Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal Dan Neonatal

(SIJARI EMAS)

Disusun Oleh :

Ulfa Mauludya : 1910104165

Rosi Rosmini : 1910104166

Nur Makkiyah : 1910104167

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada saat ini, tingkat kematian ibu bayi dan bayi baru lahir di Indonesia

masih sangat tinggi. Rasio kematian maternal tahun 2010 sebesar 228 (Rokx, C.

et.al., 2010). Dengan program programyang sudah ada dan intervensi-intervensi

yang dilakukan, pemerintah berharap rasio kematianmaternal di Indonesia

diharapkan tidak lebih dari 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup padatahun

2015. Karena itu diperlukan upaya-upaya untuk menurunkan angka kematian ibu

dan bayi baru lahir dengan berbagai cara yang mungkin dilakukan.

Salah satu cara meminimalisir kematian ibu bayi (maternal) dan bayi baru

lahir (neonatal) adalah dengan meningkatkan efektivitas penangangan rujukan

gawat-darurat ibu bayi dan bayi barulahir. Dengan sistem rujukan yang efektif,

maka pasien gawat-darurat dapat diusahakan mendapat penanganan lebih cepat

dan tertangani secara semestinya. Sistem penangangan rujukan gawat-darurat

maternal-neonatal yang komprehensifsemestinya melibatkan jejaring fasilitas

kesehatan PONED (Pelayanan Obstetri NeonatalEmergensi Dasar) dan PONEK

(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif). Dengan jejaring

semacam ini, maka segala potensi yang dimiliki fasilitas kesehatan, baik sarana-

prasaranamaupun sumber daya manusia, dapat dimanfaatkan secara optimal.

Agar proses pertukaran informasi rujukan dalam jejaring rujukan gawat-darurat

dapat berjalan dengan baik, diperlukan dukungan sarana dan teknologi informasi

dan komunikasi yang efektif.

Teknologi informasi dan komunikasi ini dibutuhkan dalam berbagai hal,

antara lain sebagai penyedia basis data, sarana komunikasi, dan sarana analisis

terkait penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Sayangnya,


berdasarkan penelusuran penulis sebelum melakukan penelitian yang disajikan

pada tulisan ini, di Indonesia belum tersedia perangkat lunak komputer yang

berfungsi sebagai sistem informasi pada jejaring rujukan maternal dan neonatal

untuk sejumlah rumah sakit dan puskesmas. Beberapa sistem informasi bidang

kesehatan yang telah dikembangkan di Indonesia antara lain Sistem Informasi

Manajemen Puskesmas, Sistem Pencatatan dan Pelaporan TerpaduPuskesmas,

Sistem Informasi Rumah Sakit, Sistem Pelaporan Rumah Sakit (Barsasella, 2012).

Oleh karena itu, projek Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) yang

merupakan kerjasama antara Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dengan

United Sta te Agency for International Development (USAID) mengembangkan

perangkat lunak sistem informasi jejaringrujukan maternal dan neonatus yang

diberi nama SIJARIEMAS. Perangkat lunak ini dikembangkanoleh Tim ICT

program EMAS.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. SIJARI EMAS

SIJARIEMAS (Sistem Informasi dan Komunikasi Jejaring Rujukan

Maternal dan Neonatal) adalah Sistem informasi dan komunikasi timbal balik

dengan menggunakan pesan singkat elektronik (SMS), telepon dan atau

Internet antara petugas pelayanan kesehatan dasar (Bidan Praktek Mandiri,

bidan/dokter Puskesmas PONED, bidan/dokter Puskesmas Non-PONED,

bidan Rumah Bersalin) dengan rumah sakit dalam jejaring rujukan

kegawatdaruratan maternal dan neonatal.

a. Petugas pelayanan kesehatan adalah staf fasilitas kesehatan yang

memberikan layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Petugas

Pelayanan Kesehatan termasuk Bidan Desa, Bidan Puskesmas, Bidan

Praktek Swasta (BPS) dan Dokter Praktek Swasta (DPS).

b. Rumah Sakit Rujukan adalah rumah sakit yang siap memberikan

layanan 24 jam layanan rujukan ibu dan bayi baru lahir.

c. Operator SIJARIEMAS adalah staf di Rumah Sakit Rujukan yang

bertanggung jawab dan atau diberi tugas menjawab dan mengelola

informasi rujukan melalui SIJARIEMAS.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum :

Terlaksananya komunikasi untuk meningkatkan akurasi informasi,

kelengkapan data dan mempercepat penyampaian informasi rujukan pasien

gawat darurat maternal neonatal ke rumah sakit rujukan ibu hamil dan bayi

baru lahir.
b. Tujuan Khusus :

1) Meningkatkan waktu respon penanganan terhadap pasien

gawatdarurat materna dan neonatal;

2) Memperoleh informasi rujukan yang lengkap dan akurat secara

mudah dan cepat;

3) Menerapkan pertukaran informasi rujukan gawatdarurat maternal

dan neonatal sesuai kondisi rumah sakit rujukan dalam jejaring.

3. Kebijakan

a. Pasien harus dirujuk apabila pasien tersebut penatalaksanaannya sudah

tidak menjadi kewenangan bagi fasilitas kesehatan yang bersangkutan;

b. Petugas kesehatan/Dokter/Bidan harus melakukan stabilisasi pasien

terlebih dahulu sebelum merujuk pasiennya;

c. Semua pasien maternal dan neonatal yang merupakan pasien gawat

darurat harus mendapat pertolongan segera.

4. Prosedur

a. Status kegawatdaruratan pasien dikomunikasikan dengan dokter

puskesmas. Kasus gawat darurat yang tidak bisa ditangani di tempat

pelayanan kesehatan dasar segera dirujuk ke tempat pelayanan

kesehatan yang lebih tinggi;

b. Informasi rujukan kegawatdaruratan segera dikirim oleh petugas

pelayanan kesehatan yang sudah terdaftar pada database aplikasi

SIJARIEMAS melalui SMS (pesan singkat) ke nomor pusat SMS

SIJARIEMAS

1) Rujukan Gawat-darurat Ibu Hamil:

r#kodepraktek#namaibu#umur#namasuami#asuransi#golongandarah

#transportasi#diagnosa#tindakanprarujukan
2) RujukanGawat-daruratBayi:

rb#kodepraktek#namaibu#umur#namasuami#asuransi#golongandara

h#transportasi#diagnosa#tindakanprarujukan atau dengan menginput

informasi rujukan melalui website SIJARIEMAS

c. Apabila dalam waktu maksimal 10 menit petugas kesehatan yang

merujuk (selanjutnya disebut Petugas Kesehatan Perujuk) tidak

mendapat SMS pemberitahuan secara otomatis mengenai lokasi rumah

sakit rujukan, maka Petugas Kesehatan Perujuk wajib melakukan

panggilan telepon ke Instalasi gawat Darurat (IGD) rumah sakit

rujukan,

d. Apabila tidak berhasil melakukan panggilan telepon ke IGD Rumah

Sakit Rujukan, maka Petugas Kesehatan Perujuk segera mengirim

pasien ke rumah sakit rujukan prioritas pertama.

e. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan yang menerima informasi rujukan

segera meneruskan informasi rujukan tersebut baik secara elektronik

atau manual kepada dokter Jaga IGD untuk mendapatkan saran umpan

balik.

f. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan wajib mengirimkan umpan balik

mengenai tindak lanjut (advis) penanganan pasien tersebut melalui

formulir SIJARIEMAS dalam waktu maksimal 10 menit. Umpan balik

yang dikirim berisi informasi tata laksana stabilisasi yang disarankan

dan atau konfirmasi terkait kesiapan menerima rujukan gawat darurat.


g. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan yang membantu dokter jaga wajib

melakukan komunikasi dengan Petugas Kesehatan Perujuk guna

mendapat informasi lebih rinci terkait jenis dan status komplikasi

pasien beserta arahan penanganan stabilisasi yang dibutuhkan sampai

pasien dan tenaga kesehatan perujuk sampai di rumah sakit tujuan

rujukan.

h. Petugas Kesehatan Perujuk berkewajiban untuk terus melakukan

komunikasi dengan Petugas IGD PONEK/IGD sepanjang perjalanan

menuju RS rujukan.

i. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan melakukan koordinasi dengan unit

terkait dalam memastikan kesiapan dalam menerima pasien rujukan

gawat darurat.

j. Petugas IGD Rumah Sakit Rujukan menerima, melakukan tindakan

penanganan pasien dan mencatat status penanganan pasien dengan

aplikasi SIJARIEMAS. Setelah selesai penanganan pasien, Petugas

IGD PONEK/IGD mencatat resume medis tindakan penanganan yang

dilakukan di IGD sesuai standar kelengkapan rekam medis.

k. Petugas bagian perawatan rumah sakit rujukan melakukan tindakan

perawatan pasien. Operator SIJARIEMAS mencatat status perawatan

pasien dengan aplikasi SIJARIEMAS. Setelah selesai perawatan pasien,

Operator SIJARIEMAS mencatat resume medis tindakan perawatan

yang dilakukan sesuai standar kelengkapan rekam medis.


l. Petugas bagian perawatan atau Operator SIJARIEMAS Rumah

Sakit Rujukan mencatat rujukan balik di fomulir yang disediakan

pada aplikasi SIJARIEMAS.

m. Petugas Kesehatan Perujuk melakukan tindak lanjut pasca

perawatan di rumah sakit kepada pasien yang telah selesai

perawatan sesuai arahan rujukan balik.

5. Unit Terkait

Beberapa unit pelayanan kesehatan yang terkait dalam pelaksanaan

program EMAS antara lain Bidan Praktek Mandiri (BPM), Puskesmas

mampu PONED, Puskesmas Non-PONED, Rumah Bersalin, Rumah

Sakit, Dinas Kesehatan dan Dinas Komunikasi dan Informasi

ALUR RUJUKAN

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN

1. Hanya daerah daerah tertentu yang baru bisa menggunakan sistem ini

2. Sebagai contoh, model optimal paling baik untuk sebuah daerah dengan

lebih dari sepuluh rumah sakit , sementara model lainnya tidak akan

memberikan cakupan atau koordinasi yang memadai di antara berbagai


fasilitas kesehatan.

3. Sementara di daerah dengan hanya satu rumah sakit (atau sebuah titik

rujukan tunggal) tingkat koordinasi seperti model optimal tidak dibutuhkan

dan jauh lebih mudah bagi dinkes untuk mengawasi rujukan di dalam satu

daerah tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

SIJARIEMAS (Sistem Informasi dan Komunikasi Jejaring Rujukan Maternal dan

Neonatal) adalah Sistem informasi dan komunikasi timbal balik dengan menggunakan pesan

singkat elektronik (SMS), telepon dan atau Internet antara petugas pelayanan kesehatan dengan

dengan rumah sakit dalam jejaring rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal.

Tujuan dari Sistem Informasi dan Komunikasi Jejaring Rujukan Maternal dan

Neonatal (SIJARI EMAS ) yakni terlaksananya komunikasi untuk meningkatkan akurasi

informasi, kelengkapan data dan mempercepat penyampaian informasi rujukan pasien gawat

darurat maternal neonatal ke rumah sakit rujukan ibu hamil dan bayi baru lahir.

B. Saran

Agar semua fasilitas pelayanan kesehatan bisa menerapkan sistem informasi

dan komunikasi jejaring rujukan maternal dan neonatal (SIJARI EMAS) untuk

memudahkan petugas pelayanan kesehatan apabila akan melakukan rujukan ke fasilitas

kesehatan yang lebih tinggi, sehingga pasien yang dengan kegawatdaruratan dapat

mendapat penanganan segera.

Anda mungkin juga menyukai