Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

HIV DAN AIDS TERHADAP PENGETAHUAN


REMAJA DI SMA MORIA
KOTA SORONG

ARTIKEL

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Ilmu Keperawatan

Disusun Oleh:
HANA VREDERIKA TALIMBEKAS
NIM. 20132031A

YAYASAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PAPUA (YPMP)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PAPUA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SORONG 2017

Hana Vrederika Talimbekas., Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, 1


Pengetahuan Remaja.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
HIV DAN AIDS TERHADAP PENGETAHUAN
REMAJA DI SMA MORIA
KOTA SORONG

.
Hana vrederika Talimbekas1, Vince O. Bakker 2, Novita Mansoben 3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua Sorong
Program Studi Ilmu Keperawatan

talimbekashana@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Human Immune Deficiency Virus ( HIV) dan Acquired Immuno


Deficiency Syndrom (AIDS) adalah salah satu penyakit yang prevalensinya meningkat di
negara-negara berkembang. Berdasarkan data World Health Oragnization (WHO) tahun 2015
ditemukan 18,2 juta orang telah terinfeksi virus HIV dan sekitar 1,1 juta orang yang telah
meninggal karena AIDS. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sorong menunjukkan
bahwa jumlah penderita HIV dan AIDS dari Bulan Desember 2016 sampai Bulan Mei 2017
yaitu 65 orang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
tentang HIV dan AIDS terhadap pengetahuan remaja di SMA Moria Kota Sorong.
Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi-
eksperimental menggunakan rancangan penelitian one group pre-post test. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SMA Moria Kota Sorong kelas X dan XI
berjumlah 31 responden. Jumlah sampel 31 orang yang diambil dengan metode total
sampling. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25 agustus 2017 sampai dengan
01 september 2017.
Hasil: analisis menunjukkan ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang HIV
dan AIDS terhadap pengetahuan remaja di SMA Moria Kota Sorong dengan hasil uji statistik
didapatkan nila p=0,003.
Kesimpulan dan saran: ada pengaruh antara pendidikan kesehatan tentang HIV dan
AIDS terhadap pengetahuan remaja di SMA Moria Kota Sorong. Saran dalam penelitian ini
adalah agar sekolah dapat lebih meningkatkan pengetahuan siswa/siswi dan bekerja sama
dengan instansi kesehatan untuk pelaksanaan penyuluhan-penyuluhan kesehatan tentang HIV
dan AIDS.
Kata kunci : Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, Pengetahuan Remaja.

Hana Vrederika Talimbekas., Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, 2


Pengetahuan Remaja.
PENDAHULUAN orang sedangkan perempuan berjumlah
Human Imminodeficiency Virus 484 orang lebih banyak di banding laki-
(HIV) dan Acquired Immuno Deficiency laki. Sedangkan tahap AIDS laki-laki
Syndrome (AIDS) menjadi masalah berjumlah 337 lebih banyak dibandingkan
nasional, dan perlu mendapatkan perhatian perempuan yang hanya berjumlah 216
serius dari semua pihak. Bukan saja kasus (WHO, 2015).
pemerintah tetapi seluruh lapisan Informasi (Kemenkes, 2017)
masyarakat termasuk Lembaga Swadaya menyatakan bahwa berdasarkan data di
Masyarakat (LSM) yang memiliki Indonesia, menunjukan kasus HIV
perhatian terhadap masalah ini (WHO, sebesar 22.869 kasus dan AIDS sebanyak
2015). 1.876 kasus. Jumlah kumulatif kasus HIV
Data World Health Organization yang tertinggi yaitu di DKI Jakarta
(WHO) tahun 2015 ditemukan 18,2 juta sebanyak 32.782 kasus, diikuti Jawa Timur
orang telah terinfeksi virus HIV dan 19.249 kasus dan Papua 16.051 kasus.
sekitar 1,1 juta orang yang telah meninggal Presentase faktor risiko HIV tertinggi
karena AIDS. Penyakit HIV dan AIDS adalah hubungan berisiko pada
merupakan golongan penyakit yang heteroseksual yaitu 8.922 kasus,
mematikan di dunia termasuk di Indonesia. penggunaan narkoba suntik 1.348 kasus,
Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS) penularan melalui perinatal 4.793 kasus,
bulan Maret 2016 jumlah kasus HIV dan dan homo seksual 2.518 kasus.
AIDS di Indonesia dari tahun 2005 Berdasarkan jenis kelamin laki-laki
sampai dengan Juni 2016 sebanyak 90.002 berjumlah 13.280 kasus dan perempuan
kasus, dengan jumlah laki-laki sebanyak berjumlah 9.589 kasus. Berdasarkan
57.127 kasus dan perempuan sebanyak kelompok usia remaja yaitu kasus HIV
32.882 kasus Untuk wilayah Papua Barat sebesar 813 kasus. Sedangkan kasus AIDS
jumlah kasus HIV dan AIDS sebanyak tahun 2014 sebesar 1.876 kasus, dengan
5.493 kasus. Jumlah kasus wilayah kasus tertinggi yaitu Papua 3.229 kasus,
Kabupaten Sorong HIV dan AIDS diikuti Papua Barat 2.156 kasus, dan yang
Sebanyak 1.683 kasus, dimana HIV ketiga Bali sebesar 1.002 kasus.
sebanyak 884 orang, AIDS 553 orang, dan Berdasarkan kelompok umur kasus AIDS
yang telah meninggal tercatat 246 orang. tertinggi berada pada usia 15-19 tahun 3,1
Berdasarkan jenis kelamin yang kasus dengan jenis kelamin laki-laki
terdeteksi HIV laki-laki mencapai 400 sebesar 54 persen dan perempuan
orang sedangkan perempuan berjumlah sebanyak 29 persen. Presentase faktor
484 orang lebih banyak di banding laki- resiko yang menyebabkan terjadinya HIV
laki. Sedangkan tahap AIDS laki-laki yaitu heteroseksual yaitu 61,5 persen,
berjumlah 337 lebih banyak dibandingkan penggunaan narkoba suntik 15,2 persen,
perempuan yang hanya berjumlah 216 penularan melalui perinatal 2,7 persen
kasus (WHO, 2015). dan homo seksual 2,4 persen (Infodatin,
Berdasarkan jenis kelamin yang 2017).
terdeteksi HIV laki-laki mencapai 400

Hana Vrederika Talimbekas., Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, 3


Pengetahuan Remaja.
Masa remaja adalah suatu masa 2017. Metode penelitian yang digunakan
rentang kehidupan individu, dimana terjadi adalah quasi-eksperimental dengan
perubahan fisik dan psikis pada remaja menggunakan pendekatan one group pre-
yang menimbulkan adanya dorongan post test. Populasi dalam penelitian ini
seksual seperti ketertarikan terhadap lawan adalah semua siswa atau siswi SMA Moria
jenis. Selain itu, pada perkembangan Kota Sorong kelas X dan XI berjumlah 31
remaja merupakan suatu masa coba-coba responden.Sampel dalam penelitian ini
(Kusuma, 2012). Remaja merupakan berjumlah 31 orang.
kelompok usia yang beresiko tinggi Pengumpulan data dilakukan dengan
terhadap terjadinya penularan HIV dan menggunakan kuesioner, berdasarkan
AIDS karena pada masa remaja terjadi daftar variabel yang telah disusun.
krisis identitas. Pengetahuan dan informasi Pengolahan data dilakukan dengan
yang tidak tepat tentang HIV dan AIDS menggunakan komputer dalam program
kepada remaja dapat menimbulkan SPSS. Dilakukan analisis Univariat untuk
persepsi, pendapat dan penilaian yang mengetahui karakteristik responden.
salah (Depkes , 2014). Analisis Bivariat untuk mengetahui
Berdasarkan data dari Dinas hubungan variabel Independen terhadap
Kesehatan Kota Sorong menunjukkan variabel Dependen, dengan menggunakan
bahwa jumlah penderita HIV dan AIDS uji t-test.
dalam 6 bulan terakhir dari Bulan
Desember 2016 sampai bulan Mei 2017
yaitu 65 orang. Kasus HIV 32 orang dan HASIL PENELITIAN
AIDS 33 orang. Penderita HIV tertinggi
pada usia remaja sebesar 8 laki-laki Karakteristik Responden
berjumlah 3 dan perempuan berjumlah 5. Tabel 1. Distribusi Karakteristik
Penderita AIDS tertinggi pada usia 30 Responden di Kampung Klamono Distrik
Tahun laki-laki berjumlah 21 dan Klamono Kabupaten Sorong
perempuan berjumlah 36 orang (Dinkes
Kesehatan Kota Sorong, 2017).
Berdasarkan data-data di atas maka Karakteristik F Persentase %
peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh Umur
pendidikan kesehatan tentang HIV dan 16 14 45,2
17 11 35,5
AIDS terhadap pengetahuan remaja di 18 6 19,4
SMA Moria Kota Sorong. Jenis Kelamin
Tujuan dari penelitian ini adalah Laki-laki
Untuk mengetahui pengaruh pendidikan Perempuan 16 51,6
kesehatan tentang HIV dan AIDS terhadap 15 48,4
peningkatan pengetahuan pada remaja di Agama
SMA Moria Kota Sorong. Kristen Protestan 19 61,3
Kristen Katolik 12 38,7
Informasi
METODE PENELITIAN Pendidikan
Penelitian ini dilakukan di SMA Pernah 29 93,5
Moria Kota Sorong pada bulan Agustus Tidak pernah 2 6,5

Hana Vrederika Talimbekas., Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, 4


Pengetahuan Remaja.
Sumber Informasi
Keluarga 16 51,6 Tabel 2. Menunjukkan bahwa
TV 10 32,3 distribusi frekuensi pre-test kelas
Internet 5 16,1 eksperimen menunjukkan pengetahuan
Radio 0 0
kurang lebih besar 8 responden (58,1%)
Tabel 1. Menunjukkan bahwa dibandingkan dengan baik 13 responden
responden dengan umur 16 tahun lebih (41,9%). Distribusi frekuensi Post-test
banyak sebesar 14 responden (45,2%) kelas eksperimen menunjukkan
dibandingkan dari usia 18 lebih rendah pengetahuan baik lebih besar 25 responden
sebesar 6 responden (19,4%). Responden (80,6%) dibandingkan dengan
dengan jenis kelamin laki-laki lebih pengetahuan kurang 6 responden (19,4%).
banyak sebesar 16 responden (51,6%)
dibandingkan dengan jenis kelamin
perempuan lebih rendah sebesar 15
responden (48,4%). Responden dengan
Kristen Protestan lebih banyak sebesar 19
responden (61,3%) di bandingkan dengan
Kristen Katolik lebih rendah sebesar 12
responden (38,7%). Responden dengan
informasi pendidikan HIV dan AIDS
pernah lebih banyak sebesar 29 responden
(93,5%) di bandingkan dengan informasi
pendidikan HIV dan AIDS tidak pernah
sebesar 2 responden (6,5%). Responden
dengan sumber informasi pendidikan HIV
dan AIDS pada keluarga lebih banyak
sebesar 16 responden (51,6%) di
bandingkan dengan sumber informasi
Pendidikan HIV dan AIDS pada internet
sebesar 5 responden (16,1%).

Tabel 2. Hasil analisis univariat. Distribusi


Frekuensi Pre-Test dan Post-Test Kelas X
dan XI di SMA Moria Kota Sorong.

Pengetahuan F Persentase %
Sebelum
Pengetahuan 18 58,1
kurang
Pengetahuan baik 13 41,9
Sesudah
Pengetahuan 6 19,4
kurang
Pengetahuan baik 25 80,6

Hana Vrederika Talimbekas., Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, 5


Pengetahuan Remaja.
Tabel 2. Hasil analisis bivariat

Perlakuan Mean SD SE p value N


Sebelum diberikan pendidikan 1,42 0,50 0,09 31
Kesehatan tentang HIV dan AIDS
0,003
Sesudah diberikan pendidikan 1,81 0,40 0,07 31
Kesehatan tentang HIV dan AIDS

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan adanya perbedaan rata-rata antara kurang dan
baik sebelum diberikan pedidikan kesehatan tentang HIV dan AIDS. Rata-rata responden
sebelum di berikan pedidikan kesehatan tentang HIV dan AIDS adalah 1,42 dan rata-rata
responden sesudah di berikan pedidikan kesehatan tentang HIV dan AIDS adalah 1,81. Nilai
standar deviation sebelum di berikan pedidikan kesehatan tentang HIV dan AIDS adalah 0,50
dan nilai standar deviation sesudah di berikan pedidikan kesehatan tentang HIV dan AIDS
adalah 0,40. Nilai standar error sebelum di berikan pedidikan kesehatan tentang HIV dan
AIDS adalah 0,09 dan nilai standar error sesudah di berikan pedidikan kesehatan tentang HIV
dan AIDS adalah 0,07. Dari hasil uji t berpasangan menunjukkan tingkat signifikan p = 0,003
yang artinya < α = 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara statistik ada pengaruh antara pendidikan kesehatan HIV dan AIDS Terhadap
Pengetahuan Remaja.

Hana Vrederika Talimbekas., Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, 6


Pengetahuan Remaja.
PEMBAHASAN Hal ini terbukti bahwa pendidikan
kesehatan tentang HIV dan AIDS cukup
Pengaruh pendidikan kesehatan tentang efektif dan efisien serta memberikan
HIV dan AIDS terhadap pengetahuan pengaruh untuk meningkatkan
remaja di SMA Moria Kota Sorong pengetahuan remaja SMA dalam jangka
waktu yang singkat dan sesuai teori yang
Berdasarkan uji statistik dengan uji t sudah ada, selain itu pemberian materi
test berpasangan, didapatkan nilai p = yang menarik, cara penyampaian materi
0,003 menunjukkan bahwa terdapat dan bahasa penyampain yang disesuaikan
pengaruh antara pendidikan kesehatan dengan tingkat pendidikan, umur
tentang HIV dan AIDS terhadap responden berpengaruh terhadap
pengetahuan remaja. Hasil ini sejalan peningkatan pengetahuan responden
dengan penelitian yang dilakukan (Notoatmodjo, 2010).
Yuliantini (2012), yang menunjukkan Tingkat pengetahuan seseorang
bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang
tentang HIV dan AIDS terhadap diberikan seorang terhadap perkembangan
pengetahuan remaja, yang didapatkan orang lain sehingga dapat di ketahui oleh
dengan nilai p = 0,005. banyak orang. Hasil penelitian diatas
Berdasarkan hasil di atas dapat menunjukkan bahwa telah terjadi
dilihat bahwa pengetahuan merupakan perubahan pengetahuan seperti yang
hasil dari suatu indra seseorang (mata, diharapkan. Peningkatan pengetahuan
telinga, hidung, lidah, dan kulit), atau hasil remaja SMA terhadap pendidikan HIV dan
seseorang mengerti dan tahu melalui indra AIDS ini karena adanya pemberian
yang dimilikinya terhadap suatu objek informasi, dimana didalamnya terdapat
(Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan itu proses belajar.
sendiri dapat dipengaruhi oleh pendidikan Proses belajar menurut Notoatmodjo
formal. Semakin tinggi tingkat (2010), dapat diartikan sebagai proses
pengetahuan seseorang maka semakin luas untuk menambah pengetahuan,
pengetahuannya dan semakin mudah pemahaman, dan keterampilan yang dapat
dalam menerima suatu informasi. diperoleh melalui pengalaman atau
Pengetahuan itu sendiri dapat melakukan studi (proses belajar mengajar).
dipengaruhi oleh pendidikan formal, Dengan belajar individu diharapkan
semakin tinggi tingkat pengetahuan mampu menggali apa yang terpendam
seseorang maka semakin luas dalam dirinya dengan mendorong untuk
pengetahuannya dan semakin mudah berpikir dan mengembangkan
dalam menerima suatu informasi. Tingkat kepribadiannya dengan membebaskan diri
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh dari ketidaktahuannya.
faktor pendidikan yaitu bimbingan yang Hal ini sejalan dengan tujuan dari
diberikan seorang terhadap perkembangan dilakukannya penyuluhan kesehatan yang
orang lain sehingga seseorang tersebut dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010),
menjadi tahu (Notoatmodjo, 2010). yakni peningkatan pengetahuan tentang
HIV dan AIDS di sekolah, sehingga

Hana Vrederika Talimbekas., Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, 7


Pengetahuan Remaja.
tercapainya perubahan perilaku dan sikap DAFTAR PUSTAKA
individu sebagai sasaran utama
penyuluhan HIV dan AIDS dalam 1. Depkes RI., (2014). Kasus HIV/AIDS
membina perilaku anak remaja di di Indonesia. Tersedia dalam www.
lingkungan sekolah dan sekitarnya. Depkes RI. co. id..
Hasil penelitian diatas menunjukkan
2. Dinkes., (2017). Profil HIV dan AIDS.
bahwa telah terjadi perubahan pengetahuan Kabupaten Sorong : Dinas Kesehatan.
seperti yang diharapkan dari penyuluhan
kesehatan, diharapkan pengetahuan ini 3. Infodating., (2017). Data dan
dapat merubah sikap remaja SMA Informasi Kemeterian Kesehatan RI
terhadap pencegahan HIV dan AIDS. Situasi HIV/AIDS Pada Remaja
Peningkatan pengetahuan ini karena
4. Kusuma., (2012). Sikap dan Perilaku
adanya pemberian informasi, dimana Remaja Tentang HIV/AIDS.Jakarata :
didalamnya terdapat proses belajar. Proses Rineka Cipta.
belajar menurut Notoatmodjo (2010),
dapat diartikan sebagai proses untuk 5. Kementerian kesehatan RI., (2017)
menambah pengetahuan, pemahaman, dan Data dan Informasi Kemeterian
keterampilan yang diperoleh melalui Kesehatan RI Situasi HIV/AIDS Pada
Remaja.
pengalaman atau melakukan studi (peoses
belajar mengajar), dengan belajar individu 6. Notoatmodjo,. (2010). Pengetahuan
diharapkan mampu menggali apa yang Remaja Tentang HIV/AIDS. Dari : http
terpendam dalam dirinya dengan ://id. Eikipedia.org/wiki/Pengethuan.
mendorong untuk berpikir dan
mengembangkan kepribadiannya dengan 7. Notoatmodjo., (2012). Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta :kineka
membebaskan diri dari ketidak cipta.
pengetahuan. Selain itu pengetahuan juga
biasa didapatkan lewat informasi- 8. Notoatmodjo., (2008). Metode
informasi disarana media sosial atau Pendidikan Kesehatan. Jakarta :kineka
internet, televisi, radio dan keluarga. cipta Kemenkes RI. 2013. Riset
Kesehatan Dasar Tahun 2013.
http://www.depkes.go.id (Diakses 16
KESIMPULAN juni 2017).

Berdasarkan hasil statistik 9. WHO., (2015). Community Home


Base Care IN Resource Limited
menunjukkan bahwa ada pengaruh
Setting. The Departement of
pengetahuan remaja tentang HIV dan HIV/AIDS, FamiliAnd Community
AIDS setelah diberikan pendidikan Health.Switzerland.
kesehatan di SMA Moria Kota Sorong.
10. Yuliantini Herlina., (2012). skripsi
Tingkat Pengetahuan HIV dan AIDS
Remaja terhadap Perilaku Seksual
Pranikah di SMA “X” di Jakarta
Timur. Skripsi Fakultas Ilmu
Keperawatan UI,
http://scholar.google.co.id.

Hana Vrederika Talimbekas., Pendidikan Kesehatan Tentang HIV dan AIDS, 8


Pengetahuan Remaja.

Anda mungkin juga menyukai