, seorang pengurus pemakaman di Kansas City, diperkenalkan
dalam La Porte, Indiana, tahun 1892: untuk pertama kalinya para pelanggan
dapat melakukan suatu percakapan tanpa bantuan seorang operator. Namun,
diperkenalkannya sentral telepon mekanis itu berjalan lambat, bahkan di Amerika
Serikat; dan di Inggris, di luar Kota London, di mana dipasang sebuah sentral
telepon Strowger tahun 1897, hanyalah Epsom, Surrey, di dekat lapangan pacuan
kuda Derby, dipasang sebuah sistem yang seperti itu dalam bulan Mei 1914.
Darlington—jalan kereta api yang terkenal—mendapatkannya kemudian di tahun
itu juga.
Pada tahun-tahun pertama, banyak orang mengasosiasikan telepon itu
sama dengan hiburan untuk suatu sidang pendengar yang terpisah-pisah dan
bukannya komunikasi antar-individu yang bersifat titik demi titik, satu lawan
satu, dan karena alasan ini saja telepon tampak lebih besar dibandingkan telegraf
dalam pra-sejarah penyiaran. Namun, asosiasi yang sama telah dibuat sebelumnya
antara hiburan dan telegraf: tahun 1848, Punch telah melaporkan bahan lagu-
lagu yang mirip berita dikirim dari Boston ke New York. Tahun 1876, Nature
meramalkan bahwa 'dengan membayar sejumlah uang kepada seseorang yang
mau berusaha yang sudah pasti akan tampil untuk menari dengan nada ini, maka
kita akan dapat memperoleh daripadanya sebuah waltz, sebuah dansa segi-
empat (quadrille) atau sebuah dansa galop, persis seperti yang kita inginkan'.
Salah satu ramalan pada the Springfield Republican tahun 1877 adalah
bahwa dengan perantaraan telepon 'segala macam musik dari seorang biduan
dapat disebarluaskan di seluruh negeri sementara ia menyanyi, dan dengan
demikian mempopulerkan musik yang baik sampai ke batas yang belum dikenal';
dan jauh dari Springfield, di Swiss, seorang insinyur merelay sebuah opera Donizetti
tahun 1879. Dan malah lebih jauh lagi dari itu, di Hongaria, proyek yang paling
giat dan paling langgeng untuk menggunakan telepon bagi hiburan telah diciptakan
oleh seorang pencipta Hongaria, Theodore Puskas. Ia pernah bekerja untuk
perusahaan Edison, telah ikut pameran pada Pameran Listrik Paris tahun 1881,
dan mendapatkan hak khusus untuk mengembangkan telepon di Hongaria pada
tahun itu juga.
179
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
180
Proses dan Pola-pola
Layanan Hongaria ini jauh lebih ambisius dan berhasil dibandingkan dengan
layanan serupa Electrophone Company di Inggris, yang pada tahun 1884
menawarkan, untuk suatu langganan tahunan, hubungan kepada teater, konser
dan tidak kurang, pelayanan gereja—khotbah akan dibawakan oleh 'ahli agama
yang paling terkemuka'—dan suatu petualangan Amerika Serikat dimulai tujuh
tahun setelah perusahaan London itu ditutup tahun 1904, the Telephone Herald
di Newark, New Jersey. Berbagai skema 'theatrephone' di Paris juga hancur,
terlepas dari kepentingan Marcel Proust, yang telah meramalkan banyak dari
kegunaan lain telepon. Meskipun telepon 'kesenangan' dikembangkan sebagai
alat hiburan—ia dipikirkan oleh beberapa komentator sebagai suatu 'mainan'—
Bell benar dalam meramalkan bahwa akan teijadi 'penggunaan yang lebih serius'
akan telepon. Visinya yang jauh ke depan itu selalu berada di depan dari teknologi
yang ada ini.
Meski sistem telepon itu berbeda-beda, dengan dasar langganannya,
berada dari sistem telegraf, pemerintah Inggris, yang didukung oleh pengadilan,
memutuskan pada tahun 1880 bahwa, menurut syarat-syarat Telegraph Act 1868
(lihat hlm. 170), maka telepon adalah sebuah telegraf. Putusan itu mengikuti
suatu merger antara the British Bell dan perusahaan-perusahaan Edison Inggris
yang mendorong Kantor Pos, dengan didukung oleh kepentingan telegraf yang
kuat, untuk mendapatkan hak pengendalian atas semua kegiatan telepon di Inggris.
Pada umumnya bisnis ini akan dioperasikan melalui suatu sistem pemberian lisensi,
di mana perusahaan-perusahaan yang mendapat lisensi itu diminta untuk
membayar royalti, namun Kantor Pos mempertahankan beberapa sentral
teleponnya sendiri, misalnya di Newcasde-upon-Tyne, dan terdapat pula sejumlah
perusahaan telepon kotapraja, misalnya, Hull, yang paling lama bertahan dari
semuanya. Namun, the National Telephone Company, penerima lisensi terbesar,
hampir mendapatkan monopoli sebelum seluruhnya diambil alih oleh Kantor
Pos pada tahun 1912.
Ketika itu, suatu sistem jalan nasional telah dikembangkan—lagi-lagi secara
perlahan-lahan—dan lalu-lintas internasional bertambah. Hubungan kabel bawah
laut antara Inggris dan Prancis dibuka tahun 1891, namun hubungan nasional
yang lengkap baru dibuka empat tahun kemudian. Melintasi Atlantik, suatu
hubungan kabel jarak-jauh pertama, yang diselesaikan tahun 1880, adalah antara
Boston dan Lowell, dan pada tahun 1892 terdapat lini yang terbuka antara
New York dan Chicago dan tahun 1915 antara New York dan San Francisco.
Dua penemuan Amerika, filter gelombang dan gulungan kabel yang diber muatan
(loading coil), menyebabkan komunikasi seperti itu menjadi makin ekonomis:
181
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
digantinya amplifier atau repeater dari jenis elektronik dengan repeater elektro-
magnetis dikatakan orang telah memeriahkan kedatangan era baru.
Dalam perbandingan dengan Amerika Serikat (dan Kanada), kemajuan
dalam perluasan penggunaan telepon di Inggris, yang memimpin dunia dalam
produksi kabel, dan penggunaan telepon di negara-negara Eropa yang lain
ternyata berjalan lambat. Memang, di Inggris tidak terdapat pemahaman,
sebagaimana dikemukakan The Times pada tahun 1902, bahwa telepon itu
adalah 'urusan jutaan orang', telepon masih merupakan suatu 'hal yang
menyenangkan bagi orang-orang kaya dan sebuah peralatan dagang bagi orang-
orang yang mampu membayarnya'. 'Golongan mayoritas penduduk tidak
menggunakannya, dan tampaknya tidak akan dapat menggunakannya sama sekali
kecuali mungkin sebuah pesan yang teijadi sesekali dari sebuah stasiun umum.'
Setahun sebelumnya, Menteri Keuangan menyatakan bahwa 'komunikasi telepon
itu tidak diinginkan oleh pemikiran orang desa', sedangkan di Kanada, Amerika
Serikat dan Australia di daerah-daerah pedesaanlah telepon paling banyak diminta
orang. Habis berlakunya paten Bell menguntungkan eksploitasi perdagangan,
dan setelah tahun 1893 muncullah 'orang-orang bebas' pada saat penggunaan
telepon bertambah dengan hebat sekali. Sekarang bukti menjadi bertumpuk-
tumpuk bahwa telepon itu lebih mempermudah desentralisasi, memudahkan
keluarga yang terpencar-pencar untuk berkomunikasi, menjadikan kehidupan
di daerah perkebunan tidak begitu terisolasi lagi, dan mengganti metode-metode
penukaran, praktek pengobatan, politik dan kewartawanan. Telepon juga
mewakili kebiasaan sosial yang sedang berubah, tidak kurang para wanita, segera
menjadi berbahagia karena 'dapat mengobrol di telepon'. Memang seolah
muncul suatu 'bahasa dan budaya telepon' yang baru.
Ramalan populer lebih aktif dan lebih hidup di Amerika Serikat dan
Kanada dibandingkan negara-negara lain manapun, meski tidak seluruh ramalan
itu sama berbobotnya dengan visi Bell atau Vail. Bahkan setahun sebelum Vail
ikut dengan Bell tahun 1878, the Springfield Republican sudah dapat menulis
bahwa 'kita telah menjadi demikian terbiasanya dengan tambahan-tambahan
baru dan mengagumkan terhadap kekuatan telegrafi, sehingga tidak ada lagi
yang kelihatan tidak mungkin', dan tidak ada alasan untuk meragukan pernyataan
Bell bahwa ia 'tidak lama lagi akan mampu mengirim suara melintasi Atlantik
dan berbicara dengan orang-orang yang 3.000 mil jauhnya seolah mereka berada
di kamar sebelah'.
Sebagaimana akan terjadi bertahun-tahun kemudian, dalam sejarah
Internet, rasa takut diungkapkan di kedua belah sisi Atlantik itu bahwa
182
Proses dan Pola-pola
183
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
berbeda. Kata Prancis untuk 'exchange' adalah'central' dan hal ini menge-
mukakan suatu cara pandang yang sangat tidak Amerika (dan tidak juga Inggris)
tentang apa yang dianggap sebagai suatu jaringan kerja. Sampai tahun 1922,
Paris dikatakan menolak telepon: 'hampir setengah abad setelah diciptakannya,
telepon masih tetap saja menjadi sebuah alat yang hanya khusus disediakan bagi
kaum profesional'.
Amerika Serikat jauh lebih maju daripada semua negara Eropa dalam
distribusi telepon pada tahun 1900, dengan sebuah telepon untuk setiap enam-
puluh orang. Swedia menjadi negara pertama di Eropa dengan satu telepon
untuk setiap 215 orang. Prancis mempunyai satu telepon untuk setiap 1.216
orang, dan Rusia satu untuk 6.958 orang. Tahun 1904, terdapat 6,5 telepon
untuk setiap seratus orang di Manhattan dan the Bronx dan hanya 1,4 di London.
Dorongan Amerika yang dinamis, yang dinyatakan dengan tepat sekali dalam
judul sebuah artikel tahun 1914 dalam McClure's Magazine, 'Telepon untuk
Jutaan Orang', datang dari the American Telephone and Telegraph Company
(AT&T), yang telah hadir di New York tahun 1885 sebagai suatu jaringan
subsider j arak-jauh dari National Bell, yang sejak semula berlokasi di Boston;
dan dalam suatu gerakan yang imajinatif (dalam kedua pengertiannya) tahun
1899, AT&T telah menjadi perusahaan induk, dan New York telah menjadi
markas besar perusahaan itu. Sebuah perusahaan penghasil peralatan listrik
lain, Western Electric, telah diasimilasikan dalam sebuah proses kumulatif yang
dimulai pada tahun 1881.
Ambisi Vail sejak semula adalah mengendalikan apa yang dipikirkannya
sebagai 'sistem saraf' bisnis dan masyarakat sosial Amerika, melalui apa yang
diakuinya hams menjadi suatu monopoli yang teratur, bukannya suatu monopoli
yang tidak teratur. Operasi setempat dapat dan hams didesentralisasikan, yang
dilaksanakan dengan pemberian lisensi, namun integrasi adalah penting sekali.
Kembali kepada AT&T tahun 1900, karena telah mendapatkan untung besar di
luarnya, Vail mengambil alih kepresidenannya tahun 1907 dan dua tahun kemudian
merencanakan memborong saham Western Union, perusahaan telegraf yang
utama (lihat hlm. 169). Ia juga memperketat pengendalian atas pembiayaan
perusahaan-perusahaan pemegang lisensi.
Jumlah perusahaan yang memberikan lisensi itu banyak sekali bertambah
setelah dibebaskannya paten Bell tahun 1893, namun terdapat pula pertambahan
jumlah pemsahaan telepon lokal yang bebas: ada 87 daripadanya tahun 1894,
dan lebih dari 3.000 sepuluh tahun kemudian, banyak daripadanya di Midwest.
Dalam dekade setelah tahun 1907, Vail lihai sekali dalam mengambil keuntungan
184
Proses dan Pola-pola
dari kepedulian publik yang semakin bertambah bahwa persaingan adalah buang-
buang tenaga saja apabila tujuannya layanan umum: sebagaimana dikemukakan
oleh Mahkamah Agung Negara-Bagian Kansas tahun 1915, 'dua sistem telepon
yang melayani konstituen yang sama menempatkan ['dapat menempatkan'
merupakan suatu susunan kata yang lebih baik] suatu beban yang tidak berguna
bagi masyarakat, menimbulkan kesedihan dalam hati dan kejengkelan bagi jiwa'.
Namun, apapun yang mungkin ditulis Vail tentang pentingnya pengendalian
dan pengaturan negara, ada keberatan yang kuat dari Amerika—lokal dan
nasional—di luar dan di dalam pemerintahan—terhadap monopoli AT&T sebagai
suatu alternatif bagi persaingan. 'Kami tidak meminta pemerintah bertarung
dalam pertempuran bagi kami,' demikian dinyatakan tahun 1910 oleh the National
Association of Independent Telephone Exchanges, yang didirikan tahun 1897,
'namun kami memang meminta perlindungan dalam menghadapi cara-cara
peperangan yang kotor, illegal dan merusak kesejahteraan rakyat.' Dalam apa
yang menjadi proporsi suatu perjuangan Darwinisme Sosial, Vail telah
mendapatkan keuntungan khusus. Ia percaya terhadap penelitian, sedangkan
kebanyakan perusahaan tidak percaya, dan satu generasi setelah berakhirnya
paten-paten Bell yang asli, maka the Bell Telephone Laboratories, yang akan
dikenal di seluruh dunia, didirikan secara resmi pada tahun 1925.
Dalam hubungannya dengan soal monopoli, sebuah kompromi antara apa
yang tampaknya merupakan pendekatan yang berbeda secara radikal terhadap
masalah-masalah yang sulit, baik yang praktis maupun yang teoritis, telah dapat
dicapai pada tahun 1913 dan dikukuhkan kembali setelah Perang Dunia I dalam
Akta Graham tahun 1921. Pada tahun 1913, AT&T mengeluarkan Western
Union, menjadikan lini-lini tol jarak-jauhnya dapat dipakai oleh orang-orang
yang bebas, dan setuju untuk bekerja dengan the Interstate Commerce
Commission untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu bila membuka
sistem-sistem telepon yang baru. Akta Graham, yang mengakui hal ini,
membebaskan AT&T dari ketentuan Undang-undang anti-TVust, dan meskipun
AT&T terus menghadapi permusuhan dari orang-orang yang menentang
monopoli, dan mulai sejak tahun 1934 dan selanjutnya dihadapkan kepada
pertanyaan-pertanyaan dalam the Federal Communications Commission (lihat
hlm. 272), maka pada permulaan Perang Dunia II, ia menguasai 83 persen dari
semua telepon Amerika Serikat dan 98 persen dari kawat tol jarak-jauh. Ia
juga mempunyai monopoli total dari radio telephony seberang lautan. Ia
merupakan perusahaan terbesar dalam sejarah.
185
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Nirkabel (wireless)
186
Proses dan Pola-pola
187
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
ke-19, dianggap sebagai kereta tak berkuda: hanya para pemilik keretalah yang
menginginkannya. Akibatnya adalah bahwa radio memiliki kegunaan paling
praktis di samudera luas atau di benua-benua yang jarang penduduknya, dan
kenyataan bahwa pesan-pesan yang dikirimkannya dengan sinyal, semuanya
dalam Morse, dapat ditangkap oleh orang-orang yang bukan untuk mereka
saja pesan-pesan itu ditujukan—dimensi siaran radionya—dianggap bukan
merupakan suatu kelebihan akan tetapi suatu kerugian yang gawat. Demikian
pula, mobil adalah suatu barang mewah, dan tidak ada orang yang dapat
membayangkan ada mobil di sebuah rumah di daerah pedesaan lengkap dengan
garasinya, lebih daripada sebuah rumah serupa yang kemudian akan diasosiasikan
dengan sebuah perangkat nirkabel.
Ketika mengunjungi Inggris, Marconi menginginkan hasil yang cepat, dan
ketika ia mendirikan Wireless Telegraph and Signal Company-nya tahun 1897,
ia memusatkan perhatian terutama terhadap penyediaan dan penjualan alat
nirkabel kepada para pelanggan komersial dan pemerintahan dengan berskala
besar. Ia juga memikirkan royalti: tahun 1897, lebih dari seratus pesan telah
disampaikan antara Ratu Victoria di Osborne House di Isle of Wight dan kapal
pesiar kerajaan Prince of Wales di luar Cowes, di mana Marconi terbaring sakit
di tempat tidur. Marconi tidak memiliki visi tentang radio sebagai alat untuk
menyebar-luaskan berita. Bahkan ia tidak pernah menggunakan istilah 'radio'.
Dan dalam hal ini ia tidak sendirian. Tahun 1899, misalnya, The Electrician
mengatakan bahwa 'pesan-pesan yang menyebarkan siaran hanya membuang-
buang energi dengan melakukan perjalanan secara gigih tanpa guna menuju
angkasa luas'.
Preece, seorang anggota pendiri dari the Society of Telegraph Engineers,
yang dibuat tahun 1871 dan mengubah namanya pada tahun 1889 menjadi the
Institution of Electrical Engineers, bersikap hati-hati sekali terhadap kemungkinan
paten Marconi itu bahkan di dalam konteks di mana Marconi sendiri
menempatkannya; dan bahkan setelah Marconi menyiarkan pesan-pesan
melintasi Terusan ke Prancis tahun 1899, Preece memperingatkan bahwa 'telegraf
nirkabel itu dalam bentuknya yang sekarang dan kecepatannya yang terbatas'
(suatu pembatasan yang sesungguhnya) tidak dapat ditempatkan dalam kategori
yang sama dengan 'sistem yang lama'. Karena lebih bersifat birokratis dalam
pendekatannya terhadap perkembangan komunikasi ketimbang entrepreneurial,
maka ia percaya sebagai suatu kenyataan bahwa 'merupakan hal yang paling
buruk yang mungkin terjadi bagi penemuan [seperti penemuan Marconi itu] apabila
jatuh ke tangan sebuah perusahaan. Kita hanya perlu melihat kepada telepon
188
Proses dan Pola-pola
agar yakin mengenai hal ini.' Namun, pendirian Preece itu bukannya tidak
mendapat tantangan. Chamber's Journal, yang melaporkan salah satu dari
pidatonya, menempatkannya di samping sebuah berita yang berjudul 'Burung
Merpati Pesuruh Yang Mulia Ratu'.
Ada kegembiraan rakyat yang langsung, sebagaimana dicatat oleh penulis
dalam the Quarterly Review tahun 1898, tentang alat transmisi pesan-pesan
Marconi itu—'alat yang tidak dapat dibatasi, tidak dapat dipahami, hebat sekali,
yaitu eter'; dan ia menyarankan dengan cara yang kuno bahwa istilah yang baik
bagi sistem itu adalah 'telegraf eterik', karena 'sesungguhnya ia bukanlah
nirkabel'. Kawat-kawat digunakan 'pada masing-masing ujungnya sebagai
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perangkat itu'. Seorang penulis yang
lain menyatakan bahwa 'mukjizat' nirkabel itu terdiri dari kenyataan bahwa ia,
lebih dari segala-galanya, 'bersifat misterius', sama dengan sinar X, yang baru
saja ditemukan pada tahun 1895. Ia merupakan sesuatu yang paling dekat yang
dicapai dunia dalam telepati.
Potensinya baru menjadi jelas bagi banyak orang, sebagaimana juga bagi
para pakar yang menyatakan dapat berbicara dengan otoritas, ketika radio telah
memasuki rumah-rumah, pertama-kali di Amerika Serikat, dan kemudian di
Inggris dan Belanda. Namun sebelum diciptakannya lembaga-lembaga untuk
menyampaikan 'acara', suatu jaringan amatir yang amat bersemangat terhadap
radio itu, yang dikenal sebagai 'amatir (hams)', telah membuat hubungan-
hubungan nasional dan internasional, yang sebagian besar dari mereka
menggunakan Morse, sedangkan yang lain-lain menggunakan telepon. Mereka
digambarkan dengan pandangan ke masa depan pada tahun 1912 dalam sebuah
buku Amerika oleh H. Collins, The Wireless Man, sebagai sekurang-kurangnya
dalam potensinya saja 'kumpulan pendengar yang terbesar di seluruh dunia'.
Ketika itu diperkirakan sudah ada 122 buah kelompok nirkabel ada di Amerika.
Saat itu telah mungkin untuk menulis perihal jumlah para pendengarnya
hanya karena ada serentetan penemuan dalam periode antara tahun 1890-an
dan 1920-an, yang sebagian daripadanya merupakan hasil penelitian ilmiah yang
hati-hati sekali, sedangkan yang lain-lain didorong oleh situasi khusus Perang
Dunia I, ketika radio digunakan untuk tujuan-tujuan militer. Namun demikian,
penggunaan teknologi itu di masa depan sebenarnya telah dapat diramalkan jika
faktor-faktor sosial ikut diperhatikan, dan bukannya dianggap remeh ketika
nirkabel itu berada dalam pipa-pipa. Misalnya, ketika Sir William Crookes,
dalam sebuah artikel Inggris yang banyak sekali dikutip orang pada tahun 1892,
mengajukan 'kemungkinan-kemungkinan yang membingungkan dari telegraf tanpa
189
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Gambar 18. Guglielmo Marconi ketika muda. la datang ke London dari Italia dalam
bulan Februari 1896 dengan seperangkat alat-alat tanpa kabel, la mendirikan
perusahaannya Wireless Telegraph and Signal Company di tahun 1897.
kawat, tonggak kawat, kabel atau apa saja dari peralatan-peralatan yang mahal
yang ada sekarang ini yang memberikan sedikit sekali dalil-dalil yang masuk
akal', dia tidak mengemukakan apa yang terjadi selanjutnya.
Marconi mengikuti garis perkembangannya sendiri, dengan menggerakkan
imajinasi Amerika ketika pada tahun 1899 ia menerima komisi tunai dari James
Gordon Bennett Jr., pemilik the New York Herald, untuk meliput pertandingan
yacht Piala Amerika, dan menangkap baik imajinasi Amerika maupun imajinasi
Eropa pada tahun 1901 ketika ia mengirimkan sebuah pesan nirkabel sepanjang
dua-ribu mil melintasi Atlantik ke Cornwall dari Newfoundland. Juga terdapat
suatu putaran bisnisdalam kisah ini. The Anglo-American Telegraph Company
memegang monopoli telegraf di Newfoundland dan mengeluarkan tim Marconi
dari pulau itu, yang kemudian lepas dari Kanada.
Publ is i tas selanjutnya tidak perlu dilakukan. Tahun 1904, nirkabel menjadi
headline ketika ia digunakan untuk melaporkan penahanan Dr Crippen, seorang
190
Proses dan Pola-pola
pembunuh yang melarikan diri dari Inggris ke Kanada melalui laut dengan teman
kencan wanitanya. Delapan tahun kemudian, stasiun Marconi di Long Island-
lah yang mendengarkan pesan-pesan SOS dari kapal legendaris, Titanic, yang
sedang tenggelam itu dan mengirimkan berita tersebut ke Gedung Putih: seseorang
yang kemudian akan menjadi terkenal (lihat hlm. 195-196), David Sarnoff (1891-
1971) adalah operatornya. Tahun 1906, Kongres Dunia kedua tentang Telegrafi
Nirkabel, diadakan di Berlin—yang pertama telah diadakan tahun 1903—setuju
bahwa SOS itu dijadikan panggilan standar dalam keadaan bahaya. Berlin dalam
kenyataannya berada di luar imperium Marconi: Jerman telah memiliki sistem
nirkabel Telefunken mereka sendiri.
Yang tidak kurang pentingnya bagi Marconi dibandingkan dengan publisitas
adalah memperoleh paten-paten lain bagi peralatan-peralatan radio dan menjaga
apa yang telah dimilikinya: ia membentuk sebuah perusahaan sampingan di
Amerika pada tahun 1899 dan masih belum menghadapi persaingan dari
perusahaan Amerika tahun 1901 kecuali perusahaan-perusahaan kabel. Sebuah
studi sejarah yang lebih awal —Radio: Beam and Broadcast oleh A. B. Morse
tahun 192S setelah dimulainya siaran radio—menceritakan kisah perkembangan
radio pada umumnya melalui catatan kantor paten tentang 'penemuan-penemuan
yang dipakai sekarang ini atau nenek-moyangnya yang langsung'. Ini adalah
kisah yang memberi warna bam di Amerika Serikat setelah terbentuknya suatu
badan bam di bulan Oktober 1919, the Radio Corporation of America (RC A),
'suatu versi sipil dari monopoli militer yang telah menguasai radio ketika masa
perang'. Ia mengambil alih semua paten Marconi. Seandainya Marconi seorang
warganegara Amerika, maka pemsahaannya yang amat berhasil itu mungkin
sekali bakal mengikuti jalan alternatif AT&T (lihat hlm. 184-185).
RC A adalah sebuah perusahaan yang mendapat persetujuan dari
pemerintah, yang mengadakan hubungan intensif dengan AT&T, General Electric
dan Westinghouse, yang sekarang sedang membangun perangkat-perangkat
nirkabel sipil, namun ia dan mereka hams menyibukkan diri bukan saja dengan
paten dan para pesaing, melainkan juga dengan tuntutan-tuntutan persaingan
untuk memasuki spektrum radio pemerintah—terutama dengan radio angkatan
bersenjata—dan dari sejumlah besar radio 'amatir' yang kini telah sangat
diperlebar, sebuah angkatan perang yang juga mempunyai batalion-batalion di
sisi Atlantik yang lain.
Menumt ketentuan Akta Radio tahun 1912, akta pertama yang disetujui
di Amerika Serikat, pesan-pesan radio 'amatir' itu dibatasi oleh undang-undang
pada panjang gelombang 200 meter atau kurang dari itu, suatu batasan yang
191
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
192
Proses dan Pola-pola
193
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
194
Proses dan Pola-pola
Namun pada tahun itu juga the Illustrated London News telah memperlihatkan
gambar-gambar para pendengar Inggris yang sedang memakai pakaian malam
resmi, sedang hanyut mendengarkan melalui earphone bukan kata atau musik,
akan tetapi tanda waktu.
Presiden Society itu tahun 1914 adalah Campbell Swinton, yang punya
visi jauh ke depan sekaligus juga hati-hati sekali. Ia mengatakan kepada para
anggotanya bahwa dengan sedikit imajinasi orang dapat membayangkan bahwa
dalam waktu yang tidak begitu lama lagi stasiun-stasiun yang menerima nirkabel
secara khusus akan didirikan dalam ruangan-ruangan yang merupakan istana
gambar dan bahwa orang akan mampu pergi ke sana dan 'mendengarkan viva
voce semua pembicara terkemuka, meskipun mereka mungkin berbicara dari
j arak yang ratusan mil j auhnya'. Namun itu bukanlah merupakan bentuk masa-
depan. Telepon nirkabel, sama dengan telepon, akan menginvasi rumah-rumah.
Seorang pakar hukum London, yang menulis pada tahun 1924, menamakannya
'suatu ikatan perhatian baru bagi keluarga' dalam sebuah artikel yang beijudul
'The Revival of Home Life'.
Setelah Forest, aspek masa-depan ini disadari oleh Arthur Burrows
(1882-1947), yang bekerja bagi the Marcony Company ketika masa perang,
yang mengumpulkan, mengedit dan menyebar-luaskan pesan-pesan nirkabel yang
dapat ditangkap, dan oleh David Samoff yang melintasi Atlantik (lihat hlm. 191),
yang akan menjadi manajer komersial pertama dari RC A. Ketika perang, Samoff
telah merancang 'sebuah Kotak Musik Radio yang sederhana... yang ditata
untuk beberapa panjang gelombang yang berbeda-beda yang hams dapat
diganti-ganti dengan memutar sebuah kenop atau menekan sebuah tombol saja'.
'Masalah mentransmisikan musik dapat diselesaikan', demikian katanya, dan
tidak ada imajinasi yang diperlukan 'untuk meramalkannya'. Dan musik dapat
pula ditambah dengan 'warta-berita, perkuliahan dan angka-angka'.
Samoff sedang memikirkan 'broadcasting', meskipun ketika itu ia tidak
memakai kata itu, yang diambil, seperti kata 'budaya' dan 'kultivasi', bukan
dari teknologi atau industri akan tetapi dari pertanian: benih broadcasting itu
ditanamkan secara tersebar dengan bebas, bukan dengan latihan atau dalam
baris-barisan. Penyebaran itu, sebagaimana telah kita lihat (lihat hlm. 188),
pertama kali dipikirkan sebagai sebuah 'media', kerugian itu telah diubah menjadi
suatu alasan. Samoff ingin menjadikan 'radio itu berguna dalam rumah-tangga
sama halnya dengan piano dan gramofon'. Ia juga mengusulkan agar setiap
pelanggan baru harus dikirimi beberapa eksemplar jurnal khusus the Marconi
195
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
196
Proses dan Pola-pola
197
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Iklan lalu menjadi bagian dari dinamika keuangan, kendati dikritik oleh
pers. Iklan juga telah diserang pada tahun1922 dan 1923 oleh Herbert Hoover
(1874-1966), yang kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat, yang ketika
itu masih Menteri Perdagangan; dalam suatu ungkapan yang sangat menarik ia
menyatakan 'tidak dapat dibayangkan bahwa kita akan membiarkan suatu
kemungkinan yang demikian besar untuk layanan publik dan untuk berita, hiburan
dan pendidikan, sehingga tujuan-tujuan yang penting ditenggelamkan begitu saja
dalam obrolan iklan'. Hoover terbukti keliru, sebab pada tahun 1927, ketika
Hoover telah menjadi Presiden dan ketika Undang-undang pemerintahannya
yang pertama kali menetapkan Komisi Radio Federal disetujui (suatu pelaksanaan
undang-undang yang terbatas), UU tersebut membawa bahasa bukan 'layanan'
akan tetapi tentang 'kepentingan umum, kesenangan, keperluan'.
Edgar Felix, seorang konsultan penjualan radio, memandang ke belakang
dengan penuh semangat kepada proses perluasan itu sebelum ada peraturan
manapun:
198
Proses dan Pola-pola
199
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Terdapat suatu titik simbolis dalam waktu, setelah siaran radio meman-
tapkan diri, ketika kisah nirkabel yang terdahulu berakhir, suatu titik yang diam.
Marconi meninggal tanggal 20 Juli 1937, dan keesokan harinya hampir semua
stasiun nirkabel di seluruh dunia, termasuk stasiun siaran radio, yang sebelumnya
tidak begitu tertarik dengannya, mengheningkan cipta selama satu atau dua menit.
Itu merupakan suatu momentum yang unik dalam sejarah mereka yang barangkali
hanya dapat diperbandingkan dengan hari-hari yang hanya ada dalam khayalan,
hari-hari dimana surat-kabar tidak punya berita untuk dimuat.
200
Proses dan Pola-pola
2 0 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
202
Proses dan Pola-pola
kecepatan saja pada penutup lensa itu—seni telah hilang dari fotografi—namun
ia mempunyai waktu pencahayaan hanya seperdua-puluh detik, dan siap dijual
dengan satu roli kertas stripping negatif yang cukup untuk menghasilkan seratus
gambar. Jika semuanya ini telah diambil, kamera itu dibungkus dan dikirim ke
pabrik Eastman, di mana isinya itu dikeluarkan, diisi kembali dengan film baru
dan dikembalikan kepada nasabah dalam waktu sepuluh hari. Dengan cara ini,
dan dengan cara-cara lain, maka Amerika Serikat telah menentukan langkah
dalam evolusi masyarakat konsumen dengan mewah sekali, walaupun hanya
untuk sebentar saja, tercatat dalam potret itu. Sama keadaannya dengan telepon
dan perangkat nirkabel, kamera kotak dibuat hanya untuk penggunaan domestik.
Dan ia dihasilkan untuk jutaan orang. Demikian pula, pada waktunya, alat-alat
listrik domestik—dalam suatu rentangan yang lebih luas daripada apa yang telah
diantisipasi oleh para peramal listrik itu sendiri. Teknologi itu, yang nantinya
akan 'bersahabat dengan pemakainya', akan tetapi tidak selalu demikian, akan
berkembang di sepanjang abad ke-20, akan tetapi rekayasanya akan dipengaruhi
oleh mode.
Bukan hanya di Amerika Serikat saja kecenderungan sosial baru itu—
yang juga menggambarkan perubahan demografis—tampak dengan jelas.
Industrialisasi besar sekali perannya dalam menambah kekayaan materi dan
waktu luang untuk bersenang-senang di semua negara industri, dan ada banyak
contoh barang-barang mewah yang kini berubah menjadi kebutuhan. Makanan
dan produk-produk lain, termasuk barang-barang impor dari daerah tropis, diberi
merk, dan beberapa dari pengiklanannya memanfaatkan tenaga listrik—misalnya
symbol-simbol dengan lampu neon—baik untuk meluncurkan produk maupun
untuk menambah penjualan. Di mana-mana kota menjadi bertambah besar,
terus berkembang ke luar, ke arah daerah pinggir kota yang baru, dengan trem
('perahu gondola rakyat', sebagaimana yang digambarkan Richard Hoggart
tentang versi Inggrisnya) dan kereta bawah-tanah yang memungkinkan orang
bergerak dari hari-ke-hari keluar masuk kota. Para komuter (orang yang pulang-
pergi ke tempat pekerjaan) mendahului komputer, pada saat dunia bersiap-siap
untuk berkembangnya apa yang kemudian terkenal dengan nama 'media massa'—
dengan media yang lama, yaitu pers, bertindak sebagai pembuka jalan.
Diperkenalkannya 'gambar bergerak' merupakan suatu perubahan
teknologi yang paling besar, meskipun sebelumnya telah terjadi sebuah perdebatan
mengenai klaim fotografi apakah layak disebut sebuah bentuk kesenian atau
bukan, yang mengantisipasi perdebatan serupa dalam hubungannya dengan
sinema. Fox Talbot tidak ragu, dan seorang fotografer, Julia Margaret Cameron,
2 0 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
yang membuat ilustrasi buku Tennyson, Idylls of the King, telah dijuluki
'Rembrandt dari seni fotografi Inggris'. Dalam kelompok yang sama terdapat
pula orang Swedia Oscar Gustav Rej lander dan orang Inggris Henry Peach
Robinson, yang mulai menjelaskan bagaimana dan kenapa terdapat banyak sosok
yang 'mempribadi [individualizing]' dalam sebuah fotografi yang baik sebagaimana
dalam gambar atau lukisan.
Gambar bergerak akan menghidupkan kembali argumentasi tersebut, meski
asal-usulnya adalah bersifat mekanikal dan termasuk ke dalam dunia alat-alat
permainan. Namanya kurang dapat diingat kembali dibanding Kodak—
Zootrope, Phenakisti[s]cope dan, setelah fotografi mulai dipakai sebagai
pengganti lukisan, Kaamatographs. Orang pertama yang berhasil menggunakan
deret-deretan kamera untuk menyampaikan suatu perasaan bergerak—
sebelumnya telah terdapat banyak sekali usaha yang tidak berhasil—adalah
'Eadweard Muybridge' (1830-1904). Serial chroono-photographicnya tentang
pergerakan seekor kuda, yang diambil untuk Gubernur California tahun 1872
yang pencinta kuda itu, membuktikan bahwa ada saatnya ketika kuda sedang
berlari semua kakinya berada di udara.
'Muybridge', Edward Muggeridge, adalah seorang Inggris yang lahir di
Kingston di Thames, yang pengalaman pribadinya pernah dituduh sebagai
pembunuh kemudian dibebaskan dari tuduhan. Ia mengumumkan karyanya dalam
Animal Locomotion (1888) dan Animals in Motion (1899). Sejajar dengan
itu, seorang dokter Prancis dan guru-besar di perguruan tinggi, Etienne Marey
(1830-1906) menerbitkan karyanya sendiri dalam Le Mouvement (1894): ia
mencatat gambaran berganda dari burung-burung yang sedang terbang dalam
satu film tunggal saja. Muybridge membuka sebuah 'Zoopraxographical Hall'
di Pameran Columbia Chicago tahun 1893, di mana diperlihatkan secara
photografis kuda-kuda yang sedang meloncat dan ahli senam, yang dikemukakan
oleh orang Prusia Ottomar Anshiitz, merupakan suatu daya tarik yang sangat
populer.
Setahun kemudian, Edison, yang telah mendirikan sebuah laboratorium di
Menlo Park tahun 1876, suatu tahun Pameran yang lebih awal, menawarkan
untuk dijual kinetoscope-nya yang telah dipatenkan, sebuah alat yang
memungkinkan menonton sebuah film bergerak secara sendirian saja. Dengan
terinspirasi oleh Muybridge dan mungkin juga oleh Marey, ia mulai melakukan
untuk mata apa yang dilakukan fonograf (lihat hlm. 220) untuk telinga. Akan
tetapi, ambisi praktisnya terbatas: ia pertama kali merancang kinetoscope itu
dalam konteks sebuah pertunjukan yang diintip, yang setiap kali dapat dilihat
2 0 4
Proses dan Pola-pola
oleh satu orang saja, setelah membayar satu coin uang logam, dengan melihat
melalui celahnya itu dalam sebuah arkade penny. Edison tidak yakin bahwa
menggunakannya untuk memantulkan gambar ke sebuah layar akan sama
menguntungkan dari segi keuangan.
Baru kemudian ia mengubah pikirannya, setelah Louis Lumiere (1864-
1948), yang tujuh-belas tahun lebih muda darinya—dan bukan penemu pertama
yang mengubahnya ke proyeksi—memperkenalkan' sinematografi'-nya, suatu
nouveautedu jour, kepada suatu sidang pemirsa yang berjumlah 35 orang di
the Grand Cafe di Paris tahun 1895 dan pada tahun berikutnya kepada suatu
sidang pemirsa yang lebih besar lagi di the Empire Music Hall di Leicester Square,
London. Acara di London itu lebih bervariasi, dimulai dengan orkes musik
sebagai pembukaan, melibatkan sekelompok penari Rusia dan pertunjukan
akrobatik sulap. Salah satu film yang ditayangkan adalah The Arrival of the
Paris Express, sedang yang lainnya adalah Boating in the Mediterranean.
Lumiere, dengan bekerja atas dasar sebuah paten tahun 1895, telah menemukan
suatu publik penonton dan menciptakan sebuah media baru.
Lumiere adalah salah satu dari dua bersaudara yang membuat film-film
yang kemudian dinamakan film dokumenter. Maxim Gorki (1868-1938), penulis
Rusia itu, yang telah melihat dan mengagumi beberapa darinya, mengatakan
bahwa film 'lahir dari kehidupan'. Akan tetapi ada pula pembuat film lain, seperti
Georges Melies (1861-1938), yang memiliki latar-belakang sulap (magic)
percaya bahwa ilusi itu adalah kekuatan yang akan dinamakan 'sinema'. Para
pembuat film yang lain melihat ke pentas. Memang pada tahun 1906 salah
seorang pengamat berpendapat bahwa 'ketimbang mengambil-alih tempat kertas
bergambar, sebagaimana yang dilakukan sinematografi, hampir secara
keseluruhannya, maka ia sebaiknya mengambil tempat teater'. Dalam
kenyataannya, bentuk film itu akan membuktikan diri dapat diadaptasikan
sebagaimana novel dalam penggambarannya; dan bagi beberapa pembuat film
(yang akan diperlakukan oleh para pengeritik canggih sebagai auteurs) tujuan
mereka adalah seni, suatu audiens massal baru yang diciptakan melalui film, jauh
lebih besar daripada yang pernah diciptakan oleh teater, dalam apa yang akan
dinamakan 'masa keemasan sinema [golden age of the cinema]'. Istilah golden
age ini akan menjadi sebuah istilah yang akan diterapkan pada media lain,
termasuk siaran radio [broadcasting], yang lagi-lagi menciptakan berbagai
program acara.
Akan tetapi hal itu akan memakan waktu yang sama dengan waktu yang
diperlukan sinema untuk mengembangkan bentuk dan lembaganya sendiri,
2 0 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
sekalipun Edison adalah seorang yang lekas percaya terhadap media bam, dengan
mengambil manfaat dari patennya dan bekerjasama dengan Eastman. Prancis
mendominasi produksi-produksi awal, namun ada pula para pembuat film yang
aktif di tempat-tempat lain, termasuk Inggris, di mana Brighton merupakan suatu
pusat perkembangan awalnya. Karya mereka telah diapresiasi kembali dalam
tahun-tahun belakangan ini. 'The Cinema of Attractions', sebagaimana ia
dinamakan, memiliki variasi yang sangat kaya dari tradisi pertunjukkan.
Misalnya, seorang pembuat film asal Inggris, Wordsworth Donnisthrop, penemu
'kinesigraph' (1876), membuat sebuah film pendek tentang Trafalgar Square
tahun 1890 dan R. W. Paul, yang memulai kehidupan filmnya dengan mencontoh
kinetoscope Edison, yang ketika itu belum lagi dipatenkan di Inggris, telah
menghasilkan sebuah film sepanjang 26-detik tentang Derby Day. Di Amerika,
seorang pembuat film muda, Cecil Hepworth, anak dari seorang pengajar sulap
lentera sihir, membuat sebuah film tentang Blackton, seorang kartunis yang
membuat sketsa Edison, yang panjangnya satu setengah menit.
Tahun 1914, Amerika Serikat adalah nomor dua dalam hal pasar ekspor
film, dan ketika itu Hollywood di California, yang berada di pusat masa keemasan
yang akan tiba, selesai membuat filmnya yang pertama. Hollywood masih
merupakan 'sebuah desa dengan barisan pohon merica' dengan kebun buah
jeruk yang belum lama (1903) diintegrasikan ke dalam wilayah metropolitan
Los Angeles yang sedang berkembang. Namun, sebelum tahun 1914 pun, di
sana sudah ada 'bintang-bintang film', di antaranya Charles Chaplin (1889-
1977), yang lahir di London dan punya latar-belakang dalam komedi bangsawan
Inggris.
Dalam bisnis sinema itu, yang dengan kuat sekali dipengaruhi oleh
pertimbangan pasar, terlihat ada suatu pembagian tugas yang lebih jelas di Eropa
antara produksi dan distribusi dibandingkan dengan antara pertunjukan dan
produksi. Para pemilik ruang musik dan pemain sandiwara adalah orang-orang
pertama di Inggris dan Prancis yang mempertunjukkan film, dan barulah pada
tahun 1904 film dapat disewakan dan bukannya dibeli, dan baru kemudian dalam
dekade itu dibuka ruangan-ruangan khusus untuk mempertontonkannya, yang
pertama di Inggris adalah di Colne di Lancashire. Teater film Amerika pertama
dibuka di Pittsburgh tahun 1905. Di Prancis, Charles Pathe menciptakan ruang
proyeksinya sendiri. Demikian pula Gaumont, yang memberikan namanya kepada
serangkaian daripadanya. Kata lain yang digunakan dalam memberi nama teater
atau ruangan itu adalah 'bioskop', yaitu kata yang digunakan oleh seorang penemu
Jerman.
2 0 6
Proses dan Pola-pola
207
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
pujian dari seluruh dunia dan juga kontrak-kontrak yang amat menggiurkan.
Tidak akan ada bintang film tanpa penggemar, dan keduanya itu jelas sekali
sebelum adanya Hollywood. Demikian pula, dalam teater, apa yang disebut
idola pertunjukkan siang (matinee).
Alasan Chaplin untuk pindah ke Hollywood terikat dengan kerjanya, bukan
dengan keinginan untuk mengeruk uang lebih banyak. Lelah dengan 'perang-
perang kue poding'-nya Sennet, yang mengikuti sebuah formula, ia mendirikan
studio dan perusahaannya sendiri, United Artists, tahun 1919, dengan Douglas
Fairbanks (1883-1939), Maiy Pickford (1893-1979)—yang juga telah meraih
status bintang, wanita pertama yang pernah mendapatkannya—dan D. W.
Griffiths (1875-1949). Dengan umur yang 14 tahun lebih tua dari Chaplin, maka
Griffiths pada tahun 1915 telah menghasilkan salah satu dari 'classics' (sebuah
istilah yang akan menjadi umum di masa yang akan datang) Hollywood, The
Birth of a Nation (1915). Film ini merupakan sebuah film panjang, yang
seluruhnya dimainkan dengan para aktor kulit putih dengan rekor jumlah
penonton yang luar biasa, dan seringkah diinterpretasi ulang sejak tahun 1915
sebagaimana setiap opera Verdi. Ketika itu, Presiden Woodrow Wilson
menggambarkan menontonnya seperti sedang membaca sejarah 'dengan kilatan
petir'. Ia tidak berkomentar tentang panjangnya.
Sejak tahun 1920 telah muncul wacana tentang 'Chaplinitis', diiringi
produk-produk sampingan yang menyertai film-film itu— lagu, tarian, boneka
dan bahkan minuman, sebuah kombinasi yang akan menjadi biasa dalam film
dan kemudian dalam olahraga; dan film-film Chaplin pada tahun 1920-an itu,
terutama sekali The Gold Rush (1928), mendapatkan suatu watak mitis. Dengan
memiliki ciri sebagai 'The Tramp' [Gelandangan], atau sebagai 'the Litde Fellow'
[Manusia Kecil], maka Chaplin dipuji karena keanggunan dan kelucuannya,
karena timing-nya yang pas serta sifat pathos-nya: Sennett menganggapnya
'seniman terbesar yang pernah hidup'. Ketenaran Chaplin terus berkibar,
sementara sejumlah besar bintang lain—yang sangat berbeda dari dirinya—telah
bermunculan, misalnya, Rudolf Valentino (1895-1926), 'pecinta yang besar'
[great lover] itu. Setelah perkembangan ekonomi luar biasa yang belum pernah
teibayangkan sebelumnya di Amerika pada tahun 1920-an digantikan oleh depresi
yang juga belum pernah teijadi sebelumnya, dimulai pada tahun 1929, maka
film Chaplin Modern Times (1936), yang mengemukakan cara penyusunan
bagian-bagian mesin dari jenis pabrik yang diasosiasikan dengan Henry Ford
(1863-1947), mempesona para sejarawan sosial sama halnya film The Birth
of a Nation telah mempesona Presiden Woodrow Wilson pada tahun 1915.
2 0 8
Proses dan Pola-pola
Film-film lain yang dihasilkan dalam tahun 1920-an dan 1930-an mencapai
reputasi seperti itu pula. Misalnya Fritz Lang's Metropolis, yang dibuat di Jerman
tahun 1927, adalah penggambaran yang mengesankan dari kehidupan kota. Lang
(1890-1976), yang lahir setahun setelah Chaplin, juga telah berhubungan langsung
dengan mitos (Die Nibelungen, 1924), dan telah memulai film-film beratmosfer
kriminal dengan filmnya Dr. Mabuse der Spieler (1922). 'Film bicaranya' yang
pertama, yaitu thriller M, yang dibuat pada tahun 1931, adalah film yang amat
disenanginya.
Seperti halnya novel, film juga mempunyai bentuk internasional, dan dalam
kalangan para sutradara besar yang diakui reputasinya, tercatat orang Rusia
Sergei Eisentein (1898-1948), orang Jepang Akira Kurosawa (1910-1998),
dan orang Swedia Ingmar Bergman (1918- ), yang bapaknya adalah seorang
pendeta Lutheran dan pendeta keluarga kerajaan Swedia. Namun, dalam sejarah
novel tidak ada sebuah pusat kota, dan juga tidak ada di masa yang akan datang,
seperti Hollywood, dengan sistem studionya yang sangat hebat untuk film
'bergerak'. Dari luar negeri, karena berbagai alasan, termasuk alasan politik,
maka baik pemain maupun sutradara tersedot berkiblat ke sana. Chaplin, yang
tak pernah menjadi warganegara Amerika, pada akhirnya beremigrasi juga ke
luar Amerika tahun 1952, ketika terjadinya perburuan terhadap orang-orang
Komunis yang dipimpin FBI. Juga di Hollywood telah lama berlaku suatu sistem
penyensoran, yang mengambil bentuk sebuah kode. Orang yang meren-
canakannya pada tahun 1930, W. H. Hays (1879-1954), telah bertugas sebagai
Postmaster General Amerika di bawah Presiden Harding, dan telah direkrut ke
Hollywood tahun 1923.
Konteks bisnis dari film dan novel berbeda sekali. Di antara para
Independen yang pindah ke Hollywood, Adolph Zukor (1873-1976), setelah
ikut menghancurkan the Motion Picture Patents Company, bergegas
'mengintegrasikan' dirinya sendiri, dengan cara pindah dari jalur produksi ke
distribusi. Ia jugalah yang memimpin perjalanan dari Hollywood ke Wallstreet,
ketika pada tahun 1919 ia mengumpulkan dana dengan cara menerbitkan saham
favorit sejumlah $10 juta, upaya utama yang pertama untuk mendanai sinema
dari pasar modal. Dua tahun kemudian ia menguasai lebih dari 300 buah sinema.
Muncul sekarang keluhan-keluhan, yang sebelumnya pernah ia dengar, yaitu ia
telah mempersulit produsen dan distributor film yang kecil-kecil dan bebas untuk
memasuki atau tetap tinggal di dalam industri atau pasar gambar bergerak, atau
untuk menyewa gambar-gambar yang bernilai jual. Hal itu tetap sukar, karena
209
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 1 0
Proses dan Pola-pola
Gambar 19. Film The Jazz Singer. Orang banyak berkumpul untuk melihat Al
Jolson dalam film suara pertama kali di dunia, produksi Warner Brothers tahun
1927.
2 1 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
kerajaan yang terlibat'. Pada tahun 1926, hanya 5 persen dari film yang
ditayangkan di Inggris benar-benar dibuat di negara itu. The British
Cinemotagraphic Films Act of 1927, yang digambarkan Jeffrey Richards sebagai
'suatu pelanggaran nyata terhadap doktrin perdagangan bebas yang ada',
mengendalikan dan menentukan film secara blok, memperkenalkan suatu sistem
kuota (yang dipertahankan dalam Akta berikutnya tahun 1937) dan menciptakan
sebuah Cinematographic Film Advisoiy Committee untuk memberi nasehat
kepada Dewan Perdagangan tentang cara menyelenggarakan Akta itu.
Ketika itu dapat dikatakan belum ada televisi regular di negara manapun,
meski kata itu telah diciptakan—dalam bahasa Prancis—tahun 1900, dan
sebelum itu telah ada suatu pengalaman panjang sejarah abad ke-19, yang
sebagaimana biasanya dikemukakan, mundur ke belakang, ke tahun 1839 (lihat
hlm. 201), suatu tahun yang penting sekali dalam sejarah fotografi. Dengan
mengikuti eksperimen-eksperimen Edouard Becquerel, maka Willoughby Smith,
salah satu insinyur telegraf yang mengawasi peletakan kabel transatlantik (lihat
hlm. 158), mencatat pada tahun 1873 adanya korelasi antara perilaku resistor
selenium dan cahaya matahari, dan pada dekade yang sama seorang pakar hukum
Prancis mengemukakan bagaimana selenium itu dapat digunakan dalam suatu
sistem scanning. Tetapi apa yang ada dalam pikirannya adalah pemindahan
gambar-gambar tunggal, yang langsung namun 'cepat hilang', dan bukannya
gambar-gambar yang terus-menerus ada di atas sebuah layar; dan ketika tiga
tahun kemudian, seorang Inggris, Shelford Bidwell, memperlihatkan 'telegrafi
gambar'—yang sudah pasti merupakan definisi yang miskin—kepada the Physical
Society di London, ia menjadi perintis dari mesin fax dan bukannya televisi.
Dasar teknis dari semua televisi berbeda dari dasar teknis transmisi
gambar-gambar tetap yang diperlihatkan Bidwell. Televisi berkenaan dengan
pemindaian (scanning) suatu gambar dengan sebuah pancaran cahaya dalam
serentetan garis berurutan yang bergerak dari puncak ke dasar dan dari kiri ke
kanan. Masing-masing bagian dari gambar itu, pada saat cahaya itu lewat di
atasnya, menghasilkan tanda-tanda yang diubah menjadi denyutan-denyutan listrik
yang kuat atau lemah. Kemudian denyutan-denyutan itu diperbesar dan
ditransmisikan di sepanjang kawat atau melalui udara dengan gelombang radio
yang diubah kembali menjadi tanda-tanda cahaya dengan urutan yang sama dan
kekuatan yang sama sebagaimana pada sumber aslinya. Kemampuannya untuk
muncul di mata manusia sebagai sebuah gambar yang lengkap dan bergerak di
atas sebuah layar bergantung dari tersimpannya visi itu. Tidak ada kemajuan
212
Proses dan Pola-pola
dapat dilakukan sampai pembesar katup, yang merupakan kunci bagi telepon
radio, diciptakan.
Ada dua kemungkinan teknik pemindaian itu—yang mekanikal, dengan
sebuah piringan, dan yang elektronik, dengan suatu pancaran elektronik—dan
sebelum tahun 1914 telah dilakukan percobaan atas dua kemungkinan itu. Paul
Nipkow, seorang peneliti sains di Berlin, telah merancang pemindai mekanis
pertama di Jerman pada tahun 1884, meski ia tidak pernah berbasil membuatnya.
Alat itu adalah suatu alat mekanikal (Elektrisches Telescope), sebuah piringan
yang berputar, yang dilubangi dalam bentuk spiral dengan lobang yang kecil-
kecil melalui mana sebuah cahaya bersinar. Pemindai elektronik itu, yang akan
terbukti menjadi kunci dari televisi massal, diidentifikasikan dalam bentuk seperti
itu oleh Campbell Swinton tahun 1908. Ia menganjurkan 'penggunaan kedua
pancaran cahaya sinar katoda itu [perhatikan ia menggunakan huruf 'k' seperti
dalam 'kinema'], satu pada stasiun transmisinya dan yang satu lagi pada stasiun
penerima, yang dengan serempak dibelokkan oleh bidang yang bermacam-macam
dari dua elektromagnetik itu:
2 1 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
konferensi di Chicago tahun 1933: hal itu, demikian katanya, adalah 'a new
version of the Electric Eye'.
Ada suatu perbedaan besar antara meramalkan berdasarkan pengetahuan
ilmiah, sebagaimana dilakukan Zworykin, dan spekulasi biasa tentang gambar-
gambar masa-depan di atas sebuah layar. Namun jenis proyeksi terdahulu
tentang masa-depan tidak selalu memperhitungkan—sebagaimana diketahui
Marconi dengan baik— perlunya usaha dan publisitas sebagaimana juga
pengetahuan. Ramalan populer mungkin lebih mendekati kenyataan dalam
beberapa hal, meskipun dalam keadaan-keadaan lain jauh sekali daripadanya.
Seorang penulis dalam Lightning, salah satu dari demikian banyaknya majalah
sains populer di tahun 1890-an, lebih banyak benar daripada salah, ketika
berkomentar pada tahun 1893 bahwa
Sebelum berakhirnya abad yang akan datang, maka anak-cucu dari generasi
yang sekarang ini akan dapat saling melihat meski dipisahkan oleh Laut
Atlantik, dan kejadian-kejadian perayaan besar di dunia ini, ketika tampak
lewat di depan kamera, akan disaksikan pada detik yang sama di depan
seluruh umat manusia.
Namun ada pula seorang penulis lain yang lebih banyak memikirkan sinema
daripada rumah-tangga, ketika ia meramalkan bahwa
Sama keadaannya dengan para peramal lain, penulis itu sedang memper-
bandingkan mata dan telinga. Tidak ada penulis yang memusatkan perhatian
pada para penemu yang telah memungkinkan terjadinya segalanya itu atau pada
alat-alat, termasuk layar, yang akan memungkinkan para 'penonton [viewers]',
sebuah kata masa-depan, untuk mengikuti kejadian-kejadian yang jauh.
2 1 4
Proses dan Pola-pola
2 1 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
bulan Juli 1930. Sejajar dengan Baird, para insinyur Jerman, yang dipimpin
oleh Baron Manfried von Ardenne, sedang mengeijakan sebuah sistem 60-baris
yang seluruhnya dengan listrik yang mereka demonstrasikan, bersama dengan
sebuah penerima (Volksfernseher) dalam Pameran Radio Berlin tahun 1931.
Perusahaan mereka Fernseh, sebuah cabang dari pembuat kamera Zeiss Ikon,
dan Bosch AG dapat menggunakan paten-paten Baird. Ia menghadapi persaingan
dalam negeri sejak dari permulaan: Telefunken dapat menarik paten-paten RCA.
Salah satu garis yang penting dari penemuan Amerika adalah tabung cahaya
katoda berbiaya rendah dari Allen Calcom Du Mont pada tahun 1931. Tujuh
tahun kemudian, ia memasarkan penerima televisi pertama yang seluruhnya
elektronik.
Di Inggris, hubungan Baird dengan BBC—dan Kantor Pos, yang harus
menyetujui siaran televisi itu—rumit bukan karena korporasi itu curiga akan
televisi—beberapa dari para eksekutif terkemuka dari BBC itu memang
demikian keadaannya—akan tetapi karena BBC curiga terhadap Baird sendiri,
dan terutama sekali, terhadap rekan-rekan bisnisnya, yang salah satu dari mereka
itu adakah Isidore Oster, yang pernah mengurus Gaumont British, perusahaan
film, dan memiliki surat-kabar, the Sunday Referee. Baird tertarik pada segala
sesuatu tentang televisi, termasuk televisi yang berjarak jauh, berwarna dengan
layar yang lebar, namun ia menemukan bahwa sama sukarnya untuk bekerja di
Amerika Serikat, di mana ia dihalangi oleh kepentingan radio Amerika yang
sudah berurat-berakar, sebagaimana juga di Inggris.
Semua faktor ini, termasuk juga teknologi, menentukan masa-depan
televisi, termasuk waktunya, dan sejak permulaan semua keuntungan bisnis berada
di pihak organisasi yang besar-besar, dan bukan pada para penemu. Salah satu
dari perusahaan ini adalah Electrical and Musical Industries Ltd (EMI) yang
baru dimerger. Tidak ada pertukaran informasi ketika tahun-tahun 1930-an
antara EMI, the Marconi Wireless Company, RCA dan Baird, yang dibiarkan
di pinggiran saja, sebagaimana juga keadaannya seorang penemu Amerika, C.
P. Jenkins, yang sejak awal telah memberikan kontribusinya pada perkembangan
proyektor sinema. Sama halnya dengan Baird, ia telah melakukan percobaan
dengan pemindai mekanikal.
Seorang penemu Amerika yang kedua, Philo Farnworth, yang lahir di
sebuah perkebunan di Idaho, yang telah bekerja mengembangkan sebuah sistem
televisi serba-listrik, dengan perangkat yang amat berbeda dari Zworykin, lebih
beruntung. Ia ikut dalam the Board of Philadelphia Battery Company, Philco,
sebuah saingan RCA, yang menghasilkan pesawat radio, termasuk radio untuk
2 1 6
mobil. Farnworth meninggalkan Philco secara baik-baik dan aman secara
keuangan, namun sebelum melakukan hal itu, ia menyerahkan paten-patennya
sendiri kepada Baird yang ketika itu telah pindah ke pemindai elektronik. Dalam
pada itu EMI, dengan aksesnya kepada paten-paten RCA, telah membuat sebuah
tim yang luar biasa, dipimpin oleh seorang murid Rosing yang lain, Isaac
Shoenberg, yang dahulu pernah bekerja di Marconi Company, termasuk Alan
Blumlein, 'seorang jenius yang subur dengan hujan gagasan'. Dengan meng-
gunakan sebuah kamera Emitron, mereka mulai mengembangkan sebuah sistem
405-garis untuk Inggris. Pada waktu yang sama, Telefunken di Jerman, dengan
kepentingan gramofon sebagaimana juga radio dan televisi, sedang ber-
eksperimen dengan sebuah rekayasa Zworykin.
Baik di Jerman maupun di Inggris, dua sistem televisi itu saling bersaing di
pertengahan tahun 1930-an dan mencapai puncaknya di Inggris ketika keduanya
berhadapan langsung di pengadilan—sebagaimana dalam kasus sejarah kereta-
api—dalam musim gugur 1936. Di bulan Januari 1935, sebuah tim pemeriksa
pemerintah resmi merekomendasikan dibukanya sebuah layanan terbatas namun
pada akhirnya bersifat 'umum' (tanpa mengajukan saran-saran yang jelas tentang
keuangan) dan mendirikan sebuah Komite Penasehat Televisi; dan untuk
menanggapinya, BBC mengatur sebuah transmisi televisi pertama dari
Radiolympia, pekan-raya radio, bulan Agustus 1936. Acaranya yang pertama
dinamakan Here 's Looking at You. Pengadilan mulai berlangsung serius tanggal
2 November, dan ketika diundi dengan mata-uang logam, sistem Baird diberi
kesempatan yang pertama: ia menjelaskan instalasinya sebagai telah dibuat
'dengan ketekunan yang khas Inggris yang sama kukuhnya dengan sebuah kapal-
perang', sedangkan Marconi-EMI dengan yakin sekali memilih semboyannya
'Sistem Hari Ini dan Esok'.
Studio-studio pertama yang digunakan BBC berada di Alexandra Palace,
sebuah pusat hiburan yang besar pada abad ke-19 di London Utara, lengkap
dengan orgel dan pacuan-kudanya. Ketika itu, Baird sendiri sedang bekeija di
Crystal Palace. Dengan demikian, teknologi televisi baru yang maju ini
berkembang di London di dalam kerangka Victoria. Namun, teknologi EMIlah
yang benar-benar telah dimajukan; sebagaimana Cecil Madden, yang mengurus
acara itu, mengatakan, bekeija dalam studio Baird itu 'sedikit menyerupai kode
Morse ketika Anda mengetahui bahwa di rumah sebelah dapat menggunakan
telepon'. Pertimbangan ini bukannya tidak khas. Ketika insinyur BBC, D. C.
Birkinshaw melihat untuk pertama kali sistem Marconi-EMI itu tahun 1934,
yang diperlengkapi dengan kamera-kamera Emitron yang baru, maka ia tidak
217
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
ragu sedikitpun bahwa hal itu akan berhasil dengan hebat—dan ia memiliki sebuah
alasan tambahan:
Sebuah gambar tidak dihasilkan dengan alat mekanis. Tidak ada cakram
yang mendengung, tidak ada genderang kaca, tenang, ringan, dapat dibawa-
bawa. Ia memperlihatkan cara segala sesuatunya berjalan. Ia gampang
dilihat, bahkan ketika itu, sistem Baird pada akhirnya tidak dapat dibawa ke
mana-mana karena televisi harus mengikuti arahan suara radio dan melaku-
kan tugas di luar menyiarkan, dan tidak ada cara apapun yang dapat saya
lihat bahwa segala sesuatunya yang begitu jauh ditemukan atau diproyek-
sikan oleh Baird akan pernah melakukan sesuatu di luar penyiaran.
Ia benar. Baird, yang telah melakukan lebih dari orang lain manapun di dunia
untuk mempublikasikan televisi praktis, sudah pasti akan kalah dalam pertarungan
itu—dan dengan kekalahan itu, ia akan kalah dalam banyak hal yang lain. Ia
terus bekerja di televisi sampai ia meninggal, namun perusahaannya telah
ditempatkan di tangan para ahli waris pada tahun 1939.
Salah seorang insinyur yang telah bekerja dengan Baird dan menjadi
konsultan radar, bagian dari suatu sistem yang memenuhi kebutuhan perang,
menempatkan pekerjaan Baird ke dalam perspektif jangka panjang. Ta adalah',
demikian Jim Percy menulis, 'persis di akhir masa mekanika. Ia berpikir dari
segi roda dan jentera dan alat-alat yang berputar di sekelilingnya. Ia benar-
benar tidak berada dengan masa elektronika sama sekali. Ia nyaris tidak
mengetahui bagaimana cara kerja sebuah tabung katoda. Namun ia telah
menciptakan sebuah permintaan.... Jika bukan karena teriakan dan sorakan
dan menempatkan gambar-gambar 30-barisnya di London, maka kita tidak
akan memiliki televisi di negeri ini sebelum Perang. Ia telah memperlihatkan
bahwa televisi itu dapat dibuat bukan dengan cara yang seharusnya televisi
dibuat.'
Di negara-negara Eropa lain, tanpa seorang Baird, maka televisi elektronik
dimenangkan dengan lebih mudah, dan di Jerman, Femseh, seperti Baird, kalah
terhadap saingannya. Dalam pada itu, produksi kamera dan alat televisi men-
dapat kemajuan di Belanda dan di Swedia. The Philips Company membangun
sebuah iconoscope Belanda tahun 1935, dan pada tahun yang sama memulai
transmisi percobaan 180-baris, yang kemudian mengubah ketajamannya menjadi
450-baris, kemudian 405, seperti di Inggris; dan ketika Perang Dunia II pecah
tahun 1939, perangkat televisi Philips dijual, karena mampu digunakan baik di
2 1 8
Proses dan Pola-pola
Gramofon
Salah seorang penemu pertama yang menyibukkan diri dengan transmisi gambar
adalah Edison, namun ia lebih peduli pada tahun 1870-an dengan transmisi kata
dan musik. Karena itu menarik sekali membandingkan sejarah pertama sinema
dengan sejarah pertama industri gramofon. Yang satu membawa orang keluar
rumah, sedangkan yang lain, sebagaimana akan dilakukan televisi, menahan orang
di dalam rumah. Tetapi sebelum Edison terlibat, adalah seorang fotografer Prancis,
yaitu Nadar, yang membayangkan dalam bahasa yang bernada tinggi tentang
sebuah 'daguerreotye akustik yang dengan setia dan tanpa lelah menghasilkan
kembali semua suara yang menjadi sasaran objektivitasnya'. Seperti Sarnoff
jauh setelah dia, Nadar mengusulkan 'sebuah kotak di mana melodi dapat
ditangkap dan dipertahankan, sebagaimana camera obscura menangkap dan
mempertahankan gambar'. Mesin itu ia namakan sebuah fonograf.
Edison, yang ketika berumur 30 tahun disebut dalam beberapa surat-
kabar Amerika sebagai Profesor Edison, telah mengubah konsep itu menjadi
kenyataan, yang menaruh perhatian pada lebih dari hanya sekedar mencatat
219
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
suara bagi orang-orang sezaman dengannya. Setelah penelitian tim yang cermat
dan dicatat dengan baik, maka ia mempatenkan sebuah 'telegraphic reporter'
yang mekanis pada tahun 1877, setahun setelah paten telepon Bell, di mana di
dalam sebuah cakram yang ditutupi kertas berputar di atas sebuah meja yang
berputar dan sebuah jarum yang menyentuh cakram itu yang digantungkan pada
sebuah lengan yang ditandai oleh serentetan titik dan garis dalam sebuah spiral.
Edison sama sekali tidak ragu bahwa ia mampu mencatat dan menghasilkan
kembali suara manusia, dan dalam majalah Scientific American ia menjelaskan
penemuannya sebagai 'penemuan menakjubkan yang mampu mengulang kembali
pembicaraan secara tak terbatas dengan menggunakan catatan otomatis'.
Pelanggan telepon, demikian Edison, bisa menghubungkan teleponnya
kepada sebuah fonograf—kata yang sama—yang mana 'dengan masing-masing
panggilan' akan dapat 'memberitahukan lawan bicara itu bahwa ia [sedang]
keluar dan bahwa ia [akan] kembali pada waktu tertentu. Demikian pula, seorang
pelanggan yang memanggil seorang lain dan menemukan bahwa ia tidak berada
di rumah akan mampu mengatakan apa yang diinginkannya dan mencatatkan
hal itu di dalam fonograf.' Pada saat itu, Edison telah mendahului zamannya,
sama seperti para peramal telepon mobile. Ia juga mencatat, sama dengan Bell,
bahwa siapa yang telah membuat sebuah 'gramofon', kemungkinan menggunakan
fonograf sebagai sebuah mesin pendikte kantor, yang akan memperkuat penemuan
utama lain pada abad ke-19, yaitu mesin tulis, yang terdapat dalam banyak
versi.
Seperti biasa, para wartawan pergi lebih jauh (pada permulaannya) dalam
memikirkan berbagai penggunaannya. Bagi Leslie's Weekly, fonograf itu akan
'mengubah semua galur jalan jarum dan menciptakan sebuah keteraturan segala
sesuatunya yang belum pernah diimpikan sebelumnya bahkan dalam khayalan
hidup Ratu Scheherazade dalam Cerita 1001 Malamnya'. Edison tidak
menyenangi bahasa ini, namun pada tahun 1878 ia juga menganjurkan sepuluh
penggunaan yang mungkin dari fonografnya. Ia mungkin saja 'secara liberal
dikerahkan untuk musik', namun kegunaannya yang keempat adalah sebagai
'sebuah catatan keluarga', 'catatan atas ucapan-ucapan, kenang-kenangan, dll.,
dari para anggota keluarga dan kata-kata mereka yang yang telah meninggal'.
The Electric World tahun 1890 menggoda para pembacanya dengan sebuah
daya-tarik: 'Cobalah bayangkan sebuah wawancara dengan Gladstone atau
Bismarck yang direproduksi bukan hanya dengan kata-kata orang lain tetapi
juga dengan gaya ucapan para negarawan besar itu sendiri.' Penulis itu sedang
memikirkan bukan hanya tentang ruangan kelas tetapi juga tentang surat-kabar
2 2 0
Proses dan Pola-pola
2 2 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
para pemainnya berhasil mendapat uang yang jauh lebih besar karena rekaman
mereka dibanding yang diperoleh para pengarang dari buku-buku mereka.
Demikianlah, penyanyi tenor Italia Enrico Caruso, yang membuat rekaman
piringan-hitamnya yang pertama pada tahun 1901, dan terjual lebih dari sejuta
copy pada tahun 1904, terus maju untuk meraih dua juta dollar dari piringan
hitamnya ketika ia meninggal pada tahun 1921.
Organisasi musik, yang klasik dan yang pop, dan peruntungan para
pemusik, berdasarkan hak-hak pertunjukan, akan berubah melalui apa yang
pada mulanya dinamakan 'mechanical music'. Demikian pula dengan kehidupan
para pendengar. Bukan secara sekaligus gramofon itu mengambil tempat piano
di rumah, suatu benda yang sangat berbeda penampilannya, dengan suatu
gambaran yang akrab untuk dimainkan dengan musik, yaitu gambar seekor anjing
yang sedang mendengarkannya. (Label His Majesty's Voice itu, yang terkenal
di seluruh Eropa, telah dirancang oleh seorang pelukis yang untuk pertama kalinya
menggambarkan sebuah mesin Edison dalam salah satu lukisannya). Akan tetapi
yang terlibat lebih dari hanya sekedar gambar saja, karena dalam jangka panjang,
melalui rekaman dan broadcasting, terdapat suatu perbaikan yang hebat sekali,
baik dalam kualitas pertunjukan maupun dalam kualitas rekamannya. Dalam
pada itu, pendapatan the Victor Talking Machine Company bertambah tujuh
kali lipat antara tahun 1902-1917, ketika Amerika Serikat memasuki Perang
Dunia I. Pada tahun 1914, ia merupakan salah satu dari hampir 200 perusahaan
gramofon di Amerika, bandingkan dengan 80 perusahaan di Inggris, dan pada
akhir Perang Dunia I ia memiliki aset modal hanya sedikit di bawah £38 juta.
Di Eropa benua, di mana perusahaan-perusahaan gramofon yang lain telah
bermunculan, maka kisahnya dimulai dengan Pathe Freres di Prancis, yang
dibentuk pada tahun 1898, yang menghasilkan gramofon silinder sebelum pindah
ke cakram tahun 1906. Perpindahan itu lebih umum, meskipun di Inggris silinder
itu jauh lebih populer dibanding cakram sampai terjadinya krisis keuangan tahun
1908, ketika banyak bisnis yang menghilang dalam apa yang dinamakan sebuah
majalah bisnis 'sebuah penampilan yang baik ... yang memisahkan isi dari
kulitnya'. 'Dalam sebuah industri seperti ini, yang masih berada di dalam sibuk-
sibuknya pembangunan', ia mengatakan, 'secara umum, hal ini selalu demikian.'
Akan tetapi, bisnis bangkit kembali antara saat itu dan tahun 1914, dengan
Jerman memainkan bagian yang makin besar dalam perdagangan internasional.
Setelah Perang Dunia I, the Victor Talking Machine Company menjual
empat kali lebih banyak piringan hitam pada tahun 1921 dibanding yang telah
dilakukannya tahun 1914, dan perusahaan-perusahaan saingan juga tampak lebih
222
Proses dan Pola-pola
kuat di Inggris dan Eropa benua. Akan tetapi berbeda dari industri sinema,
industri gramofon akan menghadapi suatu krisis besar antara tahun 1929-1932.
Ia dapat bertahan hidup dalam Depresi Besar itu, namun hanya enam juta piringan
hitam saja yang terjual pada tahun 1932, berarti hanya 6 persen dari penjualan
total tahun 1927. Masa keemasan piringan hitam, jika bukan masa keemasan
gramofon, masih harus ditunggu.
Kesimpulan
Bab ini serta bab sebelumnya telah menggambarkan dalam sebuah kerangka
kronologis perkembangan komunikasi dari datangnya tenaga uap hingga tahun
1920-an dan permulaan tahun 1930-an, ketika terdapat banyak instrumen media
dan ketika organisasi-organisasi media yang baru telah diciptakan, yang beberapa
di antaranya cepat sekali menjadi lembaga. Ada banyak silsilah yang berbeda
dalam masing-masing cabang, lain dari apa yang dipikirkan orang sebagai satu
industri media tunggal, akan tetapi ada hubungan dan tumpang-tindih ekonomi,
sosial dan teknologi, yang dikenal oleh orang-orang masa itu. Science Siftings
memilih untuk mulai dengan kereta-api, ketika bahkan sejak tahun 1892, ia
mengamati bagaimana 'kita semuanya belajar untuk bergerak bersama, bertindak
bersama, dan mencapainya dalam perusahaan yang besar-besar'; dan dalam
tahun itu juga, The Electrical Engineer, yang memetakan apa yang telah
dilakukan dalam hubungannya dengan tersebarnya layanan pesan, dapat
mengambil kesimpulan bahwa 'teriakan itu masih untuk komunikasi yang lebih
cepat'.
Masalahnya bukan hanya orang-seorang, seperti Wheatstone atau Vail
atau, di atas semua itu, Edison, yang merangkaikan hubungan-hubungan itu.
Terlihat pula hubungan-hubungan geografis. London dan Paris selalu terdapat
dalam peta komunikasi. Demikian pula, setelah munculnya dari dataran Barat-
tengah Amerika Serikat, yaitu Chicago. Namun tempat-tempat yang jauh lebih
kecil, seperti Lowell, muncul di atas peta pada beberapa titik dalam waktu yang
bersamaan; dan Hollywood di sebelah barat akan mengubah keadaan di mana
ia menemukan dirinya, seperti apa yang dilakukan Silicon Valley setengah abad
kemudian.
Dua inovasi di akhir abad ke-19 dan abad ke-20 dalam transportasi,
yang satu disebutkan pada lebih dari satu titik dalam survei ini, mempengaruhi
gambaran secara keseluruhan—yaitu mobil dan pesawat-terbang—dengan
2 2 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Gambar 20. Alfred Harmsword, Viscount Northcliffe pertama, rajanya pers Inggris,
terlihat di sini di tahun 1911 berfoto bersama keluarga Astor, di antara mobil-mobil
kesayangannya
datangnya sepeda yang berfungsi sebagai pendahulu mobil, yang pada akhir
abad ke-19 masih merupakan barang mewah. Juga dibuatnya sepeda mem-
berikan suatu masa mempelajari sesuatu yang baru bagi beberapa penemu yang
terlibat. Demikianlah, di Inggris, Edward Butler, yang menghasilkan mesin
pertama yang menggunakan bensin pada sebuah mobil, dan memulainya dengan
merancang sebuah sepeda yang dijalankan dengan bensin, dan William Morris
(1877-1963), yang kemudian menjadi Lord Nuffield, telah memperbaiki sepeda
di Oxford sebelum dan setelah ia memperbaiki mobil.
Yang paling penting dari segalanya dalam sejarah media, adalah Alfred
Harmsworth, yang kemudian menjadi Lord Northcliffe (1865-1922), pendiri
koran Answers dan the Daily Mail, yang bekerja bagi majalah sepeda Wheel
Life dan Bicycling Time sebelum ia maju terus ke dalam bisnis permobilan,
yang merupakan kecintaannya yang paling besar, dan dalam waktu yang sama
2 2 4
Proses dan Pola-pola
2 2 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 2 6
Proses dan Pola-pola
227
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Rumah adalah pusat darimana orang maju ke dunia bisnis, dan bisnis adalah
bidang darimana mereka pulang ke rumah dengan hasil rampasan.
Hidup di pinggir kota selanjutnya meningkatkan penarikan diri dari rumah, namun
hal itu bukanlah satu-satunya faktor pendorongnya, bahkan di Chicago yang
digambarkan oleh Richard Sennet dalam bukunya Families Against the City
(1970). Tempat wanita yang sedang berubah di rumah-tangga dan perbedaan
yang sangat tajam dalam hubungan ini antara abad ke-19 dan abad ke-20
mempakan suatu faktor yang lebih berkaitan.
Bagi orang-orang yang pulang ke rumah dengan membawa gaji, dan
bukannya 'rampasan' - dan, kecuali dalam propaganda, maka mereka itu
bukanlah sebuah kelas pekerja yang tunggal - dan hubungan antara rumah dan
jalanan berubah sebanyak hubungan antara kota dan daerah pinggiran kota.
'Pintar di jalanan' tetap mempakan sebuah kata-sifat yang menentukan. Ketika
menuliskan pengalamannya di Inggris pada permulaan abad ke-20 (dan ada
banyak kesejajaran sejarah di Amerika Serikat), Robert Roberts menggam-
barkannya dalam bentuk yang penuh kenangan, meskipun agak dilebih-lebihkan,
2 2 8
Proses dan Pola-pola
dalam bukunya berjudul The Classic Slum (1971), yang juga telah menjadi
buku klasik:
... rumah, meskipun miskin, adalah pusat dari segala kecintaan dan
kepentingan, sebuah kubu y a n g sehat dalam m e n g h a d a p i sebuah dunia y a n g
buas. Lagu-lagu y a n g m e m u j i - m u j i k e i n d a h a n n y a ada di bibir setiap orang.
' R u m a h - t a n g g a y a n g m a n i s ' , y a n g k e d e n g a r a n u n t u k p e r t a m a kalinya d i
tahun 1870-an, telah m e n j a d i lagu kebangsaan kedua. D a l a m r u m a h - t a n g g a
kelas p e k e r j a j a r a n g sekali kita tidak melihat a d a n y a tulisan seperti ' R u m a h
adalah sarang di mana terdapat segala yang terbaik' terpampang di
dindingnya.
Bagaimana keseimbangan antara yang publik dan yang pribadi telah berubah
selanjutnya dalam abad yang ke-20 merupakan salah satu tema dari bab berikut
- tetapi telah dimulai jauh sebelumnya dalam waktu, dengan munculnya pers,
dan hanya berhenti pada perubahan komunikasi pada dekade terakhir dari abad
ke-20. Sejak timbulnya mikroelektronik dan komputer, maka label 'revolusi'
telah dipasang pada semua itu, kadang-kadang dengan pemikiran yang tidak
memadai.
Seperti pada Bab 2, maka bab yang berikut memusatkan perhatian pada
periode-periode tertentu dan pada kelompok-kelompok tertentu dari peristiwa,
pribadi dan kecenderungan tertentu, sambil memilih empat periode yang saling
bertumpang-tindih sebagai 'the age of fourth estate-media sebagai kekuatan
keempat', 'the age of broadcasting', 'the age of cinema' dan 'the age of television'.
Dalam hubungannya dengan masing-masing periode atau kumpulan periode ini,
maka bab berikut secara ringkas membicarakan tiga fungsi berbagai media yang
umumnya diakui - yaitu informasi, pendidikan dan hiburan - serta menjelaskan
berbagai hal yang berkenaan dengannya.
229
ebagaimana diperlihatkan dalam bab-bab terdahulu, maka pentingnya
informasi, yang menjadi sebuah trinitas yang seolah suci - yaitu informasi,
pendidikan dan hiburan [entertainment] - telah diakui sepenuhnya jauh
sebelum populer istilah 'masyarakat informasi' dan 'teknologi informasi' dalam
tahun 1970-an dan 1980-an. Namun unsur-unsur trinitas itu sendiri tidak selalu
dapat diidentifikasi dengan bahasa yang sama. 'Informasi' biasanya dijelaskan
pada abad ke-17 dan ke-18 sebagai 'kecerdasan'; 'pendidikan' sebagai 'pela-
jaran'; dan 'hiburan' sebagai 'rekreasi', 'pembunuh waktu' atau 'kesenangan'.
Istilah-istilah yang serupa dengan itu terdapat pula dalam bahasa-bahasa Eropa
lain.
Baik pendidikan maupun hiburan, keduanya itu memiliki sejarah panjang
ke belakang ke dunia kuno, dalam lingkungan akademi, perpustakaan,
permainan, teater. Demikian pula halnya dengan 'kecerdasan' [intelligence].
Kata-keija 'to inform', yang berasal dari bahasa Latin, makna aslinya baik dalam
bahasa Inggris maupun Prancis, tidak hanya memberikan fakta-fakta, yang
mungkin sekali bersifat tuduhan, tetapi juga 'membentuk pemikiran' [forming
the mind]. Pentingnya informasi telah diapresiasi nilai dengan jelas dalam beberapa
kalangan (politik dan ilmiah) pada abad ke-17, akan tetapi telah ditekankan
lebih jauh lagi dalam masyarakat komersial dan industri di abad ke-19, ketika
gagasan tentang kecepatan dan jarak telah berubah.
Sebagaimana dikemukakan Sydney Chapman dalam sebuah buku tentang
industri kapas di Lancashire, yang terbit tahun 1904, 'pada abad lalu jumlah dan
ketepatan informasi yang berada di tangan para penjual bertambah dengan besar
sekali; dan waktu yang hilang antara suatu peristiwa dan pengetahuan publik
tentang peristiwa itu telah menciut menjadi hanya kecil saja dibandingkan apa
2 3 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
yang pernah ada sebelumnya'. Masalah yang sama dikemukakan dalam buku
Walter Bagehot Lombard Street (1873), yang menjadi pusat Kota London.
Menonjol sekali bahwa di Threadneedle Streetlah yang berdekatan dengannya
ada salah satu perusahaan telegraf yang pertama, yaitu the Magnetic, yang
membangun kantor-kantor yang demikian megahnya pada tahun 1859. Pada
tahun 1884, penyusun apa yang dinamakan 'kamus statistik pertama dalam
bahasa apapun', M. G. Mulhall, menyatakan bahwa antara 1840 dan 1880
perbankan dunia telah bertambah sebelas kali lipat, tiga kali lebih cepat dibanding
perdagangan, dua-puluh kali lebih cepat dibanding pertumbuhan penduduk.
Lebih banyak perubahan daripada kesinambungan dalam pendidikan dan
hiburan selama abad ke-19 dan ke-20. Hal tersebut dapat dijelaskan dari segi
ekonomi dan sosial, asalkan teknologi, yang diperlakukan sebagai suatu kegiatan
sosial, yang melibatkan orang dan produk serta paten, selalu dicakup di dalam
analisis. Teknologi menuntut dan sekaligus menghasilkan pembahan sosial dan
organisasi. Tentu saja terdapat perbedaan-perbedaan struktural, karena media-
media yang berbeda telah mengembangkan lembaganya sendiri. Kebanyakan
pers waktu itu, yang diinformasikan melalui telegraf dan telepon, umumnya berdiri
sendiri sebagai media: akhirnya ia menjadi bagian dari suatu gabungan media.
Sepanjang periode itu, sekolah dan universitas berbeda sekali, sekurang-
kurangnya dalam prinsip, dari kantor surat-kabar, studio radio dan televisi, teater,
sinema dan stadion olahraga, namun sekolah dan universitas dapat - dan seringkah
memang - menggabungkan masing-masing atau semuanya itu. Hal ini benar
baik bagi pendidikan maupun teknologi karena keduanya menuntut dan
menghasilkan pembahan sosial dan organisasi.
Dalam arus sejarah, atau dengan menggunakan metafor lain, 'the march
of time', industrialisasi, sebagaimana telah kita lihat, telah menambah baik harta
maupun waktu luang, telah memberikan makna baru pada masing-masing unsur
trinitas itu. Meskipun ia meminta sirkulasi informasi yang lebih besar dan lebih
dapat dipercaya, namun karena alasan keuangan dan pengendalian proses
industri, dalam jangka panjang industrialisasi juga meminta akses publik yang
lebih luas terhadap pendidikan, yang dimulai di sekolah, di mana kehadiran telah
menjadi diwajibkan di Inggris pada tahun 1880, dan di Prancis, yang disekulerkan
sepenuhnya, pada tahun 1882. (Pmsia telah merintis jalan pada abad ke-18.)
Kepandaian baca-tulis secara massal lalu dianggap penting, sama halnya dengan
pendidikan berkelanjutan dan pengetahuan mengoperasikan komputer pada
dekade terakhir abad ke-20.
2 3 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
232
Informasi, Pendidikan, Hiburan
18 dan awal abad ke-19 ketika 'industri', yang sebelumnya di abad ke-18
dianggap sebagai suatu petunjuk kualitas manusia, telah diperlakukan secara
terpisah dari pertanian dan pada akhirnya dinyatakan sebagai sektor yang non-
pertanian dari ekonomi produktif. Pada akhir abad ke-20 industri menjadi sebuah
kata yang juga digunakan untuk pertanian, yang posisinya dalam angkatan kerja
- dan juga produk domestik bruto - telah menurun secara dramatis. Perubahan
kedua terjadi dengan 'manajemen ilmiah', yang berdasarkan studi waktu dan
gerakan, yang pertama-tama dikembangkan di Amerika Serikat dan kemudian
diadaptasikan dalam berbagai bentuk di negara yang berbeda-beda. Produsen
mobil Henry Ford, dengan pembakuan garis produk dan pemasangannya, telah
menjadi seorang pahlawan di Uni Soviet.
Pada akhir abad ke-20, kata 'pekerjaan' mulai pula digunakan untuk
bersantai, bepergian dan berolah-raga. Sports mulai menjadi sport (meskipun
bentuk jamak itu masih tetap digunakan di Amerika Serikat); entertaintments
menjadi entertainment (di kedua sisi Lautan Atlantik itu). Bersantai, bepergian
dan berolahraga, semuanya itu sekarang diperlakukan sebagai industri atau, pada
akhirnya, menjadi sebuah sektor dalam industri. Dalam konteks olahraga, para
pemain sepakbola profesional baik dahulu maupun sekarang, dibayar oleh para
manajer yang mungkin memakai atau memecat mereka berdasarkan 'kinerja'
mereka, dan para wartawan seringkah mempertimbangkan perilaku para pemain
di lapangan berdasarkan aspek-aspek ini. Beberapa dari para pemain itu -
baik dahulu maupun sekarang - sangat terkenal yang dibayar dengan gaji yang
luar-biasa tinggi, dengan mengandalkan agen-agen dari jenis yang seperti dimiliki
oleh kebanyakan aktor, pemusik dan penulis sejak tahun 1890-an. Kehidupan
pribadi mereka di luar lapangan disiarkan di dalam media massa. Mereka juga
memiliki 'ruang selebritis' sendiri. Sejumlah dari mereka setelah pensiun terus
menjadi wartawan yang dibayar dengan gaji besar.
Sidang Umum Persatuan Siaran Radio Eropa yang ke-29, yang digelar di
Athena tahun 1978, adalah kesempatan Eropa pertama ketika segala aspek
organisasi olahraga diliput, namun pada tahun 1990-an semuanya ini telah
berubah. Sorotan media massa, yang sebagian daripadanya dimiliki oleh
konglomerat tertentu, kadang-kadang melalui merjer, mendapatkan suatu
kepentingan ekonomi dalam olahraga, sehingga dunia olahraga dikomersialkan
sebagaimana yang dimiliki oleh 'rantai makanan' di bawah pengaruh eceran
sebuah supermarket. Detailnya tidak kurang menarik sebagai perbandingan
menurut waktu, misalnya, presentasi media massa tentang pertandingan Derby
Day atau Super Bowl, peristiwa-peristiwa yang sekarang telah menjadi bagian
2 3 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 3 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Ada beberapa rujukan tentang pentingnya teknologi dalam sejarah pers dua
generasi di depan Haimswoith, ketika Amerika mengambil-alih pimpinan Inggris
dalam teknologi percetakan (yaitu pers yang berjenis revolving). Namun,
jurnalisme pop tidak berdasarkan teknologi. Demikian pula dengan argumen-
argumen yang mempertahankan jurnalisme 'lama'. Di pinggir Atlantik yang ini
The Times, organ pers yang dominan di London, diperlakukan sebagai
'kekuasaan keempat'. Orang yang katanya membuat ungkapan itu adalah pakar
sejarah Macaulay, meski ia merujuk pada the Press Gallery di Parlemen, dan
bukannya The Times atau pers sebagai keseluruhan. Konsep Abad Pertengahan
atas sebuah 'milik' - yaitu Lords Spiritual, Lords Temporal dan Commons -
telah dihancurkan di Prancis yang revolusioner, namun sisa-sisanya masih hidup
di Inggris di kedua Dewan Parlemen itu, dan istilah baru 'kekuasaan keempat'
itu dipakai sebagai sebuah judul buku tentang pers oleh F. Knight Hunt, seorang
wartawan tahun 1850. Istilah itu diterima tidak hanya di Inggris tetapi juga di
beberapa negara Eropa dan bahkan juga di Amerika Serikat. Memang, pada
abad ke-20, majalah Amerika Broadcasting mencetak dengan bangga sekali di
kulit depannya kata 'Kekuasaan Kelima'.
The Times, yang digambarkan pada tahun 1871 sebagai 'jurnal terbesar
yang pernah dikenal dunia', adalah sebuah surat-kabar yang mahal, dan ia
kehilangan sebagian dari dominasinya di Inggris setelah kewajiban pajak, yang
telah dikurangi tahun 1836, dihapus sama sekali tahun 1855 dan kewajiban
surat-kabar itu dicabut tahun 1861. Akan tetapi jauh sebelum itu, 'pers penny'
telah muncul di New York sebelum muncul di London, sedangkan surat-kabar
pertama yang berhasil adalah Sun di New York (1833), yang dimulai oleh seorang
2 3 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 3 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Dalam situasi ini - dan juga dalam situasi-situasi lain - pers Amerika
membebaskan diri dari ikatan pada partai politik yang menonjol sekali dalam
perkembangan awalnya. Bagaimanapun bebasnya keadaan, dalam praktek
merupakan suatu masalah hukum juga merupakan masalah politik. Amendemen
Pertama, yang telah dimasukkan ke dalam Bill of Rights yang telah disetujui
Kongres pada tahun 1791, menyatakan bahwa 'Kongres tidak akan membuat
undang-undang yang menghormati pendirian sebuah agama, atau melarang
pelaksanaannya dengan bebas; atau membatasi kebebasan berbicara dan
kebebasan pers.' Bahasa ini tampaknya sederhana, tapi ia mempengaruhi seluruh
sejarah Amerika selanjutnya, namun apa saja arti amandemen itu dalam situasi
yang berubah diserahkan kepada pengadilan - dan kepada wacana publik. Hal
itu tidak pernah menjadi pasti. Hakim Learned Hand sampai berkata bahwa
'kesimpulan yang benar tampaknya akan lebih banyak dikumpulkan dari
sejumlah besar mulut, dibanding melalui pemilihan umum', sedangkan Hakim
Ohver Wendell Holmes (1841-1935) memperkenalkan metafor 'tempat gagasan
pasar bebas'. Siaran radio (lihat hlm. 197) harus diperlakukan secara berbeda
dari pers; ia harus tunduk pada peraturan; salah satu alasannya adalah karena
terbatasnya tempat di dalam spektrum gelombang radio, jika tidak diatur maka
'sejumlah besar bahasa' akan terdengar seperti suara radio rusak yang tidak
ada artinya.
Pertimbangan hukum dan data publik menjadi kusut dengan argumentasi
tentang monopoli. Legislasi dan implementasi anti-trust, yang semuanya itu
menjadi sumber pertarungan pendapat dan pertarungan kepentingan, berpusat
pada istilah 'kepentingan umum' yang juga telah dinyatakan dalam 'fairness's
doctrine' yang dikembangkan oleh Komisi Komunikasi Federal di Washington
tahun 1934 oleh Federal Communication Act (lihat hlm. 198). Hal ini
membebankan sebuah tugas yang terdiri dari dua bagian bagi para penyiar untuk
menyediakan waktu yang masuk akal bagi masalah kepentingan publik yang
kontroversial itu dan memberi kesempatan yang masuk akal pula untuk perspektif
yang saling bertentangan tentang masalah-masalah yang akan didengarkan itu.
Ia merupakan doktrin yang tidak dapat terus hidup pada saat pemberlakuan
deregulasi media elektronik Amerika pada tahun 1980-an dan 1990-an, namun
tentu saja Amendemen Pertama dapat melakukannya. Karena alasan ini saja,
sejarah media Amerika Serikat telah menjadi berbeda dibandingkan dengan
semua negara lain, yang salah satu daripadanya, yaitu Swedia, memiliki sebuah
undang-undang pers yang tua tahun 1766, yang menjaga kebebasan menyatakan
pendapat.
237
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Sejak semula, pers di New York hanya merupakan sebuah unsur dari
pers Amerika yang tidak pernah terpusat dan terus-menerus berbasis lokal.
Demikian pula keadaan pers di Prancis dan Italia, meskipun Paris merupakan
pusat dari surat-kabar bersirkulasi massal di Prancis, dimulai dari Le Petit
Journal tahun 1863, yang menjual seperempat juta eksemplar sehari, yang ketika
itu merupakan sirkulasi yang terbesar di dunia. (Terjadi pula banyak pertikaian
mengenai mana yang paling besar dan juga mana yang merupakan investasi
pertama, namun tanpa melibatkan hukum paten). Le Petit Parisien mengikuti
pada tahun 1876, Le Matin pada tahun 1882, dan Le Journal pada tahun
1889. Di Inggris, pada saat The Times terpukul dalam kompetisi di London
setelah dicabutnya Undang-undang Perangko dan berakhirnya kewajiban-
kewajiban surat-kabar, maka pers daerah mengalami masa makmurnya di tahun-
tahun pertengahan abad ke-19. Tahun 1864, terdapat 96 harian daerah ban-
dingkan dengan 18 buah di London, dan Edward Baines, pemilik Leeds
Mercury yang liberal itu, menyatakan dengan bangga bahwa dari sirkulasi tahunan
surat-kabar yang total berjumlah 546juta eksemplar, maka 340juta daripadanya
adalah penerbitan daerah.
Pers daerah Inggris itu akan kehilangan banyak pengaruhnya pada akhir
abad ke-19 dan di abad ke-20, karena berbagai sebab, informasi - dan juga
hiburan - datang ke pusat kota London. Namun, ada sebuah surat-kabar abad
ke-19, Manchester Guardian, yang pernah menjadi surat-kabar satu penny
pada tahun 1855, yang mendapatkan pembaca nasional di bawah kepemimpinan
yang amat berbakat dari C. P. Scott (1846-1932). Akan tetapi baru pada
tahun 1952, ia menempatkan berita di halaman depan, delapan tahun sebelum
memindahkan kantor percetakannya ke London, setelah menghilangkan
Manchester dari namanya. Scottlah yang pernah berkata tentang televisi bahwa
tidak ada hal baik yang akan timbul daripadanya: kata itu setengahnya dalam
bahasa Latin dan setengahnya lagi dalam bahasa Yunani.
Scott dan keluarganya menganggap Manchester Guardian itu sebagai
sebuah 'surat-kabar berkualitas [quality newspapers]', sebuah istilah Inggris,
dan The Times juga dianggap seperti itu pula pada tahun 1950-an, jauh setelah
istilah 'kekuasaan keempat' tidak terpakai lagi. The Daily Telegraf jatuh ke
dalam kategori 'kualitas' yang sama, meski ia tampak tidak seperti itu ketika
mulai sebagai sebuah surat-kabar harian pada malam dicabutnya bea perangko.
Dengan harga yang dikurangi dari tiga pence menjadi satu penny - dan dengan
ukuran yang digandakan - maka ia langsung mendapat sirkulasi lebih dari dua
kali lipat dari apa yang dimiliki The Times. Ia juga mempunyai staf seorang
2 3 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
wartawan masa pertengahan Victoria yang paling terkenal di negara itu, yaitu G
A. Sala, yang merupakan salah seorang kontributor buku Dickens Household
Words (1850). Dickens sendiri adalah editor pertama dari the Daily News
(1842).
Bagaimana berbedanya surat-surat kabar dan bermacam-macam bagian
dari penduduk Inggris itu dalam memandang dihapuskannya bea perangko dan
kertas - dan bea iklan - memiliki kepentingan strategis dalam sejarah media
massa Inggris. Bea pajak atas kertas, yang diwajibkan di masa pemerintahan
Ratu Anne (lihat hlm. 116), telah dianggap oleh kaum radikal sebagai 'pajak
pengetahuan', dan penghapusannya disambut baik oleh the Morning Star sebagai
'suatu hari berhuruf merah dalam penanggalan Inggris'. Bagi the Daily
Telegraph, hal itu merupakan hal yang mendasar sekali agar produksi kertas
sejak saat itu 'diatur seluruhnya oleh aturan-aturan bisnis'. Tidak hanya surat-
kabar saja yang mendapatkan keuntungan dari penghapusan itu. 'Setiap
perpustakaan juga akan mendapat keuntungan - Shakespeare, Milton dan
Shelley' sama banyaknya dengan 'perpustakaan kereta-api yang tersedia di kedai
buku W. H. Smith (lihat hlm. 152). Penghapusan itu, demikian ia melanjutkan,
akan membukakan para penulis suatu 'bidang luas dalam bentuk yang seimbang
bagi aktivitas jenius dan aktivitas bakat yang belum pernah mereka nikmati
sebelumnya'.
Dengan menggemakan Richard Cobden, yang telah membuat tuntutan
moral bagi kebebasan pers sama agungnya dengan tuntutan untuk pos penny
(lihat hlm. 16), maka Daily Telegraph menambahkan bahwa di masa mendatang
surat-kabar akan dianggap sebagai 'sebuah otoritas yang jauh lebih besar dan
jauh lebih dapat dipercaya dibandingkan Penuntut Umum manapun atau pejabat
sensor Pers manapun'. Penggunaan kata 'otoritas [authority]', yang sebanyak
sebuah kata kunci dalam kosa kata Victorian yaitu 'kemajuan [progress]' (lihat
hlm. 142), menarik sekali, karena kata tersebut akan banyak sekali digunakan
di abad ke-20 dalam hubungannya dengan siaran radio. Bagi Cobden, yang
telah menulis pada tahun 1834 bahwa 'pengaruh opini publik, sebagaimana
dilaksanakan dengan melalui Pers', merupakan 'hal yang menentukan dalam
peradaban modem', sebuah pendapat jauh lebih penting daripada informasi.
Dan ia menuliskan hal ini pada saat ketika kebanyakan editor dan distributor
yang paling bergairah dari sebuah pers yang radikal, yang berurusan dengan
surat-kabar yang tidak berstempel, dikesampingkan oleh kalangan Whig dan
Tory sebagai 'pers orang miskin', menantang dan kadang-kadang malah
dipenjara.
239
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Protes mereka itu akan ditelan oleh Chartism, sebuah gerakan kelas buruh
yang diakui berjuang untuk kebebasan demokratis dalam bentuk sejajar, kadang-
kadang malah bertentangan, dengan kerjasama yang kadang-kadang terjadi,
dengan Liga Hukum Anti-Corn yang dimiliki Cobden, namun selalu bermusuhan
dengan' Whiggery'. Kebanyakan pemimpin kelas-buruh, baik sebelum maupun
setelah Chartism, percaya bahwa 'knowledge is power', sebuah semboyan yang
menghiasi setiap penerbitan Poor Man-s Guardian yang tidak berstempel, yang
pertama kali diterbitkan tahun 1831. Mereka juga percaya bahwa ilmu
pengetahuan, yang mereka maksudkan lebih dari sekedar informasi saja, dapat
diambil dari pamflet dan buku sebagaimana juga dari surat-kabar, termasuk,
ketika ia masih ada, surat-kabar Chartist yang berpengaruh, the North Star
yang berstempel itu, yang didirikan oleh pemimpin Chartist, Feargus O'Connor
(1794-1855) pada tahun 1838, dan pertama kali diterbitkan di Leeds. Star
mengandung banyak informasi yang tidak akan pernah masuk halaman The
Times, yang mengandalkan layanan sukarela dari para koresponden setempat,
tetapi juga menyediakan tempat bagi sajak-sajak. Juga ada fiksi Chartist. Ia
mendapat keuntungan dari menjadi wakil sebanyak mungkin lapisan masyarakat
dengan jalan memobilisasi pendapat
Dalam sejarah pers, setiap negara punya tanggal tersendiri yang
menentukan. Di Prancis, hal itu adalah tahun 1881, ketika setelah terjadinya
perdebatan Republik Ketiga yang berlarut-larut, dimulailah sebuah Undang-
Undang Pers yang baru dengan kata-kata yang menggemparkan (La presse est
libre'. Kendala-kendala lama dihilangkan, termasuk persyaratan bagi surat-
kabar untuk menyimpan uang kehati-hatian terhadap kemungkinan adanya denda
karena pencemaran nama baik dan pelanggaran-pelanggaran lain. The Times
menyambut dengan rasa hormat undang-undang yang baru itu dengan kata-kata
'sebuah pers yang lebih baik menjadikan undang-undang yang luar-biasa tidak
diperlukan lagi'. Tahun 1848, semua kendala Jerman terhadap pers telah hilang,
tetapi kendala itu datang kembali dalam waktu tiga tahun saja.
Di beberapa negara, termasuk imperial India, undang-undang represif yang
baru masih tetap disetujui pada akhir abad itu. Bismarck mengambil tindakan
keras terhadap pers sosialis tahun 1878, dan jauh dari tempat itu pada tahun
yang sama sebuah Undang-Undang Pers Bahasa Rakyat India mengadakan
pengawasan yang baru terhadap surat-kabar berbahasa setempat. Tiga tahun
sebelumnya, Undang-Undang Pers Jepang tahun 1875 menyatakan bahwa
'Menteri Dalam Negeri [dapat] melarang penjualan atau pendistribusian surat-
kabar atau jika perlu menangkapnya apabila ia berpendapat ada artikel-artikel
2 4 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
2 4 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
orang sebagai 'jurnalisme kuning'; hasil-hasil pers Scrippt juga diserang sebagai
'liberal dan pro-buruh'.
Di Inggris, Harmsworth, yang telah meninggalkan majalah (namun bukan
ensiklopedi) untuk surat-kabar setelah tahun 1900 - dan memiliki The Times
tahun 1908 - bukanlah orang terkemuka pertama yang pindah kepada 'obrolan'.
Penyair dan penulis esai Leigh Hunt (1784-1859) telah memulai sebuah surat-
kabar yang bernama The Week's Chat [Obrolan Minggu Ini] pada tahun 1820-
an dan di tahun 1881 George Newnes (1851-1910) telah meluncurkan Tit-Bits
[berita kecil yang menarik], yang digambarkan sebagai 'guntingan surat-kabar
pertama', yang terjual 350.000 eksemplar seminggu tujuh tahun kemudian.
Hamsworth menyanjung kejadian itu sebagai 'awal dari sebuah perkembangan
yang akan mengubah wajah jurnalisme secara keseluruhan'. Ia akan menarik
perhatian 'ratusan-ribu muda-mudi' yang meninggalkan Sekolah Asrama baru
yang telah didirikan oleh Undang-Undang Pendidikan tahun 1870.
Dikemukakan pada tahun 1881 sebagai 'sebuah fenomena masa modem
yang menonjol' sehingga antara lima dan enam juta penerbitan penny, baik yang
mingguan maupun bulanan, disebarkan di London saja, namun ia kurang 'modem'
daripada apa yang kelihatan. Ia juga tidak berhubungan langsung dengan
Undang-Undang Pendidikan sebagaimana telah dikemukakan. Bahkan sejak
tahun 1858, novelis Wilkie Collins (1824-89) telah menulis (dengan tidak
menyebutkan namanya) sebuah novel bersambung dalam majalah Household
Words dengan judul 'Publik yang Tidak Dikenal'. Jumlah orang yang dapat
membaca telah bertambah sebelum Undang-Undang 1870, dan permintaan
meningkat terhadap bahan bacaan yang sangat berbeda daripada apa yang
ditawarkan kepada publik yang berpendidikan itu. Apa yang terjadi pada tahun
1880-an dan 1890-an adalah bahwa idealisme sebuah 'publik' yang
berpengetahuan telah melapangkan jalan kepada kenyataan 'pasar' baik di bidang
media maupun di bidang ekonomi. Kekuatan radikalisme telah berkurang, dan
bukan hanya kaum Konservatif yang berbicara tentang 'memberikan kepada
publik apa yang diinginkannya'. Penerbitan adalah sebuah bisnis, bagi sebagian
orang, sama seperti yang lain-lain.
Novel itu, yang mengecil ukurannya dari karya Standard yang terdiri dari
tiga jilid yang telah menjadi bahan utama pada permulaan abad itu, masih
merupakan bentuk kesusasteraan yang utama. Namun bagi Gissing dan Henry
James (1843-1916), novelis besar Amerika yang tinggal di Inggris, para wartawan
tampaknya sekarang ini telah mengambil alih, dengan para penerbit yang terampil
berada di belakangnya. Demikian pula hal itu bagi sejarawan W. E. A.Lecky
242
Informasi, Pendidikan, Hiburan
(1838-1903), yang menulis pada tahun 1888 mengenai kematian yang kebetulan
terjadinya bersamaan dari pakar hukum konstitusional Sir Henry Maine (1822-
88) dan penyair dan kritikus Matthew Arnold (1822-1888). 'Bakat kesusas-
teraan', demikian ia menyatakan, 'dihancur-luluhkan dan disedot di dalam Pers
baik yang harian maupun yang mingguan.' ' Saya mengira', demikian Lecky
menyimpulkan, 'bahwa belum pernah ada sebuah negara atau suatu masa di
mana terdapat demikian banyak bakat kesusasteraan yang begitu tercurah untuk
menulis yang mana tak diketahui namanya sekaligus berlangsung singkat.'
Trga-belas tahun kemudian, saat wafatnya Ratu Victoria, seorang sejarawan
terkenal, G M. Trevelyan (1876-1962), yang akan meninggalkan bekasnya pada
penafsiran abad ke-20 tentang masa-lalunya, mengatakan di dalam majalah The
Nineteenth Century bahwa orang-orang Filistin sekarang telah menangkap
Bahtera Perjanjian, dan apa yang dimaksudkannya adalah mesin percetakan.
Ia meminjam istilah 'Philistine' itu dari Arnold yang baginya dekade formatif
abad ke-19 adalah tahun 1860-an. Tentang 'Bahtera Perjanjian', tentu saja ia
memiliki silsilah yang jauh lebih panjang daripada 'Kekuasaan Keempat' itu.
Adalah penting untuk tidak menyederhanakan proses yang mempengaruhi
baik jurnalisme dan fiksi atau urut-urutan kronologisnya. Sebagaimana dalam
urut-urutan film, adalah penting menyingkatkan waktu. Bahasa yang benar
bukanlah bahasa sebab-akibat. Arnold sendiri tidak merasa yakin bahwa Bahtera
Perjanjian itu—suatu penggambaran yang ia sendiri tak pernah mengguna-
kannya—adalah aman bahkan di tahun-tahun pertengahan abad yang dianggap
oleh Trevelyan sebagai masa keemasan pers. Sebagai seorang pendukung
'sweetness and light', maka Arnold, yang pada dasarnya seorang cendekiawan,
benar-benar tidak bahagia tentang peran komunikasi pada umumnya:
Orang Anda yang berasal dari kelas menengah berpikir bahwa puncak
tertinggi dari pembangunan dan peradaban adalah ketika surat-surat dibawa
12 kali sehari dari Islington ke Camberwell... dan jika kereta-api berjalan
pulang-balik dari sana setiap seperempat jam. Ia berpendapat bahwa tidak
ada apa-apanya jika kereta-api itu hanya membawanya dari kehidupan
yang tidak liberal dan menyedihkan di Islington kepada suatu kehidupan
yang tidak liberal dan menyedihkan di Camberwell.
Sikap seperti itu terhadap komunikasi dalam kasus Arnold ini disertai pula oleh
suatu perasaan ketakutan karena tidak akan mendapatkan hak-suara di tahun
1867 dan 1884, maka ia juga sama merasa tidak senangnya tentang para pemilih
baru yang pertama, 'yaitu demokrasi sebagaimana orang gemar menamakannya'.
2 4 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
'Mereka banyak memiliki kelebihan, namun dalam kelebihan itu tidak termasuk
untuk menjadi orang yang berkelakuan pantas, yang berpikir dengan adil dan
serius.'
'Jurnalisme baru' - mungkin sekali Arnold adalah orang pertama yang
menggunakan isitlah itu - menurut Arnold, adalah dungu pada saat ia mencoba
untuk menarik para pembaca yang baru saja mendapat hak untuk memilih.
Pengaruh Arnold terhadap studi-studi budaya abad ke-20 menonjol sekali (lihat
hlm. 302), namun di masanya ia umumnya meninggalkan 'hiburan' ketika
mempertimbangkan pers. Ia juga tidak memperhatikan pendapat orang-orang
yang telah dilucuti hak suara mereka sebelum Undang-Undang Reformasi tahun
1867 dan 1884. Sebagai seorang penilik sekolah ia merasa pesimis tentang
kesempatan pers yang berfungsi sebagai suatu kekuatan pendidikan. Namun,
para penulis yang menganggap diri sebagai kaum 'Sosialis Kristen' merasa optimis
dengan pernyataan J. M. Ludlow pada tahun 1867 bahwa 'surat-kabar dan
majalah yang murah itu' mungkin sekali tidak dapat 'dinyatakan secara tegas
sebagai pendidik':
Baik untuk kebaikan maupun untuk yang tidak baik, dan mungkin sekali
pada umumnya adalah untuk kebaikan, mereka itu sangat berkuasa ...
Tanpa memandang demikian banyaknya dosa dan kekurangan pers surat-
kabar, maka kaum buruh sekarang ini, dengan ukuran kertas yang besar
dengan harga satu penny terbantu menjadi seseorang yang memiliki
informasi yang lebih banyak, pertimbangan lebih baik dan perasaan simpati
yang lebih luas dibanding buruh 30 tahun lalu yang harus puas hanya dengan
gosip dan desas-desus.
Tentu saja kaum buruh yang paling pandai mengeluarkan pendapat, termasuk
mantan kaum Chartists, menyambutnya sebagai suatu kemenangan besar
dihapuskannya bea perangko pada tahun 1855 pada hari ulang tahun Magna
Carta.
Namun, dengan kemenangan yang telah dicapai itu, lebih daripada sebentuk
ejekan bahkan bagi kaum yang optimis itu tentang apa yang akan terjadi
selanjurnya, lebih banyak gunjingan dan desas-desus di tahun 1900 dibandingkan
tahun 1800. Kebanyakan orang yang baru saja mendapat hak untuk memilih
berpaling kepada pers untuk memindahkan perhatian (diversion) - juga untuk
melarikan diri - dalam jumlah yang jauh lebih besar daripada untuk informasi
dan pengetahuan - atau untuk sajak. Thomas Wright, seorang 'teman sekeija'
Arnold, yang senang kepada cemoohan, tidak dapat mempercayai Undang-
2 4 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Undang Pendidikan tahun 1870 itu. 'Perluasan pendidikan dasar... jika terus
dibiarkan dalam kesederhanaannya, akan memberikan kepada kita sejumlah
besar orang untuk membaca surat rahasia polisi dari jenis yang lebih rendah
dalam surat-kabar mingguan, dan sedikit sekali mau membaca yang lain daripada
itu.' Pendiri surat-kabar Minggu yang populer Reynold News, yang membangun
suatu sirkulasi yang besar dengan berurusan dengan hal-hal lain selain informasi
politik, termasuk 'laporan rahasia pihak kepolisian', ia sendiri adalah seorang
mantan Chartist.
Namun, C W. M. Reynolds (1814-1879) bukan lagi pendiri jenis
jurnalisme yang akan dinamakan 'baru' itu dibandingkan dengan Harmsworth
20 tahun kemudian. Kata-sifat itu salah. Sebelum permulaan abad ke-19,
hiburan (atau diversion) muncul sama menonjolnya dengan informasi dalam
banyak surat-kabar, terutama yang terbit di hari Minggu dan disebar-luaskan
oleh 'anak-anak yang berteriak' meneriakkan namanya di jalanan. Tahun 1812
ada delapan-belas buah, sejumlah kecil darinya dimaksudkan untuk pembaca
dari 'kelas-buruh'. The Sunday Times, yang muncul tahun 1821, pada mulanya
menamakan dirinya the New Observer- sedangkan Observer sendiri berasal
pada tahun 1791 - dan Bell's Life in London and Sporting Chronicle, yang
muncul tahun 1822, mengiklankan dirinya 'mengkombinasikan BERITA yang
terdapat di MINGGU itu dengan KUMPULAN yang berharga tentang DUNIA
MODE, KETERAMPILAN dan HUMOR, serta KEJADIAN-KEJADIAN
tentang KEHIDUPAN yang TINGGI dan RENDAH'. Pada tahun 1886,
dengan tepat sekali, ia digabungkan ke dalam Sporting Life.
Produksi Bell yang lain, Bell's Weekly Messenger (1796-1896), juga
memusatkan perhatian pada masalah-masalah kriminal, skandal seks, kecelakaan,
penyakit menular dan olahraga berkuda. Demikian pula the News of the World
yang masih tetap hidup sampai sekarang, yang diluncurkan tahun 1843, dan
banyak dari publikasi Edward Lloyd tidak terbit lagi. Lloyd (1815-1890) telah
memulai kehidupan pekerjaannya, tak beda dengan sejumlah kaum Chartists
lain, sebagai penjual surat-kabar dan buku di East End London. Upaya
pertamanya dalam jurnalisme adalah Penny Sunday Times and People 's Police
Gazette, dan dua tahun kemudian ia meluncurkan surat-kabarnya Lloyd
Illustrated Sunday Newspaper, surat-kabar pertama yang terjual sejuta
eksemplar, setelah ia mengganti judulnya menjadi Lloyd's Weekly News. Lloyd
mengumpulkan modalnya dari penjualan Old Parr milik Laxative Pills.
Karena itu, bahkan sebelum permulaan abad ke-19, sebelum tersebar-
luasnya kemampuan membaca dan datangnya kereta-api yang memberikan
2 4 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
kepada pers kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menambah
sirkulasi, maka 'Bahtera Perjanjian' belum pernah diperlakukan dengan demikian
terhormat di Inggris sebagaimana yang terkandung dalam tulisan Trevelyan, yang
menggunakan tradisi Whig. Namun, tradisi Whig telah menjadi kuat di permulaan
abad 19 itu. Memang, majalah Whig yang baru, the Edinburg Review, yang
didirikan tahun 1802, menggambarkan pers sebagai yang 'ditempa dengan suatu
kekuatan yang dalam rasa hormat mungkin dapat diasimilasikan, jika seorang
manusia dapat diasimilasikan secara demikian, kepada pekerjaan kebijaksanaan
Yang Maha Kuasa'.
Di luar tradisi Whig, di mana termasuk Trevelyan - dan nenek-moyangnya,
sejarawan Macaulay, sebuah majalah yang lain, the Westminster Review, pada
tahun 1824 yang didirikan oleh para pengagum radikal filsafat Jeremy Bentham
(1748-1832), telah mengesampingkan segala metafor agamis ketika ia menjelas-
kan surat-kabar dalam bahasa yang akan digunakan Cobden, sebagai 'yang
menjadikan negara itu beradab dalam bentuk yang terbaik dan paling pasti.
Dalam dirinya terkandung tidak hanya unsur ilmu pengetahuan saja, tetapi juga
dorongan untuk belajar... Adalah penting melihat sekumpulan orang yang belum
mendapatkan surat-kabar di kalangan mereka untuk mengetahui sejumlah besar
prasangka yang menyebarluaskan semua produksi ini secara langsung dan pasti.'
Bagi the Westminster Review, juga bagi Knight, sebuah istilah yang lebih pas
dibandingkan dengan Bahtera Perjanjian [Ark of the Covenant] adalah 'Gerak-
Maju Kecerdasan' [Narch of Intellect], yaitu suatu gerak-maju yang lebih tajam
lagi dibandingkan 'Gerak-Maju Waktu' [ March of Time]. Salah seorang penulis
dalam nomornya yang pertama menekankan bahwa sekurang-kurangnya 'publik'
di mana-mana telah menjadi dirinya sendiri, tidak kurang di dalam kesusasteraan
di mana 'persembahan yang menyanjung-nyanjung' kepada para patron 'tidak
berguna lagi.' Semua penyair besar kita menulis untuk rakyat.'
Karena itu, pada permulaan abad ke-19, lebih banyak orang yang terlibat
dalam argumentasi tentang eksistensi pers ketimbang mendapatkan informasi
atau memperbaiki pendidikan. Surat-kabar merupakan sebuah semboyan
sebagaimana media. Walter Bagehot (1826-77), editor The Economist, di
luar tradisi Whig, mengutip kata-kata Dicken yang penuh kenangan bahwa
London itu 'seperti sebuah surat-kabar. Segala sesuatu ada di sana dan segala
sesuatu tidak berhubungan dengan yang lain. Segala jenis orang ada di rumah
yang sama; tetapi tidak ada hubungan antara rumah-rumah itu seperti hubungan
antara para tetangga yang terdapat dalam daftar kelahiran, perkawinan dan
kematian.'
2 4 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Seandainya surat-kabar tujuh penny... dijual dengan harga dua pence, apa
akibatnya? Kenapa, penjualan telah diperluas dari orang-orang yang
membayar tujuh pence kepada orang yang hanya mampu membayar dua
pence saja, maka suatu mayoritas yang baru harus dimintai pendapatnya,
perasaan dan keinginan orang-orang yang lebih miskin daripada yang ada
sekarang ini harus diminta; dan dengan demikian sebuah pengaruh pendapat
yang baru akan ada dampaknya terhadap hubungan sosial kita dan terhadap
perundang-undangan legislatif kita.
247
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 4 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
249
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 5 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
2 5 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Akan tetapi, gagasan itu tetap merupakan suatu idealisme, dan kebanyakan
sekolah jurnalisme Amerika - yang berjumlah 84 buah pada tahun 1917 dan
812 pada tahun 1987 - percaya dapat mempertahankan idealisme dan suatu
masyarakat dan budaya yang kompleks. Sebuah Association of Trades of
Journalism didirikan tahun 1912 dan sebuah Association for Education in
Journalism didirikan tahun 1949; dan pada tahun 1924 dihasilkan sebuah
Journalisme Bulletin, yang diubah menjadi tiga-bulanan pada tahun 1930 dan
diikuti pada tahun 1974 oleh sebuah majalah, Journalism History. Bagaimana
menghubungkan latihan jurnalistik dengan dunia komunikasi yang telah berubah
- dan masih terus berubah - merupakan sebuah bahan perdebatan bahkan di
Inggris di mana antara tahun 1919 hingga 1939. Satu-satunya Diploma Universitas
untuk Jurnalisme di Inggris diberikan di Universitas London. Di Amerika Serikat,
James W. Carey, Dekan dari the College of Communications di Illinois, di mana
di dalamnya terdapat departemen jurnalisme, merupakan pemimpin di bidangnya
dan percaya bahwa program sekolah itu harus memberikan kontribusinya pada
studi kesejarahan. Akan tetapi, sekolah-sekolah komunikasi dan sekolah-sekolah
jurnalisme yang lain, telah berpaling kepada 'studi-studi media' di dalam konteks
budaya yang sedang berubah.
Bukan gagasan maupun idealisme tentang sebuah 'kekuatan keempat',
juga bukan harapan untuk menciptakan sebuah kekuatan politik progresif, yang
pernah tampak dihayati oleh banyak jurnalis atau pemilik; di antara mereka ada
yang tertarik dengan gambar dan kata saja. Illustrated London News, yang
didirikan di London tahun 1842, sebaliknya memberikan sebuah 'panorama
dunia', sebuah tawaran yang akan diambil-alih oleh program Panorama televisi
seabad kemudian. Surat-kabar harian bergambar pertama, Evening Illustrated
Paper, adalah salah satu dari rentang gejala yang sedang berkembang dari harian
sore Inggris yang didirikan tahun 1881: yang lainnya adalah milik Harmsworth
Evening News (1894). (Daily Mirror akan diluncurkan tahun 1903.) Surat-
kabar sore itu terbit melalui banyak edisi, yang pertama darinya muncul di London
pukul 11.00 pagi: 'Bacalah Semuanya' demikian bunyi iklan surat-kabar itu.
Dalam pada itu Punch, sebuah mingguan, yang terkenal karena kartun dan
permainan katanya, dan didirikan setahun lebih dahulu dari the Illustrated London
Times, menemukan jalannya dari London, di mana ia berpangkalan dengan
kokoh, ke banyak rumah-rumah pedesaan Victorian bersama dengan The Times.
Bersifat radikal dipandang dari asal-usulnya, ia menggambarkan dirinya dengan
berbagai bentuk - melalui gambar dan juga kata - sebagai 'pengamat', 'kurator',
'penjaga', 'penghukum', 'pisau'.
252
Informasi, Pendidikan, Hiburan
2 5 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
nasional, tidak hanya di dalam terbitan pers tetapi juga dengan poster-poster
yang diwarnai dengan cemerlang, kemenangan chromolithography. Di Amerika
Serikatlah belanja untuk iklan itu memecahkan rekor. Jumlahnya, naik dari $40
juta di tahun 1881 menjadi lebih dari $140 juta pada tahun 1904, dan mencapai
jumlah milyaran dollar tahun 1916. Akan ada lagi pemecahan rekor selanjutnya
di kedua sisi Lautan Atlantik itu - dengan lebih dari satu media yang terlibat -
pada akhir tahun 1950-an dan 1960-an.
Menariknya bahwa Harmsworth, yang mengiklankan Daily Mail di
timbunan poster dan di jalan-jalan, berpikir bahwa 'mempertunjukkan' iklan di
halaman surat-kabarnya adalah 'tidak sopan'. Kata-kata membuat citra.
Harmsworth membayar mahal editor Daily Mail lebih dari wartawan lain
manapun di negara itu dan banyak berbuat untuk menegakkan kesan Fleet Street,
sebuah kesan yang berbeda dari kesan Madison Avenue di New York, pusat
badan-badan periklanan, atau kesan Times Square yang diterangi cahaya yang
benderang itu, pusat hiburan dan juga pusat perkantoran New York Times. Akan
tetapi, di belakang ketiga tempat itu, terdapat pangkalan-pangkalan ekonomi
yang kuat. Adalah salah seorang dari kaki-tangan Northcliffe yang mengurus
segala sesuatunya, yaitu Kennedy Jones, yang mengatakan kepada John Morley
(1838-1923), seorang penulis esai dan buku, termasuk biografi Gladstone, dan
editor beberapa majalah, bahwa 'Anda membuat jurnalisme sebagai suatu profesi,
sedangkan kami menjadikannya suatu cabang bisnis'.
Tokoh paling kontroversial dalam sejarah masa Victorian terakhir dan
jurnalisme pada awal abad ke-20 adalah W. T. Stead (1849-1912), yang
menggantikan Morley, seorang jurnalis politik dari jenis yang sangat berbeda,
sebagai editor dari majalah London yang berpengaruh itu, yaitu Pall Mall
Gazette, yang dibaca secara luas di kelab-kelab London tahun 1885. Morley
sendiri telah menggantikan seorang editor dari jenis yang sangat berbeda,
Frederick Greenwood (1830-1901), yang dikenal oleh orang sezamannya
sebagai 'The Prince of Journalists'. Sebelum Stead, yang merupakan anak
seorang pendeta Congregationalis, Gazette itu dikatakan 'tidak ada yang tidak
sopan atau mencolok atau sensasional tentangnya'. Sekarang ia mencampurkan
para pemimpin yang menggemparkan dengan bahan-bahan berita yang
menyingkap korupsi, yang banyak berhubungan dengan kampanye, yang paling
terkenal di antaranya adalah menentang pelacuran anak-anak, yang dinamakannya
'white slavery'. Dalam sebuah artikel tahun 1886, yang diterbitkan dalam the
Contemporary Review, berjudul 'Pemerintahan oleh Jurnalisme', Stead
2 5 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
berpendapat bahwa pers itu jauh lebih daripada hanya sekedar pengawas
Parlemen saja. Ia merupakan 'Kamar Prakarsa [Chamber of Initiative]'.
Stead menjadi editor Gazette hanya selama lima tahun saja, dan tak
lama kemudian, dengan bantuan dana dari George Newnes, mendirikan Review
of Reviews yang langsung beruntung itu, sebuah majalah yang harus dibaca
para sejarawan pers dunia. Ia juga menulis sebuah buku yang sensasional, If
Christ Came to Chicago, namun gagal dalam upayanya pada tahun 1904 untuk
mendirikan sebuah surat-kabar sendiri - yang dinamakannya 'surat-kabar
rumahtangga'. Ia salah seorang penumpang yang tenggelam bersama kapal
Titanic tahun 1912, yang merupakan topik komentar pers yang tentu saja akan
dinikmati oleh Stead, dan juga menjadi topik beberapa film di abad penghujung
abad ke-20.
Stead memulai karir jurnalistiknya tahun 1870, pada tahun pertama
pemberlakuan Education Act, sebagai seorang editor yang sangat berhasil dari
surat-kabar pagi halfpenny propinsi di Darlington, the Northern Echo, dengan
suatu masa-depan abad ke-20 yang penuh petualangan. Harold Evan, yang
kemudian menjadi editor the Sunday Times, yang telah diberhentikan oleh
pemiliknya, Rupert Murdoch, juga memulai karir jurnalistiknya di surat-kabar
yang sama. Hanya sedikit orang saja yang merupakan pendukung vokal dari
'hak publik untuk mengetahui' dibanding Evans, yang dalam sebuah pidato tahun
1974 yang diterbitkan oleh Granada Television Inggris, menulis:
Konteks politik dan sosial dari pidato ini sangat berbeda dari konteks ke mana
Delane atau Stead telah pindah. Dan demikian pula konstelasi media-massa.
The Sunday Times sekarang telah menjadi sebuah majalah berwarna yang
mengkilap, dipenuhi iklan - dan dalam hal ini ia tidak sendirian - dan sebagian
besar pers daerah itu terdiri dari surat-kabar yang bebas, yang umumnya dibiayai
dengan iklan setempat Jurnalisme 'investigatif' sekarang ini telah menjadi sebuah
istilah kunci sama dengan yang terjadi pada 'penyingkapan kecurangan [muck-
raking]' (sebuah kata yang terambil dari Bunyan). Media cetak itu telah terlibat
2 5 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
dalam hal yang jauh lebih daripada sekedar 'sejarah halaman depan' saja, dan
pengaduan tentang operasi j urnalistik sekarang ini berdatangan tidak hanya dari
para pemimpin politik atau para novelis canggih, tetapi juga dari orang biasa,
yang merasa terganggu oleh ancaman terhadap kehidupan pribadi mereka.
Berikut ini adalah sebuah kisah, yang hanya sedikit diceritakan dalam
media massa, yang telah dihilangkan begitu saja sepanjang waktu dan tempat.
Di Amerika Serikatlah jurnalisme pembongkaran kebobrokan itu berkembang
subur beberapa dekade setelah Evans, dengan demikian meletakkan dasar bagi
apa yang dinamakan sejarawan Amerika Richard Hofstadter 'Masa Reformasi
[The Age of Reform]'. Karena bangga akan kontribusi mereka terhadap era
itu, maka para jurnalis besar seperti Lincoln Steffens (1866-1936) membangun
reputasi mereka melalui surat-kabar maupun majalah, terutama sekali sebuah
majalah baru, McClure S, yang amat berbeda dalam isi dan gayanya dari majalah-
majalah lama seperti the Atlantic, Harpers dan the Century. 'Pembongkar
kebobrokan' itu merasa curiga terhadap raja dari berbagai jenis, termasuk raja
pers, yang para mitra Inggris mereka dapat mencetuskan rasa curiga yang lebih
besar lagi ketika, di samping memegang kekuasaan, mereka juga mendapat
kehormatan dari publik. Harmsworth, yang akan menjadi seorang Viscount
pada tahun 1917, bukanlah pemilik surat-kabar pertama yang masuk dalam
daftar kebangsawanan Inggris. Algernon Borthwick, pemilik the Morning Post,
seorang kepercayaan Lord Palmerston, telah mendapat gelar bangsawan tahun
1880, dan dijadikan seorang baronet oleh Salisbury tahun 1895. Pada tahun
yang sama Harmsworth menjadi seorang Viscount, ia bertemu dengan Ford dan
Edison dalam sebuah kunjungan ke Amerika Serikat, yang mendapati dengan
rasa puas, bahwa Ford dan Edison tidak tertarik akan uang 'dibanding saya',
dan bahwa Edison 'benci kepada orang Jerman sebagaimana bencinya kepada
racun. Mereka telah mencuri semua patennya.'
Peran para pemilik dalam jurnalisme Inggris, baik yang 'membongkar
kebobrokan' atau 'yang bersifat patriotik kasar', berada dalam serangan ketika
dekade pertama dari abad itu persis di kalangan ini, Whiggish dan Liberal, yang
di dalamnya Trevelyan bergerak. Bagi L. T. Hobhouse (1864-1929), seorang
'liberal baru', pers dalam tahun 1909 telah 'semakin dimonopoli sejumlah kecil
orang kaya' dan telah jauh dari perannya sebagai 'organ demokrasi' - yaitu hal
yang diharapkan kaum radikal itu - pers telah 'lebih banyak menjadi tempat
menggemakan suara dari gagasan apapun yang menawarkan pada mereka
keuntungan materi yang besar'. Namun ini merupakan suatu kesan yang amat
disederhanakan, baik ketika itu maupun setelahnya. Beberapa pemilik yang
2 5 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
257
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Lloyd George. 'Bravo Lloyd George' menjadi judul utama Daily Mail yang
berbahagia itu.
Northcliffe tertarik secara mendalam untuk mengeksploitasi kekuatan pers,
bukan hanya dalam dunia politik, tetapi juga dalam memajukan teknologi baru.
Dalam dunia penerbangan, ia telah menjadi sponsor dari penerbangan Bleriot
menyeberangi Selat Inggris tahun 1909, dan media radio yang baru itu tahun
1920, ketika ia menata bagi penyanyi Australia Dame Nellie Melba, 'burung
kutilang Australia', untuk menyiarkan siaran radio dari Chelmford. Apapun
juga judul besar yang mungkin dibaca - di dalam teks the Daily Mail ditegaskan
bahwa 'Seni dan Sains sekarang telah bergandeng tangan' - tidak ada jumlah
telpon kepala (headphones) di kantor the Daily Mail itu untuk berkeliling dalam
kesempatan itu. Di Paris, sebuah plat gramofon pertunjukan Melba dibuat di
dalam sebuah kamar operasi radio di bawah Menara Eiffel.
Jika Northcliffee tidak terganggu mentalnya dan meninggal tahun 1922,
yaitu tahun didirikannya BBC (lihat hlm. 196), ia mungkin sekali akan memainkan
suatu bagian yang penting dalam sejarah siaran radio sebagaimana yang telah
dilakukannya dalam sejarah pers. Beaverbrook, yang menggantikannya, punya
sikap yang lebih kabur terhadap media baru itu. Ia menentang 'para pembuat
radio mengambil-alih kekuasaan atasnya', namun ia seluruhnya tidak percaya
akan Managing Director BBC yang pertama, John Reith. Setelah Reith
menyatakan tahun 1923 bahwa 'kebebasan udara akan menimbulkan
kekacauan', maka judul berita the Daily Express berbunyi: 'Mempertarungkan
Kebebasan'.
Seorang kritikus yang lebih terbuka terhadap Beaverbrook ketimbang
terhadap Reith adalah pemimpin Konservatif Stanley Baldwin (1867-1947),
yang membuat judul berita di awal tahun 1931, yaitu tahun krisis keuangan dan
drama politik, ketika ia menuduh surat-surat kabar Fleet Street 'bertujuan
memperoleh kekuasaan tanpa pertanggungjawaban', sambil menambahkan
bahwa kekuasaan seperti itu merupakan 'hak istimewa perempuan sundal di
sepanjang masa'. Dengan didukung oleh The Times, yang editornya Geoffrey
Dawson dekat dengan sumber-sumber resmi partai Konservatif, maka Baldwin
telah menjadi sebuah sasaran. Pewaris Northcliffe, Viscount Rothermere,
bersama dengan Beaverbrook, mengancam untuk menentang para calon
Konservatif pada pemilihan umum berikutnya yang tidak berjanji untuk
berkampanye bagi 'Imperium Perdagangan Bebas'.
Dalam dekade berikutnya, sampai pada Perang Dunia II, Rothermere
mendukung pemimpin Fasis Sir Oswald Mosley (1896-1980) - 'Hidup Kemeja
2 5 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Hitam [Hurray for the Blackshirts]', demikian bunyi salah satu kepala berita
Daily Mail. Daily Express milik Beaverbrook itu, yang lebih merupakan alat
dari pendapat-pendapatnya sendiri, memberi janji kepada para pembacanya
pada malam invasi Hitler terhadap Polandia bahwa tidak akan terjadi perang.
Ini adalah masa para baron pers bersukaria dengan kekuasaan mereka. Hal itu
dikemukakan dengan baik sekali dalam jilid kedua dari sebuah studi pengadilan
yang terbit tahun 1985 oleh seorang sejarawan Amerika, Stephen Koss, The
Rise and Fail ofthePolitical Press in Britain, yang menempatkan kata-sifat
'apparent' sebelum kata 'power'. Pers pop menurut pendapatnya dapat
membangkitkan dan mendorong opini, namun ia tidak dapat menentukan
bagaimana reaksi para pembaca.
Namun, masih ada banyak hal lain yang menarik perhatian para pembaca,
termasuk teka-teki silang, perlombaan, dan di atas itu semua, olahraga. Politik
seringkah datang paling akhir, dan sepanjang berhubungan dengan itu, banyak
terjadi kesalahan informasi: selalu penting, sebagaimana dikemukakan penyair
W. H. Auden, untuk membaca apa yang tersirat. Akan tetapi Perang Dunia II,
yang telah banyak sekali membuat perubahan, telah mengubah semangat, dan
kekuasaan politik pers itu tampak dibatasi pada tahun 1945, ketika dalam
menghadapi semua arahan yang diberikan the Daily Mail dan the Daily Express
- sebuah surat-kabar harian pertama yang mencapai jumlah sirkulasi dua juta -
Winston Churchill dikalahkan secara mencolok dan partai Buruh memenangkan
pemilihan umum.
Pada titik ini dari sejarah media massa, adalah penting untuk diselidiki
secara lebih mendalam dan membandingkan pers dan radio sebagai pengaruh
media massa terhadap informasi dan opini. Juga penting diperhatikan sejarah
sosial dan politik serta sejarah media itu sendiri. Ada banyak alasan bagi
kemenangan partai Buruh di tahun 1945, dan Churchill, yang terkenal karena
pidato-pidatonya di BBC kepada seluruh bangsa, tidak melakukan tindakan
yang tepat dalam siaran-siaran pemilihan umumnya yang bersifat partisan itu.
Juga bukan merupakan pertolongan baginya bahwa ia mendapat nasehat tentang
strategi dari Beaverbrook. Dalam pada itu, Clement Atlee (1883-1967) dan
rekan-rekannya dari partai Buruh mendapatkan bantuan yang kuat sekali dari
the Daily Mirror tahun 1945, yang telah menjadi sebuah tabloid tahun 1934 -
dengan nasehat dari badan periklanan Amerika J. Walter Thompson. Tokoh
kartunnya yang terkenal, 'Jane', jauh lebih terkenal tahun 1945 dari Atlee sendiri.
Apapun juga yang merupakan sumber daya-tarik pers tahun 1945 - dan
keterbatasan pengaruhnya - namun sirkulasi surat-kabar nasional telah meningkat
259
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 6 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
telah berhasil menguasai Kelompok Daily Mirror yang besar itu tahun 1933,
yang dinamakan kembali the International Publishing Group pada tahun 1963.
Ia juga mempunyai saham dalam Associated Television; dan setelah mengambil-
alih Odhams maka ia bertanggung-jawab atas kira-kira dua-ratus majalah -
baik yang mingguan maupun yang bulanan atau kuartalan. King juga terlibat
dalam konspirasi partai dan bukannya politik partai dalam menentang
pemerintahan Buruh Harold Wilson tahun 1968, dan hal ini memaksanya untuk
meninggalkan kedudukannya sebagai ketua Kelompok itu.
Majalah IPC yang paling terkenal, Woman, diluncurkan oleh Odhams
tahun 1937, dengan harga dua pence, dan punya setengah juta pembaca pada
akhir tahun itu. Tahun 1945, ia memiliki tiga perempat juta pembaca, dan di
puncaknya pada akhir tahun 1950-an, tiga setengah juta pembaca. Di luar
kalangan Northcliffe, penerbitan mingguan yang paling terkemuka adalah Picture
Post, yang berdiri tahun 1938, dengan artikel-artikel politik yang amat penting
dan foto-foto yang sangat mengesankan; ia tidak hanya menggambarkan situasi
masa perang di pihak kiri, tetapi juga memiliki pengaruh yang kuat terhadapnya.
Melalui itu, Stefan Lorant, seorang pelarian dari Jerman Nazi, dengan
menggunakan sebuah kamera Leicayang kecil, telah meningkatkan jurnalisme
bergambar Inggris ke suatu tingkat yang lebih tinggi lagi. Pemilik surat-kabar
itu, Erdward Hultom (1906-88), yang telah memulai kariernya sebagai pemilik
tahun 1937 dengan Farmer 's Weekly, telah diberi gelar bangsawan tahun 1957,
pada tahun ia menutup Picture Post. Dua tahun kemudian, keseluruhan
kelompok majalah Hulton itu telah diambil-alih oleh Odhams sebelum selanjutnya
Odhams itu sendiri digabungkan ke dalam IPC.
Menarik sekali untuk membandingkan Picture Post dan majalah Life,
yang didirikan oleh Henry Luce (1898-1967) tahun 1936, tiga-belas tahun setelah
Time, dan hampir bersamaan waktunya dengan sebuah film berita bulanan,
March of Time. Prospektusnya sangat baik - 'untuk melihat kehidupan; melihat
dunia; menyaksikan sendiri peristiwa-peristiwa besar; memperhatikan wajah
orang yang miskin dan perilaku orang yang sombong... melihat benda-benda
yang ribuan mil jaraknya, benda-benda yang tersembunyi di belakang dinding
dan di kamar-kamar, benda-benda yang berbahaya untuk diperoleh... melihat
dan terpesona; melihat dan mendapatkan pelajaran'. Tanpa dorongan
berkampanye dari Lorant, Hulton dan Tom Hopkinson (1905-1990), editor
terakhir dari Picture Post, yang sangat tertarik akan pendidikan para jurnalist,
maka Life tetap hidup sesuai dengan prospektusnya, yang dibagi-bagikan kepada
para pemasang iklan sebelum ia mencapai publik. Dalam sebuah telegram yang
2 6 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
dikirim tahun 1936, Archibald MacLeish (1892-1982), penyair dan penulis esai,
mengatakan kepada Luce bahwa 'revolusi jurnalisme yang besar-besar bukanlah
revolusi opini publik akan tetapi revolusi dalam cara dibentuknya opini publik
itu'.
Opini publik itu terbentuk dalam berbagai cara, persis seperti mencari
hiburan dan pendidikan juga dibentuk dengan cara yang terpisah-pisah,
sedangkan jalan melalui jurnalisme foto yang bersifat topikal telah berubah drastis
sebelum kematian Luce tahun 1967. Life itu sendiri, yang menyajikan dalam
warna sebuah rekor sepanjang masa tentang sejarah yang sedang terjadi, harus
mati tahun 1972 setelah gagal bersaing secara frontal dengan televisi yang
kebanyakan masih hitam-putih. Luce harus menangani majalah-majalah berita,
Timenya sendiri, dan para pesaing: Newsweek dan US News and World Report,
yang sirkulasi keseluruhannya telah naik antara tahun 1961 dan 1970 dari 5,38
juta menjadi 8,47 juta. Setelah ia meninggal, maka yang pertama dari semuanya
ini, Time, berada di pusat apa yang telah menjadi suatu konglomerasi ekonomi,
yang terdiri pertama-tama dari Time dan Warner Brothers dan kemudian, tahun
1995, dengan Ted Turner, yang, dari basisnya yang tampaknya tidak mungkin
teijadi di Atlanta, menantang segala hambatan (dan jaringan-jaringan lama) telah
menciptakan sebuah jaringan berita global, CNN, yang dibangun dari nol.
Dalam segala situasi ini surat-kabar Amerika harus menyesuaikan diri,
sebagaimana harus mereka lakukan ketika datangnya komputerisasi. Kantor
surat-kabar lama didirikan, dengan ruangan penataan, di mana para reporter
menggunakan mesin tulis, dan di mana copinya dipotong dan diedit, harus berubah
sama radikalnya dengan proses cetaknya. Namun 'timah panas' masih tetap
belum memberi jalan kepada percetakan 'offset' sebelum terminal editor
elektronik yang pertama dipasarkan tahun 1973. Masih tersisa bau-bau lama
dan suara-suara lama di gedung-gedung surat-kabar itu, dan semua ini, yang
kemudian kelihatan aneh, menjadi latar-belakang film politik yang menghebohkan
All the President's Men (1976). Sama halnya dengan abad ke-19, maka copy
itu diletakkan berulang kali pada tahap yang berbeda dalam proses produksi.
Dan penjualan pun turun: statistik, jumlah eksemplar surat-kabar yang dijual
pada setiap rumahtangga (yang lebih kecil ukurannya dari yang terdapat pada
abad ke-19) turun dari 1,12 tahun 1960 menjadi 0,88 tahun 1974. Dipandang
dari segi sosial, kota bagian dalam ke mana surat-kabar setempat yang lama
memusatkan perhatian telah kehilangan banyak dari genggamannya dalam suatu
daerah yang lebih luas, yang sekarang ini tidak hanya mencakup daerah pinggir
262
Informasi, Pendidikan, Hiburan
kota saja, tetapi juga apa yang dinamakan 'exurbia' - yaitu daerah yang
membentang jauh melampauinya.
Ketika pemilik Sun di New York telah mendapatkan tiga surat-kabar
metropolitan lain dalam tahun 1920-an lalu meluncurkan the Herald Tribune,
maka ia mampu memiliki empat-belas buah, tahun 1963 dua-belas diantaranya
masih beroperasi. Namun Herald Tribune sendiri menghilang tahun 1958, dan
20 tahun kemudian hanya terdapat tiga buah saja. Tahun 1977, Anthony Smith,
yang berpengalaman dalam radio, televisi dan film di Inggris, diundang oleh the
George Marshall Fund of the United States di bawah naungan the International
Institute of Communications - suatu contoh menarik tentang kerjasama
internasional - untuk mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dalam
penerbitan surat-kabar di sejumlah negara.
Apa yang sedang terjadi di negara-negara lain tidak banyak berbeda dengan
yang terjadi di Amerika Serikat dan di Inggris, meskipun kebijakan nasionalnya
berbeda-beda bahkan di antara negara-negara yang bertetangga. Swedia, yang
telah kehilangan 50 surat-kabar konservatif, tiga-puluh surat-kabar liberal dan
beberapa surat-kabar sosial-demokrat antara tahun 1920-1960, maka sebuah
dana pinjaman dan potongan distribusi bersama diperkenalkan oleh negara itu
tahun 1970 dan selanjutnya diiringi oleh subsidi negara, terutama untuk surat-
kabar yang rendah cakupannya. Terdapat pula bantuan untuk pendirian surat-
kabar baru. Norwegia juga mengikuti kebijakan serupa. Denmark tidak. Di
Swedia dan Norwegia, habisnya surat-kabar partai bagi banyak anggota partai
merupakan suatu kehancuran total.
Perbandingan internasional yang dibuat ketika akhir tahun 1970-an
memperlihatkan bahwa setelah suatu dekade persaingan ekonomi, maka orang-
orang Swedia 'mengkonsumsi' lebih banyak surat-kabar per seribu penduduk
dibandingkan dengan bangsa lain manapun selain Jepang, dan mereka berada
setelah Amerika Serikat dalam jumlah pesawat telepon per kapita, dan bahwa
95 persen dari mereka memiliki televisi. Dalam perbandingan seperti itu, maka
kini biasanya media massa diperlakukan sebagai satu saja, dengan Amerika
Serikat sebagai rujukan utama. Munculnya siaran - mula-mulanya radio kemudian
televisi - telah menyebabkan mundurnya iklan untuk surat-kabar dari 45 persen
dari semua belanja iklan tahun 1935 menjadi 23 persen tahun 1995, namun
bagian gabungan dari iklan surat-kabar dan televisi secara keseluruhannya masih
lebih-kurang sama - yaitu 46 persen berbanding 45 persen.
Bukan hanya televisi yang telah merupakan tantangan baru untuk pers.
Begitu pers telah dipaksa untuk melibatkan diri dengan media yang lain, baik
2 6 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Dampak apa yang dibawa radio bagi kehidupan? (Kebetulan saya tidak
suka penjelasan 'tanpa kabel': kenapa menjelaskan sesuatu dianggap sebuah
kenegatifan?) Mungkinkah orang menjadi kurang membaca? Apakah
mereka akan menjadi kurang berbicara? Apakah mereka akan menjadi
lebih baik atau lebih buruk saat mendapat informasi? Apakah mereka akan
menjadi jarang pergi ke teater atau ke pertunjukan musik? Apakah orang-
orang yang tinggal di kawasan pedesaan akan lebih puas atau kurang puas?
Siapa yang tahu?
2 6 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Kenneth Baily, yang ketika itu menjadi kritikus Evening Standard dan associate
editor dari Television, pada tahun 1949:
Ribuan orang, dan kemudian jutaan orang, akan menjadi sasaran, sampai
ke suatu batas tertentu, dari layar kaca di rumah-tangga mereka. Apa arti
semua itu bagi mereka? Baik atau buruk? Dengan kekuasaan yang baru
ini tampaknya tidak akan ada lagi pekerjaan setengah-setengah; ia akan
memilih jalannya sendiri, dan kemudian melakukan apa yang tidak dapat
dihentikannya sendiri kecuali melakukan hal itu.
Bagaimanapun adalah penting untuk mulai dengan apa yang selalu dinamakan
BBC 'siaran suara [sound broadcasting]', dan bukan dengan televisi, karena
kepentingan yang terkandung di dalamnya dan karena, minimal pada awalnya,
lembaga-lembaga yang sama yang telah menimbulkan era broadcasting itu juga
telah bertanggung-jawab dalam menimbulkan era televisi. Dan setiap lembaga
itu memiliki sejarahnya sendiri. Mereka lebih banyak merupakan lembaga
daripada organisasi: di Amerika Serikat, NBC dan CBS menganggap diri mereka
seperti itu, dan di Inggris, BBC secara universal dianggap seperti itu. Sejak
tahun 1926, Uskup Agung Canterbuiy telah mengatakan hal itu, dan tidak lama
kemudian BBC dibandingkan dengan Gereja Inggris yang dikepalainya. Tahun
1940, R. S. Lambert, seorang mantan editor dari majalah BBC, the Listener,
pindah ke sebuah lembaga yang berbeda, dengan menyatakan dalam bukunya
Ariel and All His Quality bahwa 'di bidang seni, kecerdasan dan politik' maka
BBC telah melaksanakan melalui patronase 'semua kekuatan yang sebelumnya
dilaksanakan oleh Pengadilan'.
Salah seorang reporter besar perang, dan yang sama terkenalnya di kedua
sisi Atlantik, Ed Murrow (1908-1965), hampir menjadi lembaga tersendiri, yang
diakui demikian karena siaran-siarannya dari London ketika Pertempuran Inggris.
Bagi MaLeish, yang ketika itu Pustakawan Kongres, semua siaran ini 'telah
menghancurkan kepercayaan jarak'. Sekarang ini tidak ternilai harganya sebagai
catatan sejarah, pada saat ia menjadikan segala sesuatunya hidup. MacLeish
2 6 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
sendiri telah membuka suatu bab baru dalam radio Amerika dengan sebuah
sandiwara The Fall of the City, yang disiarkan tahun 1937, dengan Orson
Welles bertugas sebagai penyiar radio. Sebuah siaran CBS yang lain tahun
1938, di mana Welles lagi-lagi bertugas sebagai penyiar, merupakan sebuah
versi yang telah banyak diubah dari buku H. G Wells, The War of the Worlds.
Pengumumannya tentang pendaratan orang-orang dari planit Mars telah
menimbulkan kepanikan, namun hal itu dapat pula dijelaskan oleh Dorothy
Thompson sebagai 'kisah berita abad ini', yang telah memberi 'sumbangan besar
untuk memahami Hitler, Mussolini, Stalin serta semua terorisme lain di masa kita
ini dibandingkan semua kata-kata tentang mereka yang pernah ditulis oleh orang-
orang yang berpikiran waras'.
Dalam dua tahun saja, kebanyakan stasiun siaran telah berada di tangan
Nazi, dan tuntutan bagi berita 'yang sesungguhnya' jauh lebih besar daripada
sebelumnya. Memberitakan dengan radio, untuk pertama kali, memiliki
keuntungan yang jelas dibandingkan dengan surat-kabar, sebuah keuntungan
yang agak tidak disenangi di Amerika Serikat, namun sangat dihaigai di Inggris.
Sebelum perang, BBC terbatas dalam operasi beritanya, terutama sekali waktu
dan kandungannya, oleh pers dan kantor-kantor berita. Sekarang, dengan
dukungan Kementerian Penerangan, suatu kementerian baru yang tidak populer,
radio telah dibebaskan. Radio juga menjadi tuan-rumah bagi banyak penyiar
Eropa terkemuka sebagai 'Suara Kemerdekaan' dan terus menyiarkan pada
puncak perang dengan menggunakan 45 bahasa, termasuk Tamil, Thai dan
Jepang. Di dalam negeri, radio bertanggungjawab untuk mempertahankan
semangat; dan di antara rentangan acara hiburan yang disiarkannya, maka acara
Tommy Handley ITMA telah menjadi legenda. Bagaimana BBC menafsirkan
'pandangan-pandangannya' di masa perang melalui serentetan penyiar, yang
kebanyakan mereka bukan dari kalangan profesional, merupakan kepentingan
tersendiri pula. Demikian pula radio Amerika semakin berpaling pada para
sukarelawan dari luar profesi itu, suatu kelompok yang kritis dalam propaganda
demokrasi, suatu propaganda di mana Hollywood unggul.
Perang memberikan suatu keharusan yang penting namun tidak biasa dari
mana orang dapat memperhatikan aspek-aspek penyiaran, persis sebagaimana
yang dilakukan orang untuk suatu survei perubahan teknologi, misalnya, radar
dan roket. Suatu perang kata-kata digelar antara tahun 1939-1945, dan sama
banyaknya baik di negara-negara demokratis maupun di negara-negara totaliter.
Mikrofon lalu menjadi senjata yang hebat; digunakan pada tahun 1930-an oleh
Hitler (1889-1945) dan Goebbels (1897-1945), pengelola mesin propaganda
2 6 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Nazi, dan juga jauh sebelum itu di Uni Soviet. Persis pada pameran radio Nazi
yang pertama tahun 1933, Goebbels, yang telah terlibat dalam penghancuran
kebebasan pers, menyatakan dengan lantang bahwa radio bagi abad ke-20
sama artinya dengan pers pada abad ke-19. Dalam suatu rapat umum partai
yang luar biasa besar di Nuremberg, mikrofon diperlakukan sebagai sebuah
megafon - sebagaimana di Uni Soviet baik di lapangan dan gedung-gedung
pemerintah.
Radio kabel juga disenangi karena dapat dikendalikan, dan pesawat radio
rakyat, yang telah diproduksi pada akhir tahun 1930-an, menjauhkan radio dari
negara-negara lain. Akan tetapi, baik Lenin (1870-1924) maupun Stalin (1879-
1953), yang pamflet-pamflet dikeluarkan atas nama mereka, muncul sebagai
penyiar yang aktif, dan acara Soviet itu membosankan, dipenuhi oleh statistik
yang meragukan dan mengemukakan seruannya kepada para aktivis partai. Pers
diawasi dengan ketat. Di Amerika Serikat, di mana pers itu pada umumnya
bermusuhan dengan Roosevelt (1882-1945), maka Presiden itu menggunakan
mikrofon dalam bentuk yang sangat berbeda dalam 'obrolannya di dekat
perapian', sambil berusaha untuk menjadikan para pendengarnya merasa bahwa
ia hadir di rumah mereka sendiri. Radio digunakannya bukan untuk ini saja.
Delapan obrolannya hanya 8 persen saja dari pidato-pidato radionya antara
tahun 1933-1936: salah satu daripadanya pada suatu hari libur diperdengarkan
pada 64 persen dari radio Amerika.
Namun, tidak pernah ada penggunaan radio ini yang merupakan bagian
dari pengalaman Inggris, sehingga berkenaan dengan perpindahan dari damai
ke perang, di mana dalam tahun-tahun pertama dari sejarahnya, BBC diminta
pemerintah untuk tidak terlibat dalam segala bentuk siaran yang kontroversial,
BBC harus menyesuaikan tatanannya dan kebijakannya lebih daripada organisasi
siaran manapun. Akan tetapi, rentang pembuatan acaranya sebelum perang
jauh lebih luas daripada di negara manapun, terutama sekali Amerika Serikat,
dan ia mempertahankan keuntungan ini ketika dan setelah perang itu. Dalam
transmisinya di luar negeri, ia terus dengan bangga menyiarkan 'kebenaran'.
Dalam penyusunan acara domestiknya sekarang ini, BBC telah meninggalkan
banyak dari apa yang tadinya dianggap fundamental dalam tahun-tahun
pertamanya, misalnya suatu pola penyiaran yang khusus di hari Minggu, dan
keengganan untuk menyiarkan terlalu banyak 'musik pop'.
Pada permulaan perang, karena mematuhi pemerintah, BBC hanya
menyiarkan satu acara tunggal saja, namun mulai bulan Januari 1940, ia
meluncurkan suatu Program Angkatan Bersenjata sebagai alternatif Siaran Dalam
267
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 6 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
269
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Tidak ada tanda-tanda dari kebijakan seperti itu di radio Amerika: jaringan
penyiaran tetap dikendalikan dengan ketat, meskipun Kementerian Peperangan
Amerika Serikat memiliki jaringannya sendiri dengan 1.800 saluran ke luar pada
tahun 1944. Demikian pula di Uni Soviet ketika perang, tidak dilakukan upaya-
upaya untuk merancang acara-acara yang menjadikan orang santai. Pers cetak
Soviet 'berlomba-lomba dengan senapan mesin dan altileri sebagai senjata
perang', sedangkan para penyair, novelis dan penulis lagu turut dikerahkan untuk
tujuan itu. Stalin menggunakan kata 'brothers and sisters' dalam pidato radionya
yang pertama tanggal 3 Juli 1941, dan beberapa minggu kemudian, dibuat sebuah
acara radio yang penting: membacakan surat-surat dari pria dan wanita yang
berada di front pertempuran. Setelah perang, terlihat ada tekanan lebih besar
pada 'budaya', yang ditentukan dan diawasi dari atas oleh Andrei Zhdanov dan
rekan-rekannya.
Dalam memperhatikan pengalaman Amerika dan Rusia serta Inggris, adalah
perlu untuk pergi kembali ke permulaan, dan di Inggris, Reith, yang untuk
beberapa lamanya menjadi Menteri Penerangan, dapat menggabungkan sejarah
pribadi dengan sejarah kelembagaan saat ia menoleh kembali ke belakang.
Sebagai orang Skotlandia yang profesinya adalah insinyur, anak dari seorang
pendeta, maka Reith baru berumur 33 di tahun 1922, ketika ia diangkat sebagai
General Manager the British Broadcasting Corporation, sebuah perusahaan
komersial dengan dividen terbatas - suatu hal yang tak dapat dibayangkan di
Amerika Serikat - dan menduduki jabatan itu sebelum menjadi Direktur Jenderal
dari British Broadcasting Corporation yang baru. Dialah yang melakukan
perubahan struktur BBC pada tahun 1927 dalam suatu Piagam Kerajaan [Royal
Charter], yang menyatakan bahwa BBC diharuskan memberikan informasi,
hiburan dan pendidikan, dan bahwa BBC harus diperintah oleh sebuah Dewan
Pimpinan [Board] yang terdiri dari lima orang gubernur yang ditunjuk oleh
Kerajaan untuk jangka waktu lima tahun berdasarkan rekomendasi perdana
menteri. Para Gubernur ini hanyalah pengawas [trustees], bukan manajer, karena
telah menjadi keyakinan Reith, lebih dari sekedar opini saja, bahwa pengelolaan
siaran harus berada di tangan para penyiar itu sendiri, terlepas dari pemerintah
maupun kalangan bisnis.
Pengertian 'mengatur' BBC akan ditafsirkan secara berbeda-beda di masa
depan, baik di waktu perang dan damai, oleh berbagai Dewan Pimpinan dan
oleh masing-masing gubernur, namun filsafat pertanggung-jawaban sosial Reith
tetap hidup di Rumah Siaran itu lama setelah ia meninggalkan BBC tahun 1938.
Gagasan-gagasannya itu dikemukakan dalam salah satu buku yang paling
2 7 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Reith memiliki perasaan misi yang kuat. Menggunakan siaran hanya sebagai
media hiburan, menurut dia, sama artinya dengan 'melacur'. Ia tak ingin
memberikan kepada orang hanya 'apa yang mereka inginkan saja'. BBC harus
membuat standard. 'Ia harus membawa ke sebanyak mungkin rumah-tangga
... apa yang terbaik dalam setiap pengetahuan, upaya dan pencapaian manusia.'
Di sini terdapat lebih dari sekedar apa yang telah disinggung Matthew Arnold,
meskipun mungkin Reith tidak menyadarinya. Baginya, dengan kata-katanya
sendiri, 'memelihara suatu nada moral yang tinggi' adalah 'jelas sekali [perhatikan
kata keterangan itu] merupakan kepentingan kita yang luar-biasa'. Ia tidak
pernah menggunakan kata 'media massa' atau 'komunikasi massa'.
Monopoli adalah alat yang alami untuk mencapai misi Reith itu, bahkan
suatu monopoli yang 'kasar'— ia pilih sendiri kata-sifat itu beberapa tahun
kemudian - karena hanya sebuah monopolilah yang mampu menantang hukum
budaya Gresham yang menyatakan bahwa yang jahat mencampakkan yang baik.
Apa yang baik dan yang buruk itu tentu saja adalah masalah argumentasi. Bahkan
ketika itu, pendirian Reith, yang menolak untuk mencari 'denominator bersama
yang paling rendah', tampak bersifat otoriter di mata para pengeritiknya, dan
dengan berlalunya waktu ia tampak kaku dan akhirnya tidak dapat digunakan.
2 7 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Namun ia mendapat dukungan resmi dan tidak resmi, sebagaimana yang telah
dilakukan pertahanan Vail terhadap monopoli AT&T di Amerika serikat (lihat
hlm. 184). Dalam bulan Agustus 1922, seorang pemimpin Manchester
Guardian menegaskan, sebelum ditunjuknya Reith, bahwa 'siaran radio itu
dibanding dengan semua lapangan pekerjaan adalah salah satu yang paling jelas
tidak dapat dilakukan monopoli', dan 12 tahun kemudian, berdasarkan
pengalaman, maka The Times mengamati bahwa ia telah memutuskan dengan
bijaksana sekali 'untuk mempercayakan siaran di negeri ini kepada sebuah
organisasi tunggal dengan suatu monopoli yang bebas dan dengan layanan publik
sebagai motif utamanya'.
Lebih dekat kepada masalah itu, Crawford Committee, yang resmi ditunjuk
tahun 1926 untuk menyelidiki masa-depan siaran Inggris, setuju dengan garis
pemikiran Reith bahwa monopoli BBC adalah lebih masalah misi ketimbang
sekedar masalah teknologi - yaitu menanggulangi frekuensi yang jarang terdapat.
Meskipun mengakui bahwa 'gelombang khusus atau layanan alternatif' dapat
memberikan jalan keluar bagi apa yang dinamakannya 'dilema program' - ketika
itu hanya ada satu program saja - namun Committee itu percaya bahwa mereka
'tidak akan pernah diarahkan untuk memenuhi kebutuhan kelompok pendengar
tertentu saja, bagaimanapun juga besarnya, yang menekankan program-program
usang dan biasa-biasa saja'. Putusannya untuk mendirikan suatu korporasi publik
dengan Royal Charter disambut oleh seorang sosialis Fabian W. A. Robson
sebagai 'suatu penemuan dalam bidang ilmu sosial yang tidak kurang hebatnya
daripada penemuan transmisi radio dalam bidang ilmu alam'.
Pada tahun 1927, ketika Komisi Radio Federal didirikan di Amerika
Serikat untuk menangani masalah penyiaran, maka pada pertama kali ia
dimaksudkan untuk hanya bersifat sementara. Radio Amerika sangat berbeda
dalam bentuknya dibanding radio Inggris. Radio Amerika terutama adalah alat
hiburan, berita hanya menempati tempat kedua, demikian pula, sikapnya sangat
berbeda baik terhadap siaran agama maupun siaran politik (termasuk pemilihan
umum). Tahun 1930, terdapat kira-kira 14 juta pesawat radio di Amerika, dan
itu hanya permulaan saja, dalam menghadapi suatu latar-belakang depresi, dari
'masa keemasannya' ketika radio, di atas segalanya, adalah sebuah media massa.
Stasiun setempat mungkin memberikan kisah rakyat di masa depan, sebagaimana
satu generasi kemudian ketika tulisan Garrison Keillor, PrairieHome
Companion, yang pada mulanya merupakan sebuah program di Radio
Minnesota, disiarkan secara nasional, namun jaringan nasional itu tetap dikontrol.
272
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Gambar 23. John Reith, arsitek BBC, ditampilkan dalam banyak gambar kartun,
salah satunya 'Punch1 dimana ia digambarkan sebagai Prospero. (Majalah intern
BBC diberi nama "Ariel": "pulau kecil yang penuh dengan musik, berita dan tegur
sapa yang manis yang memberi kesegaran'. Gambar kartun ini menunjukkan dia
berada di luar gedung BBC yang baru.
2 7 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 7 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
sendiri: yang terletak antara suatu koeksistensi layanan publik yang tidak mudah
dan siaran komersial. NHK (Nippon Hoso Kyokai) di Jepang, sebelum dan
sesudah perang, dengan Dewan Gubernurnya, tampak paling dekat kepada model
BBC. Ia didirikan tahun 1926, tergantung pada uang lisensi, namun berbeda
dengan BBC, ia dikendalikan oleh pemerintah yang diperketat bahkan sebelum
invasi Jepang ke Manchuria tahun 1931, ketika jumlah para pemegang lisensi
telah mencapai sejuta. Terdapat tekanan sebelum dan sesudah perang Jepang
dengan Cina tahun 1937 untuk memusatkan diri pada siaran-siaran yang akan
menyanjung 'jiwa nasionalisme', termasuk siaran-siaran 'theme of the day' yang
menyiarkan lagu-lagu nasional, lagu-lagu patriotik, dan seruan kepada rakyat
untuk menundukkan diri ke arah istana Kaisar. Ironis sekali, Perang Dunia II
berakhir dengan sebuah siaran yang belum pernah ada tandingannya oleh Kaisar
Hirohito (1901-1989), yang sedikit sekali para pendengar yang paham, karena
ia berbicara dengan bahasa istana formal yang tinggi itu.
Setelah Jepang diduduki, maka status NHK sebagai suatu 'badan hukum'
dipertegas di dalam Radio and Broadcasting Law Act tahun 1950, yang
dimaksudkan untuk menjamin kebebasan menyatakan pendapat dalam penyiaran
radio; dan baru setelah tanggal itulah NHK menghadapi persaingan dari penyiar-
penyiar komersial, yang kebanyakan mereka berhubungan dengan surat-kabar.
Demikian pula, pada waktu negara Jerman diduduki Sekutu - dan dalam
kasusnya dibagi-bagi - bahwa kerangka sistem penyiaran setelah perang
ditentukan baginya oleh dua kekuatan pendudukan yang sangat berbeda. Di
Eropa Timur, fungsi utama radio (dan kemudian juga televisi) sekarang ditentukan
sebagai 'pembentukan kesadaran negara sosialis': sistem Soviet menjadi
modelnya, sebagaimana juga di Eropa Tengah. Di Jerman Barat yang federal,
berlaku sistem siaran radio yang sangat didesentralisir pasca tahun 1945,
umumnya di bawah pengaruh Inggris, dengan sembilan stasiun penyiaran undang-
undang publik regional, yang masing-masing menyajikan tiga program radio
yang berbeda.
Mungkin tidak akan ada 'pendengar yang luas' dalam keadaan seperti
itu, namun terdapat pula unsur-unsur lain yang berbeda sejak permulaan di Jerman.
Kecurigaan terhadap penyiaran radio dari pihak pers, yang didominasi oleh
kepentingan finansial yang kuat, terutama diwakili oleh kelompok Springer, yang
berbasis di Hamburg dan Berlin, membatasi inovasi dalam penyiaran; dan adanya
para pendengar limpahan di Timur - dan kemudian juga pemirsa - adalah suatu
kenyataan penting dari segi politik sebelum penyatuan kembali Jerman tahun
1989. Pasar massal diserahkan kepada pers. Pasal kelima dalam Undang-
2 7 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Undang Dasar negara Jerman yang baru secara khusus menjadikan pers bebas
sebagai salah satu unsur inti dalam konstitusi, namun ia tidak meramalkan
kemenangan-kemenangan kelompok Springer: Build-Zeitung (Picture Post)
terjual empat-juta copy setiap harinya. Di Italia, lebih sedikit jumlah surat-kabar
yang dijual kepada jumlah penduduk yang lebih kecil dibanding dengan negara
Eropa manapun (tahun 1975,99 per 1000 dibandingkan 441 di Inggris), namun
surat-kabar adalah lembaga penting yang diakui. Ada pula sebuah mingguan
massal, Oggi, di samping Paris Match. Badan penyiaran Italia, RAI,
Radiotelevisione Italiano, telah mempromosikan kebijakan menjadikan sebagai
sasarannya suatu publik Italia yang bersatu, tetapi ia seringkah dikompromikan
oleh campur-tangan politik secara terbuka.
Apapun juga negaranya, rezimnya, badan pengelolanya maupun masanya,
raison d'etre dari semua broadcasting adalah menyajikan program-program
kepada sidang pendengar besar yang tidak terlihat. Karena berbagai alasan,
yang umumnya bersifat historis, maka berbagai negara, yang menggunakan
teknologi yang sama tidak mengemukakan rentangan program yang sama atau
dengan cara yang sama, namun dalam semuanya itu ada suatu pembagian tugas
secara operasional, betapapun sederhananya, sebagaimana dalam industri film.
Segala jenis pembuatan program 'studio', di samping yang bersifat tidak resmi,
adalah berkaitan dengan dikembangkannya para penulis script rekaman tape
magnetik yang telah dipelopori di Jerman (sampai script itu pada umumnya
dihapus); para produsen, yang biasanya bekerja di balik dinding kaca; para
presenter, yang bekerja di depan mereka semua; dan pemain, yang tidak semua
mereka itu mesti merupakan kaum profesional penuh waktu. Demikian pula,
para insinyur selalu berada di belakang layar, dan sampai ke mana 'penyiaran
ke luar' itu diperlukan para pendengar di negara-negara lain, tidak akan mungkin
terjadi tanpa adanya mereka.
Di Amerika Serikat, di mana sejak semula broadcasting telah
diintegrasikan ke dalam sistem bisnis, terdapat suatu pembagian tugas,
sebagaimana dalam pers, antara di satu pihak pembuat-program dan penyaji
program dari segala jenisnya (yang sering merupakan orang yang paling tinggi
gajinya dibanding yang lain-lain - 'kaum selebritis') dan di pihak lain, para penjual
yang mengumpulkan hasil periklanan. Tidak dapat dihindari bahwa dalam proses
itu sistem penentuan rating suatu program dikembangkan yang semakin lama
semakin canggih dibandingkan dengan pembuatan program itu sendiri. Para
sponsor akan mengukur secara statistik dampak dari pembuatan jadwal program
radio yang mereka nantinya akan dipakai mengukur para pemirsa program televisi
2 7 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
(di waktu puncak dan di waktu bukan-puncak), dan hal ini umumnya akan
menentukan tagihan ongkos yang akan mereka tawarkan.
BBC ala Reithian menghindari rating sebagai pedoman kebijakan, dan
tidak melakukan suatu penelitian atas pendengarnya sendiri sampai tahun 1937.
Namun pada tahun 1945, ia telah mengembangkan suatu sistem internal canggih
yang mempertimbangkan program-program tertentu, juga jumlah pendengarnya.
The A. C. Nielsen Company di Amerika Serikat, yang didirikan pada tahun
1923, yang telah membuat mesin ukuran langsung pertama, the Audimeter, tahun
1941, telah merancang apa yang nantinya diterima sebagai angka rating. Pada
waktu berpaling kepada televisi tahun 19S0, A.C. Nielsen menjadi sebuah
lembaga yang sekokoh badan-badan iklan yang telah mendahului timbulnya
penyiaran dan yang seringkah menata kampanye radio, kemudian kampanye
televisi, yang sangat mahal itu. Badan-badan itu, yang telah mengembangkan
suatu bahasa pasar, menjadi sasaran dari proses konsentrasi perusahaan radio
(dan kemudian juga perusahaan televisi).
Di Inggris, di mana tidak ada yang monolitik tentang proses broadcasting,
terlihat ada pembagian tugas yang jelas di antara orang-orang itu, apakah 'kreatif'
atau tidak, yang secara langsung terlibat dalam pembuatan program dan orang
yang mengurus keuangannya. Akan tetapi garis ini dapat saja diseberangi. Bagi
seorang yang paling fasih di kalangan para administrator yang kreatif itu, Huw
Wheldon, yang ikut dengan BBC tahun 1952, BBC adalah 'jumlah dari program-
programnya, tidak lebih tidak kurang'. Pola program-program yang baginya
sudah pasti mencakup program seni, tidak pernah pasti, meski ada juga program
yang direncanakan pada waktu yang sama setiap minggunya, beberapa di antara
dengan masa tayang yang sangat lama: banyak pendengar tidak menginginkannya
mati, dan apabila dibuang, hal itu biasanya terjadi di tengah-tengah silang
pendapat.
Ramalan cuaca dimasukkan dalam daftar program di Inggris relatif lebih
cepat, tanggal 26 Maret 1923. Di Swiss yang bergunung-gunung itu, merupakan
target penjualan utama bagi pesawat radio. Peristiwa olahraga populer di banyak
negara, namun pada pertama kali sukar untuk diatur karena tidak adanya
keijasama dari pihak yang mempunyai kepentingan dalam olahraga itu: di Inggris,
Derby pertama 'yang disiarkan langsung lewat komentar pandangan mata' teijadi
tanggal 6 Juni 1923. Program agama disiarkan setiap hari, dan minggu itu diakhiri
dengan suatu Epilogue keagamaan dan sebuah Amin yang panjang. Di negara-
negara Katolik Roma terdapat perbedaan pendapat tentang apakah Misa itu
harus disiarkan atau tidak. Radio Vatican mengembangkan gaya tenangnya
277
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 7 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
279
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Gambar 24. Radio tansistor mengubah kehidupan di pantai dan di padang pasir
yang sebelumnya tidak ada apa-apa. Radio dapat dibawa ke mana saja dan
harganya murah, sebuah asset kunci dalam sejarah media (seperti handphone
dewasa ini).Transistor sendiri punya sejarah lebih besar, dan merupakan penemuan
kunci dalam pengembangan komputer.
2 8 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
2 8 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
282
Informasi, Pendidikan, Hiburan
2 8 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Inggris dan Amerika Serikat, atau juga antara Inggris dan Kanada. Musik menjadi
nomor tiga. Terdapat akses yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap
musik klasik, dan jumlah orang yang mendengarkannya bertambah dengan besar
sekali: gramofon dan radio telah saling berkaitan. Sebuah stasiun radio Inggris
yang komersial, Classic FM (1992) membuktikan hal itu setelah BBC kehilangan
monopolinya. Dalam pada itu, latar-belakang musik mencakup muzak - 'wali
paper for the ears' - merupakan suatu gejala yang baru di semua negara.
Dengan melihat kepada segi-tiga hiburan, pendidikan dan informasi, maka
hiburan sudah pasti berubah sifat setelah datangnya siaran suara ke dalam rumah-
tangga, meskipun tidak sedramatis seperti tahun 1980-an dan 1990-an. Sinema
biasanya merupakan daya-tarik populer alternatif dengan 'Lima Besar'
mendominasi baik produksi maupun distribusinya - Metro-Goldwyn Mayer,
Paramount, Warner Brothers, RKO dan Twentieth Century Fox - dengan para
kolumnis yang disindikatkan dalam surat-kabar yang menyiarkan (dan kadang
menggeritik) bintang-bintang layar lebar. Piala Oscar, yang pertama kali
diselenggarakan tahun 1927 oleh the American Academy of Motion Picture,
Arts and Sciences, selalu merupakan sebuah peristiwa media. Publisitas radio
tidak pernah mencapai daya-tarik seperti itu. Mengenai pendidikan, peranan
edukatif siaran radio, seperti siaran televisi, lebih besar daripada peranan
pendidikan formalnya, meskipun di Inggris BBC memusatkan perhatian baik
dengan sekolah maupun dengan pendidikan orang dewasa hampir sejak awal,
dan konsep 'Talk' sebagai suatu bentuk kesenian, yang terbatas panjangnya
dan ditulis dengan hati-hati sekali, yang terasa aneh bagi para pendengar Prancis
dan pendengar Amerika, punya asal-usulnya dalam pendidikan orang dewasa.
Siaran nasional pertama ke sekolah-sekolah di Inggris terjadi dalam bulan
April 1924, dan pada tahun 1939 telah ada suatu aparatus yang rinci dari siaran
sekolah yang diatur oleh Central Council for Schools Broadcasting, yang telah
banyak berbuat untuk menjadikan sekolah itu hidup dan bertahan ketika Perang
Dunia II. Di penghujung perang itu terdapat pula suatu sistem Forces Educational
Broadcasting, yang sungguh-sungguh didukung oleh the Adjutant General of the
Army. Skema itu baru dibuatkan tahap-tahapnya pada tahun 1952 ketika
dimulainya sebuah 'Further Education Experiment'. Baik skema Forces itu
maupun the Experiment memusatkan perhatiannya pada penelitian tentang
kecerdasan: berapa banyak siaran yang benar-benar dipahami? Jawabannya
lebih sedikit daripada yang disadari oleh orang-orang yang menghasilkannya.
Akan tetapi, broadcasting tak pernah hanya merupakan cara transmisi
saja, karena sebagaimana dikemukakan oleh para sejarawan, ia sekurang-
2 8 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
2 8 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Era Televisi
Siaran radio di kedua sisi Atlantik dan di banyak tempat lain di dunia, terlepas
dari polanya, telah menjadi demikian mantap pada pertengahan tahun 1930-an,
sehingga tidak mudah bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya - baik sebagai
pemilik, manajer, presenter atau pemain - untuk memutuskan bagaimana televisi
dengan pra-sejarahnya yang panjang itu dapat diintegrasikan ke dalamnya (lihat
hlm. 216). Lagi pula, meskipun ada sejumlah kecil pendukung yang berdedikasi,
namun situasi ekonomi di setiap tempat tidak kondusif untuk perkembangan
yang cepat Di Amerika Serikat, yang sepantasnya menjadi model, maka tahun-
tahun pertama dekade sebelum New Deal Amerika itu adalah tahun-tahun depresi
ketika pertumbuhan bahkan dalam penjualan mobil-mobil pun terancam.
Meskipun Samoff telah mempekerjakan Zworykin (lihat hlm. 214), namun
selalu kata 'eksperimen' yang menonjol ketika televisi disebutkan di tahun 1930-
an, sebagaimana masih demikian di Inggris. Ketika dekade yang berakhir dengan
perang itu hampir selesai, maka televisi dipertontonkan kepada umum di Pameran
Dunia New York tahun 1939 di mana Roosevelt berbicara: bahkan telah ada
sebuah 'Television Hall of Fame'. Tetapi baru pada tahun 1941, tahun ketika
Amerika Serikat ikut dalam perang, maka NBC dan CBS, yang amat
bermusuhan, memulai siaran televisi secara terbatas namun terencana di New
York. Tetapi bukanlah salah satu dari dua jaringan itu, melainkan seorang
pendatang baru yang ambisius tanpa basis radio, DuMont Laboratories, di
mana Paramount Pictures adalah salah satu investornya, yang melanjutkan
program televisi di sepanjang perang. Samoff dan William Paley, pendiri CBS,
sedang bepergian dalam layanan yang berhubungan dengan media namun tidak
ikut dalam pertempuran, dan jaringan ketiga, ABC, yang pindah ke televisi tahun
1943, menanggung begitu banyak masalah keuangan sehingga tidak bisa
mengambil peran inisiator yang efektif.
2 8 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
287
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 8 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Semenjak saat itu, beberapa progran kreatif itu telah hilang. Inilah yang
menjadi keluhan Gilbert Seldes tahun 19S0, yang pernah menjabat sebagai salah
seorang direktur CBS ketika perang, dan yang mengamati dengan penuh
perhatian di tahun 1950-an, bagaimana Hollywood dengan cepat sekali datang
kembali sebagai dirinya sendiri dengan persyaratan-persyaratan baru. Ketika
itu Amerika Serikat telah mentelevisikan lebih banyak film (termasuk film-film
lama) ketimbang gambar-gambar hidup, termasuk film-film cowboy seperti
Gunsmoke, yang diputar selama dua-puluh tahun, dan Dysneyland. Warner
Brothers merupakan penyedia utama: ABC, dengan seorang presiden baru yang
memiliki koneksi Hollywood, adalah pembeli utamanya. Dan sebuah generasi
baru 'orang-orang bebas' menghasilkan film-film bermodal murahan yang jika
berhasil maka ia akan mendapatkan keuntungan cukup besar apabila dimainkan
di sinema. On the Waterfront (1948), dengan Marlon Brando, adalah salah
satu di antaranya. Beberapa dari produser itu, seperti Otto Preminger, berani
melanggar pantangan Hollywood.
Bahan pokok program televisi Amerika j auh lebih seragam. Ia mencakup
pertunjukan permainan, seperti Beat the Clock, kuis - hal ini segera menimbulkan
masalah etika - dan opera sabun. Salah satu program yang paling terkenal,
tidak hanya di Amerika Serikat saja, adalah I Love Lucy (1957). Ed Sullivan
Show yang lama masa putarnya di CBS 'dipercepat' pada tahun 1948 dalam
upaya menandingi Milton Berne di NBC. 'Televisi sama dengan radio secepat
yang dapat dilakukannya: yaitu menuju hiburan,' demikian kata editor Courier-
Journal di Louisville Februari 1956.
Tidak semua perusahaan siaran yang non-Amerika ingin bergerak ke arah
itu, karena tidak melakukannya secepat stasiun TV Amerika. Demikian pula
para pembuat film Italia yang sedang berada di puncak kreativitas mereka dalam
tahun-tahun pasca-perang yang sulit itu. Di Inggris, BBC yang beroperasi di
sebuah negara yang lagi tidak makmur ekonominya dan harus berhemat, memakai
sebuah strategi yang berbeda ketika ia mempercayakan diri kepada George
Barnes (1904-1960), seorang penyiar yang terlatih, yang lebih suka mengarahkan
program radionya yang bernama Third Programme ketimbang mengurus sebuah
studio televisi, dan ia maju terus dari menjadi kepala televisi menjadi kepala
sebuah universitas baru. William Haley, Direktur-Jenderal BBC setelah perang,
merasa gelisah tentang media itu sendiri, meskipun BBC-lah yang telah merintis
layanan televisi secara teratur setelah perang namun kecil ruang-lingkupnya pada
tahun 1936 (lihat hlm. 217). Kemudian setelah tujuh tahun Perang Dunia II
pecah, televisi 405-garis dikembalikan pada bulan Juni 1946- film kartun Disney
289
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
yang terhenti pada tahun 1939 merupakan acara pertamanya - dinamakan suatu
'resurrection [kebangkitan kembali'].
Jumlah lisensi televisi di Inggris baru mencapai 14.560 buah di akhir bulan
Maret 1947, namun angka sejuta dicapai pada akhir tahun 1951, dengan
mayoritas penonton kalangan kelompok berpenghasilan rendah: sebuah survei
BBC memperlihatkan bahwa 70 persen dari para penontonnya tidak melanjutkan
sekolahnya di atas umur lima-belas tahun. Pertama-tama dikemukakan bahwa
antena televisi merupakan lambang status, yang dipasang agar dilihat orang, namun
tidak lama setelah itu tidak kira-kira lagi jumlah penontonnya. Hal ini menjadi
mungkin di sebagian besar wilayah Skotlandia, Wales, dan Inggris bagian utara
pada tahun 1952. Ketika itu telah terdapat potensi penonton secara massal.
Sebuah dorongan besar untuk menontonnya adalah peristiwa Penobatan
Ratu Elizabeth II, yang benar-benar terjadi 'di depan mata rakyat', pada tahun
1953. Dikatakan bahwa kira-kira 20 juta orang menontonnya. (Juga terdapat
jumlah penonton Amerika yang amat besar, yang dipasok dengan film yang dikirim
melalui udara.) Dengan memperhatikan bahwa hanya kira-kira lebih sedikit
daripada dua-juta lisensi televisi Inggris yang telah dikeluarkan ketika itu, maka
sejumlah besar orang sudah pasti menontonnya di luar rumah, sebagian dari
mereka menontonnya di sinema dan di tempat umum. Komentatornya, Richard
Dimbleby (1913-1965), telah terkenal bagi para pendengar radio ketika perang,
dan secara alami pindah ke televisi, dan menjadi lebih terkenal lagi sebagai
presenter Panorama, salah satu program informasi BBC yang terkemuka,
pertama kali disiarkan persis pada saat Penobatan itu.
Jumlah lisensi untuk radio telah mencapai puncaknya tiga tahun sebelumnya
di tahun 1950 (11.819.190), dan berkurang menjadi di bawah 9.5 juta tahun
1955 ketika jumlah gabungan lisensi radio dan televisi lebih dari 4.5 juta. Itu
adalah tahun ketika Parlemen, setelah perdebatan yang berlarut-larut dan
seringkah sengit, mengambil kembali monopoli BBC. Dalam sebuah Conservative
White Paper tahun 1952, salah satu dari keseluruhan serial White Papers tentang
siaran, yang kemudian digambarkan sebagai sebuah persyaratan 'Trojan Horse'
memperlihatkan hasilnya pada tahun 1955: 'dalam bidang pertelevisian yang
semakin bertambah meluas, hams dibuat sebuah persyaratan untuk mengizinkan
unsur-unsur persaingan tertentu bila kebutuhan akan sumber-daya modal yang
ada sekarang ini diperlukan untuk tujuan kepentingan nasional yang lebih besar
memungkinkan hal ini'.
Dari dalam BBC itulah muncul orang yang akan memainkan peranan
penting dalam mematahkan monopoli. Norman Collins (1907-1982), yang pada
2 9 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
suatu saat menjadi Kepala Light Programme dan Televisi BBC, menciptakan
sebuah Popular Television Association dalam bulan Juli 1953, yang mendapatkan
dukungan The Economist, yang editornya mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang tampaknya sederhana, yang sering ditanyakan di Amerika Serikat dan di
Eropa benua, 'Kenapa siaran TV harus diperlakukan secara berbeda dibanding
perlakuan terhadap media-media lain, termasuk pers?' Asosiasi itu beroperasi
dengan cara yang berbeda dari sebuah kelompok penekan, dengan kampanye
menentang monopoli BBC dengan cara-cara populis. Salah seorang anggotanya
menyerang BBC karena 'menjadikan orang berpikir secara tidak bermalu, dan
dari sana tidak jauh jaraknya menyatakan kepada mereka apa yang harus
dipikirkan'.
Orang Amerika, yang lupa ditambahkan sebagai juru kampanye itu, tidak
pernah mengizinkan hal itu, namun saluran baru pesaing televisi asal Inggris tidak
diperlengkapi dengan cara-cara Amerika. Bahkan untuk banyak orang -
termasuk para pengamat Prancis, yang memusuhi segala yang berbau Anglo-
Saxon baik tentang bahasa maupun budayanya - maka Amerika berfungsi
sebagai suatu pemberi peringatan lebih daripada sebuah contoh, sebagaimana
pernah dilakukannya pada tahun-tahun pertama radio (lihat hlm. 197). Para
kritikus Inggris juga memiliki perasaan ancaman itu, dan ketika perusahaan
komersial yang berbasis regional digambarkan sebagai perusahaan 'bebas'
(beberapa di antaranya dengan kepentingan pers), diberikan hak suaranya, maka
semuanya itu ditempatkan di dalam orbit sebuah ITA (Independent Television
Authority), yang didirikan dengan Undang-Undang Parlemen tahun 1954. Kata
'otoritas' mengemuka dalam namanya. ITA itulah yang akan mengendalikan
periklanan yang menjadi tempat pergantungan penghasilan perusahaan-
perusahaan itu, dengan jalan membatasinya pada iklan yang pendek-pendek
saja dan ditempatkan di antara program-program. Semuanya ini tidak akan
disponsori oleh perusahaan-perusahaan. Akan tetapi 'jeda iklan [commercial
break]', kini telah menjadi suatu pengalaman menonton orang Inggris.
Persaingan dalam televisi Inggris bermuara pada keuntungan keuangan
para produser dan pelaku televisi serta serentetan organisasi luar, terutama dalam
olahraga, pada saat makin tajamnya persaingan di dalam BBC sendiri antara
kaum profesional yang bekerja di televisi, yang banyak di antara mereka itu
masih muda, dan mereka yang bekerja di radio. Bagi Anthony Jay, seorang
anggota tim televisi BBC yang merupakan perintis program populer Tonight
yang tidak bernaskah, yang diperkenalkan pada tahun 1957, 'Kinerja BBC
2 9 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
makin baik lebih banyak karena persaingan di dalam dirinya sendiri ...
dibandingkan dengan persaingan langsung dengan ITA'.
Majunya televisi bebas sudah pasti memberikan vitalitas baru pada cara
Inggris menyajikan berita. Sampai waktu itu, penyajian berita lebih unggul
daripada di Amerika Serikat, di mana Walter Cronkite telah lama menduduki
sebuah karier yang berhasil, dan bahkan juga, berkuasa. Ia adalah seorang
profesional yang sesungguhnya, dan di Inggris, seperti halnya di Amerika Serikat,
suatu perasaan profesionalisme di kedua cabang siaran itu telah semakin kuat di
tahun 1960-an dan 1970-an.
Melalui keterampilan profesional dan kebijakan kelembagaan, BBC
mampu mempertahankan keuntungan persaingan dalam olahraga (Grandstand,
1958) dan dalam komedi. 'Sitcom' [komedi situasi] Inggris jauh lebih populer
dari serial drama, meskipun beberapa dari serial drama itu menawan para
penonton di dalam dan di luar negeri: Forsyte Saga John Galsworthy, yang
dilihat di New York dan Washington, juga ditonton di Moskow. Half Hour
Hancock, yang pindah dari radio ke televisi dalam bulan Juli 1956 dan diputar
terus sampai tahun 1961, terpusat pada seorang ahli komedi yang jenius, Tony
Handcock (1924-1968), seorang penghibur yang dilahirkan: salah satu
programnya yang diingat orang adalah mengenai 'radio amatir'. Serial televisi
BBC lain yang berhasil, Z Cars (1962), memusatkan perhatian pada polisi gaya
baru, yang menyajikan sesuatu yang berbeda sekali dengan Dixon of Dock
Green, yang berkenaan dengan para anggota polisi gaya lama yang sedang
melakukan patroli.
Dalam program-program seperti ini - 'yang memantulkan pembahan' -
BBC, dengan Dirjen yang baru, Sir Hugh Greene (1910-1987) yang waspada
meski kontroversial, yang mulai memimpin tahun 1960, telah menanggapi situasi
sosial yang baru dan pembahan kelembagaan tahun 1960-an secara lebih
imajinatif daripada pemsahaan komersial. Namun tidak segala sesuatu yang
mengiringinya direncanakan untuk mendapatkan hasil ini. Program Dr. Who
(1963), yang melalui demikian banyak perubahan sebagai 'pangeran waktu'
yang menjadi ciri-khasnya, dimulai sebagai sebuah program anak-anak, akhirnya
menjadi sebuah kultus, sama seperti Star Trek di Amerika Serikat, yang berhasil
pindah dari televisi ke sinema dan tetap hidup ketika hilang kedudukannya yang
asli.
BBC telah pergi lebih jauh daripada Amerika Serikat ketika memper-
kenalkan satire. That Was The Week That Was, TW3 (1962), adalah sebuah
program yang mengejek semua lembaga dan semua orang yang berkuasa,
292
Informasi, Pendidikan, Hiburan
2 9 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
dan radio, dan bukannya perbedaan antara BBC dan ITA (sekarang telah diberi
nama kembali, setelah perkembangan radio komersial setempat, IBA) yang mulai
menonjol - sekurang-kurangnya di mata para komentator yang cerdas dan bagi
Direktur Jenderal IBA, Sir Brian Young, seorang mantan penilik sebuah sekolah
umum. Para gubernur, bahkan ketua gubernurnya, sekarang ini dipindahkan
dari sebuah lembaga kepada lembaga lain, dan personalia profesional dapat
bergerak bebas di antaranya. Demikian pula acara dapat dimulai di sebuah
saluran dan pindah kepada yang lain. Satu-satunya perbedaan utama adalah
dalam pendanaan. BBC tidak menerima iklan: namun perusahaan-perusahaan
menerimanya. BBC tergantung pada suatu pembayaran lisensi: sedangkan
perusahaan-perusahaan itu didorong oleh laba.
Kedua belah pihak menyesuaikan diri pada situasi yang berubah, termasuk
datangnya televisi berwarna tahun 1967, jauh lebih kemudian dibandingkan
Amerika Serikat, dan diperkenalkannya sebuah lisensi berwarna terpisah dan
lebih mahal pada tahun 1968. Untuk suatu jangka waktu hal itu dapat menopang
keuangan BBC. Sistem siaran publik umum di negara-negara yang demikian
beragamnya seperti Kanada dan Portugal harus menghadapi pemotongan yang
serius. Semakin lama, sistem broadcasting itu menjadi 'campuran', dengan
layanan publik dan perusahaan komersial beijalan berdampingan, namun tidak
pernah di dalam kerangka kelembagaan yang sama sebagaimana di Inggris.
Terdapat pula upaya-upaya di Amerika Serikat untuk menuliskan kembali
Undang-Undang Komunikasi tahun 1934, yang semuanya itu tidak berhasil.
Perbedaan besar terlihat antara Inggris dan Amerika Serikat, di mana
jaringannya kuat sekali. Demikian pula jangkauannya. Setelah pasar televisi
domestik mereka mencapai suatu titik kejenuhan pada pertengahan tahun 1950-
an, maka kepentingan televisi Amerika yang kuat sekali mulai memandang ke
luar negeri. Bulan Februari 1955, terdapat 36 juta pesawat TV di Amerika
Serikat dan hanya 4,8 juta di seluruh Eropa dan 4,5 juta daripadanya terdapat
di Inggris. Ledakannya hampir terjadi; dan pada pertengahan tahun 1960-an
terdapat stasiun-stasiun televisi di lebih dari 90 negara. Para pemirsa di seluruh
dunia sekarang mencapai lebih dari 750 juta orang.
Pada pertengahan tahun 1950-an CBS telah memiliki afiliasinya di Havana,
Mexico City, Puerto Rico dan 20 kota di Kanada, dan di luar Eropalah televisi
komersial gaya Amerika, yang bertekad menyajikan hiburan yang dipercayai
diingini para pemirsanya, serta menjauhkan diri dari segala yang menimbulkan
serangan politik, telah tersebar dengan mudah. Tahun 1966, Wilson P. Dizard,
dalam sebuah buku yang bebas dari gaya bahasa tertentu dan bebas dari hal-hal
2 9 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
2 9 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
2 9 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
tidak dapat bertahan lama. Tahun 1978 terdapat tidak kurang dari 506 stasiun
televisi setempat dan 2.275 stasiun radio. Terdapat lebih banyak stasiun per
orang dibanding di Amerika Serikat. Sepuluh tahun kemudian. Pengadilan di
Spanyol juga membuat putusan serupa, dengan mencatat bahwa karena konstitusi
itu diam tentang masalah siaran, maka tidak ada struktur yang dilarang secara
terus-terang. Prinsip konstitusional kebebasan berbicara dinyatakan mencakup
prinsip kebebasan siaran, suatu pandangan yang tidak dikenal di Amerika Serikat
di mana telegraf, telepon, radio dan televisi beroperasi di bawah prinsip-prinsip
hukum yang berbeda dari penerbitan.
Akan tetapi skenario Italia, yang terus berkembang, tidak dicontoh di
Spanyol. Tahun 1980 Silvio Berlusconi memulai sebuah saluran yang mirip
nasional, yaitu Canale 5, yang terus membeli saluran-saluran Italia yang lain pada
tahun 1983 dan 1984. Perusahaan bisnisnya, Fininvest, sekarang ini menguasai
tiga saluran dibanding tiga buah yang dimiliki RAI, sebuah situasi monopoli dua
perusahaan saja, yang diperbolehkan undang-undang pada tahun 1990. Namun,
RAI tetap bertahan hidup, termasuk saat kejatuhan dua partai politik Italia yang
utama, yaitu Demokrat Kristen dan Sosialis dan dipilihnya Berlusconi sebagai
perdana menteri tahun 2001.
Di Inggris, pemerintahan partai Buruh telah memprediksikan pada tahun
1974 sebuah laporan tentang Masa-Depan Siaran oleh sebuah panitia yang
dikepalai oleh Noel Annan (1916-2000). Ketika melaporkan tahun 1977, ia
menolak rencana yang dikemukakan Partai Buruh, termasuk pembentukan
sebuah Dewan dan Komisi Siaran Nasional dan dipecahnya BBC; dan tahun
1980, pemerintahan Konservatif pertama yang dikepalai Margaret Thatcher,
dengan memperhitungkan rekomendasi-rekomendasinya, memutuskan untuk
memperkenalkan sebuah Saluran 4 yang baru, yang berada di luar pengawasan
IBA, tetapi mengandalkan untuk sebagian dari pendapatannya pada iklan. Ia
menugaskan acara-acaranya pada para produsen bebas, yang sedang
berkembang subur jumlahnya dan akan makin bertambah lagi, bukan
membuatnya sendiri. Segera Saluran 4 membuktikan dirinya merupakan sebuah
lembaga yang sangat inovatif, yang mampu menarik acara-acara dari luar negeri
sama seperti dari Inggris sendiri, dan beberapa dari orang-orang bebas baru
Inggris itu, dengan bidang spesialisasinya, adalah sangat kreatif, yang pada
waktunya merupakan suatu sektor baru dengan kepentingan seberang lautan
dan juga kepentingan Inggris sendiri.
Annan telah membuat banyak dari keragaman suara itu dan tidak adanya
konsensus moral di Inggris pada permulaan tahun 1970-an. Akan tetapi di
297
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Prancis, di mana terdapat kiri dan kanan yang kuat, Pampidou menyatakan
pada tahun 1970 bahwa menjadi seorang wartawan di ORTF adalah 'tidak
sama dengan menjadi wartawan di tempat lain': ORTF adalah 'suara Prancis'.
ORTF baru Giscard d'Estaing tidak dapat memenuhi harapan tersebut. Siaran
itu tetap dengan kukuhnya berada di tangan pemerintah, sehingga setelah
terpilihnya seorang presiden sosialis, Frangois Mitterand, tahun 1981, semua
direktur senior pada televisi Prancis diberhentikan dan digantikan oleh orang-
orang sosialis.
Sebuah studi komisi baru, yang ditunjuk untuk memulai sebuah program
reformasi di Prancis, merekomendasikan sebuah Otoritas Tinggi bagi Media
Audiovisual, baik yang lama maupun yang baru, dan perubahan-perubahan dalam
alokasi di berbagai sektor program itu. Dalam undang-undang selanjutnya yang
didasarkan atasnya, bahasa monopoli telah ditinggalkan, namun terdapat titik
berat yang lebih kuat pada layanan publik. Hanya sebuah otoritas publik saja
yang berhak, demikian ditegaskan, untuk mengambil putusan tentang program
radio dan televisi 'bagi rakyat Prancis'. Kalimat-kalimat itu tetap bertahan,
sebagaimana juga dalam perundang-undangan reformasi siaran di negara-negara
lain. Akan tetapi tidak ada persyaratan-persyaratan keuangan, dan terdapat
banyak keragu-raguan dalam bagian-bagian tentang struktur.
Ketika televisi berkembang, sehingga meninggalkan sejumlah kecil negara
saja seperti Tanzania dan Guyana yang berada di luar jangkauan - kedua-duanya
dengan pilihan - terdapat pula beberapa negara yang di mana hanya satu suara
saja yang boleh diperdengarkan dan hanya sejumlah kecil wajah yang
mendapatkan hak khusus untuk muncul di layar kaca. Di Thailand, peraturan
televisi resmi menetapkan tahun 1965 bahwa tujuan pertama siaran TV adalah
'(a) meningkatkan kebijakan nasional dan kepentingan bersama di bidang politik,
militer, ekonomi dan kesejahteraan sosial, (b) meningkatkan loyalitas waiganegara
kepada negara, agama dan raja, (c) meningkatkan persatuan dan kerjasama
bersama antara tentara dan rakyat dan (d) mengundang warganegara menghadapi
dan menentang musuh, termasuk ajaran-ajaran yang berbahaya bagi keamanan
bangsa.'
2 9 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
299
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Banyak dari kritik ini sekarang sudah basi. Namun anehnya sebagian
darinya terdengar masih hangat. TV Guide Amerika, majalah laris yang sangat
populer di tahun 1960-an, merupakan sumber yang berharga. Bagi banyak
kritikus, televisi tetap merupakan sebuah badan yang reduktif, yang melecehkan
berita dan juga program lain; namun bagi kritikus lain, ia merupakan suatu tenaga
negatif, yang tidak hanya merusak berita namun juga merusak masalah yang
terdapat di belakangnya. McLuhan tidak begitu banyak dikutip di tahun 1980-
an dibanding keadaan satu generasi sebelumnya. Bagi Neil Postman, yang
menulis di tahun 1986, kita sekarang ini sedang 'amat menghibur diri sendiri'.
Namun jika semacam itu seluruh keadaan televisi, maka tidak akan terjadi
demikian banyak perdebatan sebagaimana yang terjadi di banyak negara tentang
kesopanan, bahasa, seks, kekerasan dan selera, atau standar atau kode etik
yang berhubungannya dengannya. Juga hukum tidak akan ditonjolkan, terutama
sekali di Amerika Serikat. Sebagaimana telah kita lihat, di sana siaran sejak dari
semula telah diperlakukan secara sangat berbeda dari cetakan, dan televisi kabel,
ketika ia tiba (lihat hlm. 362), diperlakukan berbeda dari jaringan televisi, tidak
hanya di pengadilan tetapi juga oleh FCC. Kebanyakan tindakan hukum berasal
dari sana. Baik di dalam maupun di luar pengadilan, banyak perdebatan itu
berpusat pada peran keluarga, sebuah lembaga yang selalu berubah, tentangnya
bahkan lebih sukar lagi untuk mencapai kesepakatan atau juga membuat kaidah
umum dibandingkan televisi itu sendiri. Mudah untuk mengatakan bahwa anak-
anak perlu dijaga ketika televisi telah masuk ke rumah, namun gagasan tentang
bagaimana menjaga mereka mungkin malahan memecah-belah keluarga.
Masalah hukum memang rumit sekali, dan kerumitan itu semakin bertambah
dengan datangnya kabel dan pada akhirnya Internet. Perdebatan tentang
pengaruh televisi terhadap anak-anak dibuka oleh Hilde Himmelweit dalam
bukunya Television and the Child, yang terbit dengan bantuan Nuffield
Foundation tahun 1958, yang juga memperhatikan pengaruh televisi terhadap
perilaku sosial dan politik para remaja dan orang dewasa, termasuk protes yang
berbentuk kekerasan. Amerika Serikat banyak memberikan kontribusinya
kepada kedua jenis perdebatan itu. Tidak ada kesepakatan pendapat tentang
dua masalah itu, meskipun ada tuntutan umum untuk 'melakukan sesuatu' dan
dihasilkan banyak sekali penelitian empiris. Pada umumnya menjaga anak-anak
telah diberi perhatian lebih besar ketimbang mendidik mereka, pemberian label
kandungan dan sistem peringkat pun pernah diusulkan dan dilaksanakan, juga
telah diperkenalkan zone waktu, di dalamnya jenis program tertentu tidak akan
disiarkan, dan baru-baru ini saja telah dibuat pula peralatan penyaringan teknis.
3 0 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Masalah serupa juga timbul di dalam film. Bahkan sejak tahun 1919,
sebuah majalah berkala yang sekarang tidak terbit lagi, Education, mengeluhkan
'kecenderungan anak-anak mencontoh tindakan-tindakan berani yang dilihatnya
di layar kaca', dengan mencontohnya 'tidak terbatas pada anak-anak saja, tetapi
juga (mencakup) para remaja dan orang dewasa'. Kode Produksi Hay mulai
berlaku tahun 1931, dan sebuah kode MPAA (Motion Picture Asociation of
America) yang baru pada tahun 1968. Di dalam rumah-tangga, ada tanggapan
yang berbeda-beda. Tanggapan yang terakhir bersifat teknologis, diciptakannya
Violence Chip (V-Chip), sebuah alat elektronik yang direkayasa di Kanada,
yang dapat dipasang di dalam pesawat televisi untuk menentukan program televisi
yang dianggap tidak sesuai oleh orangtua. Kaum politikus mengambil alat ini
untuk tujuan mereka sendiri dan dalam sebuah Communications Decency Act
1996 [Undang-Undang Kesopanan Komunikasi tahun 1996], Kongres
memerintahkan bahwa chip seperti itu harus dipasang di setiap pesawat televisi
yang dijual di Amerika Serikat. Mahkamah Agung membatalkan Undang-
Undang itu tahun 1997 karena bertentangan dengan Konstitusi dengan alasan
bahwa ketentuan-ketentuannya membatasi kebebasan berbicara.
Contoh tindakan Amerika yang paling terkenal untuk menggunakan televisi
secara positif untuk kepentingan anak-anak berasal dari satu generasi sebelumnya
sebelum Children's Television Act of 1990 kepada Children's Television
Workshops [Lokakarya Televisi Anak-Anak] yang digelar atas bantuan Nuffield
Foundation, yang telah membuat film serial Sesame Street, yang dimulai tahun
1969. Sebuah produksi komersial, yang sengaja direkayasa untuk menghibur
dan mendidik, dengan mengajar anak-anak pra-sekolah untuk membaca, maka
program itu tergantung pada keijasama dan kolaborasi tim yang sempa dengan
apa yang terjadi di bidang akademik di Universitas Terbuka. Dalam masa
hidupnya yang panjang itu, ia telah dipertunjukkan di 140 negara di seluruh
dunia dan telah menjadi model bagi program-program seperti Plaza Sesamo di
Meksiko, V?la Sesamo di Brazil, Sesamestraat di Belanda dan Iftah Ya Simsin
di Kuwait, sedangkan dalam pada itu 'mungkin merupakan sebuah serial yang
paling banyak diteliti dalam sejarah televisi'.
Namun, TV juga telah menimbulkan tidak kurang banyak kontroversi di
samping kegairahan, terutama di negara-negara yang mempunyai sikap yang
berbeda terhadap anak-anak ketimbang di Amerika Serikat, dan tidak ingin
untuk memperlakukannya sebagai konsumen komersial. Adalah menyegarkan
untuk berpaling kepada kesederhanaan buku Inggris berkulit tipis Dr Maire
Messenger tahun 1989 Television is Good for Your Kids, yang buku itu sendiri
3 0 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
302
Informasi, Pendidikan, Hiburan
3 0 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 0 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
3 0 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
(1970), sebuah terjemahan dari suatu manifesto dalam bahasa Prancis, yang
terbit tahun 1967, dengan sedikit bukti empiris yang mendukungnya,
mengemukakan argumentasi bahwa dalam masyarakat di mana 'terdapat kondisi-
kondisi produksi modern, maka seluruh kehidupan menyatakan diri sebagai
suatu akumulasi tontonan (spectacle) yang luar biasa. Segala sesuatu yang hidup
telah langsung berpindah ke dalam suatu representasi.' Dengan demikian,
tontonan itu telah menjadi dunia. Observasi itu harus dipertentangkan dengan
ucapan sederhana seorang penulis Amerika tentang televisi, Richard Adler, yang
mengatakan bahwa 'layar kaca yang kecil itu dengan hebat sekali telah membatasi
efektivitas tontonan'.
Baudrillard, yang menganggap pandangan McLuhan bahwa 'the medium
is the message [media itulah yang menjadi pesan]' merupakan 'formula kunci
dari masa simulasi itu', berpaling kepada televisi sebagai medium satu-satunya
dari 'simulasi elektronik', dengan menunjuk kepada 'terleburnya televisi ke dalam
kehidupan [dan] terleburnya kehidupan ke dalam televisi'. Dari suatu tradisi
yang berbeda, Bourdieu, dalam buku Television yang pendek, sangat padat,
dan terjual sebagai buku laris, yang terbit di Prancis tahun 1996 dan di Amerika
Serikat tahun 1998, hanya sekali saja menyebutkan Debord, sedang Baudrillard
tidak menyebutnya sama sekali. Ini merupakan hal biasa di kalangan para penulis
tentang media yang lebih menyukai permainan sejajar daripada saling merujuk
satu dengan yang lain. Dalam pada itu, para editor jurnal Inggris Media, Culture
and Society, yang diluncurkan tahun 1977, melakukan suatu upaya yang berani
untuk menjaga agar ilmu-pengetahuan media Inggris tetap berhubungan dengan
teori di benua Eropa.
Pada saat para gurubesar universitas Prancis mulai membicarakan
media pada akhir dekade 1960-an dengan perbedaan pandangan yang tajam,
maka para mahasiswa yang terlibat dalam les evenement tahun 1968 di
Paris sedang belajar, seperti para demontran HAM di Amerika, melalui
pengalaman, bukan lewat penelitian, bagaimana cara menggunakan televisi
agar mereka dilihat dan suara mereka didengar. Sudah pasti bahwa mereka
umumnya diserang dalam surat pembaca di surat-kabar, yang tidak begitu
mendapat perhatian dari para ilmuwan media, dibandingkan dengan acara
obrolan (talk shows) di radio dan di televisi. Apakah televisi, demikian para
pengeritik bertanya, demikian menggoncang mereka sehingga menjadikan
mereka bertingkah-laku dalam suatu cara yang tidak bisa lain kecuali
seandainya tidak ada 'Layar Kecil, Dunia Besar' itu? Orang-orang yang
3 0 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
307
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Dinamika Perubahan
3 0 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
bentuk yang salah, tidak ada bedanya dari kantor paspor setempat': 'kejemuan
adalah pesannya'. Dan di Filipina, seorang pastor Jesuit menyatakan bahwa
Presiden Marcos telah menyembah media 'sebagai berhala', 'sama halnya
dengan orang lain percaya kepada Tuhan.'
Seorang Jepang yang dikatakan telah berucap bahwa ketagihan akan
televisi telah mengubah jutaan orang di negaranya menjadi orang-orang dungu
dapat dijadikan sebagai bagian dari bukti sebuah jajak pendapat tahun 1982.
Ketika orang Amerika dan orang Jepang ditanya apakah satu-satunya barang
yang akan mereka bawa ke sebuah pulau yang tak berpenghuni (dari jenis
yang telah dipetakan oleh Sue Lawley dalam program radio Inggris Desert
Island Discs), lebih dari 36 persen orang Jepang memilih televisi, sedangkan
orang Amerika hanya 4 persen saja. Ketika itu, anak-anak yang berumur
dua-tahun di Jepang rata-rata menonton tiga jam, tiga-puluh satu menit sehari,
baik sendirian maupun ditemani ibu.
Kebanyakan dari buku Wheen itu dikhususkan untuk program khusus
saja, seperti komidi bersambung yang berdurasi panjang, seperti Coronation
Street dari Granada (1960), dan kepada cara menangani kejadian-kejadian
khusus oleh televisi, dalam siaran fakta, fiksi, atau 'kelompok orang', di
mana yang mengemuka di antaranya adalah film dokumenter tentang peristiwa
perang. Sejak tahun-tahun pertama televisi setelah perang, Perang Dingin
telah menjadi latar belakangnya, dan pengaruhnya dapat mengilhamkan
propaganda dan menimbulkan hiburan. Demikian pula keadaannya dengan
Perang Dunia II. Di Inggris, Dad's Army (1968) kembali padanya,
sebagaimana dengan banyak program Inggris, suatu kesibukan yang
mengganggu para kritikus Jerman. World at War (1982) yang disiarkan
Thames Television diciptakan oleh Jeremy Isaacs, yang menjadi Direktur
pertama Saluran 4 dan seorang pengeritik yang keras terhadap Bad News
yang dikeluarkan the Glasgow Media Group. Perang Dunia I telah
merupakan tema sebuah serial yang terdiri dari 26 episode, yang ditata
secara bersama oleh the BBC, the Canadian Broadcasting Corporation dan
the Australian Broadcasting Commission, berdasarkan kenangan dari lebih
dari 50.000 orang yang masih hidup, dalam suatu cara yang tidak mungkin
dalam abad lalu.
Vietnam, sebuah perang berlarut-larut dengan tahap-tahapnya yang
berbeda-beda, adalah perang pertama yang diperlihatkan, meski secara
selektif, di layar kaca, walaupun film dokumenter televisi yang menarik telah
dibuat tentang perang-perang sebelumnya, dan sebuah komedi situasi Amerika
309
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
yang berhasil M*A*S*H (1972), yang berlangsung sampai 251 episode dan
baru ditutup pada tahun 1983, dibuat ketika Perang Korea.
Di Amerika Serikat, perjuangan hak-hak sipil [civil rights] menyeruak
melalui penayangannya di televisi. Pembunuhan Martin Luther King tahun
1968 tertangkap di layar kaca, akan tetapi pembunuhan Kennedy pertama
kali hanya disiarkan melalui suara saja - oleh Walter Cronkite - sebelum
akhirnya disiarkan gambar televisinya. (Kemudian diikuti oleh sebuah serial
televisi Inggris, yang dibeli oleh Amerika Serikat). Terorisme merupakan
tema utama dalam banyak keadaan, baik untuk film sinema maupun untuk
televisi. Demikian pula dengan ruang angkasa. Para pejabat NASA pada
pertama kali agak risih menggunakan televisi, namun karena alasan politik
juga alasan televisual, mereka segera mengubah pendirian. Ketika John
Glen terbang ke orbit tahun 1962, penduduk Amerika Serikat dan dunia
melihat ia diluncurkan ke angkasa; dan tujuh tahun kemudian gambar-gambar
pertama dari bulan merupakan sebuah pendahuluan dari apa yang dielu-
elukan sebagai 'pertunjukan terbesar dalam sejarah pertelevisian' - yaitu
pendaratan Apollo XI. Peristiwa itu dilihat oleh 125 juta orang Amerika
dan 723 juta orang lain di seluruh dunia. Hal ini merupakan peristiwa ilmiah
dan teknologi, juga suatu peristiwa media.
Hiburan, yang pada akhirnya terkait secara tak terpisahkan dari berita
dan olahraga, memiliki peristiwa pentingnya sendiri, yang seringkah diingat
di televisi dan di film. Secara khusus sebuah program Amerika, Dallas
(1979), 'siaran hiburan yang paling terkenal', juga merupakan sebuah subyek
penelitian sosiologis pada banyak universitas. Terkait secara dramatis dengan
seks, kekayaan, kekuasaan, dan keluarga, secara tidak dapat tertahankan
semua kombinasi itu mau mengatakan bahwa Texas yang merupakan
'kawasan-matahari' [sun-belt] 'tidak ada hubungannya' dengan dunia sama
seperti yang telah terjadi dengan Barat yang Liar [Wild West] dahulu kala,
ia diperlihatkan, seringkah dalam bentuk yang kaku, pada lebih dari 90 negara
dengan berbagai jenis pemerintahan politiknya. Dalam pada itu, suatu
program komedi Inggris yang amat berbeda jenisnya, Monty Python's
Flying Circus (1969), dengan daya tariknya yang lebih besar daripada daya
tarik Goon Show di radio yang sama, juga telah menarik perhatian para
pendengar di seluruh dunia. Ia menggunakan animasi dan dipenuhi oleh hal-
hal yang mustahil, persis sebagaimana ketika serial televisi itu diperpanjang
menjadi film. Till Death Do Us Apart (1966), yang ketika itu merupakan
jenis dari program komedi, meski pada intinya bersifat Inggris, telah
3 1 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
3 1 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
orang Amerika setiap harinya telah tersedot untuk menonton televisi pada
pertengahan tahun 1960-an ketika Harry J. Skornia menerbitkan sebuah
buku yang mendapat sambutan baik, yang juga mendapat pujian McLuhan,
Television and Society: an Inquest and Agenda for Improvement.
Apakah mendidik itu harus diperlakukan sebagai sebuah tugas
tersendiri, yang dibuat terpisah dalam saluran tertentu atau dalam organisasi
siaran tersendiri? Ada banyak jawaban yang berbeda. Jepang memper-
kenalkan sebuah saluran NHK yang seluruhnya dikhususkan untuk televisi
pendidikan tahun 1957. Inggris mengambil jalan lain dan menggabungkan
pendidikan itu ke dalam program umum. Gagasan mengadakan sebuah
saluran pendidikan yang terpisah didukung oleh perusahan-perusahaan
televisi bebas, tetapi ditentang oleh the Pilkington Committee. Adalah 'televisi
bebas', bukan BBC, yang memulai sebuah layanan televisi untuk sekolah-
sekolah dalam pembuatan program regulernya, namun pada tahun 1964 Ketua
baru dari the Schools Broadcasting Council, Sir Charles Carter, the Vice-
Chancellor of Lancaster, sebuah universitas baru, mendorong dengan
menghadapkan banyak pendapat guru-guru sekolah yang saling bertentangan
yang mengatakan bahwa televisi 'membuka kesempatan' yang 'sama
menggairahkannya dengan apa saja semenjak kedatangan buku cetakan
dengan harga murah'.
Di Amerika Serikat, the FCC telah menyediakan lebih dari 200 stasiun
radio untuk siaran pendidikan pada tahun 1952, namun banyak daripadanya
tidak memiliki keuangan yang cukup dan tidak akan mampu berfungsi tanpa
bantuan dari the Ford Foundation yang mendukung sebuah NET (National
Education Television) untuk menghasilkan program siaran. Badan-badan
lain juga memberikan bantuannya. The Ford Foundation juga telah memulai
rencana-rencana perintis pendidikan baik yang formal maupun non-formal
di Amerika Latin, India dan Afrika. Demikian pula dengan CETO, sebuah
organisasi Inggris, the Council for Educational Television, yang didanai the
Nuffield Foundation.
Situasi Amerika berubah ketika pada tahun 1967 sebuah komisi yang
didirikan oleh the Carnegie Corporation mengusulkan diciptakannya sebuah
Corporation for Public Broadcasting dan the Ford Foundation mengucurkan
dana untuk PBS (public broadcasting system) Amerika, dengan jumlah dana
yang sangat terbatas, yang menyibukkan diri sama banyak dalam memberikan
informasi dan pendidikan, namun tidak seluruhnya mengesampingkan hiburan,
di mana sebagian dari acara hiburan itu berupa impor drama dari Inggris.
312
Informasi, Pendidikan, Hiburan
3 1 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 1 4
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Dalam pernyataan ini, yang belum lagi mencakup ungkapan 'lingkungan media',
semua media saling berhubungan, dan UNESCO diberi peran khusus - yaitu
menentukan standarnya.
Lucu sekali bahwa sebuah negara, Iran, yang setelah kejatuhan Shah
tahun 1979 akan menyatakan nilai-nilai Islam dalam menghadapi modernisasi,
pernah dahulunya merupakan pusat studi-studi pembangunan dan peranan
yang mungkin bisa dimainkan media dalam proses pembangunan. Tajuk
rencana pertama dalam majalah Communications and Development
Review, yang muncul tahun 1977 dengan editornya Majid Teheranian,
berjudul 'Communications and Development: the Changing Paradigms', dan
ini diiringi oleh sebuah laporan wawancara mendalam dengan Daniel Lehner.
Artikelnya berjudul 'Modernity and Modernization as Analytical Concepts:
An Obituary'.
Pindah dari Teheran ke Paris, di mana, juga lucu sekali, orang yang
mengambil alih kekuasaan setelah Shah digulingkan, Ayatullah Khomeini, hidup
dalam pengasingan, maka Sidang Umum UNESCO ke-17 tahun 1972, satu
tahun sebelum krisis minyak internasional secara efektif menutup tahun 1960-
an, telah menyetujui sebuah 'Declaration of Guiding Principles on the Use of
Space Broadcasting for the Free Flow of Information, the Spread of Education
and Greater Cultural Exchange'. Deklarasi itu menegaskan-sejak awal Amerika
Serikat sudah menganggapnya bersifat membatasi - bahwa kedaulatan budaya
dan pengawasan internasional mengenai tepatnya siaran berita adalah penting.
Tidak kurang dari 55 negara menerima Deklarasi itu, dan hanya 7 negara saja,
termasuk Amerika Serikat, menentang, serta 22 negara abstain, di antaranya
Uni Soviet
Tuntutan terhadap 'kedaulatan budaya' itu merupakan sebuah protes
terhadap 'imperialisme budaya', sebuah konsep yang dikembangkan di Amerika
Serikat oleh para akademisi seperti Herbert Schiller, yang juga (1976)
menggunakan ungkapan 'dominasi budaya'. Di Amerika Latin, di mana
imperialisme budaya itu berada di pusat studi media dan komunikasi, televisi
komersial merupakan sasaran serangan yang empuk. Menurut kata-kata keras
dari delegasi Chile kepada sebuah Kelompok Kerja PBB, televisi komersial
yang saling bersaing itu, 'yang merendahkan standar hidup dan memberikan
sampah budaya massa', merupakan 'sumber keprihatinan bagi para pakar
pendidikan, sosiolog, statistikus kita, dan bagi semua kita yang ikut-serta dalam
suatu kebijakan budaya yang berusaha untuk memuliakan masyarakat, bukan
merendahkan mereka'.
3 1 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Informasi yang tidak seimbang adalah keluhan yang juga sering muncul,
yang semakin bertambah berat bagi kalangan pakar statistik, di antara mereka
itu para pakar komunikasi Skandinavia seperti Karle Nordenstreng, mengumpul-
kan rincian 'arus'. Di saat itu pakar geografi memainkan peran lebih besar
dalam penelitian komunikasi, dengan mempelajari jalur-jalur arus informasi dan
memperbandingkan dengan jalur-jalur perdagangan di masa dahulu. Bagi mereka,
televisi tampak merupakan 'jalan satu jurusan', kiasan yang amat bersahaja.
Statistik yang rinci tentang 'arus' itu, baik arus berita hiburan, dan penguraiannya,
telah menjadi sasaran kritik tajam, namun titik umum mengenai peranan Dunia
Ketiga yang lebih rendah, adalah sederhana. Demikian pula dengan pernyataan-
pernyataan tentang 'dampak telekomunikasi terhadap daerah pedesaan dan
sumbangannya yang mungkin ada bagi perkembangan daerah pedesaan itu'.
Di tahun 1960-an, hanya seperempat dari berita yang dikirim dengan kawat
oleh empat kantor berita Barat (AFB, AP, Reuters dan UPI) berasal dari atau
berkenaan dengan negara berkembang, meski penduduknya hampir 'dua pertiga
dari seluruh umat manusia'. Lagi pula, sebagian kritikus, yang paling berpengaruh
di kalangan mereka berorientasi Marxis, menunjukkan, menurut garis-garis Bad
News, bahwa kebanyakan berita yang berkenaan dengan Dunia Ketiga bersifat
negatif: hanya berhubungan dengan masalah bencana, persekongkolan politik
dan militer, kekurangan gizi dan kelaparan. Keluhan itu kemudian berpindah
kepada serangan terhadap satelit siaran langsung (lihat hlm. 361), yang dilihat
sebagai sebuah ancaman terhadap identitas budaya, dan terhadap distribusi
frekuensi pada spektrum radio, yang masih tetap dianggap sebagai sebuah sumber
komunikasi yang langka.
Spektrum itu bukan masalah bagi UNESCO, tetapi masalah bagi WARC
(the World Administrative Radio Conference), yang diorganisasikan oleh ITU
(the International Telecommunications Union), yang dulu hanya memperhatikan
masalah-masalah teknis saja. Sekarang kebijakan komunikasi telah mendominasi
agenda konferensinya. Ini merupakan pindahnya kepentingan ITU dalam sejarah
yang dalam sebuah Konferensi di Nairobi tahun 1982, mendirikan sebuah
Independent Commission for Worldwide Telecommunications Development di
bawah pemimpin seorang mantan diplomat Inggris, Sir Donald Maitland.
Anggotanya yang berjumlah 16 orang itu, antara lain mencakup, sebagai Wakil
Ketuanya, Menteri Penerangan dan Telekomunikasi Kosta Rika, Ketua Dewan
Penasehat Perdana Menteri India untuk Komisi Perencanaan, dan seorang
mantan Ketua AT&T.
3 1 6
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Sementara terdapat 600 juta telpon di dunia pada tahun 1982, setengah
dari penduduk dunia hidup di negara-negara yang secara bersama mempunyai
kurang dari sepuluh juta telepon; dan dalam lima pertemuannya, Komisi itu
menjabarkan tidak hanya segala implikasi situasi timpang ini, tetapi juga
'kemajuan-kemajuan dramatis dalam teknologi telekomunikasi yang sedang terjadi
[ketika itu]'. Laporan Komisi itu, The Missing Link, tahun 1984, mengemukakan
masalah-masalah yang seringkah muncul di tahun 1980-an namun semenjak itu
tidak ditindaklanjuti, bahwa 'teknologi yang tepat bagi sebuah negara Dunia
Ketiga [mungkin] lebih maju daripada norma yang ada' dan bahwa suatu 'strategi
perencanaan loncatan kodok' akan bekerja.
Sebelum diterbitkannya The Missing Link, UNESCO telah menunjuk
sebuah komisi lain, juga dalam pertemuan di Nairobi, yaitu Sidang Umumnya
yang ke-19 tahun 1976, ketika sebuah resolusi yang sangat diperdebatkan
diterima. Ini mencakup apa yang bagi banyak negara 'maju' — yaitu Pasal XII
- diserang karena sangat tidak disukai, karena bahasanya yang mengatakan
bahwa 'Negara bertanggung-jawab atas aktivitas dalam bidang internasional
semua media massa yang berada di bawah kekuasaannya.' Komisi baru itu,
yang diketuai oleh seorang politikus Irlandia, Sean McBride, diberi tugas, yang
dengan tepat sekali dijelaskannya sebagai, 'sebuah tugas yang tidak ringan' untuk
menyelidiki 'keseluruhan masalah komunikasi dalam masyarakat modem'.
Anggotanya mencakup McLuhan, novelis Kolumbia Garda Marquez,
seorang wartawan Jepang terkenal, Michio Nagai, dan Direktur Jenderal kantor
berita Soviet TASS. Mereka semua setuju tentang pentingnya 'untuk mendekati
komunikasi secara global', akan tetapi, sebelum mereka ditunjuk pun, menjadi
jelas bahwa dalam kondisi Perang Dingin mereka tidak memiliki harapan untuk
mendapatkan dukungan universal bagi setiap rekomendasi yang mungkin mereka
buat. Pada tahun 1977, terlihat perbedaan tajam dalam pendekatan antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet yang semakin jelas lagi di dalam Konferensi
Helsinki tentang Hak-Hak Asasi Manusia, dan ketika laporan Komisi itu, Many
Voices, One World, muncul tahun 1980, maka rekomendasi-rekomendasinya
dengan cepat menghilang ke dalam sejarah. Memang, bangsa-bangsa non-
Blok sendiri terpelah-belah setelah Indira Gandhi menindas kebebasan pers di
akhir dari masa pemerintahannya yang panjang sebagai perdana menteri India
antara tahun 1966-1977.
Ketika pada tahun 1978 Sidang Umum UNESCO yang ke-20
memutuskan sebuah 'Declaration of Fundamental Principles concerning the
Contributions of the Mass Media to Strengthening Peace and International
317
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 1 8
Informasi, Pendidikan, Hiburan
dan 680 juta pesawat televisi, bersama dengan jutaan stasiun kerja komputer.
Pool hanya memiliki sedikit yang akan dikatakan tentang hiburan atau ancaman
terhadap budaya-budaya lokal dari budaya yang telah diseragamkan itu, meski
ia menyambut baik 'akhir kelangkaan spektrum' dengan datangnya 'era elek-
tronika yang melimpah'. Akan terdapat pilihan media yang lebih banyak lagi.
Adalah kejutan dan masalah sebuah 'masyarakat informasi', yang ditopang
oleh komunikasi baru, yang tidak mirip dengan 'ekonomi informasi', itulah yang
telah menjadikan istilah itu salah satu dari yang paling akrab dari semua label
abad ke-20. Bahkan ia mungkin menyatakan bahwa sebuah berkat yang bersifat
McLuhanesque telah diberikan kepadanya. Dalam buku Understanding Media
(1964), McLuhan menulis bahwa 'dalam era elektronik kita melihat diri kita
semakin tenggelam dalam bentuk informasi, dengan bergerak ke arah perluasan
kesadaran secara teknologis'.
Masyarakat Informasi
Sekali lagi, pada akhir abad ke-20, sama halnya dengan yang terjadi pada
abad ke-16, bahasa Prancislah yang menjadi kendaraan konsep-konsep yang
diperluas hingga mencapai perubahannya melalui kata 'informatique' dan
'informatisation' yang mempengaruhi tidak hanya cara berpikir dan merasa
tentang komunikasi tetapi juga prosedur dan putusan para pengusaha serta
kebijakan pemerintah. Ada hubungan yang jelas dalam bahasa Prancis antara
istilah-istilah ini dan komputerisasi. Memang, sebuah teks Prancis oleh Simon
Nora, Inspektur-Jenderal Keuangan, dan Alain Mine, yang menyanjung
masyarakat informasi sebagai peradaban yang paling tinggi, punya implikasi
kebijakan yang langsung bagi pemerintahan Prancis, dan dinamakan dalam
teijemahan Inggrisnya (1980) The Computerization of Society. Ia telah ditulis
oleh Nora sebagai sebuah laporan untuk Presiden Prancis, Giscard d'Estaing,
dengan judul L 'Informatisation de la Societe.
Akan tetapi terdapat pula kekuatan-kekuatan lain yang berada di belakang
perubahan-perubahan bahasa. Dalam ilmu biologi, ditemukannya DNA
(deoxyribonucleic acid) - penemuan utama dalam tahun 1960-an - sebagai
pembawa informasi genetika memberikan suatu dorongan bam kepada apa yang
dinamakan sebuah 'paradigma informasi'. Informasi dianggap prinsip yang
mengatur hidup itu sendiri. Kode genetika adalah kode yang sesungguhnya,
dan transmisi sekarang menjadi cara yang paling disenangi untuk memperhatikan
segala bentuk informasi.
Kata 'paradigma' itu sendiri merupakan sebuah kata yang tidak biasa
yang dengan cepat sekali masuk ke dalam bahasa umum. Hal ini mengikuti
sukses luar biasa dari buku Amerika oleh Thomas S. Kuhn, The Structure of
Scientific Revolutions, yang terjual hampir 600.000 copy antara saat pertama
kali ia diterbitkan tahun 1964 hingga tahun 1984, yaitu tahun kehancuran
komunikasi yang dikemukakan novelis George Orwell. Dalam kenyataannya,
tahun 1984 adalah suatu tahun formatif, ketika pola komunikasi, yang secara
khusus menanggapi teknologi yang baru itu, terbukti amat berbeda dari apa
yang telah disketsakan Orwell lima-puluh tahun sebelumnya.
Sebuah arus yang berbeda, yang lebih pada perkembangan konsep sebuah
masyarakat informasi, terikat bukan dengan perkembangan teknologi biologi
atau informasi, akan tetapi dengan perkembangan ekonomi dan sosiologi (dengan
politik yang jarang sekali absen). Pakar sosiologi Amerika Daniel Bell yang
sadar akan karya temannya orang Amerika, yaitu pakar ekonomi Fritz Machlup,
ketika ia menerbitkan bukunya The Coming of Post Industrial Society, a
Venture in Social Forecasting (1974), di mana ia memusatkan perhatian pada
3 2 0
Informasi, Pendidikan, Hiburan
cara di mana sektor layanan dari ekonomi itu lebih penting daripada
menciptakannya. Ufuk pandangan Bell itu adalah baru, sebagaimana
terminologinya. Ia menggunakan awalan 'post', yang semakin lama semakin
menjadi mode, dalam judul bukunya, dan tidak lama kemudian kata-sifat 'post-
modem' menampakkan dirinya. Namun tidak ada hal baru dalam identifikasinya
tentang sebuah perubahan dari membuat menjadi layanan, sebuah perpindahan
yang telah menjadi biasa bagi pakar ekonomi pertanian Australia Colin Clark,
ketika ia menerbitkan buku yang mendapat perhatian orang Conditions of
Economic Progress (1940).
Analisis Bell tentang implikasi sosial dari perubahan struktural, yang sedikit
memberi perhatian pada kelanjutan di dalam kapitalisme, apapun juga
teknologinya yang dominan, adalah baru dan menantang, sama dengan kisahnya
tentang kerangka sosial tentang apa yang juga dinamakannya 'masyarakat
informasi'. Tidaklah mengherankan apabila analisisnya itu mendapat kritik dari
kaum Marxis seperti Schiller, yang menerbitkan dalam tahun 1981 buku Who
Knows: Information in the Age of the Fortune 500, yang memusatkan
perhatian pada promotor-promotor keuangan dari masyarakat baru itu. Dalam
pada itu, Machlup, yang pertama kali memperkenalkan teori 'knowledge
economy' dalam bukunya The Production and Distribution of Knowledge
(1962), terus memperbaharui data-datanya, sehingga memperlihatkan bahwa
dalam jangka waktu seabad jumlah pekerja yang terlibat dalam pertanian di
Amerika Serikat (kelompok rujukan yang utama, sebagaimana menurut Clark)
turun drastis dari 40 persen sampai menjadi kira-kira 4 persen dan bahwa proporsi
para pekerja informasi naik, seperti juga di Inggris.
Deskripsi 'para pekerja informasi' itu, kategori paling luas yang dijabarkan
dan analisis yang renggang, kedengarannya jauh lebih menarik dibandingkan
dengan 'para pekerja jasa'. Yang disebut pertama itu tampaknya menggambarkan
sebuah kelompok berbasis ilmu-pengetahuan yang menarik dan dinamis, bebas
dari ideologi, yang akan mengubah tidak hanya negeri mereka sendiri, tetapi
sebagaimana telah mulai dilakukan oleh kelompok Saint Simonian, juga dunia.
Peter Drucker, yang paling berhasil dan yang paling banyak menghasilkan tulisan
dari semua analis perubahan - ia tidak menyatakan dapat meramalkan masa-
depan - telah menarik perhatian pada keberadaan mereka pada tahun 1969
dalam bukunya The Age of Discontinuity, yang bagian pertamanya dicurahkan
untuk 'the knowledge technology'. 'Belajar dan mengajar akan jauh lebih
terpengaruh oleh informasi secara baru dibandingkan dengan bidang-bidang lain
dari kehidupan manusia.'
3 2 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Namun, bagi Drucker jalan yang cukup panjang harus ditempuh. Sebuah
perusahaan internasional yang besar siap mengapalkan 1.000 buah komputer
per bulan, namun tidak ada persamaan antara bidang komputer dengan bola
lampunya Edison. Suatu persamaan seperti itu hanya menyangkut 'peralatan
elektronika' ambillah contoh sebuah pesawat televisi, 'yang dapat dicantolkan
di mana saja terdapat aliran listrik dan memberikan akses langsung terhadap
segala informasi yang dibutuhkan informasi untuk pekerjaan sekolah mulai dari
sekolah dasar hingga universitas'. Demikian pula Drucker melihat dengan jelas
bahwa ia dapat masuk ke dalam banyak hal lain di dalam masyarakat di samping
informasi untuk penggunaan sekolah, tetapi ia tidak memiliki visi tentang akan
bagaimana 'sebuah pesawat televisi di masa depan' atau apa saja yang akan
dapat dilakukannya. Drucker masih dianggap di banyak tempat sebagai pewaris
pesawat radio dan gramofon, bukan sebagai bentara komputer.
Perkembangan dan dampak komputer akan dibicarakan dalam bab
berikut. Di sini adalah perlu kita berpaling kembali kepada tulisan-tulisan Porat,
dimulai dengan disertasinya yang hebat yang telah menggantikan kata
'knowledge' dengan 'information' dan dengan sebuah film yang ditayangkan
untuk mempopulerkan istilah itu serta apa yang berada di belakangnya. Dalam
kenyataan tidak ada perlunya lagi suatu kampanye publisitas. Konsep itu
digambarkan dan ditelusuri dalam sejumlah kaiya lain, termasuk sebuah buku
kecil, skematis dan sangat jelas tujuannya, The Information Society as Post-
Industrial Society (1980) oleh Yoneji Masuda, seorang ilmuwan Jepang, yang
bekerja di sebuah negara yang ketika itu menghasilkan jutaan microchips:
diterbitkan oleh the Tokyo Institute for the Information Society.
Bagi the Japanese Society, pekerjaan harus dibagi-bagi dalam 'electrinoc
cottages [gubuk-gubuk elektronika]', media harus 'demassified' dan kesadaran
manusia dipertinggi pada saat suatu arus pesan global dari 'masyarakat informasi'
ditingkatkan. Maka tidak mengherankan, dengan memperhatikan visi ini, bahwa
sebuah label baru - 'post-industrial society' - akan mengambil alih dan akan
tetap melekat padanya sampai diciptakan metafor-metafor baru. Masuda sendiri
menunjuk kepada lebih dari satu label dalam sebuah bagian ringkas yang
dinamakan 'Globalisation: the spirit of a New Renaissance' ia memusatkan
perhatian pada globalisme. 'Informasi tidak memiliki tapal-batas yang alami.
Pada saat ruang informasi global terbentuk, maka aktivitas komunikasi seluruh
dunia di kalangan para warga akan melintasi tapal-batas nasional.' 'Karena
berbeda dari ruang geografis yang biasa, maka "ruang informasi global" akan
merupakan ruang yang dihubungkan oleh jaringan informasi.'
322
Informasi, Pendidikan, Hiburan
Kesimpulan
3 2 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
324
Informasi, Pendidikan, Hiburan
dan 1980-an. Dalam pada itu, persis sebagaimana datangnya televisi telah
mendorong para sejarawan media untuk menguji kembali implikasi ditemukannya
percetakan, demikian pula perkembangan teknologi-teknologi baru, yang
mencapai puncaknya pada Internet dan World Wide Web, menstimulasi pewaris-
pewaris mereka untuk mengkaji kembali implikasi dari urut-urutan penemuan-
penemuan abad ke-19 yang telah dicakup dalam bab-bab terdahulu. Dengan
demikian, pada tahun 1986, James Binenger menelusuri kembali dengan teliti
sampai pada abad ke-19 dan bahkan juga sebelumnya, asal-usul baik dari kontrol
teknis maupun kontrol kemasyarakatan, yang di antaranya ada yang sudah
tercakup di dalamnya, dengan umpan-balik melalui alat-alat mekanika dan
elektronika yang baru. 'Yang mengatur', sebuah alat mekanikal dalam mesin-
uap Watt, merupakan sebuah contoh terdahulu sebelum majunya listrik yang
melipat-gandakan baik jumlah alat-alatnya maupun kesempatan yang diberikan.
Dan pada tahun 1998, Tom Standage, dengan Internet ketika itu berada di
pusat gambar, telah menulis sebuah buku mengenai telegraf dan 'para perintis
online' dengan judul The Victorian Internet.
Ia mungkin sekali telah mencatat bagaimana citra network dan web itu telah
digunakan di luar lingkaran teknologis dalam abad ke-19.
Bahkan sebelum itu, sebuah studi yang menarik tahun 1974 tentang novelis
Thomas Hardy yang dilakukan Ian Gregor telah dinamakan The Great Web;
dan dalam novelnya The Woodlanders (yang akan difilmkan di abad ke-20),
Hardy telah mengamati bahwa 'alur-alur yang kesepian' dari watak-wataknya
'sama sekali tidak membentuk rekayasa yang terpisah, akan tetapi merupakan
bagian dari jaringan besar tindakan-tindakan manusia yang ketika itu ditenunkan
dalam kedua belahan bumi mulai dari White Sea sampai ke Tanjung Harapan'.
sooa
3 2 5
invergensi adalah sebuah kata yang berguna, meski terlalu banyak
liberi tugas, yang dengan bebas dipakai oleh Pool sebelum menjadi
ering digunakan. Sejak 1990-an kata tersebut paling umum dipakai
dalam perkembangan teknologi digital, integrasi teks, angka, bayangan dan suara,
unsur yang berbeda-beda dalam media, yang umumnya ditelaah secara terpisah
dalam bab-bab terdahulu. Akan tetapi pada tahun 1970, kata itu digunakan
dengan merujuk pada banyak hal lain, terutama apa yang dinamakan Alan Stone
'sebuah perkawinan yang dilangsungkan di surga' antara komputer, juga pasangan
dalam perkawinan-perkawinan yang lain, dan telekomunikasi. Kata cangkokan
yang kurang tepat 'compunications' merupakan deskripsi yang lebih dahulu
muncul.
Kata 'konvergensi' selanjutnya digunakan baik untuk organisasi maupun
untuk proses, terutama sekali bersatunya industri media dan telekomunikasi.
Penggunaan yang berbeda dan lebih luas juga terlihat dalam hubungannya dengan
masyarakat dan budaya, termasuk masyarakat dan budaya Inggris di tahun 1930-
an: D. L. LeMahieu, menyelidiki konsep sebuah budaya bersama dan batas-
batasnya dalam bukunya A Culture for Democracy (1988), di dalam salah
satu bab yang berjudul' Sight and Sound: Studies in Convergence'. Jeremy Black
memilih 'Konvergensi' sebagai bagian dari judul bukunya tentang Inggris dan
Eropa, Convergence or Divergence, Britain and the Continent (1994), sedang
Boorstin dalam bukunya yang menarik, namun sekarang telah kadaluwarsa, The
Republic of Technology (1978), memgunakannya dalam pengertiannya yang
paling umum - 'kecenderungan segala sesuatu untuk lebih menjadi seperti yang
lain', dengan menambahkan, pertama, bahwa 'teknologi mencairkan dan melebur
ideologi' dan, kedua, yang lebih memberi penjelasan lagi, bahwa 'pada saat
3 2 6
Konvergensi
327
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
otobiografi yang bernilai tentang politik komunikasi masa itu yang menempatkan
teknologi pada tempatnya. Terdapat banyak pemain, dan Hundt menulis, benar-
benar 'secara teatrikal', tentang sebuah situasi yang selalu berubah:
Pada saat revolusi digital dan data itu menggelembung seperti sebuah ombak
besar, yang menuju ke pantai regulasi yang berbatu-batu, pada saat komputer
telah menyatu dengan komunikasi, maka Komisi itu atau berubah, atau jika
tidak akan dikutuk, karena telah menolak jenis manusia dari aktualisasi
kebij akan-kebij akanny a.
3 2 8
Konvergensi
untuk mengubah perhatian publik dari jenis informasi yang sedang disampaikan
- serta kandungannya - kepada kemampuan komputerisasi untuk
mengemukakan semuanya itu secara digital dalam Os dan ls, sebuah proses
yang digambarkan oleh Nicholas Negroponte di Massachusetts Institute of
Technology sebagai'bit radiation '. Kandungannya tidak lagi menentukan cara
transmisinya. Negroponte adalah seorang futurolog yang percaya-diri, yang
telah ikut meluncurkan Wired dan menulis artikel dalam penerbitan perdana.
Kata 'bit' yang pendek itu 'dirangkai' dari kata-kata yang lebih panjang
'binaiy' dan 'digit' oleh John Stukey, seorang pakar statistik di Princeton, tahun
1946, dan rujukan pertama terhadap tekonologi digital dapat ditemukan dalam
majalah teknik pada tahun 1950-an. Kata 'matematika' diperkenalkan oleh
George Boole (1815-1864) di Inggris yang Victorian dan oleh W. Weaver dan
C. Shannon di Amerika setelah Perang Dunia II. Tetapi di tahun 1980-anlah
rujukan terhadap 'konvergensi' menjadi berlipat-ganda dalam pers seluruh
negara, dan dalam perdebatan yang menyertainya yang bersifat politis dan
pedagogis yang mengelilingi 'masyarakat informasi'. Masalah-masalah yang
dikemukakan - yang bersifat ekonomi, politik dan budaya - berkenaan dengan
orang-seorang, lembaga, termasuk lembaga media dan multi-media, keluarga
dan negara bangsa itu sendiri.
Kebanyakan daripadanya berpusat pada kontrol: apakah yang menjadi
dasar kekuasaan media, yang jelas sekali lebih menonjol ketimbang aspek
teknologinya, dan bagaimana caranya media mempengaruhi pemerintah?
Bagaimana hubungannya dengan pemerintahan otoriter? Apakah media
menjadikan pemerintah tidak bebas bergerak dalam negara demokratis? Lyndon
Johnson merasakan demikian ketika ia mencoba untuk melepaskan diri dari
silang-pendapat seputar perang Vietnam ke dalam politik dalam negeri di mana
terletak prioritasnya. Demikian pula dengan pewarisnya presiden Republikan
yang prioritasnya berbeda. Dalam kunjungannya yang bersejarah ke Cina tahun
1971, masalah opera John Adams, Presiden Richard Nixon, merasa tidak
terganggu karena isyarat Watergate, merasa iri karena kekuasaan Zhou Enlai
(1898-1976) untuk mengedit halaman pertama sebuah surat-kabar. Cara media
melakukan 'mediasi' dalam masalah nasional dan internasional dikemukakan
sama seringnya ketika itu dengan keadaan pada akhir tahun 1990-an. The
Whole World is Watching merupakan judul sebuah studi yang berpengaruh
dari Todd Gitlin tahun 1980, yang mempunyai sub-judul 'Mass Media in the
Making and Unmaking of the New Left'. Terdengar suara-suara yang saling
bertentangan. Samuel Huntington, yang tidak populer di antara mahasiwa radikal
329
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 3 0
Konvergensi
3 3 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
332
Konvergensi
telah memusatkan perhatian tentang struktur dan tujuan lebih daripada tentang
teknologi. Patut dicatat bahwa Komite Annan tentang Masa-depan Siaran
Inggris, seperti putusan pengadilan yang berhubungan dengan siaran di Italia
dan Spanyol, hanya memiliki sedikit yang akan dikatakannya pada tahun
1977 tentang teknologi, sambil mengakui dalam bentuk yang amat umum
bahwa 'pada abad ke-21 nanti... berlipat-gandanya layanan hiburan dan
pendidikan harus dipasok oleh sejumlah besar cara'. Amerika Serikat
merintis jalan. Memang, Wilson Dizard, yang terlibat dalam pembuatan
kebijakan itu, pada tahun 1982 menerbitkan sebuah buku berjudul The
Coming Information Agey di mana ia mengambil dari karya Daniel Bell,
yang lebih banyak berbicara tentang teknologi tahun 1966 dibandingkan
dengan apa yang dilakukan Annan di halaman-halaman pertama bukunya
Television a World View. Ketika itu ia mengemukakan bahwa pada tahun
1975 - dan hal itu terjadi sebelum Komite Annan mengeluarkan laporannya
- televisi akan menjadi 'suatu bagian yang integral dari jaringan komunikasi
internasional yang dibangun di sekitar komputer dan satelit angkasa'. Mesin
akan membawa 'semua jenis data langsung ke semua bagian dunia untuk
memenuhi kebutuhan ledakan informasi yang baru itu'.
3 3 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 3 4
Konvergensi
yang banyak sekali berikut penggunaan-penggunaan lain yang penting dari tabung
sinar katoda itu', dan Henry Geller, yang berpengaruh di belakang layar dalam
membentuk sikap ke arah komunikasi di Washington, melihat prospek
'keberlimpahan' yang ditawarkannya sebagai sebuah insentif bagi deregulasi.
Persaingan, sekalipun bersifat Darwinian, akan berakhir pada sebuah era
komunikasi yang baru.
Skenario ini tampaknya menjanjikan bagi beberapa pengamat di Amerika
Serikat, termasuk Neil Hickey, seorang yang sering muncul di TV Guide.
Pemikiran tentang suatu Gotterdammerung bagi jaringan-jaringan menarik
baginya. 'Pastilah bahwa orang-orang yang sekarang ini berumur 20 tahun akan
lebih menikmati sebuah lingkungan komunikasi yang jauh lebih sehat dan lebih
beragam dibandingkan dengan apa yang pernah kita kenal dewasa ini
Sekurang-kurangnya publik dalam segala keragamannya akan disapa sebagai
potensi dan kehormatan dan bukannya sebagai suatu kelompok domba bodoh
yang terlalu besar jumlahnya yang akan diberikan kepada penawar tertinggi.'
Dua-puluh tahun kemudian, dengan retrospeksi, sekurang-kurangnya ada seorang
sejarawan media, yaitu Brian Winston, yang memberikan suatu putusan
sebaliknya. 'Saluran kabel dapat dikatakan gagal total dalam mengubah gaya
yang telah mapan dan bentuk siaran televisi dalam suatu cara yang penting,
jangankan memberikan nilai tambah baginya.'
Namun rasa optimisme itu tidak hanya terbatas pada Amerika Serikat
saja, karena bagi majalah Economist London, pada tahun 1982 menggambarkan
sebuah putusan Kabinet untuk mengkabelkan Inggris dengan serat-serat optik
sebagai menyajikan 'sama banyaknya potensi bagi Inggris pada saat ia bergerak
ke abad berikutnya sebagaimana saat membentangkan jaringan rel kereta-api
di abad lalu'. Ketika itu, pemerintahan Thatcher yang pertama sedang berkuasa
dan sama banyak komitmennya - atau hampir sama banyaknya - terhadap
persaingan seperti halnya Amerika Serikat di masa Reagan, dan pemikirannya
kuat dipengaruhi oleh laporan dari sebuah Panel Information Technology
Advisory (tidak ada di kalangan anggotanya yang memiliki pengalaman dalam
bidang siaran) tentang 'Cable Systems' yang diberikan kepadanya pada
penghujung tahun 1981 yang berpendapat tidak ada perlunya pendanaan publik
terhadap upaya kabel itu. Namun pemerintah, walaupun mungkin besar
komitmen mereka terhadap deregulasi - di antaranya ada yang setuju dengan
ogah-ogahan - menemukan bahwa sukar sekali untuk berada di luar skenario
itu. Dalam setiap diskusi tentang 'masa-depan', maka 'infra-struktur' merupakan
sebuah kata-kunci yang lain dalam kosa-kata itu, sebagaimana 'warisan' yang
3 3 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
segera akan menjadi seperti itu pula; dan di Inggris, di mana transportasi telah
menjadi masalah yang hangat di Parlemen dan di media massa, maka banyak
dari infrastruktur domestik akan tetap bersifat Victorian, sebagaimana dengan
cepat sekali dikemukakan oleh pers. Terdapat ruang-lingkup bagi krisis yang
langsung sebagaimana juga untuk krisis di masa mendatang.
Pers sendiri sering dianggap berada dalam krisis - di kedua sisi Atlantik.
Dalam keadaan ini, pada akhirnya komputerlah yang datang memberikan
pertolongan, sebagaimana dikemukakan Anthony Smith pada tahun 1980 dalam
sebuah bukunya dengan judul menawan, Goodbye Gutenberg, namun hal ini
terjadi hanya setelah perlawanan dari percetakan dan para wartawan. Dan
dengan pengalamannya sendiri sebagai pegangan, baik dalam siaran maupun
dalam film, Smith kembali ke dalam sejarah Inggris seperti kebanyakan penulis
di pihak Atlantik yang ini. Saran-saran di Amerika Serikat agar pers berjalan
'sama seperti kereta-api' lebih banyak berpegang kepada 'logika' daripada
kepada sejarah. Pers tidak lagi menentukan sendiri jalannya di sana jika
dibandingkan dengan di Inggris, di mana kekuasaan pers tabloid justru
bertambah. Demikian pula banyak lembaga siaran publik tidak menghilang di
bagian-bagian dunia yang lain. Namun, ia dipaksa untuk menegaskan kembali
(seringkah dengan fasih, meskipun pada permulaannya bersikap defensif) kasus
siaran layanan publik itu. Huruf-huruf awal PSB (Public Service Broadcasting)
tidak memadai.
Di Inggris adalah the British Film Institute, yang sekarang menjadi sebuah
pusat studi media massa, yang pada tahun 1993 menerbitkan 'sebagai bagian
utama dari pekerjaannya' sebuah serial buku-kecil BBC Charter Review, tiga
tahun sebelum the BBC's Royal Charter muncul untuk diperbaharui; dan penulis
salah satu daripadanya, Christopher Hood, mulai dengan penilaian bahwa
'sebagai sebuah lembaga BBC sekarang ini bagaikan sepotong periode seperti
halnya seperangkat kristal atau katup radio'. 'Sebuah korporasi siaran
"kepercayaan publik'", demikian ia berpendapat, 'bukanlah pertama-tama harus
melakukan pengawasan terhadap mereka yang menduduki jabatan tinggi di
pemerintahan.' Anthony Smith, pengarang bab pertama dari buku-kecil yang
lain, AU Our Futures, mengambil sikap berbeda. 'BBC tiba-tiba saja
menemukan bahwa lingkungannya telah menjadi tidak biasa lagi. Program televisi
telah menjadi komoditas sedangkan layanan publik telah menjadi anomali pada
saat itu. Akan tetapi apakah ini merupakan suatu kemestian?' Smith percaya
bahwa memang demikianlah keadaannya, sebagaimana kata Andrew Graham,
3 3 6
Konvergensi
dalam sebuah buku-kecil yang ditulis oleh banyak orang pada tahun 1999, Public
Purposes in Broadcasting.
Dalam sebuah dunia komunikasi global, televisi dan kabel bayaran dan
Internet, yang merupakan pasar pada dirinya sendiri, demikian Graham, tidak
akan dapat menghasilkan 'keuntungan yang penuh dari teknologi baru itu untuk
masyarakat secara keseluruhan'. Sebuah 'kekuatan positif' diperlukan untuk
bertindak sebagai 'penyeimbang terhadap pemusatan hak-milik secara pribadi';
'untuk memberikan liputan nasional sehingga dapat menandingi terfragmentasinya
audiens'; untuk memberikan sebuah 'center of excellence', yang membuat dan
sekaligus menyiarkan program-program; menjadi 'cukup besar untuk
mempengaruhi pasar sehingga dapat bertindak sebagai penjamin kualitas'; dan
'memperluas pilihan baik sekarang ini maupun untuk masa-depan dengan cara
memperluas pasar melalui mengejar tujuan-tujuan layanan publik'.
Persis titik-titik yang sama telah dibuat dalam tahun sebelumnya oleh
Presiden dari the Conseil Superieur de l'Audiovisuel di Prancis, yang telah
merencanakan pada tahun 1999 untuk memanggil - melalui UNESCO - 'semua
pemain dalam regulasi audiovisual'. Baginya - dan dalam hal ini dia dibantu
oleh Presiden RAI Italia - seberapapun banyaknya kemajuan teknologi dalam
televisi (atau radio) digital terresterial dan bagaimanapun banyaknya deregulasi
dicapai dalam telekomunikasi, 'regulasi horizontal' tetap diperlukan: kandungan
isi dan pembawanya harus diperlakukan secara terpisah. Sambil menegaskan
kembali apa yang merupakan pendekatan Prancis tradisional terhadap
perkembangan media massa, namun ia tahu bahwa ia mendapat dukungan yang
cukup besar terhadap pandangan-pandangannya di Afrika dan Asia, jika bukan
di Amerika Latin.
Cara Amerika adalah berbeda sebagaimana biasa; dinyatakan dalam
pelelangan spektrum pertama di dunia oleh the FCC dalam bulan Juli 1944
pada saat suatu bagian yang kecil sekali dari spektrum elektromagnetik itu untuk
telepon nirkabel telah merealisasikan lebih dari semilyar dolar. Inggris juga
menempuh jalannya sendiri, dengan argumentasi yang lebih banyak daripada
sebelumnya tentang dimensi-dimensi konvergensi yang bersifat sosial dan budaya.
The BBC telah memperoleh sebuah Piagam baru tahun 1996, yang menjadi
tujuan utama dari Ketuanya, Pengurusnya dan Dirjennya, tetapi dengan banyak
penulisan yang baru dikemukakan secara terus-terang dan dengan banyak
teknologi baru yang harus diperhitungkan, maka hal itu tidak berarti bahwa segala
permasalahan telah selesai.
3 3 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 3 8
Konvergensi
saja', dan bahwa, sebagaimana dikemukakan seorang pejabat Italia, DDT itu
adalah juga 'cara terbaik untuk menjaga identitas budaya Eropa kita'.
Dua-puluh tahun sebelumnya, ketika fokus perhatian seperti itu tidak
mungkin dilakukan, maka adalah pluralitas teknologi yang baru itu yang menonjol,
sebagaimana masih tetap demikian sekarang ini bagi kebanyakan pemakai dan
yang bukan-pemakai di tahun 2000. Teknologi itu telah tampil ke depan, namun
secara terpisah, dalam dua kumpulan artikel yang membuka wawasan, yang
pertama adalah New Perspectives in International Communications (1976),
yang diedit oleh Jim Richstad, dan diterbitkan oleh the East-West Communication
Institute di Honolulu ke mana Teherenian akan pindah (melalui UNESCO) setelah
terjadinya revolusi di Iran, dan yang kedua, Communications for Tomorrow
(1979), yang diterbitkan dengan sponsor Aspen dan diedit oleh Glen O.
Robinson. Ini hanyalah dua kumpulan dari sejumlah besar tulisan yang
bertemakan media, banyak yang terbaik daripadanya dapat ditemukan dalam
tulisan yang menarik dewasa ini dalam Intermedia yang telah menerbitkan sebuah
serial survei khusus, yang mencakup sejumlah negara, tentang pokok masalah
seperti televisi berkecepatan tinggi, spektrum frekuensi dan teletext. Ia banyak
sekali memberikan informasi tentang 'dunia Arab'.
Seorang kontributor yang menonjol sekali di kalangan penulis yang
dikumpulkan Richstad - yaitu Wilbur Schramm (1907-1987), yang menulis
tentang 'Cross Cultural Communication: Suggestions for the Building of Bridges',
persis sama pentingnya dalam sejarah komunikasi dengan jalan bebas-hambatan.
Schramm pernah menjadi penulis pidato Roosevelt, pemusik konser dan pemain
liga baseball kecil sebelum berpaling ke bidang komunikasi. Pada tahun 1961
ia menerbitkan sebuah studi bersama, Television in the Lives of Our Children,
dan tiga tahun kemudian, Mass Media and National Development. Lewat
pengalamannya sendiri, termasuk untuk beberapa waktu lamanya mengajar di
Chinese University of Hong Kong, Schramm mengenal lebih dekat dunia
broadcasting di timur sebagaimana juga di barat, dan apa saja yang ketika itu
diidentifikasikan sebagai 'utara' dan 'selatan': ia juga menulis sebuah bab tentang
teori pers Komunis dalam sebuah buku yang terbit tahun 1956.
Buku Robinson, Communications for Tomorrow, dengan Porat sebagai
kontributor pertamanya, menekankan kemajemukan berbagai teknologi
ketimbang konvergensinya. Sebagaimana dikemukakan Robinson sendiri, 'inti
masalah kebijakan komunikasi adalah sebuah skema kontrol sosial dari struktur
dan kinerja industri komunikasi: pembawa yang umum, yang khusus, jaringan
pertambahan nilai, fasilitas dan jasa satelit, perlengkapan telekomunikasi, siaran
339
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
televisi dan radio, TV kabel, TV bayaran, citizens band mobile radio dan lain-
lain sebagainya.' Ungkapan 'dan lain' di situ penting sekali. Broadcasting sedang
menuju pada sebuah konteks teknis yang baru, sebelum digitalisasi itu menjadi
sebuah kata-kunci. Yang jadi taruhannya sangat tinggi, demikian Robinson. Pada
tahun 1977, pendapatan kotor AT&T melebihi GNP dari 118 dari 145 negara
anggota PBB.
Sebagaimana biasa, ekonomi pembangunan selalu menyangkut upaya untuk
pertama-tama mendapatkan sebuah paten, sebagaimana dengan penemuan sirkuit
terintegrasi (lihat hlm. 344-345), dan segala pertarungan dan kesepakatan paten
yang menyusul kemudian. Untuk mengamankan investasi awal dan investasi
berikutnya banyak pertanyaan muncul sebagaimana teknologi itu sendiri.
Risikonya sangat tinggi dan lebih banyak kebangkrutan ketimbang sukses.
Pembubaran yang terbesar, yaitu pemisahan AT&T tanggal 1 Januari 1984
mengiringi kasus anti-Trust yang terbesar dalam sejarah. Bagi sejarawan media
itu sama pentingnya dengan kasus Microsoft yang akan terjadi 20 tahun kemudian.
Akan tetapi ketika itu, skenarionya telah berubah sama sekali, begitu pula para
aktor dalam permainan komunikasi, yang sebagian dari mereka itu berada di
atas pentas dengan izin Wall Street hanya untuk sebentar saja.
Pemandangan dunia komunikasi itu berubah - yang ketika itu tampak
dramatis sekali - dalam satu malam saja, yaitu malam terakhir di bulan Desember
1983. Sebelum pembubarannya, AT&T, yang selama bertahun-tahun terpaksa
keluar dari penawaran di pasar-pasar yang lain karena undang-undang atau
kebijakan, telah mendominasi empat pasar utama dalam telepon, termasuk pasar
untuk membuat pembahan komputerisasi, sebuah pasar jembatan, yang langsung
menghubungkan media siaran dan badan-badan telekomunikasi, namun ia telah
lama berada di bawah pengamatan yang penuh curiga baik dari FCC maupun
dari the Anti-Trust Division. Ia juga telah dipaksa untuk menghadapi sejumlah
besar tuntutan anti-Trust swasta, dan arus komentar media yang campur-aduk,
seperti komentar Businessweek bulan November 1974 - 'proses yang mengatur
itu tidak lagi mampu untuk menahan kekuatan AT&T'.
Itu adalah bulan ketika kasus hukum United States v. AT&T (dengan
AT&T, Western Electric dan Bell Labs sebagai tergugat), yang akan berlarut-
larut selama bertahun-tahun, ketika diajukan di pengadilan distrik federal
Columbia. Perkara itu diselesaikan di luar pengadilan dalam bulan Agustus 1982
melalui suatu perlucutan sukarela persis sebelum pada akhirnya saatnya tiba
untuk diakhiri. Dengan penyelesaian itu, the 'Bell system', yang telah bergulir
lebih dari seabad lamanya, telah dipecahkan (lihat hlm. 178). Ketua AT&T
3 4 0
Konvergensi
3 4 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
mulanya untuk suara saja, namun di masa depan untuk data-data dan banyak
lagi yang lain); serta bentuk-bentuk distribusi 'off-line' yang baru.
Black, pustakawan yang paling baik informasinya itu, yang menghadapi
teknologi-teknologi baru dan dalam kepeloporannya telah mengubah organisasi
gaya perpustakaan untuk menghadapi tantangan barunya, menggunakan kata
'overlap', bukan kata'konvergensi'. Sama halnya dengan semua komentator
yang lain, ia mengakui bahwa perkembangan microelectronics, terutama 'daya
kerja komputer yang bertambah dengan hebat sekali' hal itulah yang telah
memungkinkan terjadinya banyak pembahan.
Di London, laporan tahunan tentang penataan kembali National Electronics
Council menggambarkan tahun antara bulan Juli 1984 dan Juli 1985 sebagai 'di
antara yang paling aktif' dalam sejarah pendeknya selama 15 tahun. Ketika itu,
tekanan telah berpindah kepada 'mendorong mahasiswa untuk mengambil mata-
pelajaran di sekolah yang akan membawa kepada suatu karier dalam electronics
dan teknologi informasi'. Sebuah artikel yang menyertainya oleh Basil de Fenanti,
Ketua perusahaan komputer Fenanti, berjudul 'Electronics, Energy and Survival'.
Tahun 1950, Fenanti telah membuat dan menjual komputer-komputer pertama
yang dipasarkan di dunia, yaitu sepuluh buah Manchester Mark I. Ketika itu
sedikit sekali orang yang mengetahui di negara manapun juga tentang cara
komputer itu akan mempengaruhi media, strukturnya dan produksi programnya.
Komputer
Pada saat sejarah teknologi bukan merupakan untaian satu-satunya dalam sejarah
media pada paruh kedua abad ke-20, maka komputer harus dianggap sebagai
yang pertama dalam setiap analisis kesejarahan, karena begitu tidak lagi dianggap
hanya sebagai mesih hitung saja - dan hal itu baru terjadi pada permulaan tahun
1970-an - maka semuanya itu memungkinkan segala bentuk layanan, bukan
hanya layanan komunikasi saja, untuk mengambil bentuk-bentuk baru. Akan
tetapi, untuk melakukan hal itu, komputer harus menjadi lebih kecil dan lebih
murah harganya. Dan di sini, Amerika Serikatlah pelaksana tugas tersebut, bukan
Inggris atau Eropa.
Komputer digital elektronik pertama yang beroperasi telah diciptakan di
kedua sisi Lautan Atlantik untuk tujuan militer Perang Dunia II dan Perang Dingin.
Sebagaimana dalam sejarah sebelum-sebelumnya, yang menjadi pendorong
adalah perang dan bukan keuntungan finansial, meski keuntungan dapat juga
diperoleh. Colossus dan ENIAC adalah mesin-mesin raksasa, ada yang
342
Konvergensi
mengatakan monster, yang bergantung kepada ribuan katup yang tidak selalu
dapat diandalkan, yang di Amerika dinamakan vacuum tubes. Tahun 1950,
semuanya itu dengan tepat digambarkan oleh perintis komputer Inggris yang
cemerlang 'Alan Turing' sebagai 'mesin universal', yang akan membuat rancangan
mesin-mesin baru 'tidak diperlukan lagi untuk mengerjakan berbagai proses
komputerisasi', namun rancangannya telah berubah secara radikal setelah katup
itu digantikan oleh transistor. Dalam tahap pertama perkembangannya, transistor
itu bahkan kurang dapat diandalkan dibandingkan katup itu, namun dalam jangka
panjang semuanya itu memungkinkan suatu revolusi dalam skala yang menyeluruh.
Pembuatan transistor pertama tergantung pada kemajuan fisika semi-
konduktor yang mengiringi percobaan-percobaan di Bell Laboratories dan di
tempat-tempat lain. Tahun 1947, John Bardeen, Walter Brattain dan William
Shockley (yang menjadi para pemenang Hadiah Nobel tiga tahun kemudian)
menciptakan peralatan untuk mengamplifikasikan keadaan beku yang terbuat
dari germanium dan yang kelihatan seperti dua detektor kumis kucing (cat's
whisker detector). Bam pada tahun 1959 penjualan transistor itu (pelanggan
pertamanya adalah pembuat alat-bantu pendengaran) melebihi penjualan katup.
Nama 'transistor' yang masih asing itu, yang diberikan oleh orang-orang yang
menciptakannya, pada mulanya digunakan oleh publik bukan untuk menunjuk
pada alat itu sendiri, tetapi pada radio portabel kecil yang dijalankan dengan
baterai yang dimasukkan ke dalamnya, yang untuk pertama kali dipasarkan tujuh
tahun kemudian, dengan model pertamanya the American Regency TRI.
(Bardeen kaget sekali karena para pemakai utamanya adalah musik rock.)
Pemberian nama itu sendiri sudah menarik perhatian, apalagi di dalam
sejarah media yang dipenuhi akronim, atau dalam sejarah teknologi yang melatar-
belakanginya. Pilihan nama-nama yang imaginatif itu terkadang menang atas
penggambaran objek yang fungsional. Akan tetapi dalam kasus ini, ia tidak
begitu menarik dibanding perkembangan-perkembangan selanjutnya dalam
teknologi itu, untuk mana sejumlah pakar fisika dan insinyur komputer yang
berbeda-beda terlibat. Yang pertama dari mereka, Gordon Teal, menggantikan
germanium dengan silikon yang dengan cepat sekali dinamakan'chip'. Ia pindah
dari Bell Laboratories ke suatu tempat yang sangat berbeda, yaitu sebuah firma
'orang luar', Texas Instruments, yang semula adalah pemasok layanan minyak,
dan yang dalam bulan Oktober 1954 mulai menjual chip-chip silikon yang kecil
sekali, yang ukurannya seujung kuku. Setelah kemajuan-kemajuan teknologi
yang lain di the Fairchild Semi-Conductor Company, yang memperkenalkan
photolithography ke dalam proses produksi chip itu, maka miniaturisasi menjadi
3 4 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
lebih murah dan transistor menjadi semakin dapat diandalkan, namun sebagaimana
ketika transistor itu diciptakan, masih belum ada permintaan yang cukup besar
untuk mengilhami pergerakan bisnis.
Demikian pula keyakinan itu tidak langsung timbul setelah diketahui bahwa
seorang insinyur yang bekerja untuk Texas Instruments, Jack Kirby, mengajukan
suatu hak paten pada tahun 1959 bagi sirkuit terintegrasi itu, 'sebuah kumpulan
materi semikonduktor... di mana di dalamnya seluruh komponen sirkut listrik
itu diintegrasikan': ia telah menulis dalam buku hariannya di bulan Juli 1958
bahwa 'miniaturisasi maksimal dari banyak sirkut listrik dapat dicapai dengan
membuat resistor, kapasitor dan transistor dan dioda di atas sebuah irisan silikon
tunggal'. Sebuah hak-paten telah diberikan kepada Robert Noyce, salah satu
pendiri Fairchild, dan kemudian pendiri Intel, yang menulis salah satu artikel
yang sangat terkenal tentang pentingnya microelektronika, dengan menggunakan
kata 'revolusi' dalam sebuah penerbitan khusus majalah Scientific American
pada tahun 1977. Sebuah tulisan pertama yang panjang mengenai pokok itu
3 4 4
Konvergensi
telah muncul dalam majalah Fortune dua tahun sebelumnya. Majalah ini dan
majalah-majalah bisnis lainnya merupakan sumber yang baik bagi sejarawan,
meskipun ramalan-ramalan mereka harus dibaca dengan kritis.
Dengan timbulnya sirkuit terintegrasi itu, maka sebuah chip silikon yang
berukuran seperenam kali seperdelapan inci, yang berisikan 2.250 transistor
miniatur, sekarang tenaganya sama dengan ENIAC, yang memerlukan sebuah
ruangan sebesar kamar. Dengan in-built logic circuits, maka chip yang baru itu
memungkinkan perkembangan komputer untuk segala jenis tujuan. Unit-unit
pemrosesan sentralnya yang amat kecil itu akan menerima perintah dari ROMS
(read-only memories) yang ditulis secara khusus. Namun, penggunaannya yang
pertama sangat terbatas. Pada tahun 1963, hanyalah 10 persen dari sirkuit
yang dijual adalah sirkuit terintegrasi.
Gagasan sirkuit terintegrasi itu telah dibeli oleh seorang pakar fisika Inggris,
C W. A. Dummer, bahkan sejak tahun 1952, namun setelah ia dipatenkan pun,
reaksi industri komputer di sisi pasokan adalah 'ho hum' (kata-kata Noyce):
peralatan itu tidak langsung menarik bagi para spesialis yang telah mapan. Dan
pada saat mikroprosesor itu, yang selanjurnya akan digambarkan sebagai jantung
komputer, pada akhirnya diciptakan oleh oleh Marcian (Ted) Hoff tahun 1971,
maka ia pertama-tama digunakan, sebagaimana suatu penemuan mekanistis
Perancis abad ke-18, dalam sebuah jam yang dapat berbunyi seperti sebuah
piano. Namun, karena dibuat dan dipasarkan oleh Intel, maka telah dimungkinkan
tidak hanya suatu pertambahan yang besar sekali dalam tenaga komputer, tetapi
juga suatu desentralisasi dalam penggunaannya. Chip dari RAM (random-
access memory) Intel itu, yang diperkenalkan tahun 1970, besar sekali
peranannya dalam mengurangi ongkos memori, dan mulai saat itu hingga
selanjutnya akan terdapat 'generasi-generasi' komputer: orang Jepang sangat
bersemangat tentang konsep ini.
Noyce, yang pandai sekali dalam merangkai kata sepiawai kemampuannya
untuk menciptakan benda-benda, memperbandingkan mikroprosesor yang
sangat kecil itu dengan otomobil yang besar itu: maka komputer merupakan
'cara yang paling sederhana dari sini ke sana'. Ratusan ribu komponen dapat
dibawa dalam sebuah mikroprosesor, dan ketika kemampuannya diakui, maka
sebuah stimulus yang diberikan kepada digital mengenai teknologi analog dalam
semua media, yang dengan segera akan menjadi pemakai utamanya - percetakan,
film, rekaman, radio dan televisi dan segala bentuk telekomunikasi—sekarang
ini semakin dianggap sebagai bagian dari sebuah jaringan. Apa yang dinamakan
'kompresi digital', yang menghilangkan data, termasuk data-audio, dari sebuah
3 4 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
file untuk menghemat tempat, punya nilai khusus dalam hubungannya dengan
radio dan televisi.
Bahkan sejak tahun 1964, Gordon Moore, seorang pakar kimia yang
juga mitra pendiri dari Intel dan presidennya, telah memformulasikan apa yang
kemudian akan dinamakan Hukum Moore, yang sejak waktu itu lebih-kurang
dianggap benar, sehingga jumlah transistor yang dapat ditempatkan dalam sebuah
chip saja menjadi berlipat ganda dalam waktu 18 bulan. Moore, sama dengan
Shockley, Teal, Kilby, Hoff dan serombongan pakar fisika semikonduktor lainnya,
bekerja di apa yang baru-baru ini merupakan kebun buah-buahan di Silicon
Valley, California, sebuah kawasan yang sekarang menonjol di atas peta
komunikasi global yang dalam satu hal sama terkenalnya dengan Menara Eifel,
London's Broadcasting House and Television Centre, the Bell Laboratories,
atau—yang lebih dekat lagi tempatnya—Hollywood.
Adalah penting sekali dalam sejarah komunikasi bahwa kompiter
merupakan bisnis baru - lebih inovatif, terstruktur dalam bentuk yang informal,
lebih bersifat 'bottom-up', dan tidak begitu bersifat hierarkis dibanding bisnis-
bisnis lain yang ada-yang menunjukkan jalan ke depan perkembangan komputer
yang secara keuangan amat berisiko, yang lebih lamban dalam sisi permintaannya
dibandingkan dengan sisi pasokannya. Dalam tahap pertama dari sejarah
komputer itu, IBM [the International Business Machines Company] meraih
keuntungan bisnis yang besar sekali. Hasil dari sebuah merger tahun 1924,
yang mencakup pewaris dari Tabulating Machine Company yang melobangi
kartu secara digital yang didirikan oleh Herman Hollerith tahun 1896, maka ia
memiliki suatu budaya korporasi tersendiri yang beroperasi dengan baik sekali
dalam berhubungan dengan pemerintahan dan pelanggan yang besar-besar.
Namun, hasil-hasilnya termasuk ke dalam apa yang dinamakan Brian Winston
'periode incunabula [permulaan]' dalam sejarah komputer, yang telah berakhir
pada tahun 1952, dengan didemonstrasikannya komputer IBM 701 yang tidak
dirahasiakan, yang pertama kali dinamakan 'mesin hitung pertahanan', bersama
dengan Mark I Ferranti. Tahun 1961, IBM telah memasarkan tidak kurang dari
tujuh macam komputer yang berbeda, namun tidak ada daripadanya yang
menunjukkan ke arah depan apa yang memungkinkan mikroprosesor itu
berperan, yaitu komputer pribadi.
Ketika itu terdapat perbedaan mencolok antara sejarah komputer Amerika
dan Inggris, dengan peran Jepang yang semakin bertambah dalam skenario
internasional. Komputer pertama di dunia yang diciptakan dan dipasarkan pada
tahun 1950 adalah dari Inggris, namun meskipun pembuatnya, the Ferranty
3 4 6
Konvergensi
347
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 4 8
Konvergensi
untuk mengendalikan tanda panah di layar komputer. Orang dan tempat yang
berbeda memainkan peranannya dalam kisah itu pada periode waktu yang
berbeda pula. Ia merupakan sebuah kisah evolusi, bukan revolusi, yaitu kata
yang digunakan Noyce, namun Noyce sendiri benar saat mengatakan bahwa
sejarah tidaklah bersifat 'linear'. Rekayasanya selalu merupakan soal paling
penting, sebagaimana diakui oleh semua orang yang terlibat dalam urusan
komputasi, baik dahulu maupun sekarang.
Awal 'memory' itu kembali ke belakang ke tahun 1940-an, bahkan
sebelum Jay Forrester dari MIT mulai bekerja dalam proyek 'Whirlwind', yang
memusatkan perhatian pada stabilitas pesawat udara. Forresterlah yang
menemukan penggabungan dalam komputer memory inti magnetik pada tahun
1953. Bahasa program memiliki sejarah yang lebih pendek dan lebih rumit; dan
adalah John Backus, yang bekerja di IBM, yang telah mengembangkan pada
tahun 1957 sebuah bahasa komputer 'program internal' yang baru, FORTRAN
(formula translating system). Yang pertama dari banyak bahasa seperti itu,
Plankalku telah diramu oleh seorang insinyur Jerman, Konrad Zuse, tiga tahun
sebelum diciptakannya komputer elektronik yang pertama. Umumnya ia telah
dilupakan orang. Joseph Licklider, seorang pakar psikologi di MIT, tidak
demikian. Visinya tentang 'otak manusia dan mesin komputer... yang telah
didekatkan dengan rapat sekali' juga tidak dilupakan orang. Demikian pula
halnya karya sekelompok perintis komputer yang bekerja di Laboratorium
Xerox Palo Alto, yang didirikan tahun 1970 oleh seorang pakar psikologi lain,
Bob Taylor, dan dipimpin oleh Alan Kay. Merekalah yang telah mengembangkan
mouse, yang pada mulanya dinamakan 'sebuah indikator posisi X-Y untuk sebuah
sistem pertunjukkan'. Xerox, yang memusatkan bisnisnya khusus pada
pengembangan mesin fotocopy, tidak memilih untuk mengeksploitasi upaya
perintisannya di bidang komputer secara komersial: gagasan mereka diambil-
alih oleh perusahaan-perusahaan lain, seperti Apple dan Microsoft.
Pemasok perangkat lunak telah berlipat-ganda dengan ditemukannya
microprocessor, karena sadar bahwa microprocessor merupakan'sisi kreatif'
dari teknologi baru itu. Microprocessor itulah yang memberikan makna baru
terhadap kata 'software', sebuah kata yang telah digunakan, sebagai lawan dari
perangkat keras, komponen-komponen yang bersifat fisik dari sebuah sistem
komunikasi. Peran microprocessor adalah penting sekali. Tidak ada komputer
yang dapat berfungsi tanpa perangkat lunak programming. Sebagaimana
dikemukakan oleh Hundt, tanpa perangkat lunak maka komputer tidak dapat
349
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 5 0
Konvergensi
3 5 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
352
Konvergensi
3 5 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 5 4
Konvergensi
Satelit
3 5 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
terhadap angkasa luar yang dibangkitkan dan dibesarkan oleh televisi (lihat hlm.
311).
Dalam suatu tulisan dalam Wireless World tahun 1945, Arthur C. Clarke,
yang ketika itu menjadi bendahara British Interplanetary Society, dan di kemudian
hari menjadi penulis fiksi ilmiah, telah meramalkan sebuah mata-rantai satelit
radio geostationary yang berawak tiga orang. Kemudian pada tahun 1961,
tujuh tahun sebelum novel fiksi ilmiah Clarke, 2001, A Space Odyssey digubah
menjadi sebuah film Stanley Kubrick, maka NASA [the National Aeronotics
and Space Agency] yang baru dibentuk itu, siap meluncurkan Telstar yang akan
mengelilingi bumi dalam waktu kurang dari 2,75 jam. Ia berisikan lebih dari
2500 transistor, namun tidak memiliki sirkuit terintegrasi. Kantor Pos Inggris
dan Prancis sepakat untuk membangun stasiun darat yang berhubungan, yang
salah satu daripadanya, tidak jauh dari tempat di mana Marconi telah menyiarkan
pesan-pesan transatlantiknya puluhan tahun sebelumnya.
Sebuah stasiun darat yang terakhir di Bahrain, yang akan dibangun oleh
the Marcony Company, dimiliki bukan oleh pemerintahan Bahrain tetapi oleh
Cable and Wireless yang berpangkalan di Inggris, yang semakin kuat dalam
bisnis setelah menjadi jelas bahwa terlepas dari segala kegemerlapannya - dan
berkurangnya biaya pada saat diperkenalkannya sistem baru - maka satelit-
satelit itu tidak akan menggantikan kabel di mana Inggris telah lama memiliki
suatu kepentingan jangka panjang. Serat optik menjamin kelanjutan kabel itu,
dan hubungan kabel optik pertama yang akan membawa lalu-lintas komersial
dua saluran televisi berwarna, dipasang di Sussex, Inggris, tahun 1976. Sistem
televisi kabel serat optik yang pertama di Amerika Serikat dioperasikan di
Birmingham, Alabama, tahun 1984. Empat tahun kemudian, sebuah serat optik
kabel dibentangkan melintasi Atlantik oleh AT&T and partners, dan 30 perusahaan
telah meresmikan sebuah kabel melintasi Pasifik setahun kemudian. Samudera
tetap penting sebagaimana angkasa. Akan terjadi pertambahan sepuluh kali
lipat dalam kemampuan kabel transatlantik antara tahun 1996 dan 1999.
Telecasts percobaan pertama yang menggunakan Telstar terjadi tanggal
11 Juli 1962, ketika terjadi suatu dialog permulaan yang akrab, kali ini disimak
oleh jutaan orang. Seorang penyiar televisi Amerika seolah menggelar 'drama'
yang mengumumkan bahwa orang Inggris 'telah siap untuk menyiarkan sebuah
program dari Telstar'. Para penonton terus melihat dan mendengar, orang-
orang Inggris yang sedang duduk di sekitar sebuah meja di seberang Atlantik.
'Di sebelah kanan saya orang Skotlandia yang berwajah masam, Robert White.
Di sebelah kiri saya John Bray, yang bertugas dalam bidang perencanaan ruang
3 5 6
Konvergensi
3 5 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 5 8
Konvergensi
359
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
memberi mereka suatu perasaan yang lebih kuat bahwa mereka termasuk
dalam suatu persatuan sosial dan budaya bersama.
Karena itu pada tahun yang sama, didirikanlah SATV, sistem pengiriman televisi
kabel satelit Eropa pertama, dan the European Broadcasting Union dengan penuh
ambisi memulai suatu European Service yang bersifat percobaan, Eurikon, yang
kemudian dinamakan Europa, dengan menggunakan satelit percobaan dari the
European Space Agency, OTS (orbital test satellite)-2. Program acara petang
hari yang pertama mencakup pidato-pidato, sejam setengah 'budaya tinggi' (pada
umumnya Haydn), sebuah episode dari acara Coronation Street, sebuah World
in Action, dan lima-puluh menit musik pop. Setidaknya, kandungannya tampak
patut disambut gembira sebagaimana teknologi.
Tampaknya tidak mungkin bahwa semua negara dalam Masyarakat Eropa
yang demikian luas akan sepenuhnya menerima prinsip integrasi melalui televisi
Eropa, yang ditegaskan kembali dalam suatu buku pedoman, Television Without
Frontiers, yang disetujui tahun 1989 dan dilaksanakan tahun 1991, meski
demikian mendasarnya prinsip itu di mata para anggota pan-Eropean. Malah
sebaliknya, pasar komersial tampaknya mencapai kemenangan pada tahun 1989,
sekalipun terdapat perbedaan-perbedaan yang menonjol, terlepas dari kata
'konvergensi', dalam apa yang terjadi di radio dan televisi serta yang terjadi
dalam telekomunikasi. Sepanjang ada hubungannya dengan telekomunikasi,
maka pemerintah Inggris, yang mengangkat Menterinya yang pertama untuk
Teknologi Informasi tahun 1980, telah merintis jalan. Ia meletakkan kepercayaan
pada sektor bisnis, dan tahun 1984, setelah menjual saham-sahamnya dalam
Cable and Wireless, telah memprivatisasikan British Telecom dengan keyakinan
bahwa dengan privatisasi maka efisiensi (yang bagi sebagian orang merupakan
sebuah prinsip) akan menjadi lebih baik, investasi baru akan dimobilisasikan
dan persaingan akan terangsang. Namun, rencana-rencana yang berkaitan untuk
mengembangkan siaran satelit langsung melalui sebuah konsorsium risiko-bersama
gagal pada tahun 1988, meskipun konsorsium itu mencakup pemain-pemain
yang kuat, seperti British Telecom, British Aerospace, GEC/Marconi dan the
Rothschild Bank.
Sebuah konsorsium baru, BSB (British Satellite Broadcasting), yang
mencakup beberapa perusahaan televisi dan Pearson, penerbit (dengan bisnis
buku yang telah mapan, yang salah satu divisinya, Longman, memiliki sejarah
panjang sejak tahun 1724), telah berhasil pada tahun 1990 meluncurkan sebuah
satelit, yang dibuat oleh Hughes Communications. Namun, ternyata biaya
3 6 0
Konvergensi
3 6 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Kabel
Dalam daftar teknologi baru yang dibuat di tahun 1960-an (lihat hlm. 341),
'kaitan luas yang lain', CATV (Cable Television) berada jauh di bawah satelit.
Pada mulanya, stasiun televisi kabel, di mana saja mereka beroperasi, adalah
bersifat lokal dan satu-arah dan menyajikan kepada para penonton suatu
kumpulan pilihan sampai mencapai dua-belas saluran. Janji-janji penerimaan
yang lebih baik sangat penting ketika itu, setidaknya sesuai dengan pilihan-pilihan
yang lebih banyak. Pada banyak negara, sejarah kabel itu berada jauh di
belakang sama dengan radio kawat, yang telah memperbaiki penerimaannya
tanpa bisa memberikan bagi para pendengar banyak pilihan acara. Sekarang,
pada saat teknologi kabel telah berkembang pada tahun 1970-an, terdapat para
peminat yang percaya bahwa ia merupakan inti dari sebuah revolusi
telekomunikasi - dan juga dalam siaran.
362
Daya kejut televisi kabel sesungguhnya timbul bersamaan dengan
pengakuan bahwa ia dapat menyajikan sejumlah besar saluran (semula hanya
12, pada akhirnya mencapai 100 bahkan lebih saluran) dibanding gelombang
udara. Salah seorang pengamat Amerika, Ralph Lees Smith, yang telah
menciptakan lambang 'Wired Nation', yang digunakannya dalam sebuah artikel
yang dibaca secara luas dalam The Nation pada bulan Mei 1970. Namun,
langkah-langkah pertama itu terputus-putus dan ramalan Smith telah
dikesampingkan oleh beberapa kalangan, dianggap sama dengan ramalan cuaca
yang meragukan. Tidak lama setelah itu, orang-orang yang meragukanlah -
yaitu orang-orang yang berbicara tentang' Dongeng Kabel' - yang akan terbukti
salah, atau setidaknya untuk sebagian salah, pada saat kabel tersebar mulai dari
daerah pedesaan dan kota-kota kecil sampai ke kota-kota besar (lihat hlm.
365). Tahun 1970, terdapat 2.639 buah sistem kabel di Amerika Serikat, dengan
pelanggan sebanyak 5,3 juta orang dari 8,7 persen rumahtangga Amerika yang
memiliki televisi; tahun 1975 terdapat 3.506 sistem, dengan 9,8 juta pelanggan,
14,3 persen dari rumahtangga; dan lima tahun kemudian angka-angka yang
sebanding dengannya adalah 4.300,17,2 juta dan 23 persen.
Perkembangan kabel itu telah memunculkan isu-isu kebijakan utama bagi
FCC yang, tanpa suatu arahan dari Kongres, tidak peduli untuk menghadapinya
secara langsung. Tahun 1959, FCC mengeluarkan sikap bahwa karena kabel
itu bukanlah sebuah siaran dan bukan pula komunikasi pembawa berita yang
biasa, maka FCC tidak berwenang atasnya. Kemudian, setelah bertahun-tahun
dinyatakan dalam kalangan network bahwa pertumbuhan kabel dapat
mengakibatkan televisi network yang 'bebas' menjadi bangkrut atau merebut
daripadanya peristiwa-peristiwa yang bisa menjadi berita, seperti peristiwa
olahraga World Series, maka FCC lalu campur-tangan langsung dalam bisnis
kabel itu tahun 1968, bahkan sampai membatasi stasiun kabel dalam mengimpor
'sinyal-sinyal dari jauh' [distant signals], yang berarti semua sinyal yang berada
di luar kawasan layanannya yang telah ditentukan. 'Pembekuan' seperti itu
terbukti ditolak banyak kalangan, dan pada tahun 1972, dalam sebuah kompromi
yang tidak mengenakkan, setelah terjadinya pembicaraan-pembicaraan antara
berbagai kepentingan, maka FCC memutuskan bahwa sistem kabel itu dapat
mengimpor sekurang-kurangnya dua sinyal dari jauh. Namun, mereka masih
harus tunduk kepada peraturan, termasuk persyaratan untuk menyediakan
beberapa saluran untuk kepentingan pendidikan, pemerintahan setempat dan
'kepentingan umum'.
3 6 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 6 4
Konvergensi
3 6 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Viewdata
Kabel tak pelak lagi adalah bisnis besar. Namun sebagaimana Tlmoty Hollins
menulis dalam studinya yang luas, Beyond Broadcasting: Into the Cable Age
3 6 6
Konvergensi
3 6 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
disebutkan sejak awal 1970 sebagai 'sebuah masyarakat yang berbasis data'.
Beberapa tertinggal dalam titik-titik pengembangan yang tidak lengkap, bahkan
pada tahap prototipe. Salah satu contoh adalah high-definition television
(HDTV), yang menawarkan warna dan kejelasan gambar yang lebih baik melalui
1125 lines (daripada 525 dan 625) dan layar yang lebih lebar, seperti layar
bioskop, dan sukses didemonstrasikan di Amerika Serikat dan tempat-tempat
lain, tetapi dengan kekecewaan dari orang Jepang, yang bekerja keras dan lama
untuk mengembangkannya, yang karena beragam alasan tidak terdapat suatu
terobosan.
Fakta bahwa HDTV mampu untuk mengirimkan citra gambar yang
membawa lima kali lebih banyak dari informasi yang dapat dikirimkan citra
konvensional tidak ikut diperhitungkan. Terdapat lebih banyak lagi fakta yang
mendorong. Penggantian sistem akan meliputi tidak hanya investasi yang besar
tetapi suatu alokasi spektrum baru. Standar teknis dalam berbagai negara adalah
berbeda; dan, paling penting dari semuanya, teknologi yang ditawarkan adalah
analog, bukan digital. Klimaks datang di tahun 1997 ketika pemerintah Inggris,
dalam rencananya untuk penyiaran digital, memilih untuk maju dengan ketetapan
lebih banyak saluran dibandingkan dengan pengenalan HDTV.
Digitalisasi, atau beberapa orang menyebutnya digitisasi, kemungkinan
besar telah diperhitungkan sebagai basis dari banyak teknologi baru sepanjang
1980-an, meski hal tersebut adalah proses kumulatif yang baru marak sejak
akhir 1990-an dalam tajuk utama media seperti 'Go Digital, Cable vs Satellite
vs Terrestrial' [Home Entertaintment, Desember 1999]. Ketika AT & T
pecah tahun 1984, sebagian besar jasa telepon Amerika masih dikirim melalui
sistem jaringan yang berisi menara gelombang mikro dan kawat listrik tembaga,
sementara televisi kabel menggunakan kabel koaksial dan pemancar dibatasi
hanya pada spektrum radio. Selama sepuluh tahun berikutnyalah dinyatakan,
walau dengan dilebih-lebihkan, sebuah revolusi optik serat, elektonik, dan
kompresi signal digital mulai mengubah gambar. Yang terakhir dari fitur-fitur
'revolusi' tersebut mampu membuat kapasitas tanpa kawat atau sistem tanpa
kawat meningkat sepuluh kali lipat atau lebih. Meski demikian, pada permulaan
abad ke-21 jutaan provider masih menggunakannya dan sebagian besar
penyiaran radio di dunia adalah non-digital.
Sebelum 'revolusi' tersebut sistem telekomunikasi terfragmentasi, dengan
telekomunikasi dan penyiaran memiliki budaya yang berbeda secara radikal,
yang membesarkan keluarga viewdata. Dan khususnya di Eropa, Kantor Pos,
yang kadangkala bekerja sama dengan bisnis swasta adalah bagaikan orang tua
3 6 8
Konvergensi
yang ambisius. Di Kantor Pos Inggris, keluarga yang mereka besarkan telah
terlentang dan mendapat soro tan pers secara terus-menerus. Kantor Pos Inggris,
yang segera kehilangan sisi telepon dari bisnisnya, yang menempatkan tawaran
di tahun 1979 sistem Viewdata operasional yang pertama di dunia, Prestel,
menindaklanjuti periode eksperimental pada pengembangan teknologi baru
lainnya. Peristiwa ini adalah 'tahun Video t eks', ketika pengamat menyebut jasa
baru tersebut sebagai 'salah satu dari manifestasi pertama dari banyak konvergensi
teknologi komputer dan komunikasi yang marak'. Hal tersebut didiskusikan di
London pada Maret tahun itu pada apa yang disebut sebagai 'forum internasional
yang pertama kali mengenai data video'.
Prestel mungkin dinamakan 'Viewdata' jika Kantor Pos dapat
menghakciptakan nama tersebut, tetapi bukan hanya sistem Viewdata yang
sedang dikembangkan pada saat itu. IBA di Inggris memiliki Oracle, Teletel di
Prancis, Telset di Finlandia, CBS di Teleteks Amerika, dan Telidon di Kanada.
Di dalam semua kasus itu, ciri utama sistem tersebut adalah 'bukan keajaiban
teknologi melainkan kegunaan sosial'; dan Prestel 'sang Pionir', yang tidak
memasukkan mikroprosesor di terminalnya, tidak sendirian dalam mengeks-
ploitasi teknologi baru tersebut.
Kronologi berikutnya dari pengembangan viewdata tidaklah mudah untuk
dipilah-pilah, hal ini karena terdapat jarak antara demonstrasi dan instalasi, dan
celah antara retorika dan kinerja. Pengumuman yang ambisius seringkah dibuat
dan dilaporkan ketika perencanaan berada dalam tahap awal. Set-set yang ada
mahal, dan cara pengongkosan rumit serta kontroversial untuk dikalkulasikan
dan diimplementasikan. Di Prancis, terdapat subsidi silang, tetapi hal tersebut
tidak terjadi di Inggris. Di Amerika Serikat, minat masyarakat sukar untuk
didongkrak. Eksperimen lokal, seperti yang dilakukan Los Angeles Mirror,
yang dimulai di California di tahun 1884, diberhentikan setelah beberapa tahun
merugi.
Ada dua tipe sistem viewdata: berbasis telepon, seperti Prestel dan
Telidon, dan berbasis penyiaran, seperti Ceefax dari BBC dan Oracle dari IBA;
dan adalah komite konsultatif dari ITU yang memilih videoteks sebagai nama
bagi mereka. Tipe pertama mengklaim kesederhanaan, dengan bergantung
kepada data yang ditawarkan pada provider informasi yang memiliki 'halaman-
halaman': tidak diperlukan editor penghubung pusat atau koordinator isi. Peran
Kantor Pos adalah sama seperti pembawa umum, dan oleh karenanya, pada hal
ini serta lainnya terdapat antisipasi dari Internet baik dalam penggunaan bahasa
dan dalam prosedur.
369
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
3 7 0
Konvergensi
3 7 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
dari kaset video' adalah kamera video tahun 1984 Sony, camcorder kecil, 'versi
TV dari Polaroid'. Dan masa kamera digital masih akan datang.
Ada satu penelitian yang mungkin tidak akan lepas landas—videopon—
lebih 'mengkilap' dibanding telepon yang hanya memakai suara, meskipun AT&T
mulai memasarkan Picturephone yang berbasis analog di tahun 1960-an,
memproyeksikan pasar hingga 1 persen dari semua telepon domestik pada tahun
1980-an. Jauh sebelumnya AT&T memutuskan untuk menghentikan pembuatan
telepon tersebut di tahun 1973. Namun ide tersebut tidak pernah kehilangan
daya tariknya dan muncul kembali di tahun 1990-an, ketika menurut survei 1992/
93 di Eropa yang berlangsung selama 18 bulan, yang mencakup Inggris, Prancis,
Jerman, Belanda dan Norwegia, panggilan videopon, yang diiklankan dengan
royal, lebih lama daripada panggilan telepon dan seringkah membutuhkan sepuluh
kali lebih banyak lebar pita (bandwidth).
Videopon jauh lebih mahal dibandingkan telepon genggam seluler dan
kualitasnya tidak dapat dipercaya, tetapi jelas terdapat pasar yang terbatas
baginya seperti untuk konferensi yang menggunakan video. Di bulan Januari
1994, Imagi-Nation, sebuah usaha bersama dari AT&T dan Sierra On-Line,
mencatat 40.000 rumah tangga membayar biaya langganan bulanan lebih dari
£400.000. "Kios Teleponoskopik' diramalkan, meskipun jelas dibutuhkan nama
yang berbeda jika ingin berhasil seperti halnya yang dilakukan kafe dan warung
Internet.
Masa depan yang hebat dari telepon genggam, yang mana kegunaannya,
jika ditinjau kembali sejarahnya ternyata merupakan komunikasi yang berfokus
pada mobilitas yang paling dapat diprediksi sejak awal. Radio Pita Warga
(Citizen 's Band Radio), salah satu dari pengembangannya mengarah kepada
hal tersebut, berpindah dari cerita folklor ke sejarah, menawarkan sebuah mata
rantai antara sejarah transportasi dan sejarah media. Segera sesudah krisis
minyak 1973, batas kecepatan 55 mil per jam diperkenalkan di Amerika Serikat
yang membuat sopir truk di Barat memasang radio amatir dua arah yang
menyediakan sistem peringatan. Sebuah medium baru akhirnya muncul:
setelahnya hal tersebut digunakan oleh pengemudi perahu balap dan pemburu—
mereka diberi perhatian khusus oleh pendukung Citizen 's Band—sebagaimana
oleh pengemudi truk. Ilegal di kebanyakan negara lainnya, termasuk Inggris,
kepemilikan Citizen's Band adalah indikator sosial dan budaya, seperti
kepemilikan otomobil, lebih dari sebuah pertanda bagi hal-hal yang akan datang.
Pemerintah tidak memiliki andil untuk hal tersebut.
372
Konvergensi
3 7 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Pada awal tahun 2000 tercatat empat perusahaan utama telepon genggam
di Inggris: Vodafone, BT Cellnet, One2One dan Orange, di mana yang disebut
terakhir memperoleh 1,2 juta pelanggan dalam waktu singkat dari April hingga
Juni 2000, sebuah babak baru yang signifikan dari total 7,2 juta dalam daftar
pelanggannya. Peserta baru dalam bidang ini, Iridium, sebuah jaringan telepon
satelit, yang menghadapi biaya yang besar untuk memulai, membuat jalan keluar
yang spektakuler pada Maret 2000. Pembelian bisnis dan merger lintas-batas,
yang melibatkan Jepang dan Amerika Serikat, dipublikasikan secara besar-
besaran. Ketika Vodafone, yang dideskripsikan di The Times pada Januari
2001 sebagai 'raksasa telepon genggam yang lapar', mendapatkan America's
Air Touch dan (di tengah kontroversi politik) grup Mannesmann dari Jerman,
menggandakan empat kali lipat ukuran bisnisnya. Dan peijanjian-peijanjian lain
menyusul. Pasar global masih tidak terjenuhi dan banyak kepentingan nasional
dan internasional terlibat.
Hal finansial menyita banyak berita, tetapi beberapa darinya (dan
penyiaran) mengangkat kemungkinan efek samping dari teknologi baru
tersebut. Apakah terdapat risiko kesehatan pada gelombang radio yang
dekat dengan telinga? Apakah anak-anak aman menggunakan telepon
genggam? Apakah perusahaan telepon genggam boleh membangun tiang
pemancar tanpa izin yang terencana? Apakah pengguna telepon genggam
sebaiknya tidak mengaktifkan HP-nya di dalam kereta api dan di dalam
pesawat udara? Di setiap negara muncul keluhan dari orang-orang bukan
pengguna. Kolom surat pembaca di surat-kabar, begitu pula dari pendengar
radio dan pemirsa televisi yang hampir selalu merespon pertanyaan penyiar
yang selalu berulang terus: 'Bagaimana menurut anda?' atau 'Bagaimana
perasaan Anda mengenai hal itu?', menjadi lahan bagi keluhan tersebut.
Terdapat lingkup yang luas untuk prediksi disamping keluhan, Ketika di
Juli 2000 Orange mengumumkan diskon harga—pada saat itu berada di jalur
yang dimiliki oleh France Telecom—hal tersebut sudah direncanakan, seperti
diumumkan British Commercial Director perusahaan tersebut, untuk membuat
pelanggan berhenti menggunakan telepon rumah tradisional. Ia melanjutkan bahwa
hal ini 'dapat menjadi akhir bagi telepon bersaluran tetap'. Bersamaan dengan
hal tersebut, muncul wacana tentang kematian telepon di meja kantor; sebab
akan terjadi perpindahan 'dari ruang meja ke ruang maya'. Di dunia media,
BBC mulai menggunakan telepon genggam untuk pengumpulan berita di tahun
1999; mereka telah menggunakannya di seluruh dunia dalam wawancara pers
dan penyiaran. Nirkabel (wireless) sekarang menjadi dirinya kembali, dengan
3 7 4
Konvergensi
penggunaan inisial 'W' seperti yang didemonstrasikan WAP. Sekali lagi banyak
hal yang dibuat dari permainan. Di dalam koran yang didistribusikan secara
gratis di London, Metro, Owain Bennalleck melaporkan pada Juli 2000 bahwa
WAP sekarang dapat mengirim interaksi multi-pemain, memelihara ikan dan
terlibat dalam pertempuran tank satu lawan satu.
Di dalam buklet iklan'The Mobile Buyers' Bible', jangkauan luas jasa
selain surat suara (voice mail) dan surat elektronik (e-mail) ditawarkan. 'Bible'
tersebut diproduksi oleh Virgin Company milik Richard Branson -nada religiusnya
menonjol- yang mana terlibat dalam setiap bentuk transportasi termasuk, di dalam
kasus Branson, balon. Bible itu juga bergambar. Terdapat gambar telepon dari
semua tipe dan harga, termasuk model yang mewah, 'sadar-mode (fashions-
conscious)', 'jenis yang cocok dimiliki kaum pria dan dikagumi wanita'. Inilah
'panggilan Masa Depan'. Telepon genggam masa depan (3-G, generasi ketiga),
dijanjikan akan berisi slot untuk kartu kredit. Akan terdapat telepon informasi
dan hiburan -dan, meski catatan bisnisnya mengecewakan di masa lalu, videopon.
Kepala grup jaringan Motorola tidak menggunakan baik kata 'transition' maupun
'fad [angin lalu]' tetapi kata 'emergence [kemunculan]' ketika ia melihat ke masa
depan bahwa telepon genggam dapat dihubungkan ke Internet. Perusahaannya
telah memasarkan telepon dengan pengaktifan suara (voice activation), yang
dapat mengatasi kendala ruang dan waktu. 'Di mana pun Anda bepergian di
dunia, cukup katakan nama dan telepon itu akan memutarkan nomor secara
otomatis'.
Motorola, seperti Vodafone, menatap masa depan ketika pengguna
Internet yang sangat meningkat jumlahnya akan menjangkau Internet—tema
bagian berikut di bab ini — dengan telepon dan bukan komputer rumah atau
provider televisi. Dan jumlah pengguna Internet terus meningkat. Pada Januari
2000, lebih dari 20 persen populasi Inggris telah mengakses Internet. Tetapi
Norwegia memiliki angka lebih dari 40 persen dan Finlandia hampir 50 persen.
Di Jepang, 12 persen rumah tangga memiliki Internet, sebuah 'komunitas
elektronik', yang dikatakan mampu mengatasi 'batasan ruang dan waktu'
terbentuk sudah.
Internet
Setidaknya pada tahun 1991, sebuah buku yang ditulis oleh kalangan terkemuka
dalam proses komputasi, Technology 2001: The Future of Computing and
Communications, diterbitkan oleh MIT, belum menyebut-nyebut tentang Internet.
3 7 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Begitu pula tidak terdapat kata 'World Wide Web' atau 'cyberspace [dunia
maya]' dalam Indeks. Namun di tahun yang sama David Gelemter menerbitkan
sebuah buku bagi teknolog, Mirror Worlds, sebuah paper penelitian yang
dielaborasi lebih lanjut dan mengagumkan, yang mana, tanpa menyebutkan kata,
ia meramalkan tentang Web; dan di akhir 1990-an, E.M. Noan, pada saat itu
Direktur Columbia University's Institute for Tele-Information, membuat
pernyataan bahwa 'ketika sejarah media abad ke-20 ditulis, Internet akan terlihat
sebagai kontributor terbesarnya'.
Terobosan datang antara September 1993 dan Maret 1994 ketika sebuah
jaringan yang sampai sekarang ini didedikasikan kepada penelitian akademis
menjadi sebuah jaringan induk bagi jaringan-jaringan yang terbuka untuk semua
orang. Di dalam periode yang sama akses publik kepada perangkat lunak untuk
browsing (Mosaic), dideskripsikan di kolom bisnis New York Times pada
Desember 1993 sebagai 'the first window into cyberspace', membuatnya
dapat digunakan untuk menarik pengguna, yang pada saat itu disebut adaptor,
dan provider, pionir software.
Pada periode yang mengakselerasikan teknologi komunikasi, Internet
menjungkirbalikkan banyak prediksi dan membawa bersamanya banyak kejutan.
Dikatakan bahwa 'lebih banyak fenomena daripada fakta', juga dikatakan bahwa
hal ini adalah 'perbatasan dunia barat yang liar (the wild west frontier)' dari
komunikasi. Secara cepat meninggalkan fisika di belakang, Internet mengem-
bangkan psikologinya sendiri, sebagaimana yang dibuat oleh perbatasan tersebut,
dan apa yang kemudian disebut sebagai' ekologi'-nya, sebuah kata baru dalam
studi komunikasi. Yang lebih mengisyaratkan adalah bahwa pada 1997 Internet
mulai diperlakukan sebagai sebuah paradigma baru, walaupun asalnya dari fisika
dan politik pertahanan. Awalnya disiapkan pada tahun 1968/9, dengan bantuan
finansial yang sangat besar dari pemerintah, melalui Advanced Research Projects
Administration (ARPA) Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Internet
dirintis tahun 1957 sebagai bagian dari respon pemerintah atas proyek Sputnik.
Pada awalnya, hal tersebut hanyalah jaringan terbatas (ARPANET),
membagi informasi antara universitas yang menerapkan 'hi-tech' (sebuah kata
baru) dan institusi penelitian lainnya; dan karena sifat-dasar dari informasi yang
dibagi, maka adalah elemen esensial dalam dasar pemikirannya bahwa jaringan
itu dapat bertahan dari pemindahan atau penghancuran dari setiap komputer di
dalamnya dan, tentu saja penghancuran nuklir semua 'infrastruktur' (kata masukan
baru lainnya) komunikasi. Demikian kata Pentagon. Pandangan dari universitas
3 7 6
Konvergensi
377
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
tahun 1979. Muncul pula American On-Line, saingan beratnya yang berhubungan
dengan grup Jerman dan Prancis. Terdapat juga Prodigy. Ketiganya bersaing
keras, memiliki basis langganan yang jika digabungkan di tahun 1993 telah lipat
dua dalam dua tahun menjadi 3,5 juta. Melihat kekuatan mereka, adalah
memungkinkan, setidaknya jika melihat ke masa lalu, untuk melacak apa yang
nampaknya seperti fase logis dalam sejarah Internet yang kompleks, sebagaimana
di kebanyakan cabang sejarah komunikasi, dengan pembukaan fase baru ketika
Net berhasil menjaring kepentingan bisnis dan penggunaannya meluas.
Pada akhir 1970-an, sarjana MIT Ithiel de Sola Pool, agak tidak biasa
dalam menyebutkan peran ARPA atau CSNET dalam diskusi internasional,
ketika ia menulis bahwa universitas dan institusi lainnya yang terlibat di fase
pertama mengusulkan 'untuk mengadakan jaringan yang meliputi Amerika
Serikat dan Eropa kapan saja volume bisnis mencukupi untuk membayar
peralatan dan jasa yang ada'; dan sementara itu, menurut pandangannya,
'tidak ada perusahaan komersial yang akan menemukan ada manfaatnya
untuk memperluas jaringan meliputi negara-negara berkembang di dunia', ia
memperkirakan biaya sistem akan rendah jika dimasukkan kepada 'sebuah
rencana sistematis yang mendunia' dan dengan mudah akan membiayai dirinya
sendiri begitu mencapai 'skala cakupan yang komprehensif'. (Kata 'skala'
tersebut menonjol). NSF tidak menginginkan atau dapat mengambilalih tugas
kewirausahaan tersebut—dan setelah diskusi yang panjang—menghentikan
pendanaannya di tahun 1995.
Pada saat itu ekologi World Wide Web (www) telah berubah, tidak
berbasis di Amerika Serikat, tapi dari CERN, sebuah institut riset fisika partikel
Eropa, yang berada di pegunungan di Swiss, ketika seorang Inggris, Tim Bemers-
Lee, merancang apa yang dinamakan 'world wide web' tahun 1989. 'Misalkan
saya dapat memprogram komputer saya untuk menciptakan ruang yang mana
setiap hal dapat dihubungkan dengan apa saja,' ia berspekulasi. 'Misalkan semua
informasi yang disimpan di mana saja dapat diakses,' hal ini menarik, tetapi
bukan ini yang ada di benak ARPA atau CSNET atau NSFNET. Tentu saja
tidak juga pada benak pembuat komputer 'yang berdiri sendiri', pribadi, atau
lainnya. Berners-Lee, yang saat itu tidak mengetahui bahwa Vannevar Bush
dari MIT, yang sangat terlibat di dalam sejarah awal komputer dan yang telah
mengepalai US office of Scientific Research Development selama Perang Dunia
II, telah mempertimbangkan hal serupa di dalam artikelnya di Atlantic Monthly
pada tahun 1945 ketika ia membangun mesin mekanis yang dinamakan 'the
Memex'.
3 7 8
Konvergensi
379
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Hal ini merupakan aspek menarik bahkan bagi para pengeritiknya. Sekalipun
begitu apakah Internet dapat bertahan seperti itu? Bagi Benjamin Parker, seorang
penulis Amerika dengan deklarasi 'hasrat untuk demokrasi', Titan baru
telekomunikasi akan bermunculan, tak sabar untuk melaksanakan 'kontrol
monopoli tidak hanya pada barang material seperti batu bara, minyak, baja, dan
rel kereta, tetapi pada instrumen esensial dari kekuatan peradaban yang berbasis
informasi'.
Fase ketiga di dalam sejarah Internet dimulai ketika pemerintah Amerika
Serikat, yang sepenuhnya mendukung komersialisasi, mengubah Internet menjadi
simbol politik. Seperti halnya Universitas Terbuka di Inggris, yang secara pas
menganugerahkan gelar kehormatan pada Berners-Lee, hal tersebut haruslah
bertujuan terbuka, 'terbuka bagi setiap peralatan untuk proses komputasi,
terbuka bagi setiap media komunikasi, terbuka bagi setiap tujuan pribadi atau
publik'. 'Tertutup itu jelek: terbuka itu bagus.' Slogan ini memiliki nada Orwellian
(lihat Animal Farm, bukan 1984) tetapi skenarionya jelas non-Orwellian.
'Lingkaran yang virtuous' akan dibuka; glasnost (asosiasi lainnya) akan berlaku.
Adalah benar bahwa bersama Internet terdapat jangkauan luas 'intranet', pribadi
ke bisnis atau institusi, dengan jumlah dan jangkauan partisipan terbatas, dan
saat intranet ditutup, salah satu perusahaan pertama yang membangun
kesuksesannya pada Internet, Netscape, mendapatkan banyak pemasukan
awalnya dari situ.
Sebelum Berners-Lee, beberapa konvensi Internet telah diselenggarakan.
Para pengguna membuat protokol. Simbol @ dalam alamat e-mail diperkenalkan
ketika e-mail bersirkulasi hanya di antara akademisi. Di tahun 1986, singkatan
'com' untuk commerce (perdagangan), 'mil' untuk military (militer), 'ed' untuk
education (pendidikan) diperkenalkan. Dekade berikutnya, ketika berdasarkan
sebuah estimasi, lebih dari sepuluh juta orang Amerika terhubung ke 'the Net',
teknologi perangkat lunak sedang dikembangkan untuk semua penggunaan yang
dapat dipikirkan. Di tahun 1995, Sun Microsystems memperkenalkan bahasa
program baru, Java, yang dalam teori membuatnya mungkin bagi halaman Web
digunakan untuk setiap tujuan yang ada. Hanya dalam jangka waktu enam
bulan harga saham Sun menjadi lipat dua.
Salah satu kegunaan utama Internet, seperti halnya ARPANET, adalah
mengirim pesan e-mail dalam bahasa 'sesungguhnya', sebagian besar di antaranya
adalah dari satu orang ke orang lain. Inilah topik untuk isu New Yorker pada
Desember 1999,' The Digital Age' (Zaman Digital), yang juga terdapat di
dalamnya artikel yang berjudul'Smart Cars, Technology in Motion'. Ada
3 8 0
Konvergensi
cita-cita, bukan fantasi, pada pendekatan yang digunakan dalam artikel, tidak
hanya karena penulis mendeskripsikan e-mail sebagai 'the return of the word'
setelah zaman visual lama, tetapi karena e-mail yang 'reaksioner' itu tidak
hanya menatap sekilas ke masa lalu, tetapi menatap'jauh ke dalam masa lampau'
ke Swift dan Pope dan Lord Chesterfield, setiap dari mereka dianugerahi
pemberian halaman Web. Memotong jalan pintas ke arah cita-cita yang ada, e-
mail melayani hingga kepentingan orang-ke-orang di dalam keluarga, khususnya
keluarga yang berpencar; hal tersebut membantu menyatukan orang lebih dahsyat
daripada yang bisa dilakukan Kantor Pos. Hanya lalu muncul keluhan mengenai
dampaknya pada anggota keluarga yang ketagihan Internet, 'penyakit mental
sesungguhnya', yang sering dialami anggota termuda dalam keluarga.
Kesimpulan
Pertumbuhan yang cepat dari Web mengalihkan sebagian besar aspek lain
dari sejarah media dan membuatnya sulit untuk melihat signifikansinya dalam
perspektif yang sebenarnya. Majalah baru yang cemerlang Wired, ikon dari
dunia Internet, bicara mengenai soal ini tahun 1997, bahwa 'politisi [ditambah
sejarawan] seharusnya tidak bermimpi untuk berbicara [kepada warga
digital] mengenai masa lalu—atau masa depan untuk urusan itu. Warga digital
tidak peduli terhadap masa kini: mereka ingin tahu tentang masa depan saja.'
Pernyataan yang tegas seperti itu tidak merintangi para politisi, beberapa
dari mereka juga sama tidak pedulinya dengan sejarah, membuat
perbandingan dengan situasi masa lalu, seperti yang dilakukan Al Gore ketika
ia menatap kembali ke Hawthorne (lihat hlm. 272).
Kejadian simbolis besar 1996 untuk Gore dan Clinton adalah California's
Net Day (Hari Jaringan) pada 4 Maret, 'a day of metaphor', ketika Clinton dan
Gore bersama yang lain, termasuk Ketua FCC, memasang kawat telepon yang
menghubungkan ruang sekolah California dengan Internet. Presiden berjanji
bahwa setiap ruang kelas Amerika akan tersambung di abad selanjurnya melalui
National Information Infrastructure (Nil). Ini adalah saat ketika Menteri
Pendidikan Clinton mendeskripsikan Internet, dibahas di bagian sebelumnya
bab ini, sebagai 'blackboard of the future—papan tulis masa depan'. Hiburan
tidak disebut-sebut pada acara tersebut. Apalagi televisi.
Bagi sejarawan, yang kegiatannya menyelidiki masa lalu, dan geografer,
yang menjelajahi ruang dan memetakan rute perdagangan baru di dalam sistem
jaringan, terdapat rangsangan baru pada sejarah media untuk menapaktilas jalan
3 8 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
besar di masa lalu dan menjelajahi rute perdagangan lama, seperti yang
dideskripsikan di bab-bab awal buku ini. 'Trade [Perdagangan]' adalah istilah
yang tepat dan lebih lama dari teknologi, yang saat ini cenderung mendominasi
literatur media. Bagi sejarawan, geografer dan warga digital, perdagangan
elektronik (e-commerce) dapat dilihat sebagai puncak revolusi konsumen,
surganya para pembelanja yang, dalam kata-kata Bill Gates di bukunya The
Way Ahead (1995), akan membuat semua barang di dunia (dapat) tersedia
bagi Anda untuk diteliti, dibandingkan, dan kalau perlu diproduksi, tapi apa
yang Gates sendiri katakan—dan lakukan—dapat dilihat sebagai puncak dari
revolusi yang lebih tua dalam produksi. Kita harus mundur ke belakang, seperti
yang dilakukan bab sebelumnya buku ini, kepada Boulton dan Watt. Itulah
lingkaran yang nyaman untuk diselesaikan.
Meskipun begitu, beberapa sejarawan telah mempertanyakan secara tepat
mengenai penempatan kekuasaan pada pusat dari cerita komunikasi - d a n
bersamanya persamaan terkenal akan pengetahuan dan kekuasaan—berfokus
lebih kepada subjek yang didiskusikan di awal bab ini ketimbang pada kontrol.
Demikianlah halnya untuk Geoffrey Mulgan, yang menulis tahun 1991 di dalam
buku, Communication and Control mengenai 'kisi-kisi dari jaringan dunia',
terbuka dan tertutup, sebelum Internet muncul di tajuk utama, adalah esensial
untuk meneliti bagaimana 'mengontrol infrastruktur' mendahului apa yang akan
disebut di dalam periode yang tercakup di buku ini sebagai 'media'. Ia
memasukkan isi sebagaimana konteks ke dalam catatannya seraya melanjutkan
untuk mempertimbangkan 'tehnik membanjiri, kontrol terputar (spin control),
kebocoran yang tidak teratribusi dan kebohongan yang tidak terjawab, semuanya
bagian dari proses mediasi', yang semuanya, ia usulkan, berkembang 'dalam
tandem dengan teknologi yang membawa mereka'. Secara signifikan, peran
pers di dalam proses ini menerima lebih banyak kritik selama 1990-an pada
kedua sisi Atlantik daripada peran media lainnya dan teknologi baru di mana
mereka bersandar; tentunya lebih daripada dampak Internet pada jurnalis dan
jurnalisme. Hanya untuk alasan ini, meninggalkan semua pertanyaan tentang
'hype', sebagian besar periode dalam sejarah sosial media tidak dapat
memperlakukan Internet sebagai klimaks. Ini adalah periode ketika, dan selalu,
terdapat untaian yang bermacam-macam.
Pada masyarakat multimedia, apa yang disebut David Halberstam sebagai
'kebangkitan budaya pernyataan yang menduga-duga dan pernyataan yang tegas
dengan mengorbankan budaya verifikasi yang lama' adalah topik yang
menciptakan keprihatinan pada kedua sisi Atlantik. Ia menulis dalam pendahuluan
382
Konvergensi
3 8 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Perang Dingin yang lebih luas—pers pada awalnya tidak meliput sepenuhnya.
Beberapa koran memiliki biro di Saigon. Sebagian besar bergantung pada kabel
komunikasi, seperti The Associated Press. Hanya New York Times yang mengirim
reporter dengan stafnya sendiri ke Hanoi, ibukota Vietnam Utara, di tahun 1966.
Time tidak meliput konflik itu segamblang Newsweek, sedangkan Washington
Post, yang di kemudian hari mengekspos Watergate, di tahun 1966 berani
mengajukan dua pertanyaan kunci, 'Apakah AS pada awalnya benar-benar
harus berada di Vietnam?' dan 'Apakah perang tersebut dapat dicegah?'
Pengumuman yang mengejutkan oleh Presiden Lyndon Johnson di tahun
1968 bahwa ia mengambil langkah keluar dari politik membuat presentasi
televisinya mengenai hal itu menjadi mengesankan seperti halnya salinan berharga
dari yang dibuat Life mengenai pembunuhan Kennedy. Johnson, yang ingin
berkonsentrasi pada isu hak sipil domestik, percaya bahwa jurnalis televisi yang
mengirim gambar-gambar perang bertanggung jawab akan surutnya nasib
baiknya, tetapi ada jurnalis yang percaya akan hal sebaliknya. Seorang kritikus
televisi, Michael Arlen, prihatin akan apa yang disebut 'jurnalisme baru' untuk
pertama kali, karena sebutan itu cenderung meremehkan apa yang terjadi. Ini
adalah tesis dari buku Living-Room War yang diterbitkan pada tahun 1969.
Bahwa televisi dapat juga salah dalam menggambarkan kejadian telah diperjelas
oleh sejumlah jurnalis sebagaimana oleh sejarawan. Mereka berbeda dalam
cakupan mengenai siapa yang telah mereka hubungkan dengan kegagalan di
Vietnam baik kepada media atau kepada presiden AS dan penasihat mereka.
Pada dekade setelah penarikan mundur Amerika dari Vietnam, dengan
perkembangan komunikasi satelit dan komputer (faktor teknologi), berita kian
berjalan lebih cepat daripada sebelumnya, dan liputan CNN akan Perang Teluk
menarik perhatian dunia. Ketika Saddam Husein menginvasi Kuwait di tahun
1990, CNN memiliki kurang dari sejuta pemirsa. Pada saat pesawat Sekutu
mengebom Baghdad setiap malam di tahun 1991, CNN merebut hampir tujuh
juta pemirsa. Pentagon coba mengatur penyampaian berita, menggunakan pita
video dan serta penerangan yang ringkas -dan banyak sekali berhasilnya —
tetapi liputannya dilihat oleh Margaret Thatcer, Boris Yeltsin dan Kolonel Gaddafi,
juga oleh Presiden George Bush dan Saddam Husein. Terdapat rasa 'harus
segera', tetapi dengan bantuan kaset video pemirsa dapat mengetahui apa yang
terjadi kapan saja mereka inginkan -di luar 'waktu sebenarnya'. Terdapat umpan
balik (feedback) juga. CNN mendapat 'surat kebencian (hate mar/)': Peter
Amett, yang melaporkan dari 'wilayah musuh di Baghdad', untuk banyak pemirsa
3 8 4
Konvergensi
3 8 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
politisi Inggris pertama yang berkata mengenai revolusi teknologi yang panas
membara (white-hot), dan sepenuhnya menyadari bahwa hal tersebut sebagian
besar telah mengambil tempat di luar Inggris. Tidak ada kualifikasi masuk formal
yang diminta oleh Universitas Terbuka. Menurut Rektor pertamanya, Geoffrey
Crowther, mantan editor The Economists, yang menyambut inisiatif Wilson,
Universitas tersebut terbuka untuk berbagai mahasiswa, terbuka untuk berbagai
ide, dan terbuka untuk berbagai metode. Universitas membuka pendaftaran
bagi mahasiswa tingkat pertamanya di tahun 1971, dan ratusan ribu mahasiswa
lulus di tahun 1989. Universitas tersebut sangat memperluas program non-
gelamya selama 1980-an dan daerah operasinya selama 1990-an, bahkan
mendirikan cabang Amerika Serikat di tahun 1999.
Belajar jarak jauh telah diluncurkan lebih awal dari tahun 1971 di Kanada,
Australia, dan Selandia Baru, dan di tahun 1989 'Commonwealth of Learning'
didirikan, dengan kantor pusat di Vancouver, untuk mendorong 'penyaluran
sumber dana ke proyek dan program dalam pendidikan jarak jauh di negara-
negara Persemakmuran'. Laporan yang menimbulkan tindakan itu diajukan oleh
Sekjen Persemakmuran asal Karibia, 'Sonny' Ramphal, dan ketua eksekutif
pertamanya, James Maraj, yang juga berasal dari Karibia. Sumber finansial
juga dibatasi, tetapi kegiatan usahanya berskala global. Dari saat itu, universitas
terbuka lainnya mulai bermunculan, diantaranya Indira Gandhi Nasional Open
University, didirikan di tahun 1985, dan Israeli Open University, bersama dengan
yang disebut 'mega' Open University di Thailand dan China, dengan sejumlah
besar mahasiswa yang mendaftar. Di Jepang, University of the Air didirikan di
tahun 1984 dan mengikuti jejak Universitas Terbuka, menggunakan saluran
pendidikan kedua NHK. Lebih dari sekedar proses pelembagaan yang terlibat:
terdapat perubahan yang signifikan dalam persepsi.
Dengan datangnya Internet, terdapat kemungkinan yang makin luas untuk
belajar sepanjang hayat, baik secara formal maupun informal, kapan pun
pengalaman atau pengharapan dibutuhkan untuk hal tersebut, dan muncul klaim
bahwa World Wide Web, jika aksesnya terbuka, akan melayani banyak hal
seperti 'university without walls', bahkan akan menghapus mang kelas. Namun
pada publikasi Masyarakat Eropa 1995, yang disebarkan di malam 'Year of
Lifelong Learning' - dan di pemerintahan, khususnya Inggris—teknologi dari
masyarakat informasi dipertimbangkan kurang jika dipandang dari sudut akibat
mereka pada ruang kelas atau universitas dibandingkan pada mang kerja.
Sementara itu, Cisco Systems, salah satu dari pemsahaan Internet yang paling
efektif, didirikan pada tahun 1984, sangat terlibat dalam pendidikan dan mengurusi
3 8 6
Konvergensi
perangkat keras, perangkat lunak, dan jasa, dan dengan penekanan yang sama
berkata bahwa perusahaan tersebut mencoba membantu mengubah 'cara kita
bekerja, bermain, dan belajar'.
Seorang sarjana Internet menggunakan bahasa yang lebih gamblang dan
lebih provokatif. Ketika David Gelernter menerbitkan Mirror Worlds, yang
meramalkan Web, di tahun 1991, (lihat hlm. 376) gambar dirinya muncul pada
halaman depan bagian bisnis dari New York Times Ahad di tahun 1992. Amat
disayangkan, di tahun 1993 ia terluka parah oleh bom paku teroris. The Second
Coming oleh karenanya adalah judul yang tepat disematkan pada manifestonya
yang diterbitkan tahun 2000, walau hal tersebut merujuk kepada komputer dan
bukan kepada dirinya. Ia berpendapat bahwa di masa pertama komputer, tema
utamanya adalah kekuasaan yang sedang menaik, harga-harga yang berjatuhan,
komputer untuk semua orang, maka tema dari masa kedua, yang sekarang
mendekat, adalah 'proses komputasi lebih penting daripada komputer'. Pada
masa kedua, 'seluruh kehidupan elektronik Anda' akan tersedia dalam 'tubuh
387
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Gambar 29. Walter Perry, Vice-Chancellor pertama dari the Open University, pada
pembukaan studio produksi BBC yang pertama di Alexandra Palace, 1970.
388
Konvergensi
389
a bab terakhir, yang secara singkat dan selektif mencakup wilayah yang
hingga kini belum terpetakan, menunjukkan bahwa corak baru (newness)
pemgembangan komunikasi akhir-akhir ini, terutama secara teknologi,
bisa sangat berlebihan dan apapun kebetulan-kebetulan dan konvergensi-
konvergensinya, tidak pernah ada satu garis perkembangan yang tunggal. Kendati
label-label imbuhan seperti 'Era Digital' mungkin ada gunanya dan membuka
pikiran kita terhadap fenomena masa lampau dan masa kini, paling tidak mereka
bercerita lebih mengenai persepsi ketimbang fakta. Ciri utamanya adalah
'kompleksitas'.
Media mengaburkan fakta karena berbagai alasan: pendidikan, ekonomi
dan budaya, tapi ini bukanlah satu-satunya jenis pengaburan yang ada. Batas
antar media, dan di dalam setiap media antara yang eksperimental dan yang
telah teruji, dan dalam budaya yang tinggi dan rendah, komik strip dan buku
sejarah dengan ilustrasi, telah dibongkar berkali-kali sejak tahun 1990-an. Begitu
juga sekat-sekat antar disiplin -sejarah, sosiologi, antropologi, psikologi,
ekonomi, sebagai contoh — dan antara sastra dan kritik film dan karya fiksi,
terutama fiksi ilmiah. Dalam perilaku, kebiasaan (habit) dan ketergantungan
(addiction) menjadi membingungkan. Dan juga, mengacu pada 'drug culture'
[obat-obat terlarang] - kata benda 'culture' biasa digunakan—menimbulkan
halusinasi dan kegilaan. Bagi Timothy Leary, guru obat-obat terlarang pada
tahun 1960-an, dalam tulisannya 20 tahun kemudian, komputer 'lebih adiktif
daripada heroin'.
Di atas semuanya, ada ambivalensi yang meningkat tentang apa itu manusia
dan apa itu mesin. Istilah 'interface' dalam penggunaan yang umum, digunakan
3 9 0
Kesimpulan: Menuju Ruang Maya
3 9 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
pengguna dalam sebuah ruang yang tidak terpusat, bersifat sementara dan
wujudnya semu.
392
Kesimpulan: Menuju Ruang Maya
sebagaimana dalam kesunyian, antara diri dan diri masa lalu, sejak anak-anak
hingga seterusnya. Dalam orientasi yang abadi, bayangan Gelemter mengenai
'aliran kehidupan' adalah hal yang sering timbul.
Jauh sebelum perjalanan dalam ruang atau ruang maya, di tahun-tahun
yang kini seringkah dianggap sebagai media kuno—cetak dan musik—para
pembaca dan pendengar tidak hams pasif. Begitu pula ketika mereka melihat
lukisan atau patung. Pada tahun 1990-an banyak kegiatan telah dibuat orang
tentang masa depan buku, konser 'live' dan galeri lukisan, yang melihat
bagaimana hal-hal tersebut bertahan dari banyak prediksi awal mengenai
kematiannya. 'Penerbitan tanpa kertas' belum mengambil alih buku dalam 'era
Internet'. Kendati ada 'perjanjian-perjanjian baru' antara para pengarang dan
penerbit, 'yang menyesuaikan dengan era elektronik', tidak ada 'logika
mendesak' yang menunjukkan kematian kegiatan membaca dan menulis.
Konglomerasi lebih mengancam daripada teknologi.
Bahkan pada televisi, yang biasanya diperlakukan (dengan berlebihan)
sebagai media yang paling pasif bagi penonton, ada sebuah elemen interaktif
teknologi setelah pengendali jarak jauh (remote control) ditemukan dan
belakangan hanya dengan menekan sebuah tombol penonton dapat menghubungi
sebuah stasiun kabel untuk menjawab jajak pendapat atau memesan program
TV. Bahkan sebelum ini—dan rencana akses dan partisipasi bagi pendengar
dan penonton—pemirsa televisi bukanlah massa seragam yang pasif, bahkan di
negara-negara dimana sebagian besar acaranya diimpor. Beberapa pakar
sosiologi media mengganggap penonton sebagai 'korban'; faktanya mereka tidak
pernah benar-benar menjadi 'korban', walaupun teijadi kecanduan lebih daripada
kecanduan terhadap obat terlarang atau komputer.
Ruang maya, tidak seperti televisi tapi mirip sebuah bacaan yang tidak
disensor, tidak dijaga oleh penjaga pintu, namun ia tidak dapat melarikan diri
dari akumulasi sejarah. Ketika Silicon Graphics, pelopor perusahaan maya,
menemukan sistem komputer berbasis pada apa yang disebut 'reality engines',
yang dirancang supaya 'memompa keluar informasi memori' dan 'menjaga ilusi
agar tetap hidup', pasti ia tidak mengingatkan—di luar memori kita—bahwa
mesin-mesin uap Newcomen pertama, yang muncul sebelum Boulton dan Watt,
dirancang untuk memompa air keluar dari tambang.
Ilusi dan realitas langsung berhubungan, tapi tak memiliki hubungan yang
jelas. Ada kenaifan yang cukup dalam 'dunia nyata' awal abad ke-21, seperti
ditampakkan oleh sikap jajak pendapat, dan tidak ada kesepakatan, bahkan di
antara 'para pakar', mengenai apa itu ilusi. Bagaimana ilusi terkait dengan realitas
3 9 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
telah memberikan inspirasi kepada para pembuat Cinerama tahun 1960-an, ketika
mereka merekam adegan di film-film melalui tiga kamera yang berbeda dan
menggunakan tiga proyektor film untuk mempersembahkannya ke layar yang
sangat lebar. Salah satu film yang diproduksi pada tahun 1962 adalah The
Wonderful World of the Brothers Grimm. Film lainnya, yang tidak bergema
dengan fantasi tetapi dengan sejarah (dan mitos), adalah How the West Was
Won.
Dua kata-berdengung [buzz-words] yang berkaitan di tahun 1990-an,
'realitas virtual' (RV), memiliki sejarah jauh sebelum tahun 1984, tahun fiktif
dimana George Orwell memperkenalkan 'Newspeak' tiga puluh enam tahun
sebelumnya, dan tahun sebenarnya ketika banyak proyek komunikasi baru, di
luar garis visi Orwell, mencapai puncaknya. Salah satu pemandangan paling
mengesankan dari sebuah tahun simbolis adalah sebuah televisi komersial yang
sangat kuat, '1984', ditugaskan oleh Apple untuk meluncurkan komputer
Macintosh. Ia hanya ditayangkan sekali, selama pertandingan Superbowl: Apple
enggan menggunakannya, sebab biaya pembuatannya $500.000, dan biaya
penayangannya $600.000. Pemirsa pertama-tama melihat sebuah terowongan
pipa di mana saat itu ada sosok-sosok manusia berbaris. Mereka adalah para
narapidana, yang memakai sepatu bot yang berat dengan sol yang tebal. Mereka
telah 'dicuci otak' oleh Saudara Tua Orwellian. Pemirsa melihat proses tersebut
dan, masih menjadi bagian dari proses itu terlihat seorang gadis cantik berambut
pirang yang menyimbolkan perlawanan. Ada banyak lapisan makna, yang dengan
brilian diuji oleh Asa Berger dalam Manufacturing Desire (1996). Dalam istilah
komersial, Saudara Tua adalah IBM, dan para narapidana tersebut adalah bisa
para karyawan IBM atau warga Amerika. Imaji gadis pirang tadi adalah Apple.
Kontras yang teijadi adalah binary, dan presentasi tersebut, yang disutradarai
oleh Ridley Scott, memperlihatkan sebuah bentuk seni ketimbang komersial.
Ada satu 'pengumuman' verbal singkat yang dibuat: 'Tanggal 24 Januari,
Apple Computers akan memperkenalkan Macintosh dan Anda akan melihat
kenapa 1984 tidak akan seperti 1984.' Apakah ini 'realitas'? Apple tetap
misterius, namun ironisnya, adalah IBM, perusahaan yang sudah terbentuk, yang
mana pertama kali menggunakan kata 'virtual' hingga 'realitas' pada akhir 1960-
an ketika ia mulai mengarah pada hubungan-hubungan non-fisik antara proses
dan mesin, dan yang mana pada 1983 telah mengumumkan sebuah Virtual
Universe Operation System, OS/VU, memasukkan kata 'platenary system [sistem
tata surya]' dan 'galaxies' dalam pengumumannya. Juga di tahun 1983, Jaron
Lanier yang saat itu berusia 31 tahun menyatakan tentang realitas virtual ketika
3 9 4
Kesimpulan: Menuju Ruang Maya
sedang membuat pendekatan baru dalam pemanfaatan komputer, dan pada tahun
1985 perusahaannya memproduksi banyak sekali aksesoris atau 'perangkat'
produk realitas virtual, jauh dari yang dibuat IBM. Lanier telah berkecimpung
dalam bisnis video games. Salah seorang koleganya berasal dari NASA. Oleh
karenanya Ada persahabatan yang erat antara eksplorasi ruang angkasa dan
apa yang kemudian disebut 'inner space'.
Banyak dari aksesoris tersebut segera terlihat berlebihan namun 'simulation
tools [perangkat simulasi]', yang mulai dikembangkan tahun 1970-an dan 1980-
an, diterima dalam penggunaan reguler, beberapa darinya untuk tujuan-tujuan
praktis, lebih banyak yang digunakan dalam permainan simulasi. Kesemuanya
itu merupakan bagian dari 'skenario', kata-berdengungyang lain.
Ada kebutuhan militer dan medis untuk meniru lingkungan dan situasi,
dalam pelatihan pilot dan operasi bedah, namun adalah elemen 'fun and games
[kegembiraan dan permainan]', yang amat dikenal di Apple tapi hanya sedikit
diketahui di IBM, yang dengan cepat menarik unsur seni dan juga fisika. Dalam
dunia Lanier ada sebuah kilas balik ke Alice in Wonderland dan ke dunia jungkir
balik (topsy-turvy world) Gilbert dan Sullivan, tokoh dalam sebuah film tahun
1999; sebuah kilas menyamping, mungkin, ke dunia Nintendo dan Pokemon,
sebuah realitas virtual bagi anak-anak; dan sebuah kilas maju kepada apa yang
digambarkan oleh Michael Benedikt sebagai 'sebuah jagat paralel yang diciptakan
dan diteruskan oleh dunia komputer'. Dalam 'lalu lintas global'nya, ia
berpendapat, akan ada 'rupa, suara, kehadiran yang tidak pernah terlihat
sebelumnya di muka bumi'.
Seorang cybernot dapat melihat dan bergerak bebas—menelusuri dunia
maya yang baru ini, sebuah dunia dimana anak-anak dapat bertamasya, dan
dalam dunia itu sebuah kata lama, 'komunitas', yang selalu sulit dijabarkan,
mendapat pemahaman baru dan makin memancing perdebatan. 'Komunitas
virtual' tampaknya didorong mengatasi mang dan waktu. Bagaimana komunitas
virtual dibedakan dari 'komunitas nyata'? Dalam konteks ini, kata'viewpoint'
sering dipisahkan dari sejarah, dari politik dan ekonomi: ia semata-mata berarti
sebuah titik pandang dari seorang pengamat atau peserta dalam sebuah dunia
virtual. Realitas virtual adalah ketika dan di mana 'komputer lenyap dan Anda
menjadi hantu dalam mesin'. Ada sebuah penekanan baru mengenai geografi
dan ekologi. Hal tersebut di luar konteks maya, dimana kata 'zona' pindah ke
dunia 'nyata' untuk menjadi kata-berdengung lain lagi di abad ke-21. BBC,
contohnya, sekarang memiliki Zona Sejarah, dan dalam Kubah Milenium London
di Greenwich, yang disambut dengan retoris, seperti halnya segala sesuatu
3 9 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
mengenai Kubah tersebut, sebagai 'rumah waktu', ada empat belas zona-dengan
salah satunya 'spiritual', secara signifikan merupakan zona paling sulit untuk
dibiayai.
Dari pendekatan dan retorika yang demikian, definisi-definisi masih
diperlukan, terutama dalam memahami 'wilayah-wilayah' dan 'batas-batas' dan
ide-ide yang menstimulasi atau mempertahankannya. Pentingnya definisi ketika
berubah, jika bukan seperti pernyataan formal sebuah makna, mungkin
diilustrasikan seperti dua perubahan dari definisi dasar dalam kosa kata yang
lebih lama dan dalam tahun-tahun yang terdapat dalam dua bab terakhir buku
ini. Mereka berhubungan bukan dengan kata-berdengung (buzz-world)
melainkan dengan kata dasar. Pada tahun 1955, Oxford English Dictionary
mendefinisikan 'komunikasi', sebagai (1) 'tindakan berkomunikasi, sekarang
jarang ada tentang hal-hal materi dan (2) penanaman, penyampaian atau
pertukaran gagasan, pengetahuan dan lain-lain, baik lisan ataupun tulisan atau
tanda-tanda'. Namun, ketika Suplemen Dictionary tersebut muncul pada tahun
1972, komunikasi dijelaskan sebagai 'ilmu atau proses menyampaikan informasi,
terutama dengan alat-alat elektronika atau teknik-teknik mekanis'.
Perbedaannya besar sekali.
Meskipun begitu, elemen fantasi (dan kegembiraan) hilang dalam dua
definisi tersebut. Komunikasi tentang 'hal-hal materi' akan berkembang dalam
sebuah ekonomi, namun fantasi, kegembiraan dan mimpi tentu saja lebih
tergambar, bukan saja dalam halaman iklan melainkan dalam halaman berita
surat-kabar dan layar televisi. Sebagaimana dulu pada tahun 1972, sebuah
nomor dari majalah Television Quarterly, diterbitkan sebelum perkembangan
pesat multimedia, telah memasukkan sebuah artikel berjudul 'Realitas dan
Televisi', yang mana penulisnya, John Carden, menjabarkan wawancara dengan
pakar antropologi Edward Carpenter, kolega dari McLuhan di Toronto, yang
menyatakan bahwa penonton acara-acara media 'berpartisipasi semata-mata
sebagai pemimpi'. 'Televisi', kata dia, merupakan 'lompatan psikis yang
sebenarnya dari waktu kita... Isinya adalah barang-barang impian dan bentuknya
adalah mimpi yang murni'.
Dalam tahun-tahun Internet, kata 'mimpi (dream)' juga tergambar dalam
hubungan dengan media pendidikan -tidak saja di Amerika Serikat. Sebuah
brosur iklan yang melukiskan apa yang dulu dikatakan 'pilihan terbaik Inggris
dalam software di waktu luang dan belajar' diterbitkan oleh www@dream.co.uk.
Namun, nomor perdana di dalamnya adalah 'olahraga dan permainan simulasi'.
Dalam majalah internal BBC, Ariel, sebuah artikel pendidikan pada Februari
3 9 6
Kesimpulan: Menuju Ruang Maya
2000 oleh salah satu produser Korporasi World Service, Kathleen Griffin, diberi
judul 'Surfers'Paradise [Surga Para Peselancar]'. Ia menulis mengenai membawa
anak-anak di dunia ke 'pantai Internet'.
Mimpi-mimpi ini adalah mimpi akan kesenangan. Namun mimpi dapat
berubah menjadi mimpi buruk, dan aspek-aspek atau kemampuan-kemampuan
yang menakutkan dari teknologi baru telah mewarnai banyak mimpi karena
multimedia telah maju, membuatnya mungkin untuk 'membuntuti' orang,
merekamnya dan mengumpulkan dari sejumlah sumber lebih banyak 'informasi'
mengenai orang itu ketimbang yang bisa diberikan orang itu sendiri. Hal ini telah
menjadi topik favorit dalam film, sebagaimana dalam The Insider (2000).
Tidaklah pantas untuk memperlakukan ruang maya sebagai ilusi, fantasi
dan pelarian. Ia memiliki ekonomi internalnya dengan psikologi dan sejarahnya
sendiri. Sebuah konferensi universitas pada tahun 1999 yang disebut 'Exploring
Cyber Society [Masyarakat Penjelajah Maya]' mengusung empat untai di
dalamnya, yaitu: cyber society, cyber politics and policy, cyber economic, cyber
culture, dan di antara mereka untai ketiga tampaknya sangat berhubungan -
'pasar, industri, dan korporasi maya... Ekonomi internet... e-commerce...
cyber employment'. Namun, untaian tersebut tidak bisa dan sebaiknya tidak
dipisahkan dari yang lain, termasuk untaian kedua dan keempat khususnya.
Mengatur perjalanan melalui ruang maya diharapkan menguntungkan. Dalam
konteks bab ini, Cinerama, karena seluruh atraksi teknis dan artistiknya, tidak
menjadi populer, dan tidak lebih dari seratus bioskop di dunia yang siap
mempertunjukkannya. Hollywood pun tidak tertarik pada 'sensorama',
menggunakan pandangan dan suara stereoskopis dan bahkan memperkenalkan
rasa suasana yang biasanya hilang, yang tergantung pada 'tikus' (mouse).
Bioskop telah ada sejak-ada satu di Silicon Valley—mana dapat meningkatkan
rasa tersebut, seperti ketika Walt Disney Company melakukannya dalam
pembuatan ulang (remake) Fantasia milenium. Namun karena alasan-alasan
bisnis jumlahnya hanya sedikit. Apa yang secara teknis mudah dikerjakan, dan
menggembirakan para penggemar, tidak selalu membuktikan secara finansial
menarik. Tikus dalam kartun Tom dan Jeriy telah membuktikannya.
Para cyber-businessman menghadapi bahaya sebanyak yang dihadapi oleh
Jerry, beberapa berhubungan dengan beban finansial atas hak cipta. Pada musim
semi tahun 2001 sekelompok juri Amerika telah memerintahkan MP3.com Inc.
untuk membayar pada sebuah perusahaan musik kecil $300.000, jumlah kecil
dari $8.5 juta yang telah diraih oleh perusahaan independen, Tee Vee Toons.
Satu tahun setelah itu, MP3.com setuju dengan jumlah puluhan juta dollar dengan
397
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
lima besar perusahaan rekaman -Universal Music Group, Warner Music Group,
BMQ EMI dan Sony Music Entertainment; di tahun yang sama media raksasa
Jerman Bertelsmann membeli pedagang eceran musik online Amerika CDNow,
dan pada tahun 2001 bekeijasama dengan RealNetworks Inc. untuk membuat
MusicNet untuk memberi lisensi teknologi musik kepada jasa-jasa musik online
lainnya. Apapun yang Virtual, tetap ada sesuatu yang Nyata.
Salah satu teknologi, yang berkaitan dengan realitas virtual, yang di masa
sekarang tidak mendapat tempat utama dalam sejarah media namun mungkin
saja hal itu diraih di masa depan, adalah holografi, yang menjual citra tiga dimensi.
Ia memiliki prasejarahnya, kembali ke dekade terakhir abad ke-19, namun waktu
yang menjadi penanda sejarahnya adalah tahun 1947, ketika Denis Gabor, yang
di tahun 1971 memenangkan Hadiah Nobel, menghasilkan sebuah miniatur
hologram, dan tahun 1976, ketika Gabor, dengan menggunakan laser,
menghasilkan sebuah film holografis 47-detik di Moscow yang memperlihatkan
seorang wanita dewasa sedang membawa buket bunga. Sarjana komunikasi
Brian Winston, yang menceritakan kisah tersebut, meninggalkan pertanyaan
terbuka mengenai apakah holografi akan lepas landas atau menjadi 'pleonasme
terakhir'. Gabor adalah seorang insinyur yang banting setir jadi seniman, dan
baik sebagai insinyur maupun seniman telah mendapatkan tempat utama dalam
sejarah media.
Salah satu konferensi milenium mengenai media yang paling menarik,
digagas oleh Michael Janeway, the American National Arts Journalism
Programme, yang dengan penuh semangat meneliti seluruh lapangan di tahun
2000, mencatat bagaimana Internet dapat melakukan lebih banyak daripada
mengepak-ulang yang sudah tidak sempurna, condong ke ulasan seni di media
yang lebih lama. Namun penelitian yang demikian, jarang teijadi di Inggris yang
selalu mengeluhkan sumber pendanaan yang tidak mencukupi, biasanya tidak
terlalu menaruh perhatian pada 'Wall Street', sekarang sebuah metafora lebih
daripada sebuah tempat. Namun, hal tersebut terutama terjadi dalam bisnis
daripada dalam halaman-halaman seni media cetak, bahwa kontur realitas virtual
dijelaskan, kadang dalam 'bahasa web', kadang dalam bahasa biasa.
Mereka mulai dengan harga saham, namun ketika hal ini dipelajari dengan
penuh hasrat oleh para investor spekulatif karena angkanya naik turun -seringkah
dalam cara yang spektakuler, tergantung pada persepsi atas software apakah
dapat atau mungkin mencapai lebih daripada jejak rekaman di masa lalu -
konsumen yang sadar teknologi, sejumlah kecil konsumen di Inggris, memiliki
kepentingan yang berbeda, bukan dalam saham maya melainkan dalam perangkat
3 9 8
Kesimpulan: Menuju Ruang Maya
399
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 0 0
Kesimpulan: Menuju Ruang Maya
Gambar 30 Dua pendiri Yahoo.com, mensin search Internet. Jerry Young dan
David Filo adalah tipikal muda perintis Internet. Tanpa daya kekuatan untuk search,
Internet tidak bisa berkutik. Di tahun 2001, Yahoo's search engine diproduksi oleh
perusahaan lain, Inktami, dan Yahoo konsentrasi melayani pelanggannya sebagai
infomediator.
4 0 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
AT&T, masalah utamanya adalah monopoli, dan ada banyak tahap dalam
sejarahnya seperti yang terjadi kemudian. 'Windows', perangkat lunak milik
Gates, merupakan titik persoalan teknologi yang utama. Ia membuka ruang
maya bagi seluruh dunia, tapi imaji ruang maya hanya sedikit atau tidak sama
sekali menjadi wacana dari apa yang seharusnya dikatakan oleh Gates atau
musuh-musuhnya. Di London pada bulan April 2000, Simon Jenkins menulis
sebuah artikel dalam The Times berjudul 'Apakah BBC membutuhkan budaya
Microsoft?' Ia tidak memberikan jawaban ya atau tidak melainkan peringatan
baik terhadap Gates maupun Greg Dyke, Direktur-Jenderal BBC yang baru,
untuk tidak menaruh keyakinan mereka dalam monopoli.
Tak perlu dikatakan, di banyak tempat di seluruh dunia, ada sejumlah
allskinhead dan altskunk, dengan jalur chatting mereka sendiri; juga cyberhacker
yang menyendiri, yang jauh lebih banyak mengetahui tentang wilayah mereka
daripada kebanyakan investor atau pilantropis tersebut. Kasus-kasus yang
menjadi berita menyerang Yahoo di bulan Februari 2000 dan Microsoft di bulan
Oktober 2000. Yahoo mengalami apa yang disebut 'pengeboman terkonsentrasi
dengan hujan pertanyaan-pertanyaan kecil' yang disebut 'ping storm [badai ting]',
dan penyerangnya disebut 'cyber terrorist [teroris maya]'. Nama lainnya adalah
'pirates [bajak laut]' (kata yang biasa digunakan di Prancis) dan 'vandals
[perusak]', dan ada penjahat-penjahat lain, dengan beragam corak, diantaranya
paedofilia, yang menggunakan Internet untuk tujuan mereka sendiri tanpa harus
menjadi penggemar komputer, dan penipu-penipu yang penuh percaya diri,
beberapa dari mereka mengetahui setiap trik-trik komputer. Ada juga sekumpulan
perusahaan perjudian, menikmati apa yang disebut pers sebagai'netbet bom'.
Ini merupakan sebuah Pekan Raya —'Bartholomew's Fair'—modern, sejauh
ini dramawan Ben Johnson tidak berhasil dalam menggambarkannya. Namun
Gates tidak terlihat di pekan raya itu, ia berada di kampusnya -lebih tertarik
dengan kendali komputer daripada dengan keceriaan sebuah pekan raya. Di
Cambridge, Inggris, ada dalam peta begitu pula Seattle, dan Seattle ada dalam
peta tersebut pada tahun 2000 bukan karena dia namun lebih karena protes-
protes terhadap WTO yang tengah berusaha menetapkan aturan-main globalisasi.
Para pemrotes menggunakan Internet untuk mobilisasi.
Seluruh kegiatan semacam ini, kecil kemungkinan teijadi di desa, memiliki
dimensi global yang menimbulkan masalah etika, dan paling tidak, masalah hukum
yang menarik untuk dikaji. 'Kita harus membuat sebuah pilihan mengenai
kehidupan dalam ruang maya: apakah nilai-nilai yang tertanam di sana merupakan
4 0 2
Kesimpulan: Menuju Ruang Maya
nilai-nilai yang kita inginkan,' tulis Profesor Hukum dari Amerika Lawrence Lessig
dalam Harvard Law Review pada bulan Desember 1999. Baginya, hukum
maya sama pentingnya dengan hukum perusahaan. Beberapa pandangan yang
berbeda mengenai pokok apakah, jika ada, yang dapat atau harus diatur dalam
Internet, mencerminkan perbedaan-perbedaan nasional yang sedikit
hubungannya dengan teknologi. Pada tahun 1997, Peter Huber di Amerika
Serikat menulis sebuah buku yang relevan, yang dari judulnya saja sudah cukup
jelas - Law and Disorder in Cyberspace: Abolish the FCC and Let Common
Law Rule the Telecoms.
Ada juga pertanyaan-pertanyaan mengenai kebijakan, sebagaimana juga
hukum, yang bertumpu pada pertanyaan 'Dapatkah atau haruskah Internet
dikontrol', dan jika demikian caranya bagaimana? Apakah sebaiknya self-
control, dengan badan-badan lanjutan, jika mungkin, yang mengontrol di tingkat
negara? Nama Tocqueville mungkin bakal disebut-sebut untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Apakah sebaiknya anak-anak diperbolehkan melihat atau
mendengar apa yang mereka inginkan jika orangtua mereka memberikan
kebebasan? Di awal Maret 1996, pada malam pemeriksaan oleh Pengadilan
Federal di Philadelphia mengenai penolakan terhadap Communications Decency
Act [Undang-undang Kesusilaan Komunikasi] yang baru saja disahkan, panel
yang berbeda-beda mempermasalahkan di Internet itu sendiri bagaimana
menyeimbangkan hak Amandemen Pertama dengan kebutuhan untuk melindungi
anak-anak dari dampak penggunaan World Wide Web. Panel tadi disebut
'cybercast [pelaku maya]'. Ada kendala-kendala yang legal terhadap penegakan
Undang-undang itu sendiri.
Tema utama Kuliah Reith 1999 di Inggris Runaway World adalah
globalisasi, dan tujuan pengajarnya, Anthony Giddens, Direktur London School
of Economics, adalah untuk 'memulai wawancara global secara elektronik soal
globalisasi', dimana yang ingin diperlihatkannya adalah 'secara politik, teknologi
dan budaya'. Namun, sebagaimana yang diakuinya sendiri, pokok tersebut
bukan hanya untuk wacana, melainkan untuk perdebatan. Tak banyak yang
dikatakannya mengenai peran media, tapi ada banyak komentar media mengenai
'globalisasi' sebanyak mengenai mata uang Euro.
Kuliah tersebut tidak saja memancing penegasan ulang dari fundamentalis,
tanggapan religius dengan cabang-cabang politiknya, tetapi juga gelombang kritik
dalam lingkaran intelektual yang agak berbeda, terutama di Prancis dari aliran
kiri dan juga kanan, kendati istilah-istilah ini menjadi sulit diterapkan. Di London,
4 0 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Michael Gove, pembuat resensi film-film Hollywood terkini yang dirancang untuk
pasar dunia, yang khawatir bahwa 'globalisasi yang terputus-putus' mungkin
menjadi' mission impossible'-yang merupakan judul salah satu film Hollywood
yang disutradarai dan dimainkan dengan baik, menambahkan bahwa 'globalisasi
mungkin tak terelakkan tapi kita tidak menyukainya'. 'Globalisasi mungkin akan
mempermudah orang untuk menghadapi budaya-budaya baru, tapi ia menjadikan
perjalanan turisme kurang bermanfaat karena budaya-budaya menjadi mirip satu
sama lain.'
'What Next?' adalah judul nomor musim panas Media Studies Journal,
diterbitkan di New York pada tahun yang sama dengan Kuliah Reith oleh Giddens
tadi, yang mana menunjukkan bahwa lebih sedikit konsensus pada akhir abad
dan milenium ini yang berhubungan dengan masa depan jurnalisme, 'berita baru',
lebih diminati daripada yang ekonomi 'baru' atau 'berikutnya'. Persetujuan
yang ada hanya mengenai proposisi bahwa 'masa depan jurnalisme bukanlah
yang seperti dulu.' Sebuah judul yang lebih menarik daripada 'What Next?'
telah dipilih dua puluh tahun lebih awal oleh John Howkins, editor Intermedia -
'What Happens after the Future ['Apa yang Terjadi setelah Masa Depan?]'
Seberapa jauh yang dapat atau sebaiknya dilihat oleh para pembaca? Kurang
lebih seperempat abad kemudian, tahun 2000 telah dianggap menjadi tahun
pemutusan, lebih karena tempat simbolisnya saat pergantian milenium daripada
peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi kemudian. Sekarang peristiwa-
peristiwa itu terjadi.
Ironisnya, mungkin, saat itu kita tidak banyak membicarakan tentang masa
depan di tahun 2000 sebanyak di tahun 1960-an dan 1970-an. Masa kini
sendiri sekarang nampak yang terbesar. Langkah perubahan terlalu cepat untuk
menstimulasi produksi. Dalam sebuah nomor Media Studies Journal yang
beijudul 'Kampanye 2000', Elizabeth Weise, yang menulis tentang kampanye
presiden Amerika Serikat sekarang, menilai bahwa para juru kampanye 'belum
untuk Net': 'teknologinya tumpul, database kadang-kadang kekurangan informasi
yang penting, situs-situsnya membosankan.' Bagi dua jurnalis lain yang menulis
di nomor yang sama 'kenyataan-kenyataan dominan' masa kini adalah kelesuan
penduduk dan 'tenggelam dalam putaran', 'para politikus dan reporter terlibat
dalam dialog yang ragu-ragu'. Ketika pemilihan berakhir, masih ada 'kenyataan',
namun kurang dekat dibanding kebutuhan menghitung suara. 'Kenyataan' yang
mirip, kecuali yang terakhir, juga tak henti-hentinya masih menjadi tinjauan di
Inggris. Media tampaknya akan mengatur agenda tersebut, dan jurnalis bahkan
lebih tidak populer di Inggris daripada pengacara. Peran media dalam
4 0 4
Kesimpulan: Menuju Ruang Maya
terbentuknya hasil yang aneh dalam kampanye presiden Amerika tahun 2000
dan hasil prediksi awal pemilihan umum Inggris tahun 2001 dapat dinilai hanya
di masa depan -dan dalam perpektif.
* * *
4 0 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 0 6
Kronologi
4 0 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 0 8
Kronologi
4 0 9
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 1 0
Kronologi
4 1 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 1 2
Kronologi
4 1 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 1 4
Kronologi
4 1 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 1 6
Kronologi
4 1 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 1 8
Kronologi
4 1 9
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
1991 Terowongan Selat Channel selesai (jalur kereta api pertama 1994)
1991 ISDN di Inggris
1992 Clinton terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat
1993 FCC diberi wewenang untuk melelang bagian-bagian spektrum yang
tidak terpakai
1993 Pendaftaran yang terpisah dari saham NASDAQ
1993 Proklamasi dari 'superhighway'
1993 Privatisasi Kereta Inggris diumumkan
1994 Pasukan Rusia memasuki Chechnya
1994 Netscape didirikan
1995 Merger CNN dengan Time/Warner
1995 Yayasan Sains Nasional menyerahkan Internet untuk kepentingan
komersial.
1995 Bahasa program Java
1995 Perdamaian Dayton disetujui untuk Bosnia-Herzegovina
1996 Undang-undang Telekomunikasi Rusia
1996 Undang-undang Penyiaran Inggris
1998 Undang-undang Hak Asasi Manusia Eropa
1998 Undang-undang Perluasan Hak Cipta Amerika
1999 Kekacauan pada World Trade Organization, Seattle
2000 America On-Line merger dengan Time/Wamer
2000 Microsoft berperang melawan penghentian anti-Trust
2000 Televisi memperlihatkan massa di Belgrade menumbangkan
Milosevic
2001 Merger Disney dengan Fox
2001 Kekacauan pada Pertemuan G-8, Genoa
4 2 0
Bacaan Lebih Lanjut
4 2 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 2 2
Bacaan Lebih Lanjut
Spectacle (Paris, 1977) dan J. M. Taylor, Evita Peron: the Myths of a Woman
(Oxford, 1979), bersama F. Yates, Astraea (London, 1975) dan P. Burke, The
Fabrication o f Louis XIV (New Haven, 1992).
Tentang manuskrip, penyensoran dan komunikasi bawah tanah, A. M.
Marotti, Manuscript, Print and the English Renaissance Lyric (Ithaca, 1995);
P. Grendler, The Roman Inquisition and the Venetian Press (Princeton, 1977);
D. Kahn, The Code-breakers (New York, 1967); I. Wade, The Clandestine
Organisation and Diffusion of Philosophic Ideas (Baltimore, 1938); F.
Moureau (ed.) Les presses grises (Paris, 1988); R. Damton, The Forbidden
Best-Sellers of P re-Revolutionary France (New York, 1995); G. Minois,
Censure et culture sousl'ancien regime (Paris, 1995); Mario Infelise, Ilibri
proibiti da Gutenberg all'Encyclopedie (Roma dan Bari, 1999).
Tentang hak milik intelektual, M. Woodmansee, 'The Genius and the
Copyright: Economic and Legal Conditions for the Emergence of the Author',
Eighteenth- Century Studies 17 (1984); R. Iliffe (1992) 'In the Warehouse:
Privacy, Property and Priority in the Early Royal Society', History of Science
30 (1992); M. Rose, Authors and Owners (Cambridge, MA, 1993).
Tentang komersialisasi waktu luang, N. McKendrick, J. Brewer dan J.
H. Plumb, The Birth of a Consumer Society: the Commercialisation of
Eighteenth -Century England (London, 1982); R. Sandgruber, DieAnfange
der Konsumge-sellschaft: Konsumgutverbrauch, Lebenstandard und
Alltagskultur in Osterreich im 18. und 19 Jht (Vienna, 1982); C. Campbell,
The Romantic Ethic and the Spirit of Modern Consumerism (Oxford, 1987);
J. Brewer and R. Porter (eds), The Consumption of Culture 1600-1800
(London, 1995); D. Roche, A History of Everyday Things: the Birth of
Consumption in France (Cambridge, 2000).
Tentang buta-huruf dan sejarah tentang buku-buku dan kegiatan membaca,
pendekatan-pendekatan berdasarkan teori, di antaranya L. Lowenthal,
Literature, Popular Culture and Society (Englewood Cliffs, 1961), seorang
anggota the Frankfurt School; R. Chartier, The Cultural Uses of Print
(Princeton, 1987); and D. R. Olson, The World on Paper: the Conceptual
and Cognitive Implications of Writing and Reading (Cambridge, 1994).
Sintesis-sintesis yang masuk akal, di antaranya C. M. Cipolla, Literacy
and Development in the West (Harmondsworth, 1969); H. Graff (00.), Literacy
and Social Development in the West (Cambridge, 1981); The Legacies of
Literacy (lndianopolis, 1987a); R. A. Houston, Literacy in Early Modern
4 2 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 2 4
Bacaan Lebih Lanjut
dan tema-tema khusus dalam Prose Studies (vol. 21, no. 2,1998) tentang
'News, Newspapers and Society in Early Modem Britain'; K. Lindley, Popular
Politics and Religion in Civil War London (Aldershot, 1997); D. Norbrook,
Writing the English Republic (Cambridge, 1999).
Tentang media dan peristiwa-peristiwa hingga tahun 1688, J. Kenyon,
The Popish Plot (London, 1972); L. Schwoerer, 'Propaganda in the Revolution
of 1688-89', American Historical Review 82 (1977); M. Knights, Politics
and Opinion in Crisis, 1678-81 (Cambridge, 1994); H. Weber, Paper Bullets:
Print and Kingship under Charles II (Lexington, 1996). Tentang Inggris abad
ke-18 dan terutama John Wilkes, lihat J. Brewer, Party Ideology and Popular
Politics at the Accession of George III (Cambridge, 1976), 163-200.
Tentang zaman Pencerahan, Wade, Clandestine Organisation (dikutip
dalam bab 2); N. Hampson, The Enlightenment (Harmondsworth, 1968); D.
Goodman, The Republic of Letters: a Cultural History of the French
Enlightenment (Ithaca, 1994); Darnton, Forbidden Best-Sellers (dikutip dalam
Bab 2); D. Outram, The Enlightenment (Cambridge, 1995); dan bagi suatu
stdi kasus tentang interaksi media lisan dan media tertulis serta konsekuensi
politisnya, R. Darnton, 'An Early Information Society: News and the Media in
Eighteenth-Century Paris', American Historical Review 105 (2000), diringkas
sebagai 'Paris: The Early Inter-net', New York Review of Books, 29 Juni 2000.
Perubahan menuju interpretasi cultural terhadap Revlusi Perancis diawali
oleh F. Furet dalam bukunya Interpreting the French Revolution (1978:
terjemahan Inggris, Cambridge, 1981); lihat juga L. Hunt, Politics, Culture
and Class in the French Revolution (Berkeley, 1984), and K. Baker, Inventing
the French Revolution (Cambridge, 1990). Tentang peran media, lihat J. A.
Leith, The Idea of Art as Propaganda in France, 1750-1799 (Toronto, 1965);
M. Ozouf, Festivals and the French Revolution (1976: terjemahan Inggris,
Cambridge, MA, 1988); J. Landes, Women and the Public Sphere in the Age
of the French Revolution (Ithaca, 1988); R. Darnton and D. Roche (ed.),
Revolution in Print: the Press in France, 1775-1800 (Berkeley, 1989); J. D.
Popkin, Revolutionary News: the Press in France 1789-99 (Durham, NC,
1990).
Untuk perkembangan-perkembangan di China dan Jepang, lihat S.
Chemiack, 'Book Culture and Textual Transmission in Sung China', Harvard
Journal of Asiatic Studies 54 (1994); J.-P. Drege, 'Des effets de l'imprimerie
en Chine sous la dynastie des Song', Journal Asiatique 282 (1994); H. D.
Smith III (1994), 'The History of the Book in Edo and Paris', dalam J. McClain,
4 2 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
J. Merriman and U. Kaoru (ed.), Edo and Paris (Ithaca, 1994); P. Kornicki,
The Book in Japan: a Cultural History from the Begin-nings to the Nineteenth
Century (Leiden, 1998).
A. Briggs, The Power of Steam (London, 1982) adalah penuntun ke topik ini.
D. Lardner, The Steam Engine Explained and Illustrated (London, 1824),
merupakan sumber kontemporer yang sangat berguna. Tinjauan umum terbaik
tentang sejarah komparatif industrialisasi adalah D. S. Landes, The Unbound
Prometheus (Cambridge, 1969); sub-judulnya adalah 'technological change
and industrial development in Western Europe from 1750 to the present'. Lihat
juga C. M. Cipolla (ed.), The Industrial Revolution (London and Glasgow,
1973), dan M. Berg, The Age of Manufactures: Industry, Innovation and
Work in Britain, 1700-1820 (Oxford, 1985). Lihat juga dari sisi Norwegia, K.
Bruland, British Technology and European Industrialisation (Cambridge,
1989). Untuk Amerika Serikat, T. C. Cochran, Frontiers of Change: Early
Industrialisation in America (New York, 1981), dan N. Rosenberg,
Perspectives on Technology (Cambridge, 1976) cukup menarik. Lihat juga I.
Spiegel-Rosing dan D. de Solla Price (eds), Science, Technology and Society
(Beverly Hills, 1977); A. Pacey, Technology in World Civilization (Oxford,
1990); M. Daumas (ed.), Histoire General des Techniques (5 vol, Paris, 1962-
); D. R. Headrick, The Tools of Empire: Technology and European
Imperialism in the Nineteenth Century (New York, 1981) dan CNRSS,
Innovation technologique et civilisation, xix-xx siecles (Paris, 1989).
Tentang Boulton dan Watt lihat E. Robinson dan A. E. Musson, James
Watt and the Steam Revolution (London, 1969). H. W. Dickinson menulis
biografi tentang Watt (Cambridge, 1939) dan Boulton (Cambridge, 1937). Latar
belakang sosial dan budayanya dicakup dengan baik dalam W. Bowden,
Industrial Society in England towards the End of the Eighteenth Century
(New York, 1925), dan R. E. Schofield, The Lunar Society of Birmingham
(Oxford, 1963). Tentang paten-paten, lihat C. MacLeod, Inventing the
Industrial Revolution: the English Patent System (Cambridge, 1988); H. I.
Dutton, The Patent System and Inventive Activity during the Industrial
Revolution, 1750-1852 (Manchester, 1984); W. dan M. Ray, The Art of
Invention: Patent Models and their Makers (Princeton, 1974); dan US
4 2 6
Bacaan Lebih Lanjut
4 2 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Sangat berlimpah kepustakaan tentang sejarah kereta api dalam hampir semua
aspeknya. Bagi Inggis, lihat M. Robbins, The Railway Age (London, 1962); P.
J. G. Ransom, The Victorian Railway, How it Evolved (London, 1990); J.
Simmons, The Victorian Railway (London, 1991); M. Freeman dan D. Aldcroft,
4 2 8
Bacaan Lebih Lanjut
The Atlas of British Railway History (London, 1985). Untuk Amerika Serikat,
lihat G. R. Taylor dan I. D. New, The American Railroad Network, 1801-
1890 (New York, 1956); E. G. Kirkland, Men, Cities and Transport (2 jilid,
Cambridge, MA, 1948); A. Martin, Railroads Triumphant: The Growth,
Rejection and Rebirth of a Vital American Force (New York, 1992); B. A.
Borthein dan A. F. Harlow, A Treasury of Railroad Folklore (New York, 1956).
Untuk Kanada lihat R. F. Leggett, Railways of Canada (Vancouver, 1973)
dan untuk India, M. A. Rao, Indian Railways (New Delhi, 1973). D. Thomer,
Investment in Empire: British Railway and Steam Shipping Enterprise in
India, 1825-49 (Philadelphia, 1950) merupakan studi perintisan. Lihat juga D.
R. Headrick, The Tentacles of Progress: Technology Transfer in the Age of
Imperialism, 1850-1940 (New York, 1988); P. O'Brien, Railways and the
Economic Development of Western Europe, 1830-1914 (London, 1983);
dan W. Schivelbusch, The Railway Journey: The Industrialisation of Space
and Time (Berkeley dan Los Angeles, 1986).
Tentang pelayaran lihat A. McGowan, The Century before Steam, The
Development of the Sailing Ship, 1700-1820 (London, 1980); S. Polland,
The British Shipping Industry, 1870-1914 (London, 1979); C. E. McDowell
dan H. M. Gibbs, Ocean Transportation (New York, 1952).
Tentang pengiriman surat dan peran Kantor Pos, lihat K. Ellis, The History
of the Post Office in the Eighteenth Century (London, 1958); H. Robinson,
Britain's Post Office (London, 1953); M. J. Daunton, Royal Mail, The Post
Office since 1840 (London, 1985); W. E. Fuller, The American Mail, Enlarger
of the Common Life (New York, 1972); R. John, Spreading the News
(Cambridge, MA, 1995).
Literatur tentang telegraf elektrik nampaknya hampir sama berlimpahnya
seperti literatur tentang kereta-api. Yang terbaik di antaranya ialah J. Kieve, The
Electric Telegraph: A Social and Economic History (Newton Abbot, 1973).
Compare R. L. Thompson, Wiring the Continent: the History of the Telegraph
Industry in the United States, 1832-66 (Princeton, 1947) dan A. Moyal, Clear
Across Australia, a History of Telecommunications (Melbourne, 1984). Untuk
yang nampaknya mengambil sudut pandang yang berlawanan, lihat G. Blainey,
The Tyranny of Distance (Melbourne, 1966), sebuah studi yang brilian. Lihat
juga F. Gabler, The American Telegraph, 1860-1900: a Social History
(Rutgers, 1988) dan, dalam dimensi waktu yang berbeda, T. Standage, The
Victorian Internet (New York, 1998).
4 2 9
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 3 0
Bacaan Lebih Lanjut
4 3 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Grassroots of the World (New York, 1991); G. Cross, Time and Money: The
Making of Consumer Culture (London, 1993); serta S. Lash dan J. Urry,
Economics of Signs and Space (London, 1994).
Tentang perubahan-perubahan dalam transportasi, lihat P. S. Bagwell,
The Transport Revolution from 1770 (London, 1974); L. H. Adams, Cycles
and Cycling (London, 1965); H. Perkin, The Age of the Automobile (London,
1976); S. O'Connell, The Car in British Society (Manchester, 1998); J. B.
Rae, The American Automobile (Chicago, 1965); J. J. Flink, The Automobile
Age (Cambridge, MA, 1988); M. Wachs dan M. Crawford (ed.), The Car
and the City (Ann Arbor, 1992); M. S. Foster, From Streetcar to
Superhighway (Philadelphia, 1981); T. C. Barker dan M. Robbins, History of
London Transport (2 jilid, London, 1963,1974); C. H. Gibbs Smith, Aviation:
An Historical Study from its Origins to the End of World War II (London,
1970); serta D. Edgerton, England and the Aeroplane (Manchester, 1991).
4 3 2
Bacaan Lebih Lanjut
4 3 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
1985); A. J. Lee, The Origins of the Popular Press (London, 1976); serta L.
Brake, A. Jones dan L.Madden (ed.), Investigating Victorian Journalism
(Basingstoke, 1990). Salah satu dari studi-studi biografi yang paling komprehensif,
mendetail dan mencerahkan adalah karya R. Pound dan G. Harmsworth,
Northcliffe (London, 1959). O. Woods dan J. Bishop, The Story of The Times
(London, 1983), mempergunakan secara selektif lima jilid dari History of The
Times (1935-1952). Untuk pers bergambar, lihat M. Jackson, The Pictorial
Press, its Origins and Progress (London, 1985?); dan T. Hopkinson (ed.),
Picture Post, 1938-50 (London, 1970).
Tentang pers di Prancis, lihat R. Mazedier, Histoire de la presse
parisienne (Paris, 1945) and J.-M. Charon, La presse en France de 1945 a
nos jours (Paris, 1991). Lihat juga J. Sandford, The Mass Media of the
German-speaking Countries (London, 1976).
Untuk broadcasting, lihat A. Briggs, The Birth of Broadcasting (Oxford,
1961) dan The Golden Age of Wireless (Oxford, 1995); P. Scannell dan D.
Cardiff, A Social History of British Broadcasting, 1922-1939 (London, 1991);
S. Briggs, Those Radio Times (London, 1985); dan M. Pegg, Broadcasting
and Society, 1918-1939 (London, 1983). Teks kontemporer yang penting
adalah karya J. C. W. Reith, Broadcast Over Britain (London, 1924). Untuk
di Amerika, lihat, E. Barnouw, The Golden Web (New York, 1968) dan karya
penulis Amerika yang dapat diperbandingkan dengan kaiya Reith, E. Lyons,
Sarnoff (New York, 1966). Lihat juga J. S. Waller, Radio, the Fifth Estate
(Boston, 1950); E. S. Foster, Understanding Broadcasting (Reading, MA,
1978); P. Collins, Radio: The Golden Age (New York, 1988); I. Kerjan dan
R. Dickason, La consommation culturelle dans le monde anglophone
(Rennes, 1999); G. Wedell, Broadcasting and Public Policy (London, 1978);
dan R. W. McChesney, Telecommunication, Mass Media and Democracy
(New York, 1993). Untuk pembelaan terhadap public broadcasting lihat W.
Stevenson dan the Carnegie Commission, A Public Trust (Washington, 1967).
Juga ada sebuah survei yang berharga tentang broadcasting di Amerika,
dengan beberapa perbandingan international, dalam The Annals of the
American Academy of Political and Social Science, 117 (1935). Tentang
peran FCC, lihat M. D. Paglia (ed.), A Legislative History of the
Communications Act of 1934 (New York, 1989), dan E. G. Krasnov, L. D.
Longley dan H. A. Terry, The Politics of Broadcast Regulation (edisi ke-3,
New York, 1982). Lihat juga B. M. Owen, Economics and Freedom of
4 3 4
Bacaan Lebih Lanjut
4 3 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 3 6
Bacaan Lebih Lanjut
4 3 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 3 8
Bacaan Lebih Lanjut
New York, 1988) dan In Other Words: Essays Towards a Reflexive Sociology
(terjemahan Inggris, Stanford, 1990). Sebuah terbitan khusus, Media, Culture
and Society, didedikasikan kepadanya tahun 1980. Lihat juga pendekatan
Inggris terhadap tema-tema yang lama dan yang baru oleh A. Smith, The Shadow
in the Cave (London, 1976).
Untuk pendidikan, lihat J. Robinson, Learning Over the Air: 60 Years
of Partnership in Adult Learning (London 1983); W. Perry, The Open
University (Milton Keynes, 1976); J. Langham, Teachers and Television
(London, 1990); T. Bates dan J. Robinson, Evaluating Educational Television
and Radio (Milton Keynes, 1977); R. J. Blakely, To Serve the Public Interest:
Educational Broadcasting in the United States (Syracuse, 1979); H. E. Hill,
The National Association of Educational Broadcasters, a History (Urbana,
1954); dan British White Paper, Teaching and Learning: Towards the
Learning Society (1996).
Sejarah 'entertainment' media, yang meningkat dengan cepat hingga
sampai pada sejarah olahraga, tidak terlalu banyak dianalisis dibandingkan
pendidikan, kecuali dalam sejumlah besar otobiografi, biografi dan program-
program khusus, bisa dilihat dalam R. C. Toll, The Entertainment Machine:
American Show Business in the Twentieth Century (New York, 1982) dan
H. Vogel, Entertainment Industry Economics: A Guide for Financial Analysis
(edisi ke-2, Cambridge, 1990). Salah seorang perintis cybemetika asal Inggris,
G. Pask, mengatakan dalam An Outline Theory of Media: Education is
Entertainment (Richmond, Surrey, 1976) bahwa pendidikan dan entertainment
(hiburan) adalah sama, namun dia tidak memperhitungkan bisnis pertunjukkan.
Untuk aspek-aspek dan fase-fase sejarahnya, lihat R. W. Malcolmson, Popular
Recreations in English Society, 1700-1850 (Cambridge, 1973); G. Seldes,
The Great Audience (New York, 1950); A. Briggs, 'Mass Entertainment: The
Origins of a Modem Industry', dalam Collected Essays, vol. 3 (London, 1991);
R. C. Allen, Speaking of Soap Opera (Chapel Hill, NC, 1985), dan To Be
Continued: Soap Opera Around the World (New York, 1995); H. O'Donnell,
Good Times, Bad Times: Soap Operas and Society in Western Europe
(Leicester, 1999); J. Comer (ed.), Popular Television in Britain (London,
1991); H. Newcomb, TV, the Most Popular Art (New York, 1974); N. Harris,
The Art of P. T. Barnum (Boston, 1973); A. F. McLean, American Vaudeville
and Ritual (Lexington, 1965); B. Sobel, A Pictorial History of Vaudeville
(New York, 1961); W. C. de Mille, Hollywood Saga (New York, 1939); dan
R. Silverstone, The Message of Television: Myth and Narrative in
4 3 9
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
Contemporary Culture (London, 1981). Untuk musik pop dan olahraga, lihat
D. Ewen, The Life and Death of Tin Pan Alley, The Golden Age of American
Popular Music (New York, 1964); S. Cohen, Rock Culture in Liverpool,
Popular Music in the Making (Oxford, 1919); P. Farmer, Ragtime and Blues
(London, 1979); S. Frith, Performing Rites: On the Value of Popular Music
(Cambridge, MA, 1996); D. Rowe, Popular Cultures: Rock Music, Sport
and the Politics of Pleasure (London, 1995); S. Barnett, Games and Sets:
The Changing Face of Sport on Television (London, 1990); dan G. Shanel,
Fields in Vision: Television Sport and Cultural Translation (London, 1993).
Lihat juga R. Stites, Russian Popular Culture: Entertainment and Society
since 1900 (Cambridge, 1997), yang memuat sebuah diskografi dan bibliografi.
L. Braudy, The Frenzy of Renown, Fame and its History (New York, 1997)
memetakan perubahan dari 'fame' menjadi 'celebrity'.
7. Konvergensi
4 4 0
Bacaan Lebih Lanjut
4 4 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 4 2
Bacaan Lebih Lanjut
Realitas Virtual dikupas dalam buku R. Ralawsky, The Science of Virtual Reality
and Virtual Environments (London, 1993); K. Pimentel dan K. Teixeira, Virtual
Reality, Through the New Looking Glass (New York, 1992); S. R. Ellis,
Nature and Origins of Virtual Environments: a Bibliographical Essay
(Oxford, 1991); M. Rheingold, Virtual Reality (New York, 1991); L.
MacDonald dan J. Vince (ed.), Interacting with Virtual Environments (New
York, 1994); serta M. Benedikt (ed.), Cyberspace: First Steps (Cambridge,
MA, 1991).
Tentang budaya komputer, yang ditilik dari berbagai sudut pandang, lihat
D. Porter (ed.), Internet Culture (London, New York, 1997); B. Laurel,
Computers as Theatre (New York, 1993); J. Palfreman dan D. Suede, The
Dream Machine: Exploring the Computer Age (London, 1991); R. M.
Friedhold, Computer Revolution: Visualisation (New York, 1989); dan S.
G. Jones, Virtual Culture: Identity and Communication in Cyber Society
4 4 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
(Thousand Oaks, CA, 1997); R. Shields (ed.), Culture of the Internet: Virtual
Spaces, Real History, Living Bodies (Thousand Oaks, C A, 1996); S. Turkle,
The Second Self: Computers and the Human Spirit (New York, 1984) dan
Life on the Screen: Identity in the Age of the Internet (New York, 1995); D.
de Kerekhove, The Skin of Culture: Investigating the New Electronic Reality
(Toronto, 1995); W. A. McDougall, The Heavens and the Earth: a Political
History of the Space Age (New York, 1985); serta S. Bukatman, Terminal
Identity (Durham, NC, 1993).
Untuk pertanyaan-pertanyaan seputar budaya cyber — dan tidak ada
konsensus tentang jawaban (ataupun pertanyaan) terhadapnya — lihat W.
novel Gibson Neuromancer (New York, 1984); H. Foster (ed.), Post-Modern
Culture (London, 1985); F. Jameson, Postmodernism or the Cultural Logic
of Late Capitalism (Durham, NC, 1991); B. Nicolls, Blurred Boundaries:
Questions of Meaning in Contemporary Culture (Bloomington, 1994); G.
Himmelfarb, On Looking into the Abyss: Untimely Thoughts on Culture
and Society (New York, 1994); A. Kroker dan D. Cook, The Postmodern
Scene (New York, 1986); B. Mazlish, The Final Discontinuity: the Co-
evolution of Humans and Machines (New Haven, 1993); J. A. Barry,
Technobabble (Cambridge, MA, 1992); G. Stock, Metamorphosis: the
Merging of Humans and Machines into a Global Superorganism (New York,
1993) dan M. Featherstone, Undoing Culture: Globalization, Postmodernism
and Identity (London, 1995).
Ada sebuah titik cerah yang terbatas dalam V. Sobchak, The Persistence
of History (New York, London, 1996) dan dalam A. Smith, Culture and the
Self(Oxford, 1996). Tentang dua pertimbangan kritis tentang soal ini oleh N.
Postman, lihat bukunya Technopoly, The Surrender of Culture to Technology
(New York, 1993) dan Amusing Ourselves to Death: Public Discourse in
the Age of Show Business (New York, 1985). A. Giddens, pengarang The
Consequences of Modernity (Cambridge, 1990), yang memusatkan
perhatiannya tidak pada simulasi tetapi pada globalisasi dalam his Reith lectures,
Runaway World (London, 1999).
Ada beberapa hal yang melegakan bahwa ekonomi dan hukum masih
merupakan elemen-elemen mendasar dalam semua media. Lihat, I. Lessing,
'The Law of the Horse: What Cyber Law Might Teach', dalam Harvard Law
Review, 113 (1999); M. E. Price, Television, the Public Sphere and National
Identity (Oxford, 1995); dan T. Friedman, The Lexus and the Olive Tree
(New York, 1999). Juga melegakan bahwa buku-buku yang dipublikasikan,
4 4 4
Bacaan Lebih Lanjut
4 4 5
Indeks
Australia, 155,164-165,167,172,176,241,
ABC, 287-288,366
380
Acton, Lord, 23
'autonomous model', 81
Addison, Joseph, 37, 86
Adorno, Theodore, 304
AFP, 316
Afrika, 15-17
Babbage, Charles, 140
Agnew, Spiro, 307
Backus, John, 349
Alexandria, 9
Bacon, Francis, 20,42,65,141
Aljazair, 359
Baedeker, Karl, 154
Amerika Latin, 295,315
Bagehot, Walter, 231,246
amnesia, struktural, 15,40
bahasa tubuh, 42-44
Ampere, Andre Marie, 166
Baird, John Logie, 215-219
Amsterdam, 35,70-71,107
Baldwin, Stanley, 258
Anderson, Benedict, 1,37,126
Bandello, Matteo, 75
Andreesen, Marc, 354
Barlacus, Caspar, 69
Annan, Noel, 297,333-334
Barnes, George, 289
Antwerpen, 102
Barnes, Thomas, 249
Apple Macintosh, 349,354,394
Barry, John A., 391
Aretino, Pietro, 62
Barthes, Roland, 42,302
Ariosto, Ludovico, 75
Bartholdi, Frederic Auguste, 156
Arkwright, Richard, 127
Basil of Caesarea, 9
Arnold, Matthew, 243-244
Baudrillard, Jean, 306-307
ARPA, 376,380
Bauman, Zygmunt, 33
Associated Press, 166,316
Bayeux Tapestry, 11
Associated Television, 261
Bayle, Pierre, 70
Assyria, 7
BBC, 196-200,216-219,265-267,268-274,
AT&T, 184-186,196,272,340-341,356-358,
277-279,290-293,337,352,361,369,
368,372,402
374,402
Ataturk, Kemal, 16
Beaumarchais, Pierre-Augustin, 118
Athena, 8,233
Beaverbrook, Lord, 258
Athenian Mercury, 86
Behaim, Martin, 47
Attlee, Clement, 259
Belgia, 170,361
Aubrey, John, 78
Bell Laboratories, 340,343-345
'aura', 46
4 4 6
Indeks
4 4 7
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
D'Alembert, 118-119
Daguerre, Louis, 201-202
Daily Express, 257-260 Eastman, George, 202-204
Economist, 246 291
4 4 8
Indeks
4 4 9
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 5 0
Indeks
4 5 1
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 5 2
Indeks
4 5 3
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 5 4
Indeks
4 5 5
Sejarah Sosial Media: Dari Gutenberg sampai internet
4 5 6
Indeks
4 5 7
Tentang Penulis
4 5 8