DAN PERDESAAN,
PERUMAHAN DAN
PERMUKIMAN
BAB X
A. PENDAHULUAN
X/3
efektif dan efisien dalam pemanfaatan sumber daya alamnya,
mengacu pada rencana tata ruang perkotaan yang berkualitas,
termasuk pengelolaan administrasi pertanahan yang tertib dan adil,
dan ditunjang oleh kelembagaan pemerintah yang makin siap
melaksanakan otonomi daerah; makin mantapnya kemitraan
pemerintah daerah dengan masyarakat dan dunia usaha dalam
pelaksanaan pembangunan perkotaan; meningkatnya kesejahteraan
masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya pendapatan per
kapita dan kualitas hidup penduduk yang makin merata;
berkurangnya jumlah penduduk miskin di perkotaan; serta
meningkatnya kualitas fisik lingkungan di perkotaan.
X/4
kan dan memanfaatkan dana dan daya bagi peningkatan pendapatan dan
taraf hidupnya. Pembangunan berbagai sarana dan prasarana
perekonomian termasuk koperasi dan lembaga keuangan ditingkat-
kan agar mampu berperanserta dalam pengembangan ekonomi
rakyat serta makin meningkatkan swadaya masyarakat perdesaan
dalam pembangunan.
X/5
Pembangunan perumahan dan permukiman diarahkan untuk
meningkatkan kualitas kehidupan keluarga dan masyarakat serta
menciptakan suasana kerukunan hidup keluarga dan kesetia-
kawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk lingkungan
serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan watak anggota
keluarga. Pembangunan perumahan dan permukiman bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, baik
dalam jumlah maupun kualitasnya dalam lingkungan yang sehat
serta kebutuhan akan suasana kehidupan yang memberikan rasa
aman, damai, tenteram, dan sejahtera.
X/6
Pembangunan perumahan dan permukiman harus mampu
memperluas kesempatan usaha dan lapangan kerja serta mendorong
berkembangnya industri bahan bangunan murah yang memenuhi
syarat teknis dan kesehatan serta terbuat dari bahan dalam negeri.
Kualitas tenaga pembangunan perumahan dan permukiman perlu
ditingkatkan dan kelembagaannya perlu dimantapkan.
X/7
berkelanjutan; peningkatan peranserta masyarakat dalam penyediaan
perumahan dan permukiman; pengembangan sistem pembiayaan
dalam penyediaan perumahan dan permukiman terutama yang dapat
membantu masyarakat berpendapatan rendah; pemantapan
pengelolaan pembangunan secara terpadu; dan pe-ngembangan
perangkat peraturan perundang-undangan pendukung.
1. Pembangunan Perkotaan.
X/8
sebagai kota penyangga, dan (d) pemenuhan kebutuhan prasarana
dan sarana dasar bagi masyarakat yang bertempat tinggal di kota
yang terletak di luar kawasan cepat berkembang.
X/9
maupun yang bilateral. Sampai dengan akhir tahun anggaran
1997/98 jumlah bantuan melalui Asian Development Bank (ADB)
sebesar US$ 856.00 juta dengan total penyerapan sebesar US$
289.7 juta, jumlah bantuan melalui International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) sebesar US$ 1,324.00 juta
dengan total penyerapan sebesar US$ 638,9 juta, jumlah bantuan
melalui Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) sebesar ¥
49,687.0 juta dengan total penyerapan sebesar ¥ 31,686.5 juta,
jumlah bantuan Pemerintah Jerman sebesar DM 84.1 juta dengan
total penyerapan sebesar DM 26.2 juta, dan bantuan Pemerintah
Swiss sebesar Sfr 10.2 juta dengan total penyerapan sebesar Sfr
10.1 juta.
X/10
tahun anggaran 1998/99 melalui Rekening Pembangunan Daerah
(RPD) diberikan pinjaman lunak untuk membantu pemerintah
daerah/perusahaan daerah merehabilitasi pasar yang terkena
musibah kebakaran.
X/11
dengan pemerintah daerah dalam pembangunan prasarana dan
sarana perkotaan, baik pengadaan, pengelolaan, maupun operasi dan
pemeliharaannya. Kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan
peranserta masyarakat tersebut didukung oleh kerjasama dengan
badan-badan internasional, antara lain ADB, USAID dan
sebagainya.
X/12
Crisis Relief in Urban Areas) yang terdiri dari kegiatan yang
bertumpu pada masyarakat dalam pembangunan, perbaikan
prasarana lingkungan, dan penyaluran kredit mikro (micro-credit)
untuk membantu pengusaha kecil, menengah, dan sektor informal.
Kegiatan ini dipersiapkan, dilaksanakan, dan diawasi oleh
masyarakat perkotaan di tingkat terbawah yaitu tingkat Rukun
Warga. Diharapkan melalui program ini pemberdayaan masyarakat
miskin di perkotaan dapat dipercepat.
X/13
mekanismenya untuk pemerintah daerah atau perusahaan daerah.
Untuk menangani program pemantapan keuangan perkotaan
dilakukan pelatihan dan proyek percontohan melalui kegiatan
Municipal Finance Project/MFP bantuan USAID.
X/14
Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP), dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten/Kotamadya (RTRW Kab./Kod.). Hingga saat ini
27 RTRW Propinsi telah disahkan oleh Menteri Dalam Negeri, 76
RTRW Kabupaten telah disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah
Tingkat I, 23 RTRW Kotamadya telah disahkan oleh Gubernur
Kepala Daerah Tingkat I, dan 303 RTRW kota non status telah
disahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I.
2. Pembangunan Perdesaan
X/15
ini, perhatian khusus diberikan kepada anak usia didik dan remaja
serta pemuda putus sekolah, terutama di desa-desa tertinggal.
X/16
pembimbing masyarakat dalam menumbuhkan dan mengem-
bangkan prakarsa dan keswadayaan masyarakat desa.
X/17
suplementasi zat besi pada balita, pemberian vitamin A dosis tinggi
kepada anak balita dua kali setahun, serta penyuluhan gizi pada ibu
hamil. Penyuluhan gizi masyarakat di perdesaan dilaksanakan
melalui Posyandu yang tersebar di seluruh desa. Pada tahun 1996/97
jumlah Posyandu yang melaksanakan penyuluhan gizi sebanyak
257.000 unit yang didukung oleh berbagai kader penggerak. Selain
melalui Posyandu, dilaksanakan penyuluhan gizi masyarakat
perdesaan melalui PKK, kelompok arisan warga, kelompok
pendengar siaran radio, dan sebagainya.
X/18
dikembangkan pembibitan unggul serta cara bertanam yang efisiensi
dan produktifitas yang tinggi.
X/19
5) Program Peningkatan Prasarana dan Sarana
Perdesaan
X/20
sektor ekonomi di desa tertinggal melalui pembangunan prasarana
yang meliputi pembangunan jalan, jembatan, tambatan perahu serta
sarana air bersih dan sanitasi lingkungan. Sampai dengan tahun
keempat Repelita VI, dialokasikan dana sebesar Rp. 80 miliar untuk
menjangkau 939 desa yang berada di 91 kabupaten/ kotamadya di
21 propinsi di luar Jawa dan Bali. Hasil fisik selama dua tahun
(tahun 1996/97 dan 1997/98) terdiri dari (a) jalan sepanjang 3.463,2
kilometer, (b) jembatan sebanyak 775 unit, (c) tambatan perahu
sebanyak 52 unit, dan (d) alat penyeberangan sebanyak 13 unit. Di
samping itu, telah dilakukan pembangunan prasarana lingkungan
yang meliputi sanitasi lingkungan dan air bersih yang menjangkau
9.633 desa yang tersebar di 26 propinsi (kecuali DKI Jakarta).
X/21
pemilik dan penanggungjawab kegiatan pembangunan sarana dan
prasarana di desa.
a. Program Pokok
X/22
pemerintah memberi bantuan penyediaan prasarana dan sarana
dasar permukiman bagi RS/RSS yang dibangun oleh Perum
Perumnas dan Koperasi, serta penerbitan peraturan (Instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 1996) yang memberikan
keringanan pembebasan retribusi ijin mendirikan bangunan (IMB)
dan pungutan-pungutan lain yang dikenakan atas pembangunan
RS/RSS.
X/23
KTP2D bertujuan untuk merangsang pertumbuhan usaha-
usaha ekonomi perdesaan melalui penyediaan berbagai fasilitas
permukiman, berupa fasilitas air bersih, persampahan, dan sanitasi
di desa-desa yang berpotensi untuk berkembang. Sasaran program
KTP2D terutama adalah desa-desa agro wisata, agro industri, agro
bisnis, dan pusat pertumbuhan pelayanan lokal. Sampai dengan
tahun keempat Repelita VI telah dikembangkan kawasan KTP2D
sejumlah 794 kawasan (Tabel X-2).
X/24
dan pembangunan jalan lingkungan, perbaikan saluran air hujan dan
air limbah, pengadaan sarana MCK, pengadaan air bersih, dan
penanganan persampahan.
a) Penanganan Drainase
X/25
b) Pengelolaan Persampahan
X/26
produksi air bersih berhasil ditingkatkan sebesar 25.210 liter/detik,
sambungan rumah sebanyak 1.039.997, hidran umum sebanyak
25.953 unit, dengan penduduk terlayani sebanyak 12,19 juta jiwa.
X/27
bersangkutan berdasarkan prinsip desentralisasi. Sampai dengan
tahun keempat Repelita VI telah disusun PJM untuk 114 kota dan
140 kawasan perkotaan.
X/28
b. Program Penunjang
X/29
2) Program Penelitian dan Pengembangan Perumahan
dan Permukiman
X/30
4) Program Penataan Ruang
X/31
Dalam kurun waktu 1993/94 sampai dengan 1997/98 telah
dilakukan redistribusi tanah obyek landreform seluas 13.207 hektar,
penyiapan konsolidasi tanah perkotaan untuk 22.700 bidang,
pembinaan konsolidasi tanah perkotaan untuk 18.000 bidang, dan
konsolidasi lahan pertanian beririgasi teknis (PIADP) seluas 21.690
hektar. Untuk masyarakat berpendapatan rendah, melalui proyek
operasi nasional (PRONA) pertanahan, dilakukan pemberian
sertipikat tanah secara massal. Sampai dengan tahun keempat
Repelita VI telah diberikan sertipikat tanah sebanyak 333.030 buah
sertipikat.
X/32
TABEL X – 1
PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA
KREDIT PEMILIKAN RUMAH OLEH BANK TABUNGAN NEGARA (BTN)
MENURUT DAERAH TINGKAT I
1993/94, 1994/95 – 1997/98
(unit rumah)
X/33
TABEL X – 2
PEMBANGUNAN KAWASAN
TERPILIH PUSAT PENGEMBANGAN DESA
MENURUT DAERAH TINGKAT I 1)
1993/94, 1994/95 – 1997/98
(kawasan)
X/34
TABEL X – 3
PERBAIKAN LINGKUNGAN PERUMAHAN KOTA (P2LPK)/PERBAIKAN KAMPUNG
MENURUT DAERAH TINGKAT I
1993/94, 1994/95 – 1997/98
1) Angka Diperbaiki
2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997
X/35
TABEL X – 4
PELAKSANAAN PEMUGARAN PERUMAHAN DESA
MENURUT DAERAH TINGKAT I
1993/94, 1994/95 – 1997/98
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997
X/36
TABEL X – 5
PELAKSANAAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
MENURUT DAERAH TINGKAT I
1993/94, 1994/95 – 1997/98
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997
X/37a
(Lanjutan Tabel X – 5)
X/37b
TABEL X – 6
PENGOLAHAN AIR LIMBAH PERDESAAN
MELALUI PENGELOLAAN SETEMPAT
MENURUT DAERAH TINGKAT I 1)
1993/94, 1994/95 – 1997/98
X/38
TABEL X – 7
PELAKSANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PERKOTAAN
MENURUT DAERAH TINGKAT I PER TAHUN
1993/94, 1994/95 – 1997/98
1) Angka diperbaiki
2) Angka sementara sampai dengan Desember 1997
X/39a
( Lanjutan Tabel X – 7)
X/39b
TABEL X – 8
PELAKSANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN
MENURUT DAERAH TINGKAT I
1993/94, 1994/95 – 1997/98
1) Angka diperbaiki
2) Terdiri dari Hidran/Kran Umum dan Terminal Air
3) Terdiri dari Sumur Artesis, Sumur Pompa Dalam/Dangkal, dan Sumur Gali
Keterangan :
PAH = Penampungan Air Hujan
PMA = Perlindungan Mata Air
X/40a
(Lanjutan Tabel X -8)
X/40b