Anda di halaman 1dari 58

TUGAS KELOMPOK

METODE KHUSUS

DOSEN PENGAMPU: NISLAWATY, SST.M.Kes

OLEH:

JENNY FAMILI

MEILA ANUGERAH

RIKA JULIANA

RINA SEPTIANI

PRODI DIV KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

TP 2019- 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga menghaturkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah METODE
KHUSUS yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini
Harapan kami semoga makalah dapat memberikan kontribusi positif bagi mata kuliah METODE
KHUSUS ini. Kami mengucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang melakukan koreksi
dan memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Bangkinang , Desember 2019

Penulis

i
Daftar isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


Daftar isi ....................................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 4
2.1 Metode Jigsaw ........................................................................................................................................ 4
2.1.1 Pengertian Metode Jigsaw ............................................................................................................. 4
2.1.2 Sejarah Jigsaw ............................................................................................................................... 5
2.1.3 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw ........................................................................... 6
2.2 Menggunakan Kapasitas berfikir ............................................................................................................ 8
2.2.1 Pengertian ...................................................................................................................................... 8
2.2.3 Ciri-ciri Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif .............................................................................. 12
2.2.4 Perbedaan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif ........................................................................... 16
2.2.5 Manfaat Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif .............................................................................. 18
2.3 Methode Pembelajaran.......................................................................................................................... 19
2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran ................................................................................................ 19
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran : ........................................ 20
2.3.3 Alasan Menentukan Metode ........................................................................................................ 21
2.3.4 Jenis-jenis Metode Pembelajaran ................................................................................................ 21
2.4 Evaluasi ................................................................................................................................................. 47
2.4.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran .............................................................................................. 47
2.4.2 Fungsi Evaluasi ............................................................................................................................. 48
2.4.3 Tahapan Evaluasi .......................................................................................................................... 49
2.4.4 Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran .............................................................................................. 49
2.4.5 Prinsip – prinsip dasar evaluasi pembelajaran ............................................................................. 50
2.4.6 Prosedur Evaluasi Pembelajaran ................................................................................................. 51

ii
BAB III PENUTUP .................................................................................................................................... 52
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................................... 52
Daftar pustaka ............................................................................................................................................. 54

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era global, teknologi telah menyentuh segala aspek pendidikan sehingga,
informasi lebih mudah diperloleh, hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian sehingga
melibatkan intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Keaktifan disini berarti
keaktifan mental walaupun untuk maksud ini sedapat mungkin dipersyaratkan keterlibatan
langsung keaktifan fisik dan tidak nya berfokus pada satu sumber informasi yaitu guru yang
hanya mengandalakan satu sumber komunikasi.

Seringnya rasa malu siswa yang muncul untuk melakukan komunikasi dengan guru,
membuat kondisi kelas yang tidak aktif sehingga berpulang pada rendahnya prestasi belajar
siswa. Maka perlu adanya usaha untuk menimbulkan keaktifan dengan mengadakan
komunikasi yaitu guru dengan siswa dan siswa dengan rekannya. Salah satu pembelajaran
yang ditawarkan adalah kooperatif tipe jigsaw.

Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan pernah
usang. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam
program inovatif ikut serta memeriahakan reformasi pendidikan.

Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk
menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu
pengetahuan yang tinggi. Dan pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, negara,
dan agama. Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang
efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan
berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam metode pembelajaran efektif
dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.

Setiap metode pembelajaran akan memiliki satu ‘rana pembelajaran’ yang paling
menonjol meskipun juga mengandung rana pembelajaran lainnya. Ranah pembelajaran

1
tersebut ada 3, yaitu: Rana kognitif atau rana perubahan pengetahuan ( P ); Rana afektif atau
rana perubahan sikap-perilaku (S ) ; dan Rana psikomotorik atau rana perubahan maupun
peningkatan keterampilan ( K ).

Berfikir kreatif adalah cara-cara baru yang non konvensionil untuk menemukan dan
menggali ide baru yang berguna.makalah ini memberikan penjelasan dan pedoman singkat
mengenai cara berfikir tersebut, berserta contoh-contoh yang menarik dari kehidupan yang
nyata.

Berfikir Kreatif bukanlah suatu yang baru. Ahli-ahli fikir kreatif telah ada ribuan
tahun yang lalu, mungkin jauh sebelum menusia menemukan api dan roda.Para ahli fikir
tersebut memberdayakan akal pikirannya dan kemampuan kreatifitasnya untuk menghasilkan
sesuatu yang baru. Maka dari itu bukan tidak mungkin bagi kita untuk memaksimalkan
kemampuan kreatifitas kita sehingga menghasilkan prestasi.

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa
ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja
bisa memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber
dan tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta
perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang
dibutuhkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis
dan kreatif adalah merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas
sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan,
memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa (Purwanto, 2002).
Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini

2
lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai
sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian Metode Jigsaw?
2. Sejarah Metode Jigsaw?
3. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw?
4. Faktor Penghambat Metode Jigsaw ?
5. Apa pengertian berpikir kritis dan berpikir kreatif?
6. Bagaimana ciri-ciri dari berfikir kritis dan berpikir kreatif?
7. Apa perbedaan berpkir kritis dan berpikir kratif?
8. Apa manfaat berpikir kritis dan berpikir kreatif?
9. Apakah yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran?
10. Apakah alasan yang mendasari penggunaan Metode Pembelajaran?
11. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Metode Pembelajaran?
12. Jenis-jenis Metode Pembelajaran yang manakah yang paling efektif dalam pelaksanaan
sistem pembelajaran
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian Metode Jigsaw
2. Mengetahui Sejarah Metode Jigsaw
3. Mengetahui Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw
4. Mengetahui Faktor Penghambat Metode Jigsaw
5. Mengetahui pengertian berpikir kritis dan berpkir kratif
6. Mengetahui cirri-ciri berpikir kritis dan berpkir kreatif
7. Mengetahui perbedaan berpikir kritis dan berpikir kreatif
8. Mengetahui manfaat berpikir kritis dan berpikir kreatif
9. Mengetahui pengertian Metode Pembelajaran
10. Mengetahui penggunaan Metode Pembelajaran
11. Mengetahui Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi Metode Pembelajaran
12. Mengetahui Jenis-jenis Metode Pembelajaran

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Metode Jigsaw

2.1.1 Pengertian Metode Jigsaw


Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal
dari bahasa Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang
berarti melalui atau melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari
bahasa Inggris yang berarti “gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran
teknik jigsaw termasuk dalam jenis metode pembelajaran kooperatif.

Metode jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di mana siswa, bukan


guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.
Jigsaw adalah teknik pembelajaran aktif yang biasa digunakan karena teknik ini
mempertahankan tingkat tanggung jawab pribadi yang tinggi. Tujuan dari jigsaw ini
adalah mengembangkan kerja tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai
pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka
mencoba untuk mempelajari semua materi sendirian.

Pengertian jigsaw learning adalah sebuah teknik yang dipakai secara luas yang
memiliki kesamaan dengan teknis "pertukaran dari kelompok ke kolompok lain."
(group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik
mengajarkan sesuatu. Sedangkan menurut Arends (1997) model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif, dengan siswa
belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan
bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas
ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi
tersebut kepada kelompok yang lain.

4
2.1.2 Sejarah Jigsaw
Teknik jigsaw adalah salah satu teknik cooperative learning yang pertama kali
diterapkan oleh aronson tahun 1971 dan dipublikasin tahun 1978. Pada awalnya
penelitiannya kelas jigsaw ini dipakai untuk tujuan agar mengurangi rasa kompetisi
pembelajar dan masalah ras yang terdapat di sebuah kelas yang berada di Austin,
Texas. Kota texas ini termasuk mengalami masalah rasis yang sangat parah, dan itu
pun memunculkan intervensi dari sekolah¬-sekolah untuk menghilangkan masalah
tersebut.

Di dalam suatu kelas banyak pembelajar amerika keturunan afrika, keturunan


hispanik (latin), dan pembelajar kulit putih amerika untuk yang pertama kalinya
berada dalam sebuah kelas bersama-¬sama. Situasi semakin memanas dan
mangancam lingkungan belajar mereka. Dan pada tahun 1971 Aronson dan beberapa
lulusan pembelajar lainnya menciptakan jigsaw dan mencoba untuk menerapkannya
didalam kelas. Dan usaha keras ini berhasil dengan sukses, pembelajar yang pada
awalnya kurang berkomunikasi mulai berkomunikasi dan mulai bekerja sama.

Eksperimen ini terdiri dari membentuk kelompok pembelajaran (kelompok


jigsaw) dimana tiap pembelajar tergantung kepada anggota kelompoknya untuk
mendapatkan informasi yang diperlukan untuk lulus dalam ujian. Tanpa memandang
ras, mereka digabungkan menjadi sebuah grup dan wajib berkerjasama diantara
anggotanya agar mencapai sukses akademik. Ketika dibandingkan dengan kelas
tradisional dimana pembelajar-¬pembelajar bersaing secara individu, pembelajar-
¬pembelajar di dalam kelas.

Wardani mengatakan bahwa teknik jigsaw adalah salah satu cooperative


learning mendorong pembelajar aktif dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Dimana dalam belajar teknik
jigsaw terdapat tahap-¬tahap dalam penyelenggaraannya yaitu :

1. Pengelompokan pembelajar.
2. Pemberian tugas untuk setiap anggota kelompok.
3. Diskusi kelompok yang terdiri dari kelompok ahli.

5
Yaitu kelompok yang terdiri dari kelompok ahli yaitu kelompok yang terdiri
dari pembelajar heterogen , ditinjau dari segi kemampuan dan jenis kelamin yang
tergabung dalam bahasan, tema, ataupun masalah yang sama. Sedangkan kelompok
asal yaitu masing¬ masing kelompok terdiri dari pembelajar yang heterogen, ditinjau
dari kemampuan dan jenis kelamin yang tergabung dalam bahasan, tema, masalah
yang berbeda.

1. Pemberian tes/kuis.
2. Perhitungan penghargaan kelompok.

Hariyanto menyatakan bahwa metode cooperative learning Pengertian Metode


Jigsaw merupakan model belajar dimana pembelajar belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan bekerja sama saling
bergantung positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok
asal bertemu dalam kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan pada
masing¬masing anggota kelompok ahli untuk membahas materi yang ditugaskan
pada masing¬-masing anggota kelompok dan bertanggung jawab atas bagian dari
materi belajar yang ditugaskan kepadanya. Setelah pembahasan tugas seleseai
kemudian kembali ke kelompok semula (asal) dan menjelaskan pada teman
sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan materi.

2.1.3 Langkah-langkah Metode Pembelajaran Jigsaw

Dalam pembelajaran kooperatif jigsaw langkah-langkah yang harus dilakukan


antara lain :

1. Pembelajaran jigsaw diawali dengan pengenalan topik. Guru menuliskan topik


tersebut di papan tulis dan menanyakan kepada peserta didik apa yang mereka
ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengaktifkan
skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan
pelajaran yang baru.

6
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah topik yang akan
dibahas yang memiliki kemampuan akademik yang heterogen. Kelompok ini
dinamakan kelompok asal.
3. Masing-masing anggota kelompok asal mengambil undian untuk menentukan
topik yang akan dibahas.
4. Dari undian yang telah mereka ambil, peserta didik yang mendapat undian
pertama maka akan membahas topik pertama, sedangkan yang mendapat undian
kedua maka akan membahas topik kedua, demikian seterusnya. Kelompok ini
dinamakan kelompok ahli yang bertanggung jawab untuk mengkaji secara
mendalam topik yang mereka dapatkan. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mendiskusikannya
5. Setelah selesai, peserta didik dari masing-masing kelompok ahli kembali
kekelompok asal untuk membagikan pengetahuan yang mereka dapatkan dari
kelompok ahli. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
berdiskusi.
6. Sebelum pembelajaran diakhiri, diadakan diskusi dengan seluruh kelas.
Selanjutnya, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap
topik yang telah dipelajari.

2.1.4 Faktor Penghambat Metode Jigsaw

Tidak selamanya proses belajar dengan metode jigsaw berjalan dengan lancar.
Ada beberapa hambatan yang dapat muncul, yang paling sering terjadi adalah kurang
terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar
masih terbawa kebiasaan metode konvensional, dimana pemberian materi terjadi
secara satu arah. Faktor penghambat lain adalah kurangnya waktu, proses metode ini
membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan metode ini
harus disesuaikan dengan beban kurikulum.

7
1.2 Menggunakan Kapasitas berfikir

2.2.1 Pengertian
Dalam mendefiniskan soal berpikir ini terdapat adanya beberapa macam
pendapat, di antaranya ada yang menganggap berpikir sebagai suatu proses asosiasi
saja, ada pula yang memandang berpikir sebagai proses penguatan hubungan antara
stimulus dan respons, ada yang mengemukakan bahwa berpikir itu merupakan suatu
kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih, bahkan ada pula
yang mengatakan bahwa berpikir merupakan kegiatan kognitif tingkat tinggi (higher
level cohnitive), sering pula dikemukakan bahwa berpikir itu merupakan aktivitas
psikis yang intensional.

Berpikir adalah serangkaian, gagasan, idea atau konsepsi-konsepsi yang


diarahkan kepada suatu pemecahan masalah. Jika melihat arti berpikir seperti ini maka
dapat dipahami bahwa pengertian ini merujuk berdasarkan hasi berpikir dan tujuan
berpikir. Jika diuraikan adalah sebagai berikut:

Penulis mendefenisikan berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-


ide, dan konsep yang diarahkan untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses
karena sebelum berpikir kita tidak mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu

8
berpikir itulah ide bisa datang sehingga melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya
adalah pemikiran kreatif.

Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat
kita berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya
adalah: apa, mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.

1. Berpikir kritis

Berpikir kristis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan


menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau
dilakukan.

Berpikir kritis adalah berpikir yang benar dalam rangka mengetahui secara
relevan dan reliable tentang dunia. Berpikir kritis, adalah berpikir beralasan,
mencerminkan, bertanggungjawab, kemampuan berpikir, yang difokuskan pada
pengambilan keputusan terhadap apa yang diyakini atau yang harus dilakukan.
Berpikir kritis adalah berpik mengajukan pertanyaan yang sesuai, mengumpulkan
informasi yang relevan, mengurutkan informasi secara efisien dan kreatif, menalar
secara logis, hingga sampat pada kesimpulan yang reliable dan terpercaya.

berpikir kritis adalah memberdayakan keterampilan atau strategi kognitif


dalam menentukan tujuan. Proses tersebut dilalui setelah menentukan tujuan,
mempertimbangkan, dan mengacu langsung kepada sasaran merupakan bentuk
berpikir yang perlu dikembangkan dalam rangka memecahkan masalah,
merumuskan kesimpulan, mengumpulkan berbagai kemungkinan, dan membuat
keputusan ketika menggunakan semua keterampilan tersebut secara efektif dalam
konteks dan tipe yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan kegiatan
mengevaluasi-mempertimbangkan kesimpulan yang akan diambil manakala
menentukan beberapa faktor pendukung untuk membuat keputusan. Berpikir kritis
juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung kepada fokus yang
akan dituju.

9
Dari dua pengertian tersebut, tampak adanya persamaan dalam hal
sistematika berpikir yang ternyata berproses. Berpikir kritis harus melalui beberapa
tahapan untuk sampai kepada sebuah kesimpulan atau penilaian.

Penekanan kepada proses dan tahapan berpikir dilontarkan pula oleh


Scriven, berpikir kritis yaitu proses intelektual yang aktif dan penuh dengan
keterampilan dalam membuat pengertian atau konsep, mengaplikasikan,
menganalisis, membuat sistesis, dan mengevaluasi. Semua kegiatan tersebut
berdasarkan hasil observasi, pengalaman, pemikiran, pertimbangan, dan
komunikasi, yang akan membimbing dalam menentukan sikap dan tindakan.

Pernyataan tersebut ditegaskan kembali oleh Angelo (2010), bahwa


berpikir kritis harus memenuhi karakteristik kegiatan berpikir yang meliputi :
analisis, sintesis, pengenalan masalah dan pemecahannya, kesimpulan, dan
penilaian.

Berpikir yang ditampilkan dalam berpikir kritis sangat tertib dan sistematis.
Ketertiban berpikir dalam berpikir kritis diungkapkan MCC General Education
Iniatives. Menurutnya, berpikir kritis ialah sebuah proses yang menekankan
kepada sikap penentuan keputusan yang sementara, memberdayakan logika yang
berdasarkan inkuiri dan pemecahan masalah yang menjadi dasar dalam menilai
sebuah perbuatan atau pengambilan keputusan.

2. Berpikir kreatif

Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus


menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian
Brookfield (2012) menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya

1. sering menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah


2. mempunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak
berkaitan dengan dirinya
3. mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif

10
4. cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal
atau absolute
5. biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan
yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam
menghadapi perubahan demi suatu kemajuan.

Marzano (2009) mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif seseorang harus:

1. bekerja di ujung kompetensi bukan ditengahnya


2. tinjau ulang ide
3. melakukan sesuatu karena dorongan internela dan bukan karena dorongan
eksternal
4. pola pikir divergen/ menyebar
5. pola pikir lateral/imajinatif.

Berfikir Kreatif adalah menghubungkan ide atau hal-hal yang sebelumnya tidak
berhubungan. Dalam kenyataan teknik modern timbul semboyan yang menarik
(jargon) atau istilah khas yang menjadi bahasa golongan tertentu. Begitu pula tak
terkecuali Berfikir Kreatif yang memiliki empat kata khas yaitu imajinatif. Tidak
dapat diramalkan. Divergen dan lateral.

Definisi Berfikir Kreatif yang diberikan dalam Bab ini adalah menghubungkan
ide atau hal-hal sebelumnya tidak berhubungan. Definisi ini memerlukan pejajaran
fakta dalam pikiran kita. Apabila fakta itu digabungkan maka terlihatlah hubungan
menyeluruh yang baru dan dapatlah ditemukan sesuatu. Sejarah ilmu pengetahuan
memberikan banyak contoh penemuan baru semacam itu. Fakta telah diketahui sejak
berpuluh-puluh tahun yang lalu dan menunggu seseorang untuk menunjukkan
hubungan antara fakta tersebut.

Sebagai contoh :

Perjalanan bulan dan pasang surut permukaan air laut telah diketahui sejak zaman
purbakala.tetapi baru abad ke-17 astronom Keppler menghubungkan dua fakta yang

11
nampaknya tidak saling berhubungan dan “menemukan” bahwa bulan mempengaruhi
pasang surut air laut.

2.2.3 Ciri-ciri Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif


1. Ciri-ciri berpikir kritis
a. menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan
penuh pertimbangan
b. bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
c. dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara
sistematis
d. berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan
e. bersikap cermat, jujur dan ikhas karena Allah, baik dalam mengerjakan
pekerjaan yang bertalian dengan agama Allah maupun dengan urusan
duniawi
f. kebencian terhadap suatu kaum, tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur
atau tidak berlaku adil.
g. adil dalam memberikan kesaksikan tanpa melihat siapa orangnya walaupun
akan merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat
h. keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan
ketentraman, kemakmuran, dan kebahagiaan. Keadilan hanya akan
mengakibatkan hal yang sebaliknya

Ennis (Arief Achmad, 2007) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat kita
jadikan standar dalam proses berpikir kritis, yaitu:

a. Clarity (Kejelasan)

Kejelasan merujuk kepada pertanyaan: "Dapatkah permasalahan yang


rumit dirinci sampai tuntas?"; "Dapatkah dijelaskan permasalahan itu dengan
cara yang lain?"; "Berikanlah ilustrasi dan contoh-contoh!". Kejelasan
merupakan pondasi standardisasi. Jika pernyataan tidak jelas, kita tidak dapat
membedakan apakah sesuatu itu akurat atau relevan. Apabila terdapat
pernyataan yang demikian, maka kita tidak akan dapat berbicara apapun,

12
sebab kita tidak memahami pernyataan tersebut.

Contoh, pertanyaan berikut tidak jelas: "Apa yang harus dikerjakan pendidik
dalam sistem pendidikan di Indonesia?" Agar pertanyaan itu menjadi jelas,
maka kita harus memahami betul apa yang dipikirkan dalam masalah itu. Agar
menjadi jelas, pertanyaan itu harus diubah menjadi, "Apa yang harus
dikerjakan oleh pendidik untuk memastikan bahwa siswanya benar-benar
telah mempelajari berbagai keterampilan dan kemampuan untuk membantu
berbagai hal agar mereka berhasil dalam pekerjaannya dan mampu membuat
keputusan dalam kehidupan sehari-hari?".

b. Accuracy (keakuratan, ketelitian, kesaksamaan).

Ketelitian atau kesaksamaan sebuah pernyataan dapat ditelusuri


melalui pertanyaan: "Apakah pernyataan itu kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan?"; "Bagaimana cara mengecek kebenarannya?";
"Bagaimana menemukan kebenaran tersebut?" Pernyataan dapat saja jelas,
tetapi tidak akurat, seperti dalam penyataan berikut, "Pada umumnya anjing
berbobot lebih dari 300 pon".

c. Precision (ketepatan)

Ketepatan mengacu kepada perincian data-data pendukung yang


sangat mendetail. Pertanyaan ini dapat dijadikan panduan untuk mengecek
ketepatan sebuah pernyataan. "Apakah pernyataan yang diungkapkan sudah
sangat terurai?"; "Apakah pernyataan itu telah cukup spesifik?". Sebuah
pernyataan dapat saja mempunyai kejelasan dan ketelitian, tetapi tidak tepat,
misalnya "Aming sangat berat" (kita tidak mengetahui berapa berat Aming,
apakah satu pon atau 500 pon!)

d. Relevance (relevansi, keterkaitan)

Relevansi bermakna bahwa pernyataan atau jawaban yang


dikemukakan berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan. Penelusuran

13
keterkaitan dapat diungkap dengan mengajukan pertanyaan berikut:
"Bagaimana menghubungkan pernyataan atau respon dengan pertanyaan?";
"Bagaimana hal yang diungkapkan itu menunjang permasalahan?".
Permasalahan dapat saja jelas, teliti, dan tepat, tetapi tidak relevan dengan
permasalahan. Contohnya: siswa sering berpikir, usaha apa yang harus
dilakukan dalam belajar untuk meningkatkan kemampuannya. Bagaimana pun
usaha tidak dapat mengukur kualitas belajar siswa dan kapan hal tersebut
terjadi, usaha tidak relevan dengan ketepatan mereka dalam meningkatkan
kemampuannya.

e. Depth (kedalaman)

Makna kedalaman diartikan sebagai jawaban yang dirumuskan tertuju


kepada pertanyaan dengan kompleks, Apakah permasalahan dalam pertanyaan
diuraikan sedemikian rupa? Apakah telah dihubungkan dengan faktor-faktor
yang signifikan terhadap pemecahan masalah? Sebuah pernyatan dapat saja
memenuhi persyaratan kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, tetapi
jawaban sangat dangkal (kebalikan dari dalam). Misalnya terdapat ungkapan,
"Katakan tidak". Ungkapan tersebut biasa digunakan para remaja dalam
rangka penolakan terhadap obat-obatan terlarang (narkoba). Pernyataan
tersebut cukup jelas, akurat, tepat, relevan, tetapi sangat dangkal, sebab
ungkapan tersebut dapat ditafsirkan dengan bermacam-macam.

f. Breadth (keluasaan)

Keluasan sebuah pernyataan dapat ditelusuri dengan pertanyaan


berikut ini. Apakah pernyataan itu telah ditinjau dari berbagai sudut pandang?;
Apakah memerlukan tinjauan atau teori lain dalam merespon pernyataan yang
dirumuskan?; Menurut pandangan..; Seperti apakah pernyataan tersebut
menurut... Pernyataan yang diungkapkan dapat memenuhi persyaratan
kejelasan, ketelitian, ketepatan, relevansi, kedalaman, tetapi tidak cukup luas.
Seperti halnya kita mengajukan sebuah pendapat atau argumen menurut

14
pandangan seseorang tetapi hanya menyinggung salah satu saja dalam
pertanyaan yang diajukan.

g. Logic (logika)

Logika bertemali dengan hal-hal berikut: Apakah pengertian telah


disusun dengan konsep yang benar?; Apakah pernyataan yang diungkapkan
mempunyai tindak lanjutnya? Bagaimana tindak lanjutnya? Sebelum apa yang
dikatakan dan sesudahnya, bagaimana kedua hal tersebut benar adanya?
Ketika kita berpikir, kita akan dibawa kepada bermacam-macam pemikiran
satu sama lain. Ketika kita berpikir dengan berbagai kombinasi, satu sama lain
saling menunjang dan mendukung perumusan pernyataan dengan benar, maka
kita berpikir logis. Ketika berpikir dengan berbagai kombinasi dan satu sama
lain tidak saling mendukung atau bertolak belakang, maka hal tersebut tidak
logis.

2. Ciri-ciri berpikir kreatif

Menurut S.C. 2009 Utami Munandar mengemukakan ciri-ciri orang yang


memiliki kemampuan berpikir kreatif yang tinggi yaitu :

a. Memiliki dorongan ingin tahu yang besar.


b. Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
c. Sering banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
d. Bebas dalam menyatakan pendapat.
e. Menonjol dalam salah satu bidang seni.
f. Memiliki pendapat sendiri dan mampu mengutarakannya.
g. Tidak mudah terpengaruh orang lain.
h. Daya imajinasi kuat.
i. Memiliki tingkat orisionalitas yang tinggi.
j. Dapat bekerja sendiri.
k. Senang mencoba hal-hal yang baru.

15
Guilford, ahli yang banyak berkecimpung dalam penelitian penelitian
tentang inteligensi menjelaskan kemampuan orang yang kreatif melalui beberapa
ciri :

a. Adanya kelancaran, kesigapan, dan kemampuan menghasilkan banyak


gagasan.
b. Adanya fleksibilitas, yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai
pendekatan dalam mengatasi masalah.
c. Adanya keaslian, yaitu kemampuan menghasilkan gagasan yang asli.
d. Adanya pengembangan, yaitu kemampuan untuk melakukan hal-hal secara
detail dan terinci.
e. Adanya perumusan kembali, yaitu kemampuan untuk merumuskan pengertian
dengan cara dan dari sudut pandang yang berbeda.

Dengan memperhatikan beberapa pendapat dan hasil penelitian para ahli


penelitian tersebut tentang ciri-ciri yang memiliki kemampuan berpikir kreatif,
nampak bahwa perbedaan itu timbul karena adanya perbedaan subyek yang
menjadi sasaran penelitiannya sehingga ciri-ciri yang cukup menonjol sebagai ciri
pokok berpikir kreatif yaitu :

a. Ciri kelancaran (fluency)


b. Ciri fleksibelitas (flekxibility)
c. Ciri keaslian (organilaty)

Kelancaran adalah dapat menghasilkan banyak ide atau konsep yang


relevan dengan masalah yang dipecahkan dalam waktu yang singkat. Fleksibilitas
(keluwesan) menunjukkan bahwa individu dapat memunculkan hal-hal baru yang
unik atau tidak biasa. Jadi indivdu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif
adalah individu yang dapat menghasilkan ide-ide baru yang berbeda dan asli.

2.2.4 Perbedaan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif


Antara Berpikir Kreatif dan Berpikir Kritis

16
Berpikir kritis melibatkan pemikiran logis dan penalaran termasuk
keterampilan seperti perbandingan, klasifikasi, pengurutan, penyebab / efek, pola,
Jalinan, analogi, penalaran deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, hipotesa,
dan mengkritisi.

Berpikir kreatif melibatkan menciptakan sesuatu yang baru atau asli,


melibatkan keterampilan fleksibilitas, orisinalitas, kefasihan, elaborasi,
brainstorming, modifikasi, citra, pemikiran asosiatif, daftar atribut, berpikir metaforis,
serta hubungan yang kuat. Tujuan dari berpikir kreatif adalah untuk merangsang
keingintahuan dan mempromosikan perbedaan.

Berpikir kritis dapat dianggap lebih berpikir menggunakan otak kiri


sedangkan kreatif lebih banyak menggunakan otak kanan, kedua hal ini terlibat dalam
proses “berpikir.” Ketika kita berbicara tentang HOTS “higher-order thinking
skills” yaitu “Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ” kita berkonsentrasi pada tiga
tingkat atas Taksonomi Bloom: analisis, sintesis, dan evaluasi.

Tabel 1: Perbandingan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif.

No Berpikir Kritis Berpikir Kreatif

1 Analitis Mencipta

2 Mengumpulkan Meluaskan

3 Hirarkis Bercabang

4 Peluang Kemungkinan

5 Memutuskan Menggunakan keputusan

6 Memusat Menyebar

7 Obyektif Subyektif

8 Menjawab Sebuah jawaban

17
9 Otak kiri Otak kanan

10 Kata-kata Gambaran

11 Sejajar Hubungan

12 Masuk Akal Kekayaan, kebaruan

13 Ya, akan tetapi…. Ya, dan ………

2.2.5 Manfaat Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif


1. Manfaat berpikir kritis

Arief Achmad, 2009, menyatakan kemampuan berpikir kritis merupakan


kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya.

Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita
bisa menilai bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang ia keluarkan, kita
juga dengan tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan
terlebih dahulu hal yang sedang disampaikan. Bayangkan! Jika kita semua
terbentuk dengan kebiasaan ini, bisa dipastikan akan muncul kreatifitas yang baru
dan kita bisa terus menerus mengalami pertumbuhan yang lebih baik di setiap
aspek dari bidang yang sedang kita tekuni.

Dengan berpikir kritis maka seseorang:

a. Terhindar dari berbagai upaya penipuan, manipulasi, pembodohan, dan


penyesatan.
b. Selalu fokus pada suatu hal yang sebenarnya.
c. Hidup dalam dunia nyata daripada dunia fantasi.

18
d. Terhindar dari berbagai kesalahan, seperti membuang waktu, uang, dan
melibatkan emosi dalam kepercayaan atau ajaran atau dogma atau ideologi
yang salah dan menyesatkan.
e. Selalu terlibat dalam perziarahan kemanusiaan yang menarik dan menantang
dalam upaya memahami diri sendiri dan dunia di mana kita berada.
f. Selalu mampu memberikan sumbangsih kemanusiaan yang nyata dan
bermanfaat demi menemukan dan mengedepankan kebenaran yang didasarkan
pada ilmu pengetahuan dan akal sehat.
g. Mampu menyaring semua informasi yang diperoleh dari semua sumber.
h. Mampu memperbaiki dan meningkatkan kemampuan dalam hal menjelaskan
dan berargumentasi mengenai banyak topik/fenomena serta mampu
meyakinkan orang lain yang didasarkan pada akal sehat, kejujuran, dan
kebijaksanaan.
2. Manfaat berpikir kreatif

Berpikir kreatif erat kaitannya dengan memunculkan alternatif-alternatif.


Dengan berpikir kreatif kita tidak hanya terpaku dengan satu alternative saja.
Dengan berpikir kreatif kita dapat membuka kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi di masa depan, sehingga kita juga memiliki alternatif-alternatif cara
menghadapi dimasa depannya.

Berpikir kreatif juga memudahkan kita untuk melihat, dan


bahkan menciptakan peluang yang menunjang keberhasilan kita. Seringkali alasan
seseorang tidak bertindak adalah karena tidak ada peluang. Padahal sesungguhnya
peluang selalu ada didepan kita. Tinggal apakah kita jeli melihatnya atau tidak.
Bahkan kalaupun peluang itu memang tidak ada, kita dapat menciptakan peluang
asal kita mau berpikir kreatif.

2.3 Methode Pembelajaran

2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran


Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah

19
cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan
tentang metode-metode mengajar sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil
atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode
mengajar yang digunakan oleh guru.

Jadi Metode Pembelajaran adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk


melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik
dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga
proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode
yang lain karena setiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala
kelebihan dan kelemahan masing -masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu
tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin
tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik
untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang-kadang
belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain. Adakalanya seorang guru perlu
menggunakan beberapa metode dalam menyampaikan suatu pokok babasan tertentu.

Dengan variasi beberapa metode, penyajian pengajaran menjadi lebih hidup.


Misalnya pada awal pengajaran, guru memberikan suatu uraian dengan metode
ceramah, kemudian menggunakan contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri
dengan diskusi atau tanya-jawab. Di sini bukan hanya guru yang aktif berbicara,
melainkan siswa pun terdorong untuk berpartisipasi.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran :


1. Pengajar ( Pengetahuan yang dikuasai, pengalaman mengajar, dan personalitas).

2. Siswa ( Tingkat kemampuan,latar belakang, umur, dan pengalaman lingkungan


sosial budaya ).

3. Tujuan yang akan dicapai ( bila tujuan yang akan dicapai lebih dari satu maka
dapat ditentukan dengan kombinsi berbagai macam metode. ).

20
4. Materi ( bahan ajar ) dengan karakteristik yang berbeda.

5. Waktu ( Persiapan mengajar ).

6. Keadaan dan fasilitas yang tersedia di kelas atau sekolah.

7. Jumlah subyek belajar.

2.3.3 Alasan Menentukan Metode


Metode pembelajaran adalah bagian utuh ( terpadu, integral ) dari proses
pendidikan pengajaran. Metode ialah cara guru mejelaskan suatu pokok bahasan (
tema, pokok masalah) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dan kerjasama guru dan siswa dalam mencapai
sasaran dan tujuan pembelajaran melaui cara atau metode, yang pada hakekatnya
ialah jalan mencapai sasaran dan tujuan pembelajaran. Jadi, alasan atau nalar guru
memlilih dan menetapkan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran adalah :

1. Metode ini sesuai dengan pokok bahasan, dalam rangka lebih menjadi mencapai
sasaran dan tujuan pembelajaran.

2. Metode ini menjadi kegiatan siswa dalam belajar dan meningkatkan motivasi atau
semangat belajar.

3. Metode ini memperjelas dasar, kerangka, isi dan tujuan dari pokok bahasan
sehingga pemahaman siswa makin jelas.

4. Metode dipilih guru dengan azas diatas berdasarkan pertimbangan praktis, rasional
dikuatkan oleh kiat dan pengalaman guru mengajar.

5. Metode yang berdaya guna, belum tentu tunggal, jadi suatu metode dapat
digunakan secara kombinasi ( sintesis terpadu ) dan dilengkapi dengan media
tertentu, bahkan multi-media. Dasar pertimbangan ialah sasaran dan tujuan
pembelajaran.

2.3.4 Jenis-jenis Metode Pembelajaran


1. Metode Ceramah
a. Pengertian

21
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah
siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat
dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham
siswa.

Figure 1. Metode ceramah

Metode ceramah dapat digunakan bila :

1) Guru akan memberikan informasi.

2) Kapasitas terlalu besar sehingga sulit untuk menggunakan metode lain.

b. Kelemahan metode ceramah :

1) Menghalangi respon siswa sehingga membuat siswa pasif.

2) Mengandung unsur paksaan kepada siswa .

3) Membatasi daya ingat siswa.

22
4) Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.

5) Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik.

6) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme ( pengertian kata-kata ).

7) Bila terlalu lama membosankan dan menjadi kurang menarik.

8) Sulit dipakai untuk anak-anak.

c. Kelebihan metode ceramah :

1) Guru mudah menguasai kelas.

2) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

3) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.

4) Mudah dilaksanakan ( Syaiful Bahri Djamarah, 2000 ).

5) Dapat digunakan untuk mengajar orang dewasa.

6) Dapat menghabiskan waktu dengan baik.

2. Metode Diskusi

Figure 2. Metode Diskusi

23
a. Pengertian

Metode diskusi merupakan salah satu cara mendidik yanng berupaya


memecahkan masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-
masing mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya. Metode
ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok ( group discussion) dan
resitasi bersama ( socialized recitation ).

Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :

1) Mendorong siswa berpikir kritis.

2) Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.

3) Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan


masalah bersama.

4) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk


memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

b. Kelebihan metode diskusi :

1) Siswa balajar untuk bermusyawarah.

2) Siswa belajar menghargai pendapat orang lain ( Toleransi ).

3) Mengembangkan cara berpikir siswa dan sikap ilmiah.

c. Kelemahan metode diskusi :

1) Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.

2) Pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok permasalahan.

3) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.

4) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

5) Membutuhkan waktu yang cukup lama.

24
6) Sulit membuat kesimpulan.

7) Terjadi perbedaan pendapat yang mengarah pada suatu perpecahan.

3. Metode Demontrasi

a. Pengertian

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara


memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu
kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran
yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
Muhibbin Syah ( 2000 ). Contoh metode demonstrasi adalah seorang guru
yang sedang mempraktekan nyala logam natrium dan beberapa logam alkali
lainnya di depan kelas dan siswa memperhatikannya dengan sesksama.

Figure 3. Metode Demonstrasi

Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :

1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.

3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam


diri siswa

25
Peta konsep dalam metode demonstrasi sama halnya seperti persiapan
dalam metode eksperimen, yaitu sebgai berikut :

1) Menentukan tujuan demonstrasi

2) Menyiapkan prosedur demonstrasi

3) Menyiapkan lembar pengamatan

4) Menyiapkan alat dan bahan

5) Menyiapkan pertanyaan untuk bahan diskusi yang mengarah pada


pengembangan proses berpikir siswa.

b. Kelebihan Metode Demonstrasi :

1) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau
kerja suatu benda.

2) Memudahkan berbagai jenis penjelasan .

3) Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki


melaui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek
sebenarnya.

c. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

1) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.

2) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.

3) Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai


materi yang didemonstrasikan

4. Metode ceramah plus ( Ekspositori )

a. Pengertian

26
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan
lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode
lainnya.Dalam hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode ceramah
plus yaitu :

1) Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas ( CPTT ).


Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan
tanya jawab dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu :

a) Penyampaian materi oleh guru.

b) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.

c) Pemberian tugas kepada siswa.

2) Metode ceramah plus diskusi dan tugas ( CPDT )


Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan
pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi
pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi
tugas.

3) Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan ( CPDL )


Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan
materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan.

b. Kelebihan Metode Ceramah Plus :

1) Lebih sederhana daripada metode eksperimen.

2) Waktu yang digunakan lebih efisien.

3) Dapat digunakan pada kelompok besar.

c. Kelemahan Metode Cramah Plus :

1) Kurang melatih hand-on siswa.

27
2) Tidak ada data primer.

3) Siswa sibuk mencatat.

4) Membatasi psikomotorik siswa.

5) Medianya tidak selalu dapat mengungkapkan respon siswa.

5. Metode Resitasi

Figure 5. Metode Resitasi

a. Pengertian
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan
membuat resume dengan kalimat sendiri.

b. Kelebihan Metode :

1) Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.

2) Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian


mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri.

c. Kelemahan Metode Resitasi :

1) Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya


meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan
sendiri.

2) Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.

28
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6. Metode Eksperimen ( Praktikum )

Figure 6. Metode Eksperimen

a. Pengertian

Metode eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak


didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses di
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan
itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Metode Eksperimen ( Praktikum ) dapat digunakan apabila :

1) Materi yang dipelajari berkaitan dengan percobaan.

2) Teresdia alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.

b. Kelebihan Metode Eksperimen :

1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya dan dapat
membuktikan konsep-konsep yang telah diterima atas kebenaran atau

29
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima
kata guru atau buku.

2) Anak didik dapat mengembangkan sikap ilmiah untuk mengadakan studi


eksplorasi ( menjelajahi ) tentang ilmu dan teknologi.

3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang
diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

4) Siswa terampil melakukan percobaan sendiri.

c. Kekurangan Metode Eksperimen :

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik


berkesempatan mengadakan ekperimen.

2) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus
menanti untuk melanjutkan pelajaran.

3) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.

4) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.

5) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

6) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena


mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan
kemampuan atau pengendalian.

7) Diperlukan alat evaluasi khusus.

8) Waktu yang diperlukan terbatas.

30
7. Metode Karya Wisata

Figure 7. Metode Karya Wisata

a. Pengertian

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang


dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa
membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik
yang lain serta didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Atau cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa
ke suatu tempat ( obyek ) tertentu di luar sekolah untuk mempelajari
atau menyelidiki sesuatu yang relevan dengan pelajaran. Seperti
meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada,
perkebunan, museum, pabrik, bengkel, tempat-tempat ibadah, dan
lain sebagainya dan sebagainya.

b. Kelebihan Metode Karyawisata :

1) Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan


lingkungan nyata dalam pengajaran.

31
2) Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.

3) Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.

c. Kekurangan Metode Karyawisata :

1) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

2) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

3) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan


utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.

4) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik


anak didik di lapangan.

5) Biayanya cukup mahal.

6) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran


karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka
panjang dan jauh.

d. Langkah-langkah persiapan Metode Karya Wisata :

1) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan


jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin
obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya,
penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan
sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan.

2) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur


segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang
telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi,
demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya,
serta memberi petunjuk bila perlu.

32
3) Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai
segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan yang memuat kesimpulan
yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti
membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan
sebagainya.

8. Metode Latihan Keterampilan.

Figure 8. Metode Latihan Keterampilan

a. Pengertian

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana


siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara
membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa
manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari
mute atau pernak-pernik.

b. Kelebihan metode latihan keterampilan :

1) Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan


huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.

33
2) Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda atau simbol, dan
sebagainya.

3) Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan


pelaksanaan.

c. Kelemahan metode latihan keterampilan :

1) Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

2) Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang


merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.

9. Metode Discovery ( Penemuan )

Figure 9. Metode Discovery

a. Pengertian

Metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi


sesuatu konsep atau sesuatu prinsip tanpa harus didampingi oleh pendidik dan
dapat menjadi penemuan yang baru bagi siswa maupun gurunya. Proses
mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat
dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Dan
merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung.
Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada
hasil belajar.

b. Langkah-langkah dalam Metode Discovery

34
1) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik.

2) Penetapan jawaban sementara atau pengajuan hipotesis.

3) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yang diperlukan untuk


menjawab atau memecahkan masalah dan menguji hipotesis.

4) Menarik kesimpulan dari jawaban atau generalisasi.

5) Aplikasi kesimpulan atau generalisasi dalam situasi baru.

c. Kelebihan Metode Discovery :

1) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak


persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa,
seandainya siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin.

2) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan


mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti
pendalaman dari pengertian retensi dan transfer.

3) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa


merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan
maupun terkadang kegagalan.

4) Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai
dengan kemampuannya sendiri.

5) Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya


sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar,
paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus.

6) Metode discovery dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan


bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses
penemuan.

35
7) Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan pada siswa
dan guru berpartisispasi dengan sesama dalam situasi penemuan yang
jawabannya belum diketahui sebelumnya.

8) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk


menemukan kebenaran akhir dan mutlak.

d. Kelemahan Metode Discovery :

1) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.


Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya
mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang abstrak,
atau menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu
subyek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam
bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli
penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa yang lain.

2) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya


sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa
menemukan teori-teori, atau menemukan bagaimana ejaan dari bentuk
kata-kata tertentu.

3) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru


karena siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara
tradisional.

4) Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu


mementingkan memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan
diperolehnya sikap dan ketrampilan. Sedangkan sikap dan ketrampilan
diperlukan untuk memperoleh pengertian atau sebagai perkembangan
emosional sosial secara keseluruhan.

5) Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide,


mungkin tidak ada.

36
6) Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berpikir
kreatif, kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi
terlebih dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah
pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan
yang penuh arti.

10. Metode Tanya jawab

Figure 10. Metode Tanya Jawab

a. Pengertian

Metode Tanya jawab adalah suatu cara untuk menyajikan bahan


pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa
atau sebaliknya baik secara lisan atau tertulis. Melalui Tanya jawab akan
memperluas dan memperdalam pelajaran tersebut.

b. Alasan penggunaan

1) Untuk meninjau pelajaran yang lain.

2) Agar siswa memusatkan perhatian terhadap kemajuan yang telah dicapai


sehingga dapat melanjutkan pelajaran tersebut.

3) Untuk menangkap perhatian siswa serta memimpin pengamatan dan


pemikiran siswa.

37
c. Tujuan

1) Mengetauhui pengusaan bahan pelajaran melalui ingatan dan


pengungkapan perasaan serta sikap siswa tentang fakta yang dipelajari,
didengar atau dibaca.

2) Mengetahui jalan berpikir siswa secara sistematis dan logis dalam


memecahkan masalah.

3) Memberikan tekanan perhatian pada bagian-bagian pelajaran yang


dipandang serta mampu menyimpulkan dan mengikutsertakan pelajaran
sehingga mencapai perumusan yang baik dan tepat.

4) Memperkuat lagi ikatan antara suatu pertanyaan dengan jawabannya


sehingga dapat membantu tumbuhnya perhatian siswa pada pelajaran
tersebut.

5) Membiasakan siswa mengenal bentuk dan jenis pertanyaan serta


jawabannya yang benar dan tepat.

d. Manfaat

1) Membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa serta mampu


menghubungkan pelajaran lama dengan yang baru.

2) Memperkuat ingatan antara jawabandan pertanyaan.

3) Dapat mengembangkan cara-cara berpikir logis dan sistematis.

4) Dapat mengurangi proses lupa atau menambah daya ingat siswa.

5) Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi .

6) Merangsang siswa berpikir dan memusatkan perhatian pada pokok


permasalahan.

38
7) Membangkitakan hasrat melakukan penyelidikan.

8) Membantu siswa mengetahui bagian-bagian yang perlu dipelajari.

9) Mengekspresikan perasaan dan ide-ide.

10) Menghargai pertanyaan orang lain.

11) Menghidupakan suasana kelas dan gembira.

12) Siswa iktu berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

13) Umpan balik bagi guru mengenai pengetahuan siswa.

e. Kelebihan Metode Tanya Jawab :

1) Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja.

2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sehingga guru


mengetahui hal-hal yang belum dimengerti oleh para siswa.

3) Guru dapat mengetahui sampai di mana penangkapan siswa terhadap


segala sesuatu yang diterangkan..

f. Kelemahan Metode Tanya Jawab :

1) Dengan tanya jawab kadang-kadang pernbicaraan menyimpang dari pokok


persoalan bila dalarn mengajukan pertanyaan, siswa rnenyinggung hal-hal
lain walaupun masih ada hubungannya dengan pokok yang dibicarakan.
Dalarn hal ini sering tidak terkendalikan sehingga membuat persoalan
baru.

2) Mernbutuhkan waktu lebih banyak.

3) Menimbulkan rasa tegang terhadap peserta didik.

39
11. Metode Pemecahan Masalah ( Problem Solving )
a. Pengertian

Metode Pemecahan masalah dalah suatu metode atau cara penyjian


pelajaran dengan cara siswa dihadapakan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok.
Pada metode ini titik berat diletakkan pada pemecahan masalah secara
rasional, logis, benar dan tepat. Tekananya pada proses pemecahan masalah
dengan penentuan alternatif yang berguna saja.

Figure 11. Metode Problem Solving

b. Alasan penggunaan

1) Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan


dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.

2) Proses pembelajaran melalui pemecahan masalah dapat membiasakan


siswa menghadapi dan memcahkan masalah secara terampil. Hal ini
merupkan kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.

3) Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara


kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak
melakukan proses runtut dengan menyoroti permasalahan dan berbagai
segi dalam rangka mencapai pemecahannya

40
c. Tujuan

Tujuan penggunaan metode pemecahan masalah sebagai berikut :

1) Mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-masalah secara rasional.

2) Dalam memecahkan masalah dapat dilakukan secra individual maupun


secara bersama-sama.

3) Mencari cara pemecahan masalah untuk meningkatkan kepercayaan pada


diri sendiri.

d. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penggunaan metode pemecahan masalah antara


lain :

1) Mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah


serta mengmbil keputusan secara objektif dan rasional.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir, logis dan analitis.

3) Mengembangkan sikap toleransi terhadap orang lain serta sikap hati-hati


dalam mengemukakan pendapat.

4) Memberikan pengalaman proses dalam menarik kesimpulan bagi siswa.

e. Langkah-langkah dalam metode problem solving :

1. Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan


masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,
bertanya dan lain-lain.

41
3. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban
ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah
kedua di atas.

4. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa


harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa
jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban
sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran j awab
an ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi,
tugas, diskusi, dan lain-lain.

5. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan


terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

f. Kelebihan metode problem solving :

1) Dapat membuat peserta didik menjadi lebih menghayati kehidupan sehari-


hari .

2) Dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan
memecahkan masalah secara terampil.

3) Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.

4) Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya.

5) Dapat digunakan untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi masalah-


masalah secara rasional.

g. Kekurangan metode problem solving :

1) Memerlukan cukup banyak waktu.

2) Melibatkan lebih banyak orang .

3) Dapat mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan mendengarkan


dan menerima informasi dari guru.

42
4) Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan.

12. Metode Inkuiri

Figure 12. Metode Inkuiri

a. Pengertian

Inkuiri adalah suatu kegiatan yang menelaah sesuatu dengan cara


mencari kesimpulan. Keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau
penalaran secara teratur, runtut serta bisa diterima oleh akal dan didampingi
oleh pendidik. Metode inkuiri ini merupakan kegiatan pembelajaran dimana
siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari
jawaban atau kesimpulannya.

Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan


atas masalah atau keadaan yang dihadapi. Dapat juga jawaban tersebut hanya
sampai pada tingkat menemukan hal-hal yang menyebabkan timbulnya
keadaan atau masalah tersebut. Dan hal inilah yang membedakan antara
metode inkuiri dengan metode pemecahan masalah yang lebih menitik
beratkan pada pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

b. Alasan pemilihan

Dalam proses pembelajaran, siswa hendaknya didorong untuk


mengamati, mengalami dan memahami suatu konsep, pengertian yang
terdapat dalam lingkungan kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh

43
karena itu keingintahuan siswa untuk mendapatkannya. Guru dapat
menggunakan metode inkuiri dalam proses pembelajaran.

c. Tujuan

Penggunaan metode inkuri bertujuan :

1) Mengembangkan sikap, keterampilan, kemapuan siswa dalam


memecahkan masalah atau memutuskan sesuatu secara tepat .

2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa agar lebih tanggap, cermat


dan nalar ( kritis, analitis dan logis ).

d. Manfaat

1) Membina dan mengmbangkan sikap ingin tahu lebih jauh.

2) Mengungkapkan aspek pengetahuan.

e. Langkah-langkah dalam metode inkuiri :


1) Pemberian masalah kepada siswa.
2) Hipotesis (spesifikasi permasalahan).
3) Pengumpulan data.
4) Pengolahan data untuk menjawab hipotesis yang dibuat.
5) Pembuatan kesimpulan.

f. Kekurangan Metode Inkuiri

1) Memerlukan waktu yang cukup lama

2) Kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada


kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajari.

g. Kelebihan Metode Inkuiri

1) Siswa aktif dalam kegiatan belajar.

2) Pengetahuan yang diperoleh lebih dipahami dan lebih lama diingat.

44
3) Siswa mendapatkan kepuasan dalam proses pembelajaran.

4) Pengetahuan yang diperoleh lebih mudah ditransfer ke berbagai konteks.

5) Melatih siswa untuk belajar mandiri.

13. Metode Simulasi


a. Pengertian
Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi,
yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan
untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti

Figure 13. Metode Simulasi

b. Macam-macam Metode Simulasi

1) Sosiodrama : semacam drama sosial berguna untuk menanamkan


kemampuan menganalisa situasi sosial tertentu.
2) Psikodrama : hampir mirip dengan sosiodrama . Perbedaan terletak pada
penekannya. Sosia drama menekankan kepada permasalahan sosial,
sedangkan psikodrama menekankan pada pengaruh psikologisnya.
3) Role-Playing : role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan
suatu peristiwa masa lampau.

45
c. Tujuan Metode Simulasi :

1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi


kehidupan sehari-hari,

2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip,

3) melatih memecahkan masalah,

4) meningkatkan keaktifan belajar,

5) memberikan motivasi belajar kepada siswa,

6) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok,

7) menumbuhkan daya kreatif siswa, dan

8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

d. Kelebihan Metode Simulasi :

1) Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi


situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga,
masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.

2) Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi


siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik
yang disimulasikan.

3) Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4) Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan


dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

5) Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.

e. Kelemahan Metode Simulasi :

46
1) Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai
dengan kenyataan di lapangan.

2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat


hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3) Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.

2.4 Evaluasi

2.4.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran


Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran. Dan evaluasi sebagai “The process of delineating,
obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya
evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi
yang berguna untuk merumuskan suatu alternativekeputusan.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan
suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu sistem),
evaluasi merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru
untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh dapat dijadikan balikan
(feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program dan kegiatan
pembelajaran. Di sekolah, Anda sering mendengar bahwa guru sering memberikan ulangan
harian, ujian akhir semester, ujian blok, tagihan, tes tertulis, tes lisan, tes tindakan, dan
sebagainya. Istilah-istilah ini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem evaluasi itu
sendiri.
Dengan demikian, pengertian evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau
kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,

47
penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai
komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai
bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2.4.2 Fungsi Evaluasi


Kegiatan evaluasi memiliki beberapa fungsi yang bermanfaat bagi pihak yang
melakukan evaluasi maupun pihak yang dievaluasi. Adapun beberapa fungsi evaluasi
adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Selektif

Fungsi selektif adalah fungsi yang dapat menyeleksi seseorang apakah


memiliki komptensi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Misalnya;
menentukan seseorang diterima kerja atau tidak, menentukan seseorang naik
jabatan atau tidak, dan lainnya.

2. Fungsi Diagnosa

Fungsi diagnosa bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan


seseorang dalam bidang kompetensi tertentu. Misalnya untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan seorang siswa dalam bidang studi yang didapatkannya
di sekolah.

3. Fungsi Penempatan

Fungsi penempatan bertujuan untuk mengetahui di mana posisi terbaik


seseorang dalam suatu bidang tertentu. Misalnya untuk mengetahui posisi terbaik
seorang karyawan sesuai dengan bidangnya di dalam suatu perusahaan.

4. Fungsi Pengukuran Keberhasilan

Dalam hal ini, evaluasi berfungsi untuk mengukur tingkat keberhasilan


suatu program, termasuk metode yang dipakai, penggunaan sarana, dan pencapaian
tujuan.

48
2.4.3 Tahapan Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi terdapat beberapa tahapan penting yang saling
mendukung satu sama lainnya. Mengacu pada pengertian evaluasi, adapun tahapan-
tahapan evaluasi adalah sebagai berikut:

1. Menentukan topik evaluasi, yaitu kegiatan penentuan topik yang akan dievaluasi.
Misalnya; evaluasi hasil kerja, atau evaluasi rencana kerja.
2. Merancang kegiatan evaluasi, yaitu kegiatan mendesain proses evaluasi sehingga
dalam pelaksanaannya tidak melewatkan hal-hal yang penting.
3. Pengumpulan data, yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencatat setiap informasi
sesuai dengan perencanaan berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah.
4. Pengolahan dan analisis data, yaitu kegiatan mengolah informasi dengan cara
mengelompokkan data agar lebih mudah dalam melakukan analisis, serta
menentukan tolak ukur waktu sebagai hasil evaluasi.
5. Pelaporan hasil evaluasi, yaitu membuat laporan hasil evaluasi agar diketahui oleh
pihak-pihak yang berkepentingan.

2.4.4 Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran


Dilihat dari pengertian, tujuan, fungsi, prosedur dan sistem pembelajaran,
maka pada hakikatnya pembelajaran adalah suatu program. Artinya, evaluasi yang
digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi program, bukan penilaian
hasil belajar. Penilaian hasil belajar hanya merupakan bagian dari evaluasi
pembelajaran. Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima
jenis, yaitu :
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan. Hasil evaluasi ini sangat
diperlukan untuk mendisain program pembelajaran. Sasaran utamanya
adalah memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan program
pembelajaran. Persoalan yang disoroti menyangkut tentang kelayakan dan
kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan kemungkinan implementasi
program dan tercapainya keberhasilan program pembelajaran. Pelaksanaan
evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya disusun dan dikembangkan.

49
2. Evaluasi monitoring, yaitu untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana
sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik untuk mengetahui
kemungkinan pemborosan sumber-sumber dan waktu pelaksanaan
pembelajaran, sehingga dapat dihindarkan.
3. Evaluasi dampak, yaitu untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh suatu
program pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan kriteria keberhasilan
sebagai indikator ketercapaian tujuan program pembelajaran.
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis, yaitu untuk menilai tingkat efisiensi program
pembelajaran. Untuk itu, diperlukan perbandingan antara jumlah biaya,
tenaga dan waktu yang diperlukan dalam program pembelajaran dengan
program lainnya yang memiliki tujuan yang sama.
5. Evaluasi program komprehensif, yaitu untuk menilai program pembelajaran secara
menyeluruh, seperti pelaksanaan program, dampak program, tingkat keefektifan
dan efisiensi.Sedangkan penilaian proses dan hasil belajar, dapat dibagi menjadi
empat jenis, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, dan
penilaian penempatan.

2.4.5 Prinsip – prinsip dasar evaluasi pembelajaran


1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran
bagi masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan
metode yang berbeda.
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan
tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap
keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan
alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
6. Evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi.
7. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk
pendalaman metode penggalian informasi.

50
8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable.
9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi
formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program.
10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab
akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes.

2.4.6 Prosedur Evaluasi Pembelajaran


Prosedur yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh
dalam kegiatan evaluasi, yaitu :
1. Membuat perencanaan evaluasi, meliputi : menyusun kisi-kisi dan uji-coba.
2. Mengumpulkan data.
3. Mengolah data.
4. Menafsirkan data, dan
5. Menyusun laporan.

51
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode jigsaw. Istilah metode berasal dari bahasa
Yunani "Metodos". Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu "Metha" yang berarti melalui atau
melewati dan "hodos" jalan atau cara. Jadi metode adalah suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Pengertian Kata jigsaw berasal dari bahasa Inggris yang berarti
“gergaji atau memotong”. Dalam metode pembelajaran teknik jigsaw termasuk dalam jenis
metode pembelajaran kooperatif.

Metode Pembelajaran adalah cara guru mejelaskan suatu pokok bahasan ( tema, pokok
masalah ) sebagai bagian kurikulum dalam upaya mencapai sasaran tujuan pembelajaran.

Jenis Metode Pembelajaran:

1. Metode ceramah.

2. Metode diskusi.

3. Metode Ceramah Plus (Ekspositori).

4. Metode Karya Wisata.

5. Metode Resitasi.

6. Metode Latihan Keterampilan.

7. Metode Demonstrasi.

8. Metode Percobaan ( Eksperimen. )

9. Metode Discovery.

10. Metode Tanya Jawab.

11. Medode Pemecahan Masalah ( Problem Solving).

52
12. Metode Inkuiri.

13. Metode Simulasi

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah


suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Sedangkan jika berbicara mengenai pembelajaran, evaluasi pembelajaran adalah
suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka
pengendalian, penjaminan dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap
berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu,
sebagai bentuk pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan pembelajaran.

53
Daftar pustaka
Silberman, Mel. 2010. Cara Pelatihan & Pembelajaran Aktif.Jakarta: PT Indeks

Zaini, Hisyam dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2006

Majid, Abdul.2009.Perencanaan Pembelajaran.Bandung:Rosda

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung:
San Grafika

Faturrahman Pupuh dan Sutikno M. Sobry.2007.Strategi Belajar Mengajar Melalui Konsep


Umum dan Konsep Islam.Bandung:Refika Aditama

54

Anda mungkin juga menyukai