STANDAR Direktur RSIA Sayyidah Dompet Dhuafa PROSEDUR OPERASIONAL dr. Woro Murdiastuti, MM PENGERTIAN Pelaksanaan surgical safety dengan panduan ceklist keselamatan pasien semua tindakan operatif dan atau invasif untuk mencegah tindakan salah orang, salah prosedur, dan atau salah lokasi/ salah sisi. TUJUAN 1. Mencegah KTD 2. Mencegah KNC 3. Mencegah kejadian sentinel KEBIJAKAN 1. SK Direktur RSIA Sayyidah dompet Dhuafa tentang Pemberlakuan Implementasi SPO Bedah Nomor : 188/40/404.211/2017 2. Setiap tindakan operatif dan atau invasif di RSIA Sayyidah Dompet Dhuafa harus dilakukan prosedur penerapan surgical safety check list yang terdiri dari Sign in, Time Out, dan Sign Out PROSEDUR A. Sign in/ tahap sebelum induksi anestesi 1. Penata/ perawat anestesi memperkenalkan diri pada pasien dan memperkenalkan tim operasi yang akan menangani operator, anestesi, penata anestesi, assistant, instrumen. Cek ulang Apakah pasien mengenal DPJP operator dan DPJP anestesi. "Selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan nama saya .... Saya penata/ perawat anestesi yang akan membantu jalannya operasi nanti. Bapak/Ibu, nanti yang akan mengoperasi adalah dokter ... (nama operator) dan anestesinya adalah dokter ... (nama dokter anestesi) sudah tahu ya bapak/ibu. Coba yang mana Bapak/ibu dokter ... (nama operator)? Dokter .... (nama dokter anestesi) Nanti penata anestesinya saya ... (nama) Perawat bedah bapak ... dan bapak.... (sambil menunjukkan orangnya)” 2. Penata anestesi menjelaskan tujuan-tujuan sign in pada pasien, setelah itu melakukan konfirmasi dengan pasien tentang identitas pasien dicek dengan gelang pasien dan status rekam medis pasien, lokasi/ sisi pembedahan apa sudah ditandai, prosedur operasi yang akan dilaksanakan dan informed consent pembedahan dan pembiusan “Bapak/ibu perlu saya jelaskan bahwasanya sebelum bapak/ibu dibawa ke ruang operasi akan terlebih dahulu dilakukan prosedur yang namanya Sign In, dengan tujuan pengecekan data pasien agar tidak terjadi kekeliruan pasien dan prosedur serta lokasi operasi, kesiapan tim dan alat operasi, menghindari kejadian yang tidak diinginan, paham ya bapak/ibu yang saya jelaskan? Langsung saja kita mulai, siapa namanya Bapak/Ibu? ... Tanggal lahir? ... Alamat? ... (dicocokkan dengan gelang identitas dan status RM pasien) Bapak/Ibu tahu tujuan dibawa kesini? ... Pasien: Mau dioperasi.” Operasi apa Bapak/Ibu? ...” 3. Mengkonfirmasi/ melihat sisi yang akan dioperasi bahwa sisi yang akan dioperasi sudah ditandai (bila perlu penandaan lokasi operasi) “Lokasinya mana Bapak/Ibu? ... (pasien disuruh menunjukkan” 4. Mengecek penanggung jawab inform consent. “Keluarga yang bertanggung jawab siapa Bapak/Ibu? ... namanya ... (dicocokkan dengan form informed consent) ... betul ini tanda tangan yang bertanggung jawab” (sambil menunjukkan tanda tangan di form inform consent) 5. Cek potensi alergi dan faktor potensial terjadi komplikasi “Punya riwayat alergi Bapak/Ibu ... Alergi apa? (cocokkan dengan gelang merah) ... Riwayat penyakit asma? ... Apa ada gigi palsu? ...” 6. Anestesi safety check: mereview bersama tim anestesi resiko pasien kehilangan darah, kesulitan jalan nafas dan alergi dan apakah sudah dilakukan safety cek secara lengkap terhadap alat dan bahan serta obat anestesi “Untuk tim anestesi apakah sudah disiapkan prosedur penanganan bila terjadi kegawatan pada pasien seperti blood loos dan sebagainya? ... Apakah alat dan obat anestesi sudah di cek dan siap pakai?” 7. Konfirmasi pada operator estimasi perdarahan dan prosedur mengenai antisipasi perdarahan > 500 ml/7ml/kg BB pada anak apa perlu pemasangan dua iv line atau tidak “Untuk operator estimasi perdarahan berapa dokter? ... Perlukah pemasangan dua iv line? ...” 8. Menutup dialog dengna menjelaskan proses Sign In telah selesai dan persilahkan pasien berdoa. “Terima kasih Bapak/Ibu tahap sign in sudah selesai, dan datanya benar, sebelum Bapak/Ibu dibawa ke ruang operasi dipersilahkan Bapak/Ibu berdoa terlebih dahulu” 9. Membawa pasien ke ruang operasi 10. Mendokumentasikan kegiatan sign ini pada formulir surgical safety check list, menuliskan tanggal dan waktu pelaksanaan dan ditandatangani oleh penata/ perawat anestesi dan dokter anestesi B. Time Out/Tahap sebelum incise 1. Instrumentator memberikan aba-aba dilakukan time out setelah tim operasi melakukan cuci tangan bedah, gauning dan gloving, area operasi didesinfektasi, drapping alat dan bahan operasi steril ditata, dihitung dan siap pakai 2. Perawat sirkuler mngatakan time out dan menyebutkan hari, tanggal, bulan, tahun, jam dilakukan operasi kemudian seluruh anggota tim memperkenalkan diri baik nama dan perannya. “Assalamua’alaikum, hari ini Senin tanggal 10 Januari 2016 jam 08.00 WIB akan dilakukan operasi bedah orthopedic dengan tim operasi terdiri dari ... operator dokter ..., siap! Asisten ... siap! Instrumentator... siap!dokter Anestesi ... siap!sirkulator iksan siap!” 3. Perawat sirkuler dengan suara lantang melakukan konfirmasi tentang identitas pasien sudah benar, diagnosa pasien, prosedur operasi yang akan dilakukan sudah benar, sisi operasi sudah benar, estimasi lama operasi. “Akan dilakukan operasi pada pasien dengna identitas pasien: Nama pasien, umur ... alamat diagnosa ... akan dilakukan tindakan ... lokasi/sisi operasi ... estimasi lama operasi ...” 4. Konfirmasi pemberian antibiotik profilaksis “Apakah antibiotik profilaksis sudah diberikan? ... jam ...” 5. Surgeon review kemungkinan langkah yang dilakukan menanggulangi keadaan penyulit pada durante operasi, keperluan alat khusus/ inplant dan sebagainya 6. Review tim anestesi: blood loos dan haemodinamik apakah ada yang perlu perhatian khusus 7. Nursing review: sterilitas alat dan perlengkapan dan jumlahnya, apa ada masalah di peralatan yang perlu perhatian “Pada instrumentator apa alat sudah siap?... Dalam keadaan steril? ... Jumlah kasa ... helai, darm khas ... Jumlah alat dan kasa sudah dicatat perawat sirkuler” 8. Cek imaging/ rongent sudah dipasang sesuai kebutuhan 9. Mempersilahkan semua tim operasi berdoa untuk kelancaran operasi. “Sebelum operasi dimulai mari kita berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, berdoa mulai ... berdoa selesai” 10. Operasi dimulai dengan memberitahu/ minta ijin pada anestesi 11. Mendokumentasikan pelaksanaan time out di dalam formulir surgical safety check list, memberi tanggal dan waktu pelasanaan serta ditandatangani oleh perawat sirkuler dan operator (tanda tangan operator diminta sesaat setelah selesai operasi) C. Sign Out/ Tahap pasien sebelum keluar kamar operasi Tahap ini dilakukan sebelum menjahit lapisan fascia 1. Instrumen memberikan isyarat untuk dilakukan sign out setelah menghitung jumlah alat dan bahan operasi dan perawat sirkuler memberikan aba-aba … “SIGN OUT” 2. Operator mengatakan nama tindakan yang telah dilakukan “Telah dilakukan … (nama operasi) dan telah dipasang inplant …” 3. Tim anestesi melaporkan haemomodinamik pasien 4. Instrumentator mereview kelengkapan insrument, kasa dan bahan operasi lain yang telah digunakan dicocokkan dengan catatan dari perawat sirkuler “Jumlah alat lengkap … “Jumlah kasa awal … digunakan … sisa … terpasang inplant, darin … (bila dipasang alat tersebut)” 5. Setelah pelaporan ini bila kesesuaian jumlah alat dan bahan op sesuai, operator dipersilahkan melanjutkan menutup luka operasi 6. Memastikan pelabelan setiap specimen bedah sudah dilakukan “Perawat sirkuler melaporkan specimen telah diberi label identitas lengkap” 7. Mereview setiap alat yang tidak/ kurang berfungsi atau hal penting yang perlu diperhatikan. 8. Operator, tim anestesi dan perawat mereview pemulihan pasca operasi dan anestesi rencana pokok dan perhatian pada pengelolaan masa recovery. 1. Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan sign out pada formulir surgical safety check list memberi tanggal dan waktu pelaksanaan dan ditandatangani oleh perawat sirkuler, dokter anestesi, dan operator kemudian pindahkan pasien ke ruang pemulihan atau ICU.
UNIT TERKAIT 1. Kamar operasi
2. IGD 3. Instalasi Rawat Jalan 4. Instalasi Rawat Inap