Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ANALISA KUALITAS BATUBARA


DI PT.LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA
KEC. LAUNG TUHUP KABUPATEN MURUNG RAYA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Disusun oleh :

MUHAMMAD ZAINAL ILMI


NIM. DBD 108 055

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
2013
Page |1

JUDUL : ANALISA KUALITAS BATUBARA

I. PENDAHULUAN

Tugas Akhir ini merupakan kegiatan Mahasiswa sebagai syarat untuk


memenuhi kurikulum perkuliahan di program studi pada suatu perguruan tinggi,
dimana dituntut untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama
dibangku kuliah dengan keadaan lapangan yang sebenarnya.
Penerapan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah tersebut sering mengalami
kendala dikarenakan terbatasnya ilmu yang diperoleh di Perguruan Tinggi yang
bersangkutan, baik terbatas sarana dan prasarana sebagai penunjang kuliah yang
disediakan oleh pihak Perguruan Tinggi maupun kemampuan dari Mahasiswa itu
sendiri. Keterbatasan inilah yang diantisipasi dengan diharuskannya seorang
Mahasiswa pada akhir studinya melaksanakan Tugas Akhir (TA).
Adapun pelaksanaan tersebut dilakukan pada perusahaan yang bergerak
pada bidang usaha sesuai atau relevan dengan bidang ilmu yang dipelajari, dalam
hal ini bidang Pertambangan (sesuai bidang ilmu dan jurusan yang dipraktikkan).
Perusahaan yang ditunjuk untuk kegiatan tugas akhir tersebut adalah
perusahaan yang diharapkan mampu membina dan mengarahkan serta bersedia
memberikan pengalaman ilmu teori dan praktek secara langsung dilapangan
kepada Mahasiswa yang melaksanakan praktek. Hal ini penting diperhatikan,
karena melalui praktek lapangan diharapkan sumber daya manusia meningkat
hingga mendapatkan pengalaman kerja yang dapat berguna nantinya pada masa
mendatang serta dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan terhadap
segala analisa yang akan dilakukan.

Tugas Akhir
Page |2

II. LATAR BELAKANG

Kualitas batubara adalah sifat fisika dan kimia dari batubara yang
mempengaruhi potensi kegunaannya. Kualitas batubara ditentukan oleh maseral
dan mineral matter penyusunnya, serta oleh derajat coalification (rank).

Umumnya, untuk menentukan kualitas batubara dilakukan analisa kimia


pada batubara yang diantaranya berupa analisis proksimat dan analisis ultimat.
Analisis proksimat dilakukan untuk menentukan jumlah air (moisture), zat terbang
(volatile matter), karbon padat (fixed carbon), dan kadar abu (ash), sedangkan
analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada
batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan
juga unsur jarang.

Kualitas dan Klasifikasi Batubara

Kualitas batubara ditentukan dengan analisis batubara di laboraturium,


diantaranya adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat
dilakukan untuk menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu,
sedangkan analisis ultimat dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia
pada batubara seperti : karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur
tambahan dan juga unsur jarang. Kualitas batubara ini diperlukan untuk
menentukan apakah batubara tersebut menguntungkan untuk ditambang selain
dilihat dari besarnya cadangan batubara di daerah penelitian.

Laverick (1987) membagi parameter kualitas didalam menspesifikasikan


batubara bahan bakar menjadi tiga golongan:

(1) Spesifikasi sangat umum

 Nilai panas (specific energy atau calorific value)


 Total moisture
 Kandungan ash (ash content)

Tugas Akhir
Page |3

 Total sulphur
 Zat mudah menguap (volatile matter)
 Moisture dalam sample yang dianlisis
 Penyebaran ukuran butir atau size distribution
 Indeks kedapatgerusan (grindability index)

(2) Spesifikasi kurang umum

 Suhu leleh ash


 Susunan ash atau analisis ash
 Nitrogen
 Klor ,fosfor
 Sifat-sifat pengembangan (swelling)
 Fixed carbon

(3) Jarang dispesifikasikan

 Analisi ultimat
 Unsur runut (trace elements)yang dititik beratkan pada logam
berat ( heavy metals )
 Fluor
 Bentuk-bentuk belerang
 Indeks slagging dan fouling
 Analisi petrografi
 Ash resistivity

Untuk menentukan jenis batubara, digunakan klasifikasi American Society


for Testing and Material (ASTM, 1981, op cit Wood et al., 1983)(Tabel 5.2).
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan jumlah karbon padat dan nilai kalori dalam
basis dry, mineral matter free (dmmf). Untuk mengubah basis air dried (adb)
menjadi dry, mineral matter free (dmmf) maka digunakan Parr Formulas (ASTM,
1981, op cit Wood et al., 1983) :

Tugas Akhir
Page |4

dimana :

FC = % karbon padat (adb)

VM = % zat terbang (adb)

M = % air total (adb)

A = % Abu (adb)

S = % sulfur (adb)

Btu = british termal unit = 1,8185*CV adb

Berdasarkan latar belakang pentingnya studi lapangan tersebut, maka


dilakukan Tugas Akhir di sebuah perusahaan. Perusahaan yang ditunjuk untuk
Tugas Akhir ini adalah perusahaan yang bersedia membina dan mengarahkan
serta bersedia memberikan pengalaman ilmu praktik secara langsung di lapangan
kepada mahasiswa yang melaksanakan Tugas Akhir. Sesuai dengan alasan inilah
yang menjadi dasar praktikan memilih tempat Tugas Akhir di PT.Leighton
Contractors Indonesia

III. MAKSUD DAN TUJUAN


 Maksud
Maksud dari Tugas Akhir ini sebagai salah satu syarat pada kurikulum
pembelajaran pada program S1 Teknik Pertambangan Universitas Palangka
Raya,Kalimantan Tengah.
 Tujuan
Tujuan penyusunan laporan TugasAkhir adalah :

1. Mengetahui kualitas batubara .

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan

kualitas batubara dari kegiatan penambangan.

Tugas Akhir
Page |5

3. Mengetahui cara mengendalikan kualitas batubara.

IV. BATASAN MASALAH

a. Dalam kegiatan Tugas Akhir ini yang dibahas adalah : ANALISA


KUALITAS BATUBARA

V. METODE PENGAMBILAN DATA

Adapun penulisan laporan ini didasarkan pada tiga ( 3 ) metode, yaitu :


a. Metode Observasi (pengamatan)
Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan terhadap kondisi gudang bahan
peledak, proses pekerjaan langsung di lapangan.
b. Metode Interview (wawancara)
Metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab kepada operator lapangan dan
staf.
c. Metode Pustaka
Metode ini dilakukan dengan cara studi literatur maupun yang berkenaan
dengan topik yang dibahas dalam laporan ini.

VI. DASAR TEORI

Batubara merupakan bahan baku pembangkit energi dipergunakan untuk


industri. Mutu dari batubara akan sangat penting dalam menentukan peralatan
yang dipergunakan. Untuk menentukan kualitas batubara, beberapa hal yang harus
diperhatikan adalah : High heating value (kcal.kg), Total moisture (%), Inherent
moisture (%), Volatile matter (%), Ash content (%), Sulfur content (%), Coal size
(%), Hardgrove grindability index (<3mm,>).

a. High Heating Value (HHV)

Tugas Akhir
Page |6

High heating value sangat berpengaruh terhadap pengoperasian alat,


seperti : pulverizer, pipa batubara, wind box, burner. Semakin tinggi high heating
value maka aliran batubara setiap jamnya semakin rendah sehingga kecepatan
coal feeder harus disesuaikan.

b. Moisture Content
Kandungan moisture mempengaruhi jumlah pemakaian udara primernya,
pada batubara dengan kandungan moisture tinggi akan membutuhkan udara
primer lebih banyak guna mengeringkan batubara tersebut pada suhu keluar mill
tetap.

c. Volatile Matter
Kandungan volatile matter mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan
intensitas nyala api. Kesempurnaan pembakaran ditentukan oleh :
Fuel Ratio = Fixed Carbon / Volatile Matter

Semakin tinggi fuel ratio maka carbon yang tidak terbakar semakin banyak.

d. Ash Content dan Komposisi


Ash Content :
1. Batubara sebenarnya tidak mengandung abu, melainkan mengandung
mineral matter. Namun sebagian mineral matter dianalisa dan dinyatakan
sebagai kadar Abu atau Ash Content.
2. Mineral Matter atau ash dalam batubara terdiri dari inherent dan
extarneous.
3. Inherent Ash ada dalam batubara sejak pada masa pembentukan batubara
dan keberadaan dalam batubara terikat secara kimia dalam struktur
molekul batubara
4. Sedangkan Extraneous Ash, berasal dari dilusi atau sumber abu lainnya
yang berasal dari luar batubara.

Tugas Akhir
Page |7

Sifat – Sifat kadar Abu :

1) Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis mineral
matter yang dikandung oleh batubara baik yang berasal dari inherent atau
dari extraneous.
2) Kadar abu relatif lebih stabil pada batubara yang sama. Oleh karena itu
Ash sering dijadikan parameter penentu dalam beberpa kalibrasi alat
preparasi maupun alat sampling.
3) Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama, semakin rendah
nilai kalorinya.
4) Kadar abu juga sering mempengaruhi nilai HGI batubara.

Kegunaan kadar Abu :

1. Kadar abu didalam penambangan batubara dapat dijadikan penentu apakah


penambangan tersebut bersih atau tidak, yaitu dengan membandingkan
kadar abu dari data geology atau planning, dengan kadar abu dari batubara
produksi.
2. Kadar abu dalam komersial sering dijadikan sebagai garansi spesifikasi
atau bahkan sebagai rejection limit.

Tugas Akhir
Page |8

Penentuan kadar Abu :

Kandungan abu akan terbawa bersama gas pembakaran melalui ruang


bakar dan daerah konveksi dalam bentuk abu terbang atau abu dasar. Sekitar 20%
dalam bentuk abu dasar dan 80% dalam bentuk abu terbang. Semakin tinggi
kandungan abu dan tergantung komposisinya mempengaruhi tingkat pengotoran
(fouling), keausan dan korosi peralatan yang dilalui.

e. Sulfur Content
Kandungan sulfur berpengaruh terhadap tingkat korosi sisi dingin yang
terjadi pada elemen pemanas udara, terutama apabila suhu kerja lebih rendah dari
letak embun sulfur, disamping berpengaruh terhadap efektifitas penangkapan abu
pada peralatan electrostatic precipator.

f. Coal Size
Ukuran butir batubara dibatasi pada rentang butir halus dan butir kasar.
Butir paling halus untuk ukuran <3mm,>

g. Hardgrove Grindability Index (HGI)


Kapasitas mill (pulverizer) dirancang pada Hardgrove grindability index
tertentu, maka untuk HGI lebih rendah kapasitasnya lebih rendah dari nilai
patoknya untuk menghasilkan fineness yang sama.

Tugas Akhir
Page |9

h. Ash Fusion Characteristic


Ash Fusion Characteristic akan mempengaruhi tingkat fouling, slagging
dan operasi blower.
PARAMETER KUALITAS BATUBARA
Cukup banyak parameter untuk menentukan kualitas batubara antara lain :

1. Total moisture (%) *) **) ***)


2. Inherent moisture (%) *) **) ***)
3. Ash content (%) *) **)
4. Volatile matter (%) *) **)
5. Fixed carbon
6. Calorific value (kcal/kg) *) **)
7. Total sulphur (%) ***)
8. Index hardgrove *) **)
9. Index muai bebas ***)
10. Roga index ***)
11. Gray king ***)
12. Diatometri ***)
13. Nitrogen (%) **)
14. Phosphor *)
15. P2O5 *)
16. Plastometri ***)
Keterangan :
Diperlukan datanya untuk PLTU
Diperlukan datanya untuk bahan bakar
Diperlukan datanya untuk industry kokas metallurgi

Pemanfaatan suatu jenis batubara tertentu perlu diketahui suatu set data
kualitas batubara yang diperlukan untuk suatu keperluan tertentu. Data ini
diperoleh dari hasil suatu analisis pengujian. Dari sekian banyak parameter
kualitas batubara, biasanya hanya beberapa saja yang bermakna dalam

Tugas Akhir
P a g e | 10

melanjutkan suatu kemanfaatan tertentu. Tetapi dengan mempunyai data lengkap


parameter kualitas batubara dari suatu cadangan tertentu, akan lebih terlihat
seluruh kemungkinan pemanfaatan batubara tersebut yang dapat membantu
industry pemakai.

KUALITAS BATUBARA PADA PEMANFAATANNYA


Pada pemanfaatan batubara perlu diketahui sifat-sifat yang akan
ditunjukan oleh batubara tersebut, baik sifat kimiawi, fisik dan mekanis. Sifat-
sifat ini akan dapat dilihat atau disimpulkan dari data kualitas batubara hasil
analisis dan pengujiannya. Dari sejumlah data kualitas yang ada daripadanya
dapat diambil harga rata-ratanya, misalnya kandungan air, abu dan lain yang
bersifat kimiawi, tetapi ada pula yang tidak dapat diambil harga rata-ratanya
melainkan harus dilihat harga minimum dan maksimum, seperti pada harga
hardgrove index dan titik leleh abu.
Beberapa parameter kualitas yang akan sangat mempengaruhi
pemanfaatannya terutama sebagai bahan bakar adalah :

A. Kandungan air
Kandungan air ini dapat dibedakan atas kandungan air bebas (free
moisture), kandungan air bawaan (inherent moisture) dan kandungan air total
(total moisture). Kandungan air ini akan banyak pengaruhnya pada pengangkutan,
penanganan, penggerusan maupun pada pembakarannya. Moisture air dried-
sample (ISO) atau residual moisture (ASTM) ialah moisture yang hanya dapat
dihilangkan bila sample batubara kering udara yang berukuran lebih kecil dari
3mm (istilah batu bara ukuran minus 3 mm atau -3mm)dipanaskan hingga 105ºC
Jenis – jenis moisture yang biasanya ditentukan dalam analisis batu bara
adalah:
1. Total moisture (TM)
2. Free moisture (FM) atau Air Dry Loss (ADL)
3. Residual moisture (RM) atau Moisture in air dry sample
(MAD)

Tugas Akhir
P a g e | 11

4. Equilibrium moisture (EQM) atau Moisture holding capacity(MHC)


5. Moisture in the analysis sample (dalam analisis proksimat,Mad)

b. Kandungan abu
Selain kualitas yang akan mempengaruhi penanganannya, baik sebagai fly
ash maupun bottom ash tetapi juga komposisinya yang akan mempengaruhi
pemanfaatannya dan juga titik leleh yang dapat menimbulkan fouling pada pipa-
pipa. Dalam hal ini kandungan Na2O dalam abu akan sangat mempengaruhi titik
leleh abu. Abu ini dapat dihasilkan dari pengotor bawaan (inherent impurities)
maupun pengotor sebagai hasil penambangannya. Komposisi abu seyogyanya
diketahui dengan baik untuk kemungkinan pemanfaatannya sebagai bahan
bangunan atau keramik dan penanggulangannya terhadap masalah lingkungan
yang dapat ditimbulkannya.

c. Zat terbang (Volatile Matter)


Kandungan zat terbang sangat erat kaitannya dengan kelas batubara
tersebut, makin tinggi kandungan zat terbang makin rendah kelasnya. Pada
pembakaran batubara, maka kandungan zat terbang yang tinggi akan lebih
mempercepat pembakaran karbon padatnya dan sebaliknya zat terbang yang
rendah lebih mempersukar proses pembakaran. Nisbah kandungan carbon
tertambat terhadap kandungan zat terbang disebut fuel ratio.
Fuel Ratio Berbagai Jenis Batubara :

Jenis Batubara Fuel Ratio


1. Coke 92
2. Antrasit 24
3. Semi antrasit 8.6
4. Bitumen
*) Low volatile 2.8
*) Medium volatile 1.9
*) High volatile 1.3
5. Lignit 0.9

Tugas Akhir
P a g e | 12

d. Nilai Kalor (Fuel Ratio)


Harga nilai kalor merupakan penjumlahan dari harga-harga panas
pembakaran dari unsur-unsur pembentuk batubara. Harga nilai kalor yang dapat
dilaporkan adalah harga gross calorific value dan biasanya dengan besar air dried,
sedang nilai kalor yang benar-benar dimanfaatkan pada pembakaran batubara
adalah net calorific value yang dapat dihitung dengan harga panas latent dan
sensible yang dipengaruhi oleh kandungan total dari air dan abu.
e. Hardgrove Grindability Index (HGI)
Hardgrove Grindability Index merupakan petunjuk mengenai mudah
sukarnya batubara untuk digerus. Harga Hardgrove Grindability Index diperoleh
dengan rumus :
HGI = 13,6 + 6,93 W
W adalah berat dalam gram dari batubara lembut berukuran 200 mesh. Makin
tinggi harga HGI makin lunak batubara tersebut. Suatu PLTU biasanya disiapkan
untuk menggunakan kapasitas
penggerusan terhadap suatu jenis batubara dengan HGI tertentu.

f. Sifat Caking dan Coking


Kedua sifat tersebut ditunjukan oleh nilai muai bebas (free swelling index)
dan harga dilatasi, yang terutama memberikan gambaran sifat fisik pelunakan
batubara pada pemanasannya.

Harga-harga yang ditunjukan oleh hasil analisis dan pengujian tersebut


diperoleh dari sejumlah sample dengan menggunakan tata cara tertentu dan
terkendali. Sedangkan pada kenyataannya pemanfaatannya sangat berbeda. Oleh
karenanya perlu dilakukan pemantauan oleh pemakai batubara terhadap hasil
pembakaran sebenarnya. Dengan demikian akan diperoleh angka-angka yang
dapat dikorelasi terhadap hasil analisis dan pengujian dari sampel
batubara.Kualitas suatu batubara dapat ditentukan dengan cara analisa parameter
tertentu baik

Tugas Akhir
P a g e | 13

secara fisik maupun secara kimia. Parameter yang ditentukan dari suatu analisa
batubara tergantung tujuan untuk apa batubara tersebut digunakan.

VII. LOKASI PELAKSANAAN

Tempat : PT.LEIGHTON CONTRACTORS INDONESIA


Kec.Laung Tuhup ,Kab.Murung Raya ,Provinsi Kalimantan Tengah

VIII. WAKTU PELAKSANAAN

Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, maka jadwal kegiatan kerja


praktik yang kami usulkan adalah (-+)2 bulan. Terhitung dari tanggal Mei sampai
Juni 2013.

IX. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat sebagai bahan pertimbangan bagi pihak


perusahaan dengan harapan dapat memudahkan pelaksanaan tugas akhir (TA)
yang nantinya. Adapun judul Penelitian yang diajukan Analisa Kualitas Batubara
Kami menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini banyak terdapat kekurangan
atau kekeliruan.
Apabila pihak perusahaan ingin mengganti judul penelitian sesuai keadaan
dilapangan mahasiswa siap merubah judul dan melaksanakan Penelitian untuk
itu dimohon adanya saran konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan
pelaksanaan Tugas Akhir(TA) ini. Terima Kasih

Tugas Akhir
P a g e | 14

Bagan Alir Pelaksanan Program Tugas Akhir

Start

Study Pustaka

Wawancara dengan Staf Perusahaan

Pengamatan di Lapangan

Pencatatan Data

Pengolahan dan Analisis


Data

Pembuatan
Laporan

Finish

Tugas Akhir
P a g e | 15

WAKTU PELAKSANAAN TUGAS AKHIR


Setelah disesuaikan dengan jadwal akademik, maka jadwal Penelitian yang
kami usulkan adalah satu bulan. Terhitung dari minggu kedua bulan Mei
diusulkan:
Mei Juni
Kegiatan
II III IV I II III IV
Study Literatur
Pengambilan Data
Pengolahan data

BIODATA :
Nama : Muhammad Zainal Ilmi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
TTL : Kuala Kapuas, 5 Agustus 1989
Alamat : Jln. Riau Gg,Rindang banua
No Telpon : 0812 5498 4170
0853 4858 4296
Email : zainaltp08@gmail.com
Zainaltp08@ymail.com

Riwayat Pendidikan
- SD Negeri Selat Hilir 9 Kuala Kapuas
- SLTP Negeri 1 Kuala Kapuas
- SMAK Negeri 1 Palangkaraya
- Sedang Menempuh Pendidikan S-1 di Jurusan Teknik Pertambangan
Universitas Palangka Raya.

Tugas Akhir
P a g e | 16

Tugas Akhir

Anda mungkin juga menyukai