PENDAHULUAN
1|
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Alignment
Alignment adalah suatu pekerjaan atau proses mensimetriskan kedua objek atau
sumbu poros sehingga sentris antara poros penggerak dengan sumbu poros yang
digerakan dengan dua tumpuan saling berkaitan. Dalam dunia industri, khususnya
industri yang bergerak dalam bidang pembuatan produk sangatlah mutlak diperlukan
kesejajaran sumbu terhadap peralatan atau mesin yang digunakan, jika kesejajaran
sumbu suatu mesin yang digunakan untuk pembuatan suatu produk tidak memenuhi
syarat besar kemungkinan produk yang dihasilkan juga tidak maksimal, selain dari
pada itu kesejajaran sumbu juga mempengaruhi usia pakai suatu peralatan atau mesin.
Kesejajaran sumbu yang melebihi batas yang diizinkan dapat mempengaruhi kinerja
mesin, kinerja mesin yang tidak maksimal dapat berpengaruh terhadap usia pakai
mesin atau peralatan.
Dengan mengetahui kondisi dari mesin yang dipakai diharapkan produk yang
dihasilkan lebih berkualitas, serta usia pakai mesin atau peralatan juga dapat lebih
lama. Dengan kata lain alignmant adalah suatu tindakan/pekerjaan yang diambil serta
dilakukan oleh seorang maintenance untuk memeriksa, memelihara elemen mesin
pemindah putaran atau daya.
Selain dari pada itu Alignment merupakan suatu bahan pelajaran yang harus
dipelajari oleh mahasiswa, agar pembelajaran tentang Alignment dapat dipahami
dengan baik perlu adanya pembelajaran secara teori maupun peraktik.
Misalignment adalah keadaan dimana dua sumbu poros lurus (antara poros
penggerak dengan sumbu poros yang digerakkan) pada waktu peralatan itu beroperasi
tidak lurus atau tidak sejajar, sehingga poros menjadi unbalance. Tetapi dalam
2|
kenyataan, pengertian lurus tidak bisa didapatkan 100%. Untuk itu harus diberikan
toleransi kurang dari 0,05 mm. Macam – macam ketidaklurusan kedua poros
(Misalignment) yaitu:
1. Paralel Misalignment, adalah posisi dari kedua poros dalam keadaan tidak
sejajar dengan ketinggian yang berbeda.
3|
3. Combinasi Misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya
saling menyudut dan kedua ujungnya poros (kopling) tidak sama.
5|
Metoda dial indicator yaitu rim and face.
7|
3. Lebih sederhana untuk menggambarkan perpindahan dinamis dari
mesin.
4. Bisa menetapkan coupling spool pada posisinya, tidak perlu dilepaskan.
Kerugian ;
1. Kedua shaft perlu diputarkan.
2. Tidak bisa digunakan pada shaft yang terlalu dekat satu sama lain,
dimana jarak antara shaft adalah lebih kecil dari pada diameter coupling.
3. Sulit melakukan pengukuran pada jarak antara shaft yang sangat jauh.
2.2.2 Metoda Laser Aligment
Laser Alignment memerlukan 2 measuring saling berhadapan untuk memantulkan
cahaya, posisi measuring sebagai berikut:
8|
Keuntungan :
1. Cepat
2. Panjang poros sampai 20 m
3. Ketelitian tinggi
4. Perhitungan otomatis
5. Laporan pengukuran otomatis tercatat
6. Data dapat disimpan dan dilihat kembali
Kekurangan :
1. Perlu biaya investasi tinggi
2.2.3 Metode Straightedge
Jika jarak agak lebar diukur memakai taper gage atau insite micrometer,
langkah lengkap sbb : Cara pengukuran dengan taper-gage atau insite-micrometer. Ini
sebagai cara mudah dan agak teliti untuk melihat berapa penunjukan. Cara &
pelaksanaanya persis sama dengan cara diatas ( feeler gage).
9|
Gambar 2.12 Perhitungan Feeler Alignment
Hubungan antara diameter kopling jarak dan tinggi Rumusan ini dipakai dasar untuk
perhitungan cara tersebut , Posisi poros seperti gambar hitungan untuk reposisi naik
turun :
x = F.B / H.
y = F.A / H.
Hitungan untuk reposisi kekiri kanan dengan cara yang sama :
Melakukan reposisi.
Tujuan mereposisi,yaitu merubah posisi dua mesin atau lebih yang di kopel agar
sumbu-sumbu nya segaris.
PRAKTIKUM
11 |
2. Peraga Motor dan Pompa
13 |
5. Pasang pisau perata pada coupling dengan arah jam 12.00 dan ukur besarnya
missaligment dengan menggunakan filler gauge dan catat hasil pengkuran.
6. Lakukan pengukuran sebanyak lima kali sesuai dengan arah yang ditentukan
diatas.
7. Hitung besarnya penyimpangan aligment poros dan bandingkan dengan
standar missaligment dengan standard yang diijinkan.
8. Apabila hasil dari perhitungan besarnya penyimpangan aligment melebihi
batas standar yang diijinkan maka lakukan aligment pada poros pompa;
seharusnya aligment dilakukan pada poros motor tapi dikarenakan motor tidak
dapat di stel maka yang diatur adalah pompanya.
9. Cek kembali aligment poros agar sesuai dengan standar missaligment yang
diijinkan.
3.2.4 Langkah Kerja Laser Alignment.
1. Pasang bracket pada kedua shaft
2. Pasang laser (transmitter detector for static)
3. Pasang receiver (transmitter detector for movelable) dan Bluetooth pada
motor penggerak
14 |
5. Hidupkan laser dan Bluetooth dengan menggerserkan posisi saklar naik (ON)
6. Hidupkan Optalign Smart R dengan menekan tombol power (Enter)
7. Masukkan data ( Enter Dimension ) dengan menekan tombol “DIM”, selesai
ketik data tekan tombol Enter ( jarak dua face coupling, diameter coupling
jarak face coupling ke kaki depan penggerak, jarak kaki depan ke kaki
belakang penggerak )
8. Wireless measurement dengan menekan tombol “M”, untuk akses
measurement screen, tekan tombol menu, pilih menu yang diinginkan
misalnya “sensor selection” dengan menggeser tanda panah jika selesai tekan
Enter, pilih “scan”, Enter kembali sampai muncul titik merah di pusat ( center
).
9. Posisikan laser ditengah ( center ) pada tutup receiver, buka tutup sensor dust
cap
16 |
Tabel III.2 Data Straight Gauge Alignment Final Conditions.
Missaligments (Horizintal (mm)) Missaligment
(vertical (𝜇m))
No 09.00 03.00 Average 12.00 Remark
1 0,05 0,05 0,05 50 Baik
2 0,05 0,05 0,05 50 Baik
3 0,05 0,05 0,05 50 Baik
4 0,05 0,10 0,075 50 Baik
5 0,05 0,05 0,05 50 Baik
Average 0,05 0,06 0,055 50 Baik
1. Dial-face peripheral
17 |
Y = (Bawah – atas)/2
Hasil pengukuran jarak :
A = 460 mm D = 350 mm
B = 245 mm E = 415 mm
C = 25 mm H = 155 mm
𝐹𝐴 (−0.036𝑥460)
OBdr = − 𝑌 = √1152 − (0.185) = -0.329
√𝐻 2 −𝐹2 −0.0362
𝐹[(𝐷)−(𝐶)] −0.036(350−25)
IBdn = +𝑌 = √1152 −0.0362
+ (0.185) = +0.083
√𝐻 2 −𝐹2
𝐹[(𝐸)−(𝐶)] −0.036(415−25)
OBdn = +𝑌= √1152 −0.0362
+ (0.185) = +0.062
√𝐻 2 −𝐹2
𝐹𝐴 (−0.126 𝑥460)
OBdr = √𝐻 2 − 𝑌 = √1552 − (0.015) = -0.388
−𝐹2 −0.126 2
18 |
𝐹[(𝐷)−(𝐶)] −0.126 (350−25)
IBdn = +𝑌 = √1552 −0.126 2
+ (0.015) = -0,249
√𝐻 2 −𝐹2
19 |
Tabel III.5 Data Dial Alignment Existing condition Y.
Horizontal
+85
X= µm
2
= +42.5 µm
−75
Y= µm
2
= -37.5 µm
Perpindahan untuk motor/driver
𝐵 [(𝑥)+(𝑦)]
IBDR = −𝑦
𝑐
20 |
= +821.4µm
𝐴 [(𝑥)+(𝑦)]
OBDR = −𝑦
𝑐
𝐸 [(𝑥)+(𝑦)]
IBDN = −𝑥
𝐶
Vertikal
+12
X= µm
2
= +6 µm
−5
Y= µm
2
= -2.5 µm
Perpindahan untuk motor/driver
𝐵 [(𝑥)+(𝑦)]
IBDR = −𝑦
𝑐
= +36.8µm
21 |
𝐴 [(𝑥)+(𝑦)]
OBDR = −𝑦
𝑐
22 |
3.3.4 Data Pengukuran dan Analisa Data Laser Alignment
1. Equipment/machine : Motor penggerak da Poros yang digerakan.
2. Speed : 1500 rpm
3. Location : Lab. Fludia dan Thermal.
Penjelasan Gambar
23 |
Pengukuran dan Penyetingan ke-1
Posisi Horizontal
24 |
Pengukuran dan Penyetingan ke-2
25 |
BAB IV
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
4.1 Pembahasan
Untuk Straighedge alignment merupakan metode yang paling sederhana dan
muduah tetapi memiliki nilai yang paling kasar, sehingga metode ini sudah jarang
digunakan, dan dial alignment juga merupaka metode kedua terbaik setelah laser
alignment , namun dial alignment masih bersifat manual atau mekanis, sehingga
penggunaan nya tidak sebaik dari laser alignment.
4.2 Kesimpulan
1. Misaligment adalah suatu fenomena ketidak lurusan poros dengan kopling
yang terhubung yang disebabkan oleh factor internal dan eksternal.
2. Laser Alignment adalah metode terbaik yang digunakan untuk menanggulangi
fenomena misalignment.
3. Metode Dial Alignment adalah metode yang biasa digunakan untuk beberapa
masalah tertentu, namun memiliki kekurangan yaitu diharuskan nya
melakukan kalkulasi manual.
26 |
4. Straighedge Alignment merupakan metode yang paling kasar atau
terburuk,yang nilai pembacaan nya tidak menjamin kelruusan poros dan
kopling karena pengukuran yang bersifat manual dan sederhana.
27 |