PENDAHULUAN
dengan awitan mendadak dan penghentian mendadak. Gangguan irama ini dapat
terjadi karena faktor pencetus seperti emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan
penyakit jantung organik. Frekuensi yang sangat tinggi dapat menyebabkan angina
sebagai akibat penurunan pengisian arteri koroner. Curah jantung akan menurun dan
mengancam nyawa, meskipun kematian mendadak dapat terjadi tetapi jarang. Gejala
yang umum terjadi adalah palpitasi, pusing dan nafas pendek. SVT seringkali
disebabkan oleh pemicu ektopik dan dapat timbul dalam salah satu atrium. Takikardi
dapat mulai dan berhenti secara mendadak atau bertahap. Pada ektopik atrium,
gelombang T, diikuti oleh kompleks QRS yang normal.2 Mekanisme aritmia pada
suatu irama abnormal yang gelombang depolarisasinya berjalan secara berulang pada
1
di nodal AV (50%), jalur aksesoris lain (40%) serta di atrium atau nodal SA (10%).3
Kelompok lain dari SVT dianggap sebagai takikardia otomatisasi. Aritmia ini bukan
terangsang. Tidak seperti pola mendadak dari re-entry, karakteristik awitan dan
terminasi dari takiaritmia ini lebih bertahap dan mirip dengan bagaimana nodus sinus
Aritmia ini sulit ditangani dan tidak responsif terhadap kardioversi dan biasanya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagian jantung yang berdenyut secara normal dengan urutan teratur, kontraksi
atrium (sistol atrium) diikuti oleh kontraksi ventrikel (sistol ventrikel) dan selama
diastol, keempat ruang jantung berada dalam keadaan relaksasi. Denyut jantung
berasal dari sistem penghantar jantung yang khusus dan menyebar melalui sistem ini
(nodus AV), berkas his beserta cabangnya dan sistem purkinje. Berbagai bagian
melepaskan impuls dan depolarisasi menyebar dari nodus ini ke bagian lain sebelum
keluarnya impuls listrik secara spontan. Oleh karena itu, nodus SA merupakan alat
lintasan atrium ke nodus AV, melalui nodus ini ke berkas His dan melintasi cabang
kemudian menyatu di nodus AV. Depolarisasi atrium akan tuntas dalam waktu sekitar
3
0,1 detik. Karena hantaran di nodus AV lambat maka terjadi perlambatan sekitar 0,1
ini diperpendek oleh perangsangan saraf simpatis jantung dan akan memanjang akibat
secara cepat di serabut purkinje ke semua bagian ventrikel dalam waktu 0,08-0,1
detik. Depolarisasi otot ventrikel dimulai dari sisi kiri septum antarventrikel dan
kemudian kembali di sepanjang dinding ventrikel ke alur AV dan berjalan terus dari
depolarisasi adalah bagian postero-basal ventrikel kiri, konus pulmonalis dan bagian
teratas septum.5
4
2.2 Supraventricular tachycardia (SVT)
2.2.1 Definisi
Salah satu jenis takiaritmia yang berasal dari supraventrikel atau atrium
dimana terjadi kelainan irama jantung dengan perubahan laju jantung yang cepat
berkisar 100-250x/menit.3
2.2.2 Epidemiologi
SVT merupakan aritmia yang jarang ditemui. Angka kejadian SVT mencapai
mencapai 5-15%. SVT dapat terjadi pada semua usia, meskipun lebih sering terjadi
2.2.3 Etiologi
2. Sindrom Wolf Parkinson White (WPW), terdapat pada 10-20% kasus dan
terjadi hanya setelah konversi menjadi sinus aritmia. Sindrom WPW adalah
suatu sindrom dengan interval PR yang pendek dan interval QRS yang
lebar yang disebabkan oleh hubungan langsung antara atrium dan ventrikel
5
melalui jaras tambahan.7Sindrom WPW merupakan suatu fenomena
jaringan nodus atau otot yang menyimpang (berkas Kent) antara atrium dan
yang tidak mulus pada bagian atasnya (delta wave).5Dapat dilihat pada
gambar berikut:
6
Gambar 2.3 Gambaran EKG pada sindrom WPW
2.2.4 Klasifikasi
Terdapat sekitar 10% dari semua kasus SVT, namun SVT ini sukar diobati.
pemeriksaan rutin atau karena gagal jantung akibat aritmia yang lama. Pada
gelombang P pada irama sinus, tanpa disertai pemanjangan interval PR. Pada
7
Gambar 2.3 Gambaran EKG kontraksi atrial premature
retrograd terjadi pada jaras tambahan (fast conduction). Kelainan yang tampak
pada EKG adalah takikardi dengan kompleks QRS yang sempit dengan
terjadi pada jaras tambahan sedangkan konduksi retrograd terjadi pada jaras
8
Gambar 2.4 Gambaran AVRT orthodromic dan antidromic
Pada jenis AVNRT, re-entry terjadi dalam nodus AV. Sirkuit tertutup pada
jenis ini merupakan sirkuit fungsional. Jika konduksi antegrad terjadi pada sisi
lambat (slow limb) dan konduksi retrograd terjadi pada sisi cepat (fast limb),
jenis ini disebut juga jenis typical (slow-fast) atau orthodromic. Kelainan pada
EKG yang tampak adalah takikardi dengan kompleks QRS sempit dengan
gelombang P yang timbul segera setelah kompleks QRS tersebut dan terbalik
didalam kompleks QRS. Jika konduksi antegrad terjadi pada sisi cepat dan
konduksi retrograd terjadi pada sisi lambat, jenis ini disebut jenis atypical
(fast-slow) atau antidromic. Kelainan yang tampak pada EKG adalah takikardi
dengan kompleks QRS sempit dan gelombang P terbalik dan timbul pada
jarak yang cukup jauh setelah kompleks QRS.7Dapat dilihat pada gambar
berikut:
9
2.2.5 Patofisiologi
impuls normal dari nodal SA). Penyebab tersering adalah iskemia miokard,
repolarisasi, saat sel sedang tenang dan dengan stimulus satu implus saja sel-
re-entry. Irama ektopik yang terjadi akibat otomatisasi sebagai akibat adanya sel yang
mengalami percepatan (akselerasi) dan sel ini dapat terjadi di atrium, AV junction,
10
bundel his dan ventrikel.Struktur lain yang dapat menjadi sumber/fokus otomatisasi
adalah vena pulmonalis dan vena kava superior. Contoh takikardi otomatis adalah
sinus takikardi. Ciri peningkatan laju nadi secara perlahan sebelum akhirnya
adalah mekanisme yang terbanyak sebagai penyebab takiaritmia dan paling mudah
adalah adanya dua jalur konduksi yang saling berhubungan baik pada bagian distal
maupun proksimal hingga membentuk suatu rangkaian konduksi tertutup. Salah satu
jalur tersebut harus memiliki blok searah. Aliran listrik antegrad secara lambat pada
distal jalur konduksi yang mengalami blok searah untuk kemudian menimbulkan
aliran listrik secara retrograd dan cepat pada jalur konduksi tersebut.7
11
Gambar 2.7 Reentry circuit
2.2.7 Diagnosis
- Laju : 100-250x/menit
- Irama : regular
12
- Durasi QRS : 0,10 detik atau kurang kecuali ada perlambatan
konduksi intraventrikel
2.2.8 Penatalaksanaan
13
Gambar 2.9 Algoritma tatalaksana takikardia
1. Manuver vagal
Manuver vagal dan adenosin merupakan pilihan terapi awal untuk terminasi
SVT stabil. Manuver vagal atau pijat sinus karotid akan menghentikan hingga
25% SVT.
2. Adenosin
Jika PSVT tidak respon dengan manuver vagal, maka berikan adenosin 6 mg
iv secara cepat melalui vena diameter besar (yaitu antekubitus) diikuti dengan
flush menggunakan cairan salin 20 ml. Jika irama tidak berubah dalam 1-2
sama. Efek samping adenosin umum terjadi tetapi bersifat sementara seperti
flushing, dipsnea dan nyeri dada adalah yang paling sering terjadi. Adenosin
Jika adenosin atau manuver vagal gagal mengubah SVT maka dapat digunakan
14
Verapamil berikan 2,5 mg hingga 5 mg IV bolus selama 2 menit. Jika tidak
ada respon terapeutik dan tidak ada kejadian efek samping obat maka dosis
15
DAFTAR PUSTAKA
16