I. PENDAHULUAN
Pangan adalah sesuatu yang hakiki dan menjadi hak bagi setiap warga negara untuk
memperolehnya. Ketersedian pangan sebaiknya cukup jumlahnya, bermutu baik, dan harganya
terjangkau. Salah satu komponen pangan adalah karbohidrat yang merupakan sumber utama
energi bagi tubuh. Di Indonesia tanaman pangan yang digunakan oleh masyarakat masih terbatas
pada beberapa jenis, misalnya singkong (ubi kayu).
Singkong merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ubi kayu atau
ketela pohon. Ketela pohon berasal dari benua amerika, tepatnya dari negara brazil. Penyebaran
hampir ke seluruh dunia, antara lain; Afrika , Madagaskar, India, Tiongkok. Ketela pohon
berkembang dinegara-negara yang terkenal wilayah pertaniannya dan masuk ke Indonesia pada
tahun 1852. Di Indonesia, singkong menjadi makanan bahan pangan pokok setelah beras dan
jagung. Mamfaat daun singkong sebagai bahan sayuran memiliki protein cukup tinggi, atau
untuk keperluan yang lain seperti lahan obat-obatan. Kayu nya bisa digunakan sebagai pagar
kebun atau didesa-dea sering digunakan sebagai kayu bakar untuk memasak. Dengan
perkembangan teknologi, singkong dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku
industri pakan. Selain itu digunakan pula pada industri obat- obatan.
Indonesia termasuk negara penghasil ubi kayu terbesar ketiga sebanyak 13.300.000 ton
setelah brazil sebanyak 25.554.000 ton. Potensi pengembangan ubi kayu di Indonesia masih
sangat luas mengingat lahan yang tersedia untuk budidaya ubi kayu cukup luas terutama dalam
bentuk lahan di dataran rendah serta lahan-lahan di dataran tinggi dekat kawasan hutan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum budidaya ubi kayu ini adalah agar praktikan dapat
mengetahui fase pertumbuhan ganyong dimulai dari stek batangannya dan fase kehidupan
selanjutnya secara detail. Selain itu praktikum budidaya tanaman ganyong juga bertujuan agar
praktikan dapat melakukan pengamatan kualitatif dan kuantitatif secara benar terhadap setiap
peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkolerasikan antara data peubah ke dalam bentuk
informasi sederhana, lengkap, dan benar.
2.1 Pelaksanaan
Praktikum budidaya ganyong ini dilakukan di areal lahan praktikum Kampus Gunung
Gede, Diploma IPB. Praktikum dilaksanakan mulai tanggal 23 September 2013
sampai dengan 23 Desember 2013.
Alat yang biasa digunakan pada praktikum penanaman ubi kayu antara lain; cangkul,
kored, meteran, tali raffia, dan ember. Sedang kan yang digunakan pada pengamatan adalah alat
tulis dan penggaris. Bahan yang mendukung adalah stek ubi kayu, dan pupuk kandang
Pola tanam adalah sistem penanaman dalam berusahatani. Pola tanam ada yang dengan
sistem monokultur, yaitu penanaman satu jenis tanaman dalam satu lahan, dan ada yang sistem
tumpangsari, yakni penanaman dua atau lebih jenis tanaman dalam satu lahan. Pola tanam harus
memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling
baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak antar tanaman yang umum
digunakan pada pola monokultur yaitu 100 x 100 cm. Bila pola tanam dengan sistem tumpang
sari, jarak tanam yang dapat digunakan adalah 150 x 150 cm atau 200 x 200 cm. Sedangkan pada
pola guludan yang diterapkan pada praktikum, jarak tanam antar baris yang digunakan adalah
30cm x 30cm,dan jarak antar guludan 50cm x 50cm.
Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung atas stek ubi kayu untuk
menghindari tergenangnya air di batang agar tidak terjadi pembusukkan atau menghindari
patogen penyakit yang biasanya menyukai tempat-tempat yang lembab. Stek batang kemudian
ditanamkan sedalam 5-10 cm atau kurang lebih sepertiga bagian stek tertimbun tanah. Bila
tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam dangkal saja. Lakukan pemberian pupuk
pada saat penanaman. Pupuk yang digunakan sebagai pupuk dasar ini biasanya adalah pupuk
kandang. Pupuk diberikan di sekeliling tanaman dengan diameter sekitar 100 cm. Tanah
disekeliling tanaman digali atau dibuat parit kecil. Kemudian pupuk ditaburkan ke dalam parit
tersebut. Setelah itu ditutup dengan tanah dari bekas galian tadi.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan membuang gulma yang tumbuh di areal pertanaman ubi
kayu. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan 2 (dua) kali penyiangan. Alat yang
digunakan dalam penyiangan ini dapat berupa cangkul, dan kored , sambil menggemburkan
kembali tanah. Penyiangan harus dilakukan hati-hati, jangan sampai alat yang kita gunakan
melukai tanaman ubi kayu.
Pembumbunan
Cara pembumbunan dilakukan dengan menggemburkan tanah di sekitar tanaman dan
setelah itu dibuat seperti guludan. Waktu pembumbunan dapat bersamaan dengan waktu
penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Sama halnya dengan penyiangan, pembumbunan
penting dilakukan terutama agar umbi yang terbentuk dalam tanah menjadi besar-besar. Jadi
pembumbunan ini memberikan keleluasaan pada akar agar dapat tumbuh dan
berkembang membentuk umbi dengan baik.
Perempelan/Pemangkasan
Pada budidaya tanaman ubi kayu perlu dilakukan pemangkasan/pembu-angan tunas,
karena minimal setiap pohon hanya mempunyai dua atau tiga cabang. Hal ini dilakukan agar
batang ubi kayu tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim tanam mendatang. Selain
itu, konsentrasi pertumbuhan tanaman ubi kayu akan lebih mengarah pada pembentukan umbi,
bukan daun. Kecuali dalam pembudidayaan dengan tujuan untuk dipetik tunasnya.
2.3.2 Pengamatan
Pengamatan pada tanaman ubi kayu berupa dan keragaan hama penyakit yang menyerang
ganyong. Pengamatan jumlah daun berdasarkan varietas dan teknik penanaman, perbedaan
jumlah cabang berdasrkan teknik penanaman, keragaan, dan hama penyakit yang menyerang ubi
kayu. Pengamatan keragaan pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perbedaan morfologi
antar varietas tanaman serta mengetahui keunggulan masing-masing varietas yang berbeda dari
tanaman yang sama sedangkan hama dan penyakit tanaman perlu diamati agar pembudidaya
mengetahui teknis pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman yang diamati.
Pengolahan tanah
Guludan (ridge) 98 93 82 83
Tanpa guludan 98 84 93 84
Dalam tabel yang telah ditampilkan, data diketahui bahwa hasil yang paling baik baik
daya tumbuh maupun hasil relatif adalah penanaman secara vertikal/tegak.hal hal ini dikarenakan
ketika penanaman dilakukan dengan posisi batang vertikal ditujukan agar akar terdistribusi
secara merata. Selain itu, pangkal stek terlebih dahulu harus dipotong secara rata atau runcing.
Volume akar ditanah dan penyebarannya berpengaruh pada jumlah hara yang dapat diserap
tanaman, selanjutnya berdampak pada produksi. Kedalaman tanam 10-15 cm pada kondisi tanah
gembur dan lembab untuk menjaga kesegaran setek. Sedangkan pada batang yang ditanam dalam
posisi batang miring atau horizontal mendatar), akarmya tidak terdistribusi secara merata seperti
stek yang ditanam vertikal pada kedalaman 15 cm dan kepadatannya rendah.
Berikut merupakan hasil pengamatan perbedaan jumlah cabang yang dihasilkan
berdasarkan teknik penanaman,
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jumlah cabang terbanyak didapat dari teknik
penanaman tegak. Data yang dihasilkan berbanding terbalik dengan jumlah daun terbanyak yang
didapat dari teknik penanaman miring. Hal ini diduga, cabang terbentuk karena adanya distribusi
akar yang tidak merata sebagaimana telah dijelaskan diatas sehingga akar tidak dapat menyerap
unsur hara secara optimal untuk menghasilkan energi yang kemudian digunakan unutk memacu
pertumbuhan vegetatif tanaman seperti cabang.
Berikut merupakan tabel hasil pengamatan keragaan antar varietas,
Warna tangkai
2 Merah ungu Hijau muda
daun
IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Ubi kayu merupakan tanaman tropis dengan pencaran spesies di berbagai tempat. Ubi
kayu dibudidayakan sudah sejak lama oleh masyarakat Indonesia. Ubi kayu memiliki beberapa
varietas unggulan yang telah dikeluarkan oleh Departemen Pertanian dengan keunggulan dan ciri
yang berbeda. Salah satu varietas yang dibudidayakan secara turun-temurun adalah ubi kayu
lokal dan ubi kayu roti. Masing-masing varietas ubi kayu tersebut memilki bebrapa kelebihan
dan ciri yang berbeda.
Beradsarkan teknik penanaman, teknik penanaman tegak merupakan teknik penanaman
yang paling baik. Karena diduga akar mampu terdistribusi secraa merata, sehingga pertumbuhan
ubi kayu optimal dan produksinyapun maksimal.
4.2 Saran
Teknik budidaya suatu tanaman, diperlukan teknik yang benar agar hasil yang diperoleh
maksimal. Termasuk teknik penanaman. Sebaiknya dalam budidaya ubi kayu dilakukan dengan
posisi stek tegak dan sebaiknya dilakuakn pada musim hujan agar kebutuhan air ubi kayu
tercukupi. Sedangkan penentuan varietas sebaiknya dipilih sesuai dengan kebutuhan dan
keperluan pembudidaya.
Dalam pengamatan untuk suatju parameter, sebaiknya diminimalkan faktor penghambat
yang memungkinkan perubahanhasil pengamatan. Seperti pengamatan jumlah daun ubi kayu
antar varietas, diusahakan lokasi penanaman antarv varietas harus sama (tidak ada variabel yang
berbeda, kecuali kontrol). Sehingga, hasil pengamatan tidak rancu dan benar-benar akurat.
Daftar Pustaka
Botha J, Hardie D, Power G. 2000. Spiraling Whitefly Aleurodicus disperses, Exotic Threat to
Western Australia. Fact sheet no. 18/2000.
Deptan. 2008. Waspada serangan kutu putih pada tanaman Pepaya. direktorat jenderal
hortikulturahttp://www.hortikultura.deptan.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=200&Itemid=1 [25 Desember 2013]
Hoddle MS. 2004. The Biology and Management of Silverleaf Whitefy, Bemisia
argentifoliiBellows and Perring (Homoptera: Aleyrodidae) on Greenhouse Grown
Ornamentals.http://www.biocontrol.ucr.edu/bemisia.html#biology [25 Desember 2013]
Jones Jones. 1984. Pests of field crops. Ed ke-3. USA: Edward Arnold
Purnama D. 2008. Invasi Kutu dari Meksiko. Koran Tempo, 15 Agustus 2008.
Yuliawati. 2009 Pengelolaan Tanaman Dan Organisme Pengganggu Tanaman (Opt) Ubi Kayu (Manihot
Esculenta Crantz.) Di Kecamatan Ciemas, Sukabumi Dan Kecamatan Dramaga, Bogor (Skripsi). Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor.