Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kehamilan atau disebut juga Gestasi adalah suatu proses/
rangkaian peristiwa baru yang akan dialami oleh wanita bila sel ovumnya
dibuahi oleh sel sperma yang berasal dari tubuh pria dalam proses
reproduksi. Oleh karena itu, ibu yang sedang hamil dikatakan pula sedang
mengandung. Pertanyaan ini dapat pula menimbulkan pertanyaan,
mengandung apa? Jawabannya tidak lain adalah mengandung sel telur
yang telah dibuahi oleh sel mani atau sperma.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya
janin ke dunia luar. Lainnya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 trimaster pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dimulai bulan ke 4 sampai bulan ke 6, trimaster ketiga dari
bulan ke 7 sampai bulan ke 9.
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan
terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan
plasentadan tumbuh kembang hasil sampai aterm.
Kehamilan menyebabkan perubahan fisik, psikis, dan sosial pada
ibu oleh karena itu peran keluarga sangat besar dalam upaya memelihara
kehamilan. Pada primigravida merupakan suatu kondisi kehamilan yang
pertama kali dialami oleh ibu maka asuhan antenatal care merupakan
standar terpenting dalam mendeteksi dini komplikasi yang terjadi, baik
pada ibu maupun pada janin. Dulu orang menganggap bahwa pertolongan
pada persalinan adalah yang terpenting untuk menyelamatkan ibu dan
anak. Tapi persalinan boleh diibaratkan dengan pertandingan olahraga,
prestasi pertandingan tidak ditentukan oleh daya upaya untuk persalinan
saja tetapi jauh sebelumnya adalah sangat tergantung pada persiapan fisik

12
maupun mental, sebelum pertandingan harus dimulai sejak ibu semasa
hamil.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud proses kehamilan?
2. Bagaimna proses Fisiologi pertumbuhan janin?
3. Sebutkan apa saja Tanda dan gejala kehamilan?
4. Bagaimna proses Perubahan fisiologi pada kehamilan
5. Jelaskan konsep dasar ANC (ante netal care)?
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan dan memahami proses kehamilan?
2. Dapat menjelaskan dan memahami Fisiologi pertumbuhan janin?
3. Dapat menjelaskan dan memahami Tanda dan gejala kehamilan?
4. Dapat menjelaskan dan memahami proses Perubahan fisiologi pada
kehamilan
5. Dapat menjelaskan dan memahami konsep dasar ANC (ante netal care)

12
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep dasar kehamilan


1. Proses kehamilan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan terdiri
dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasentadan tumbuh
kembang hasil sampai aterm. (Manuaba, 2010).
a) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung
20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti
proses pematangan dan terjadi ovulasi. Dengan pengaruh FSH, folikel
primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke
permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel. Desakan
folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan
disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan enjadi folikel de Graaf,
ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi
gerak dari tuba yang makin mendekati ovarium, gerka sel rambut
lumen tuba makin tinggi, peristaltik tuba makin aktif. Ketiga faktor ini
menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus.
Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang
mendadak, terjadi pelepasan ovum yang disebut ovulasi. Dengan gerak
aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbraie) maka ovum yang telah
dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan
ini disebut ovum pick up mechanism. Ovum yang tertangkap terus
berjalan mengikuti tuba menuju uterus dalam bentuk pematangan
pertama artinya telah siap untuk dibuahi. (Manuaba, 2010).
b) Spermatozoa

12
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus menjadi
spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid
akhirnya spermatozoa.
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi matarantai hormonal yang
kompleks dari pancaindra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial
leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis.
Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang
mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc. Bentuk
spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan
ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi
sehingga dapat bergerak). Sebagian besar spermatozoa mengalami
kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba falopi.
Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genitalia wanita dapat hidup
selama tiga hari sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi
(Manuaba, 2010).
c) Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi
atau fertilisasi dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat
berlangsung seperti uraian dibawah ini.
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radiata yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah
sitoplasma yang disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona
pelusida. Nutrisi dialirkan ke dalam vitelus melalui saluran pada
zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas
yang dindingnya penuh nonjot dan tertutup sel yang mempunyai

12
silia. Ovum mempunyai waktu hidup terlama di dalam ampula
tuba.
5) Ovum siap dibuah setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
Spermatozoa menyebar masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu
pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu mengadakan
fertilisasi. Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi
d) Proses Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa kedalam sitoplasma, ‘vitelus”
membangktkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam
keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan mengikuti
bentuk anafase dan telofase sehingga pronukleusnya menjadi
“haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling
mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam
pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
Pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam
bentuk “autosom” sedangkan 2 kromosom sisanya sebagai pembawa
tanda seks. Wanita selalu resesif dengan kromosom X. Laki-laki
memiliki dua bentuk kromosom seks yaitu kromosom X dan Y. Bila
spermatozoa kromosom X bertemu sel ovum, terjadi jenis kelamin
wanita sedangkan bila kromosom seks Y bertemu sel ovum, terjadi
jenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu, pihak wanita tidak dapat
disalahkan dengan jenis kelamin bayinya yang lahir karena yang
menentukan jenis kelamin adalah pihak suami. Setelah pertemuan
kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang dalam
beberapa jam telah mampu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya.berbarengan dengan pembelahan inti, hasil konseps terus
berjalan menuju uterus. Pembelahan berjalan terus dan didalam morula
terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disbut blastula.
Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung, blastula dengan vili

12
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan
nidasi.
e) Pembentukan plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding
depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang
tumbuh tidak rata sehingga bagian blastula dengan inner cell mass
akan tertanam ke dalam endometrium.terjadinya nidasi (implantasi)
mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat
dengan ruangan eksoselon membentuk “entoderm” dan yolk sac
(kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk “ektoderm” dan
ruangan amnion. Plat embrio terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang
amnion dan kantung yolk sac. Plat embrio terdiri dari unsur ektoderm,
endoterm dan mesoderm. Ruangan amnion dengan cepat mendekati
korion sehingga jaringan yang terdapat di antara amnion dan embrio
padat dan berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama
dengan hati, limpa dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai
ketiga terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang
menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat
dideteksi pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan
ultrasonografi atau sistem Doppler.
2. Fisiologi pertumbuhan janin
Kehamilan berlangsung selama 40 minggu dengan perhitungan
bahwa satu bulan sama dengan 28 hari. Kehamilan dianggap lewat bulan
bila lebih dari 42 minggu. (Manuaba, 2010). Pada dua minggu pertama,
hasil konsepsi masih merupakan perkembangan dari ovum yang dibuahi,
dari minggu ke-3 sampai ke-6 disebut mudigah (embrio) dan sesudah
minggu ke-6 mulai disebut fetus. Perubahan-perubahan dan organogenesis
terjadi pada berbagai periode kehamilan.
Umur Panjang
Pembentukan organ
kehamilan fetus

12
4 minggu 7,5-10 mm Rudimental mata, telinga dan tulang
8 minggu 2,5 cm Hidung, kuping, jari jemari mulai dibentuk,
kepala menekur ke dada
12 minggu 9 cm Daun kuping lebih jelas, kelopak mata melekat,
leher mulai berbentuk, alat kandungan luar
terbentuk namun belum berdiferensisasi
16 minggu 16-18 cm Genitalia eksterna berbentuk dan dapat dikenal,
kulit tipis dan warna merah
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, rambut mulai tumbuh
dikepala dan rambut halus (lanugo) tumbuh di
kulit
24 minggu 30-32 cm Kedua kelopak mata tumbuh alis dan bulu mata
serta kulit keriput, kepala besar. Bila lahir
dapat bernapas tetapi hanya bertahan hidup
beberapa jam saja
28 minggu 35 cm Kulit warna merah ditutupi verniks kaseosa.
Bila lahir dapat bernapas, menangis pelan dan
lemah. Bayi imatur
32 minggu 40-43 cm Kulit merah dan keriput, bila lahir kelihatan
seperti orang tua kecil (little old man)
36 minggu 46 cm Muka berseri tidak keriput. Bayi prematur
40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan. Kulit licin, verniks kaseosa
banyak, rambut kepala tumbuh baik, organ-
organ baik. Pada pria, testis sudah berada
dalam skrotum sedangkan pada wanita labia
mayora berkembang baik. Tulang-tulang
kepala menulang
Sumber: Mochtar, 1998

Faktor dan subfaktor pertumbuhan dan perkembangan jnin


a) Faktor ibu

12
1) Keadaan kesehatan ibu saat hamil.
2) Penyakit yang menyertai kehamilan.
3) Penyulit kehamilan.
4) Kelainan pada uterus.
5) Kehamilan tunggal atau ganda atau triplet.
6) Kebiasaan ibu, merokok, alkohol, kecanduan.
b) Faktor janin
1) Jenis kelamin janin.
2) Penyimpangan genetik: kelaianan kongenital, pertumbuhan
abnormal.
3) Infeksi intrauterin.
c) Faktor plasenta
Plasenta adalah akar janin untuk dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik dalam rahim. Karena itu, plasenta sangat penting artinya
untuk menjamin kesehatan janin dalam rahim yang ditetapkan dengan
indeks plasenta.
Berat plasenta
Indeks plasenta =
Berat badan bayi

Sumber: Manuaba, 2010.


a) Pernapasan janin
Janin dalam kandungan sudah mengadakan gerakan-gerakan
pernapasan, namun air ketuban tidak masuk ke dalam alveoli paru-
parunya. Pusat pernapasan ini dipengaruhi oleh kadar o2 co2 di dalam
tubuh janin. (Mochtar, 1998).
b) Sirkulasi darah janin
Sistem sirkulasi darah janin yaitu:
1) Foramen Ovale
2) Duktus Arteriosus Botali
3) Arteriae Umbilikales Lateralis
4) Duktus Venosus Aranti

12
Darah yang kaya o2 dan nutrisi yang berasal dari uri masuk ke
tubuh janin melalui vena umbilikus. Melalui duktus venosus Aranti
sebagian besar darah tersebut mengalir ke vena kava inferior lalu
masuk ke atrium kanan jantung. Sebagian kecil darah tadi mengalir ke
hati dan seterusnya ke vena kava inferior seperti tadi. Dalam atrium
kanan, sebagian besar darah ini kana mengalir secara fisiologis ke
dalam atrium kiri melalui foramen ovale. Dari atrium kiri, darah
mengalir ke ventrikel kiri yang selanjutnya dipompakan ke aorta.
Hanya sebagian kecil darah dari atrium kanan mengalir ke ventrikel
kanan bersama-sama dengan darah yang datang dari vena kava
superior.

Karena tekanan dari paru-paru yang belum berkembang maka


sebagian besar darah dari ventrikel kanan ini, yang semestinya
mengalir ke paru-paru melalui aa.pulmonales akan mengalir melalui
duktus Botali ke aorta. Sebagian kecil darah menuju paru-paru
kemudian melalui vv.pulmonales ke atrium kiri. Dari aorta, darah akan
mengalir ke seluruh tubuh membawa o2 dan nutrisi pada sel-sel organ
tubuh janin (Mochtar, 1998).

c) Saluran pencernaan (traktus digestivus)


Saluran pencernaan telah siap terbentuk pada kehamilan 16
minggu. Janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah banyak
yang diarbsorbsi oleh mukosa saluran pencernaan. Mekonium yang
ada dalam saluran pencernaan berwarna hijau tua karena penghancuran
bilirubin. Pada gawat janin timbul hipoksia berat, mekonium keluar
karena usus mengadakan peristaltik dan otot fringter ini lumpuh
(mencret) sehingga air ketuban berwarna kehijauan. Secara normal
janin meminum air ketuban 450 cc setiap hari. Hati telah berfungsi
pada kehamilan 16 minggu yaitu untuk hemopoiesis dan metabolisme
hidrat arang. Glikogen, vitamin A dan vitamin D disimpan dalam hati
(Mochtar, 1998).

12
d) Saluran kemih (traktus urinarius)
Ginjal janin mulai terbentuk pada kehamilan 12 minggu dimana dalam
kandung kemih telah ada air kemih yang diekskresi ke dalam air
ketuban. Pada bayi baru lahir, kapasitas kandung kemih kira-kira 45 cc
dan produksi air kemih rata-rata 0,05-0,10 cc per menit (Mochtar,
1998).
e) Usia kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan.
Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina berumur
4 tahun 8 bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52
tahun. Kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimestes): kehamilan
triwulan I antara 0-12 minggu, kehamilan triwulan II antara 12-28
minggu dan kehamilan triwulan III antara 28-40 minggu (Mochtar,
1998).
Usia kehamilan dapat ditentukan dengan:
1) Menggunakan rumus Naegele. Rumus Naegele menggunakan usia
kehamilan yang berlangsung selama 288 hari. Perkiraan kelahiran
dihitung dengan menentukan hari pertama haid terakhir yang
kemudian ditambah 288 hari. Rumus Naegele dapat dihitung
dengan menambahkan hari pertama haid terakhir dengan tujuh dan
bulannya ditambah sembilan. Contoh: HPHT tanggal 15 January
1993, maka perhitungan perkiraan kelahiran adalah 15 + 7 = 22; 1
+ 9 = 10 sehingga dugaan persalinan adalah 22 Oktober 1993.
2) Gerakan pertama janin. Dengan memperkirakan terjadinya gerakan
pertama janin pada usia kehamilan 16 minggu, maka perkiraan usia
kehamilan dapat ditetapkan. Perkiraan ini tidak akurat.
3) Perkiraan tinggi fundus uteri. Mempergunakan tinggi fundus uteri
untuk memperkirakan usia kehamilan terutama tepat pada hamil
pertama. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini
kurang tepat.
Usia kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri.

12
Tinggi Fundus Uteri Usia kehamilan
1/3 di atas simfisis 12 minggu
½ di atas simfisi pusat 16 minggu
2/3 di atas simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
1/3 di atas pusat 28 minggu
½ pusat-prosesus xifoideus 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu
Dua jari (4 cm) dibawah prosesus xifoideus 40 minggu

4) Penentuan usia kehamilan dengan ultrasonografi. Dengan


menentukan usia kehamilan melalui ultrasonografi dapat diketahui:
diameter kantung gestasi, jarak kepala-bokong, jarak tulang
biparietal, lingkaran perut dan panjang tulang femur (sumber:
Manuaba, 2010).
3. Tanda dan gejala kehamilan
a) Tanda-tanda presumptif
1) Amenorea (tidak dapat haid)
2) Mual dan muntah (nausea and vomiting)
3) Mengidam (ingin makan sesuatu)
4) Tidak tahan suatu bau-bauan
5) Pingsan
6) Tidak ada selera makan (anoreksia)
7) Lelah (fetique)
8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan
pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan
alveoli payudara.
9) Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar.
10) Konstipasi karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh
hormon steroid.

12
11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta,
dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher
dan dinding perut (linea nigra = grisea).
12) Epulis: hipertrofi dari papil gusi.
13) Pemekaran vena-vena (varices) dapat terjadi pada kaki, betis dan
vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
b) Tanda-tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar
2) Uterus membesar: terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan
konsistensi dari rahim.
3) Tanda Hegar
4) Tanda Chadwick
5) Tanda Piscaseck
6) Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton-Hiks
7) Teraba Ballotement
8) Reaksi kehamilan positif
c) Tanda pasti (tanda positif)
1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga
bagian-bagian janin.
2) Denyut jantung janin
a. Didengar dengan stetoskop-monoral Laennec
b. Dicatat dan didengar dengan alat Doppler
c. Dicatat dengan feto-elektro kardiogram
d. Dilihat pada ultrasonografi
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen

Sumber: Mochtar, 1998.

4. Perubahan fisiologi pada kehamilan


a) Perubahan pada sistem reproduksi
1. Uterus

12
a) Ukuran: untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar
akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-
serabut kolagennya menjadi higrokopik. Endometrium menjadi
desidua, ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.
b) Berat: berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi
1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan).
c) Bentuk dan konsistensi: pada bulan-bulan pertama kehamilan,
bentuk rahim seperti alpukat, pada kehamilan 4 bulan
berbentuk bulat dan akhir kehamilan seperti bujur telur. Rahim
yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada kehamilan
2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan sebesar telur
angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan
hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa
lebih lunak (soft) disebut Tanda Hegar.
d) Posisi rahim dalam kehamilan
Pada permulaan kehamilan dalam letak antefleksi atau
retrofleksi, pada 4 bula kehamilan rahim tetap berada dalam
rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut yang
dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati dan rahim
yang hamil biasanya mobil, lebih mengisi rongga abdomen
kanan atau kiri.
e) Vaskularisasi
Aa. Uterina dan aa.ovarika bertambah dalam diameter, panjang
dan anak-anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena)
mengembang dan bertambah.
f) Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft)
disebut tanda goodel. Kelenjar endoservikal membesar dan
mengeluarkan banyak cairan mukus. Karena pertambahan dan

12
pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid dan ini
disebut tanda Chadwick.
2. Indung telur (ovarium)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai
terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesteron.
3. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan
vulva. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih
merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks
disebut tanda Chadwick.
4. Dinding perut (abdominal wall)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya serabut elastis dibawah kulit sehingga timbul striae
gravidarum. Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada
hidroamnion dan kehamilan ganda, dapat terjadi diatasis rekti
bahkan hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah
pigmentasinya dan disebut linea nigra.
5. Payudara
Selama kehamilan, payudara bertambah besar, tegang dan berat.
Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi kelenjar alveoli,
bayangan vena-vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting
susu dan areola payudara, kalau diperas keluar air susu jolong
(kolostrum) berwarna kuning.
b) Perubahan pada organ dan sistem lainnya
a. Sistem sirkulasi darah
a. Volume darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak
akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak
kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu
diikuti curah jantung yang meningkat sebanyak ±30%. Akibat

12
hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan,
ibu menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan
dekompensasi kordis.
b. Protein darah
Gambaran protein dalam serum berubah, jumlah protein
albumin dan gamaglobin menurun dalam triwulan pertama dan
meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Beta-globin
dan fibrinogen terus meningkat.
c. Hitung jenis dan hemoglobin
Hematokrit cenderung menurun karena kenaikan relatif volume
plasma darah. Jumlah eritrosit cenderung meningkat untuk
memenuhi kebutuhan transpor o2 yang sangat diperlukan
selama kehamilan.
d. Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama
trimester kedua dan kemudian akan naik lagi seperti pada pra
hamil.tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas
atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester
pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 permenit.
e. Jantung
Pompa jantung mulai naik kira-kira 30% setelah kehamilan 3
bbulan dan menurun lagi pada minggu-minggu terakhir
kehamilan.
b. Sistem pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak napas. Hal ini
disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat
pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama
hamil. Seorang wanita hamil selalu bernapas lebih dalam.
c. Saluran pencernaan
Salivasi meningkat dan pada trimester pertama mengeluh mual dan
muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga

12
motilitas dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
makanan. Resorbsi makanan baik namun akan menimbulkan
obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi,
biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
d. Tulang dan gigi
Persendian panggul akan terasa lebih longgar karena ligamen-
ligamen melunak (softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada
ruang persendian. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan
kekurangan kalsium. Apa yang disebut dengan gingivitis
kehamilan adalah gangguan yang disebabkan oleh faktor lain,
misalnya hygiene yang buruk disekitar mulut.
e. Kulit
Pada daerah kulit tertentu terjadi hiperpigmentasi:
a. Muka: disebut masker kehamilan (chloasma gravida).
b. Payudara: puting susu dan areola payudara.
c. Perut: linea nigra striae.
d. vulva
f. Kelenjar endokrin
a. Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit.
b. Kelenjar hipofise dapat membesar terutama lobus anterior.
c. Kelenjar adrenal tidak begitu terpengaruh
5. Pemeriksaan ibu hamil
a) Anamnesa
1. Anamnesa tentang identitas: nama diri sendiri, suami, alamat,
pekerjaan dan sebagainya.
2. Anamnesa obstetri: kehamilan ke berapa; apakah persalinan lahir
spontan aterm, hidup atau dengan tindakan, usia anak terkecil;
untuk primigravida lama kawin dan usia; tanggal haid terakhir.
3. Anamnesis tentang keluhan utama.
b) Pemerikaan fisik
1. Pemeriksaan fisik umum

12
a) Keadaan umum: kompos mentis, tampak sakit.
b) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan dan suhu, berat
badan.
2. Pemeriksaan khusus obstetri
a) Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak
janin yang tampak).
b) Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin, Ahfeld).
Teknik pemeriksaan leopold:
1) Leopold I
- Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus uteri, sehingga perkiraan usia
kehamilan dapat disesuaikan dengan tanggal haid
terakhir.
- Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak
membujur sungsang, kepala bulat terasa keras dan
melenting pada goyangan, pada letak kepala akan teraba
bokong pada fundus: tidak keras tak melenting dan
tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak diisi
oleh bagian-bagian janin.
2) Leopold II
- Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi
uterus untuk menentukan bagian apa yang terletak
dibagian samping.
- Letak membujur dapt ditetapkan punggung anak, yang
teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci.
- Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
3) Lepold III
- Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simpisis
pubis.

12
- Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong
teraba tidak keras dan tidak bulat. Pada letak lintang
simpisis pubis akan kosong.
4) Lepold IV
- Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap
kearah kaki ibu untuk menetapkan bagian terendah
janin yang masuk ke pintu atas panggul.
- Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui
lingkaran terbesarnya, maka tangan yang melakukan
pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP maka tangan pemeriksa
konvergen.
c) Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).
d) Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin, gerak janin
intrauterin, hal lain yang terdengar).
e) Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban,
penurunan bagian terendah, penempatan kombinasi, tumor
yang menyerupai bagian terendah, pelvimetri panggul).
Indikasi pemeriksaan dalam:
- Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau
persalinan, sebelum ditinggalkan oleh penolong.
- Jika ada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat
ditentukan.
- Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan CPD.
- Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-maju.
- Jika akan diambil tindakan obstetriboperatif.
- Menentukan nilai skor pelvis.
f) Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan laboratorium,
ultrasonografi, tes pemeriksaan air ketuban, tes pemeriksaan
bakteriologis). Sumber: Manuaba, 2010.
6. Jadwal pemeriksaan kehamilan

12
1) Trimester I dan II
- Setiap bulan sekali.
- Diambil data tentang laboratorium.
- Pemeriksaan ultrasonografi.
- Nasehat tentang diet 4 sehat 5 sempurna, tambahkan protein 0,5
gram/kg BB (1 telur/ hari).
- Observasi adanya penyakit yang mempengaruhi kehamilan,
komplikasi kehamilan dan imunisasi tetanus 1.
2) Trimester III
- Setiap 2 minggu sekali sampai ada tanda kehamilan.
- Evaluasi data laboratorium untuk melihat hasil pengobatan.
- Diet 4 sehat 5 sempurna.
- Pemeriksaan ultrasonografi.
- Imunisasi tetanus 2.
- Observasi adanya penyakit yang menyertai kehamilan, komplikasi
hamil trimester ke-3.
- Rencana pengobatan.
- Nasihat tentang tanda inpartu, kemana harus datang untuk
melahirkan.(Sumber: Manuaba, 2010).
B. Konsep dasar ANC (Ante Netal Care)
1. Pengertian
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang
bersifat preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu
maupun janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan
kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan
optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).
2. Tujuan
Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil
dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan

12
selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal
care adalah:
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu.
c. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya
penyulit/komplikasi yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman
dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan
mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar tumbuh kembang secara normal
g. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan
kematian neonatal.(Bobak, 2004).
3. Standar Pelayanan Ante Natal
Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:
a. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui
sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan
setiap berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I
berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan,
pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada
trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap
minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg
selama kehamilan.
b. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan
darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap
kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan
kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang.

12
Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan
lemah.
c. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk
melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus
neonatorum. Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2
deberikan empat minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam
bulan TT2, TT4 diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan
setelah setahun TT4.
d. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim,
dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk
mengetahui presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam
rahim. Pada pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak
rahim untuk kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika
diperoleh besarnya rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka
direncanakan pemeriksaan lanjutan.
e. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet
besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku
diseluruh puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari
sesegera mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.
f. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi
dengan suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan
nantinya. Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat
maka ibu dan janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan
kelahiran yang benar sehingga membantu menurunkan angka
kematian ibu dan bayi. Program ini lebih diutamakan pada tempat
pelayanan kesehatan terpencil dan jauh dari akses transfortasi yang
memadai.
g. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan
indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) ,

12
PMS). Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko
tinggi terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan
4. Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).
2. U S G
a) Jenis kelamin.
b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh,
2013).

5. Pemeriksaan Ante Natal


Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal
pemeriksaan yaitu untuk menentukan apakah seorang ibu sedang
mengalami kehamilan. Diagnosa kehamilan ditentukan dengan
pemeriksaan laboratorium. Umumnya pemeriksaan yang dipakai yaitu tes
untuk mendeteksi keberadaan hCG. Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai dan deteksi dalam darah enam
hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak periode menstruasi terakhir.
Keberadaan hormone ini dalam urin pada kehamilan merupakan dasar dari
berbagai tes kehamilan di berbagai laboratorium dan kadang-kadang dapat
dideteksu dalam urine 14 hari setelah konsepsi (Bobak, 2005).

TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT


atau
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulandari HPHT

Dengan TPP adalah taksiran perkiraan partus.


Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006),
kunjungan antenatal untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan

12
anak minimal empat kali pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu
sebagai berikut:
a. Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan
b. Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan
c. Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua
kali kunjungan
kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif.
Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan
kehamilan ditentukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat
haid
b. Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan
c. Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan
d. Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan
bersalin..
Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:
Leopold I: Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi
bagian tubuh fetus apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.
Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan
mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan
terassa keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka
akan terasa lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.
Leopold II Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).
Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada
kedua sisi abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain
mempalpasi sisi yang berbeda untuk menemukan bagian punggung janin.
Jika punggung akan teraba cembung dan resisten.
Leopold III: Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat
dengan daerah pelvik.

12
Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi
abdomen di atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang
dan menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan
turun perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan
teraba keras, bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba
lembut dan tidak beraturan.
Leopold IV Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian
terendah janin masuk ke pintu atas panggul.
Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun
ke sisi abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan
bagian tulang yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika
bagian yang masuk baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang
masuk baru setengah, divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh
janin masuk ke dalam rongga panggul.
simpisis (normal : 80-90 cm).

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuberkulosis telah dikenali sebagai keadaan klinis pada
awal abad ke sembilan belas tetapi belum digolongkan sebagai suatu
penyakit infeksi. Pada tahun 1882, Koch mengidentifikasi Mycobacterium
tuberculosis pada penderita tuberkulosis sehingga penyakit tersebut
digolongkan sebagai penyakit infeksi. Penyebaran tuberkulosis menjadi
perhatian kesehatan masyarakat, dan usaha untuk mengendalikan
tuberkulosis menjadi batu loncatan dari kesehatan masyarakat yang
modern.
Gejala tuberkulosis pada anak seringkali tidak khas sehingga
diagnosis pasti ditegakkan dengan menemukan kuman tuberkulosis pada
pemeriksaan mikrobiologis. Akan tetapi pada anak, sulit untuk
mendapatkan spesimen diagnostik yang representatid dan berkualitas baik.
Seringkali, sekalipun spesimen dapat diperoleh, M. Tuberkulosis jarang
ditemukan pada sediaan langsung maupun kultur. Oleh karena itu, uji
tuberkulin memegang peranan penting dalam mendiagnosis tuberkulosis
pada anak.
Tes mantoux merupakan tes uji kulit yang sederhana dan mudah
dilakukan. Hal ini membuat tes Mantoux tetap menjadi pilihan utama
sebagai tes rutin tuberkulosis, meskipun tes diagnostik spesifik dan sensitif
lain telah banyak dikembangkan. Namun begitu, tes Mantoux memiliki
beberapa keterbatasan.

B. Saran

Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan


kesalahan,kami mohonmaaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang
lebih baik dikemudian hari.

12
.

12

Anda mungkin juga menyukai