Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
VIOLITA FRIDA ARUMSARI
NIM. B 100 100 076
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:
”PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH”
Yang ditulis oleh :
Nama : Violita Frida Arumsari
NIM : B. 100 100 076
Pendandatangan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi
syarat untuk diterima.
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan
komisaris terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 2) Untuk mengetahui pengaruh komite audit terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 3) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. 4) Untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Sampel yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan syariah yang mempublikasikan laporan keuangan per 31 Desember 2010 sampai 31 Desember tahun 2013. Pemilihan sampel pada perusahaan perbankan syariah yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil analisis t diketahui variabel ukuran dewan komisari tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Variabel komite audit mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan. Variabel kepemilikan institusi tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Variabel kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil uji F diketahui Fhitung > Ftabel (4,468 > 2,99), maka Ho ditolak, Berarti secara bersama-sama variabel ukuran dewan komisaris, komite audit, kepemilikan institusi, kepemilikan manajerial secara bersama- sama terhadap kinerja (Y). Sehingga model yang digunakan adalah fit. Sedangkan hasil analisis koefisien determinasi diperoleh Adjusted R square (R2) sebesar 0,316, hal ini menunjukkan bahwa variasi dari laba dapat dijelaskan oleh variabel kinerja keuangan yang terdiri Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Institusi, Kepemilikan Manajerial sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di jelaskan 68,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yang diteliti.
Kata Kunci : Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial, Kinerja Keuangan.
A. Latar Belakang UU/40 2008 disebut 3 Organ Perseroan
Badan Usaha yang memiliki status yaitu Rapat Umum Pemegang Saham, Badan Hukum, maka tentu lebih tepat jika Dewan Komisaris, dan Direksi. Aktifitas menggunakan istilah Korporat. Meski ketiga Organ Perseroan inilah (dalam demikian, tidak salah juga jika kita menjalankan dan mengendalikan korporat) memilih untuk tetap menggunakan istilah yang dikenal dengan istilah Governance. perusahaan. Sebagai suatu Badan Usaha, Meski pada awalnya terdapat kesimpang- maka Korporat menjalankan aktifitas siuran padanan kata bahasa Indonesia usaha baik secara internal Korporat untuk istilah ini, namun sejak 2007, maupun berhubungan dengan pihak-pihak Komite Nasional Kebijakan Governance eksternal. (KNKG) resmi menggunakan istilah “Tata Aktifitas korporat ini dijalankan kelola” sebagai padanan kata resmi untuk dan dikendalikan oleh 3 unsur yang secara istilah Governance ini. Dari uraian di atas, nampak bahwa lemahnya Tata kelola Perusahaan (untuk istilah Tatakelola ini memiliki perbedaan selanjutnya saya cenderung menggunakan yang mendasar dengan istilah istilah “perusahaan” untuk maksud ini). management, atau diindonesiakan menjadi Bahkan dalam Penjelasan UU/19 “manajemen”. Istilah manajemen 2003 tentang BUMN, secara eksplisit hal digunakan untuk menggambarkan aktifitas ini diakui oleh Pemerintah maupun DPR Direksi dan jajarannya sebagai badan yang mengesahkan undang-undang ini. Hal eksekutif yang menjalankan operasi ini menunjukkan bahwa praktek tatakelola korporat sehari-hari. Sementara istilah Tata perusahaan yang baik (Good Corporate kelola lebih ditujukan pada aktifitas yang Governance) merupakan kebutuhan menggambarkan tata hubungan antara absolute bagi perbaikan perekonomian ketiga Organ Perseroan dan juga negara kita ini. Akan tetapi banyak pihak belakangan oleh KNKG diarahkan juga hingga saat ini masih kesulitan untuk untuk menggambarkan tata hubungan memahami apa itu Good Corporate antara korporat selaku badan hukum Governance (GCG). Kedangkalan dengan para pemangku kepentingan, atau pemahaman GCG berakibat pada yang lebih dikenal dengan istilah, kekeliruan praktek GCG. Kekeliruan Stakeholders. praktek GCG berdampak pada penggunaan Dengan demikian, menjadi jelas istilah GCG sekedar jargon, bahkan bagi kita, pengertian Corporate sampai kadar tertentu dapat merusak Governance dapat dipahami sebagai reputasi perusahaan maupun individu aktifitas Organ Perseroan dalam Pengelolanya, karena dianggap sebagai menjalankan aktifitas Korporasi sebagai bagian dari praktek kebohongan publik. badan hukum, baik secara intern maupun Penelitian Andriyan dan Supatmi, dalam hubungannya dengan para 2010 tentang “Pengaruh Mekanisme pemangku kepentingan yang berada di luar Corporate Governance Terhadap Kinerja korporat. Keuangan Bank Perkreditan Rakyat. Hasil Sejak Asia dilanda krisis moneter penelitian menemukan bahwa mekansime di paruh kedua 1997 yang kemudian di CG secara simultan berpengaruh terhadap Indonesia berkembang menjadi krisis rasio NPL, KPMM, dan ROA. Secara multidimensi, banyak pihak berkesimpulan parsial, kepemilikan manajerial dan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena proporsi outside directors menunjukkan pengaruh negatif terhadap rasio NPL dan Pengungkapan melalui auditor eksternal ROA, sedangkan jumlah BOD (BIG 4) menunjukan hubungan yang berpengaruh negatif terhadap rasio LDR. positif signifikan terhadap kinerja Dewayanto, 2010 tentang perbankan. Mekanisme Pemantauan Tata “Pengaruh Mekanisme Good Corporate Kelola Yang Baik masih menjadi masalah Governance Terhadap Kinerja Perbankan dalam rangka meningkatkan tujuan yang Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan ingin dicapai oleh shareholders, yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia stakeholders juga tujuan perusahaan pada Periode 2006-2008. Berdasarkan hasil periode penemuan diadopsinya Good penelitian ini model regresi berganda yang Corporate Governance di Indonesia pada digunakan dalam penelitian ini cukup tahun 2006-2008. Hal ini dibuktikan dari layak, karena lolos dari empat pengujian tingkat pengaruhnya antara tata kelola terhadap asumsi klasik, yaitu uji perusahaan dengan kinerja perusahaan multikolineritas, uji autokolerasi, uji masih dikatakan kecil yaitu 44,6% heterokedasitas dan uji normalitas. Mekanisme Pemantauan Kepemilikan B. Perumusan Masalah menujukan hubungan yang tidak signifikan 1. Apakah ukuran dewan komisaris terhadap kinerja perbankan artinya tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan berpengaruh terhadap kinerja perbankan. perbankan syariah? Mekanisme Pemantauan Pengendalian 2. Apakah komite audit berpengaruh Internal menujukan hubungan yang terhadap kinerja keuangan perbankan negative signifikan terhadap kinerja syariah? perbankan kecuali hanya satu ukuran 3. Apakah kepemilikan institusional dewan direksi yang menujukan hubungan berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang positif namun tidak signifikan. perbankan syariah? Mekanisme Pemantauan Regulator melalui 4. Apakah kepemilikan manajerial persyaratan cadangan atau Rasio berpengaruh terhadap kinerja keuangan Kecukupan Modal (CAR) menunjukan perbankan syariah? hubungan yang positif signifikan terhadap kinerja perbankan.dengan variabel kontrol ukuran bank yang diproksikan oleh total assets. Mekanisme Pemantauan C. Tujuan Penelitian pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran yang berkepentinagn lainnya baik dewan komisaris terhadap kinerja internal maupun eksternal sehubungan keuangan perbankan syariah dengan hak-hak dan tanggung jawab 2. Untuk mengetahui pengaruh komite mereka (Surya dan Ivan Yustiavandana audit terhadap kinerja keuangan 2006, h.24). perbankan syariah OECD mendefinisikan 3. Untuk mengetahui pengaruh Corporate Governance sebagai kepemilikan institusional terhadap sekumpulan hubungan antar pihak kinerja keuangan perbankan syariah manajemen perusahaan, board, 4. Untuk mengetahui pengaruh pemegang saham, dan pihak lain yang kepemilikan manajerial terhadap mempunyai kepentinagan dengan kinerja keuangan perbankan syariah perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan adanya struktur D. Corporate Governance perangkat untuk mencapai tujuan dan 1. Pengertian Corporate Governance pengawasan atas kinerja. Corporate Corporate Governance Governance yang baik dapat menurut Komite Cadbury adalah memberikan rangsangan bagi board system yang mengarahkan dan dan manajemen untuk mencapai tujuan mengendalikan perusahaan dengan yang merupakan kepentingan tujuan, agar mencapai keseimbangan perusahaan dan pemegang saham harus antara kekuatan kewenangan yang memfasilitasi pengawasan yang efektif diperlukan oleh perusahaan untuk sehingga mendorong perusahaan menjamin kelangsungan eksistensinya menggunakan sumber daya dengan dan pertanggungjawaban kepada lebih efisien (Surya dan Ivan stakeholders. Hal ini berkaitan dengan Yustiavandana 2006, h.25). peraturan kewenangan pemilik, Menurut Keputusan Menteri direktur, manajer, pemegang saham, Badan Usaha Milik Negara Nomor dan sebagainya. Cadbury Commite KEP-117/M-MBU/2002, Corporate adalah seperangkat aturan yang Governance adalah suatu proses dari merumuskan hubungan antara para struktur yang digunakan oleh organ pemegang saham, manajer, kreditor, BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas sesuai dengan rencana yang telah perusahaan guna mewujudkan nilai ditetapkan dan sesuai dengan pemegang saham dalam jangka tujuannya adalah dengan mengetahui panjang dengan tetap memerhatikan dari kinerja perusahaan tersebut. kepentingan stakeholder lainnya, Apakah kinerjanya sudah menjalankan berlandaskan peraturan perundangan tugasnya dengan baik dan sesuai dan nilai-nilai etika. Adapun tujuan dengan peraturan perusahaan atau akhir dengan pengambilan keputusan belum (Perwirasari, 2009). Kinerja yang efektif. Dibangun melalui kultur adalah tingkat pencapaian hasil atas organisaasi, nilai-nilai, system, pelaksanaan tugas tertentu, dalam berbagai proses, kebijakan-kebijakan mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan dan struktur organisasi, yang bertujuan visi suatu organisasi. Kinerja untuk mencapai bisnis yang perusahaan adalah tingkat pencapaian menguntungkan, efisien, dan efektif hasil dalam rangka mewujudkan tujuan dalam mengelola risiko dan perusahaan. Pelaopran kinerja bertanggung jawab dengan merupakan refleksi kewajiban untuk memerhatikan kepentingan mempresentasikan dan melaporkan stakeholders (Surya dan Ivan kinerja semua aktivitas dan sumber Yustiavandana 2006, h.26). daya yang perlu 2. Pengertian Kinerja Perusahaan dipertanggungjawabkan. Kinerja Perusahaan sebagai suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan organisasi mempunyai tujuan tertentu keuangan sering dijadikan dasar untuk yang menunjukan apa yang ingin penilaian kinerja perusahaan. Salah dilakukan untuk memenuhi keinginan satu jenis laporan keuangan yang anggotanya. Untuk menilai apakah mengukur keberhasilan operasi tujuan yang telah ditetapkan sudah perusahaan untuk suatu periode dicapai, tidaklah mudah dilakukan tertentu adalah laporan laba rugi karena menyangkut aspek-aspek (Simanjuntak 2005, h.1). manajemen yang harus dipertimbangkan. Salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan opersinya telah E. Analisis Data yaitu sebesar -0,664 satuan. Hal ini 1. Pengujian Regresi Berganda berarti apabila terjadi kenaikan komite Analisis ini digunakan untuk audit sebesar satu satuan maka kinerja menguji pengaruh variabel bebas keuangan akan mengalami penurunan Ukuran Dewan Komisaris, Komite sebesar -0,664 satuan. Audit, Kepemilikan Institusi, Koefisien regresi variabel Kepemilikan Manajerial terhadap kepemilikan institusi memiliki nilai variabel terikat yaitu Kinerja negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal Keuangan. Hasil pengujian regeresi ini berarti apabila terjadi kenaikan linier berganda dengan SPSS for kepemilikan institusi sebesar satu windows versi 17 didapatkan sebagai satuan maka kinerja keuangan akan berikut : mengalami peningkatan sebesar 0,001 Y = 1,451 + 0,136X1 – 0,664X2 + satuan. 0,001X3 + 0,001X4 + e Koefisien regresi variabel Interprestasi sebagai berikut : kepemilikan manajerial memiliki nilai a = 1,451, adalah konstanta negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal yang artinya apabila ukuran dewan ini berarti apabila terjadi kenaikan komisaris, komite audit, kepemilikan kepemilikan manajerial sebesar satu institusi, kepemilikan manajerial sama satuan maka kinerja keuangan akan dengan 0 (nol) maka kinerja keuangan mengalami peningkatan sebesar 0,001 mengalami peningkatan sebesar 1,534 satuan. satuan. Koefisien regresi variabel 2. Pengujian Asumsi Klasik ukuran dewan komisaris memiliki nilai Model regresi dalam penelitian positif yaitu sebesar 0,136 satuan. Hal ini dapat digunakan untuk estimasi ini berarti apabila terjadi kenaikan dengan signifikan dan representatif jika ukuran dewan komisaris sebesar satu model regresi tersebut tidak satuan maka kinerja keuangan akan menyimpang dari asumsi-asumsi dasar mengalami peningkatan sebesar 0,136 klasik regresi berupa normalitas, satuan. multikolinearitas, heteroskedastisitas Koefisien regresi variabel dan autokorelasi. komite audit memiliki nilai negatif a. Uji Normalitas bahwa tidak ditemukan masalah Uji normalitas data yang heteroskedastisitas. digunakan dalam penelitian ini d. Autokorelasi menggunakan uji Kolmogorov Berdasarkan pengujian yang Smirnov. Hasil uji normalitas dilakukan, diketahui dengan diketahui bahwa nilai probabilitas menggunakan derajat kesalahan (α) > 0,05, maka data dalam penelitian =5%, dengan prediktor sebanyak 2 ini bisa disimpulkan berdistribusi maka batas atas (U) adalah sebesar normal karena nilai probabilitas 1,54 sedang batas bawah (L) adalah lebih besar dari (0,05). sebesar 1,735 Karena nilai DW b. Uji Multikolinearitas hasil regresi adalah sebesar 1,885 Dalam penelitian ini uji yang berarti lebih besar dari nilai adanya multikolinearitas dilihat batas bawah, maka koefisien berdasarkan Tolerance value dan autokorelasi lebih besar dari nol. variance inflation factor (VIF). Dengan demikian dapat Hasil uji multikolinearitas disimpulkan bahwa hasil regresi diketahui bahwa tidak terjadi tersebut terbebas dari masalah masalah multikolinearitas dari autokorelasi. Dengan kata lain, persamaan penelitian ini. Hal ini hipotesis yang menyatakan tidak ditunjukkan dengan nilai Tolerance terdapat masalah autokorelasi dapat Value lebih besar dari 0,1 dan nilai diterima, sedangkan hipotesis nol VIF lebih kecil dari 10. yang menyatakan terdapat c. Uji Heteroskedastisitas autokorelasi dapat ditolak. Hasil uji heteroskedastisitas diketahui bahwa besarnya nilai F. Uji Hipotesis thitung untuk masing-masing variabel 1. Uji t ukuran dewan komisaris, komite Pengujian ini bertujuan untuk audit, kepemilikan institusi, mengetahui pengaruh yang signifikan kepemilikan manajerial nilai antara masing-masing variabel bebas signifikansi lebih besar dari 0,05 terhadap variabel tidak bebas. (). Dengan demikian dapat Adapun perhitungannya adalah sebagai disimpulkan dalam penelitian ini berikut : 1) Uji pengaruh variabel Ukuran 2. Uji F Dewan Komisaris (X1) terhadap Uji F digunakan untuk kinerja (Y) adalah diketahui thitung < mengetahui besarnya pengaruh dari ttabel (0,584 < 2,473) dan variabel independen secara bersama- signifikansi lebih dari 5% (0,564 < sama terhadap variabel dependen. 0,05) maka variabel ukuran dewan Diketahui Fhitung > Ftabel (4,468 > 2,99), komisaris tidak mempunyai maka Ho ditolak, Berarti secara pengaruh terhadap kinerja bersama-sama variabel ukuran dewan keuangan. komisaris, komite audit, kepemilikan 2) Uji pengaruh variabel komite audit institusi, kepemilikan manajerial secara (X2) terhadap kinerja (Y) diketahui bersama-sama terhadap kinerja (Y). thitung > ttabel (-2,486 > 2,473) dan Sehingga model yang digunakan signifikansi kurang dari 5% (0,020 adalah fit. < 0,05) maka variabel komite audit mempunyai pengaruh negatif 3. Koefisien Determinasi (R2) terhadap kinerja keuangan. Metode ini digunakan untuk 3) Uji pengaruh variabel kepemilikan mengetahui seberapa besar variasi Y institusi (X3) terhadap kinerja (Y) yang dapat dijelaskan oleh variasi X, diketahui thitung < ttabel (1,468 > yaitu untuk mengetahui seberapa besar 2,473) dan signifikansi lebih dari varians ukuran dewan komisaris, 5% (0,154 > 0,05) maka variabel komite audit, kepemilikan institusi, kepemilikan institusi tidak kepemilikan manajerial secara mempunyai pengaruh terhadap bersama-sama terhadap kinerja kinerja keuangan. keuangan (Y). 4) Uji pengaruh variabel kepemilikan Berdasarkan hasil analisis data managerial (X4) terhadap kinerja yang menggunakan bantuan komputer (Y) dikethaui thitung > ttabel (3,173 > program SPSS for windows maka 2,473) dan signifikansi kurang dari diperoleh Adjusted R square (R2) 5% (0,004 < 0,05) maka variabel sebesar 0,316, hal ini menunjukkan kepemilikan manajerial bahwa variasi dari laba dapat mempunyai pengaruh terhadap dijelaskan oleh variabel kinerja kinerja keuangan. keuangan yang terdiri Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan berarti apabila terjadi kenaikan komite Institusi, Kepemilikan Manajerial audit sebesar satu satuan maka kinerja sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di keuangan akan mengalami penurunan jelaskan 68,4% dipengaruhi oleh sebesar -0,664 satuan. faktor-faktor lain diluar variabel yang Koefisien regresi variabel diteliti. kepemilikan institusi memiliki nilai negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal G. Kesimpulan ini berarti apabila terjadi kenaikan Berdasarkan hasil analisis dapat diambil kepemilikan institusi sebesar satu kesimpulan sebagai berikut : satuan maka kinerja keuangan akan 1. Regresi Linear Berganda mengalami peningkatan sebesar 0,001 Y = 1,451 + 0,136X1 – 0,664X2 + satuan. 0,001X3 + 0,001X4 + e Koefisien regresi variabel Interprestasinya sebagai berikut : kepemilikan manajerial memiliki nilai a = 1,451, adalah konstanta yang negatif yaitu sebesar 0,001 satuan. Hal artinya apabila ukuran dewan ini berarti apabila terjadi kenaikan komisaris, komite audit, kepemilikan kepemilikan manajerial sebesar satu institusi, kepemilikan manajerial sama satuan maka kinerja keuangan akan dengan 0 (nol) maka kinerja keuangan mengalami peningkatan sebesar 0,001 mengalami peningkatan sebesar 1,534 satuan. satuan. 2. Hasil analisis uji t diketahui : Koefisien regresi variabel a. Variabel ukuran dewan komisari ukuran dewan komisaris memiliki nilai tidak mempunyai pengaruh positif yaitu sebesar 0,136 satuan. Hal terhadap kinerja keuangan karena ini berarti apabila terjadi kenaikan thitung < ttabel (0,584 < 2,473) dan ukuran dewan komisaris sebesar satu signifikansi lebih dari 5% (0,564 < satuan maka kinerja keuangan akan 0,05). mengalami peningkatan sebesar 0,136 b. Variabel komite audit mempunyai satuan. pengaruh negatif terhadap kinerja Koefisien regresi variabel keuangan karena thitung > ttabel (- komite audit memiliki nilai negatif 2,486 > 2,473) dan signifikansi yaitu sebesar -0,664 satuan. Hal ini kurang dari 5% (0,020 < 0,05) c. Variabel kepemilikan institusi tidak H. Keterbatasan Penelitian mempunyai pengaruh terhadap 1. Keterbatasan dalam penelitian ini kinerja keuangan karena thitung < jumlah sampel yang digunakan hanya ttabel (1,468 > 2,473) dan 12 bank syariah yang terdaftar di BEI, signifikansi lebih dari 5% (0,154 > mungkin jika jumlah sampel lebih 0,05) besar akan lebih memperkuat hasil d. Variabel kepemilikan manajerial analisis data. mempunyai pengaruh terhadap 2. Dalam penilaian variabel good kinerja keuangan karena thitung > corporate governance hanya ttabel (3,173 > 2,473) dan berdasarkan variabel ukuran dewan signifikansi kurang dari 5% (0,004 komisaris, komite audit, kepemilikan < 0,05). institusional dan kepemilikan 3. Hasil uji F diketahui Fhitung > Ftabel manajerial. (4,468 > 2,99), maka Ho ditolak, Berarti secara bersama-sama variabel I. Saran ukuran dewan komisaris, komite audit, 1. Bagi penelitian mendatang sebaiknya kepemilikan institusi, kepemilikan menambah jumlah sampel yang diteliti manajerial secara bersama-sama dan tidak hanya perusahaan perbankan terhadap kinerja (Y). Sehingga model saja melainkan semua perusahaan yang yang digunakan adalah fit. ada di BEI 4. Hasil analisis koefisien determinasi 2. Bagi penelitian yang akan datang diperoleh Adjusted R square (R2) sebaiknya variabel yang diteliti tidak sebesar 0,316, hal ini menunjukkan hanya good corporate governance saja bahwa variasi dari laba dapat melainkan meliputi beberapa variabel dijelaskan oleh variabel kinerja yang mempengaruhi kinerja keuangan. keuangan yang terdiri Ukuran Dewan Komisaris, Komite Audit, Kepemilikan DAFTAR PUSTAKA Institusi, Kepemilikan Manajerial Andriyan dan Supatmi. 2010 tentang “Pengaruh Mekanisme Corporate sebesar 31,6%, sedangkan sisanya di Governance Terhadap Kinerja Keuangan jelaskan 68,4% dipengaruhi oleh Bank Perkreditan Rakyat. faktor-faktor lain diluar variabel yang Dewayanto, 2010 tentang “Pengaruh diteliti. Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan Nasional Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008.
Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance.” Kompak Nomor 8.
Sugiyono, 2003. Metode Penelitian Bisnis,
Bandung : Alfabeta.
Sulaiman dan Ana Handi. 2004. Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek (BEJ). Journal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi (Juli), Vol. 2, No.2.
Sukaredi, 2011. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar di LQ45 Tahun 2005- 2009). Skripsi. Dipublikasikan.
Sam’ani. 2008. Pengaruh Good Corporate
Governance dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004 – 2007. Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Ali, Wakhid Sulistyo, 2002. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Agency Cost pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi S. Tidak Dipublikasikan.