Anda di halaman 1dari 4

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular

yang masih menjadi prioritas masalah dalam pembangunan kesehatan mengingat

sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan menyebabkan kematian.

Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring

dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.1

Data WHO menyebutkan kejadian demam berdarah telah meningkat secara

dramatis di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir. Sebelum tahun 1970,

hanya 9 negara yang mengalami wabah DBD, namun sekarang DBD menjadi

penyakit endemik pada lebih dari 100 negara, diantaranya adalah Afrika, Amerika,

Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Wilayah Amerika, Asia

Tenggara dan Pasifik Barat adalah yang paling parah terkena dampaknya. Kasus

DBD di seluruh negara di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat mencapai lebih

dari 1,2 juta kasus pada 2008 sedangkan pada tahun 2016 mengalami kenaikan yang

cukup tinggi hingga lebih dari 3,34 juta kasus. Perkembangan selanjutnya pada tahun

2017 dan 2018 jumlah kasus DBD mengalami penurunan di beberapa wilayah,

terutama beberapa negara di Amerika. Peningkatan kasus DBD kembali teramati

pada tahun 2019 ini, yaitu wilayah Pasifik Barat, Australia, Kamboja, Cina, Laos,

Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam, Afrika, dan beberapa negara di wilayah

Amerika.2

DBD menempati beban kesehatan masyarakat tertinggi di Asia Tenggara

dalam jumlah penderita DBD tiap tahunnya. Pada tahun 2010, negara-negara
2

wiilayah Asia Tenggara melaporkan 293.868 kasus DBD dengan jumlah kematian

mencapai 1.896 (CFR = 0,65%). Angka ini merupakan angka tertinggi yang

dilaporkan selama lima tahun terakhir.3

Indonesia dilaporkan sebagai negara ke-2 dengan kasus DBD terbesar

diantara 30 negara wilayah endemis antara tahun 2004 dan 2010. ). Incidence rate

(IR) penyakit DBD di Indonesia dari tahun 2013 hingga 2016 cenderung terus

meningkat. Kemudian pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan, yamg mana

data terakhir pada tahun 2018 jumlah penderita DBD di Indonesia mencapai 65.602
4,5
(IR 24,73) orang dengan jumlah kematian sebanyak 462 orang (CFR 0,70%).

Untuk tahun 2019 ini terhitung jumlah kasus DBD hingga tanggal 3 Februari

2019 mencapai 16.692 kasus dengan 169 kematian, mengalami kenaikan

dibandingkan data sebelumnya pada 29 Januari 2019 sebanyak 13.683 kasus

dengan jumlah kematian 133 jiwa.6

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Insiden Rate

DBD di Sumatera Barat cenderung meningkat dari tahun 2014 hingga 2017.

Kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan yaitu sebanyak 2203 kasus (IR

40,93). Namun,masih melebihi target IR DBD nasional. Sumatera Barat menjadi

salah satu provinsi yang termasuk 10 besar Insiden Rate DBD tertinggi di Indonesia,

sedangkan di pulau Sumatera, Provinsi Sumatera Barat berada diurutan keempat

tertinggi setelah Provinsi Bangka Belitung.5

Kota Padang dalam 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi kasus DBD, yang

mana pada tahun 2018 mengalami kenaikan yaitu mencapai 699 kasus (IR 74,43)

dibandingkan pada tahun 2017 sebanyak 608 kasus (IR 65,59). Kasus ini lebih

banyak terjadi pada perempuan (311 kasus) dibanding laki-laki (388 kasus),

meninggal sebanyak 3 orang dengan CFR 0,43%.7


3

Total kasus DBD di P uskesmas Ambacang antara tahun 2016 – 2018 adalah

sebanyak 150 kasus, dimana kasus tertinggi terjadi di tahun 2016 yaitu 75 kasus, dan

mengalami penurunan di tahun 2017 dan 2018 masing – masingnya berjumlah 38

dan 37 kasus. Terjadinya penurunan yang signifikan disebabkan karena pada bulan

Januari tahun 2017 dibentuknya serdadu jentik dan bundo jentik. Serdadu jentik

dilakukan dengan membentuk tim khusus pemeriksaan jentik nyamuk yang

dilakukan oleh anak SD yang telah dilatih untuk memeriksa jentik nyamuk di

sekolah dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan bundo jentik dilakukan oleh warga

atau kader khusus untuk memeriksa jentik nyamuk yang ada di semua rumah warga

per kelurahannya.8
4

1. Depkes. Pengahruh dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue

di Indonesia. Ditjen PPM dan PL. 2005.

2. World Health Organization. Dengue and severe dengue key facts. 2018;

(February):1–7. Available from: http://www.who.int/news-room/fact-

sheets/detail/dengue-and-severe-dengue

3. Asia WRO for S-E. Dengue Bulletin. In: 35th ed. 2011. Available from:

http://apps.searo.who.int/pds_docs/B4835.pdf?ua=1

4. Kementrian Kesehatan RI. InfoDatin Situas Demam Berdarah Dengue. 2018.

5. Kes M, Hardhana B, Siswanti T, Sibuea F, Widiantini W, Susanti MI, et al.

Kemenkes 2018. 2018;

6. Kemenkes RI. Kasus DBD Terus Bertambah, Anung Imbau Masyarakat

Maksimalkan PSN. 2019;1–2. Available from:

http://www.depkes.go.id/article/view/19020600004/kasus-dbd-terus-

bertambah-anung-imbau-masyarakat-maksimalkan-psn.html

7. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil kesehatan kota Padang tahun 2018.

2019;155.

8. Afandi dkk. Revisi Laporan Praktikum Surveilans Puskesmas Ambacang.

2019.

Anda mungkin juga menyukai