Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA

MIGREN (G43.9)
No. Dokumen : ./SOP/Palm/2019
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 3

Puskemas
Dr. Darus Sahmedi
Kecamatan Tanda Tangan :
NIP.197705242010011016
Palmerah

1. Pengertian Tatalaksana migren adalah penanganan dan terapi terhadap pasien


dengan kondisi nyeri kepala primer dengan kualitas vaskular yang
berlangsung antara 4 -72 jam disertai fase prodormal
2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana dan penyelenggaraan pengendalian penyakit
migren
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Kecamatan Palmerah Nomor : 132
Tahun 2019.
4. Referensi KMK No.514 Tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Langkah-langkah 1. Petugas loket melakukan identifikasi kesesuaian data pasien dengan
rekam medis dengan menanyakan nama, tanggal lahir, nomor rekam
medis dan alamat pasien
2. Petugas kesehatan mengukur tanda-tanda vital pasien
3. Petugas kesehatan mencatat hasil pemeriksaan rekam medis pasien
4. Petugas kesehatan menekan tombol antrian, memanggil nama pasien
dan mengantarkan pasien beserta rekam medisnya kepada dokter
5. Dokter melakukan anamnesa dengan menanyakan keluhan, waktu
(onset penyakit), riwayat penyakit terdahlu pasien, riwayat penyakit
keluarga, riwayat pengobatan, dan riwayat alergi pasien
6. Dokter melakukan pemeriksaan fisik diantaranya inspeksi dan palpasi
kepala, fungsi neurologis pasien jika didapatkan adanya keluhan nyeri
kepala apabila disertai stimulasi sensoris yang berlebihan
7. Dokter menegakkan diagnosa klinis berdasarkan anamnesa, gejala
klinis dan pemeriksaan fisik umum dan neurologis
8. Dokter merencanakan layanan medis berupa rawat jalan sesuai
dengan pengobatan abortif dan pengobatan preventif
9. Dokter memberikan pemeriksaan penunjang laboratorium jika
ditemukan kelainan struktural, metabolik, dan penyebab lain yang dapat
menyerupai gejala migren, menyingkirkan penyakit penyerta yang
menyebabkan komplikasi, menentukan dasar pengobatan untuk
menyingkirkan kontraindikasi obat-obatan yang diberikan.
Neuroimaging diindikasikan jika terdapat perubahan frekuensi
keparahan yang progresif dan persisten, pemeriksaan neurologis yang
abnormal, defisit neurolgis yang persisten
10. Dokter menuliskan resep obat antimigren seperti analgesik spesifik,
analgesik non spesifik dan terapi prevenif sesuai klinis pasien
11. Dokter mengedukasi pasien untuk menghindari maupun mengurangi
migren seperti tidak mengkonsumsi makanan yang memiliki aroma
tertentu, obat-obatan yang mengandung esterogen, berhenti merokok,
berolahraga teratur, menerapkan pola tidur teratur, dan peran keluarga
pasien sangat penting untuk mensehati pasien agar serangan migren
dapat terkontrol
12. Dokter mengobservasi kondisi pasien dalam waktu 72 jam (3 hari) dan
menyarankan pasien untuk kontrol berobat kembali ke Puskesmas jika
terjadi serangan migren kerena prognosis migren pada umumnya
bonam, namun quo ad sanationam adalah dubia karena sering terjadi
berulang
13. Dokter dapat memberikan rujukan ke layanan primer (dokter spesialis
saraf) jika migren terus berlanjut dan tidak hilang dengan pengobatan
analgesik non-spesifik
14. Dokter mencatat tanggal pemeriksaan, hasil anamnesa, hasil
pemeriksaan fisik, diagnosa ICD X, rencana layanan medis, dan
edukasi secara berkesinambungan agar tercapainya kesesuaian
penulisan rekam medis
15. Dokter memberikan paraf dan nama jelas (dokter pemeriksa) pada
rekam medis
16. Dokter memberikan resep obat dan mempersilahkan pasien untuk
mengambil obat di kamar obat
6. Unit Terkait Unit Pelayanan Medis
7. Dokumen Terkait SOP Kajian Awal Pasien
SOP Ideifikasi Pasien
SOP Penulisan Resep
SOP Pelaksanaan Edukasi Pasien

9. Riwayat Perubahan Dokumen

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai