Anda di halaman 1dari 11

Mata kuliah : Keperawatan Medikal Bedah II

Dosen Pengajar : dr. Christian Lombogia, MARS

MAKALAH

“ NEOPLASMA (KANKER PAYUDARA)”

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Venesia Ratuliu (15061129)


2. Feronica Imbing (15061118)
3. Hosiana Booroto (14061029)
4. Tirza Salmon (15061207)
5. Kendy Rorong (1506
6. Gabriella Wanga (1506
7. Gladys Mongi (1506

Universitas Katolik De La Salle Manado

Fakultas Keperawatan

Program Studi Ilmu Keperawatan

2018
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa
mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara. (Medicastore, 2011)

Kanker payudara atau disebut juga carcinoma mamae adalah sebuah tumor ganas
yang tumbuh dalam jaringan payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar jaringan
susu maupun pada jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan
cepat tapi sangat berbahaya (Surnyaningsih, 2009).

Jadi, kanker payudara adalah tumor ganas yang disebabkan oleh pertumbuhan
jaringan yang abnormal yang tidak terkontrol dan terjadi di bagian payudara.

B. Klasifikasi

C. Etiologi

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor
resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara (Erik ,2005)
yaitu :

1. Tinggi melebihi 170 cm

Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena
pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan
struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

2. Usia

Usia dibawah 20 tahun jarang dijumpai kanker payudara, angka kejadiannya


meningkat sejalan dengan bertambahnya usia

3. Wanita yang belum mempunyai anak


Wanita yang belum mempunyai anak lebih lama terpapar dengan hormon estrogen
relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.

4. Ibu yang menyusui

Ibu yang menyusui dapat mengurangi bahaya terkena kanker payudara karena semakin
lama ibu menyusui anaknya semakin kecil terkena kanker payudara,saat menyusui
terdapat perubahan hormonal salah satunya yaitu penurunan esterogen.

5. Kelamin

Kelamin laki-laki hanya 1 % angka kejadian kanker payudara.

6. Faktor genetik

Faktor genetik kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada
wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. Dan secara
umum juga riwayat keluarga sangat berperan dalam terjadinya kanker payudara

D. Anatomi

Payudara pada pria dan wanita adalah sama sampai masa pubertas (11-13 tahun)
karena hormon estrogen dan hormon lainnya mempengaruhi perkembangan payudara
pada wanita. Pada wanita perkembangan payudara aktif, sedangkan pada pria
kelenjar dan duktus mammae kurang berkembang dan sinus berkembang tidak
sempurna. Payudara yang sensitif terhadap pengaruh hormonal mengakibatkan
payudara cenderung mengalami pertumbuhan neoplastik baik yang bersifat jinak
maupun ganas.

Payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang fungsi utamanya


menyekresi susu untuk nutrisi bayi. Payudara terdiri dari jaringan duktural, fibrosa
yang mengikat lobus-lobus, dan jaringan lemak didalam dan diantara lobus-lobus.

85% jaringan payudara terdiri dari lemak. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa

terdapat puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.

Puting dan areola biasanya mempunyai warna dan tekstur yang berbeda dari
kulit di sekelilingnya. Warnanya bermacam-macam dari yang merah muda pucat,
sampai hitam dan gelap selama masa kehamilan dan menyusui. Puting susu biasanya
menonjol keluar dari permukaan payudara.
Kanker payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara, tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar di mana sebagian besar jaringan payudara
terdapat. Dalam menentukan lokasi kanker payudara, payudara dibagi menjadi empat
kuadran, yaitu kuadran lateral (pinggir atas), lateral bawah, medial (tengah atas), dan
median bawah.

Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Gambar Anatomi Payudara dan Kuadran Letak Kanker Payudara

Keterangan:

1. Korpus (badan) I Lateral atas(pinggir atas)

2. Areola II Lateral bawah

3. papilla atau puting, III Medial atas (tengah atas)


IV Median bawah

E. Fisiologi
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan
pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai
ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron
yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur
menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada
beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-
kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang
menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama
palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak
berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai semuanya
berkurang. Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara
menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh
duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu
diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke
puting susu. (Sjamsuhidajat, 2004)

F. Patofisiologi

Proses terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain


obesitas, radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat
karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan
kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial, dan paling sering
terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-
sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kira-kira berdiameter 1 cm ). Pada
ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan
dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua
yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan
mungkin berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-
benjolan pada kulit ulserasi (Price, 2006)

Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat terjadi kira-kira 1-
2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip dengan infeksi payudara akut.
Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri. Karsinoma ini menginfasi kulit dan
jaringan limfe. Tempat yang paling sering untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan
tulang ( Price, 2006 ).

Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan


sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan
stress karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang.
Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam tiga tahap
yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini merupakan stressor kepada
tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon terdiri dari system saraf simpati yang
bertugas melindungi tubuh dari ancaman cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat
atau kehilangan banyak darah, maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak
beban dan syock akan terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan
terjadinya syock.

Respon metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk


memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang di
pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna mengisi
kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan untuk fungsi
yang optimal.

Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat ke organ yang deket


maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke kelenjar limfe aksilasis dan
terjadi benjolan, dari sel epidermis penting menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo
mengakibatkan ekspansi paru tidak optimal. (Mansjoer , 2000)

G. Manifestasi Klinis

Gejala dan pertumbuhan kanker payudara tidak mudah dideteksi karena awal
pertumbuhan sel kanker payudara tidak dapat diketahui dengan mudah. Gejala
umumnya baru diketahui setelah stadium kanker berkembang agak lanjut, karena
pada tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak
merasa nyeri, dan tidak mengganggu aktivitas.
Gejala-gejala kanker payudara yang tidak disadari dan tidak dirasakan pada
stadium dini menyebabkan banyak penderita yang berobat dalam kondisi kanker
stadium lanjut. Hal tersebut akan mempersulit penyembuhan dan semakin kecil
peluang untuk disembuhkan. Bila kanker payudara dapat diketahui secara dini maka
akan lebih mudah dilakukan pengobatan. Tanda yang mungkin muncul pada stadium
dini adalah teraba benjolan kecil di payudara yang tidak terasa nyeri.
Gejala yang timbul saat penyakit memasuki stadium lanjut semakin banyak,
seperti:
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama
benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat
payudara ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
c. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi
pembengkakan.
d. Pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan kecil
dibawah ketiak.
e. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertarik ke dalam dan
yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan.
f. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang
sedang tidak hamil. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak
sembuh walau sudah diobati.
g. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati seperti
pada gambar 2.2.
h. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange) akibat dari
neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema dan pitting
kulit. Payudara yang mengalami peau d’orange dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.2 Luka pada payudara Gambar 2.3 peau d’orange

Gejala kanker payudara pada pria sama seperti kanker payudara yang dialami

wanita, mulanya hanya benjolan. Umumnya benjolah hanya dialami di satu payudara,
dan bila diraba terasa keras dan menggerenjil. Bila stadium kanker sudah lanjut, ada

perubahan pada puting dan daerah hitam di sekitar puting. Kulit putingnya bertambah

merah, mengerut, tertarik ke dalam, atau puting mengeluarkan cairan. Perbedaan

penderita kanker payudara pada pria dan wanita dapat dilihat pada gambar di bawah

ini:

Gambar Kanker Payudara pada Pria (Kiri) dan Wanita (Kanan)

H. Komplikasi
Menurut Sjamsuhidayat (2004), komplikasi kanker payudara adalah:
1. Gangguan Neurovaskuler
2. Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang.
3. Factor patologi
4. Fibrosis payudara
5. Kematian

I. Pemeriksaan Penunjang

Ada beberapa pemeriksaan penunjang untuk menuju diagnosis pasti suatu

kanker payudara, yaitu:

a. Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.

b. Mammografi yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x yang

diradiasikan pada payudara. Kelebihan mammografi adalah kemampuannya


mendeteksi tumor yang belum teraba (radius 0,5 cm) sekalipun masih dalam

stadium dini. Waktu yang tepat untuk melakukan mammografi pada wanita usia

produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus haid. Pada perempuan usia

nonproduktif dianjurkan untuk kapan saja. Ketepatan pemeriksaan ini

berbeda-beda berkisar antara 83%-95%.

c. Ultrasonografi, metode ini dapat membedakan lesi/tumor yang solid dan

kistik, dan hanya dapat membuat diagnosis dugaan berdasarkan pemantulan

gelombang suara.

d. Scintimammografi adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan

menggunakan radioisotop.

Dalam protokol penanganan kanker payudara, pemeriksaan yang dianjurkan adalah

mammografi dan ultrasonografi. Pemeriksaan gabungan ultrasonografi dan

mammografi memberikan angka ketepatan diagnostik yang lebih tinggi.

J. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis

1). Pembedahan (Operasi)

Pembedahan adalah salah satu terapi yang bersifat kuratif dan paliatif. Kuratif adalah
tindakan yang langsung menghilangkan penyebabnya sehingga manifestasi klinik yang
ditimbulkan dapat di hilangkan. Sedangkan paliatif paliatif adalah tindakan yang berarti
memperbaiki keadaan penderita.

2). Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu:

- Modified radiycal mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan


payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
- Total (simple) mastectomy yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tanpa
kelenjar diketiak.
- Redical mastectomy yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya
disebut lumpektomi yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya lumpektomi direkomendasikan pada pasien
yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya dipinggir payudara.
3). Pengobatan kelenjar getah bening (KGB) ketiak. Pengangkatan KGB ketiak dilakukan
terhadap penderita kanker payudara yang menyebar tetapi besar tumornya lebih dari 2,5
cm
4). Terapi penyinaran (radioterapi)
Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan
sinar x dan sinar gamma bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisah di payudara
setelah operasi. Efek pengobatn ini adalah tubuh menjadi lemah, napsu makan berkurang,
warna kulit disekitar payudara menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun
sebagai akibat dari radiasi.
5).Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau
kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat-obatan ini tidak
hanya membunuh sel kanker pada payudara, tetapi juga seluruh sel dalam tubuh. Efek
dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok
6). Terapi hormone
Pemberian hormone dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh.
Terapi hormonal diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi

2. Non Medis
a. Pra Operatif dengan menggunakan :
1. Latihan pernapasan
2. latihan batuk efektif

b. Pasca Operatif
1. Pada hari 1-2
- latihan lingkup gerak sendi untuk siku pergelangan tangan dan jari lengan daerah yang
di operasi.
- untuk sisi sehat latihan lingkup gerak sendi lengan secara penuh.
- untuk lengan atas bagian operasi latihan esometrik.

- latihan relaksasi otot leher dan toraks.

- aktif mobilisasi

2. Pada hari 3-5

- latihan lingkup gerak sendi untuk bahu sisi operasi (bertahap)

- latihan relaksasi.

Aktif dalam sehari-hari dimana sisi operasi tidak di beban

3. Pada hari 6 dan seterusnya

- bebas gerakan.

-edukasi untuk mempertahankan lingkup gerak sendi dan usaha untuk


mencegah/menghikangkan timbulnya lympedema.

Anda mungkin juga menyukai