LP STT BS
LP STT BS
Soft Tissue Tumor (STT) adalah benjolan atau pembengkakan yang abnormal yang
Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau
STT adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana sel selnya tidak tumbuh
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi bergerak. Otot
terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan jaringan yang lain,
semua ini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang
2. Tendon
Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-serabut simpai yang
3. Jaringan ikat
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan, dan terdiri dari jaringan areolar dan serabut elastis.
C. Etiologi
1. Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk
beberapa tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen memiliki
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenic adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang mendorong
transformasi neoplastic.
3. Lingkungan carcinogens
Sebuah asosiasi antara eksposur ke berbagai carcinogens dan setelah itu dilaporkan
4. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan meningkatkan
5. Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma mungkin
D. Patofisiologi
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors (STT) adalah
tubuh.Dapat timbul di tempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas
bawah, terutamadaerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di
badan.
sepertiserabut luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor
membesar melewati batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di
lokasi sepertilekukan-lekukan tubuh. Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi
3. Invasi lokal.
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala STT tidak spesifik. Tergantung dimana letak tumor atau benjolan
tersebut berada. Awal mulanya gejala berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak
terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang merasakan sakit yang biasanya terjadi akibat
perdarahan atau nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf –
saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila diraba
terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari jaringan di
Pada tahap awal, STT biasanya tidak menimbulkan gejala karena jaringan lunak yang
relatif elastis, tumor atau benjolan tersebut dapat bertambah besar, mendorong jaringan
normal. Kadang gejala pertama penderita merasa nyeri atau bengkak, karena dekat dengan
menekan saraf dan otot. Jika di daerah perut dapat menyebabkan rasa sakit abdominal
kanker ini paling sering melalui pembuluh darah ke paru-paru ke liver, dan tulang. Jarang
G. Prognosis
Pada kanker jaringan lunak yang sudah lanjut, dengan ukuran yang besar, resiko
kekambuhan setelah dilakukan tindakan operasi masih dapat terjadi. Oleh karena itu setelah
operasi biasanya penderita harus sering kontrol untuk memonitor ada tidaknya kekambuhan
pada daerah operasi ataupun kekambuhan ditempat jauh berupa metastasis di paru, liver atau
tulang.
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medik
a. Pembedah
Mungkin cara ini sangat beresiko. Akan tetapi, para ahli bedah mencapai angka keberhasilan
yang sangat memuaskan. Tindakan bedah ini bertujuan untuk mengangkat tumor atau
benjolan tersebut.
b. Kemoterapi
Metode ini melakukan keperawatan penyakit dengan menggunakan zat kimia untuk
membunuh sel sel tumor tersebut. Keperawatan ini berfungsi untuk menghambat
Pada saat sekarang, sebagian besar penyakit yang berhubungan dengan tumor dan kanker
c. Terapi Radiasi
Terapi radiasi adalah terapi yang menggunakan radiasi yang bersumber dari radioaktif.
Kadang radiasi yang diterima merupankan terapi tunggal. Tapi terkadang dikombinasikan
2. Penatalaksanaan Keperawaatan
c. Pemberian obat
d. Amati ada atau tidaknya komplikasi atau potensial yang akan terjadi setelah dilakukan
operasi.
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan X-ray
X-ray untuk membantu pemahaman lebih lanjut tentang berbagai tumor jaringan lunak,
transparansi serta hubungannya dengan tulang yang berdekatan. Jika batasnya jelas, sering
didiagnosa sebagai tumor jinak, namun batas yang jelastetapi melihat kalsifikasi, dapat
didiagnosa sebagai tumor ganas jaringan lunak, situasi terjadi di sarkoma sinovial,
2. Pemeriksaan USG
Metode ini dapat memeriksa ukuran tumor, gema perbatasan amplop dan tumor jaringan
internal, dan oleh karena itu bisa untuk membedakan antara jinak atau ganas. tumor ganas
jaringan lunak tubuh yang agak tidak jelas, gema samar-samar, seperti sarkoma otot lurik,
myosarcoma sinovial, sel tumor ganas berserat histiocytoma seperti. USG dapat membimbing
3. CT scan
CT memiliki kerapatan resolusi dan resolusi spasial karakteristik tumor jaringan lunak yang
merupakan metode umum untuk diagnosa tumor jaringan lunak dalam beberapa tahun
terakhir.
4. Pemeriksaan MRI
Mendiagnosa tumor jinak jaringan lunak dapat melengkapi kekurangan dari X-ray dan CT-
scan, MRI dapat melihat tampilan luar penampang berbagai tingkatan tumor dari semua
jangkauan, tumor jaringan lunak retroperitoneal, tumor panggul memperluas ke pinggul atau
paha, tumor fossa poplitea serta gambar yang lebih jelas dari tumor tulang atau invasi
sumsum tulang, adalah untuk mendasarkan pengembangan rencana pengobatan yang lebih
baik.
5. Pemeriksaan histopatologis
a. Sitologi: sederhana, cepat, metode pemeriksaan patologis yang akurat. Dioptimalkan untuk
situasi berikut:
1) Ulserasi tumor jaringan lunak, Pap smear atau metode pengumpulan untuk mendapatkan sel,
pemeriksaan mikroskopik
2) Tusukan smear cocok untuk tumor yang lebih besar, dan tumor yang mendalam yang
ditujukan untuk radioterapi atau kemoterapi, metastasis dan lesi rekuren juga berlaku.
b. Forsep biopsi: jaringan ulserasi tumor lunak, sitologi smear tidak dapat didiagnosis, lakukan
forsep biopsi.
c. Memotong biopsy : Metode ini adalah kebanyakan untuk operasi.
d. Biopsi eksisi : berlaku untuk tumor kecil jaringan lunak, bersama dengan bagian dari
jaringan normal di sekitar tumor reseksi seluruh tumor untuk pemeriksaan histologis.
1. Pengkajian
medis, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, nama penanggung jawab, alama, umur,
b. Status Kesehatan
- Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri pada bagian paha, nyeri bertambah apabila beraktivitas berat, adanya
Awalnya hanya benjolan kecil, lama-lama benjolan bisa bertambah besar dan muncul nyeri
- Riwayat Penyakit Keluarga
Kaji riwayat keluarga, karena biasanya penyakit ini merupakan penyakit genetik
c. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Tanda-tanda vital
TD : biasanya normal
N : biasanya normal
R : biasanya normal
S : biasanya normal
- Kepala
- Mata
- Telinga
- Mulut
- Leher
- Dada
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Sonor
- Abdomen
Perkusi : Timpani
- Genetalia dan Anus
Inspeksi : Bersih
- Ekstremitas Atas
Inspeksi : Simetris
- Ekstremitas Bawah
2. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
1) Nyeri
Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan jaringan yang actual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan
Batasan Karakteristik :
Subjektif
Objektif
- Respon autonomik(seperti berkeringat, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
- Gerakan melindungi
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri
- Tingkah laku distraksi, contoh jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas berulang-
ulang
- Tingkah laku ekspresif (contoh gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
Mengekspresikan kekhawatiran
Gelisah
Insomnia
Resah, stress
Ancaman kematian
Post Op
1) Nyeri
Nyeri
Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan jaringan yang actual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan
Batasan Karakteristik :
Subjektif
Objektif
- Respon autonomik(seperti berkeringat, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
- Gerakan melindungi
- Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
- Tingkah laku distraksi, contoh jalan-jalan, menemui orang lain dan atau aktivitas berulang-
ulang
- Tingkah laku ekspresif (contoh gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah
Internal :
- Perubahan status metabolic
- Tulang menonjol
- Defisit imunologi
- Gangguan sirkulasi
- Iritasi kimia (ekskresi dan sekresi tubuh, medikasi)
- Prosedur Infasif
- Trauma
- Malnutrisi
- Peningkatan paparan lingkungan patogen
- Imonusupresi
inflamasi)
- Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak utuh, trauma jaringan, penurunan kerja
- Penyakit kronik
3. Intervensi Keperawatan
a. Pre Operasi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1. Nyeri a. Pain Level a. Pain Management
berhubungan b. Pain control - Lakukan pengkajian - Mengetahui tindakan
dengan c. Comfort level nyeri secara dan obat yang akan
penekanan pada komprehensif termasuk diberikan
otot dan tendon Kriteria Hasil : lokasi, karakteristik,
a. Mampu mengontrol durasi, frekuensi,
nyeri (tahu penyebab kualitas dan faktor
nyeri, mampu presipitasi
menggunakan tehnik - Observasi reaksi
nonfarmakologi nonverbal dari - Mengetahui tingkat
untuk mengurangi ketidaknyamanan nyeri pasien
nyeri, mencari - Gunakan teknik
bantuan) komunikasi terapeutik - Membantu pasien
b. Melaporkan bahwa untuk mengetahui mengungkapkan
nyeri berkurang pengalaman nyeri perasaan nyerinya
dengan pasien
menggunakan - Evaluasi bersama
manajemen nyeri pasien dan tim
c. Mampu mengenali kesehatan lain tentang - Untuk memberikan
nyeri (skala, ketidakefektifan intervensi yang tepat
intensitas, frekuensi kontrol nyeri masa
dan tanda nyeri) lampau
d. Menyatakan rasa - Kontrol lingkungan
nyaman setelah nyeri yang dapat
berkurang mempengaruhi nyeri - Membantu
e. Tanda vital dalam seperti suhu ruangan, mengurangi nyeri
rentang normal pencahayaan dan pasien
kebisingan
- Kurangi faktor
presipitasi nyeri
- Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non - Mengurangi nyeri
farmakologi dan inter pasien
personal) - Membantu
- Kaji tipe dan sumber mengurangi rasa nyeri
nyeri untuk pasien
menentukan intervensi
- Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
- Memberikan intervensi
- Evaluasi keefektifan yang tepat
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
b. Analgesic - Mengurangi nyeri
Administration dengan cara
- Tentukan lokasi, pengobatan non
karakteristik, kualitas, farmakologis
dan derajat nyeri - Nyeri terkontrol
sebelum pemberian
obat
- Cek instruksi dokter
tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi - Menguragi nyeri
- Mengetahui kondisi
pasien
- Membantu
mengurangi nyeri
- Cemas berkurang,
pasien merasa tenang
- Untuk mengurangi
kecemasan
b. Post Operasi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1. Nyeri berhubungan a. Pain Level a. Pain Management
dengan terputusnya b. Pain control - Lakukan - Mengetahui
kontinuitas jaringanc. Comfort level pengkajian nyeri tindakan dan obat
secara yang akan diberikan
Kriteria Hasil : komprehensif
a. Mampu mengontrol nyeri termasuk lokasi,
(tahu penyebab nyeri, karakteristik,
mampu menggunakan durasi, frekuensi,
tehnik nonfarmakologi kualitas dan faktor
untuk mengurangi nyeri, presipitasi - Mengetahui tingkat
mencari bantuan) - Observasi reaksi nyeri pasien
b. Melaporkan bahwa nyeri nonverbal dari
berkurang dengan ketidaknyamanan - Membantu pasien
menggunakan manajemen - Gunakan teknik mengungkapkan
nyeri komunikasi perasaan nyerinya
c. Mampu mengenali nyeri terapeutik untuk
(skala, intensitas, mengetahui
frekuensi dan tanda nyeri) pengalaman nyeri
d. Menyatakan rasa nyaman pasien - Untuk memberikan
setelah nyeri berkurang - Evaluasi bersama intervensi yang
e. Tanda vital dalam rentang pasien dan tim tepat
normal kesehatan lain
tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau - Membantu
- Kontrol mengurangi nyeri
lingkungan yang pasien
dapat
mempengaruhi
nyeri seperti suhu
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan - Mengurangi nyeri
- Kurangi faktor pasien
presipitasi nyeri - Membantu
- Pilih dan lakukan mengurangi rasa
penanganan nyeri nyeri pasien
(farmakologi, non
farmakologi dan
inter personal)
- Kaji tipe dan - Memberikan
sumber nyeri untuk intervensi yang
menentukan tepat
intervensi
- Ajarkan tentang
teknik non - Mengurangi nyeri
farmakologi dengan cara
pengobatan non
- Evaluasi farmakologis
keefektifan kontrol- Nyeri terkontrol
nyeri
- Tingkatkan
istirahat - Menguragi nyeri
b. Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi,
karakteristik, - Untuk memberikan
kualitas, dan intervensi yang
derajat nyeri tepat
sebelum pemberian
obat
- Cek instruksi
dokter tentang jenis
- Benar dalam
obat, dosis, dan pemberian obat
frekuensi
- Mencegah adanya
infeksi
-
3. Resiko tinggiinfeksia. Immune Status a. Infection Control
berhubungan b. Knowledge : Infection (Kontrol infeksi)
dengan luka post control - Bersihkan - Mengurangi resiko
operasi c. Risk control lingkungan setelah infeksi
dipakai pasien lain
Kriteria Hasil : - Pertahankan teknik
a. Klien bebas dari tanda dan isolasi - Menurunkan resiko
gejala infeksi - Batasi pengunjung kontminasi silang
b. Mendeskripsikan proses bila perlu - Menurunkan resiko
penularan penyakit, factor - Instruksikan pada infeksi
yang mempengaruhi pengunjung untuk
penularan serta mencuci tangan - Mencegah
penatalaksanaannya, saat berkunjung terjadinya
c. Menunjukkan kemampuan dan setelah kontaminasi silang
untuk mencegah berkunjung
timbulnya infeksi meninggalkan
d. Jumlah leukosit dalam pasien
batas normal - Gunakan sabun
e. Menunjukkan perilaku antimikrobia untuk
hidup sehat cuci tangan
- Mencegah terpajan
- Cuci tangan setiap
pada organisme
sebelum dan
infeksius
sesudah tindakan
- Menurunkan resiko
keperawatan
infeksi
- Pertahankan
lingkungan aseptik
selama
pemasangan alat
- Tingkatkan intake
- Mempertahankan
nutrisi
teknik steril
- Berikan terapi
antibiotik bila perlu
- Membantu
b. Infection
meningkatkan
Protection (proteksi
respon imun
terhadap infeksi)
- Mencegah
- Monitor tanda dan
terjadinya infeksi
gejala infeksi
sistemik dan lokal
- Monitor hitung
granulosit, WBC
- Monitor
- Mengidentifikasi
kerentanan
keadaan umum
terhadap infeksi
pasien dan luka
- Berikan perawatan
- Mengidentfikasi
kulit pada area
adanya infeksi
epidema
- Menghindari resiko
- Inspeksi kondisi
infeksi
luka / insisi bedah
- Instruksikan pasien
- Meningkatkan
untuk minum
kesembuhan
antibiotik sesuai
resep
- Mengetahui tingkat
- Ajarkan cara
kesembuhan pasien
menghindari - Membantu
infeksi meningkatkan
- Laporkan kultur status pertahanan
positif tubuh terhadap
infeksi
- Mempertahankan
teknik aseptik
- Mengetahui
terjadinya infeksi
pada luka
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, R, Jong, W.D.(2005).Soft Tissue Tumor dalam Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
2. Jakarta : EGC
Weiss S.W.,Goldblum J.R.(2008).Soft Tissue Tumors.Fifth Edition. China : Mosby Elsevier
Manuaba, T.W.( 2010).Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid, Peraboi 2010. Jakarta : Sagung
Seto
Smeltzer. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC
Reeves, J.C.(2007). Keperawatan medikal bedah. Jakarta : Salemba Medika