REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 2 -
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Anggaran Pendapatan dan B elanj a Negara, yang
www.jdih.kemenkeu.go.id
-3 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 4 -
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 5 -
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Konversi Penyaluran DBH dan / atau DAU clalam bentuk
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -
Pasal 3
Pasal 4
(1) Konversi penyaluran DBH sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) dilakukan pada akhir Triwulan I dan
akhir Triwulan II.
(2) Konversi penyaluran DAU sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat ( 1 ) huruf b dilakukan pada awal Triwulan II
dan awal Triwulan III.
BAB III
TUJUAN KONVERSI PENYALURAN D B H DAN / ATAU DAU
DALAM BENTUK SBN
Pasal 5
Konversi Penyaluran DBH dan / atau DAU dalam bentuk SBN
bertuj uan untuk:
a. M endorong pengelolaan APBD yang sehat, efisien, dan
efektif;
b. M endorong penyerapan APBD yang optimal dan tepat
waktu ;
c. Mengurangi uang kas dan / atau s1mpanan pemerintah
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 7 -
BAB IV
SUMBER DATA
Pasal 6
D ata yang digunakan untuk menghitung besaran penyaluran
DBH dan / atau DAU dalam bentuk SBN dapat bersumber dari:
a. Pemerintah Daerah ; dan / atau
b. B ank Indone sia
Pasal 7
(1) D ata yang bersumber dari Pemerintah D aerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, terdiri
dari:
a. Perkiraan Belanj a Operasi dan B elanj a M odal
bulanan ;
b. Laporan Po sisi Kas bulanan ; dan
c. Ringkasan Realisasi APBD bulanan .
(2) D ata sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) disampaikan
kepada Menteri Keuangan c. q. Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan melalui S IKD paling lambat 7
(tuj uh) hari kerj a setelah bulan bersangkutan berakhir.
(3) D ata sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) disusun
sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I, Lampiran II, dan Lampiran III yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 8
(1) D alarn hal data se bagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1) tidak disampaikan oleh Pemerintah D aerah
sesuai j angka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (2) , Menteri Keuangan dapat menunda penyaluran
DBH dan / atau DAU .
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penundaan penyaluran
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
Pasal 9
(1) Data yang bersumber dari Bank Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 huruf b yaitu data mengenai
dana Pemerintah Daerah di perbankan .
(2) Data sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) diperoleh
berdasarkan koordinasi dengan B ank Indonesia.
(3) Data yang bersumber dari Bank Indone sia sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dipergunakan sebagai data
pendukung untuk perhitungan uang kas dan / atau
simpanan pemerintah daerah di bank dalam j umlah tidak
BAB V
PENETAPAN DAERAH DAN B ESARAN
PENYALURAN DBH DAN / ATAU DAU
Pasal 1 0
(1) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan untuk dan
atas nama Menteri Keuangan menetapkan daerah dan
besaran penyaluran DBH dan / atau DAU dalam bentuk
nontunai melalui penerbitan SBN.
(2) Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) merupakan
daerah yang memiliki uang kas dan / a tau simpanan di
bank dalam j umlah tidak waj ar.
(3) Penetapan Daerah dan besaran penyaluran DBH
dan / atau DAU sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) ,
ditetapkan paling lambat 7 (tuj uh) H ari Kerj a sebelum
bulan Maret dan Juni berakhir .
(4) Penghitungan uang kas dan / atau s1mpanan pemerintah
daerah di. bank dalam jumlah tidak waj ar untuk
keperluan penentuan daerah dan besaran konversi
penyaluran DBH dalam bentuk SBN dilakukan dengan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 9 -
Pasal 11
( 1) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan untuk dan
atas nama Menteri Keuangan menyampaikan surat
penetapan daerah dan besaran penyaluran DBH
dan / atau DAU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat ( 1) beserta informasi Rekening Surat Berharga
Pemerintah Daerah kepada Direktur Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko sebagai persyaratan
penerbitan SBN dalam rangka konversi penyaluran DBH
dan / atau DAU kepada Pemerintah Daerah.
(2) Penyampaian surat penetapan daerah dan besaran
penyaluran DBH dan / atau DAU kepada Direktur
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) paling lambat 6
(enam) Hari Kerj a sebelum bulan M aret dan Juni
berakhir.
(3) Surat penetapan daerah dan besaran penyaluran DBH
dan / atau DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ,
memuat antara lain :
a. Nama daerah;
b. Besaran DBH dan / a tau DAU yang dikonversi dalam
bentuk SBN;
c. Jenis atau sumber dana yang dikonversi (DBH / DAU) ;
d. Informasi Rekening Surat Berharga Pemerintah
Daerah pada Sub-Registry; dan
e. Nomor Rekening Kas Umum Daerah.
(4) Format surat penetapan daerah dan besaran penyaluran
DBH dan / atau DAU sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1)
berpedoman pada Lampiran V yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
BAB VI
MEKANISME KONVERSI PENYALURAN DBH DAN / ATAU DAU
DALAM BENTUK SBN
Pasal 1 2
Pasal 1 3
(1) B erdasarkan penetapan daerah clan besaran penyaluran
DBH clan / atau DAU yang akan dikonversi ke dalam SBN
sebagaimana dimaksucl dalam Pasal 1 1 ayat ( 1 ) , Direktur
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan clan Risiko untuk dan
atas nama Menteri Keuangan menanclatangani ketentuan
clan persyaratan (tenns and condition) S B N .
(2) Ketentuan clan persyaratan (terms and condition) SBN
sebagaimana climaksucl pacla ayat ( 1 ) , clisampaikan oleh
Direktur Jencleral Pengelolaan Pembiayaan clan Risiko
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -
Pasal 1 4
(1) Ketentuan dan persyaratan (terms and condition) SBN
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 3 ayat (2) memuat
paling kurang :
a. Jenis SBN;
b. Seri SBN
c. Nilai nominal;
d. yield (tingkat imbal hasil) SBN;
e. Jangka waktu;
f. Tanggal Setelmen;
g. Pelunasan sebelum j atuh tempo (early redemption);
dan
h. Tanggal Setelmen pelunasan sebelum j atuh tempo
(early redemption);
(2) Jenis SBN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf a
ditetapkan dalam bentuk Surat Perbendaharaan Negara
(SPN) / Surat Perbendaharaan Negara Syariah (SPN-S)
yang tidak dapat diperdagangkan .
(3) Yield SBN sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) huruf d
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
Pasal 1 5
(1) Pemerintah D aerah waj ib memiliki rekening surat
berharga pada Sub-Registry untuk penyimpanan SBN
hasil konversi Penyaluran DBH dan/ atau DAU.
(2) Kepala D aerah menyampaikan kepada D irektur Jenderal
Perimbangan Keuangan nomor/ kode rekening yang
digunakan untuk penatausahaan surat berharga pada
Sub-Registry sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) .
BAB VII
PELUNASAN SBN
Pasal 1 6
(1) Pelunasan SBN dapat dilakukan:
a. Pada saat j atuh tempo;
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 13 -
Pasal 1 7
SBN yang dilakukan pelunasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 6 ayat ( 1 ) dinyatakan lunas dan tidak berlaku lagi .
Bagian Kesatu
Pelunasan Pada Saat Jatuh Tempo
Pasal 1 8
(1) D alam hal pelunasan SBN pada saat j atuh tempo
dilakukan dengan penerbitan SBN seri baru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 6 ayat (2) huruf b, Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan untuk dan atas nama
M enteri Keuangan menetapkan daerah dan besaran SBN
yang akan dilakukan pelunasan melalui penerbitan SBN
seri baru .
(2) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
menyampaikan surat penetapan daerah dan besaran SBN
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) kepada Direktur
Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko paling
lambat S (lima) Hari Kerj a sebelum SBN j atuh temp o .
(3) Berdasarkan surat penetapan Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) , Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan
Risiko untuk dan atas nama Menteri Keuangan
menerbitkan SBN seri baru .
(4) Mekanisme pelunasan SBN melalui penerbitan SBN sen
baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2)
huruf b sebagaimana diatur dalam Lampiran VII yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 14 -
Bagian Kedua
Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo
Pasal 1 9
(1) Pelunasan SBN sebelum j atuh tempo (early redemption)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 6 ayat ( 1 ) huruf b
hanya dapat dilakukan dengan pelunasan secara tunai .
(2) Pelunasan SBN sebelum j atuh tempo (early redemption)
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dapat dilakukan
pada 1 (satu) bulan atau 2 (dua) bulan sebelum SBN
jatuh tempo .
Pasal 20
( 1) Kepala D aerah yang akan mengaj ukan pelunasan SBN
sebelum j atuh tempo (early redemption) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf b,
menyampaikan surat permintaan kepada Direktur
Jenderal Perimbangan Keuangan paling lambat 10
(sepuluh) Hari Kerj a sebelum tanggal pelunasan SBN
sebelum j atuh tempo (early redemption).
(2) Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
menyampaikan pertimbangan persetujuan pelunasan
atau penundaan pelunasan SBN sebelum j atuh tempo
(early redemption) kepada Kepala D aerah paling lambat 5
(lima) Hari Kerj a sebelum tanggal setelmen pelunasan
SBN sebelum j atuh tempo .
(3) D alam hal Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
menyetuj ui untuk melakukan pelunasan SBN sebelum
jatuh tempo (early redemption), Direktur Jenderal
Perimbangan Keuangan menyampaikan persetuj uan
pelunasan SBN sebelum j atuh tempo (early redemption)
kepada Direktur J enderal Pengelolaan Pem biayaan dan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 15 -
BAB VIII
SETELMEN
Pasal 2 1
Teknis pelaksanaan setelmen SBN mengikuti
aturan / ketentuan yang berlaku di Bank Indonesia.
BAB IX
PENGUMUMAN
Pasal 22
( 1) Penerbitan SBN dalam rangka konversi penyaluran D B H
dan / atau DAU diumumkan kepada publik pada tanggal
Setelmen .
(2) Pengumuman penerbitan SBN kepada publik
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan oleh
D irektorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko .
(3) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling kurang memuat:
a. Jenis SBN
b. Seri SBN;
c. N ilai nominal SBN;
d. Jangka waktu; dan
e. Tanggal setelmen
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 16 -
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 2 3
Peraturan Menteri m1 mulai berlaku pada tanggal
diundangkan .
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 Desember 2015
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 22 Desember 2015
DIREKTUR JEND ERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUB LI K IND ONESIA,
ttd.
WI DODO EKATJAHJANA
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 17 -
LAMPI RAN I
PERATURAN M ENTERI KEUAN GAN REPUBLIK I NDONESIA
N O M O R 235 / PM K . 07 /2015
TENTANG KO NVERSI PENYALURAN DANA BAGI HASIL
DAN / ATAU DANA ALO KASI UMUM D ALAM B ENTUK N O NTUNAI
Tahun Anggaran
Nama Daerah : Provinsi/Kabupaten /Kata .. '' )
JENIS PENGELUARAN KAS JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES JUMLAH
A. Be!ania Ooerasi
1 Belanja Pegawai
2 Belanja Barang
3 Bunga I
4 Subsidi
5 Hibah
6 Ban tuan Sosial
Jumlah Belanja Operasi
B. Belanja Modal
1 Belanja Tanah
2 Belania Peralatan dan Mesin
3 Belanja Gedun� dan Bangi.man
4 Belania.Jalan, Iri_gasi dan Jarin_gan
5 Belanja Aset Tetap Lainnya
6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal
JUMLAH BELANJA OPERAS! DAN MODAL
*) Caret yang tidak perlu
Tempat, Tanggal-Bulan-Tahun
Gubernur/Bupati/Walikota ......... *)
Nama
·-:-··
ttd.
Salinan s�su w dcng8f-l �linya
Kepala E�+?;JJmum-
. •'lth.
I �)
� \ rian
Kepala Ba'gi qp. T.U. Kem\ e �
. .'"c, "�
'\ \� BAMBANG P.S.BRODJONEGORO
GIARTO
NIP
Tfl>...; \
\ft,/ ,
-----<�00 1.
,
19590420'Hl8�1
J
•
.1
I
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 18 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 235 / PMK. 0 7 / 2 0 1 5
TENTANG KO NVERSI PENYALURAN DANA
BAGI HASIL DAN/ ATAU DANA ALO KASI
UMUM DALAM BENTUK NONTUNAI
Tahun Anggaran
Bulan
Nama Daerah : Provinsi/Kabupaten/Kota .............. *)
1 I. Kas
2 a Kas di Kas Daerah . . . . . . . . . . . . . . .
INFORMASI LAINNYA
NO URAIAN NILAI
1 Dana Cadangan . . . . . . . . . . . . . . .
Jumlah . . . . . . . . . .. . . . .
* ) Coret yang tidak perlu
Gubernur/Bupati/Walikota . . . . . . .. . . . * )
. . . .
Na.ma
'· . • • <'
...
I '· '/
:� 'L u.b.. 1' '
i
1
/��-
NIP 19590420 'ill ��021001 www.jdih.kemenkeu.go.id
- 19 -
LAMPIRAN IIIA
PERATURAN M ENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 235 / PMK. 07 / 2 015
TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA
BAGI HASIL DAN / ATAU DANA ALOKASI
UMUM DALAM BENTUK NO NTUNAI
Tahun Anggaran
Bulan
I PENDAPATAN
3 Pajak Daerah
4 Retribusi Daerah
8 Pendapatan Transfer
13 Jumlah Tranfer Pe m e rin fah Pusat-Dana Transfer Umum (10 s.d 12)
20 Dana Otsus
25 Pe n d a p atan H ibah
27 Pendapatan lainnya
30 BELANJA
31 Belanja Operasi
32 Belanja Pegawai
33 Belanja Ba.rang
34 Bunga
35 Subsidi
36 Hi bah
37 Bantuan SosiaJ
38 Jumlah Belanja Operasi (32 s.d 37)
39 Belanja Modal
40 Belanja: Tanah
41 Bela.nj a Peral.a.tan dan Mesin
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 20 -
43
Belanja Jalan, Irigasi, dan ,Jaringan
l----t�----
44 Belanja Asel Tetap Lainnya
60 Penerimaan Pembiayaan
1---7-7-t----P-e_m"""'
_b_a_y_a _r-
an Pokok Pinjaman Dalam Ncgeri - Pemcrintah Pusat
Nama
· � -.�-.:
ttd.
BAMBANG P.S. BRODJONEGORO
/' (.\
l
.
,.AcM
GIARTD J . /�. . .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 21 -
LAMPIRAN IIIB
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDON E SIA
NOMOR 235 / PMK.07 / 2 0 1 5
TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA
BAGI HASIL DAN / ATAU DANA ALOKA SI
UMUM DALAM BENTUK NONTUNAI
Tahun Anggaran
Bulan
Nama Daerah : Kabupaten/Kota . . *)
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI
PENDAPATAN
3 Pajak Daerah
4 Retribusi Daerah
13 J umlah Transfer Pemerintah Pusat-Dana Tra ns fer Umum (10 s.d 12)
30 Pendapatan I-libah
32 Pendapatan Lainnya
35 BELANJA
36 Belanja Operasi
37 Belanja Pegawai
38 Belanja Barang
.39 Bunga
40 Subsidi
41 Hibah
42 Bantuan Sosial
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 22 -
44 Belanja Modal
45 Belanj a Tanah
46 Belanja Peralatan clan Mesin
50 Belanja A se t Lainny a
56 TRANSFER
65 PEMBIAYAAN
66 Penerimaan Pen1biayaan
67 P enggunaan SiLPA
� � ��
Salinai,x::s ui �d aslinya
)
/ '/ ' "' ..... ....---.. ....
Kepal-a . Bt.ro Umum
t' \'
�,
/. ::'f ll b
Kep\w1 f3 a.llian T. U. R� "' l terian
L. 0'. 1 v1w
t.. M w
I
C'
�
K"
GIA >F o� i. ./ �-
NIP 19 5'9042'0rl.l���02100 1
www.jdih.kemenkeu.go.id
-
--
- 23 -
LAMPIRAN IV
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 235 / PMK. 07 / 2015
TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA
BAG.I HASIL DAN / ATAU DANA ALOKASI
UMUM DALAM NO NTUNAI
2 . Penentuan daerah dan besaran penyaluran DBH dan / atau DAU masing akhir
triwulan I dan awal triwulan II dilakukan sebagai berikut:
a. Daerah yang memiliki uang kas dan / atau simpanan pemerintah daerah di
bank dalam j umlah tidak wajar adalah daerah yang memiliki saldo kas dan
setara kas melebihi. belanj a operasi dan 30% (tiga puluh per seratus) belanj a
modal untuk kurun waktu 3 (tiga) bulan berikutnya .
b . Daerah-daerah yang memiliki saldo kas dan setara kas melebihi 3 (tiga)
bulan belanj a operasi dan 30% (tiga puluh per seratus) belanj a modal dirata
ratakan secara nasional .
c. D aerah,..d aerah yang memiliki saldo kas dan setara kas di atas rata-rata
nasional ditetapkan sebagai daerah yang penyaluran D B H dan/atau DAU
nya dikonversi dalam bentuk SBN.
3. Penentuan daerah dan besaran penyaluran DBH dan / atau DAU masing akhir
triwulan II dan awal triwulan II dilakukan sebagai berikut:
a. Daerah yang memiliki uang kas dan / atau simpanan pemerintah daerah di
bank dalam j umlah tidak waj ar adalah daerah yang yang memiliki saldo kas
dan setara kas melebihi belanj a operasi clan 50% (lima puluh per seratus)
belanja modal untuk kurun waktu 3 (tiga) bulan berikutnya.
b. Daerah-daerah yang memiliki saldo kas dan setara kas melebihi 3 (tiga)
bulan belanj a operasi dan 50% (lima puluh per seratus) belanj a modal
dirata-ratakan secara nasional.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 24 -·
c. D aerah-daerah yang memiliki saldo kas dan setara kas di atas rata-rata
nasional ditetapkan sebagai daerah yang penyaluran DBH dan / atau DAU
nya dikonversi dalam bentuk SBN .
t•:···,:
i.. ·
ttd.
Kep�� , ;��:ai�
T
· ; ·'.<:- -
. :I L �
ji � � .- e
\1
nterian
I
l!'t?-� ..,� \
)
� ,,
GIAF(f CiJ /� 1
--
... °'' ..•'<.�
·., / .
�/
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 25 -
LAMPIRAN V
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDO NESIA
NOMOR 2 3 5 / PM K . 07 / 20 1 5
TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA
BAGI HASIL DAN / ATAU DANA ALO KASI
UMUM DALAM BENTUK NONTUNAI
Jakarta 1 0 7 1 0
DBH dan/ atau DAU untuk dikonversi dalam b e ntuk non tunai m elalui
1.
2.
Dst
kas i h .
BAMBANG P. S . BRODJONEGORO
, .... -- . ··---.... ...
/ . ;,
I
GIARTtl t�.
r T it1'�'-f.��·
NIP 1 9 5 9 0 4 2 0 1:9-8402 1 0 0 1 www.jdih.kemenkeu.go.id
- 26 -
LAMPIRAN VI
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLI K INDONESIA
NOMOR 235 / PMK. 07 / 2 0 1 5
TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA
BAGI HASIL DAN / ATAU DANA ALO KASI
UMUM DALAM BENTUK N O NTUNAI
dimana,
PsPN = H arga Setelmen per unit SPN;
N nilai nominal SPN per unit (satu j uta Rupiah) ;
i = yield (tingkat imbal hasil) dalam persentase, sampai dengan 5
(lima) desimal;
D = j umlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sej ak 1 (satu)
hari sesudah tanggal Setelmen sampai dengan tanggal j atuh
tempo .
Harga setelmen dibulatkan ke dalam Rupiah penuh , dengan ketentuan
apabila di bawah dan sama dengan 50 (lima puluh) sen dibulatkan
menj adi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menj adi
Rp l , 0 0 (satu Rupiah) .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 27 -
. .
2 0 1 6) sampai dengan tanggal j atuh tempo ( 1 Juli 2 0 1 6) ;
R p1 .000 .000,00
Ps PN = · '3'1 .
1 + ( 2 , 4 .3 7 5 0 0.-·b x ::;-:::-;:J:
.::i 1.<:1 �
= Rp9 9 3 . 9 59 , 65
:::! Rp9 9 3 . 9 6 0 , 0 0
Jadi harga setelmen per unit SPN setelah dibulatkan adalah
Rp9 9 3 . 9 6 0 , 0 0 (sembilan ratus sembilan puluh tiga ribu sembilan ratus
enam puluh Rupiah)
c) Selanjutnya apabila DBH dan / atau DAU yang dikonversi menj adi SPN
adalah sebe sar Rp l 00 . 00 0 . 000 . 0 0 0 , 0 0 (seratus miliar Rupiah) maka unit
S PN yang diterbitkan adalah sebagai berikut:
d) Adapun DBH dan / atau DAU yang akan dkonversikan menj adi SPN ·
ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
. �!
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala � irp ;=;m'6l�
Ke:� / _.u-. b .
:
� o,
nenterian
- ,-11 1:,"M I
GIARt ol� ·· /
NIP\9590420 l 98;!-£.i2 l·OO 1
\
�""� 'i
" �� 'j"r.� /
_..;.:::::..
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 28 -
climana,
P sPN = Harga Setelmen per unit SPN;
N nilai nominal SPN per unit ( satu j uta Rupiah) ;
1 = yield (tingkat imbal hasil) clalam persentase , sampai dengan 5
(lima) desimal ;
D = j umlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sej ak 1 ( satu)
hari se sudah tanggal Setelmen sampai clengan tanggal j atuh
tempo .
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 29 -
= Rp9 9 3 . 8 9 3 , 6 8
� Rp9 9 3 . 8 9 4 , 0 0
Jadi harga setelmen per unit SPN setelah dibulatkan adalah
Rp9 9 3 . 89 4 , 0 0 (sembilan ratus sembilan puluh tiga ribu delapan ratus
sembilan puluh empat Rupiah) .
Apabila dana yang akan digunakan untuk membeli SPN adalah sebesar
Rp l 00 . 60 7 . 0 0 0 . 0 0 0 , 0 0 (seratus miliar enam ratus tuj uh j uta Rupiah)
maka unit SPN yang diterbitkan adalah sebagai berikut:
1 00 "607 mw .ooo
Jumlah unit SPN yang diterbitkan = lCOl .2 2 5 .. 1 1 unit,
993 ,.8 9·4
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 30 -
•. --:- · ·
ttd .
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 31 -
LAMPIRAN VIII
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 3 5 / PMK. 07 / 2 0 1 5
TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA
BAGI HASIL DAN / ATAU DANA ALO KASI
UMUM DALAM BENTUK NONTUNAI
s s a Rekening
l.
2.
Dst
Selanj utnya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
agar menerb itkan Surat Eerharga Negara s eri baru kepada Pemerintah
Daerah s esuai ketentuan yang berlaku .
Demikian disampaikan dan atas perhatiannya, kami ucapkan terima
kas i h .
Tembusan :
1 . D irektur Surat Utang Negara
D_i_ · ah
�-�?_
. _ re
_k u_
_t_ _e
r_P _m
_ ia
b_�y _a
�a _n
_ S-"-
y_ a._
n_ _____________� ,0 . .
BAMBANG P. S . BRODJONEGORO
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 32 -
LAM PI RAN IX
PERATURAN M ENTER! KEUAN GAN
REPUB LI K I N D O NESIA
N O M O R 2 3 5 / PM K . 0 7 / 2 0 1 5
TENTANG KO NVE R S I PENYALURAN DANA
BAGI HASIL DAN / ATAU DANA ALO KAS I
U M U M DALAM N O NTUNAI
(EARL Y REDEMPTION)
Jakarta 1 0 7 1 0
untuk p e lunasan SBN seb elum j atuh tempo (Early Redemp tion), b ersama
surat ini kami samp aikan daerah dan b e s aran SBN yang akan. dilunasi
s e b elum j atuh tempo (Early Redemption) dengan rincian seb agai b erikut:
Rekening Daerah
I.
2.
Ost
kasih .
, _. f � ,
Kep?-lr:- Ba iifUJ. '].JhltJIKeme terian
�- ' ,'
G IARTG
NIP ,\ �
19
· · ,'
LAMPIRAN X
PERATURAN MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 235 / PMK. 0 7 / 2 0 1 5
TENTANG KONVERSI PENYALURAN DANA
BAGI HASI L DAN / ATAU DANA ALOKASI
UMUM DALAM N ONTUNAI
6) Perhitungan harga per unit SBN pada saat setelmen pencairan / pelunasan :
a) C ara perhitungan H arga Setelmen per unit SPN dalam Rupiah adalah
se bagai beriku t :
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 34 -
pSPN = �-
1 -'l- ( i x �6 :)
dimana,
P s PN = H arga Setelmen per unit SPN ;
N nilai nominal SPN per unit (satu j uta Rupiah) ;
i yield (tingkat imbal basil) dalam persentase , sampai dengan 5
(lima) desimal;
D = j umlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sej ak 1 ( satu)
hari se sudah tanggal Setelmen sampai dengan tanggal j atuh
tempo .
Harga setelmen dibulatkan ke dalam Rupiah penuh , dengan ketentuan
apabila di bawah dan sama dengan 50 (lima puluh) sen dibulatkan
menj adi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menj adi
Rp l , 0 0 (satu Rupiah) .
·- .I .J ' I ..1 � 3 6 5 ..
= Rp9 9 5 . 9 4 2 , 9 0
� Rp9 9 5 . 9 4 3 , 0 0
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 35 -
ttd.
BAMBANG P. S. BRODJONEGORO
Ii'f, µ Tr.-
. . .,, '.
Kepal4 $ atJ. an T.U.Kem e� terian
if.�
I ii
� c , '- _, , Jl u M !'
• I
., /,
GIAR �/!
NIP 1 9 S ISl 0 4, 2 0 1 9 8 4.0° 1 00 1
�- j
""" ' '/<.�
.... j. .... 1 ,/t."'\)
www.jdih.kemenkeu.go.id