Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KOMUNITAS

POSYANDU BALITA MENGENAI GIZI BAGI BAYI DAN BALITA


DI DESA JEBLOG RW 08

DISUSUN OLEH :
YULIANA
1501046

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Riskesdas tahun 2018 menjelaskan bahwa proporsi status gizi buruk dan gizi
kurang pada balita pada tahun 2007 sampai 2018. Hasil total balita yang mengalami
gizi buruk dan gizi kurang mencapai 17,7% dengan target dari RPJMN pada tahun
2019 yaitu sebesar 17%. Hasil riskesadas mengenai gizi buruk pada tahun 13 sebesar
5,7% dan pada tahun 2018 gizi buruk pada balita mengalami penurunan yaitu 3,9%.
Sedangkan untuk gizi kurang pada balita setiap tahun 2013 mencapai 13,9% dan
kemudian mengalmai penurunan hanya 1% atau 13,8% pada tahun 2018.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Indriastuti, 2018 menjelaskan bahwa
angka kejadian bayi dan balita dengan bayi berat lahir rendah sebanyak 10,2%,
stunting 37,2%, gizi kurang 19,6%, kurus 12,1%, gizi lebih 11.9%, praktek ASI
ekslusif dan MPASI 40%. Dalam penelitiannya ada beberapa dampak masalah gizi
diantaranya dapat mengakibatkan anak mudah sakit, perkembangan fisik tidak
optimal, kemampuan motorik rendah, daya saing rendah dan produktivitas rendah.
Fokus 1000 hari pertama kehidupan, yang dimulai saat kehamilan hingga anak berusia
dua tahun merupakan periode yang sangat penting. Kurang gizi pada dua tahun
pertama kehidupan menyebakan kerusakan otak yang tidak dapat lagi diperbaiki.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI tahun 2015 memaparkan bahwa
jumlah balita yang mengalami masalah gizi buruk dan kurang adalah 5,7% untuk gizi
buruk dan 13,9% gizi kurang. Jumlah balita gizi buruk dan kurang menurut hasil
Riskesdas 2013 masih besar yaitu 19,6% dibandingkan dengan target RPJMN yang
mencapai 15% pada tahun 2014 dan terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010.
Data yang ada juga menunjukan bahwa masih ada 4,4 juta balita dengan gizi buruk
dan kurang yang belum terdeteksi. Sedangkan yang tidak menimbangkan berat badan
balita diposyandu sebanyak 12 juta balita.
Hasil Riskesdas tahun 2018 di Provinsi Jawa Tengah mengenai gizi buruk dan
gizi kurang pada balita mengalami penurunan dibandingkan hasil yang didapat pada
tahun 2013 meskipun tidak secara signifikan. Jawa Tengah memiliki jumlah balita
sebanyak 2.736.543 dengan gizi buruk dan kurang 17,6% dengan jumlah gizi buruk
dan kurang dalam data gizi dan KIA terintegrasi hanya 10.662 balita dengan
perkiraan selisih 470.970 balita.
Presentase balita dengan gizi buruk dan kurang di Kabupaten Klaten pada
tahun 2010 sampai 2014 mengalami penurunan dan peningkatan. Penyebab dari gizi
buruk adalah akrena adanya pengaruh letak geografis dan asupan makanan yang
diberikan serta adanya faktor-faktor non medis. Perkembangan presentase balita
dengan gizi buruk pada tahun 2013 mencapai 3,6% sedangkan pada tahun 2014
mengalami peningkatan yang cukup banyak yaitu 4,79%. Wilayah Kecamatan
Karanganom mendapatkan hasil prevalensi status gizi menurut indeks berat badan
(BB) dan umur (U) dengan BB sangat kurang sejumlah 1 dengan presentase 0,04%,
BB kurang sejumlah 290 dengan presentase 11,68%, normal sejumlah 2191 dengan
presentase 88,28% dan BB lebih sejumlah 0. Sedangkan hasil status gizi menurut
indeks tinggi badan (TB) dan umur (U) adalah sangat pendek dengan sampel 40
presentase 14,1%, pendek dengan sampel 195 presentase 7,86%, normal dengan
sampel 2110 presentase 85,01% dan tinggi dengan sampel 137 presentase 5,52%.
Data diatas menunjukan msih banyak balita dengan gizi buruk dan kurang di
wilayah Karanganom, maka dari itu puskesmas mendirikan posnyandu balita untuk
menurunkan jumlah balita yang gizi bruk dan kurang. Desa yang sudah diadakannya
posyandu balita adalah Desa Jeblog RT 08. Disana masih banyak balita yang belum
mendapatkan ASI ekslusif untuk bayinya serta balita yang neniliki berat badan yang
kurang. Jumlah bayi dan balita di Desa Jeblog RT 08 17 orang dengan 2 bayi yang
tidak mendapatkan ASI ekslusif, 4 balita yang mengalami gizi kurang, serta 1 balita
yang memiliki gizi berlebih. Menurut para ibu dan pengasuh bayi dan balita faktor
yang menyebabkan gizi bayi dan balita kurang dan berlebih karena kurangnya
perhatian dari orangtua kandung terhadap tumbuh kembang karena sibuk untuk
bekerja.

B. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan meningkatkan nutrisi pada bayi dan balita di Desa Jeblog RW 08.
2. NOC
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 30 menit diharapkan para
peserta posyandu balita dapat meningkatkan kesehtaan bayi dan balita:
a. 100901 Asupan kalori (3
b. 100902 Asupan protein (3)
c. 100904 Asupan Karbohidrat (3)
d. 102007 pertumbuhan (3)

3. NIC
a. 5510 Pendidikan Kesehatan
b. 5642 Pengajaran Nutrisi Bayi 7-9 bulan
c. 5643 Pengajaran Nutrisi Bayi 10-12 bulan
d. 5660 Pengajaran Nutrisi Balita 13-18 bulan
e. 5661 Pengajaran Nutrisi Balita 19-24 bulan

C. Implementasi Tindakan Keperawatan


a. Metode
Dinamika Kelompok, sharing

b. Media dan alat bantu


Sound sistem, mainan untuk bayi dan balita, leaflet mengenai gizi bayi dan balita.

c. Setting tempat
☺☺☺☺☺☺☺
☺☺
☺☺ ☻
☺☺
☺☺☺☺☺☺☺
Keterangan :
☺ : Peserta
☻: Mahasiswa

d. Waktu dan tempat


RW Hari/Tanggal Tempat
08 Jum’at, 16 November 2018 Rumah kader posyandu balita

D. Kriteria evaluasi
1. Struktur
a. Adanya kesepakatan dan koordinasi dengan kader tentang tempat dan
pelaksanaan kegiatan sosialisasi gizi bayi dan balita.
b. Tersampaikannya informasi mengenai pelaksanaan sosialisasi mengenai gizi
bayi dan balita.
c. Posyandu balita setiap bulan rutin diadakan setiap tanggal 16 di desa jeblog
RW 08.
d. Mahasiswa menyiapkan leaflet dan materi kegiatan untuk gizi bayi dan balita
pada tanggal 14 November 2018.
2. Proses
a. Kader menyampaikan informasi denganmenggunakan microfon masjid untuk
mengundang bayi dan balita agar mengikuti posyandu.
b. Kader menyiapkan tempat pelaksanaan kegiatan untuk sosialisasi gizi bayi dan
balita.
c. Kader menyiapkan snack untuk bayi danbalita yang mengikuti acra posyandu.
d. Para peserta yang hadir dalam posyandu balita 90% dari total bayi dan balita
yang berada dalam desa Jeblog.
e. Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi sangat antusias
f. Peserta posyandu mampu mengungkapkan kesenangan dan keluhannnnya
kepada pemateri, serta dapat belajar dan bisa mengubah pola asupan gizi untuk
bayi dna balitanya.
g. Mahasiswa memfasilitasi jalannya proses kelompok dari pembukaan sampai
kesimpulan kegiatan
h. Mahasiswa memfasilitasi terbangunnya keakraban diantara peserta
i. Mahasiswa mampu memandu jalannya diskusi
j. Mahasiswa mampu menyimpulkan hasil diskusi dan menutup kegiatan

3. Hasil :
Kognitif :
1) Mahasiswa menjelaskan mengenai apa itu gizi bayi dan balita
2) Mahasiswa menjelaskan pola asupan gizi yang baik untuk tumbuh kembang
bayi dan balita
3) Mahasiswa menjelaskan pentingnya menjaga gizi bayi dan balita untuk
mendukung tumbuh kembang bayi dan balita
4) Mahasiswa menyebutkan manfaat jika dapat menjaga gizi bayi dan balita
secara tepat.
5) Mahasiswa menjelaskan dampak jika tidak menjaga asupan gizi bayi dan
balita untuk tumbuh kembangnya.
6) Mahasiswa mampu memfasilitasi terlaksananya kegiatan posyandu balita di
desa Jeblog RW 08
7) Kader kooperatif memfasilitasi kegiatan sosialisasi gizi bayi dan balita.

Psikomotor:
Peserta menunjukkan dukunganya pada kegiatan sosialisasi gizi bayi dan balita
yang diadakan di desa Jeblog RW 08 oleh mahasiswa
Karanganom, 16 November 2018
Pembimbing Klinik Mahasiswa

Istiana Nurhidayati, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom Yuliana


DAFTAR PUSTAKA

Hasil Utama Riskesdas. 2018. Kementrian Kesehatan RI. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2016. Semarang.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2016/13_Jat
eng_2016.pdf
Profil Kesehatan Kabupaten Klaten. 2015. Klaten.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KAB_KOTA_2015/3310_Jaten
g_Kab_Klaten_2015
Infodatain Pusat Data dan Informasi kementrian kesehatan RI. 2016.
http://www.kemkes.go.id/development/resources/download/tabloid/infodatin/infodatin-gizi-
2016.pdf

Anda mungkin juga menyukai