METODE KHUSUS
OLEH:
JENNY FAMILI
MEILA ANUGERAH
RIKA JULIANA
RINA SEPTIANI
TP 2019- 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga menghaturkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah METODE
KHUSUS yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini
Harapan kami semoga makalah dapat memberikan kontribusi positif bagi mata kuliah METODE
KHUSUS ini. Kami mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang melakukan koreksi
dan memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.
Penulis
i
Daftar isi
ii
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 52
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 52
Daftar pustaka ............................................................................................................................................. 54
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru,
membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar
siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan
komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran
yang ditawarkan adalah kooperatif tipe jigsaw.
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan pernah
usang. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam
program inovatif ikut serta memeriahakan reformasi pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu
pengetahuan yang tinggi. Dan pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, negara,
dan agama. Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan
berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam metode pembelajaran efektif
dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.
Setiap metode pembelajaran akan memiliki satu ‘rana pembelajaran’ yang paling
menonjol meskipun juga mengandung rana pembelajaran lainnya. Ranah pembelajaran
1
tersebut ada 3, yaitu: Rana kognitif atau rana perubahan pengetahuan ( P ); Rana afektif atau
rana perubahan sikap-perilaku (S ) ; dan Rana psikomotorik atau rana perubahan maupun
peningkatan keterampilan ( K ).
Berfikir kreatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil untuk menemukan dan
menggali ide baru yang berguna.makalah ini memberikan penjelasan dan pedoman singkat
mengenai cara berfikir tersebut, berserta contoh-contoh yang menarik dari kehidupan yang
nyata.
Berfikir Kreatif bukanlah suatu yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif telah ada ribuan
tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum menusia menemukan api dan roda.Para ahli fikir
tersebut memberdayakan akal pikirannya dan kemampuan kreatifitasnya untuk menghasilkan
sesuatu yang baru. Maka dari itu bukan tidak mungkin bagi kita untuk memaksimalkan
kemampuan kreatifitas kita sehingga menghasilkan prestasi.
Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa
ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber
dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta
perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang
dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis
dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas
sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa (Purwanto, 2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini
2
lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai
sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang
memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok lain."
(group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik
mengajarkan sesuatu. Sedangkan menurut Arends (1997) model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi
tersebut kepada kelompok yang lain.
4
2.1.2 Sejarah Jigsaw
Teknik jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali
diterapkan oleh aronson tahun 1971 dan dipublikasin tahun 1978. Pada awalnya
penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi
pembelajar dan masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang berada di Austin,
Texas. Kota texas ini termasuk mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itu
pun memunculkan intervensi dari sekolah¬-sekolah untuk menghilangkan masalah
tersebut.
1. Pengelompokan pembelajar.
2. Pemberian tugas untuk setiap anggota kelompok.
3. Diskusi kelompok yang terdiri dari kelompok ahli.
5
Yaitu kelompok yang terdiri dari kelompok ahli yaitu kelompok yang terdiri
dari pembelajar heterogen , ditinjau dari segi kemampuan dan jenis kelamin yang
tergabung dalam bahasan, tema, ataupun masalah yang sama. Sedangkan kelompok
asal yaitu masing¬ masing kelompok terdiri dari pembelajar yang heterogen, ditinjau
dari kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung dalam bahasan, tema, masalah
yang berbeda.
1. Pemberian tes/kuis.
2. Perhitungan penghargaan kelompok.
6
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik yang akan
dibahas yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Kelompok ini
dinamakan kelompok asal.
3. Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian untuk menentukan
topik yang akan dibahas.
4. Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang mendapat undian
pertama maka akan membahas topik pertama, sedangkan yang mendapat undian
kedua maka akan membahas topik kedua, demikian seterusnya. Kelompok ini
dinamakan kelompok ahli yang bertanggung jawab untuk mengkaji secara
mendalam topik yang mereka dapatkan. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mendiskusikannya
5. Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing kelompok ahli kembali
kekelompok asal untuk membagikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari
kelompok ahli. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berdiskusi.
6. Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas.
Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap
topik yang telah dipelajari.
Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan dengan lancar.
Ada beberapa hambatan yang dapat muncul, yang paling sering terjadi adalah kurang
terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar
masih terbawa kebiasaan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi
secara satu arah. Faktor penghambat lain adalah kurangnya waktu, proses metode ini
membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini
harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
7
1.2 Menggunakan Kapasitas berfikir
2.2.1 Pengertian
Dalam mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam
pendapat, di antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi
saja, ada pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara
stimulus dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu
kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula
yang mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher
level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan aktivitas
psikis yang intensional.
8
berpikir itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya
adalah pemikiran kreatif.
Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat
kita berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya
adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.
1. Berpikir kritis
Berpikir kritis adalah berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara
relevan dan reliable tentang dunia. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan,
mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada
pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan.
Berpikir kritis adalah berpik mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan
informasi yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, menalar
secara logis, hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan terpercaya.
9
Dari dua pengertian tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal
sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa
tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.
Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis.
Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education
Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan
kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang
berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai
sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.
2. Berpikir kreatif
10
4. cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal
atau absolute
5. biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan
yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam
menghadapi perubahan demi suatu kemajuan.
Berfikir Kreatif adalah menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak
berhubungan. Dalam kenyataan teknik modern timbul semboyan yang menarik
(jargon) atau istilah khas yang menjadi bahasa golongan tertentu. Begitu pula tak
terkecuali Berfikir Kreatif yang memiliki empat kata khas yaitu imajinatif. Tidak
dapat diramalkan. Divergen dan lateral.
Definisi Berfikir Kreatif yang diberikan dalam Bab ini adalah menghubungkan
ide atau hal-hal sebelumnya tidak berhubungan. Definisi ini memerlukan pejajaran
fakta dalam pikiran kita. Apabila fakta itu digabungkan maka terlihatlah hubungan
menyeluruh yang baru dan dapatlah ditemukan sesuatu. Sejarah ilmu pengetahuan
memberikan banyak contoh penemuan baru semacam itu. Fakta telah diketahui sejak
berpuluh-puluh tahun yang lalu dan menunggu seseorang untuk menunjukkan
hubungan antara fakta tersebut.
Sebagai contoh :
Perjalanan bulan dan pasang surut permukaan air laut telah diketahui sejak zaman
purbakala.tetapi baru abad ke-17 astronom Keppler menghubungkan dua fakta yang
11
nampaknya tidak saling berhubungan dan “menemukan” bahwa bulan mempengaruhi
pasang surut air laut.
Ennis (Arief Achmad, 2007) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat kita
jadikan standar dalam proses berpikir kritis, yaitu:
a. Clarity (Kejelasan)
12
sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut.
Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: "Apa yang harus dikerjakan pendidik
dalam sistem pendidikan di Indonesia?" Agar pertanyaan itu menjadi jelas,
maka kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar
menjadi jelas, pertanyaan itu harus diubah menjadi, "Apa yang harus
dikerjakan oleh pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar-benar
telah mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu
berbagai hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya dan mampu membuat
keputusan dalam kehidupan sehari-hari?".
c. Precision (ketepatan)
13
keterkaitan dapat diungkap dengan mengajukan pertanyaan berikut:
"Bagaimana menghubungkan pernyataan atau respon dengan pertanyaan?";
"Bagaimana hal yang diungkapkan itu menunjang permasalahan?".
Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan
permasalahan. Contohnya: siswa sering berpikir, usaha apa yang harus
dilakukan dalam belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Bagaimana pun
usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut
terjadi, usaha tidak relevan dengan ketepatan mereka dalam meningkatkan
kemampuannya.
e. Depth (kedalaman)
f. Breadth (keluasaan)
14
pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam
pertanyaan yang diajukan.
g. Logic (logika)
15
Guilford, ahli yang banyak berkecimpung dalam penelitian penelitian
tentang inteligensi menjelaskan kemampuan orang yang kreatif melalui beberapa
ciri :
16
Berpikir kritis melibatkan pemikiran logis dan penalaran termasuk
keterampilan seperti perbandingan, klasifikasi, pengurutan, penyebab / efek, pola,
Jalinan, analogi, penalaran deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, hipotesa,
dan mengkritisi.
1 Analitis Mencipta
2 Mengumpulkan Meluaskan
3 Hirarkis Bercabang
4 Peluang Kemungkinan
6 Memusat Menyebar
7 Obyektif Subyektif
17
9 Otak kiri Otak kanan
10 Kata-kata Gambaran
11 Sejajar Hubungan
Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita
bisa menilai bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita
juga dengan tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan
terlebih dahulu hal yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua
terbentuk dengan kebiasaan ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru
dan kita bisa terus menerus mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap
aspek dari bidang yang sedang kita tekuni.
18
d. Terhindar dari berbagai kesalahan, seperti membuang waktu, uang, dan
melibatkan emosi dalam kepercayaan atau ajaran atau dogma atau ideologi
yang salah dan menyesatkan.
e. Selalu terlibat dalam perziarahan kemanusiaan yang menarik dan menantang
dalam upaya memahami diri sendiri dan dunia di mana kita berada.
f. Selalu mampu memberikan sumbangsih kemanusiaan yang nyata dan
bermanfaat demi menemukan dan mengedepankan kebenaran yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan dan akal sehat.
g. Mampu menyaring semua informasi yang diperoleh dari semua sumber.
h. Mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam hal menjelaskan
dan berargumentasi mengenai banyak topik/fenomena serta mampu
meyakinkan orang lain yang didasarkan pada akal sehat, kejujuran, dan
kebijaksanaan.
2. Manfaat berpikir kreatif
19
cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan
tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil
atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode
mengajar yang digunakan oleh guru.
Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode
yang lain karena setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala
kelebihan dan kelemahan masing -masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu
tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin
tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik
untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang
belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Adakalanya seorang guru perlu
menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan tertentu.
3. Tujuan yang akan dicapai ( bila tujuan yang akan dicapai lebih dari satu maka
dapat ditentukan dengan kombinsi berbagai macam metode. ).
20
4. Materi ( bahan ajar ) dengan karakteristik yang berbeda.
1. Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam rangka lebih menjadi mencapai
sasaran dan tujuan pembelajaran.
2. Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau
semangat belajar.
3. Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan
sehingga pemahaman siswa makin jelas.
4. Metode dipilih guru dengan azas diatas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional
dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar.
5. Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat
digunakan secara kombinasi ( sintesis terpadu ) dan dilengkapi dengan media
tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan
pembelajaran.
21
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah
siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat
dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham
siswa.
22
4) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
2. Metode Diskusi
23
a. Pengertian
24
6) Sulit membuat kesimpulan.
3. Metode Demontrasi
a. Pengertian
2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
25
Peta konsep dalam metode demonstrasi sama halnya seperti persiapan
dalam metode eksperimen, yaitu sebgai berikut :
1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.
1) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
a. Pengertian
26
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode
lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah
plus yaitu :
27
2) Tidak ada data primer.
5. Metode Resitasi
a. Pengertian
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan
membuat resume dengan kalimat sendiri.
b. Kelebihan Metode :
1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
28
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
a. Pengertian
1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya dan dapat
membuktikan konsep-konsep yang telah diterima atas kebenaran atau
29
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima
kata guru atau buku.
3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.
4) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
30
7. Metode Karya Wisata
a. Pengertian
31
2) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
32
3) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai
segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan yang memuat kesimpulan
yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti
membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan
sebagainya.
a. Pengertian
33
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda atau simbol, dan
sebagainya.
a. Pengertian
34
1) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik.
4) Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai
dengan kemampuannya sendiri.
35
7) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa
dan guru berpartisispasi dengan sesama dalam situasi penemuan yang
jawabannya belum diketahui sebelumnya.
36
6) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir
kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi
terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah
pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan
yang penuh arti.
a. Pengertian
b. Alasan penggunaan
37
c. Tujuan
d. Manfaat
38
7) Membangkitakan hasrat melakukan penyelidikan.
39
11. Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving )
a. Pengertian
b. Alasan penggunaan
40
c. Tujuan
d. Manfaat
1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
41
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban
ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah
kedua di atas.
2) Dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil.
42
4) Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan.
a. Pengertian
b. Alasan pemilihan
43
karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya. Guru dapat
menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran.
c. Tujuan
d. Manfaat
44
3) Siswa mendapatkan kepuasan dalam proses pembelajaran.
45
c. Tujuan Metode Simulasi :
46
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.
3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.
2.4 Evaluasi
47
penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai
komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai
bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.
1. Fungsi Selektif
2. Fungsi Diagnosa
3. Fungsi Penempatan
48
2.4.3 Tahapan Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi terdapat beberapa tahapan penting yang saling
mendukung satu sama lainnya. Mengacu pada pengertian evaluasi, adapun tahapan-
tahapan evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Menentukan topik evaluasi, yaitu kegiatan penentuan topik yang akan dievaluasi.
Misalnya; evaluasi hasil kerja, atau evaluasi rencana kerja.
2. Merancang kegiatan evaluasi, yaitu kegiatan mendesain proses evaluasi sehingga
dalam pelaksanaannya tidak melewatkan hal-hal yang penting.
3. Pengumpulan data, yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencatat setiap informasi
sesuai dengan perencanaan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
4. Pengolahan dan analisis data, yaitu kegiatan mengolah informasi dengan cara
mengelompokkan data agar lebih mudah dalam melakukan analisis, serta
menentukan tolak ukur waktu sebagai hasil evaluasi.
5. Pelaporan hasil evaluasi, yaitu membuat laporan hasil evaluasi agar diketahui oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.
49
2. Evaluasi monitoring, yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana
sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui
kemungkinan pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan
pembelajaran, sehingga dapat dihindarkan.
3. Evaluasi dampak, yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu
program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan
sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program
pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya,
tenaga dan waktu yang diperlukan dalam program pembelajaran dengan
program lainnya yang memiliki tujuan yang sama.
5. Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat keefektifan
dan efisiensi.Sedangkan penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi
empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan
penilaian penempatan.
50
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi
formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab
akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.
51
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa
Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau
melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti
“gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis
metode pembelajaran kooperatif.
Metode Pembelajaran adalah cara guru mejelaskan suatu pokok bahasan ( tema, pokok
masalah ) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran.
1. Metode ceramah.
2. Metode diskusi.
5. Metode Resitasi.
7. Metode Demonstrasi.
9. Metode Discovery.
52
12. Metode Inkuiri.
53
Daftar pustaka
Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif.Jakarta: PT Indeks
Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung:
San Grafika
54