Anda di halaman 1dari 15

Step 7

1. Mengapanyeritambahparahpadamalamhari ?
Jawab :
-padamalamharisensibilitasotakterhadap co2
meningkatsehinggamenyebabkanvasodilatasipembuluh yang
menyebabkankompresiterhadapbeberapa nervous ,
lalupadamalamhari stress hormone pada level terendahsehinggapenghantaran signal
nyerikeotaklebihmudah ,
-padamalamhariaktivitasberukurangakibatnyapompadarahdalamototmelemahmakasuplaidarahke
tumor melemahjuga

2. Hubunganjatuhdengankeluhan ?
Jadikankertulangtidakterdapathubungannyadengancederaataujatuhnamunharustetapwaspadakare
nabilamempunyairiwayat tumor akanberesikoterkkena tumor apabilacidera
,sehinggacederainilebihdianggapsebagaifaktorpencetus

3. Bagaimanaklasifikasi tumor tulang?


Benigna Maligna (ganas)
Osteoma Myeloma multiple
Osteoid osteoma Fibrosarkoma
Osteoblastoma Chondrosarcoma
Osteochondroma Sarcoma ewing
Chondroma Limfomatulang
Chondroblastoma Osteosarcoma
Fibroma chondromiksoid

Predominant tissue Benigna Maligna


Bone forming Osteoma Osteosarcoma
Osteoidosteoma -central
Osteoblastoma -peripheal
-parosteal
Cartilage forming Chondroma Chondrosarcoma
Osteochondroma -central
Chondroblastoma -peripheal
-juxtacortical
-Clear-cell
-mesenchymal

Fibrous tissue Fibroma Fibrosarkoma


Fibromatosis
Mixed Fibroma chondromiksoid
Giant cell tumor Benignaosteoclastoma Malignant osteoclastoma

Maro tumor Ewingstumour


Myeloma
Vascular tissue Hemangioma Angiosarcoma
Hemangioperictoma Malignant
Hemangioendothelioma hemangiopericytoma
Other connective tissue Fibroma Fibrosarcoma
Fibros histiocytoma Malignant fibrous
Lipoma histiocytoma
Liposarcoma
Other tumor Neurofibroma Adamantinoma
neurilemmoma Chordoma

Tumor Jinak
• Osteoma

Merupakan lesi tulang yang bersifat jinak serta ditandai dengan pertumbuhan tulang yang
abnormal. Osteoma klasik berwujud sebagai suatu benjolan yang tumbuh lambat dan tidak nyeri.
Pada pemeriksaan radiografi, osteoma perifer tampak sebagai lesi radioopak yang meluas dari
permukaan tulang: osteoma sentral tampak sebagai suatu massa sklerotik berbatas jelas di dalam
tulang. Kalau lesi menimbulkan gejala-gejala, membesar atau menyebabkan ketidakmampuan,
maka perawatan yang dipilih adalah eksisi osteoma dengan pembedahan. Operasi pembuangan
bagian tulang yang membesar juga dilakukan untuk tujuan diagnostik pada lesi-lesi yang besar.
Eksisi biasanya memberikan penyembuhan pada tulang (Price, 2006).

• Kondroblastoma

Tumor jinak yang jarang ditemukan, dan biasanya paling sering menyerang anak laki-laki yang
berusia remaja. Tumor ini secara unik ditemukan di epifisis. Tempat yang paling sering terserang
adalah tulang humerus. Gejala seringkali berupa nyeri sendi yang timbul dari jaringan tulang
rawan. Perawatan dilakukan dengan eksisi pembedahan. Jika kambuh di terapi dengan eksisi,
bedah beku ataupun radioterapi (Price, 2006).
• Enkondroma
Adalah tumor jinak sel-sel tulang rawan displastik yang timbul pada metafisis tulang tubular,
terutama pada bagian tangan dan kaki. Pada pemeriksaan radiografi di dapati titik-titik
perkapuran yang berbatas tegas, membesar dan menipis. Tanda ini merupakan ciri khas dari
tumor. Berkembang selama masa pertumbuhan pada anak-anak atau remaja. Keadaan ini
meningkatkan kemungkinan kejadian fraktur patologis. Perawatan untuk tumor ini adalah
pembedahan dengan kuretase dan pencangkokan tulang (Price, 2006).
• Osteoid osteoma

Salah satu neoplasma yang bersifat jinak pada tulang, paling sering muncul pada tulang femur
proksimal dan tibia selama dekade kedua dan ketiga kehidupan.lebih sering muncul pada laki-
laki dibanding perempuan dengan perbandingan 2:1. Nyeri lokal merupakan keluhan yang
hampir ada pada pasien dengan osteoid osteoma, dan nyeri dapat diatasi dengan pemberian
aspirin. Salah satu terapi pilihan bagi penyakit ini adalah eksisi lokal, lesi yang tidak direseksi
secara tuntas dapat menimbulkan kekambuhan (Kumar, 2007).
• Osteoblastoma

Osteoblastoma juga merupakan salah satu jenis neolasma jinak pada tulang, mempunyai
morfologi yang mirip dengan osteoid oesteoma, yaitu adanya anyaman trabekular yang saling
jalin. Osteoblastoma berukuran lebih besar
daripada osteoid osteoma. Tempat yang paling sering timbulnya osteoblastoma adalah kolumna
vertebra meskiun dapat juga tumbuh pada daerah yang lain. Keluhan nyeri juga merupakan
keluhan dari osteoidblastoma tetapi lokasi nyeri sulit untuk diketahui dan tidak respon dengan
pemberian obat aspirin (Kumar, 2007).
• Tumor Sel Raksasa

Sifat khas dari tumor ini adalah adanya stroma vaskular dan selular yang terdiri dari sel-sel
berbentuk oval yang mengandung sejumlah nukleus lonjong, kecil dan berwarna gelap. Sel
raksasa ini merupakan sel besar dengan sitoplasma yang berwarna merah muda, sel ini
menganduk sejumlah nukleus yang vesikular dan menyerupai sel-sel stroma. Walaupun tumor ini
biasanya dianggap jinak tetapi tumor ini memiliki derajat keganasan bergantung pada sifat
sarkomatosa dari stromanya. Pada keadaan ganas tumor ini menjadi anaplastik dengan daerah
daerah nekrosis dan perdarahan (Price, 2006).
Tumor ini lebih banyak di jumpai pada orang dewasa muda dan lebih banyak terjadi pada
perempuan. Tempat yang biasa diserangnya adalah ujung-ujung tulang panjang, terutama lutut
dan ujung bawah radius. Gejala yang sering adalah nyeri, serta ada keterbatasan gerakan sendi
dan kelemahan. Setelah biopsi untuk memastikan adanya tumor ini , biasanya di perlukan eksisi
lokal yang cukup luas, termasuk pengangkatan jaringan normal disisi tumor. Tumor ini cendrung
kambuh secara lokal sekitar 60% atau bahkan lebih, dan tumor yang kambuh setelah suatu eksisi
yang tidak bersih biasanya bersifat lebih ganas. Dengan melakukan biopsi maka diagnosis bisa
ditegakkan dan operasi lokal yang disertai tindakan rekonstruksi segera dapat dilakukan (Price,
2006).
Tumor Ganas
• Multiple Mieloma

Tumor ganas yang paling sering ditemukan akibat proliferasi dari sel-sel plasma. Tumor ini
sangat jarang terlihat pada orang-orang yang berusia dibawah 40 tahun. Laki-laki lebih sering
terkena dan orang Afrika Amerika memiliki insidensi dua kali lipat dibanding dengan orang-
orang Kaukasia (Price, 2006).
Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan lokasi nyeri seringkali pada tulang iga
dan tulang belakang. Dapat teraba lesi tulang terutama pada tulang tengkorak dan klavikula.
Lesi-lesi tulang punggung menyebabkan vertebra kolaps dan kadang kadang menjepit syaraf
spinal. Pengobatanya memerlukan berbagai usaha sebab multiple mieloma menyerang banyak
organ. Harapan untuk dapat hidup dalam waktu yang sama bergantung pada stadium penyakit
pada saat diagnosa ditegakkan (Price, 2006).
• Osteosarkoma

Merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh pada bagian
metafisis dari pada tulang. Tempat yang peling sering diseranga adalah ujung tulang panjang,
terutama lutut. Kasus sarkoma osteogenik ini paling banyak menyerang anak remaja dan mereka
yang baru menginjak massa dewasa, tetapi dapat juga menyerang pasien dengan usia diatas 50
tahun disertai penyakit Paget. Nyeri yang paling menyertai destruksi tulang dan erosi adalah
gejala umum dari penyakit ini (Price, 2006).
• Kondrosarkoma

Tumor tulang ganas yang terdiri dari kondrosit anaplastik yang dapat tumbuh sebagai tumor
tulang perifer atau sentral. Paling sering menyerang laki-laki usia 35 tahun. Gejala yang sering
adalah dijumpainya massa tanpa nyeri yang berlangsung lama. Tempat yang sering ditumbuhi
tumor ini adalah pelvis, femur, tulang iga, gelang bahu, dan tulang-tulang kraniofasial (Price,
2006).
Pada pemeriksaan radiogram, kondrosarkoma akan tampak sebagai suatu daerah radiolusen
dengan bercak-bercak perkapuran yang tidak jelas. Penatalaksanaan terbaik yang dilakukan pada
saat ini adalah dengan eksisi radikal, tetapi bisa juga dilakukan bedah beku, radioterapi, dan
kemoterapi. Untuk lesi-lesi besar yang agresif dan kambuh berulang-ulang, penatalaksanaan
yang paling tepat mungkin adalah dengan melakukan amputasi (Price, 2006).
• Sarkoma Ewing

Tumor ini paling sering terlihat pada anak-anak dalam usia belasan tahun dan tempat yang paling
sering adalah korpus tulang-tulang panjang. Penampakan kasarnya adalah berupa tumor abu-abu
lunak yang tumbuh ke retikulum sumsum tulang dan merusak korteks tulang dari dalam.
Dibawah periosteum terbentuk lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan paralel dengan
batang tulang sehingga membentuk gambaran berupa kulit bawang. Tanda dan gejala yang khas
adalah nyeri, benjolan nyeri tekan, demam(38-40°C), dan leukositosis (20.000 sampai
40.000/mm3) (Price, 2006).
A. Manifestasi Klinis Tumor Tulang Benigna
Pasien umumnya memiliki riwayat nyeri berulang, memburuk pada malam hari dan biasanya
tidak sanggup beraktivitas. Massa dan pembengkakan mungkin dapat diketahui dengan palpasi,
tetapi gejala pokok (kehilangan berat badan, demam, berkeringat pada malam hari, lemas)
biasanya tidak ditemukan, kecuali pada kasus tumor metastase.
Lesi yang berdekatan bergabung dan dapat menyebabkan tumor tidak terkendali, bernodul
dan nyeri. Tumor jaringan lunak seringkali dirasakan kurang nyeri bahkan tidak nyeri. Nyeri ini
disebabkan tertekannya saraf-saraf nyeri oleh massa.
B. Manifestasi Klinis Tumor Tulang Maligna
1. Nyeri
Nyeri merupakan gejala yang paling banyak ditemukan, sekitar 75% pasien dengan tumor tulang
maligna merasakan nyeri. Gejala nyeri yang ditimbulkan tergantung pada predileksi serta ukuran
tumor. Gejala dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul akibat pembesaran tumor yang
perlahan-lahan. Nyeri berlangsung lama dan memburuk pada malam hari. Saat istirahat nyeri
tidak menghilang, nyeri diperberat oleh adanya fraktur patologis.
2. Pembengkakan
Pembengkakan lokal biasa ditemukan.
3. Massa yang teraba
Teraba massa yang diakibatkan penonjolan tulang.
4. Frekuensi miksi meningkat
Manifestasi klinis ini ditemukan pada tumor tulang maligna di pelvis, namun manifestasi klinis
ini tidak selalu ada di setiap tumor tulang maligna. Gejala yang ditimbulkan tergantung dari
gradenya. Pada grade tinggi, selain pertumbuhan tumor cepat juga disertai nyeri yang hebat.
Sedangkan pada grade rendah, pertumbuhan tumor lambat dan biasanya disertai keluhan orang
tua seperti nyeri pinggul dan pembengkakan.

4. Apafaktorresikodari tumor ?
Berikut beberapa faktor yang dianggap sebagai faktor resiko dari tumor tulang.
• Usia

Pada kasus tumor tulang memang sedikit berbeda dengan kasus kanker pada organ lainnya,
insidensi tumor tulang lebih sering di jumpai pada remaja. Seperti osteosarkoma yang secara
umum dijumpai pada remaja dan dewasa muda. Sangat jarang dijumpai pada saat sebelum usia
remaja dan kelihatannya berhubungan dengan pertumbuhan tulang pada saat remaja (Cancer
Research UK, 2014)
• Trauma

Orang sering berfikir bahwa trauma pada tulang dapat menyebabkan kanker. Tapi penelitian
tidak mendukung pernyataan ini. Menurut penelitian yang di sampaikan oleh Cancer Research
UK tumor terjadi karena pembangkakan atau swelling pada jaringan, yang mana menunjukkan
bahwa tumor sudah ada
sebelumnya. Atau jaringan neoplasma yang ada di tulang “terbangun” karena nya. (Cancer
Research UK, 2014).
• Riwayat kanker sebelumnya

Riwayat kanker sebelumnya dapat menjadi faktor resiko yang pasti terjadinya kanker tulang
karena dikhawatirkan sudah terjadi metastase ke tulang. Dan apabila ini didapati tumor tulang
dengan riwayat kanker maka disebut sebagai tumor tulang yang sekunder (National Cancer
Institute, 2008).
• Riwayat pengobatan kanker

Terpapar radiasi dapat menyebabkan tumor pada tulang. Di sebutkan bahwa apabila didapati
riwayat radioterapi pada area tubuh yang terdapat tulang, maka ini meningkatkan resiko untuk
terjadinya osteosarcoma pada area tersebut. Resiko ini kecil kemungkinan pada kebanyakan
orang, tetapi beresiko tinggi pada remaja yang terpapar radioterapi dengan dosis tinggi. Hanya 1
dari 100 orang yang diobati dengan radioterapi akan menjadi tumor tulang. (Cancer Research
UK, 2014).
• Penyakit tulang lainnya

Paget’s disease di tulang meningkatkan resiko terjadinya osteosarcoma, ini terjadi pada pasien
dengan usia diatas 60 tahun. Kondisi langka yang disebut Ollier’s disease (disebut juga
enchondromatosis) meningkatkan resiko berkembangnya chondrosarcoma. Orang dengan
Ollier’s disease mengalami tumor jinak pada tulang nya, dan 3 dari 10 orang yang terkena
Ollier’s disease akan menjadi chondrosarcoma(Cancer Research UK, 2014).
• Genetik

Sebuah sindrom yang disebut sebagai Li-Fraumeni syndrome yang mana terjadi karena
kesalahan gen yang turunkan dari orang tua, meningkatkan resiko terjadinya beberapa kanker,
termasuk kanker tulang (Cancer Research UK, 2014).
• Suku dan ras

Sebuah penelitian tentang Ewing tumor selama lebih dari 30 tahun di Amerika menunjukkan
bahwa orang Amerika dengan kulit putih lebih beresiko sembilan kali lebih besar dari pada orang
Amerika dengan kulit hitam menderita tumor tulang. Akan tetapi masih belum diketahui
penyebabnya (Cancer Research UK, 2014).
• Pekerjaan

Beberapa penelitian menemukan bahwa jika salah satu orang tua bekerja sebagai petani ketika
ibu sedang hamil atau ketika ibu sedang menunggu kelahiran, dapat meningkatkan resiko
mendapatkan Ewing’s sarcoma pada anaknya. Tetapi tidak semua sependapat dengan penelitian
ini. Satu lagi penelitian menunjukkan peningkatan resiko terjadinya osteosarkoma dan
ckondrosarkoma pada dewasa yang terpapar dengan pestisida pada saat bekerja. Tetapi ini di
temukan hanya satu penelitian dan kita memerlukan bukti lebih lagi untuk dapat mengatakan
terpapar atau penggunaan pestisida merupakan faktor resiko terjadinya tumor tulang (Cancer
Research UK, 2014).
5. Mengapapasienmemerlukanpxbiopsy ?
Biopsi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran dan kekambuhan yang terjadi
setelah eksesi tumor., (Rasjad, 2007)
Penentuan diagnosis osteosarkoma memerlukan biopsi jaringan untuk
pemeriksaan histopatologis, untuk konfirmasi dengan gambaran klinis dan
radiologis. Daerah biopsi dipilih dengan mempertimbangkan reseksi tumor
definitif (Srivastava S, et al. 1990).
Biopsi yang tidak tepat dapat menjadi hambatan untuk menegakkan
diagnosis yang tepat dan dapat menimbulkan efek buruk pada terapi selanjutnya.
Mankin et al. mengevaluasi penelitian terhadap 597 pasien yang menjalani biopsi
untuk sarkoma tulang dan jaringan lunak. Tingkat kesalahan dalam diagnosis
13,5% dan tingkat komplikasi 15,9%. Kejadian ini lebih banyak terjadi apabila
biopsi dilakukan di institusi rujukan dibandingkan di pusat onkologi (Adams SC
et al., 2010).
Sebagai aturan umum, semua lesi harus diperlakukan seolah-olah
merupakan keganasan dan biopsi harus ditunda sampai pencitraan lengkap.
Faktanya staging lesi membantu untuk menentukan pendekatan anatomi yang
tepat terhadap tumor dan mengkhususkan daerah tumor yang mewakili penyakit
yang mendasari. Sebagai alternatif terhadap biopsi terbuka, telah dikembangkan
percutaneous core-needle biopsy (Lee S.T. dan Munk, 2010).
Pedoman umum mengenai biopsi tumor muskuloskeletal adalah insisi
longitudinal, kompartemen tunggal, hindari struktur neurovaskular, pendekatan
bedah secara direct, hemostasis yang baik.
Beberapa tehnik biopsi antara lain: fine needle aspiration biopsy, core
needle biopsy, incisional biopsy, bone biopsies, soft tissue biopsies.
Penggunaan biopsi muskuloskeletal yang dipandu dengan tehnik
pencitraan meningkatkan akurasi diagnostik dan mengurangi risiko komplikasi.
Biopsi muskuloskeletal tergantung oleh kerjasama erat antara ortopedi onkologi
dan ahli patologi.

6. Pemeriksaanpenunjanguntukmennegakandiagnosis ?
1. Pemeriksaan radiologis
Merupakan salah satu pemeriksaan yang sangat penting dalam menegakkan dignosis
tumor tulang. Dilakukan foto polos lokal pada lokasilesi atau foto survey seluruh tulang
(bonesurvey) apabila dicurigai adanya tumor yang bersifat metastase atau tumor primer
yang dapat mengenai beberapa bagian tulang.
Foto polos dapat memberikan gambaran tentang:
1. lokasi lesi yang lebih akurat apakah pada daerah epifisis, metafisi, diafisis atau pada
organ organ tertentu.
2. apakah tumor bersifat sifat soliter atau multipel
3. jenis tulang yang terkena
4. dapat memberikan gambaran sifat sifat tumor
yaitu:
- batas; apakah berbatas tegas atau tidak mengandung klasifikasi atau tidak
- sifat sifat tumor ; apakah berifat uniform atau bervariasi, apakah memberikan reaksi
pada periosterum, apakah jaringan lunak sekitarnya juga terinfiltrasi.
- Sifat lesi; apakah berbentuk kistik atau seperti gelembung sabun.
Selain itu ada pemeriksaan penunjang yang lain seperti pemeriksan laboratorium dan
pemeriksaan biopsi, grading dan staging.
2. Pemeriksaan laboratorium
Biasanya pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
- Darah LED, hemoglobin, serum alkali fosfatase,serum elektroforesis protein, serum
asam fosfatase yang memberikan nilai diagnostik pada tumor ganas tulang.
- Urin
Pemeriksaan urin yang penting adalah pemeriksaan protein Bence jones.
3. Pemeriksaan Biopsi
Tujuan untuk memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan histologis, untuk
membantu menentapkan diagnosisi serta staging tumor.
Waktu pelaksanaan biopsi sangat penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
radiologis yang dipergunakan pada staging.
Dikenal dua metode pemeriksaan biopsi yaitu secara tertutup dan secara terbuka.
Biopsi tertutup dilakukan dengan menggunakan jarum halus (fine nidle aspiration biopsi)
untuk melakukan stadiodiagnosis, merupakan salah satu cara biopsi untuk melakukan
diagnosa pada tumor. Metode biopsi melalui tindakan operatif.
Biopsi dapat dilakukan dengan cara yaitu biopsi insisional yang dilakukan melelui
pengambilan sebagian jaringan tumor dan biopsi eksisional yang dilakukan dengan
mengeluarkan seluruh tumor baik dengan hanya seluruh jaringan atau
dikeluarkan bersama sama dengan amputasi
7. Apa diagnosis banding padascenario ?
8. Bagaimanapatogensisdariscenario ?
Bagaimana proses tumor jinakdanganas
Patofisiologi Tumor Tulang Benigna dan Maligna
Tumor ganas merupakan proses yang biasanya makan waktu lama sekali, bermula ketika sel
abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Sel abnormal ini membentuk klon dan
mulai berfoliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam
lingkungan sekitar sel tersebut kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri
invasif. Dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan
sekitarnya dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluih
darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase.
Penyebaran limfogen terjadi karena sel kanker menyusup ke saluran limfe kemudian ikut aliran
limfe menyebar dan menimbulkan metastasis di kelenjar limfe regional. Pada umumnya kanker
mula-mula menyebar dengan cara ini baru kemudian menyebar hematogen, pada permulaan
penyebaran hanya terjadi pada satu kelenjar limfe saja tetapi selanjutnya terjadi pada kelenjar
limfe regional lainnya. Setelah menginfiltrasi kelenjar limfe sel kanker dapat menembus dinding
struktur sekitar menimbulkan perlekatan. Kelenjar limfe satu dengan yang lain sehingga
membentuk paket kelenjar limfe. Penyebaran hematogen terjadi akibat sel kanker menyusup ke
kapiler darah kemudian masuk ke pembuluh darah dan menyebar mengikuti aliran darah vena
sampai organ lain.
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel:
osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe
I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut
osifikasi. Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas, mensekresikan sejumlah
besar fosfatase alkali, yang memegang peranan dalam mengendapkan kalsium dan fosfat
kedalam matriks tulang. Sebagian dari fosfotase alkali akan memasuki aliran darah, dengan
demikian maka keadaan fosfotase alkali di dalam darah dapat menjadi indikator yang baik
tentang pembentukan tulang setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker
ke tulang. Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk
pertukaran kimiawi untuk tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel besar berinti banyak yang
memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit,
osteoklas adalah proses pengikisan tulang.
Metabolisme tulang diatur oleh beberapa hormon yaitu hormon kalsitonin,
hormon paratiroid dan vit D. Suatu peningkatan kadar hormone kalsitonin mempunyai efek
terjadinya peningkatan absorbsi ke dalam tulang sehingga mengakibatkan terjadinya pengapuran
tulang yang menjadikan tulang-tulang rawan menjadi keras. Jika terjadi peningkatan hormon
paratiroid (PTH) mempunyai efek langsung menyebabkan kalsium dan fosfat diabsorbsi dan
bergerak memasuki serum. Di samping itu peningkatan kadar PTH secara perlahan-lahan
menyebabkan peningkatan jumlah dan aktivitas osteoklas, sehingga terjadi demineralisasi.
Peningkatan kadar kalsium serum pada hiperparatiroidisme dapat pula menimbulkan
pembentukan batu ginjal. Vitamin D mempengaruhi deposisi dan absorbsi tulang seperti yang
terlihat pada kadar PTH yang tinggi.

9. Apa etiology dariscenario ?


Etiologi Tumor Tulang Benigna
Penyebab dari tumor tulang tidak diketahui. Tumor tulang biasanya muncul pada area
yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat. Tetapi pada penelitian biomolekuler
lebih lanjut ditemukan beberapa mekanisme terjadinya neoplasma tulang, yaitu melalui
identifikasi mutasi genetik yang spesifik dan penyimpangan kromosom pada tumor.
Keabnormalan dari gen supresor tumor dan gen pencetus oncogen. Tumor histogenik
memiliki dua level tipe, yaitu:
1. benigna bone tumor;
2. maligna bone tumor.
Menurut penelitian juga disebutkan bahwa terjadinya mutasi cromosom P53 dan Rb juga
dapat menjadi penyebab terjadinya tumor (Robins 1999, 551, “Basic of Pathology
Disease”). Selain itu penyebabnya bisa karena adanya trauma dan infeksi yang berulang
misalnya Bone infarct, osteomyelitis chronic paget disease. Faktor lingkungan berupa
paparan radiasi dan zat karsinogenik (timbal, karbon dan bahan metal lain), serta gaya
hidup (perokok, alkoholik, dan sering terpapar stress) juga merupakan factor predisposisi
terjadinya tumor tulang ini.
B. Etiologi Tumor Tulang Maligna
Faktor penyebab tumor maligna jaringan lunak yaitu:
1. Faktor genetik atau keturunan dimana bisa diturunkan dari embrionik mesoderm.
2. Virus
Virus dapat dianggap bisa menyatukan diri dalam sel sehingga mengganggu generasi
mendatang dari populasi sel.
3. Agens fisik
4. Pemajanan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi saat prosedur radiografi
berulang atau ketika terapi radiasi digunakan untuk mengobati penyakit.
5. Agens hormonal
Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya gangguan dalam keseimbangan
hormon baik dalam pembentukan hormon tubuh sendiri (endogenus) atau pemberian
hormon eksogenus.
6. Kegagalan sistem imun
Kegagalan sisem imun untuk berespon dengan tepat terhadap sel-sel maligna
memungkinkan tumor tumbuh sampai pada ukuran yang terlalu besar untuk diatasi oleh
mekanisme imun normal.
7. Agens kimia
Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek toksik dengan
menggunakan struktur DNA pada bagian-bagian tubuh (zat warna amino aromatik, anilin,
nikel, seng, polifinil chlorida).

10. Apakomplikasidari scenario?


11. Penatalaksanaandariscenario ?
A. Penatalaksanaan Medis Tumor Tulang Benigna
Penatalaksanaan tumor tulang benigna biasanya tidak terlalu sulit dibanding dengan
tumor tulang maligna. Pada tumor tulang benigna yang jelas, misalnya non-ossifying
fibrosa, osteokondroma yang kecil biasanya tidak diperlukan tindakan khusus. Apabila
jenis tumor diragukan maka perlu dilakukan pemeriksaan biopsi. Tujuan pengambilan
biopsi adalah memperoleh material yang cukup untuk pemeriksaan histologis, untuk
membantu menetapkan diagnosis serta staging tumor. Waktu pelaksanaan biopsi sangat
penting sebab dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan radiologis yang dipergunakan pada
staging.

B. Penatalaksanaan Medis Tumor Tulang Maligna


Penatalaksanaan tumor tulang maligna merupakan bentuk kerja tim antara dokter dengan
profesional kesehatan lainnya. Para radiologist, diperlukan untuk melihat faktor- faktor
untuk evaluasi kecepatan perkembangan tumor, diagnosis spesifik, dan pembesaran
tumor. Perawat dan ahli gizi, terlibat menjelaskan kepada pasien efek samping dari
penanganan tumor tulang maligna dan memberikan dorongan kesehatan makanan untuk
membantu melawan efek samping tersebut.
Jenis terapi yang diberikan kepada pasien tergantung pada beberapa hal seperti:
1. Ukuran dan lokasi dari kanker.
2. Menyebar tidaknya sel kanker tersebut.
3. Grade dari sel kanker tersebut.
4. Keadaan kesehatan umum pasien.
Pasien dengan tumor tulang maligna memerlukan terapi kombinasi pembedahan
(surgery), kemoterapi dan radioterapi.
1. Surgery
Langkah utama penatalaksanaan tumor tulang maligna pembedahan karena tumor tulang
ini kurang berespon terhadap terapi radiasi dan kemoterapi. Variasi penatalaksanaan
bedah dapat dilakukan dengan kuret intralesi untuk lesi grade rendah, eksisi radikal,
bedah beku hingga amputasi radikal untuk lesi agresif grade tinggi. Lesi besar yang
rekuren penatalaksanaan paling tepat adalah amputasi.
2. Kemoterapi
Kemoterapi, meskipun bukan yang paling utama, namun ini diperlukan jika kanker telah
menyebar ke area tubuh lainnya. Terapi ini menggunakan obat anti kanker (cytotoxic)
untuk menghancurkan sel-sel kanker. Namun kemoterapi dapat memberikan efek
samping yang tidak menyenangkan bagi tubuh. Efek samping ini dapat dikontrol dengan
pemberian obat.
3. Radioterapi
Prinsip radioterapi adalah membunuh sel kanker menggunakan sinar berenergi tinggi.
Radioterapi diberikan apabila masih ada residu tumor, baik makro maupun mikroskopik.
Radiasi diberikan dengan dosis per fraksi 2,5 Gy per hari dan total 50-55 Gy memberikan
hasil bebas tumor.

Anda mungkin juga menyukai