Engertian Gentle Birth
Engertian Gentle Birth
Apa itu gentle birth? Secara harafiah, gentle berarti lembut dan proses persalinan merupakan titik
nadir dari kehidupan seseorang. Persalinan hendaknya dilakukan dengan kenyamanan dan bukan
dianggap seperti sebuah tindakan medis yang traumatik. Persalinan bukanlah antara hidup dan
mati, tetapi antara hidup dan hidup. Gentle birth merupakan konsep primitif yang dikemas
dengan perkembangan modernisasi yang ada sekarang ini., konsep ini berbeda dengan persalinan
konvensional biasa atau bahkan sectio caesarea, gentle birth berfokus pada janin, dan membantu
ibu hamil untuk mendapatkan pengalaman bersalin yang tenang, alami, dan jauh dari trauma.
Konsep Gentle birth di Indonesia lahir dari tangan seorang bidan yaitu Robin Lim. Ia
mendedikasikan hidupnya sepanjang 20 tahun lebih untuk membantu wanita-wanita miskin di
Ubud melakukan persalinan.
Gentle artinya Lembut. Birth artinya Kelahiran. Jika di gabungkan bisa berarti, Lahir dengan
penuh kemembutan. Siapa yang Lahir? Yang lahir bukan hanya bayi saja tetapi ibu , ayah
bahkan keluarga yang “dilahirkan” kembali dan mengalami transformasi yang luar biasa, dan
proses ini terjadi sangat lembut dan minim akan trauma.
Gentle birth adalah sebuah filosofi dalam proses kelahiran dan persalinan yang begitu tenang,
penuh kelembutan dan memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia, sebuah
pendekatan dalam proses kelahiran alami yang menggabungkan nilai-nilai dan keyakinan yang
dianut oleh wanita itu sendiri.
Gentle Birth adalah metode melahirkan dengan pendekatan holistik yang ramah jiwa,
menjunjung tinggi kearifan persalinan yang merunduk pada prinsip alam dan dilakukan pada
lingkungan yang bersahabat dan familiar bagi seorang ibu.
Gentle Birth merupakan persalinan alami yang menitikberatkan proses kelahiran yang tenang.
Memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia. Tanpa intervensi medis.
Water Birth: persalinan dilakukan di dalam air, untuk meringankan sakit pada ibu.
Persalinan dalam air (water birth) merupakan salah satu metode alternatif persalinan pervaginam,
berupa ibu hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan cara berendam dalam air hangat (di
bathtub atau kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi dan memberi sensasi
nyaman.
Rasa sakit pada saat persalinan dikurangi dengan menggunakan sarana berupa air hangat. Ibu
dibiarkan bebas mengatur sendiri posisi yang paling nyaman. Sebaiknya, ibu masuk ke dalam air
setelah mencapai pembukaan 6, karena masuk ke dalam kolam atau bak mandi terlalu awal
malah akan memperlama proses melahirkan karena air hangat membuat tubuh menjadi relaks.
Sebelum masuk air, ibu harus minum banyak air putih karena berendam dalam air hangat dapat
menyebabkan dehidrasi dan menurunkan level energi. Dehidrasi menghambat otot-otot tubuh
bergerak efisien dan menyebabkan lelah. Batalkan rencana ini bila mekonium (pup pertama bayi)
keluar ketika air ketuban pecah atau bayi Anda mengalami komplikasi, bila terjadi perdarahan
pada ibu, terjadi keterlambatan pada pembukaan satu-dua atau bila kepala bayi tidak berada di
bawah di jalan lahir.
Beberapa syarat persalinan Water Birth yaitu Ibu hamil risiko rendah, Ibu hamil tidak mengalami
infeksi vagina, saluran kemih, dan kulit, Tanda vital ibu dalam batas normal, dan CTG
(Cardiotocography) janin normal. Selain itu Air hangat digunakan untuk relaksasi dan
penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai 4-5 cm dan Pasien setuju mengikuti instruksi
penolong
Hypno Birth: selama mengandung ibu lebih banyak bermeditasi dan menenangkan diri.
Sebelum proses persalinan –bahkan selama kehamilan– ibu melakukanself hypnosis untuk
mencapai kondisi relaksasi yang dalam (meditatif) dan membebaskan diri dari rasa takut melalui
latihan pernapasan. Dalam kondisi ini, tubuh akan memproduksi senyawa pereda rasa sakit alami
yaitu hormon endorfin. Rasa sakit selama proses persalinan akan teralihkan dan minimal, atau
hingga tak terasa. Dalam prosesnya ibu juga disemangati untuk melakukan visualisasi positif
bahwa melahirkan itu lembut, bebas dari rasa takut, dan mudah. Batalkan rencana ini bila terjadi
komplikasi medis pada ibu dan janin, bayi dalam kondisi tak normal atau bila bibir rahim tak
cukup lebar.
Silence Birth : selama melahirkan ibu dibuat se-rileks mungkin, tidak panic, dan menangis.
Tidak ada lagi aba-aba atau perintah dari penolong persalinan untuk menyemangati ibu mengejan
pada persalinan dengan cara ini. Metode yang dikembangkan oleh Ron L. Hubbard dari aliran
Scientology ini menghindari suara, baik oleh ibu yang melahirkan maupun tenaga medis dan
pendamping, sehingga tercipta suasana tenang, hening, damai, serta penuh cinta dan
kebahagiaan. Suasana seperti itu menunjang ibu mampu menggunakan alam bawah sadarnya
untuk menjalani persalinan serta mengalihkan persepsi rasa sakit dalam pikirannya. Batalkan
rencana ini bila terjadi komplikasi pada kehamilan atau pada saat persalinan.
Lotus Birth : persalinan yang membiarkan ari-ari dibiarkan lepas dengan sendirinya.
Kelahiran Lotus adalah praktek tidak memotong tali pusat saat lahir dan menjaga bayi melekat
Pada plasenta sampai memisahkan secara alami dari pusar bayi sekitar 3-5 hari. Biasa juga
disebut sebagai pusar (kabel) nonseverence.
Lotus birth adalah proses melahirkan bayi dengan tetap membiarkan tali pusar terhubung dengan
plasenta selama beberapa hari. Jadi tali pusat dan plasenta yang menempel di pusar bayi tidak
langsung dipotong usai ibu bersalin namun dibiarkan mengering sendiri dan lalu terputus sendiri.
Biasanya plasenta dibalut dengan kain dan diletakkan di sebuah wadah seperti baskom yang
sudah diberikan bunga-bungaan atau herbal tertentu. Kadang juga ditaburi garam laut untuk
mempercepat proses pengeringan.
Para ibu yang pernah melakukan lotus birth merasakan banyak manfaatnya. Terutama manfaat
psikologis, seperti kedekatan ibu dan bayi, kedamaian, ketenangan, dan perasaan tetap terhubung
dengan bayinya walaupun bayi itu telah dilahirkan.
Gentle birth adalah tentang pemberdayaan, dimana dalam pemberdayaan diri. Ada 4 hal yang
harus Anda lakukan untuk mencapai Gentle Birth :
Semangat
Yang mana beberapa elemen kunci dalam Gentle birth antara lain adalah :
Perlunya Persiapan
Karena ibu siap menghadapai proses persalinan maka intervensi medis yang dilakukan akan
lebih sedikit sehingga akan lebih sedikit trauma yang dialami oleh ibu.
Bayi-bayi yang dilahirkan pada kondisi yang nyaman dan dari ibu yang tidak stress akan
memiliki kualitas yang lebih baik kedepannya dibandingkan bayi-bayi yang lahir dengan kondisi
traumatis.
Selain itu, Berikut adalah sejumlah prinsip yang perlu dipahami dalam persalinan Gentle Birth :
Dengan cahaya remang-remang, sang ibu akan merasa lebih santai dan aman, bahkan lebih
mudah mengakses alam naluriahnya. Apabila si ibu menghadapi proses persalinan dengan
tenang, tentu si bayi pun merasakan hal yang sama.
Ibu yang sedang menghadapi proses persalinan dapat memilih setiap posisi yang mereka
inginkan dan membuat nyaman selama persalinan. Proses persalinan ibaratnya sama dengan
proses ketika seorang manusia buang air besar. Selain memungkinkan ruang yang optimal bagi
bayi untuk bergerak ke bawah dan melalui panggul, kebebasan bergerak serta posisi persalinan
yang bebas juga membantu sirkulasi ibu menjadi lebih baik.
Meski sudah memperoleh restu WHO, konsep-konsep Gentle Birth masih mendapat sejumlah
pertentangan dari dunia kedokteran. Sejauh ini, yang sudah mulai diterapkan di beberapa klinik
bersalin dan rumah sakit adalah persalinan di dalam air (water birth) dan hypnobirthing. Itu pun
dengan syarat, kehamilan tidak mengalami komplikasi atau berisiko tinggi.
Tanpa menjadi alergi terhadap teknologi dan dunia medis, Gentle Birth memegang prinsip
bahwa yang memegang kendali dalam kehamilan dan persalinan adalah tubuhnya sendiri. Bukan
dokter, perlengkapan serba modern, maupun teknologi canggih.
Gentle birth ini pada dasarnya sudah menerapkan beberapa aplikasi diantaranya :
Gentle Birth in Conscious Conseption
Dimana semuanya haruslah dilakukan dengan mindfulness, dengan consciousness dan dengan
seimbang dan selaras.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Gentle birth adalah sebuah filosofi dalam proses kelahiran dan persalinan yang begitu tenang,
penuh kelembutan dan memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia, sebuah
pendekatan dalam proses kelahiran alami yang menggabungkan nilai-nilai dan keyakinan yang
dianut oleh wanita itu sendiri.
Jenis persalinan Gentle Birth terbagi atas 4 yaitu water birth, hypno birth, silence birth dan lotus
birth. Gentle birth juga mempunyai tujuan serta prinsip dan beberapa aplikasi yang bisa
digunakan oleh setiap wanita yang ingin bersalin sesuai dengan keinginan dan kenyamanannya.
Meski sudah memperoleh restu WHO, konsep-konsep Gentle Birth masih mendapat sejumlah
pertentangan dari dunia kedokteran.
Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kata kesempurnaan, olehnya itu, penulis sangat berharap kepada pembaca khususnya para wanita
agar dapat memberikan beberapa masukan baik itu kritikan atau pun berupa saran lainnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih dan Wassalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
DAFTAR PUSTAKA
Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan Vol. 4 No.1 Edisi Desember 2013 hlm. 150-156
Catherine Hadibowo : hlm. 1-9Jurnal tingkat Sarjana Seni Rupa dan desain No.1
Beberapa teknik dukungan untuk mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat obatan
diantaranya adalah :
1) Kehadiran pendamping selama proses persalinan, sentuhan penghiburan dan dorongan orang
yang mendukung
dengan cara menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu untuk mendampingi ibu selama
proses persalinan seperti suami, keluarga, atau teman dekat. Suami dan keluarga dianjurkan
untuk berperan aktif dalam mendukung dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan
kenyamanan bagi ibu. Pendamping ibu saat persalinan sebaiknya adalah orang yang peduli pada
ibu, yang paling penting adalah orang-orang yang diinginkan oleh si ibu untuk mendampinginya
selama persalinan. Di beberapa tempat, hanya wanita yang boleh menemani ibu pada saat ia
melahirkan. Dalam budaya lain, sudah menjadi kebiasaan bagi suami menjadi pendamping
dalam persalinan bahkan menolong persalinan.
2) Perubahan posisi dan pergerakan
Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman, untuk
membantu ibu agar ibu tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan
posisi yang telah dipilih ibu, bidan hanya menyarankan alternatif-alternatif apabila tindakan ibu
tidak efektif.
Rasa sakit akibat kontraksi akan semakin terasa sesuai dengan bertambahnya pembukaan serviks.
Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman. Ada
beberapa posisi tertentu yang dapat membantu mengurangi rasa sakit, misalnya posisi duduk,
bersandar tegak, bersandar ke depan, berlutut ke depan, mengurut punggung atau bersandar pada
suami.
POSISI POSISI SAAT BERSALIN
• A.posisi berbaring
Berbaring horizontal (supine): secara umum tidak nyaman. Posisi ini dapat mengakibatkan uterus
menekan pembuluh darah vena cava, menurunkan aliran darah ke plasenta, dan menekan
diafragma yang membuat ibu sulit untuk bernafas. Untuk meningkatkan kenyamanan dan
dukungan, letakkan bantal dibawah lutut dan tekuk lutut sedikit, atau duduk semi fowler dengan
kepala dan bahu terangkat dan tersanggah oleh setumpuk bantal.
Kelebihan:
Dokter bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir pun menghadap ke depan,
sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinan
pun bisa diprediksi secara lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan.
Kelemahan:
Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu yang
berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan
perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan
persalinan. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta
pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan
tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi.
Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan
peredaran darah balik ibu
Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu
ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses pembukaan akan berlangsung
secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman.
Kelemahan:
Posisi miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letal kepala bayi
susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan mengalami kesulitan saat
melakukan tindakan episiotomy.
C. POSISI SETENGAH DUDUK
Posisikan si Ibu dengan bantal di punggungnya, atau minta suami untuk duduk membelakangi si
Ibu. Pada waktu kontraksi, bungkukkan badan ke depan atau tarik kaki ke atas.
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke
arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman. Posisi setengah duduk dilakukan pada kala
I dank Kala II.
Kelebihannya:
Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen
dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal.
Kelemahan:
Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan
tersebut berlangsung lama
D. Bergoyang-goyang sambil duduk
Pada waktu melahirkan, pergerakan yang berirama dapat membuat nyaman. Gerakan badan
perlahan-lahan ketika duduk di atas bola hamil (sebuah bola karet besar biasanya digunakan
sebagai alat untuk melahirkan secara natural), di pinggir kasur atau di kursi yang kuat.
Kalau si Ibu duduk di atas kursi, mintalah seseorang untuk duduk di lantai sambil bersandar ke
kaki si Ibu. Bila si Ibu duduk sambil bersandar ke kursi, tekanan pada lutut nya bisa mengurangi
sakit punggung si Ibu.
E. Bergoyang-goyang sambil berdiri
Berdiri atau berjalan menolong proses kelahiran untuk mendapatkan momentum, terutama di
tahap-tahap awal. Bersandar pada suami untuk menahan selagi kontraksi berlangsung. Atau
lingkarkan tangan si Ibu ke leher suami dan mulai bergoyang-goyang, seperti sedang slow dance.
Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.
F. Bersandar ke depan
Kalau punggung si Ibu terasa sakit, bersandar ke depan bisa membuat lebih enak. Duduk di kursi
seperti di gambar atau bersandar ke atas meja. Posisi ini juga enak untuk mengelus punggung.
G. Bersandar ke kaki
Ibu boleh bersandar ke depan waktu berdiri. Angkat satu kaki ke atas kursi. Perlahan-lahan
bersandar kedepan sewaktu kontraksi. Gunakan kursi yang kecil agar tidak terlalu tinggi dan
terasa nyaman. si Ibu bisa bersandar tanpa kursi bila diinginkan, letakkan satu kaki di depan, dan
tekuk ke depan perlahan-lahan.
I. Berlutut
Kadang kala berlutut menolong rasa sakit di punggung. Gunakan bola hamil atau bantal yang
banyak. Di Rumah Sakit, angkat kasur dibagian kepala. Berlutut di bagian bawah kasur sambil
mengistirahatkan tangan dan badan bagian atas di atas kasur.
J. Jongkok
Posisi jongkok menolong membuka pelvis si Ibu, memberikan si bayi ruang untuk berputar
sewaktu bergeran melalui lorong rahim. Jongkok juga membuat si Ibu mendorong lebih efektif
sewaktu melahirkan. Gunakan kursi yang kuat atau palang jongkok yang disediakan di kasur
untuk menahan. Jongkok dengan bertahan ke tembok atau ke suami juga diperbolehkan.
Dilakukan terutama pada kala II.
Manfaatnya:
• Membutuhkan usaha mengejan yang lebih sedikit
• Meningkatkan perasaan ingin mengejan
• Dapat mendorong penuruna janin
• Dapat mengurangi nyeri punggung
Posisi jongkok tidak baik digunakan apabila ektremitas bawah cidera atau adanya kelemahan
kaki.
Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi.
Kelebihan:
Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga
ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.
Kekurangan:
Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena
menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan
tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi.
K. Merondang/Posisi Berpijak pada Tangan dan Lutut
Tidak perlu merasa malu untuk berposisi merondang sewaktu melahirkan. Posisi ini mengurangi
tekanan pada tulang punggung, sehingga sakit punggung tidak akan terasa dan menolong
memutar si Bayi ke posisi yang lebih enak untuk melahirkan. Posisi merondang juga
memberikan si Bayi suplai oksigen lebih banyak.
Manfaatnya:
• Mengurangi nyeri punggung
• Mengurangi hemoroid
• Dapat mengatasi detak jantung janin khususnya jika berkaitan dengan kompresi tali pusat
L. Posisi dada-lutut terbuka
Posisi ini dapat digunakan pada kala I dan kala II. Caranya:
Wanita berlutut, bersandar kedepan untuk menyangga gaya berat tubuhnya pada kedua tangan.
Lalu dada direndahkan kearah lantai, sehingga bokongnya lebih tinggi dbandingkan dengan
dada. Pada posisi ini, kedua pinggul kurang fleksi (sudut > 90) dibandingkan dengan posisi dada-
lutut tertutup yang biasa. Posisi yang lebih terbuka membuat panggul berada pada sudut yang
sangat berbeda dibandingkan jika lutut ditarik kebawah batang tubuh.
Manfaatnya:
• melindungi dari terjadinya gawat janin dengan prolaps tali pusat.
• Dapat mengatasi masalah detak jantung janin.
• Mengurangi nyeri punggung
• Mengurangi hemoroid
Masase sangat baik dan merupakan cara lembut untuk membantu Anda merasa lebih segar
selama persalinan. Sentuhan dan kelembutan masase membuat Anda relaks. Satu penelitian
menunjukan bahwa wanita yang mendapat masase selama 20 menit setiap jam selama fase
persalinan aktif merasa lebih tenang dan lebih terbebas dari nyeri. Berikut ini hasil wawancara
dengan Dr. Dedy Arman Saidi Sp OG., dari RS Hermina Bekasi
Banyak bagian tubuh dari wanita yang menjalani persalinan dapat dimasase. Memijat kepala,
leher, punggung, dan tungkai dapat memberikan kenyamanan dan relaksasi. Individu yang
melakukan pemijatan harus benar-benar memberikan perhatian pada respon wanita yang dipijat
untuk menentukan apakah tekanan diberikan dengan tepat.
Berbagai tipe pijatan memberikan efek pada wanita yang dipijat dengan berbagai cara berbeda.
Anda dan pasangan Anda mungkin ingin melakukan dua jenis masase yang diuraikan di bawah
ini baik untuk sebelum persalinan maupun untuk digunakan selama persalinan.
Effluerage
Adalah masase dengan ujung jari yang ditekankan dengan lembut dan ringan di atas perut dan di
atas paha. Masase ini digunakan selama persalinan dini. Mengusapnya dengan ringan, tetapi
tidak memberikan tekanan yang kuat, dan ujung jari tidak pernah terlepas dari permukaan kulit.
Mulailah dengan tangan pada kedua sisi pusar. Gerakan tangan ke arah atas dan ke arah luar
pusar, dan kembali ke bagian pubik. Kemudian pindahkan kembali tangan ke arah pusar. Masase
dapat diperluas sampai paha. Masase ini juga dapat dilakuakn sebagai gearkan saling menyilang,
di sekitar sabuk pemantau janin. Gerakan jari menyilang perut dari satu sisi ke sisi lainnya dari
sabuk pemantau janin.
9).berendam
Air dapat menagtasi rasa sakit karena dapat menyebabkan relaksasi. Jika ibu merasa tegang,
kontraksi menjadi sangat menyakitkan sehingga dapat menyebabkan pembukaan serviks tidak
lancar. Air membantu ibu lebih rileks dan lebih dapat mengedalikan diri menghadapi kontraksi
sehingga tidak terlalu menyakitkan. Selain itu di dalam air otot-otot ibu mengendur
•10). Teknik pernafasan yang tepat dapat mengurangi rasa sakit persalinan. Teknik pernafasan
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu teknik pernafasan pada kala I awal dan teknik pernafasan pada
kala I akhir.
– Teknik pernafasan kala I awal
Dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal sampai akhir kontraksi ibu diminta untuk
menarik nafas dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan keluarkan lewat mulut. Pada puncak
kontraksi bernafaslah dengan ringan dan pendek-pendek melalui mulut tetapi jangan terlalu lama
karena bisa mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.
– Teknik pernafasan kala I akhir
Kontraksi pada kala I akhir akan terjadi selama satu menit dan bisa terasa setiap menit. Agar ibu
tidak mengejan terlalu awal minta ibu untuk mengatakan “huh-huh, pyuh”, sambil bernafas
pendek-pendek lalu bernafaslah panjang. Setelah itu, bernafaslah perlahan dan teratur. Masa
transisi ini merupakan masa yang paling sulit karena kontraksi akan sangat kuat, tetapi serviks
belum membuka seluruhnya. Pada tahap ini, minta ibu jangan mengejan terlebih dahulu karena
akan menyebabkan serviks oedema.
7. Visualisasi dan pemusatan perhatian
Para penggagas metode ini percaya melahirkan dapat menyenangkan jika ibu melibatkan otak
kanan dalam proses persalinan. Sehari-hari, manusia lebih banyak bekerja dengan menggunakan
otak kiri. Di sisi lain, otak kanan yang menyimpan memori tentang keindahan, keyakinan,
imajinasi, dan fantasi sering tidak diberdayakan. Padahal, dengan otak kanan kita mampu
menyembuhkan diri dan menghilangkan rasa sakit termasuk dalam persalinan. Pemberdayaan
otak kanan untuk persalina yang bebas sakit pada dasarnya menanamkan keyakinan “melahirkan
itu tidak sakit”. Hal ini tidak mudah diterima begitu saja sehingga otak kanan harus difungsikan
meyakininya. Otak kanan adalah bagian yang mampu memvisualisasikan sesuatu seolah-olah itu
nyata. Misalnya membayangkan seolah-olah sedang berada di taman bunga dan bayi sudah
bersama ibu. Saat otak kanan mencapaii 8 – 13 Hz ternyata kondisi ini merupakan gelombang
alfa atau relaksasi. Seseorang lebih mudah untuk memvisualisasikan serta merasa lebih nyaman
dan tenang. Sementara pada ukuran 13-26 Hz, otak sangat lelah sehingga tingkat stress tinggi.
Orang mudah merasa sakit, letih dan jenuh. Setiap ibu bisa melakukan visualisasi. Sebaiknya
latihan dilakukan sejak kandungan berusia dua bulan atau paling lambat tujuh bulan. Dengan
visualisasi, ibu juga dibantu untuk tenang dan menghilangkan trauma atau naluri ekstra bawah
sadar. Ibu dapat berlatih visualisai dalam waktu 7 x 2,5 jam (lebih baik di bawah bimbingan
pelatih prof Tekhnik ini dengan mengarahkan sang ibu membayangkan sesuatu yang dapat
membuatnya nyaman. Ajak dia membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya tenang,
seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup
angin sore. Atau ajak dia ke suasana laut yang mengajak kita untuk mendengarkan deburan
ombak yang perlahan mengenai kaki kita yang tercelup dalam air laut di tepian pantai. Atau hal
lainnya dimana Anda lebih tau bagaimana memberikan ketenangan pada istri Anda saat ia
membutuhkan ketenangan ituesional).
8. Musik
Musik dapat membantu ibu mengalihkan perhatian dari rasa nyeri sehingga ibu merasa rileks.
Hal ini ditujukan bagi Anda yang memang suka dengan yang namanya mendengarkan alunan
nada. Baik itu berupa alunan ayat Al-Qur’an yang Anda dengarkan, atau musik alam seperti
suasana air terjun dengan gemricik air yang turun, atau dengan musik klasik
Pada kala I, biasanya secara naluri ibu bergerak mencari posisi yang nyaman dan tetap pada
posisi tersebut selama kala I Posisi yang dianjurkan adalah:
• Berdiri di belakang meja dengan rileks
Berdiri di belakang meja dengan rileks. Letakkan tangan pada sandaran kursi. Kondisi ini
dapatmenolong selama kontraksi jika ibu masih dapat berjalan.
• Berdiri menghadap pasangan
Ibu berdiri menghadap suami dan lingkarkan lengan pada lehernya, suami dapat diminta untuk
dapat memijat pinggangnya.
• Ibu bersandar pada punggung suami secara rileks
Ibu menyandarkan punggung pada suami dengan rileks dan suami dapat mendinginkan wajah
dengan washlap.
• Duduk di kursi menggunakan bantal menghadap ke belakang
Ibu duduk di kursi menggunakan bantal, lengan diletakkan pada sandaran kursi dan menghadap
ke belakang, suami dapat memijat lembut punggung ibu.
• Rileks dengan posisi menungging dan merebahkan kepala pada bantal
Ibu rileks dengan posisi menungging dan merebahkan kepala pada bantal, suami dapat mengusap
lembut bagian punggung.
Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh
mengendalikan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Sebaiknya,
peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam posisi apapun yang dipilihnya, sambil
menyarankan bila tindakan ibu tidak efektif atau merugikan bagi dirinya atau bagi bayinya.
Anjurkan pada ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan kelahiran.
Anjurkan pula suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh
berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau merangkak. Posisi tegak seperti berjalan,
berdiri atau jongkok dapat membantu turunnya kepala bayi dan seringkali mempersingkat waktu
persalinan.
Bidan harus memberitahu ibu bahwa ia tidak perlu harus terlentang dalam masa persalinannya,
karena jika ibu berbaring telentang berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban, plasenta, dll)
akan menekan vena cafa inferior. Hal ini menyebabkan turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu
ke plasenta. Kondisi seperti ini akan menyebabkan hipoksia/kekurangan oksigen pada janin.
Posisi telentang juga akan memperlambat kemajuan persalinan.
Posisi dalam persalinan antara lain:
a. Posisi duduk atau setengah duduk
Posisi duduk atau setengah duduk seringkali nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan
mudah diantara kontraksi jika merasa lelah. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah
memudahkan melahirkan kepala bayi. Bagi bidan lebih mudah untuk membimbing kelahiran
kepala bayi dan mendukung perineum.
b. Posisi merangkak
Merangkak seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat
persalinan. Selain itu dapat membantu bayi melakukan rotasi dan peregangan minimal pada
perineum.
Berbagai studi ilmiah tentang pergerakan dan posisi persalinan pada kala I dilakukan yang
membandingkan dampak berbagai posisi tegak (upright position) dengan posisi horizontal
(supine) terhadap nyeri dan kemajuan persalinan. Berdasarkan review yang dilakukan oleh
Simkin & Bolding (2004) terhadap 14 studi intervensi terkait, menunjukkan bahwa: 1) tidak ada
ibu yang menyatakan bahwa posisi horizontal lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan
posisi lainnya, 2) berdiri lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring atau duduk,
3) duduk lebih meningkatkan kenyamanan dibandingkan berbaring jika dilatasi serviks kurang
dari 7 cm, 4) posisi tegak -duduk, berdiri atau berjalan- menurunkan nyeri dan meningkatkan
kepuasan ibu, dan 5) posisi tegak tidak memperpanjang masa persalinan dan tidak menyebabkan
cedera pada ibu yang sehat. Sedangkan Review sistematis terhadap sembilan studi intervensi
tentang posisi ibu di kala I persalinan yang dilakukan oleh Souza et al (2006) menunjukkan
bahwa mengadopsi posisi tegak atau ambulasi aman bagi ibu dan memberikan kepuasan karena
adanya kebebasan untuk bergerak. Tetapi dikarenakan kurangnya bukti yang signifikan dan
keterbatasan penelitian-penelitian yang ada, maka keuntungan poisisi tegak belum dapat
direkomendasikan untuk memperpendek durasi persalinan dan meningkatkan kenyamanan ibu.
Berbagai studi intervensi juga dilakukan guna mengetahui efektifitas dan efisiensi berbagai
posisi ibu pada Kala II. Hasil studi-studi tersebut menunjukkan bahwa posisi tegak (upright)
selama kala II persalinan memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan posisi dorsal
(supine), antara lain: menurunkan ketidaknyamanan/ nyeri persalinan dan kesulitan mengedan
sehingga memperpendek kala II, menurunkan trauma perineum/ vagina dan infeksi pada luka
persalinan, dan menurunkan jumlah bayi dengan Apgar score yang kurang dari 7. Walaupun
demikian, terdapat satu studi yang menunjukkan bahwa posisi tegak (dengan atau tanpa kursi
persalinan) dapat meningkatkan kejadian robekan labium dan meningkatkan perdarahan post
partum. (Gupta & Nikdem, 2003; Francais, 1997).
Adapun berbagai perubahan posisi yang dapat dilakukan ibu, antara lain:
• Pada tangan dan lutut: dapat mengurangi nyeri punggung dan memberikan kesempatan pada
bayi dengan presentasi oksiput posterior untuk berputar serta membantu bayi yang mengalami
distress karena posisi ini memaksimalkan aliran darah ke uterus dan plasenta. Posisi ini akan
sulit dilakukan apabila ibu mendapat epidural anestesi.
• Posisi tegak (upright):
Duduk pada awal persalinan: membuat uterus maju kedepan, mencegah uterus menekan
diafragma, dan memperbaiki aliran darah pada otot yang berkontraksi. Bisa menggunakan kursi
persalinan atau kursi lainnya atau menggunakan bola.
Berdiri atau berjalan: membantu memperlebar pelvik outlet dan membiarkan grafitasi bekerja
mendorong bayi menekan serviks. Gunakan diding atau pasangan sebagai penyanggah saat
terjadi kontraksi.
Berjongkok (squatting): membuka pelvis lebih lebar sehingga bayi memiliki cukup ruang
untuk bergerak turun ke jalan lahir. Saat berjongkok, rata-rata pelvik outlet menjadi 28% lebih
besar dibandingkan dengan posisi berbaring. Dilakukan saat kepala bayi telah engaged. Dapat
menggunakan squatting bar atau dua orang yang mendukung mempertahankan posisi ini.
Sebaiknya tidak digunakan pada persalinan dengan presentasi oksiput posterior.
Berlutut saat kelahiran: mempertahankan posisi upright tanpa menegangkan punggung.
Berlutut bisa dilakukan di atas bantal, pada tempat tidur atau pada dinding.
Salah satu tanggung jawab perawat yang penting pada kala I dan kala II persalinan adalah
membantu ibu mendapatkan posisi yang aman dan meningkatkan kenyamanan bagi dirinya.
Tidak ada posisi yang sempurna. Tidak ada yang benar atau salah, terbaik atau terburuk tentang
posisi persalinan. Posisi yang paling tepat bergantung pada kenyamanan yang dirasakan ibu
berdasarkan kejadian persalinan yang dialaminya. Sebagian besar wanita merasa nyaman
berbaring miring selama persalinan, dan sebagian yang lain merasa lebih baik dengan berjalan,
duduk atau berjongkok. Perawat berperan membantu ibu dalam memahami apa yang dibutuhkan
oleh tubuhnya dan memutuskan posisi mana yang memberikan kenyamanan dan membantu
memperlancar kemajuan persalinan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan perawat dalam membantu ibu mendapatkan posisi
yang tepat, diantaranya posisi tegak akan sulit dilakukan jika ibu mendapatkan epidural anestesi.
Perawat perlu mengingatkan ibu untuk bernafas secara teratur disetiap kontraksi dan fokuskan
perhatian pada bayi yang akan dilahirkan. Perawat perlu memberikan perhatian bahwa pada ibu
yang mengalami nyeri punggung akibat back labor (janin dengan presentasi oksiput posterior),
perubahan posisi akan membantu meningkatkan rotasi janin dan menurunkan penekanan pada
bagian presentasi pada area sacrum. Posisi apapun yang dipilih ibu, kuncinya adalah perubahan
posisi.