Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
21.10.2008 Page 1
Seite
Outline
Definisi Hukum Co-Processing
5. Aspek Hukum dan Kelembagaan
5.1. Prinsip-prinsip Dasar
5.2. Kerangka Hukum
5.3. Kerangka Kelembagaan
5.4. Proses Perizinan
5.5 AMDAL
5.6. Persyaratan Limbah, Proses, Emisi, Produk
5.7. Manajemen Penaatan
21.10.2008 Page 2
Seite
Definisi Hukum Co-Processing
21.10.2008 Page 3
Seite
Proses Produksi Semen
ya
Co-Incineration
Limbah yang
tidak
Dimasukan
Tergolong B3 ?
ya
Pemanfaatan Limbah B3
Secara Recovery
ya
Co-Processing
21.10.2008 Page 4
Seite
5. Aspek Hukum dan Kelembagaan
21.10.2008 Page 5
Seite
3. Analisis Dampak Lingkungan
Industri semen yang melakukan co-processing harus melakukan analisis Input,
Proses, Output (produk) dan Emisi sebelum pengoperasian pabrik semen dengan
menggunakan limbah sebagai bahan baku dan/atau bahan bakar alternatif.
Analisis Dampak Lingkungan sesuai standar yang berlaku harus dilakukan
sebelum kegiatan co-processing dijalankan untuk mengetahui dan mengantisipasi
potensi dampak pemanfaatan limbah sebagai bahan baku dan/atau bahan bakar
alternatif
4. Perizinan
Lembaga-lembaga terkait dan masyarakat harus dilibatkan dalam proses
perizinan co-processing
Industri semen harus membagung komunikasi yang terbuka, jujur dan transparan
dengan regulator dan masyarakat dalam proses perizinan serta menerapkan
teknologi terbaik yang tersedia (BAT).
5. Pengendalian dan Pemantauan Dampak Lingkungan
Industri semen yang melakukan co-processing harus mengendalikan dan
memantau Input, Proses, Output (produk) dan Emisi selama pengoperasian
pabrik semen dengan menggunakan limbah sebagai bahan baku dan/atau bahan
bakar alternatif.
6. Prinsip Kedekatan (Proximity Principle).
Untuk menghindari dan mengurangi risiko lingkungan dari transportasi limbah,
pabrik semen harus memprioritaskan pemanfaatan limbah dari sumber limbah
yang paling dekat.
21.10.2008 Page 6
Seite
5.2. Kerangka Hukum
21.10.2008 Page 7
Seite
5.3. Kerangka Kelembagaan
KLH Menetapkan kebijakan pengelolaan limbah B3 UPLH 23/1997; PP AMDAL 27/1999; PP PLB3
(mulai dari proses perizinan, pengawasan 18/1999; Kepmen LH 342/2000; Permen LH
hingga penegakan hukumnya) Pemanfaatan Limbah B3 2/2008.
Dep. Memfasilitasi teknologi pengelolaan limbah UPLH 23/1997; PP AMDAL 27/1999; UU
Perindustrian B3 dan kerjasama antar industri dalam Perindustrian 5/1984; Permen Pemberlakuan SNI
pemanfaatan limbah B3 35/2007; Nota Kesepakatan antara Meneg LH
dengan Menteri Perindustrian tentang
Pengelolaan Limbah B3 pada sector industri
pengolahan.
Dep. Mengeluarkan izin transportasi UUPLH 23/1997; PP 18/1999.
Perhubungan (pengangkutan limbah B3)
Departemen Bertanggungjawab terhadap kebijakan K3 UPLH 23/1997; PP AMDAL 27/1999; PP PLB3
Tenaga Kerja pada sektor industri 18/1999.
Dep. Melakukan pengawasan terhadap jaminan UPLH 23/1997; PP AMDAL 27/1999; PP PLB3
Kesehatan kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan. 18/1999.
21.10.2008 Page 8
Seite
Instansi-instansi pemerintah provinsi terkait kegiatan co-processing limbah
Kelembagaan Kewenangan Terkait Dasar Hukum
Co-Processing Limbah
Bapedalda/ Melakukan pengawasan pelaksanaan • UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Dinas LH pengelolaan limbah B3 skala provinsi 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Perda.
Dinas Bertangungjawab terhadap aktivitas industri • UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Perindustrian di daerah provinsi 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Peda.
Dinas Bertanggung jawab terhadap lalu lintas • UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Perhubungan limbah B3 lintas kabupaten/kota 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Perda.
Dinas Tenaga Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan K3 • UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Kerja di wilayah provinsi 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Perda.
Dinas Memberikan jaminan kesehatan kerja dan • UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Kesehatan lingkungan pada wilayah kegiatan industri 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Perda.
21.10.2008 Page 9
Seite
Instansi-instansi pemerintah kabupaten/kota terkait kegiatan co-processing limbah
Kelembagaan Kewenangan Terkait Dasar Hukum
Co-Processing Limbah
Bapedalda/ Melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Dinas LH limbah B3 skala kabupaten/kota 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Perda.
Dinas Bertanggung jawab terhadap aktivitas industri di UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Perindustrian daerah kabupaten/kota 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Perda.
Dinas Bertanggung jawab terhadap lalu lintas limbah B3 UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Perhubungan lintas kabupaten/kota 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Peda.
Dinas Tenaga Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan K3 di UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Kerja wilayah kabupaten/kota 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Perda.
Dinas Memberikan jaminan kesehatan kerja dan lingkungan UUPLH 23/1997; PP Pembagian Urusan Pemerintahan
Kesehatan pada wilayah kegiatan industri kabupaten/kota 38/2007; PP Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di
Daerah 6/1998; PP AMDAL 27/1999; PPPLB3 18/1999;
Kepmen LH 342/2000; Permen LH 2/2008; Perda.
21.10.2008 Page 10
Seite
5.4. Proses Perizinan
No Jenis Izin Pejabat Penerbit Izin Dasar Hukum
21.10.2008 Page 11
Seite
Standar Prosedur Proses Perizinan Co-Processing Limbah
1. Pra-pengajuan/Konsultasi
• Prosedur perizinan
2. Pengajuan dan Penerimaan harus dilakukan
Berkas/Dokumen Resmi dengan memperhatikan
jangka waktu
penerbitan izin sesuai
3. Verifikasi Administrasi peraturan perundang-
undangan (mis;
maksimal 45 hari kerja
4. Verifikasi Teknis dan Lapangan untu izin di bidang
limbah B3)
• Pemberian izin
5.a Konsultasi Instansi Terkait 5.b. Peer Review Ahli Teknis 5.c. Konsultasi Publik dilakukan dengan
mempertimbangkan
pendapat masyarakat
6 Rapat Penilaian Akhir dan rekomendasi hasil
studi AMDAL
7 Keputusan Akhir
21.10.2008 Page 12
Seite
5.5. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Perubahan bahan baku dan/atau bahan penolong bagi usaha dan/atau kegiatan akan
menimbulkan dampak besar dan penting yang berbeda.
Jumlah dan jenis limbah yang digunakan dalam kegiatan co-processing di masing - masing
industri semen berbeda - beda kondisinya.
Analisis Dampak Lingkungan sesuai standar dan prosedur yang berlaku harus dilakukan
sebelum kegiatan co-processing dijalankan untuk mengetahui dan mengantisipasi potensi
dampak pemanfaatan limbah sebagai bahan baku dan/atau bahan bakar alternatif.
Pelaksanaan analisis dampak lingkungan sebelum kegiatan co-processing dijalankan juga
bermanfaat untuk memastikan penaatan (compliance) terhadap standar keselamatan
lingkungan.
Sebagai bagian dari proses untuk mendapatkan izin co-processing limbah, industri semen
yang akan melakukan kegiatan co-processing harus berkonsultasi dengan komisi AMDAL
yang berwenang.
Sesuai keputusan Komisi AMDAL yang berwenang, pabrik semen yang akan melakukan
kegiatan co-processing harus memperbaharui dokumen-dokumen AMDAL yang
dipersyaratkan oleh Komisi AMDAL.
Dokumen-dokumen AMDAL yang telah diperbaharui sesuai keputusan komisi AMDAL
menjadi bahan pertimbangan pejabat yang berwenang untuk memberikan izin co-processing
limbah.
21.10.2008 Page 13
Seite
5.6. Persyaratan Limbah, Proses, Emisi dan Produk
21.10.2008 Page 14
Seite
Limbah B3
Tahapan Penentuan Jenis Limbah
yang Dapat Digunakan/Tidak Dapat Digunakan
Sebagai Bahan Baku dan/atau Apakah limbah B3 tersebut masih
Bahan Bakar Alternatif di Industri Semen dapat dimanfaatkan dengan cara ya Tolak
reuse ?
tidak
21.10.2008 Page 15
Seite
Bagan Skema Co- Processing Dalam Kerangka Pemanfaatan Limbah B3
Kriteria
treatment) B3 bukan sebagai
Pemanfaatan kegiatan utama
(Pabrik semen)
21.10.2008 Page 16
Seite
5.7. Manajemen Penaatan
21.10.2008 Page 17
Seite
Manajemen penaatan yang dapat dijalankan
oleh industri semen dalam rangka kegiatan co-
processing limbah:
• Melaksanakan fungsi pengawasan internal secara konsisten untuk
memastikan bahwa semua aktivitas operasi telah sesuai dengan
peraturan dan izin yang berlaku.
• Membuat kebijakan internal yang mengacu kepada peraturan dan izin
yang berlaku.
• Melakukan sosialisasi atau pelatihan segala peraturan dan izin yang
berlaku beserta risiko sanksinya kepada seluruh karyawan yang
terkait.
• Melakukan pengkinian atas informasi peraturan dan izin yang masih
berlaku maupun yang telah dicabut.
• Melaksanakan fungsi kontrol terhadap pelaksanaan kepatuhan melalui
fungsi internal audit (prasyarat lingkungan).
• Melakukan upaya pemantauan dan pelaporan mandiri (self monitoring
dan self reporting) secara berkala, tepat waktu dan akurat.
21.10.2008 Page 18
Seite
6. Aspek Komunikasi dan tanggungjawab Sosial
21.10.2008 Page 19
Seite
6.1. Prinsip-prinsip Dasar ….
Prinsip Saling Menghormati dan Percaya. Industri semen yang melakukan co-
processing harus mengintegrasikan pandangan publik dalam pengambilan
keputusan terkait kegiatan co-processing. Sementara itu, pihak yang
berkepentingan harus memiliki kebebasan untuk mengungkapkan pandangannya
dengan bebas tanpa rasa takut dan tanpa tekanan.
21.10.2008 Page 20
Seite
6.2. Akses Informasi
Jaminan Hukum
Akses Informasi Perizinan
Akses Informasi Pemantauan Kualitas Udara
Akses Informasi Keadaan Darurat
21.10.2008 Page 21
Seite
Mobilisasi dgn kemauan sendiri Masyarakat mengambil inisiatip sendiri, jika perlu dengan bimbingan dan bantuan pihak luar.
(self-mobilization) Mereka memegang kontrol atas keputusan dan pemanfaatan sumber daya; pihak luar
memfasilitasi mereka
Kemitraan Masyarakat mengikuti seluruh proses pengambilan keputusan bersama dengan pihak luar, seperti
(partnership) studi kelayakan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dll. Partisipasi merupakan hak mereka dan
bukan kewajiban untuk mencapai sesuatu. Ini disebut “partisipasi interaktif.”
Masyarakat ikut dalam proses pengambilan keputusan yang biasanya sudah diputuskan
Plakasi/konsiliasi
sebelumnya oleh pihak luar, terutama menyangkut hal-hal penting. Mereka mungkin terbujuk oleh
(placation/conciliation)
insentif berupa uang, barang, dll.
Perundingan
Pihak luar berkonsultasi dan berunding dengan masyarakat melalui pertemuan atau public hearing
(consultation)
dan sebagainya. Komunikasi dua arah, tetapi masyarakat tidak ikut serta dalam menganalisis atau
mengambil keputusan.
Pengumpulan informasi
(information gathering)
Masyarakat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang luar. Komunikasi searah dari
masyarakat ke luar.
Pemberitahuan Hasil yang diputuskan oleh orang luar (pakar, pejabat, dll.) diberitahukan kepada masyarakar.
(informing) Komunikasi terjadi satu arah dari luar ke masyarakat setempat.
21.10.2008 Page 22
Seite
Tanggung Jawab Pemerintah dan Industri
untuk Memenuhi Hak Masyarakat atas Informasi dalam Kegiatan Co-processing
21.10.2008 Page 24
Seite
Komponen Tanggung Jawab Sosial
21.10.2008 Page 25
Seite
Komponen Tanggung Jawab Sosial
Organizational Governance. Proses atau mekanisme pengambilan
keputusan secara transparan, dengan memperhatikan kepentingan dan
melibatkan para stakeholder.
Hak Asasi Manusia. Kepatuhan terhadap hukum nasional yang berlaku,
dimana diharapkan dengan adanya kepatuhan, hak asasi dapat terjamin
dan terlindungi.
Praktek Perburuhan. Melakukan pengolahan limbah adalah hubungan
hak dan kewajiban antara industri semen dengan para pekerjanya,
kondisi keamanan dan keselamatan di tempat kerja, perlindungan sosial
bagi pekerja, kesejahteraan pekerja, komunikasi sosial, dan
pengembangan kapasitas pekerja.
Lingkungan. Industri semen harus memperhatikan polusi yang mungkin
dihasilkan (sedapat mungkin dicegah), penggunaan sumber daya alam
yang terbarukan, dampak terhadap perubahan iklim, dan perlindungan
dan perbaikan atas lingkungan
21.10.2008 Page 26
Seite
Lanjutan…
Fair Operating Practices. Tidak adanya tindak korupsi, keterlibatan
dalam politik yang bertanggung jawab, persaingan usaha yang adil,
mempromosikan tanggung jawab sosial secara lebih luas, dan
menghargai hak kepemilikan (hak kekayaan intelektual).
Isu Konsumen. Memberikan keterangan dalam penjualan dan
pemasaran produk semen hasil co-processing secara jelas dan
transparan, mengutamakan keamanan produk dan melindungi
kesehatan konsumen.
Pelibatan dan Pengembangan Masyarakat. Industri semen harus
melibatkan masyarakat dalam skema pengolahan limbah,
mengembangkan struktur sosial masyarakat, penyerapan tenaga
kerja, pengembangan teknologi, peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat, pengembangan pendidikan dan budaya,
dan peningkatan kesehatan.
21.10.2008 Page 27
Seite
21.10.2008 Page 28
Seite