DENGAN TOF
KEPERAWATAN ANAK
yang dibina oleh Zuhrotul Eka Yulis Anggraeni, S.Kep Ners. M. Kes.
Oleh :
Oktober, 2019
PATHWAY
Terpapar Faktor endogen atau eksogen
selama kehamilan trimester I-II
Pirau kanan-kiri
MK : Asidosis Kejang
metabolik Kesadaran
Gg nutrisi kurang dr
keb tbh
Intoleransi aktifitas
tubuh Risiko infeksi
Hambatan
pertukaran gas
Risiko keterlambatan kompensasi
perkembangan
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal dari tahapan proses keperawatan.
Dalam melakukan pengkajian, harus memperhatikan data dasar pasien.
Pengkajian yang perlu dilakukan pada klien anak dengan tetralogi of Fallot
diantaranya :
1. Pengkajian Umum
a. Identitas Pasien
Pada sebagian besar kasus, diagnosis kelainan ini ditegakkan
setelah melewati masa neonatus, ditemukan pada anak yang berusia diatas
5 tahun dan prevalasi menurun setelah 10 tahun.
b. Riwayat kesehatan pasien
c. Keluhan Utama
1) Dispnea terjadi bila penderita melakukan aktivitas fisik
2) berat badan bayi tidak bertambah
3) Riwayat penyakit dahulu
4) Anak yang sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
d. Riwayat penyakit sekarang
1) Sesak saat beraktivitas
2) Berat badan bayi tidak bertambah
3) pertumbuhan berlansung lambat
4) jari tangan clubbing (seperti tabuh gendrang)
5) kebiruan
e. Riwayat kesehatan sekarang
Tetralogi of fallot biasanya juga bisa dikarenakan kelainan genetik,
seperti sindrom down, adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti
hipetensi, diabetes militus, penyakit jantung atau kelianan bawaan.
f. Riwayat Kehamilan dan persalinan
Adanya penyakit rubela atau infeksi virus lainnya pada ibu saat
hamil khususnya bil terserang pada trimester 1, penggunaannya obat-
obatan tanpa resep dokter seperti talidomid, dextroampetamine,
aminopterin, jamu.
g. Riwayat kesehatan lingkungan
Tidak ada hubungan atau keterkaitan.
h. Imunisasi
Tidak ada hubungan atau keterkaitan.
2. Pengkajian Khusus
a. Persepsi terhadap kesehatan manajemen kesehatan
Tidak dapat terkaji.
b. Pola aktivitas dan latihan
Pasien tetralogi of fallot mengalami intoleransi aktivitas sehingga pola
aktivitas dan latihan mengalami intoleransi aktivitas sehingga dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang dari pasien itu sendiri.
c. Pola istirahat dan tidur
Anak yang menderita tetralogi of fallot membutuhkan pola istirahat
yang cukup, teratur, dan lebih banyak daripada anak normal untuk
menghindari kelelahan yang terjadi serta meminimalisir terjadinya
intoleransi aktivitas sehingga dapat mengoptimalkan proses tumbuh
kembang anak sendiri.
d. Pola nutrisi dan metabolik
Pasien tetralogi of fallot dapat mengalami penurunan nafsu makan
yang dapat berakibat status nutrisi pada pasien tetralogi of fallot berada pada
rentang gizi sedang dan gizi buruk. Status gizi seseorang anak dapat
dihitung dengan rumus (BB terukur dibagi BB standar) X 100% dengan
interpretasi yaitu <60% (gizi buruk), <30% (gizi sedang), dan >80% (gizi
baik).
e. Poli eliminasi
Poli eliminasi pasien tetralogi of fallot normal.
f. Pola kognitif perceptual
Pasien tetralogi of fallot mengalami gangguan tumbuh kembang
karena fatiq selama makan.
g. Konsep diri
Pasien tetralogi of fallot dapat mengalami gangguan citra diri karena
kelemahan dan adanya keadaan patologi dalam tubuhnya.
h. Pola koping
Tidak ada hubungan dan keterkaitan .
i. Pola seksual reproduksi
Tidak ada hubungan dan keterkaitan .
j. Pola peran hubungan
Tidak ada hubungan dan keterkaitan .
k. Pola nilai dan kepercayaan
Tidak ada hubungan dan keterkaitan.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) kesadaran
kesadaran pasien ventrikel septum defek dapat mengalami
penurunan karena ketidakaekuatan suplai O2 dan nutrisi ke jaringan dan
otak.
2) Sirkulasi
pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras di daerah
pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat
obstruksi.
3) respirasi
sering sianotik mendadak ditandai dengan dyspnea, napas cepat
dan dalam, lemas, kejang, sinkop bahkan sampai koma kematian.
4) eliminasi
sistem eliminasi pada pasien tetralogi of fallot dalam batas normal.
5) Neurosensori
sistem neurosesnsori pasien tetralogi of Fallot dalam batas normal.
6) Radiologi
Sinar X pada thoraks menunjukan penurunan aliran darah
pulmonal, tidak ada pembesaran jantung. Tampak pembesaran aorta
asendens. Gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat
sehingga seperti sepatu.
7) Elektrodiogram
Pada neonatus EKG tidak berbeda dengan anak normal. Pada
anak mungkin gelombang T positif di V1, EKG sumbu QRS hampir
selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan.
Gelombang P dihantaran II tinggi (P pulmonal).
8) Ekokardiografi
Memperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan dilatasi
ventrikel kanan, penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan
aliran darah ke paru-paru.
9) Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui
defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari
dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Melihat ukuran arteri
pulmonalis. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen ,
peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis
normal atau rendah.
10) Gastrointestinal
Ginggiva hipertrofi, gigi sianotik.
11) Muskuloskeletal
Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih
besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan.
12) Integumen
Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,
bayi tampak biru setelah tumbuh. Clubbing finger tampak setelah usia
6 bulan
13) Endokrin
Sistem endokrin pada pasien tetralogi of fallot dalam batas normal
14) Reproduksi
Sistem reproduksi pada pasien tetralogi of fallot dalam batas
normal
15) Inspeksi
16) Status Nutrisi
Gagal tumbuh atau penambahan berat badan yang buruk
berhubungan dengan penyakit jantung.
17) Warna
Sianosis merupakan gambaran umum dari penyakit jantung
congenital.
18) Deformitas dada
Bentuk dada menonojol akibat pelebran ventrikel
19) Pulsasi tidak umum
Terkadang terjadi pulsasi yang dapat dilihat.
20) Ekskursi pernafasan
Pernafasan dispnea, nafas cepat dan dalam
20) Jari tubuh
Berhubungan dengan beberapa tipe penyakit jantung
congenital, clubbing finger
21) Perilaku
Anak akan sering aquating (jongkok) setelah anak dapat
berjalan , setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam
bebrapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
22) Palpasi dan Perkusi
a) Dada
Membantu melihat perbedaan antara ukuran jantung dan
karakteristik lain (seperti thrill, vibrasi yang dirasakan pemeriksa
saat mempalpasi) yang berhubungan dengan penyakit jantung
b) Nadi perifer
Frekuensi, keteraturan dan amplitudo (kekuatan) dapat
menunjukan ketidaksesuaian.
23) Auskultasi
a) Jantung
Mendeteksi adanya murmur jantung.
b) Frekuensi dan irama jantung
Observasi adanya ketidaksesuaian antara nadi apikal dan perifer.
c) Karakteristik bunyi jantung
Bunyi jantung I normal, sedang bunyi jantungII tunggal dan
keras.
d) Paru-paru
Menunjukan adanya sesak nafas
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht)
akibat saturasi oksigen rendah. Nilai AGD menunjukan peningkatan
tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan tekanan persial oksigen
(PO2) dan penurunan pH. Pasien dengan Hb dan Ht normal atau rendah
mungkin menderita defisiensi besi. Nilai juga faktor pembekuan darah
(trombosit , protombin time).
B. Analisa Data
TGL/J Masalah
Analisa Data Etiologi
AM Keperawatan
13-10- DS :
2019 - Ibu klien
07.00 mengatakan klien
WIB mengalami
kesulitan dalam
Ketidakseimbangan
bernafas. Hambatan
antara suplai dan
DO : Pertukaran Gas
kebutuhan oksigen
- Pasien tampak
lemah.
- Pasien tampak
sesak nafas.
- RR : 26x/Menit.
13-10- DS :
2019 - Ibu klien
07.00 mengatakan
WIB aktivitas klien
berkurang.
- Ibu klien
mengatakan klien Mengalami
Intoleransi aktivitas
sulit bernafas. kelelahan
DO :
- Klien tampak
lemah.
- Klien tidak dapat
beraktivitas.
- RR : 26x/menit
13-10- DS :
2019 - Ibu klien
07.00 mengatakan
WIB klientidak nafsu
makan.
DO :
- Klien hanya Ketidakseimbangan
Berat badan
menghabiskan ½ nutrisi: kurang dari
menurun
porsi makan. kebutuhan tubuh
- Klien biasanya
minum 5-6
gelas/hari namun
saat sakit hanya
bisa minum 3-4
gelas/hari.
- Penurunan berat
badan sebanyak 4
kg.
- Turgor kulit 3
detik.
13-10- DS :
2019 - Ibu klien
07.00 menyatakan klien
WIB sesak nafas.
- Ibu klien
mengatakan klien
Dilatasi Kedua Penurunan Curah
kelelahan
Ventrikel Jantung
DO :
- CRT > 3 Detik.
- N : 50X/Menit.
- Murmur (+)
- Nadi perifer tidak
teraba
13-10- DS :
2019 - Klien tampak
07.00 lemah
WIB DO :
- Terdapat Mata
hitam berkantung Penurunan curah
Insimnia
(Mata panda). jantung
- Jam tidur malam
4 jam.
- Klien sering
terbangun malam
hari karena sesak.
13-10- DS : -
2019 DO : Resiko disfungsi
Kelainan jantung
07.00 - Klien tampak neoro vaskular
kongenital sisnotik
WIB pucat perifer.
- Sianosis
13-10- DS :
2019 - Ibu mengatakan
07.00 anaknya gatal
WIB gatal dan rambut
rontok sejak 1
tahun lalu
Proses pengobatan Proses pengobatan
- Ibu mengatakan
yang lama, yang lama,
anaknya tidak
inflamasi multi inflamasi multi
mau keluar
organ organ.
rumah.
DO :
- Dirawat di rumah
sakit selama 11
hari dengan
diagnosis media
SLE
- Terpasang dower
kateter
C. Diagnosis Keperawatan
No
diagnosa Tgl/ja
Tindakan Keperawatan Paraf
keperaw m
atan
4 13-10- Mengukur tingkat kesadaran pasien :
GCS:456, reaksi pupil terhadap chaya (r) Ns. Tri
2019/
isokor Ucarin
06.30
1 07.00 Menghitung kalori pasien Ns. ajeng
1 07.30 Melakukan oral hygine Ns. Rizky
1 Menyuapi pasien ½ porsi habis Ns.
07.45
wanda
2,4 Pernapasan diapragmatik regilar, ekspansi
dada ade kuat, tidak ada retraksi otot bantu
08.00 pernapasan RR 26x/menit Ns. Putri
6. 13-10-19 S:-
20.00 O : klien tampak bugar, kulit tampak merah muda
WIB A : tujuan tercapai
P : intervensi 2 dilanjutkan