TINJAUAN PUSTAKA
A. Harga Diri
individu mengenai dirinya sendiri, di mana evaluasi diri tersebut merupakan hasil
terhadap dirinya. Evaluasi ini diekspresikan dengan sikap setuju atau tidak setuju,
tingkat keyakinan individu terhadap dirinya sendiri sebagai orang yang mampu,
penting, berhasil, dan berharga atau tidak (Wangge & Hartini, 2013).
tentang bagaimana individu menilai dan menghargai dirinya sendiri. Harga diri
yang rendah menyiratkan penolakan diri, penghinaan diri dan evaluasi diri yang
negatif bahkan menurutnya perasaan yang mengandung arti “cukup” atau “layak”
termasuk dalam harga diri yang positif pula, dengan kata lain Roosenberg
Buss berpendapat bahwa harga diri memiliki dua makna, yaitu kecintaan
pada diri sendiri (self love) dan percaya diri (self confidence). Kedua makna
namun juga merasa kurang percaya diri khususnya saat berhadapan dengan tugas
tertentu. Disisi lain, individu juga bisa merasa percaya diri tetapi tidak merasa
8
9
Learner dan Spanier berpendapat bahwa harga diri adalah suatu tingkat
penilaian terhadap diri seseorang baik yang positif atau negatif yang dihubungkan
dengan konsep diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap
dirinya sendiri secara positif yaitu individu bisa menerima dirinya atau memilki
penghargaan yang baik terhadap dirinya dan bisa juga sebaliknya dapat
Berne & Savary menyatakan harga diri yang sehat adalah kemampuan
menarik, memiliki bakat-bakat pribadi yang khas serta kepribadian yang berharga
dalam berhubungan dengan orang lain (Haryanti, 2018). Menurut Knepp (dalam
Widodo & Pratitis, 2013) Harga diri merupakan salah satu aspek yang
dirinya merasa puas atas kemampuan diri dan merasa menerima penghargaan
positif dari lingkungan. Hal ini akan menumbuhkan perasaan aman dalam diri
Dari teori yang dikemukakan oleh para ahli psikologi diatas mengenai
pengertian harga diri dapat disimpulkan bahwa harga diri adalah penilaian
terhadap diri individu mengenai siapa dirinya yang berdasarkan pada keyakinan
dari individu itu sendiri. Individu yang melihat dirinya secara positif yaitu
dirinya berharga, percaya diri, penuh kasih sayang, berhasil, menganggap dirinya
itu penting, dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Dan
individu yang melihat dirinya secara negatif yaitu individu yang tidak bisa
bahwa dirinya tidak berharga, tidak memiliki kemampuan, kurang percaya diri,
Wanita selalu merasa harga dirinya lebih rendah dari pada pria seperti
perasaan kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang mampu, atau merasa
harus dilindungi. Hal ini mungkin terjadi karena peran orang tua dan
wanita.
b. Inteligensi
Individu yang memilki harga diri tinggi akan lebih mudah dalam
mencapai prestasi akademik yang tinggi dari pada individu dengan harga
memiliki skor inteligensi yang lebih baik, taraf aspirasi lebih baik, dan
c. Kondisi Fisik
Adanya hubungan yang konsisten antara daya tarik fisik dan tinggi
badan dengan harga diri. Individu dengan kondisi fisik yang menarik
cenderung memiliki harga diri yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi
d. Lingkungan Keluarga
mendidik secara demokratis akan membuat anak mendapat harga diri yang
baik dan tinggi. Berkenaan dengan hal tersebut bahwa keluarga berperan
dalam menentukan perkembangan harga diri anak. Orang tua yang sering
e. Lingkungan Sosial
kebaikan.
a. Jenis Kelamin
b. Sosial Ekonomi
c. Usia
d. Lingkungan Keluarga
e. Kondisi Fisik
f. Psikologis
seseorang.
g. Lingkungan Sosial
Hartini, 2013)
Self Values, diartikan sebagai nilai-nilai pribadi individu yaitu isi dari
diri sendiri. Lebih lanjut dikatakan bahwa harga diri ditentukan oleh nilai-
nilai pribadi yang diyakini individu sebagai nilai-nilai yang sesuai dengan
dirinya
itu semakin populer individu diharapkan mempunyai harga diri yang tinggi.
anak. Penerimaan keluarga yang positif pada anak-anak akan member dasar
bagi pembentukan rasa harga diri yang tinggi pada masa dewasanya kelak.
14
d. Achievement (Prestasi)
berikut :
a. Power (kekuasaan)
orang lain.
b. Significance (penerimaan)
c. Virtue (Ketat)
d. Competence (kemampuan)
aspek-aspek harga diri terdiri Self values (nilai diri), Leadership popularity
competence (kemampuan).
a. Keberartian Individu
diri dengan cara bagaimana individu menilai dirinya dengan positif dan
yakin bahwa dirinya mampu, berarti dan berharga menurut standard an nilai
pribadi.
b. Keberhasilan Seseorang
diri yaitu keberhasilan yang dicapai oleh individu yang berhubungan dengan
c. Kekuatan Individu
Gecas & Rosenberg Harga diri terdiri atas dua dimensi yaitu kemampuan
(berharga berdasar harga diri) menunjuk pada tingkat di mana seseorang melihat
pendidikan individu.
sosial individu
emosi individu
e. Dimensi fisik, yang mengacu pada persepsi individu terhadap kondisi fisik
individu
B. Dukungan Sosial
sumber daya antara dua minimal individu yang dipersepsikan oleh salah satu
perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain
adalah kehadiran orang lain yang dapat membuat individu percaya bahwa dirinya
dicintai, diperhatikan dan merupakan bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga,
fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial tersebut menggambarkan tingkat
orang lain dianggap sebagai aspek yang memberikan kepuasan secara emosional
dari stres. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa tenang,
diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri dan kompeten (Kumalasari &
Ahyani, 2012).
dengan orang lain. Dukungan sosial timbul oleh adanya persepsi bahwa terdapat
orang-orang yang akan membantu apabila terjadi suatu keadaan atau peristiwa
yang dipandang akan menimbulkan masalah dan bantuan tersebut dirasakan dapat
18
menaikkan perasaan positif serta mengangkat harga diri. Kondisi atau keadaan
bentuk baik verbal maupun non-verbal seperti perhatian, kasih sayang, penilaian,
dan nasehat yang berdampak positif bagi individu. Dukungan sosial didapatkan
individu dari hubungan dengan orang lain dalam suatu jaringan sosial yang dapat
diandalkannya.
1) Kebutuhan fisik
2) Kebutuhan sosial
Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih dikenal oleh
Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin
3) Kebutuhan psikis
Dalam kebutuhan psikis seperti rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan
religius, tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Seseorang yang
sedang menghadapi masalah baik ringan maupun berat, maka orang tersebut
b. Norma dan nilai sosial, yang berguna untuk membimbing individu untuk
a. Keluarga (family)
pengasuhan.
b. Teman (friends)
berarti bisa berasal dari sahabat terdekat, maupun guru, atau seseorang
a. Dukungan emosional.
b. Dukungan penghargaan.
c. Dukungan instrumental.
tertentu.
d. Dukungan informasi
diperhatikan.
penilaian yang positif kepada individu, dorongan untuk maju dan semangat
individu.
membutuhkan.
minat dan aktifitas sosial. Dukungan jaringan sosial juga disebut sebagai
produktivitas
yaitu :
jasa dalam situasi yang penuh stress, misalnya hadiah makanan dari
b. Informasi
c. Dukungan emosional
sosial menjadi tiga kategori sebagai berikut (Aridhona, Barmawi & Junita,
2017) :
a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang selalu ada
Misalnya keluarga dekat, pasangan (suami atau istri) atau teman dekat.
b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat
berubah, meliputi dokter atau tenaga ahli atau profesional dan keluarga
jauh.
1. Pengertian Atlet
Menurut kamus besar bahasa Indonesia arti dari kata atlet adalah
sertakan dalam pertandingan. Atlet berasal dari bahasa Yunani yaitu athlos yang
berarti "kontes". Istilah lain atlet adalah atlilete yaitu orang yang terlatih untuk
Menurut Jannah atlet adalah orang yang turut serta dalam mengikuti
Atlet adalah orang yang melakukan latihan agar mendapatkan kekuatan badan,
Jannah, 2015).
individu yang melakukan olahraga yang terprogram, terukur, dan tercatat untuk
penyandang disabilitas.
keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik, dalam jangka waktu lama di
mana ketika berhadapan dengan berbagai hambatan, hal ini dapat menghalangi
kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Sementara definisi sehat menurut WHO adalah keadaan sehat jasmani,
rohani (mental) dan sosial, yang bukan hanya bebas dari penyakit, cacat dan
bukan berarti tidak sehat, selama masih mampu melakukan aktivitas sesuai
dengan kemampuan fungsional tubuh yang masih dimiliki. Selain itu kesehatan
merupakan hak asasi yang mendasar bagi setiap orang untuk mendapatkannya
27
sehat agar terwujud derajat kesehatan yang tinggi (Wijayanti, Soegiyanto &
Nasuka, 2016).
mengembangkan potensi dan bakat yang dimilki, mengingat setiap manusia selain
tersendiri. Pilihan sebagai atlet bagi para penyandang disabilitas memang dapat
dan diarahkan untuk meningkatkan kesehatan, rasa percaya diri, dan prestasi
melalui kegiatan penataran dan pelatihan serta kompetensi yang berjenjang dan
berkelanjutan pada tingkat daerah, nasional, dan internasional; (3) Instansi terkait,
khusus bagi penyandang disabilitas yang sesuai dengan kondisi kelainan fisik
dan/atau mental seseorang (UU No. 3/2005 tentang SKN Pasal 6), (Wijayanti,
menumbuhkan rasa percaya diri, kemandirian, dan harga diri. Peran instansi
terkait juga terlihat dari adanya suatu wadah pembinaan bagi atlet penyandang
amputasi, lumpuh layuh atau kaku, paraplegi, celebral palsy (CP), akibat
disabilitas wicara.
tunggal, ganda, atau multi dalam jangka waktu yang lama (paling singkat 6 bulan
atau bersifat permanen). Keadaan ini ditetapkan oleh tenaga medis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Orang dengan disabilitas ganda atau multi adalah Orang
dengan disabilitas yang mempunyai dua atau lebih ragam disabilitas, antara lain
disabilitas adalah individu yang mengalami kecacatan baik fisik atau mental.
dimiliki.
Salah satu faktor dari dalam diri individu yang memiliki peran penting
dalam kehidupan individu adalah harga diri, sedangkan salah satu faktor dari luar
diri individu adalah dukungan sosial. Harga diri adalah evaluasi yang dibuat oleh
melalui suatu bentuk sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan tingkat
individu dalam meyakini dirinya sendiri sebagai individu yang mampu, penting,
Harga diri merupakan salah satu faktor internal yang memiliki peran
kegiatan sehari-hari. Seseorang dengan harga diri yang relatif tinggi akan
Seseorang dengan harga diri yang relatif rendah akan memandang dirinya dengan
kehidupannya.
Banyak hal yang terjadi di dunia ini yang tidak dapat ditentukan oleh
manusia. Sehingga manusia harus menerima apa yang terjadi dalam hidupnya,
seperti manusia yang dilahirkan dalam keadaan cacat fisik atau mental. Kondisi
terhadap dirinya sendiri yang merasa kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan
sehingga banyak difabel yang membutuhkan dukungan sosial yang khusus untuk
dipedulikan oleh keluarga, teman, rekan kerja, dan orang lain yang dapat
berelasi, yakni perasaan cinta dan kedekatan yang menjadi aspek utama dalam
relasi tersebut.
perasaan aman dan tenteram bila dibandingkan dengan individu yang tidak
memperoleh dukungan sosial, maka dukungan sosial merupakan salah satu faktor
dari luar diri manusia yang berperan penting dalam mempengaruhi sikap,
maupun penampilan fisik. Penyandang disabilitas fisik tidak hanya merasa kurang
mampu dalam kemampuan secara fisik, namun juga pada penampilan fisik dan
berbagai masalah, baik dari segi emosi, sosial, dan bekerja dikarenakan kecacatan
yang dimilikinya (Machdan & Hartini, 2012). Hal ini membuat difabel lebih
rentan untuk memiliki harga diri yang rendah karena sulit menerima keadaan dan
merupakan salah satu faktor sosial yang menentukan kesehatan, serta memiliki
yang kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungannya juga akan memiliki
Hal ini membuat penyandang disabilitas mudah terkena efek stres. Padahal coping
E. Hipotesis
Ha: Ada hubungan antara dukungan sosial dengan harga diri pada atlet
H0: Tidak terdapat hubungan dukungan sosial dengan harga diri pada