Anda di halaman 1dari 10

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee

Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing


Di Desa Banjarsari
Farmer's Perception Of Coffee Waste Fermentation(Coffee
Pulb) As Subtitution Of Green FeedGoat Animals
In Banjarsari Village
Dedi Prastowo1, Andang Andiani Listyowati1, Puji Hartati 1
Program Study Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang 1
dedy.pras005.dp@gmail.com1
ABSTRAK
Pengkajian ini dilaksanakan dari tanggal 3 Mei 2019 sampai 30 Juni 2019 di Desa Banjarsari
Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Tujuan yang ingi dicapai adalah untuk mengetahui tingkat
persepsi peternak dalam beternak kambing dan untuk mengetahui pengaruh karakteristik peternak
(umur, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, jumlah kepemilikan ternak) dan karakteristik
inovasi terhadap persepsi. Responden dalam pengkajian ini berjumlah 30 orang yang diperoleh
dengan metode purposive sampling pada kelompok tani yang ada di Desa Banjarsari. Metode
pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara dengan bantuan kuesioner. Data
mengenai karakteristik responden, karakteristik inovasi dan tingkat persepsi dianalisis secara
deskriptif. Untuk mengetahui pengaruh faktor karakteristik peternak dan karakteristik inovasi
terhadap persepsi di analisis statistik. Part Least Square (PLS) digunakan untuk menganalisis
pengaruh antara variabel. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa tingkat persepsi peternak
menunjukkan nilai 100%, dalam kategori baik. Faktor karakteristik inovasi berpengaruh sangat
signifikan dengan tingkat persepsi peternak p value <0.05, sedangkan karakteristik peternak (umur,
pendidikan, pengalaman beternak, jumlah kepemilikan ternak tidak berpengaruh secara signifikan
dengan tingkat persepsi terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak
kambing.
Kata Kunci : Persepsi Peternak, Fermentasi Kulit Kopi, Ternak Kambing
ABSTRACT
This research was conducted from 3 May 2019 to 30 June 2019 in Banjarsari Village, Grabag
District, Magelang Regency. The purposed of the study was to determine the level of perception of
farmers in raising goats, and to determine the influence of farmers characteristics (age, education,
farming experience, number of goats) and innovation characteristics on perception. The respondents
were 30 people obtained by purposive sampling method on farmer groups in Banjarsari Village.
Methods of collecting data used observation and interviews with questionnaires. Respondents
characteristics, innovation characteristics and perception level were analyzed descriptively. Part
Least Square (PLS) used to analyze the influence of variables farmers characteristics and innovation
characteristics on perceptions The results of the study showed that the level of perception of
farmers showed a value of 100%, in the good category. Characteristics of innovation factors had a
very significant influence on the level of perceptions of farmers p value <0.05, while the
characteristics of farmers (age, education, farming experience, number of goats ownership did not
significantly influence the level of perception of coffee waste fermentation as substitute for goat's
forage feed. The perception of farmers in Banjarsari Village included in the good category, the factor
that influence perception was characteristics of innovation.
Keywords: Farmers Perception, Coffee Waste Fermentation, Goat
Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
I PENDAHULUAN

Desa Banjarsari merupakan salah satu desa di Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang
memiliki potensi di bidang peternakan khususnya pada komoditas kambing dengan jumlah populasi
1850 ekor, dan terdapat potensi perkebunan kopi seluas 411,9 ha dengan produksi mencapai 5
ton/ha yang menghasilkan limbah kulit kopi ± 1,75 ton/ha kulit kopi yang dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ternak kambing.
Permasalahan yang dapat diangkat dari adanya beberapa kebutuhan, diantaranya adalah
kebutuhan akan inovasi baru yang dapat meningkatkan produktivitas dalam budidaya kambing di
Desa Banjarsari. Fermentasi kulit kopi merupakan salah satu inovasi untuk memaksimalkan potensi
yang terdapat di wilayah tersebut. Hal tersebut yang mendasari penulis untuk mengambil judul
“Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi Sebagai Subtitusi Pakan Hijauan Ternak Kambing
di Desa Banjarsari”. Berdasarkan analisis masalah yang didapat maka tujuan dari tugas akhir ini
adalah : Untuk mengetahui persepsi peternak terhadap pemberian fermentasi kulit kopi sebagai
subtitusi pakan hijauan ternak kambing. Untuk mengetahui pengaruh faktor umur, pendidikan,
pengalaman beternak, jumlah kepemilikan ternak dan karakteristik inovasi terhadap persepsi
peternak tentang fermentasi
Mardikanto (2009) menyebutkan bahwa penyuluhan pertanian adalah proses perubahan
sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui
proses berlajar bersama yang partisipatif agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stake
holder yang terlibat dalam proses pembangunan demi terwujudnya kehidupan yang semakin
berdaya, mandiri dan partisipatif yang semakin sejahtera secara berkelanjutan.
Persepsi adalah kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus atau proses untuk
menerjemahkan stimulus yang masuk ke dalam alat indera manusia. Persepsi manusia terdapat
perbedaan sudut pandang dalam penginderaan. Ada yang mempersepsikan sesuatu itu baik atau
persepsi yang positif maupun persepsi negatif yang akan mempengaruhi tindakan manusia yang
tampak atau nyata. (Sugihartono, 2007)
Menurut Bimo Walgito (1990) persepsi memiliki indikator-indikator sebagai berikut: 1.
Penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu. 2. Pengertian atau pemahaman. 3.
Penilaian atau evaluasi.
Nuryana Riki Saumi (2016) mengatakan bahwa dosis inoculum Rhizopus oryzae dan
saccharomyces cerevisiae 0,3% dan waktu dalam dosis 48 jampada fermentasi kulit kopi yang
menghasilkan kandungan protein kasar dan kandungan serat kasar yaitu 16,99% dan16,28%
Widyotomo (2012) mengatakan bahwa perlakuan fermentasi limbah kulit kopi dengan mampu
meningkatkan nilai gizi limbah kopi yang ditunjukkan dengan meningkatnya protein dari 6,67%
menjadi 12,43% dan menurunkan kadar serat kasar dari 21,4% menjadi 11,05%. Penelitian yang
dilakukan Guntoro et al. (2004) juga menunjukkan bahwa penggunaan tepung limbah terfermentasi
sebanyak 100 gram/ekor/hari prasapih dan 200 gram/ekor/hari pasca sapih dapat meningkatkan
pertumbuhan anak kambing dari rata-rata 65 gram/ekor/hari menjadi 98 gram/ekor/hari. Secara
ekonomi, pemberian limbah kopi terfermentasi juga dapat meningkatkan nilai keuntungan sebesar
Rp.244.260/ekor unutuk pemeliharaan ternak kambing PE selama 15 hari (Londra 2007).
Menurut Mulyono dan Sarwono (2008), sebagai kambing peliharaan, kambing PE memiliki dua
kegunaan yaitu sebagai penghasil susu (perah) dan pedaging. Ciri khas kambing PE antara lain
bentuk muka cembung dan dagu berjanggut, di bawah leher terdapat gelambir yang tumbuh berawal
dari sudut janggut, telinga panjang, lembek, menggantung dan ujungnya agak berlipat, tanduk
berdiri tegak mengarah ke belakang, panjang 6,5--24,5 cm, tinggi tubuh (gumba) 70--90 cm, tubuh
besar, pipih, bentuk garis punggung seolah- olah mengombak ke belakang, bulu tubuh tampak
panjang dibagian leher pundak, punggung dan paha, dengan pengelolaan budi daya secara intensif
dapat diusahakan beranak tiga kali setiap dua tahun dengan jumlah anak setiap kelahiran 2-3 ekor.

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
Gambar 1. Kerangka Pikir

II. MATERI DAN METODE

A. Rancangan Kajian

Rancangan pengkajian yang di digunakan pre-experimental design dengan One Shoot Case
Study atau satu kelompok di beri perlakuan, selanjutnya dilakukan pengukuran . Sugiyono (2012)
mengelompokan tiga jenis desain penelitian yang lazim digunakan pada metode pre eksperimental
designs yakni one shoot case study, one-group pretest- posttest design dan Intact-group- comparison.
Desain kajian ini tidak memiliki kontrol dan tidak di beri pretest. Treatment atau perlakuan akan di
berikan kepada satu kelompok, yakni peternak sebagi anggota kelompok akan mengikuti
penyuluhan mengenai fermentasi kulit kopi sebagai pakan tambahan ternak kambing (X). Kemudian
pengkaji akan mengadakan tes mengenai persepsi (O). Desain pengkajian ini dapat di gambarkan
sebagai berikut :

X O

Gambar 2. Desain penelitian one shoot case study

Kajian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh persepsi peternak terhadap fermentasi
kulit kopi sebagai pakan tambahan ternak kambing di Kelompok Tani Ternak Lembah Butuh Desa
Banjarsari Pengukuran dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pengumpulan data melalui
wawancara terhadap responden. Wawancara dilakukan menggunakan alat bantu panduan
wawancara yang mana tingkatan atau jenjang setiap gejala di ukur dengan menggunakan skala likert
(Sutrajo, 2009) yaitu Sangat tinggi (5), tinggi (4) sedang (3), rendah (2), sangat rendah (1). Rancangan
yang digunakan dalam kajian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriptif .

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam kegiatan ini adalah peternak kambing yang terdapat di kelompok tani di Desa
Banjarsari Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Jumlah peternak sebanyak 540 orang yang
sebagian tergabung dalam kelompok tani yang terdapat di Desa Banjarsari. Jumlah kelompok
sebanyak 6 kelompok Tani. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu memilih
kelompok tani dengan kriteria terntentu yaitu merupakan kelompok tani ternak kambing, kelompok
aktif, memiliki kandang kelompok, setelah dipurposif terpilihlah satu kelompok tani yaitu Kelompok

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
Tani Lembah Butuh, selanjutnya di dalam kelompok dilakukan pengampilan sampel secara sampling
jenuh (sensus) atau semua peternak yang menjaidi anggota kelompok tani tersebut dijadikan sampel.
Jumlah sampel yang digunakan dalam pengkajian ini adalah 30 orang peternak yang tergabung dalam
satu kelompok tani.

C. Data dan Sumber Data

Data primer diperoleh langsung dari hasil pengamatan di lapangan. Data primer ialah data
yang dikumpulkan dari sumber-sumber asli untuk tujuan tertentu. Data primer dalam kegiatan ini
diperoleh melalui wawancara langsung kepada responden dan dengan metode observasi. Data yang
diambil dalam kegiatan ini berupa data karakteristik peternak dan data hasil pengukuran persepsi
peternak serta karakteristik inovasi.

Data sekunder diambil dari instansi terkait yaitu data dari monografi desa tahun 2018 dan
2019 di Balai Desa Banjarsari dan BPP Kecamatan Grabag yang dianggap mengetahui dan memiliki
data pendukung permasalahan yang dikaji dan seluruh lembaga-lembaga yang dianggap dapat
memberikan informasi. Data sekunder diambil dengan teknik pencatatan.

D. Instrumen dan Kuesioner Persepsi

Kuesioner yang digunakan telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Hasil pengujian,
instrument dilakukan menggunakan 20 sampel, dari 21 kuesioner persepsi dan 17 kuesioner
kararteristik inovasi terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid. Kuesioner yang dibuat digunakan untuk
mengukur persepsi peternak dan karakteristik inovasi. Persepsi peternak dan karakteristi kinovasi
diukur setelah dilakukan kegiatan penyuluhan, dengan menggunakan kuesioer berjumlah 21
pernyataan untuk persepsi dan 16 pernyataan untuk karakteristik inovasi.

E. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode pendekatan perorangan dan metode


pendekatan kelompok, sedangkan teknikpenyuluhan yang di terapkan yaitu ceramah, diskusi, dan
demonstrasi cara

F. Analisis Data

1. Analisis deskriptif

Analisis deskriptif untuk mengetahui karakterisitik peternak yang meliputi umur, pengalaman
beternak, pendidikan, dan jumlah kepemilikan ternak dan karakterisitik inovasi
Analisis skor median digunakan untuk mengetahui persepsi peternak terhadap inovasi
pemberian Fermentasi Kulit Kopi sebagai campuran pakan ternak kambing. Pengukuran persepsi
meliputi tiga aspek antara lain: penyerapan terhadap rangsang atau objek dari luar individu,
pengertian atau pemahaman dan penilaian atau evaluasi menggunakan pengkategorian skor
jawaban dengan Skala Likert yang terdiri dari lima kelas.
Rumus skor median atau kuartal tengah (Q2), yaitu dengan menentukan nilai tengah dari
data yang sudah diurutkan (Hariyani, dkk. 2013).

(Skor maksimal × ∑ pertanyaan) +


(skor minimal × ∑ Pertanyaan)
𝑄2 =
2

Median dari tiap aspek yang terdiri dari 7 kuesioner yaitu pada nilai 21, sedangkan unutk
median dari keseluruhan aspek yang meliputi 21 pertanyaan adalah pada nilai 63
Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
2. Analisis statistik.

Pengkajian ini menggunakan analisis statistik dengan pendekatan Partial Least Squer (PLS). PLS
adalah model persamaan struktural yang berbasis kovarian atau varian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Diskripsi Wilayah

Desa Banjarsari Kecamatan Grabag berada di bagian utara Kecamatan Grabag tepatnya di
lereng Gunung Kelir. Topografi dataran yang berbukit dengan ketinggian 650 s/d 1200 mdpl
didominasi tanaman perkebunan khususnya tanaman kopi. Jumah penduduk berdasarkan jenis
kelamin diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki di Desa Banjarsari lebih banyak daripada
penduduk perempuan. Penduduk laki-laki sebanyak 1.379 orang dan penduduk perempuan sebanyak
1.364 orang. Melihat keadaan penduduk menurut jenis kelamin tersebut. jumlah populasi ternak
paling banyak yaitu ternak kambing sejumlah 1850 ekor.

B. Karakteristik Responden

1. Berdasarkan Umur

Sebagian besar persentase responden terbanyak pada umur produktif sebanyak 96.7 %,
sedangkan umur yang tidak produktif sebanyak 3,3 %.

2. Berdasarkan Pendidikan

Dilihat dari aspek pendidikan formal, ternyata sebagian besar petani responden mempunyai
jenjang pendidikan SLTP kebawah, yaitu sebesar 90 % yang berjenjang pendidikan lebih dari 9 tahun
atau SLTP keatas hanya sebesar 10 %.

3. Berdasarkan Pengalaman Beternak

Sebagian besar peternak memiliki pengalaman kategori sangat rendah berjumlah 9 orang
(30,00 %), kategori tinggi berjumlah 8 orang (26,67 %), kategori rendah dan cukup tinggi sebanyak 6
orang (20,00 %), dan selebihnya adalah petani dalam beternak kambing dengan pengalaman yang
sangat lama yang berjumlah 1 orang (3,33 %).

4. Berdasarkan Jumlah KepemilikanTernak

Jumlah kepemilikan ternak kambing di Desa Banjarsari dalam kategori sangat sedikit
sebanyak 11 orang (36,76%),kategori sedikit sebanyak 7 orang (23,33%), kategori cukup sebanyak 6
orang (20,00 %),dan kategori banyak serta sangat banyak terdapat 3 orang ( 10,00 %).

C. Karakteristik Inovasi

Karakteristik inovasi fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan secara rinci dapat
dilihat di rekapitulasi data karakteristik inovasi pada Lampiran 15. Berdasarkan pendapat responden
dalam pengkajian ini karakteristik inovasi dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut :

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
Tabel 10. Karakteristik Inovasi
Kelas Kategori Frekuensi (orang) Persentase (%)
16-28,8 Sangat Setuju 0 0,0
28,9-41,6 Tidak Setuju 0 0,0
41,7-55,4 Cukup Setuju 1 3,33
55,5-67,2 Setuju 28 93,34
67,2-80 Sangat Setuju 1 3,33
Jumlah 36 100,0
Sumber: Data Primer Terolah, 2019

Hasil penilian karakteristik inovasi fermentasi kulit kopi menunjukan bahwa 28 responden
(93,34%) berpendapat setuju terhadap inovasi fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi hijauan pakan
ternak kambing, dan 1 orang (3,33%) berbendapat cukup setuju dan berbendapat sangat setuju.
Karakteristik inovasi merupakan faktor eksternal yang sangat mempengaruhi peternak dalam
mengambil keputusan apakah akan menerapakan inovasi tersebut dalam usahanya atau tidak.
Karakteristik inovasi yang baik, tentu dapat mempengaruhi peternak untuk menerapkan inovasi
tersebut, dibandingkan dengan karakteristik inovasi yang tidak baik (Schiffman dan Kanuk, 2010).

D. Persepsi Peternak

Persepsi peternak terhadap pemberian fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan
ternak kambing di Desa Banjarsari meliputi 3 aspek antara lain: penyerapan terhadap rangsangan,
pengertian atau pemahaman, penilaian atau evaluasi.

1. Aspek menyerap.

Persepsi peternak terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak
kambing dalam aspek menyerap dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut:

Tabel 11. Persepsi Aspek Menyerap


Kelas Kategori Frekuensi Presentase (%)
≤21 Tidak Baik 2 6,67
>21 Baik 28 93,33
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Terolah 2019

Persepsi peternak terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak
kambing dalam aspek menyerap memiliki kategori baik yaitu sebanyak 28 orang (93,33 %) ,adapun 2
orang (6,67 %) dalam tidak baik baik.
2. Aspek mengerti.
Persepsi peternak terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak
kambing dalam aspek mengerti atau memahami secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai
berikut:

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
Tabel 12. Persepsi Aspek MengertI
Kelas Kategori Frekuensi Presentase (%)
≤21 Tidak Baik 1 3,33
>21 Baik 29 96,67
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Terolah 2019

Persepsi peternak terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak kambing
dalam aspek mengerti atau memahami memiliki kategori baik yaitu sebanyak 29 orang (96,67 %) dan 1
orang (3,33 %) dalam kategori tidak baik. Menurut Hamka (2002) Proses klasifikasi dan organisasi terjadi
dalam proses psikis. Hasil analisis berupa pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman
tersebut juga bersifat subjektif, berbeda -beda bagi setiap individu

3. Aspek menilai.

Persepsi peternak terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak kambing
dalam aspek menilai secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 13 sebagai berikut:
Tabel 13. Persepsi Aspek Mengerti
Kelas Kategori Frekuensi Presentase (%)
≤21 Tidak Baik 1 3,33
>21 Baik 29 96,67
Jumlah 30 100,00
Sumber : Data Terolah 2019

Persepsi peternak terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak kambing
dalam aspek menilai memiliki kategori baik yaitu sebanyak 29 orang (96,67 %) ,dan 1 orang (3,33 %)
dalam kategori tidak baik. Penilaian peternak terhadap inovasi berbeda beda Menurut Robbins (2003)
Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini
sangat subjektif. Individu yang satu menilai suatu rangsang sebagai sesuatu yang sulit dan
membosankan. Tetapi individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai sesuatu yang
bagus dan menyenangkan.

4. Persepsi peternak.

Persepsi peternak dinilai dari tiga aspek menyerap, mengerti, dan menilai. Berdasarkan hasil
pengkajian persepsi peternak terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak
kambing secara lengkap dapat di lihat pada tabel 14 dibawah ini:
Tabel 14. Hasil Analisis Persepsi Peternak
Kategori Persepsi Jumlah Responden Presentase (%)
Tidak Baik 0 0
Baik 30 100
Jumlah 30 100
Sumber : Data Terolah

Persepsi peternak terhadap fermentasi kulit kopi sebagai subtitusi pakan hijauan ternak
kambing di Desa Banjarsari dalam kategori baik yaitu sebanyak 30 orang (100 %). Persepsi baik
seseorang terhadap sebuah inovasi cenderung membuat orang tersebut mau untuk menerapkan inovasi

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
atau teknologi yang diterimanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Indraningsih (2011) yang mengatakan
bahwa persepsi petani/peternak terhadap pengaruh informasi interpersonal berpengaruh berpengaruh
positif nyata terhadap keputusan petani dalam adopsi inovasi. Hal ini di pengaruhi oleh metode dan
teknik penyuluhan yang dilakukan dalam pelaksanaan penyuluhan. Metode yang dilakukan dalam
penyuluhan mengenai fermentasi kulit kopi menggunakan metode pendekatan perorangan dan
metodependekatan kelompok den teknik ceramah dan demcar. Media penyuluhan yang digunakan
adalah folder Power Point dan alat bantu berupa produk nyata.
Metode pendekatan perorangan dilakukan sebanyak 2 kali tiap orang sehingga penyerapan
materi lebih baik yang menyebabkan persepsi baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Van Deb Ban dan
Hawkins (1999) yang menyatakan Metode pendekatan perorangan adalah penyuluh berhubungan
langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena
sasaran dapat langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh
Metode yang digunakan dalam pengkajian adalah ceramah, sehingga pengetahuan responden
lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Dhamayanti yang menyatakan metode ceramah
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan. Dhamayanti, (2005) menyatakan tentang promosi
kesehatan jiwa melalui metode ceramah dengan role-playpada keluarga penderita skizofrenia dan tokoh
masyarakat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terbukti bahwa promosi kesehatan dengan metode ceramah
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan.
Hal ini di dukung dengan pendapat Djamarah dkk. (2010) kelebihan metode demonstrasi cara
adalah:1.Metode ini dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan Iebih kongkret. Sehingga dapat
menghindarkan verbalisme. 2.Siswa diharapkan lebih mudah dalam memahami apa yang dipelajari
3.Proses pengajaran akan lebih menarik 4.Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan
antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri. 5.Melalui metode ini dapat
disajikan materi pelajaran yang tidak mungkin kurang sesuai dengan menggunakan metode lain.

B. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

1. Pengaruh Langsung

Pengaruh langsung variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
berikut:

Tabel 1. Path Coefficient


T Statistics
Pengaruh Variabel P Values
(|O/STERR|)
Karakteristik Inovasi -> Persepsi 4.361 0.000
Jumlah Ternak -> Karakteristik Inovasi 1.002 0.317
Kepemilikan Ternak -> Persepsi 1.232 0.219
Pendidikan -> Karakteristik Inovasi 0.551 0.582
Pendidikan -> Persepsi 1.403 0.161
Pengalaman -> Karakteristik Inovasi 1.158 0.248
Pengalaman -> Persepsi 0.362 0.718
Umur -> Karakteristik Inovasi 0.908 0.364
Umur -> Persepsi 0.117 0.907
Sumber: data terolah 2019

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
Karakteristik inovasi berpengaruh positif terhadap persepsi (t statistik > 1,96 dan p value < 0,05).
Karakteristik inovasi berpengaruh positif terhadap persepsi. Semakin baik karakteristik sebuah inovasi
teknologi, maka pandangan masyarakat terhadap inovasi teknologi tersebut juga semakin baik (Juniarti,
2015).
Umur tidak berpengaruh positif terhadap persepsi (t statistik < 1,96 dan p value > 0,05), Pendidikan
tidak berpengaruh positif terhadap persepsi (t statistik < 1,96 dan p value > 0,05, Pengalaman tidak
berpengaruh positif terhadap persepsi (t statistik < 1,96 dan p value > 0,05.

2. Pengaruh Tidak Langsung

Pengaruh tidak langsung dapat diketahui apabila asumsi efek utama variabel independen
tehadap variabel dependen seluruhnya memiliki hasil signifikan atau nilai p value < 0,05.

IV. SIMPULAN

1. Persepsi peternak terhadap inovasi fermentasi kulit kopi sebagaii subtitusi pakan hijauan ternak
kambing di Desa Banjarsari Kecamatan Grabag berdasarkan aspek menyerap, mengerti dan menilai
adalah dalam kategori baik sebesar 100 %.
2. Karakteristik peternak (umur, pendidikan, jumlah kepemilikan ternak, pengalaman beternak) tidak
berpengaruh positif terhadap persepsi peternak (t statistik < 1,96 dan p value > 0,05).. Faktor yang
mempengaruhi persepsi peternak terhadap inovasi fermentasi kulit kopi sebagaii subtitusi pakan
hijauan ternak kambing di Desa Banjarsari Kecamatan Grabag adalah karakteristik inovasi (t statistik
> 1,96 dan p value < 0,05).

DAFTAR PUSTAKA

Budiari, N.L.G. 2009. Potensi dan Pemanfaatan Pohon Dadem sebagai Pakan Ternak Sapi pada Musim
Kemarau. Bulletin Teknologi dan Informasi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali.
Dhamayanti, dkk. 2005. Promosi Kesehatan Jiwa melalui Metode Ceramah dengan Role-Play pada
Keluarga Penderita Skizofrenia dan Tokoh Masyarakat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Sains
Kesehatan.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Guntoro, S., M. Rai Yasa, Rubiyo, dan I.N.Suyasa. 2004. Prosiding Seminar Nasional Sistem Integrasi
Tanaman-Ternak. Denpasar 20-22 Juli 2004. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi pertanian (BPTP) Bali dan Crop-Animal Systems
Reseach Network (CASREN). Hal. 389-395.
Hamka.2002. Psikologi Pendidikan. Rineko Cipta, Jakarta.
Hariyani, E. B. T, Mardikanto dan H. Ihsaniyati. 2013. Persepsi Petani Terhadap Program Gerakan
Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) di Desa Jati Kecamatan Jaten
Kabupaten Karanganyar. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret
Indraningsih, K.S. 2011. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Keputusan Petani dalam AdopsiInovasi
Teknologi Usahatani Terpadu. Jurnal Agro Ekonomi, Vol. 29 No.1 Mei 2011 Pusat Penelitian
Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari
Juniarti G. 2015. Hubungan karakteristik adopter, karakteristik inovasi, dan saluran komunikasi terhadap
tingkat adopsi program siaran iki suroboyo rek di jeje radio 105,10 fm surabaya. Universitas
Islam Negeri (Uin) Syarif Hidayatullah Jakarta
Londra, M. 2007. Potensi Pemanfaatan Limbah Kopi untuk Pakan Penggemukan KambingPeranakan
Etawah. Jurnal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian,vol. 28 (5): 536-542 di akses tanggal 19
febuari 2019https: // media.neliti.com /media/ publications/70003-ID-engaruh-pemberian-kulit-
kopi-terfermenta. pdf
Mardikanto. 2009. Sistem Penyuluhan pertanian. Sebelas Maret University press, Surakarta 1993.
Penyuluhan pertanian Pembangunan. Sebelas maret University press. Surakarta
Robbins. 2003. Educational Psychology. Mc. Graw Hill, Washington.
Schiffman, L.G dan Kanuk, Lesley L, 2007. Consumer Behavior. Perason Prestice Hall, New Jersey. Diakses
tanggal 2 Januari 2019. http://onesearch.id/Author/Home?author=Schiffman%2C+Leon+G.
Sugihartono, 2007. Pengertian Persepsi Dan Proses Terjadinya Persepsi. Diakses tanggal 2 febuari 2019.
http: // sugihartono-fib12.web. Unair .ac. id/ artikel_detail- 102923-Psikologi% 20 Pelayanan-
PERSEPSI. html
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cetakan ke-17. Alfabeta, Bandung.
Van den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta
Walgito, B. 1990. Pengantar Psikologi Umum. Andi Offset, Yogyakarta.
Widyotomo Sukrisno, 2012. Potensi dan teknologi diservikasi limbah kop. Diakses tanggal 19 Januarii
2018 http://iccri.net/download/ pelita % 20 perkebunan/Vol%2027%20No%201.pdf

Persepsi Peternak Terhadap Fermentasi Kulit Kopi (Coffee Pulb) Sebagai Subtitusi Pakan HijauanTernak Kambing Di Desa
Banjarsari

Anda mungkin juga menyukai