Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN CKR


DIRUANG A1 BEDAH SYARAF RS. Dr KARIADI SEMARANG

Disusun oleh :
Kunnika Mujhana
1.1.20277

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
2004
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN CKR
DI RUANG A1 BEDAH SYARAF RS Dr. KARIADI SEMARANG

PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 15 September 2004 Praktikan : Kunnika Mujhana
Jam : 01.49 WIB NIM : 1.1.20277
Ruang : A1 Bedah Syaraf
No. Reg. :

Identitas
Nama pasien : Tn. A
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : laki- laki
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Krajan Mangun Jiwan RT 2 RW 9 Demak
Tgl pengkajian : 15 September 2004, Jam 10.00 WIB

Penanggung jawab :
Nama : Tn. A
Umur : 55 tahun
Hubungan dg pasien : Ayah
Suku/ bangsa : Jawa/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta

1.1 Riwayat keperawatan


1.1.1 Riwayat Perawatan sekarang
Pada tanggal 14 September 2004 pasien dirawat di RS. Daerah Demak karena
kecelakaan sepeda motor, namun penderita memakai helm dan tidak terlepas saat
jatuh dari kendaraan tapi dagu penderita tekena setang sepeda motor. Kemudian
penderita dirujuk ke RS. Dr. Kariadi Semarang untuk mendapat penanganan lebih
lanjut.
Tanggal 15 September 2004 penderita masuk melalui UGD RS DR. Kariadi
Semarang dan kondisinya sudah terpasang spaleg di femur, tidak muntah, tidak
mual, tidak pingsan namun yang dikeluhkan saat ini adalah nyeri kepala.

1.1.2 Riwayat keperawatan yang lalu


Pasien tidak pernah terjatuh dari sepeda motor dan tidak pernah merasakan sakit
seperti yang dialami saat ini.

1.1.3 Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga tidak ada yang pernah menderita sakit yang dialami pasien saat ini dan
keluarga serta pasien tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, DM maupun
hipertensi

GENOGRAM

Keterangan :
Laki- laki Pasien Meninggal

Perempuan Tinggal serumah


POLA FUNGSIONAL GORDON
1. Pola manajemen kesehatan
Keluarga pasien mengatakan, persepsi pasien terhadap kesehatan adalah segala-
galanya dan penting, dalam memandang kesehatan juga disiplin. Apabila ada
anggota keluarga yang sakit, segera dibawa ke tempat pelayanan kesehatan.
2. Pola nutrisi
Sebelum sakit pasien makan dengan porsi biasa 3 x sehari dengan menu nasi,
lauk- pauk, sayur, dan buah serta ditambah minum 7 gelas/ hari. Namun setelah
sakit dan masuk rumah sakit di ruang A1 Bedah Syaraf pasien makan sehari 3x
dengan menu yang ditentukan RS.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1x / hari dengan konsistensi lunak dan BAK 5 – 7 x /
hari, setelah masuk rumah sakit pasien mengalami kesulitan dalam BAB, karena
fraktur femur sehingga BAB harus dibantu sedangkan BAK pasien dibantu oleh
keluarga.
4. Pola aktivitas
Saat sebelum sakit dan masuk rumah sakit, pasien adalah seorang karyawan.
Diwaktu sakit seperti saat ini pasien tidak mampu melakukan kegiatan seperti
biasa karena terjadi fraktur pada mandibula serta femur.
5. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pasien mampu berkomunikasi dengan baik. Persepsi sensori pasien baik karena
mampu merasakan nyeri dan mengerti apa yang disampaiakan perawat.
6. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit pasien tidak ada keluhan dengan kebiasaan tidurnya yaitu 7 jam
dimalam hari. Ketika sakit pasien sulit untuk tidur dan terjaga karena merasakan
nyeri pada mandibula serta femurnya.
7. Pola persepsi diri dan konsep diri
Body image : pasien tetap percaya diri dengan kondisinya saat ini.
Identitas diri : Pasien sudah bekerja disebuah pabrik.
Harga diri : Pasien sudah bisa berinteraksi dengan keluarga.
Peran diri : Tn A adalah seorang anak dan mempunyai dua saudara
perempuan serta dua orang tua.
Ideal diri : pasien percaya bahwa kondisinya akan membaik dan sehat
seperti sebelumnya.
8. Pola hubungan sosial
Hubungan pasien dikeluarga baik, dengan tetangga serta kerabat keluarga yang
lainpun baik. Terbukti dengan sering ada kerabat yang besuk ke RS.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien adalah seorang jejaka yang belum menikah.
10. Pola mengatasi permasalahan hidup
Pasien selalu memusyawarahkan dengan keluarga bila ada masalah dan untuk
mengurangi stress pasien istirahat dan menarik nafas panjang.
11. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Pasien beragama Islam, dan selalu melaksanakan sholat dan selama sakit pasien
hanya berdoa menurut keyakinannya.

1.2 Pemeriksaan fisik


Kesadaran : GCS : E= 4, M= 6, V= 5 Composmentis
Nadi : 80x/ menit
Pernafasan : 17x/ menit
Suhu tubuh : 370 C
Tekanan darah : 120/ 70 mmHg

Kulit :
▪ Turgor baik karena kulit kembali normal setelah 3 detik ditekan.
▪ warna kulit sawo matang.
▪ Tidak ada hiperpigmentasi pada daerah jari tangan maupun kaki.

Kepala :
▪ Rambut : Kotor, warna hitam bergelombang dan berbau.

▪ Kulit kepala : tidak ada laserasi, kulit kepala kotor.


Mata :
▪ Konjungtiva : tidak anemis

▪ Palpebrae : tidak ada oedema

▪ Sclera : tidak ikteric

▪ Pupil : normal berbentuk bulat, diameter 3 mm dan reflek


cahaya pupil mengecil.
Hidung :
▪ Rongga hidung : kotor karena ada bekas darah yang mengering
▪ Septum deviasi tidak ada, concha normal.

Telinga :
▪ Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri ada darah, kotor.

▪ Liang telinga : keluar darah pada telinga kanan dan kotor

▪ Fungsi pendengaran : ada gangguan mendengar sejak pasien menjalani perawatan


pada telinga bagian kanan.

Mulut :
▪ Rongga mulut : mulut berbau

▪ Gigi : gigi kotor, hygiene mulut kurang.

▪ Bibir : Bibir kering.

▪ Mandibula : ada fraktur

Leher :
Tidak terdapat pembesaran kelenjar thiroid, ditemukan distensi vena jugularis. Otot
leher tegang.
Dada :
Paru- paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pergerakan dada sewaktu bernafas simetris, , sulit ictus
cordis tidak tampak
Palpasi : tactil fremitus normal anatara sisi kanan dan kiri.
Perkusi : belum
Auskultasi : suara nafas vesikuler

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di intercosta ke V
Perkusi : terdengar suara pekak
Auskultasi : bunyi jantung I (normal) Bunyi jantung II Normal)

Perut :
Inspeksi : tidak ditemukan distensi abdominal dan tidak ada pembesaran hepar dan
bising usus normal.
Auskultasi : peristaltik usus normal 25 x/ menit.
Palpasi : Nyeri pada daerah yang terpasang peritoneal dialisa.
Perkusi : terdengar suara pekak

Genetalia
Tidak ada jamur, Testis tindak oedem, skrotum tidak membesar, penis normal. Pada
anus tidak terdapat hemoroid.

Ekstrimitas :
Ekstrimitas atas : lengan kanan terpasang infus, tidak ada pitting oedem, uji
kekuatan otot nilainya 5.
Ekstrimitas bawah: pada kaki sebelah kanan terdapat balutan karena ada fraktur.
Pada kaki sebelah kiri normal tidak ada fraktur.
1.3 Pemeriksaan 12 Syaraf kranial
I. Olfaktorius : tidak terjadi gangguan fungsi penghidu
II. Optikus : tidak terjadi penurunan fungsi penglihatan
III. Okulomotorius : Kelopak mata dapat membuka dan menutup
IV. Troclearis :Mata dapat digerakan kebawah dan keatas
V. Trigeminus : Terjadi gangguan pada pergerakan rahang sinistra karena
fraktur
VI. Abducen : Bola mata mampu bergerak kearah lateral
VII. Facialis : Tidak terjadi gangguan pada otot ekspresi wajah
VIII. Vestibulo coclearis : penurunan pendengaran pada telinga kanan karena otore
keseimbangan tidak terganggu
IX. Glosofaringeus : Ada gangguan menelan karena ada fraktur mandibula
X. Vagus : Tidak dapat diperiksa karena pasien kesulitan dan nyeri
untuk membuka mulut.
XI. Assesorius : Pergerkan leher kaku karena terjadi pembengkakan
XII. Hipoglosus : Pasien tidak mengalami disfagia dan disartria

1.4 Pemeriksaan diagnostik


I. Laboratorium
Tanggal 14 September 2004
Hb : 12,1 gr/ dl
Tanggal 15 September 2004
BUN : 22 mg/ dl
Kreatinin :0,95 mg/ dl
Program terapi :
Terapi injeksi :
- Cipotaxim 3x 1 gr
- Forgesik 3x I amp.
Terapi infus :
- RL 20 tetes/ menit
II. Fotot rotgen
Tanggal 15 September 2004
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus tentang CKR pada Tn. A telah disyahkan oleh pembimbing klinik /
CI ruang A1 RSUP Dr. Kariadi Semarang pada :

Hari, tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing klinik/ CI Mahasiswa

Kunnika Mujhana
NIM. 1.1.20277
NO TGL/ JAM DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH TTD
1. 15 – 9 – 2004 DS : Pasien mengeluh sakit Fraktur mandibula Gangguan
05.00 WIB pada daerah rahang kebutuhan nutrisi
DO : GCS : 15, E= 4, M= 6, b/ d kelemahan
V=5 Kemampuan otot untuk
menelan dan
Kesadaran composmentis menguyah dan
menguyah
TD : 120/ 70 mmHg menelan
RR : 17x/ menit
Nadi : 80x/ menit Gangguan
kebutuhan nutrisi
Suhu : 37 0 C

2. 16 – 9 – 2004 DS :- pasien mengatakan nyeri fraktur Gangguan rasa


06.00 WIB pada ekstrimitas bawah nyaman nyeri b/d
kanan trauma jaringan
Cidera pada
DO : adanya fraktur di jaringan lunak
ekstrimitas bawah kanan

Nyeri

3. 17 – 9 – 2004 DS : Pasien mengatakan fraktur Gangguan


09.30 WIB anggota gerak tubuhnya mobilitas fisik b/d
terasa kaku dan pegal. spastisitas
DO : pasien kesulitan bergerak Spastisitas kontraktur, fraktur
kontraktur

Gangguan
mobilitas fisik

DAFTAR MASALAH
RENCANA PERAWATAN

No TGL/JAM DP TUJUAN INTERVENSI TTD


1. 15 – 9 – 2004 Gangguan Pasien tidak mengalami - Kaji kemampuan pasien
05.00 WIB kebutuhan gangguan nutrisi setelah untuk mengunyah dan
nutrisi b/ d dilakukan perawatan selama menelan, batuk dan
kelemahan otot 3 x 24 jam dengan KH : mengatasi sekresi.
untuk - Tidak mengalami tanda- - Auskultasi bising usus, catat
menguyah dan tanda mal nutrisi dengan adanya penurunan/ hilangnya
menelan nilai lab. Dalam rentang atau suara hiperaktif.
normal. - Jaga keamanan saat
- Peningkatan berat badan memberikan makan pada
sesuai tujuan. pasien, seperti meninggikan
kepala selama makan
- Berikan makan dalam porsi
kecil dan sering dengan
teratur.
- Kolaborasi dengan ahli gizi.

2. 16 – 9 – 2004 Gangguan rasa Rasa nyeri berkurang setelah - Teliti keluhan nyeri, catat
06.00 WIB nyaman nyeri dilakukan tindakan intensitasnya, lokasinya dan
b/d trauma keperawatan selama 2 x 24 lamanya.
jaringan jam dengan KH : - Catat kemungkinan
- pasien mengatakan nyeri patofisiologi yang khas,
berkurang. misalnya adanya infeksi,
- Pasien menunjukan skala trauma
nyeri pada angka 3. - Ajarkan teknik relaksasi.
- Ekspresi wajah klien - Kolaborasi pemberian
rileks analgetik
3. 17 – 9 – 2004 Gangguan Pasien dapat melakukan - Periksa kembali kemampuan
09.30 WIB mobilitas fisik mobilitas fisik setelah dan keadaan secara
b/d spastisitas mendapat perawatan dengan fungsional pada kerusakan
kontraktur, KH : yang terjadi.
fraktur - tidak adanya kontraktur, - Pertahankan kesejajaran
footdrop. tubuh secara fungsional,
- Ada peningkatan seperti bokong, kaki, tangan.
kekuatan. Pantau selama penempatan
alat atau tanda penekanan
dari alat tersebut.
- Bantu pasien dalam program
latihan ROM secara pasif.
TINDAKAN KEPERAWATAN
No TGL/ JAM DP TIDAKAN KEPERAWATAN RESPON TTD
1. 15 – 9 – 2004 1 - Mengkaji kemampuan pasien untuk mengunyah Pasien masih
05.00 WIB dan menelan, batuk dan mengatasi sekresi. merasakan sakit di
- Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan/ daerah fraktur namun
hilangnya atau suara hiperaktif. tubuh pasien tidak
- Menjaga keamanan saat memberikan makan lemas.
- Memberikan makan dalam porsi kecil dan
sering dengan teratur.
- Mengkaji feses, cairan lambung, muntah darah.

2. 16 – 9 – 2004 2 - Meneliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, Pasien mengatakan


06.00 WIB lokasinya dan lamanya. nyeri agak berkurang
- Mencatat kemungkinan patofisiologi yang khas, dan dapat istirahat.
misalnya adanya infeksi, trauma
- Mengajarkan teknik relaksasi.
- Mengkolaborasikan dengan tim medis untuk
pemberian analgetik

3. 17 – 9 – 2004 3 - Memeriksa kembali kemampuan dan keadaan Anggota gerak


09.30 WIB secara fungsional pada kerusakan yang terjadi. tubuhnya tidak terasa
- Mempertahankan kesejajaran tubuh secara pegal.
fungsional, seperti bokong, kaki, tangan. Pantau
selama penempatan alat atau tanda penekanan
dari alat tersebut.
- Membantu pasien dalam program latihan ROM
secara pasif.
CATATAN PERKEMBANGAN
No TGL/ JAM DP CATATAN PERKEMBANGAN TTD
1. 15 – 9 – 2004 1 S: Pasien masih kesulitan dalam menelan makanan
05.00 WIB O : Satu porsi makan tidak habis
A : masalah belum teratasi
P : Kolaborasi ahli gizi untuk pemberian makan lunak, porsi kecil dan
sering

2. 16 – 9 – 2004 2 S : Pasien merasakan nyeri sedikit berkurang


06.00 WIB O : Ekpresi wajah pasien sedikit rileks, dan tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P: Latih teknik relaksasi dan kolaborasi pemberian analgetik

3. 17 – 9 – 2004 S : pasien merasakan anggota tubuh yang tidak sakit tidak terasa pegal
09.30 WIB 3 O : Pasien mampu menggerakkan anggota tubuh yang tidak sakit
A : masalah sebagian teratasi
P : Kolaborasi untuk dilakukan foto rotgen dan pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai