Anda di halaman 1dari 16

Moh. Hasyim Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Izin Usaha ...

Penegakan Hukum Administrasi


Terhadap Izin Usaha Industri Sebagai Instrumen
YuridisPenaatan Lingkungan Hidup
(Studi Tentang Pengawasan Dan Penerapan
Sanksi Administrasidi Kota Semarang)

Moh. Hasyim

Abstract
Law enforcement in the form of control in the district Environmental Impact Assessment
Agency which processes industrial permits in Semarang is still weak. This has occurred
because the District Environmental Impact Assessment Agency's control is not imple
mented in an integrated or coordinated manner with other Associated Institutions. In
terms of the objectunder control, basic issues like industrial permitsand building permits
have not been made the objects of control.

Pendahuluan

Pertumbuhan industri dl banyak negara Lingkungan Hidup (disingkat UUPLH) yang


telah menimbulkan pencemaran dan diundangkan pada tanggal 19 September
perusakan lingkungan hidup, balk di darat, air 1997 antara lain mengatur agar kegiatan
maupun udarayang mengakibatkan timbulnya perindustrian dan kegiatan pembangunan
berbagai macam malapetaka lingkungan, perekonomian pada umumnya jangan sampal
seperti hujan asam, suhu bumi yang semakin mengorbankan pelestarian fungsi lingkungan
panas akibat efek rumah kaca yang hidup. Hal ini tercermin salah satunya dalam
menimbulkan pemanasan global, berbagai Pasal 18 ayat (1) yang menyatakan:
macam penyakit dan Iain-Iain.^ "Setiap usaha dan/atau kegiatan yang
Oleh karena itu, Undang-undang menimbulkan dampak besar dan pentlng
Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan terhadap lingkungan hidup wajib memiliki

' Absori, Penegakan Hukum Lingkungan danAntisipasi dalam EraPerdagangan Bebas, (Muhammadiyah
University Press, Surakarta,2000),him.7.

23
analisis mengenai dampak lingkungan beberapa pasal yang mengatur sanksi
untuk memperoleh izin melakukan usaha administrasi, yaitu Pasal 25,26 dan 27. Pasai
dan/atau kegiatan". 25 dan 26 mengatur paksaan pemerintahan,
sedangkan Pasal 27 mengatur pencabutan
Berkaitan dengan pembangunan industri, izin usaha dan/atau kegiatan.
telah dikeluarkan UU Nomor 5 Tahun 1984 Agar kewajiban tersebut betul-betu!
tentang Perindustrian berikut beberapa peraturan dilaksanakan oleh perusahaan industri yang
perundang-undangan pelaksanaannya. Dalam bersangkutan, dalam UUPLH terdapat
Pasal 13 ayat^1) Undang-undang No. 5 Tahun beberapa pasai yang memberikan wewenang
1984 disebutkan bahwa setiap pendirian kepada pemerintah untuk secara preventif
pemsahaan industri maupun setiap peiluasannya melakukan pengawasan, yaitu Pasal 22, 23
wajib memperoleh Izin Usaha Industri dan 24.
{selanjutnya disingkat lUI). Sesuai dengan Persoalannya adaiah, apakah dalam
ketentuan Pasal 18 ayat (1) UUPLH tersebut, praktek berbagai ketentuan tersebut sudah
pemberlan lUI itu tentu saja harus dikaitkan dilaksanakan sebagaimana mestinya?
dengan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Berdasarkan hasil pantauan Badan
Dalam halini Pasal21 ayat (1) UU No. 5 Tahun Pengelolaan Dampak Lingkungan (Bapedal),
1984 menentukan bahwa perusahaan industri kualitas air sungai yang dikutip Bank Dunia
wajib melaksanakan upaya keseimbangan menunjukkan bahwa 25-50 persen polutan
dan kelestarian sumber daya alam serta yang mencemari sungai di Indonesia berasai
pencegahan timbulnya kerusakan dan dari industri. Persoalan lingkungan saat ini
pencemaran terhadap lingkungan hidup masih didominasi oleh sektor industri, balk
akibat kegiatan industri yang dilakukannya. yang berdiri sendiri maupun yang berlokasi di
Apabila kewajiban ini dilanggar, maka kawasan atau zona industri.^
diancam dengan pidana penjara selama- Di Semarang misalnya, sebagai saiah
lamanya 10 (sepuluh) tahun dan atau denda satu kota besar di Indonesia yang di dalamnya
sebanyak-banyaknya Rp 100.000.000,- berdiri ribuan perusahaan industri pembuangan
(seratus juta rupiah) sebagaimana disebutkan limbah dari berbagai industri di wilayah industri
dalam Pasal 27 UU No. 5 Tahun 1984. Genuk dan Tugu yang relatif dekat dengan pesisir
Selain itu, terdapat juga pengaturan yang dan laut telah mempengaruhi kualitas
menyatakan bahwa perbuatan tersebut dapat lingkungan di wilayah pesisir. Indikasi adanya
dikenai sanksi administrasi antara lain berupa pencemaran bisa dilihat dari menurunnya
pencabutan izin usaha industri. Hal ini diatur kualitas air di Kali Babon, Kali Sringin dan Kali
dalam Pasal 10PPNo. 13Tahun 1995 tentang Tenggang di wilayah Genuk. Pencemaran di Kali
Izin Usaha Industri. Babon bahkan menimpa tambak di wilayah
Dalam UUPLH selain diatur sanksi Sayung. Demikian halnya, di wilayah Tugu,
perdata dan sanksi pidana, juga terdapat pencemaran di Sungai Karanganyar juga

^Kompas, 23 Maret2001

24 JURNAL HUKUM. NO. 27 VOL 11 SEPTEMBER 2004:23 - 38


Moh. Hasyim Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Izin Usaha...

dikeluhkan penduduk.^ Di sisi lain, berbagai Kabupaten atau Kota sekaligus juga memiliki
bencanaseperti banjir, rob (banjir pasang) dan kewenangan untuk menjatuhkan sanksi
abrasi yang menyebabkan kerusakan tambak administrasi yang menurut Pasal 25 UUPLH
merupakan indikasi terjadinya penurunan merupakan kewenangan Gubernur Kepala
daya dukung lingkungan di wilayah pesisir Daerah Tingkat I.
Semarang/ Uraian di atas mendorong penulis untuk
Selain permasalahan tersebut, sejak menguraikan pengawasan dan penerapan
diberiakukannya Undang-undang Nomor 22 sanksi administrasi terhadap perusahaan
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah industri di Kota Semarang. Permasalahan
(UUPD)^ yang mencabut UU No. 5 Tahun yang diangkat dalam tulisan ini adalah;
1974, timbu! persoalan yangberkaitan dengan bagaimanakah penegakan hukum preventif
wewenang penerapan sanksi administrasi, dalam bentuk pengawasan yang dilakukan
terutama paksaan pemerintahan. Berdasarkan oleh pemerintah atas penaatan perusahaan
Pasal 25 UUPLH, wewenang menjatuhkan industri yang memperoleh Izin Usaha Industri
sanksi berupa paksaan pemerintahan ada pada terhadap lingkungan hidup di Kota Semarang,
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I yang apa implikasi berlakunya Undang-undang
kemudian dapat dillmpahkan kepada Bupati Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Kepala Daerah Tingkat II dengan terlebih Daerah terhadap kewenangan penerapan
dahulu dikeiuarkan Peraturan Daerah Tingkat I sanksi administrasi, dan bagaimanakah
yang mengatur hal ini. penerapan sanksi administrasi yang dilakukan
Masalahnya adalah bahwa pengaturan oleh pemerintah terhadap pelanggaran atas
Otonomi Daerah dalam UUPD berbeda dengan kewajiban perusahaan industri yang
pengaturan Otonomi Daerah dalam UU No. 5 memperoleh Izin Usaha Industri untuk
Tahun 1974 yang menjadi acuan UUPLH. melakukan upaya penaatan lingkungan hidup
Berdasarkan Pasal 7 jo. 11 UUPD^jelas bahwa Kota Semarang.
Pemerintah Kabupaten atau Kota memiliki Bahan yang dipergunakan dalam tulisan
kewenangan di bidang lingkungan hidup. ini terdiri atas dua macam data, yaitu data
Dengan demikian, muncul permasalahan sekunder dan data primer. Data sekunder
bahwa apakah dengan dimiiikinya diperoleh dari bahan kepustakaan, berupa
kewenangan ini secara otomatis Pemerintah bahan hukum primer, bahan hukum sekunder

^Sudharto P. Hadi, DimensiLingkungan Perencanaan Pembangunan, (Gadjah Mada University Press,


Yogyakarta, 2001), him. 97.
^ Ibid. him. 94-95.
®Meskipun Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 telah dicabut dengan diberiakukannya Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, namun demikian dalam UU yang baru ini
pemerintahan daerah kabupaten daerah juga diberi otonomi daerah dibidang pengendalian lingkungan hidup
yang berskaia kabupaten/kota (Pasal Pasal 10jo. Pasal 14). Dengan demikian, dalam halIni tidakterdapat
perbedaan yang mendasarantaraUU No. 22Tahun 1999 dengan UU No. 32Tahun 2004.
®Sebagaimana dlkemukakan di atas, dalam UU No. 32Tahun 2004 hal ini diatur dalam Pasal 10jo. Pasal
14.

25
dan bahan hukum tertier dengan cara studi administrasi meliputi biaya pengawasan
kepustakaan, sedangkan data primer lapangan yang dilakukan secara rutin dan
diperoieh langsung dari lapangan dengan pengujian laboratorium, lebih murah
cara wawancara dengan beberapa dibandingkan dengan upaya pengumpulan
narasumber tentang pengawasan dan bukti, investigasi lapangan, mempekeijakan
penerapan sanksi administrasi terhadap saksi ahli untuk membuktikan aspek
perusahaan industri yang teiah memperoleh kausalitas (sebab akibat) dalam kasus pidana
izin usaha industri kaitannya dengan penaatan dan perdata:
peraturan perundang-undangan di bidang 3. Penegakan hukum administrasi lebih
lingkungan hidup yang dibatasi dalam kurun memiiiki kemampuan mengundang
waktu 2 tahun (2001 dan 2002). partisipasi masyarakat. Partisipasi
masyarakat dilakukan mulai dari proses
Penegakan Hukum Lingkungan perizinan, pemantauan penataan/
Administratif pengawasan, dan partisipasi dalam
mengajukan keberatan dan memintapejabat
Siti Sundari Rangkuti menyatakan tata usaha negara untuk memberlakukan
bahwa penegakan hukum lingkungan sanksi administrasi.®
berkaitan erat' dengan kemampuan aparatur
dan kepatuhan warga warga masyarakat Lebih lanjut Mas Achmad Santosa
terhadap peraturan yang berlaku, yang meliputi menyatakan bahwa perangkat penegakan
tiga bidang hukum, yaitu administratif, pidana hukum administrasi dalam sebuah sistem
dan perdata.^ Menurut Mas Achmad Santosa, hukum dan pemerintahan paling tidak harus
penegakan hukum administrasi dl bidang meliputi lima perangkat yang merupakan
lingkungan hidup memiiiki beberapa manfaat prasyarat awal dari efektivitas penegakan
strategis dibandingkan dengan perangkat hukum administrasi di bidang lingkungan
penegakan hukum lainnya (perdata atau hidup. Kelima perangkat itu iaiah;
pidana) sebagai berikut: 1. Izin, yang didayagunakan sebagai perangkat
1. Penegakan hukum administrasi di bidang pengawasan dan pengendalian;
lingkungan hidup dapat dioptimalkan 2. Persyaratan dalam izin dengan merujuk
sebagai perangkat penoegahan {preven
pada AMDAL, standar baku mutu
tive)] Penegakan hukum administrasi
(yang bersifat pencegahan) dapat lebih lingkungan, peraturan perundang-
efisien dari sudut pembiayaan dibandingkan undangan;
penegakan hukum pidana dan perdata. 3. Mekanisme pengawasan penaatan;
2. Pembiayaan untuk penegakan hukum

' Siti Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, (Airlangga Univer
sity Press, Surabaya, Edisi Kedua, 2000), him. 208.
®Mas Achmad Santosa, Good Governance &Hukum Lingkungan, (ICEL, Jakarta, 2001), him. 248.

26 JURNAL HUKUM. NO. 27 VOL. 11 SEPTEMBER 2004:23 - 38


Moh. Hasyim Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Izin Usaha ...

4. Keberadaan pejabat pengawas Pengawasan terhadap Penaatan


(inspektur) yang memadai baik kuatitas Perusahaan Industri Yang Telah
maupun kualitasnya; Memperoleh Izin Usaha Industri atas
5. Sanksi administratif.® Lingkungan Hidup di Kota Semarang
Persoalan mendasar yang terlebih
Dalam Notitie Handhaving MHieurecht dahulu perlu memperoleh kejelasan adalah
1981 di negerl Belanda, sebagaimana dikutip menyangkut siapa atau instansi apa yang
Koesnadi Hardjasoemantri, dikatakan bahwa benvenang melakukan pengawasan terhadap
penyidikan dan pelaksanaan sanksi penaatan perusahaan industri yang telah
administrasi atau sanksi pidana merupakan memperoleh Izin Usaha Industri (lUI) untuk
bagian akhir {sluitstuk) dari-penegakan melaksanakan salah satu kewajibannya, yakni
hukum. Yang perlu ada teiiebih dahulu adalah melakukan pencegahan pencemaran dan
penegakan preventif, yaitu pengawasan atas atau perusakan lingkungan hidup..
pelaksanaan peraturan. Pengawasan preventif Di Kota Semarang, paling tidak terdapat
ini ditujukan pada pemberian penerangan dan 2 instansi pemerintahan yang memiliki
saran serta upaya meyakinkan seseorang kewenangan secara langsung melakukan
dengan bijaksana agar beralih dari suasana pengawasan terhadap perusahaan industri
pelanggaran ke tahap pemenuhan setelah memperoleh lUI sebagai Instrumen
peraturan.'° yuridis penaatan lignkungan hidup, yaitu
Dengan mengacu pada pendapat Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
tersebut. jelas bahwa penegakan hukum itu Daerah (Bapedalda) Kota Semarang yang
terdiri atas dua macam, yaitu: pembentukannya diatur dalam Peraturan
1. Penegakan hukum preventif, yaitu Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2001
penegakan hukum yang diiakukan dalam tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata
bentuk pengawasan dengan tujuan agar Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Semarang,
tidak terjadi pelanggaran, dan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan
2. Penegakan hukum represif, yaitu yang pembentukannya diatur dalam Peraturan
penegakan hukum yang diiakukan dalam Daerah Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2001
bentuk penerapan sanksi, baik tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
administrasi, pidana maupun perdata Kerja Dinas Daerah Kota Semarang.
setelah terjadi suatu pelanggaran. Dalam susunan organisasi Bapedalda
Kota Semarang yang diatur dalam Pasa! 5
Lampiran III Perda Kota Semarang No 3 Tahun
2001 terlihat ada 2 Bidang yang tampaknya

®Mas Achmad Santosa, Pengembangan dan PenegakanHukum Administrasi di Bidang Lingkungan


Hidup dalamKonteks Otonomi Daerah, Makalah disampaikan dalam Environmental Lawand Enforcement
Training, Indonesia-Australia Specialised Training Project, diSemarang, 29April-4 Mei 2002, him. 1.
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan,{Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta,
Edisi Ketujuh, Cetakan Keempat Belas, 1999), him. 376.

27
ada keterkaitan yang sangat erat antara 24 perusahaan. Hasil pengawasan tersebut
keduanya, yaitu Bidang Pengawasan dan juga menunjukkan bahwa sebagian besar
Pengendalian dan Bidang Pemantauan dan perusahaan industri menghasilkan limbah dari
Pemulihan. Namun demikian, dalam Perda kegiatan industri yang dilakukannya.
No. 3 Tahun 2001 tersebut maupun dalam Dari hasil pengawasan tersebut juga
lampirannya tidakdijelaskan perbedaan antara diketahui bahwa perusahaan industri yang
keduanya. memiiiki instalasi pengolahan limbah (IPAL)
Menurut Suratno, SH, Kepala Bidang dan masih dapat dioperasionalkan berjumlah
Pengawasan- dan Pengendalian Bapedalda 21 perusahaan, yang memiiiki IPALtetapi tidak
Kota Semarang, perbedaan antara keduanya berfungsi dengan balk berjumlah 4
adalah bahwa pengawasan dllakukan perusahaan, sedangkan yang tidak memiiiki
sebelum terjadl suatu masalah atau kasus, IPAL berjumlah 15 perusahaan. Juga dapat
sedangkan pemantauan dllakukan setelah diketahui bahwa perusahaan industri yang
terjadl masalah atau kasus berdasarkan sudah melakukan pemantauan lingkungan
pengaduan dari masyarakat atau berjumlah 27 perusahaan, sedangkan yang
dilampauinya baku mutu lingkungan yang belum melakukan pemantauan lingkungan
ditetapkan.'^ berjumlah 13 perusahaan. Data ini
Dari hasif pengawasan dan pemantauan memperlihatkan masih banyaknya perusahaan
yang dllakukan Bapedaldan Kota Semarang industri yang belum melakukan penaatan
terhadap perusahaan industri pada tahun lingkungan hidup dalam bentuk pelaksanaan
2001'^ dapat diketahui bahwa perusahaan kewajiban pengelolaan lingkungan hidup
Industri belum betul-betui secara optimal (hampir 50 %) dan pemantauan lingkungan
melaksanakan penaatan terhadap peraturan hidup (lebih dari 30 %).
perundang-undangan lingkungan hidup Secafa umum kendala yang dihadapi
sebagai upaya pengendalian pencemaran oleh perusahaan dalam melaksanakan upaya
dan atau perusakan lingkungan hidup. pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Dengan lain perkataan,kesadaran masyarakat adalah kurangnya sumber daya manusia yang
industri untuk melaksanakan pengelolaan bertanggung jawab atas kelangsungan
lingkungan pada umumnya masih sangat pengelolaan-lingkungan baik sebagai opera
"rendah. Di antara 40 (empat puluh) tor IPAL maupun pengelolaan limbah padat
perusahaan yang diawasi, yang menghasilkan gas, debu atau udara, di samping-kurang
limbah cair: 34 perusahaan, limbah padat: 36 efektifnya pelaksanaan pengawasan dan
perusahaan, dan limbah gas/debu/kebisingan: pemantauan oleh pemerintah maupun dinas

" Wawancara dengan Suratno, SH, Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Bapedalda Kota
Semarang pada tanggal29 April 2003.
Berdasarkan data yang diperoleh dan diolah dari Laporan Kegiatan Proyek Pengawasan dan
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Bapedalda Kota Semarang Tahun 2001 dan Laporan Kegiatan
Pemantauan Kasus Pencemaran Lingkungan, Bapedalda Kota Semarang, Tahun 2001, jugadari wawancara
dengan beberapa nara sumber.

28 JURNAL HUKUM. NO. 27 VOL 11 SEPTEMBER 2004:23 - 38


Moh. Hasyim Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Izin Usaha...

atau instansi terkait, serta lemahnya industri yang memperoieh pengawasan


penegakan hukum dalam bentuk penerapan tersebut disebabkan antara lain oleh karena
sanksi. sedikitnya jumiah petugas pengawas,
Dilihat dari segi kuantitas, jumlah kurangnya sarana dan prasarana serta
perusahaan industri yang diawasi sebanyak kecilnya anggaran. Saat ini, petugas
40 perusahaan, sedangkan jumlah yang pengawas yang ada pada Bapedalda Kota
dipantau sebanyak 16 perusahaan. Dari 16 Semarang terdiri dari 5 orang dengan latar
perusahaan yang dipantau ini, 6 dl antaranya beiakang pendidikan 2 orang sarjana geologi,
juga diawasi. Oleh karenanya. maka 2 orang sarjana hukum dan 1 orang sarjana
perusahaan Industri yangdiawasi dan dipantau pemerintahan. Daiam menjaiankan tugas pun
pada tahun 2001 sebanyak 50 perusahaan. mereka menggunakan kendaraan pribadi,
Jumlah ini terlampau kecii apabila karena memang tidak tersedia mobii dinas.^^
dibandingkan dengan jumlah perusahaan Secara kualitatif, dapat diketahui bahwa
industri yang ada dl Kota Semarang, baik kecil, pengawasan yang diiakukan hanya menekankan
menengah maupun besar yang pada tahum pada peiaksanaan pengeioiaan dan
2001 berjumiah 1636 perusahaan. Jumiah ini pemantauan iingkungan sebagalmana teiah
yang termasuk kategori formal, sedangkan unit dirumuskan dalam doiijmen AMDAL atau UKL
usaha yang non forma! sampai dengan tahun danUPLatau SPPL Persoaian mendasarseperti
2000 berjumiah 2299 perusahaan industri^^ dimiliki tidaknya iUI serta dokumen-dokumen lain
sehlngga jumiah total perusahaan industri baik yang jugadipersyaratkan untuk memperoieh iUl
formal maupun non formal adaiah 3935 seperti IMB temyata iuput dari pengawasan.
perusahaan. Saiah satu faktor mendasar yang
Dengan demikian, apabila dibandingkan menyebabkan terjadinya hai itu yang dapat
dengan jumiah perusahaan industri formal, penuiis peroieh adaiah bahwa pengawasan
maka jumiah perusahaan industri yang yang diiakukan oleh Bapedalda tersebut tidak
diawasi dan dipantau pada tahun 2001 di Kota diiakukan secara terpadu dan terkoordinasi
Semarang hanya 3, 06 % (50 dari 1636), dengan instansi-instansi terkait seperti Dinas
sedangkan apabila dibandingkan dengan Perindustrian dan Perdagangan yang
jumiah semua perusahaan industri yang ada menerbitkan iUi dan Dinas Tata Kota dan
baik formal maupun non formal, maka jumlah Permukiman yang menerbitkan IMB dan ijin
perusahaan industri yang diawasi iebih kecil HO. Kedua Dinas ini serta instansi lain yang
lagi, yaitu 1,27 % (50 dari 3935). terkait baru diiibatkan daiam peiaksanaan
Sangat rendahnya jumiah perusahaan pemantauan iingkungan, yakni ketika muncu!
masalah atau kasus.^^

" Laporan Peiaksanaan Tugas Pokck dan Fungs! Tahun Anggaran 1999/2000, Kantor Departemen
Perindustrian danPerdagangan Kotamadya Semarang, him. 33.
" Wawancara dengan Bp. Suratno, SH, Kepaia BIdang Pengawasan dan Pengendaiian Bapedalda Kota
Semarang padatanggai 29April 2003.
Wawancara dengan ibu Trull, Staf BIdang Pemantauan dan Pemulihan Bapedalda Kota Semarang pada
tanggai 4 Nopember 2002.

29
Hasil pengawasan dan pemantauan yang didasarkan baik pada dokumen tertulis" yang
dilakukan oleh Bapedalda Kota Semarang pada sama sekali tidak menyebutkan adanya kegiatan
tahun,2002 tidak ada perbedaan yang signiflkan pengawasan dimaksud, maupun pada
dibandingkan dengan tahun 2001. Secara wawancara yang penulis lakukan dengan
kuantitatif, jumlah perusahaan industri yang beberapa responden yang menyatakan bahwa
diawasi dan dipantau pada tahun 2002'® Dinas Perindag baru dilibatkan oleh Bapedalda
memang mengalami peningkatan dibandingkan dalam penanganan kasus, bukan pada
dengan tahun sebelumnya, yaitu dari 50menjadl pengawasan.'®
105 (60 dengan pengawasan dan 45 dengan Salah satufaktor yang menyebabkan hal itu
pemantauan). Namun demikian, apabila adalah adanya persepsi di kalangan Dinas
dibandingkan dengan jumlah perusahaan Perindag bahwa pengawasan itu merupakan
industri yang ada peningkatan itu tidaklah banyak. kewenangan Bapedalda.'® Faktor penyebab
Jumlah perusahaan yang diawasi dan dipantau lainnya yang sangat mendasar adalah bahwa
sebanyak 6,2 %(105 dari 1687). Selain itu, jumlah dalam susunan organisasi Dinas Perindag yang
kasus lingkungan yang diadukan ke Bapedalda diatur dalam Pasal 5 Lampiran VI Perda Kota
Kota Semarang juga meningkat tajam, yaitu dari Semarang No. 2 Tahun 2001 tidak ada bidang
16 perusahaanpadatahunsebelumnya, menjadl yang menangani pengawasan terhadap
45 perusahaan. Dari 16 kasus yang dipantau perusahaan industri dari aspek penaatan
pada tahun 2001, 10 di antaranya muncul lingkungan hidup.
kembali pada tahun 2002.
Sebagaimana dikemukakan di atas,
ImplikasI Berlakunya UUPD terhadap
selain Bapedalda, Dinas Perindustrian dan
Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota
Perdagangan juga memiliki kewenangan
untuk melakukan pengawasan terhadap dalam Menerapkan Sanksi Administras!
terhadap Perusahaaan Industri Yang
perusahaan industri. Namun demikian,
Tidak Melakukan Penaatan Lingkungan
ternyata Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Hidup
tidak melakukan pengawasan tersebut. Hal ini

Berdasarkan data yang diperoleh dan diolah dari Laporan Kegiatan Proyek Peningkatan Kualltas
Lingkungan, Sub Bidang Pengawasan Pencemaran Lingkungan, Bidang Pengawasan dan Pengendalian,
Bapedalda Kota Semarang, Tahun 20p2 dan Laporan Kegiatan Penanganan Kasus Pencemaran Lingkungan,
Bapedalda Kota Semarang, Tahun 2002, juga dari wawancara dengan beberapa riara sumber.
Berupa Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungs! Tahun Anggaran 1999/2000, Kantor
Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kotamadya Semarang dan Laporan Akuntabilitas KInerja Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota Semarang Tahun 2002
Wawancara dengan Ibu Mugiarnl, SH, Kasubdin Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kota Semarang padatanggal 11 Desember2001, dengan Ibu Ir. Trull, Staf Bidang Pemantauan dan Pemulihan
Bapedalda Kota Semarang pada tanggal 4Nopember 2002 dan dengan Bp Susanto, Baglan Tata Usaha Dinas
Perindag Kota Semarang padatanggal 29April 2003.
Wawancara dengan Bp. Ir. Sabandi, Kasubdin Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Proplnsi Jawa Tengah pada tanggal 30April 2003.

30 JURNAL HUKUM. NO:27 VOL 11 SEPTEMBER 2004:23 - 38


Moh. Hasyim Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Izin Usaha...

Implikasi berlakunya UUPD terhadap Kewenangan Pemberian izin Bidang


wewenang Pemerintah Daerah Kabupaten Indsutri dan Perdagangan di Iingkungan
atau Kota dalam menerapkan sanksi Departemen Perindustrian dan
administrasi bagi perusahaan industri yang Perdagangan yang menyatakan bahwa
meiakukan pencemaran dan atau perusakan sesungguhnya wewenang untuk
iingkungan hidup adalah sebagai berikut: mengeiuarkan izin di bidang perindustrian
1. Paksaan pemerintahan yang berdasarkan ada pada Menteri Perindustrian dan
Pasai 25 ayat (1) UUPLH merupakan Perdagangan, akan tetapi, kemudlan juga
wewenang Gubernur atau Kepaia Daerah diatur adanya peiimpahan wewenang dari
Tingkat i dan berdasarkan Pasai 25 ayat Menperindag kepada:
(2) UUPLH wewenang. itu dapat a. Sekretaris Jenderal Depperindag,
diserahkan kepada Bupati/Waiikotamadya untuk meiakukan pemberian izin
Kepaia Daerah Tingkat li dengan Usaha Kawasan industri dan izin
Peraturan Daerah Tingkat 1, secara Periuasan Kawasan industri,
otomatis beraiih menjadi wewenang b. Kepaia Kantor Wiiayah Depperindag,
Bupati/Waiikota Kepaia Daerah Kabupaten/ untuk meiakukan pemberian iUi bagi
Kota tanpa diperlukan adanya Peraturan jenis industri sebagaimanatercantum
Daerah Propinsi yang mengatur hal ini, daiam Lampiran i Kep. Menperindag
kecuaii yang berkaltan dengan tersebut, yang niiai investasi
kewenangan Pemerintah Propinsi di perusahaan industri seiuruhnya di atas
bidang iingkungan hidup sebagaimana Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar ru-
diatur daiam Pasai 3 ayat (5)angka 16 PP piah) tidak termasuk tanah dan
No. 25 Tahun 2000. bangunan tempat usaha, dan kepada
2. Berdasarkan Pasai 11 ayat (2), industri c. Kepaia Kantor Depperindag untuk
merupakan saiah satu bidang yang meiakukan pemberian TDi bagi jenis
diiaksanakan oieh Daerah Kabupaten dan industri sebagaimana tercantum
Kota. Oieh karenanya, wewenang daiam Lampiran i Kep. Menperindag
memberikan izin usaha industri sekaiigus tersebut, yang niiai investasi
mencabutnya juga berada pada Daerah perusahaan industri seiuruhnya
Kabupaten dan Kota yangmenumt PP No. 8 sampai dengan Rp. 200.000.000,-
Tahun 2003 tenlang Pedoman Organisasi (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk
Perangkat Daerah, diiaksanakan oieh Dinas tanah dan bangunan iempat usaha,
Kabupaten atau Kota, yang daiam hai ini dan untuk meiakukan pemberian iUi
adalah Dinas Perindustrian dan bagi jenis industri sebagaimana
Perdagangan. Ini berbeda dengan tercantum daiam Lampiran I Kep.
pengaturan daiam Pasai 4 dan 5 Kep. Menperindag tersebut, yang niiai
Menperindag Ri No. 589/MPP/Kep/10/ investasi perusahaan industri
1999 tentang Penetapan Jenis-jenis seiuruhnya di atas Rp. 200.000.000,-
Industri daiam Pembinaan Masing- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan
masing Direktorat Jenderal dan Rp. 1.000.000.000,-(satu miiiar rupiah)

31
tidak termasuk tanah dan bangunan teguran/peringatan, bahkan 8 di antaranya
tempat usaha. merupakan peringatan terakhir, yaitu PT
Fishindo, PT Kern farm, PT Sampharindo
Perdana, PT Cerah Sampurna, PT Bukit
Penerapan Sanksi Administrasi
terhadap Perusahaan Industri Yang Perak, PT Indo Sentra Pelangi, PTKarya Cipta
Nyata Wisesa dan PT Indofood Sukses
Telah Memperoleh Izih Usaha Industri
Makmur.2^
Yang Tidak Melakukan Penaatan
Mesklpun sanksi administrasi belum
LIngkungan Hidup di Kota Semarang
diberikan, setidak-tidaknyaperingatan/teguran
Di Kota Semarang, penulis tidak itu menurut Mas Achmad Santosa merupakan
menemukan paling tidak daiam kurun waktu tahapan dari pemberian sanksi administrasi yang
5 tahun terakhir ini data tentang pemberian dengan demikian sudah dapat dikategorlkan
sanksi administrasi terhadap perusahaan sebagai pelaksanaan penegakan hukum
industri yang kegiatan usahanya menimbuikan lingkungan administrasi.^^
pencemaran dan atau perusakan lingkungan Hanya saja, perlu dipertanyakan,
hidup. Yang dapat penulis peroleh adalah data apakah pemberian peringatan itu sudahcukup
tentang diterbitkannya surat yang diberikan memadai sehingga tidak diperlukan
oleh Kepala Bapedalda Kota Semarang pemberian sanksi administrasi? Menurut
kepada beberapa perusahaan industri yang hemat penulis, pemberian teguran itu saja
berisi kewajiban yang harus dilakukan oleh belum cukup, akan tetapi perlu ditingkatkan
perusahaan industri dan atau teguran atau menjadi sanksi administrasi, kalaupun tidak
peringatan. Surat Kepala Bapedalda tersebut pencabutan izin, setidak-tidaknya dalam
diterbltkan setelah dilakukan pemantauan bentuk paksaan pemerintahan. Pendapat ini
sebagai tindak lanjut dari permasalahan didasarkan antara lain, pada fakta tentang
lingkungan (pencemaran dan atau perusakan kasus pencemaran di Dukuh Tapak. Kasus
lingkungan hidup) berdasarkan pengaduan ini berawal dari mulai dikembangkannya
darimasyarakat, pemberitaan di media massa Dukuh Tapak pada dekade 1970-an sebagai
dan dari sumber lainnya. kawasan industri yang kemudian padatanggal
Pada tahun 2001 terdapat 4 perusahaan 22 Nopember 1976 warga Dukuh Tapak mulai
industri yang mendapatteguran,yaitu PT BBC, resah terhadap pencemaran yang melanda
UD Bukit Timah, PT Surya Mas dan Jasa sawa dan tambak mereka. Sejak kasus itu
Timbal.^° Pada tahun 2002 terdapat 12 diadukan oleh warga Dukuh Tapak melalui
perusahaan Industri yang memperoleh Lurah Zainal Arifin kepada Walikota Semarang
•Laporan Kegiatan Pemantauan Kasus Pencemaran Lingkungan, Bapedalda Kota Semarang, Tahun
2001.
Laporan Kegiatan Penanganan Kasus Pencemaran Lingkungan, Bapedalda Kota Semarang, Tahun
2002.
^ Mas Achmad Santosa, Pengembangan dan Penegakan Hukum Administrasi diBidang Lingkungan
Hidup dalam Konteks Otonomi Daerah, Makalah disampaikan dalam Environmental Law and Enforcement
Training, Indonesia-Australia Specialised Training Project, di Semarang, 29April-4 Mei 2002, him. 2.

32 JURNAL HUKUM. NO. 27 VOL. 11 SEPTEMBER 2004:23 - 38


Moh. Hasyim Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Izin Usaha...

pada bulan Februari 1977, relat'rf bam dapat mengorbankan lingkungan, sehingga sanksi
diselesaikan pada tahun 1992 sebagai admlnistrasipun tidak diterapkan. Sudharto P.
antiklimaks dengan disepakatinya perdamaian Hadi menyatakan bahwa wacana dominan
di antara tripartit dengan model penyelesaian di dari otonomi daerah yang diatur dalam UUPD
luar pengadilan, setelah memakan waktu yang didominasi oleh pemahaman tentang
sangat panjang, yakni 16 tahun.^^ Mesklpun peningkatan PAD sehingga mendorong
demikian, ternyata masalah Dukuh Tapak daerah untuk mengeksploitasi sebesar-
mencuat kembali pada tahun 2001. KIranya besarnya sumber daya alam • tanpa
persoalan pencemaran sungai Tapak memperhitungkan aspek kelestarian daya
memang merupakan salah satu indikator dukungnya. Otonmi daerah juga telah
lemahnya penegakan hukum iirigkungan di menimbulkan kekhawatiran munculnya
Indonesia. pengelolaan lingkungan yang bersifat
Tidak diterapkannya sanksi administrasi fragmentaris (terkotak-kotak) di antara
sebagaimana diuraikan di atas disebabkan Kabupaten dan Kota yang disebabkan oleh
oleh beberapa faktor antara lain bahwa egolsme daerah yang cenderung akan
pemerintah lebih memprioritaskan mengorbankan lingkungan."
pembinaan dan pengembangan kegiatan Faktor penyebab lainnya adalah berbelit-
industri." Padahal, KIT Bumi tahun 1992 belltnya sistem perizinan lingkungan di
jelas mengamanatkan pembangunan Indqesia sehingga mekanisme perizinan pun
berkelanjutan dengan menyerasikan menjadi rumit dan tidak jelas."
pembangunan dengan llngkungan. Dengan Secara komprehensif Mas Achmad
demikian, terlihat bahwa komitmen Santosa menyatakan bahwa seluruh aspek
pemerintah untuk melakukan penegakan penegakan hukum lingkungan di Indonesia
hukum memang masih rendah. sangatlah lemah, termasuk penegakan
Era otonomi daerah kiranya juga hukum administrasi, yang disebabkan
berbengaruh terhadap sikap pemerintah beberapa faktor antara lain:"
daerah yang lebih memprioritaskan untuk 1. Tidak adanya konsep, strategi dan program
memngejar pendapatan asli daerah (PAD) yang jelas dalam memberdayakan
yang sebesar-besarnya meskipun harus penegakan hukum lingkungan administrasi,

" M. Baiquni dan Susilawardani, Pembangunan Yang Tidak Berkelanjutan Refleksi Kritis Pembangunan
Indonesia, (Transmedia Global Wacana, Yogyakarta, 2002), him. 100-113.
Disimpulkan dari wawancara dengan Ibu Mugiami, SH, Kasubdin Perindustrian Dinas Perindustrlan
dan Perdagangan Kota Semarang pada tanggal 11 Desember 2001 dan dengan Ibu Nur Weni, SH, Kepala
Bidang Pemantauan dan Pemulihan Bapedalda Kota Semarang pada tanggal 29April 2003.
^ Sudharto P. Hadi, DImensiLingkungan Perencanaan Pembangunan, (Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 2001), him. 89.
" Wawancara dengan Ibu Lilin BudiartI, SH, MM, Sekretaris Bapedalda Kota Semarang pada tanggal 11
Desember 2001.
" Mas Achmad Santosa, Pengembangan dan Penegakan Hukum Administrasi diBidang Lingkungan
Hidup dalam Konteks Otonomi Daerah, Makalah disampaikan dalam Environmental

33
termasuk di dalamnya niat serta tekad untuk diatur "dalam Pasal 25 ayat (3) dan Pasa! 27
mendayakan izin sebagai alatpengendalian ayat (3) UUPLH.
dampak lingkungan; Hanya saja, permohonan tersebut tidak
2. Ketiadaan konsep, strategi dan program dapat berfungsi dengan balk apabila tidak
tersebut jelas berpengaruh pada skala mendapat respons dari pejabat yangberwenang
prioritas program; • untuk menindaklanjuti permohonan itu. Dalam
3. Proses perizinan dilakukan secara tertutup hal demikian, meskipun tidak diatur dalam
antararegulator dengan penerima izin yang UUPLH, menurut hemat penulis, apabila
memudahkan terjadi penyeiewengan pemerintah dengan sengaja atau lalai tidak
mandat dan kewenangan oleh regulator; menerapkan sanksi administrasi sehingga
4. Oleh karena tidak ada niat dan tekad untuk menimbulkan kerugian pada pihak ketiga yang
mendayagunakan izin sebagai alat berkepentingan (masyarakat), maka pihak
pengendalian dampak lingkungan, maka ketiga tersebut dapat menggugat pejabat
izin yang ada pun pada umumnya tidak pemerintah itu atas dasar onrechtmatige
mencantumkan persyaratan-persayratan overheidsdaad (perbuatan melawan hukum
lingkungan yang bersifat operasional dan yang dilakukan oleh pemerintah). Pengertlan
mudah dipahami; "hukum" dalam "perbuatan melawan hukum
5. Pemberian izin selama ini dipersepsikan oleh pemerintah" itu selain mencakup hukum
sebagai sumber pendapatan para pejabat tertulis jugameliputi hukum tidak tertulis,®® yang
yang berurusan dengan izin, sehingga kedua-duanya harus menjadi dasar untuk
keputusan yang diambil tidak didasarkan menerapkan atau tidak menerapkan sanksi
pada pertimbangan-pertimbangan administrasi.
objektif, rasional, dan hukum yang Dalam kondisi lemahnya penegakan
berlaku. hukum lingkungan sebagaimana digambarkan
di atas, Otto Soemarwoto menawarkan konsep
Terkait dengan lemahnya penegakan Atur Diri Sendiri (ADS) sebagai instrumen
hukum lingkungan dari aspek hukum pengelolaan lingkungan hidup selain instrumen
administrasi tersebut, agar pemerintah yuridis (Atur danAwasi), instrumen ekonomi dan
sungguh-sungguh dalam menerapkan sanksi instrumen suasif. Instrumen ADS dilakukan
administrasi, secara yuridis masyarakat luas dengan cara mengubah pandangan dunia
yang berkepentinganpun dapat melakukan bisnis bahwa lingkungan hidup sebagai faktor
"tekanan" dalam bentuk pengajuan eksternal bisnis menjadi faktor internal bisnis.^
permohonan kepada pejabat yang berwenang
untuk menerapkan sanksi administrasi. Hal ini

Lawand Enforcement Training, Indonesia-Australia Specialised Training Project, diSemarang, 29April-


4Mei 2002, him. 3.
2® Soerjono, Perbuatan Melawan Hukum Yang Dilakukan Oleh Penguasa/O.O.D dan Masalah Ganti
Rugi, dalam ProyekPeningkatanTertib Hukum dan Pembinaan Hukum MahkamahAgung, HimpunanKarangan
diBidangHukum Tata Usaha Negara,Jakarta, 1993,him. 47.

34 JURNAL HUKUM. NO. 27 VOL 11 SEPTEMBER 2004:23 • 38


Moh. Hasyim Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Izin Usaha...

Simpulan paksaan pemerintahan tanpa terlebih


Dari uraian di atas, dapat ditarik memperoleh delegasi wewenang dari
kesimpulan sebagai berikut: Gubemuryang dituangkan dalam Peraturan
1. Penegakan hukum preventif dalam bentuk Daerah Tingkat 1.
pengawasan oleh Bapedalda Kota 3. Penerapan sanksi administrasi terhadap
Semarang terhadap perusahaan industri perusahaan industri yang melakukan
yang memperoleh Izin Usaha Industri (lUI) pelanggaran atas kewajiban untuk
untuk melakukan penaatan lingkungan melakukan upaya penaatan lingkungan
hidup di Kota Semarang pada tahun 2001 hidup di Kota Semarang belum pernah
dilakukan hanyaterhadap 50 perusahaan dilaksanakan balk oleh Walikota yang
industri (3, 6 %), sedangkan pada tahun memiliki kewenangan menerapkan sanksi
2002 mengalami sedikit peningkatan administrasi berupa.paksaan pemerintahan,
sehingga menjadi 105 perusahaan (6, 2 maupun oleh Kepala Dinas Perindustrian
%). Sangat rendahnyajumlah perusahaan dan . Perdagangan yang memiliki
industri yang diawasi itu disebabkan oleh kewenangan menerapkan sanksi
beberapa faktor seperti: sedikitnyajumlah administrasi berupa pencabutan izin usaha
petugas pengawas (hanya 5 orang) serta industri. Sanksi yangada adalah pemberlan
keterbatasansarana, prasarana dan dana. kewajiban dan/atau peringatanAeguran oleh
Selain itu juga karena instansi lain yang Kepala Bapedalda Kota Semarang yang
terkait tidak melakukan pengawasan, yaitu ditujukan kepada perusahaan industri yang
Dinas Perindustrlan. Dari segi objek yang tidak melakukan penaatan lingkungan.
diawasi, pengawasan yang dilakukan Lemahnya penegakan hukum administrasi
Bapedalda hanya terfokus pada ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
pengelolaan dan pemantauan lingkungan lain berupa: belum kuatnya komitmen
yang dilakukan perusahaan industri, seluruh instansi pemerintahan untuk
sedangkan hal-hal pokok lainnya seperti menyelaraskan pembangunan dan
dimlliki tidaknya lUI dan 1MB tidak menjadi lingkungan hidup sehingga lebih
objek pengawasan. Hal ini karena memprioritaskan pembinaan dan
pengawasan yang dilakukan Bapedalda pengembangan dunia industri daripada
tersebut tidak dilakukan secara terpadu perlindungan iingkungan hidup,
dan terkoordinasi dengan instansi lain pemahaman yang salah bahwa otonomi
yang terkait. daerah berarti mengejar PAD sebesar-
2. Secara implisit, berlakukanya Undang- besarnya meskipun hariis dengan
• undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang mengcrbankan lingkungan, berbelit-belitnya
Pemerintahan Daerah membawa implikasi sistem perizinan lingkungan di Indonesia
bahwa BupatiA/Valikota memillkl wewenang sehingga' mekanisme perizinan menjadi
menerapkan sanksi administrasi berupa rumit dan tidak jelas yang pada akhlmya juga

^ Otto Soemarwoto, Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup, (Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 2001), him. 92-124.

35
berpengaruh pada penegakan hukum, dan lingkungan di daerah. Dalam perubahan
tidak adanya konsep, strategi dan program UUPLH tersebut, dalam kaitannyadengan
yang jelas dalam memberdayakan penerapan sanksi administrasi kiranya
penegakan hukum lingkungan administrasi. perlu disebutkan bahwa paksaan
pemerintahan merupakan wewenang
Bupati atau Walikota.
Saran
3. Agar penerapan sanksi adminsitrasi
Mengacu pada beberapa kesimpulan terhadap perusahaan industri yang tidak
tersebut, kiranya perlu dikemukakan beberapa melaksananakan penaatan lingkungan
saran sebagai berikut: hidup dlKota Semarang menjadi lebih kuat,
1. Agar pelaksanaan pengawasan terhadap perlu ditingkatkan komitmen dari pemerintah
perusahaan industri dari aspek penaatan menyelaraskan pembangunan dengan
lingkungan hidup dl Kota Semarang lingkungan hidup, kualitas para aparat
menjadj^ lebih balk, kuantitas maupun penegak hukum sehingga mereka memiliki
kualitasnya, kiranya perlu dilakukan: tekad yang kuat untuk melakukan penegakan
perubahan susunan organisasi Dinas hukum. Di samping itu juga perlu dilakukan
Perindustrian dan Perdagangan Kota penyederhanaan sistem perizinan
Semarang sehingga ada bidang yang lingkungan yang menghasilkan mekanisme
menangani pengawasan terhadap perizinan yang jelas. Masyarakat (pihak
perusahaan industri-dari aspek penaatan ketiga yang berkepentingan) juga perlu
lingkungan hidup, penambahan jumlah meningkatkan upaya dalam bentuk
petugas pengawas sesuai dengan pengajuan permohonan kepada pejabat
kualifikasi yang ditentukan, peningkatan yang berwenang untuk menerapkan sanksi
sarana, prasarana dan dana, dan administrasi.
keterpaduan dan koordinasl dengan
seluruh instansi terkait dalam melakukan
pengawasan. Daftar Pustaka
2. Dengan berlakunya Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Absori, 2000, Penegakan Hukum Lingkungan
- Pemerintahan Daerah perlu dilakukan dan Antisipasi dalam Era Perdagangan
Bebas, Muhammadiyah University
perubahan terhadap Undang-undang
Press, Surakarta.
Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPLH) Hardjasoemantri.Koesnadi, 1999, HukumTata
dalam rangka penyesuaian terhadap Lingkungan, Edisi Ketujuh, Cetakan
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Keempat Belas, Gadjah Mada Univer
tersebutyang memuatpengaturan tentang sityPress, Yogyakarta.
—otonbmi daerah yang berbeda dengan
Santosa,Mas Achmad, 2001, Good Gover
pengaturan dalam Undang-undang
nance & Hukum Lingkungan, ICEL,
Nomor 5 Tahun 1974 sebagai dasar bagi Jakarta.
UUPLH dalam mengatur pengelolaan

36 JURNAL HUKUM. NO. 27 VOL 11 SEPTEMBER 2004:23 - 38


Moh. Hasyim Penegakan Hukum Administrasi Terhadap Izin Usaha...

, Pengembangan dan Penegakan PP No. 25Tahun 2000 tentang Kewenangan


Hukum Administrasi di Bidang Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Lingkungan Hidup daiam Konteks Sebagai Daerah Otonom.
Otondmi Daerah, Makalah
PP Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman
disampaikan dalam Environmentai Law
Organisasi Perangkat Daerah.
and Enforcement Training, Indonesia-
Austraiia Specialised Training Project, PR No. 13 Tahun 1995 tentang Izin ,Usaha
di Semarang, 29 April-4 Mel 2002. Industrl.

M. Baiquni dan Susllawardani, 2002, Keputusan Menteri Perindustrian dan


Pembangunan Yang Tidak Perdagangan No. 589/MPP/Kep/10/
Berkelanjutan Refieksi Kritis 1999 tentang Penetapan Jenis-jenis
Pembangunan Indonesia, Transmedia Industri dalam Pembinaan Masing-
Global Wacana, Yogyakarta. masing Direktorat Jenderal dan
Kewenangan- Pemberian Izin Bidang
Soemarwoto, Otto, 2001, Atur Diri Sendiri
Indsutri dan Perdagangan di
Paradigma Baru Pengeiolaan
Lingkungan Departemen Perindustrian
Lingkungan Hidup, Gadjah Mada Uni
' dan Perdagangan. «
versity Press, Yogyakarta.
Perda Kota Semarang Nomor 2 Tahun 2001
Proyek Peningkatan Tertib Hukum dan
tentang Pembentukan Organisasi dan
Pembinaan Hukum Mahkamah Agung,
Tata Kerja Dinas Daerah Kota
1993, Himpunan Karangan di Bidang
Semarang.
Hukum Tata Usaha Negara, Jakarta.
Perda Kota Semarang Nomor 3 Tahun 2001
Rangkuti Siti Sundari 2000, Hukum
tentang Pembentukan, Organisasi dan
Lingkungan dan Kebijaksanaan
Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Lingkungan Nasional, Alrlangga Univer
Kota Semarang.
sityPress, Surabaya.
Laporan Kegiatan Proyek Pengawasan dan
Hadi, Sudharto P., 2001, Dimensi Lingkungan
Pengendalian. Pencemaran
Perencanaan Pembangunan, Gadjah
Lingkungan Bapedalda Kota
Mada University Press, Yogyakarta.
Semarang Tahun 2001.
UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengeiolaan
Laporan Kegiatan Pemantauan Kasus
Lingkungan Hidup.
Pencemaran Lingkungan," Bapedalda
UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Kota Semarang, Tahun 2001.
UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Laporan Kegiatan Proyek Peningkatan
Daerah. •Kualitas Lingkungan, Sub Bidang
UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Pengawasan Pencemaran
Daerah.
Lingkungan, Bidang Pengawasan dan
Pengendalian, Bapedalda Kota

37
Semarang, Tahun 2002. Perdagangan 'Kotamadya Semarang.
Laporan Kegiatan Penanganan Kasus Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas
Pencemaran Lingkungan, Bapedalda Perindustrian dan Perdagangan Kota
Kota Semarang, Tahun 2002. Semarang Tahun 2002, Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota
Laporan Pelaksanaan Tugas Pokok dan
Semarang.
Fungsi Tahun Anggaran 1999/2000,
Kantor Deparlemen Perindustrian dan Kompas, tanggal 23 Maret 2001.

38 JURNAL HUKUM. NO. 27 VOL 11 SEPTEMBER 2004:23 - 38

Anda mungkin juga menyukai