OLEH:
MELLYSA (2018001238)
KELAS: B
BAB II
ISI
Produksi adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan,
mengolah, membuat, mengemas, dan/atau mengubah bentuk sediaan farmasi
dan alat kesehatan (Anonim, 2012). Untuk menjaga mutu obat yang
dihasilkan, maka setiap tahap dalam proses produksi selalu dilakukan
pengawasan mutu In Process Control (IPC). Setiap penerimaan bahan awal
baik bahan baku dan bahan kemas terlebih dahulu diperiksa dan disesuaikan
dengan spesifikasinya. Bahan-bahan tersebut harus selalu disertai dengan
Certificate of Analisis (CA) yang dapat disesuaikan dengan hasil pemeriksaan.
Produksi hendaklah dilaksanakan dengan mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan dan memenuhi ketentuan CPOB yang senantiasa dapat menjamin
produk obat jadi dan memenuhi ketentuan izin pembuatan serta izin edar
(registrasi) sesuai dengan spesifikasinya (BPOM, 2006).
Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam produksi :
a. Pengadaan Bahan Awal
Pengadaan bahan awal hendaklah hanya dari pemasok yang telah
disetujui dan memenuhi spesifikasi yang relevan. Semua penerimaan,
pengeluaran dan jumlah bahan tersisa hendaklah dicatat yang berisi
keterangan mengenai pasokan, nomor bets/lot, tanggal penerimaan, tanggal
pelulusan, dan tanggal daluarsa (BPOM, 2006).
b. Pencegahan Pencemaran Silang
Tiap tahap proses, produk dan bahan hendaklah dilindungi terhadap
pencemaran mikroba dan pencemaran lain. Resiko pencemaran silang ini
dapat timbul akibat tidak terkendalinya debu, uap, percikan atau organisme
dari bahan atau produk yang sedang diproses, dari sisa yang tertinggal pada
alat dan pakaian kerja operator. Pencemaran silang hendaklah dihindari
dengan tindakan teknis atau pengaturan yang tepat (BPOM, 2006).
c. Penimbangan dan Penyerahan
Penimbangan dan penyerahan bahan awal, bahan pengemas, produk
antara dan produk ruahan dianggap sebagai bagian dari siklus produksi dan
memerlukan dokumentasi yang lengkap. Hanya bahan awal, bahan pengemas,
produk antara dan produk ruahan yang telah diluluskan oleh pengawasan
mutu dan masih belum daluarsa yang boleh diserahkan (BPOM, 2006).
d. Pengembalian
Semua bahan awal dan bahan pengemas yang dikembalikan ke gudang
penyimpanan hendaklah didokumentasikan dengan benar (BPOM, 2006).
e. Pengolahan
Semua bahan yang dipakai didalam pengolahan hendaklah diperiksa
sebelum dipakai. Semua peralatan yang dipakai dalam pengolahan hendaklah
diperiksa dan dinyatakan bersih secara tertulis sebelum digunakan. Semua
kegiatan pengolahan hendaklah dilaksanakan mengikusi prosedur yang
tertulis, tiap penyimpangan hendaklah dilaporkan, dan semua produk antara
hendaklah diberi label yang benar dan dikarantina sampai diluluskan oleh
bagian pengawasan mutu (BPOM, 2006).
f. Kegiatan Pengemasan
Kegiatan pengemasan berfungsi mengemas produk ruahan menjadi
produk jadi. Pengemasan hendaklah dilaksanakan di bawah pengendalian
yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk akhir yang
dikemas serta dilaksanakan sesuai dengan instruksi yang diberikan dan
menggunakan bahan pengemas yang tercantum dalam prosedur pengemasan
induk.
g. Pengawasan Selama Proses Produksi
Pengawasan selama proses hendaklah mencakup semua parameter
produk, volume atau jumlah isi produk diperiksa pada saat awal dan selama
proses pengolahan atau pengemasan. Kemasan akhir diperiksa selama proses
pengemasan dengan selang waktu yang teratur untuk memastikan
kesesuaiannya dengan spesifikasi dan memastikan semua komponen sesuai
dengan yang ditetapkan dalam prosedur pengemasan induk.
BAB III
PEMBAHASAN
Mutu dari suatu obat tersebut mutlak untuk dijaga, oleh karena itu
diperlukan peran serta setiap elemen yang ada di perusahaan (industri farmasi)
termasuk manajemen dalam menjaga mutu dari produk yang dihasilkan. Salah
satu sistem manajemen mutu yang saat ini sedang berkembang adalah sistem
manajemen mutu yang didasarkan pada standar ISO yang telah bertaraf
internasional, dan di Indonesia kini harus menerapkan system CPOB (Cara
Pembuatan Obat yang Baik) (Sari et all., 2015). CPOB diterapkan untuk
memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan dan
tujuan penggunaan.mencakup seluruh aspek produksi dan pengawasan mutu.
CPOB merupakan pedoman yang sangat penting, tidak hanya bagi industri
farmasi dan regulator, tetapi juga bagi konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya akan pengobatan yang aman, berkhasiat dan b
Pemastian mutu suatu obat tidak hanya mengandalkan pada pelaksanaan
pengujian tertentu saja, namun obat hendaklah dibuat dalam kondisi yang
dikendalikan dan dipantau secara cermat. CPOB ini merupakan pedoman
yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai
persyaratan dan tujuan penggunannya; bila perlu dapat dilakukan penyesuaian
pedoman dengan syarat bahwa standar mutu obat yang telah ditentukan tetap
dicapai. Pedoman ini juga dimaksudkan untuk digunakan oleh industri farmasi
sebagai dasar pengembangan aturan internal sesuai kebutuhan (Kepala
BPOM, 2012).
Prinsip dari manajemen mutu yaitu industri farmasi harus membuat obat
sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak
menimbulkan risiko yang membahayakan penggunanya karena tidak aman,
mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen bertanggung jawab untuk
pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan Mutu”, yang memerlukan
partisipasi dan komitmen jajaran di semua departemen di dalam perusahaan,
para pemasok dan para distributor. Untuk mencapai tujuan mutu secara
konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu yang
didesain secara menyeluruh dan diterapkan secara benar serta
menginkorporasi Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan
Mutu dan Manajemen Risiko Mutu. Hal ini hendaklah didokumentasikan dan
dimonitor efektivitasnya. Unsur dasar manajemen mutu adalah:
CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang memastikan bahwa obat
dibuat dan dikendalikan secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang
sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan
spesifikasi produk. CPOB mencakup Produksi dan Pengawasan Mutu.
Persyaratan dasar dari CPOB adalah:
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Tahun 2016
Tentang Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik. 2016. Jakarta.