Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 9:

1. NURHALIZA (0301171304)
2. YUNATI SAGALA (030117)

POTRET PENDIDIKAN DI NEGARA AUSTRALIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kunci suatu keberhasilan sebuah negara, bahkan
kemajuan sebuah negara salah satunya tergantung dengan bagaimana
pemerintahan sebuah negara memuliakan pendidikan dan pemerataannya, karena
pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara
Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan
bakat tanpa memandang gender, status sosial, statusekonomi, suku, etnis dan
agama. Untuk memenuhi tujuan-tujuan pendidikan diatas, dan sebagai tolak ukur
mutu dan keberhasilan di negara kita, kita dapat melakukan perbandingan sistem
pendidikan negara lain, dalam hal ini salah satu negara yang dapat kita
perbandingkan sistem pendidikannya dengan negara Indonesia adalah negara
Australia.
Australia memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, dan bahkan gelar atau
ijazahnya pun diakui secara internasional. Selain itu, biaya pendidikan di
Australia tergolong murah dan terjangkau bila dibandingkan dengan Inggris atau
Amerika, bahkan pemerintah memberikan ijin bagi mahasiswa yang berasal dari
luar Australia untuk bekerja baik fulltime maupun partime untuk memenuhi biaya
pendidikan mereka. Australia juga menawarkan program studi yang sangat
bervariasi, baik jurusan maupun jenjangnya. Hal ini mempermudah siswa dalam
mencari sekolah yang sesuai dengan keinginannya.

1
Maka dari itu penulis menguraikan isi makalah tentang “Potret Pendidikan
di Negara Australia”, yang mana nanti penulis berharap para pembaca bisa
memahami “Mengenai Ideologi Negara Australia, Sistem Pendidikan, Tujuan
Pendidikan, dan lain sebagainya. Karena penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis
berharap adanya kritik dan saran yang membangun agar supaya dengan kritik
tersebut dapat membuat penulis lebih baik dalam pembuatan makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ideologi Negara Australia


Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Ideologi dapat dianggap
sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara
umum dan beberapa arah filosofis, atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas
yang dominan pada seluruh anggota masyarakat.
Australia sendiri memiliki ideologi politik liberalisme yang merupakan
warisan dari para pembawanya yang berasal dari Eropa. Hal itu bisa terlihat dari
pola kehidupan sehari-hari penduduknya serta dalam kehidupan pemerintahannya
yang menjadikan Australia sebagai sebuah keunikan tersendiri di tengah-tengah
budaya dan ideologi yang beranekaragam yang berada di Asia Tenggara
khususnya. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik
yang utama.
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.1

B. Sitem Pendidikan di Autralia


Australia merupakan sebuah Negara industri yang demokratis dan sistem
pendidikannya banyak kesamaanya dengan sistem pendidikan khususnya Negara-
negara persemakmuran. Kedatangan manusia pertama kali di benua ini terjadi

1
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara (Bandung:
Lubuk Agung Bandung, 2001), h. 34.

3
setidak-tidakya 40.000 tahun yang lalu melalui proses migrasi dari asia.
Kedatangan eropa baru mulai tahun 1788 yaitu orang-orang Inggris yang
membuat sebuah koloni Sydney.
Dilihat dari hukum ketatanegaraan, Australia adalah Negara federal.
Undang-undang Dasar Australia tahun 1901 yang melahirkan bentuk federasi ini
bentuk federasi ini memberikan kekuasaan kepada pemerintah Commonwealth
untuk melakukan sesuatu pada daerah-daerah tertentu, tetapi Negara bagian tetap
mempunyai kekuasaan dalam berbagai bidang pendidikan. Dalam tahun 1942,
pemerintah Commowealth memeiliki wewenang untuk memungut pajak
penghasilan (income-tax) dari Negara-negara bagian, dan sebagai konsekuensinya,
keterlibatan pemerintah federal dalam berbagai kegiatan makin meningkat,
termasuk dalam bidang pendidikan.2
Sistem pendidikan Australia berstandar tertinggi dan menikmati
pengakuan internasional. Sekolah adalah wajib di seluruh Australia, yang
memberikan sumbangsih pada tingkat melek huruf 99 persen. Sekolah-sekolah
mengembangkan keterampilan dan membangun kepercayaan diri para pelajar;
lulusan universitas Australia unggul pada penelitian dan inovasi terdepan; serta
pendidikan kejuruan dan teknik memajukan sektor industri yang sedang
berkembang pesat.3
Australia juga salah satu penyelenggara pendidikan dan pelatihan terdepan
di dunia bagi pelajar internasional, termasuk pelatihan bahasa Inggris. Lebih dari
400,000 pelajar dari sekitar 200 negara menerima pendidikan Australia setiap
tahun.Kursus ditawarkan baik di Australia maupun di luar negeri.
Di Australia, tahun ajaran adalah dari akhir bulan Januari, atau awal bulan
Februari, sampai dengan awal bulan Desember. Kebanyakan Negara Bagian dan
Teritori menggunakan sistem tahun ajaran yang mencakup empat triwulan.
Sekolah-sekolah di Australia boleh hanya untuk laki-laki, hanya untuk perempuan
atau untuk keduanya laki-laki dan perempuan (co-educational). Terdapat 8 bidang
pembelajaran yang penting yang merupakan fokus pengajaran di semua sekolah

2
Ibid., h. 35.
3
L. Ingvarson and Chadbourne, (Eds.), Valuing Teachers Work: New Direction In
Teacher Apparaisal (Melbourne: ACER, 1984), h. 45.

4
Australia. Bidang-bidang tersebut memberikan kepada para pelajar suatu
pendidikan yang utuh dan keterampilan bermasyarakat (sosialisasi). Semua
sekolah yang menerima pelajar Internasional akan mengajar sesuai dengan 8
Bidang Pembelajaran Yang Penting itu, seperti :
1. Seni
2. Bahasa Inggris
3. Pendidikan Kesehatan dan Jasmani
4. Bahasa selain Bahasa Inggris
5. Matematika
6. Ilmu Pengetahuan
7. Kajian Penduduk dan Lingkungan
8. Teknologi
Selain dari 8 Bidang Pembelajaran yang Penting tersebut, para pelajar
dapat memilih dari sederajat luas mata pelajaran pilihan, yang memastikan
keanekaragaan di pendidikan Australia. Contoh-contoh termasuk memakai
komputer, perniagaan, undang-undang (hukum), pertanian, psikologi, drama,
desain grafis, penerbangan dan masih banyak lagi.4

C. Tujuan Pendidikan
Orang Australia bangga akan percampuran multi budaya yang ada di kota-
kota mereka, baik besar ataupun kecil. Mereka sangat menghargai perbedaan,
tidak ada larangan bagi setiap orang yang beragama untuk menjalankan agamanya
masing-masing. Dengan dasar inilah pengembangan p;endidikan di Australia
diserahkan kepada masing-masing sekolah untuk mengembangkan pendidikannya,
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat lokal. Pemerintah hanya member
pedoman yang berupa tujuan umum pendidikan yang kemudian dikembangkan
oleh masing-masing lembaga. Sedangkan untuk lembaga pendidikan agama
dikelola oleh pihak swasta tidak ada kurikulum yang pasti dalam pendidikan
agama.

D’Cruz J and P. Langford (Eds.), Issues in Australian Education (Melbourne: Longman


4

Cheshire, 1990), h. 89.

5
Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam
undang-undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian,
universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Tujuan umum ini biasanya
dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan.
Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan
kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada
level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin.
Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada
pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat
secara umum. Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan
tinggi harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas
lebih mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor
pendidikan, teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian
pada pendidikan kejuruan. Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak
campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan
umum yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi pemerintah federal
menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan.5

D. Jenjang Pendidikan di Australia


Pada dasarnya jenjang pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi
tiga tingkatan, yaitu:
a. Sekolah Dasar (Primary School)
Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan dasar adalah 6-7
tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada umur 6 atau 7
tahun. Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan menempuh
ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas berikutnya, siswa
di sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka secara otomatis
naik ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian tahun. Tahun pertama di
sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year 6. Ada Negara
Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah 6 tahun (New
South Wales (NSW), Victoria (Vic), Tasmania (Tas), dan Australian Capital

5
Anonim, Guide to Study and Living in Australia (ttp: tp, tth).

6
Territory (ACT). Tetapi ada juga yang menetapkan lama pendidikan dasarnya
adalah 7 tahun (South Australia (SA), Northern Territory (NT), Queensland
(Qld), dan Western Australia (WA).
b. Sekolah Menengah (Secondary or High School)
Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di
Australia memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di
pendidikan menengah disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang
pendidikan menengah berakhir pada Year 11. Untuk negara bagian yang
menerapkan pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka pendidikan menengahnya
memerlukan waktu selama 5 tahun saja (yaitu di negara bagian SA, NT, Qld, dan
WA). Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana jenjang
pendidikan yang ia ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam bidang-
bidang ilmu yang aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
tinggi yang khusus disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal
sebagai Vocational Education and Training (VET) atau Colleges for Technical
and Further Educaton (TAFE). Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi
tenaga teknisi.
Jika siswa tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat
teoritis. maka ia akan memasuki perguruan tinggi (universitas). Untuk dapat
memasuki universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang
dikenal juga sebagai Matriculation Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan
menengah ini, para siswa digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian
negara dengan nilai yang memuaskan. Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin
mudah siswa tersebut memilih perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di
berbagai negara, paspor untuk dapat diterima di universitas favorit adalah nilai
ujian Matriculation yang setinggi mungkin.
c. Pendidikan Tinggi (Universitas)
Pendidikan tinggi di Australia dapat di bagi menjadi dua jenjang, yakni
jenjang sarjana (dikenal sebagai undergraduate level) dan jenjang pascasarjana
(dikenal sebagai postgraduate leve untuk memperoleh gelar Masters atau PhD).
Jenjang sarjana dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar

7
Bachelor, yakni Bachelor of Arts (BA) atau Bachelor of Science (Bsc) tergantung
pada bidang ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa/i tersebut.
Jika mahasiswa/i tersebut berminat melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi (ke jenjang pascasarjana), maka ia perlu belajar lagi selama 1
(satu) tahun. Jenjang ini dikenal sebagai HonoursLevel, dan gelar yang
diperolehnya akan menjadi BA (Hons) atau Bsc (Hons) sesuai dengan bidang
ilmu yang ditekuninya.
Tingkat kelulusan di jenjang Honours ini sangat menentukan bagi
kelanjutan pendidikan sang mahasiswa di jenjang pascasarjana.6

E. Manajemen Pendidikan
1. Otorita
Berdasarkan konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab
Negara bagian, ia setiap Negara bagian, seorang menteri pendidikan dengan
sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah,
dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu. Departemen
pendidikan merekrut dan mengangkat guru-guru, dan hamper semua staf atau
karyawan, menyediakan gedung-gedung, peralatan serta perlengkapan lainnya,
dan menyediakan anggaran bagi sekolah-sekolah pemerintah.
Sekolah-sekolah yang statusnya bukan negeri merupakan bagian yang
sangat penting dalam sistem pendidikan Australia, dan sekolah-sekolah swasta
menampung 24% dari seluruh siswa dalam tahun 1982, jumlah yang terus
meningkat semenjak awal 1970-an. Hamper semua sekolah swasta berkaitan erat
dengan dewan-dewan gereja, diantaranya, sekolah-sekolah Katolik Roma
memiliki jumlah sekolah yang paling banyak, menampung hamper 80% siswa-
siswa swasta dan pada umumnya sekolah-sekolah swasta bebas dari pengawasan
pemerintah, namun tetap mengikuti standar pendidikan minimal yang telah
ditentukan untuk keperluan registrasi.

6
Shannon Smith, dkk, Get to Know Australian Schools: Mengenal Sekolah-Sekolah di
Australia (Jakarta: Kedutaan Besar Australia, Departemen Pendidikan, 2010), h. 8.

8
2. Pendanaan
Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber
dan sistem pendanaan. Misalnya, dari pengeluaran sebesar A$7,700 juta untuk
biaya pendidikan dalam tahun 1980-81, sekitar 94% bersumber dari pemerintah,
baik dari Commonwealth atau negara bagian. Pendidikan secara konstitusional
menjadi tanggung jawab pemerintah bagian, tetapi pada praktek pendanaan
pendidikan merupakan tanggung jawab; bersifat amalgam yaitu gabungan dari
berbagai sumber dana. Negara bagian memiliki tanggung jawab utama membiayai
pendidikan prasekolah, sekolah dasar dan menengah negeri, dan TAFE, serta
menyediakan bantuan bagi sekolah-sekolah swasta termasuk prasekolah pra
(Taman Kanak-Kanak).
Mahasiswa purna waktu tingkat Sarjana Muda (SI) berhak mendapat
bantuan biaya hidup. Pada tahun 1983, bantuan maksimal pertahun bervariasi
antara A$2.000 bagi yang tinggal bersama orang tua dan A$3.000 bagi yang
keuangannya bergantung pada kiriman orang tua; tambahan bantuan juga dapat
dibayarkan kepada tanggungan. Mahasiswa pascasarjana purna waktu berhak
mendapatkan bantuan (award) yang sifatnya kompetitif yang jumlahnya A$900
pertahun ditambah bantuan untuk tanggungan. Bantuan ini mencapai 30% dari
mahasiswa pascasarjana yang berhak menerima.
Bantuan keuangan bagi siswa pendidikan menengah yang purna waktu
diberikan kepada siswa yang berusia dibawah 19 tahun dengan harapan agar
mereka mampu menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya. besar bantuan
maksimal pertahun adalah A$1.000, dan 15.000 siswa dari keluarga berekonomi
lemah mendapat bantuan ini.
Mulai tahun 1989 mahasiswa perguruan tinggi di Australia diharuskan
membayar bagian dari uang kuliahnya. pada tahun 1993 besarnya uang kuliah
tersebut adalah A$2.300 pertahun yang berarti 20% dari pengeluaran pemerintah
untuk setiap mahasiswa pertahun. pembayaran uang kuliah ini dapat dilakukan
dengan dua cara: Pertama, mahasiswa dapat membayarnya sekaligus pada waktu
pendaftaran (dengan memperoleh sedikit diskon) atau membayarnya melalui
pajak penghasilan setelah meninggalkan kampus. Kedua, pembayaran pertama

9
dimulai apabila penghasilan yang bersangkutan telah mencapai A$27.000
pertahun, jumlah rata-rata penghasilan masyarakat saat itu.
3. Personalia
Dari tahun 1955 sampai 1977, pengangkatan guru-guru meningkat dengan
cepat, namun demikian kekurangan guru tetap saja terjadi. tetapi semenjak 1977,
permintaan tambahan guru menurun karena peningkatan belanja pendidikan
sangat lamban, jumlah mahasiswa stabil, dan resesi ekonomi berakibat kurangnya
jumlah guru yang berhenti. Sebagai salah satu usaha untuk mengatasi menurunnya
pengangkatan guru, pihak pendidikan tinggi mengurangi penerimaan mahasiswa
yang masuk ke lembaga pendidikan guru. kebijakan ini mengundang kritikan
karena dasar pertimbangannya yang dipakai dalam proyeksi terlalu rendah
kebutuhan atas tambahan guru di masa yang akan datang, khususnya apabila
pertumbuhan ekonomi membaik kembali.
Pada tingkat pendidikan tinggi, pertambahan staf pengajar terjadi pada
TAFE. Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan
guru-guru sekolah menengah dididik oleh CAE; sejumlah guru-guru menengah,
dan beberapa orang guru-guru pendidikan dasar mendapatkan pendidikan di
universitas. Sebagaian guru-guru swasta mendapat pendidikan pada sekolah-
sekolah pendidikan guru yang dikelola oleh badan-badan pendidikan keagamaan.
Lamanya pendidikan bagi guru-guru prasekolah dan pendidikan dasar biasanya
empat tahun. Semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru
untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan (inservice education), termasuk
peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang
disetujui terlebih dahulu.
4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran
Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri semenjak awal
1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-
sekolah. Tetapi kecepatannya sangat bervariasi. Pada beberapa negara bagian,
pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat
mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada negara
bagian yang lain, pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum
dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi tetap

10
berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang
agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir;
detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada
kedua territories, the Australian Capital Territory (ACT) dan the Northern
Territory, sekolah relatif memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat
mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang ditentukan di
tingkat sekolah.
Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara
umum biasa renjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen
pendidikan. Pedoman kurikulum pada dasarnya disusun oleh komisi-komisi
kurikulum yang sudah ada untuk setiap bidang. Walaupun sekolah-sekolah swasta
memiliki otonomi yang cukup luas dalam hal kurikulum, dalam banyak hal
mereka mengikuti kurikulum yang sama yang dipakai di sekolah-sekolah negeri
dalam negara bagian atau teritorinya.
Pusat Pengembangan Kurikulum (Curriculum Development Centre, CDC)
dibentuk oleh pemerintah Commonwealth dalam tahun 1975 untuk membantu
mengkoordinasi dan mendiseminasikannya, serta menyiapkan materi kurikulum.
Buku-buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi
kurikulum, departemen pendidikan, Dewan Penelitian Pendidikan Australia
(ACER), Pusat Pengembangan Kurikulum (CDC), penerbit buku-buku akademik
yang komersial, dan asosiasi guru-guru bidang studi.
Tanggung jawab tentang metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak
pada masing-masing guru dan sekolah. Pada umumnya format pengajaran pada
pendidikan dasar ialah seorang guru memegang satu kelas, tetapi ada
kecenderungan terjadinya variasi pengelompokan kelas. Sama halnya di sekolah
menengah, hampir semua siswa tetap berada dalam kelompok-kelompok umur
yang bersamaan, dan mereka diajar oleh guru-guru bidang studi, dan ada pala
kecenderungan untuk mengelompokkan siswa tidak berdasarkan kesamaan umur
(horizontal age grouping) tetapi beda umur (vertical age grouping), diajar oleh
tim guru (team teaching), dan siswa dikelompokkan dalam format-format kecil.
Masalah kurikulum yang krusial dalam sistem pendidikan Australia
tereletak terutama pada isi kurikulum (curriculum content), yaitu menentukan isi

11
kurikulum yang cocok untuk masyarakat. Hal ini timbul disebabkan oleh
perubahan yang terjadi dalam masyarakat Australia dan komposisi penduduk.
Lebih sulit memperoleh kesepakatan tentang isi kurikulum saat ini dibandingkan
dengan masa sebelumnya karena masyarakat Australia yang semakin pluralistik
dan sekaligus multikultural.
Sesudah tahun 1970, semua departemen pendidikan terlibat dalam
peninjauan kembali tujuan, struktur, dan kurikulum. Di antara upaya yang
dilakukan adalah menentukan dan mengembangkan kurikulum inti. Di sampung
itu, pada tingkat pendidikan menengah, banyak sekolah yang menawarkan mata
kuliah alternatif di luar mata kuliah yang sudah ada, dengan prioritas pada bidang
keahlian kejuruan dan teknologi. Tetapi masih banyak lagi tugas yang harus
dilakukan. Curriculum Framework di Australia disusun dalam rangka
menyongsong datangnya Abad XXI, dengan semboyan "Educating our Children
to succeed in the 21th Century".7
Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework: Pertama,
ada 8 kondisi yang melatar belakangi pengembangan kurikulum di Australia,
yaitu:
1. Keragaman Budaya
2. Perubahan struktur keluarga
3. Langkah cepat perubahan teknologi
4. isu lingkungan global
5. Mengubah sifat kondisi social
6. Perubahan di tempat kerja
7. Ketergantungan ekonomi global
8. Standar Ketidakpastian hidup.
Kedua, ada lima karakteristik nilai (value) yang akan dibangun melalui
kurikulum tersebut, yaitu :
1. Mengejar pengetahuan dan komitmen untuk pencapaian potensi
2. Penerimaan diri dan rasa hormat diri

7
Dirjen PT. Depdiknas, Panduan Studi Pascasarjana di Australia dan Selandia Baru
(Jakarta: tp 2001), h. 54-56.

12
3. Menghormati dan kepedulian terhadap orang lain dan hak-hak mereka
4. Sosial dan tanggung jawab sipil
5. Tanggung jawab lingkungan.
Curriculum Framework tidak menggunakan istilah “berbasis kompetensi”
atau “competency-based”, namun menggunakan istilah “student outcomes
statement” atau dikenal dengan overarching statement learning outcomes”, yang
rumusannya pada hakikatnya sama dengan rumusan kompetensi. Ada 13 student
outcomes statement yang akan dicapai melalui delapan mata pelajaran secara
sinergis dengan menggunakan konsep “liks across the curriculum”, yaitu :
1. Siswa menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi dan berinteraksi dengan orang
lain.
2. Siswa menjelaskan dan alasan tentang pola, struktur dan hubungan untuk
memahami, menafsirkan, membenarkan dan membuat pola.
3. Siswa memvisualisasikan konsekuensi, berpikir lateral, mengenali peluang
dan potensi dan siap untuk menguji pilihan.
4. Mahasiswa memahami dan menghargai wordl fisik, biologi dan teknologi
dan memiliki pengetahuan dan keterampilan dan nilai-nilai untuk
membuat keputusan dalam kaitannya dengan itu.
5. Mahasiswa memahami, konteks geografis dan historis budaya dan
memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
partisipasi aktif inlife di Australia.
6. Siswa berinteraksi dengan orang lain dan budaya lain selain mereka
sendiri dan dilengkapi untuk berkontribusi pada komunitas global.
7. Siswa berpartisipasi pada kegiatan kreatif mereka sendiri dan memahami
dan terlibat dengan seni, budaya dan intelektual karya orang lain.
8. Nilai Siswa dan menerapkan practies yang mendorong pertumbuhan
pribadi dan kesejahteraan.
9. Siswa motivasi diri dan percaya diri dalam pendekatan mereka untuk
belajar dan mampu bekerja secara individu dan bersama-sama.

13
10. Siswa mengakui bahwa semua orang memiliki hak untuk jatuh dan aman
dan dalam hal ini, memahami hak dan kewajiban mereka dan berperilaku
bertanggung jawab.8

Saifullah, “Konsep Pendidikan Jerman dan Australia”, Vol. II, No. 02, 2014, h. 279.
8

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Australia sendiri memiliki ideologi politik liberalisme yang merupakan warisan
dari para pembawanya yang berasal dari Eropa. Liberalisme adalah sebuah
ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada
pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama.
2. Sistem pendidikan Australia berstandar tertinggi dan menikmati pengakuan
internasional. Sekolah adalah wajib di seluruh Australia, yang memberikan
sumbangsih pada tingkat melek huruf 99 persen.
3. Di Australia, sekolah-sekolah mengembangkan keterampilan dan membangun
kepercayaan diri para pelajar; lulusan universitas Australia unggul pada
penelitian dan inovasi terdepan; serta pendidikan kejuruan dan teknik
memajukan sektor industri yang sedang berkembang pesat.
4. Tujuan umum pendidikan Australia yaitu pendidikan mengisyaratkan perlunya
pengembangan antara pelayanan kebutuhan individu dan kebutuhan
masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada level sekolah, tekanan yaitu pada
pengembangan potensi murid sebaik mungkin.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis berharap para pembaca supaya terus
belajar dan menggali pengetahuan mengenai pendidikan di Negara Australia.
Agar pengetahuan terus bertambah dan dapat diimplementasikan di dalam
kehidupan sehari-hari terutama untuk Negara Indonesia.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Guide to Study and Living in Australia. ttp: tp, tth.


D’Cruz J and P. Langford (Eds.). Issues in Australian Education.
Melbourne: Longman Cheshire, 1990.
Dirjen PT. Depdiknas. Panduan Studi Pascasarjana di Australia dan
Selandia Baru. Jakarta: tp 2001.
L. Ingvarson and Chadbourne, (Eds.). Valuing Teachers Work: New
Direction In Teacher Apparaisal. Melbourne: ACER, 1984.
Nur, Agustiar Syah. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara.
Bandung: Lubuk Agung Bandung, 2001.
Saifullah, “Konsep Pendidikan Jerman dan Australia”, Vol. II, No. 02,
2014.
Smith, Shannon, dkk. Get to Know Australian Schools: Mengenal Sekolah-
Sekolah di Australia. Jakarta: Kedutaan Besar Australia, Departemen
Pendidikan, 2010.

16

Anda mungkin juga menyukai