Anda di halaman 1dari 48

DEMOKRASI DAN SISTEM

KETATANEGARAAN DI INDONESIA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan

Disusun oleh
Kelompok 1 kelas LT-1E
Adika Widsay Kumara (3.39.18.1.01)
Ammar Abdurrosyid (3.39.18.1.03)
Iqbal Haris Ramadhan (3.39.18.1.08)
Wisnu Kusuma Putra (3.39.18.1.24)
Raka Cahya Prambada (3.39.18.1.16)
Ulima Nadia Nurfita (3.39.18.1.03)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelsaikan makalah yang berjudul
“DEMOKRASI DAN SISTEM KETATANEGARAAN DI INDONESIA”,
penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kami serta pembaca dapat mengetahui tentang demokrasi itu.

Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan naskah ini kami


sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk melengkapi segala
kekurangan dan kesalahan dari makalah ini. Kami juga mengucapkan terimaksih
kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan bermanfaat bagi semua.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan


manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Semarang, September 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu
dan diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki
kedaulatan. Sebuah negara tentunya harus mempunyai berbagai unsur yang
membentuknya menjadi sebuah kesatuan. Menurut Oppenheimer dan
Lauterpacht unsur-unsur tersebut antara lain adalah rakyat yang bersatu,
daerah atau wilayah, pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari
negara lain.
Setelah beberapa unsur tersebut terpenuhi, negara tidak akan dengan
langsung berjalan dengan sendirinya. Maka dari itu untuk menjamin
keberlangsungan proses penyelenggaraan negara sesuai dengan fungsi dan
tujuannya, keberadaan sistem ketatanegaraan menjadi sangat penting.
Sistem ini ibarat sebuah kontrak sosial yang mengikat secara hukum antara
pemerintah dengan rakyatnya. Dengan sistem ini, siapapun yang berkuasa
akan melaksanakan roda pemerintahan dengan sebaik-baiknya untuk
kemakmuran rakyat.
Indonesia dibentuk sebagai negara kesatuan dengan sistem
pemerintahan presidensial yang didalamnya terdapat lembaga legislatif,
eksekutif dan yudikatif. Selain itu, sistem ketatanegaraan indonesia juga
dibangun dari berbagai lembaga lain yang masuk kedalam tiga lembaga
besar tersebut. Pada saat ini banyak masyarakat bahkan pelajar yang kurang
memahami tentang Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, padahal
suatu bangsa akan menjadi baik jika seluruh warga negaranya memahami,
mengerti, dan dapat menjalankan dengan penuh tanggung jawab
sebagaimana peraturan dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia.
Ketatanegaraan Republik Indonesia adalah seperangkat prinsip dasar
yang mencakup peraturan susunan pemerintah, yang menjadi dasar
peraturan suatu Negara.
Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “demos” dan “kratos” yang
berarti rakyat dan kekuasaan, sehingga Demokrasi berarti rakyat berkuasa.
Demokrasi adalah Negara yang sistem pemerintahannya (kedaulatannya)
berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat,
dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat. Landasan pemikiran dari paham
demokrasi adalah kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dengan
memiliki dewan perwakilan rakyat yang pada kenyataannya menjadi
lembaga pemerintahan eksekutif, yudikatif, dan legislative. Dalam
pemerintahan demokrasi, pemimpin dipilih oleh rakyat secara langsung
melalui proses pemilihan umum, kemudian rakyat juga memilih wakil –
wakilnya sebagai sarana penyalur lidah rakyat kepada pemerintahan yang
berkuasa.Maka dalam makalah ini, penyusun akan menguraikan hal-hal
yang berkaitan dengan sistem ketatanegaraan yang dijalankan oleh Negara
Indonesia.

1.2. PERMASALAHAN
1. Apa itu Demokrasi?
2. Bagaimana sejarah demokrasi ?
3. Apa saja macam – macam demokrasi !
4. Apa saja asas pokok ,ciri dan prinsip demokrasi !
5. Apakah pengertian dari sistem ketatanegaraan?
6. Bagaimanakah sistem ketatanegaraan di Republik Indonesia?
7. Apa aja tugas lembaga negara !
8. Bagaimanakah Republik Indonesia menjalankan sistem
ketatanegaraannya pada saat ini?
9. Studi kasus demokrasi dan ketatanegaraan
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian demokrasi.
2. Mengerti sejarah demokrasi.
3. Mengertahui macam demokrasi.
4. Megetahui asas pokok ciri dan prinsip demokrasi.
5. Mengetahui sistem ketatanegaraan.
6. Mengetahui sistem ketatanegaraan di Republik Indonesia.
7. Mengetahui kondisi Republik Indonesia dalam menjalankan sistem
ketatanegaraannya pada saat ini. .
8. Mengetahui kasus dan cara mengatasinya.
9. Memahami kaitan demokrasi dan ketatanegaraan dengan kasus yang
ada.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian demokrasi

Istilah demokrasi berawal dari bahasa Yunani, yakni demokratia.


Kata ini terbentuk dari kata demos yang berarti rakyat, dan kratos yang
berarti kekuatan atau kekuasaan. Jadi, demokrasi sepadan artinya dengan
kekuasaan rakyat. Kekuasaan itu mencakup sektor sosial, ekonomi,
budaya, dan politik.

Pengertian demokrasi secara umum adalah sistem pemerintahan


dengan memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam
pengambilan keputusan. Dimana keputusan itu akan berdampak bagi
kehidupan seluruh rakyat. Arti lainnya adalah rakyat bertindak sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi.

Sistem pemerintahan ini, mengizinkan seluruh warga negara untuk


berpartisipasi aktif. Peran serta itu bisa diwakilkan atau secara langsung
dalam perumusan, pengembangan, dan penetapan undang-undang. Setiap
ahli memiliki penafsiran tersendiri terhadap demokrasi. Meskipun
bermuara pada tujuan yang sama.

1. Abraham Lincoln,Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang


diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2. Charles Costello ,Demokrasi adalah sistem sosial dan politik
pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan pemerintah yang
dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak
perorangan warga negara.
3. John L. Esposito ,Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari
dan untuk rakyat. Oleh karenanya, semuanya berhak untuk
berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan
yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga
resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
4. Hans Kelsen ,Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan
untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-
wakil rakyat yang terpilih. Di mana rakyat telah yakin, bahwa
segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam
melaksanakan kekuasaan Negara.
5. Sidney Hook ,Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung
atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan
secara bebas dari rakyat dewasa.
6. C.F. Strong ,Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di
mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam
politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah
akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada
mayoritas tersebut.
7. Hannry B. Mayo ,Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat
dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan
politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi
kebebasan politik.
8. Merriem ,Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan
oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana
kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka
baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem
perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan
pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat umum
khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya
distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau
kesewenang-wenangan.
9. Samuel Huntington ,Demokrasi ada jika para pembuat keputusan
kolektif yang paling kuat dalam sebuah sistem dipilih melalui suatu
pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan di dalam sistem
itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir
seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.
2.2 Sejarah demokrasi

Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat


Yunani kuno di negara-kota Athena. Dipimpin oleh Cleisthenes, warga
Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara
demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Cleisthenes disebut sebagai
"bapak demokrasi Athena.

Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki


dua ciri utama: pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan
administratif dan yudisial di pemerintahan, dan majelis legislatif yang
terdiri dari semua warga Athena. Semua warga negara yang memenuhi
ketentuan boleh berbicara dan memberi suara di majelis, sehingga tercipta
hukum di negara-kota tersebut. Akan tetapi, kewarganegaraan Athena
tidak mencakup wanita, budak, orang asing (μέτοικοι metoikoi), non-
pemilik tanah, dan pria di bawah usia 20 tahun

Dari sekitar 200.000 sampai 400.000 penduduk Athena, 30.000


sampai 60.000 di antaranya merupakan warga negara.[butuh
rujukan]Pengecualian sebagian besar penduduk dari kewarganegaraan
sangat berkaitan dengan pemahaman tentang kewarganegaraan pada masa
itu. Nyaris sepanjang zaman kuno, manfaat kewarganegaraan selalu terikat
dengan kewajiban ikut serta dalam perang.

Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian


keputusan dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian
rakyat, melalui majelis, boule, dan pengadilan, mengendalikan seluruh
proses politik dan sebagian besar warga negara terus terlibat dalam urusan
publik. Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh konstitusi Athena
dalam arti modern (bangsa Yunani kuno tidak punya kata untuk menyebut
"hak" penduduk Athena menikmati kebebasan tidak dengan menentang
pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah kota yang tidak dikuasai
kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah orang
lain.

Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta pada 700


SM. Apella merupakan majelis rakyat yang diadakan sekali sebulan. Di
Apella, penduduk Sparta memilih pemimpin dan melakukan pemungutan
suara dengan cara pemungutan suara kisaran dan berteriak. Setiap warga
negara pria berusia 30 tahun boleh ikut serta. Aristotelesmenyebut hal ini
"kekanak-kanakan", berbeda dengan pemakaian kotak suara batu layaknya
warga Athena. Tetapi Sparta memakai cara ini karena kesederhanaannya
dan mencegah pemungutan bias, pembelian suara, atau kecurangan yang
mendominasi pemilihan-pemilihan demokratis pertama.

Meski Republik Romawi berkontribusi banyak terhadap berbagai


aspek demokrasi, hanya sebagian kecil orang Romawi yang memiliki hak
suara dalam pemilihan wakil rakyat. Suara kaum berkuasa ditambah-
tambahi melalui sistem gerrymandering, sehingga kebanyakan pejabat
tinggi, termasuk anggota Senat, berasal dari keluarga-keluarga kaya dan
ningrat. Namun banyak pengecualian yang terjadi.[butuh
rujukan] Republik Romawi juga merupakan pemerintahan pertama di
dunia Barat yang negara-bangsanya berbentuk Republik, meski
demokrasinya tidak menonjol.

Bangsa Romawi menciptakan konsep klasik dan karya-karya dari


zaman Yunani kuno terus dilindungi. Selain itu, model pemerintahan
Romawi menginspirasi para pemikir politik pada abad-abad selanjutnya,
dan negara-negara demokrasi perwakilan modern cenderung meniru model
Romawi, bukan Yunani, karena Romawi adalah negara yang kekuasaan
agungnya dipegang rakyat dan perwakilan terpilih yang telah memilih atau
mencalonkan seorang pemimpin. Demokrasi perwakilan adalah bentuk
demokrasi yang rakyatnya memilih perwakilan yang kemudian memberi
suara terhadap sejumlah inisiatif kebijakan, berbeda dengan demokrasi
langsung yang rakyatnya memberi suara terhadap inisiatif kebijakan secara
langsung.

2.3 Macam demokrasi


2.3.1 Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
a) Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang
megikut sertakan seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan
negara.
b) Demokrasi tidak langsung
Demokrasi tidak langsung merupakan sistem demokrasi yang
digunakan untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui
perwakilan dari parlemen.
2.3.2 Demokrasi Berdasarkan Hubungan antar Kelengkapan Negara
a) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum
b) Merupakan sistem demokrasi yang dimana rakyat memilki
perwakilan untuk menjabat diparlemen namun tetap dikontrol
oleh rakyat dengan sistem refrendum.
c) Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer
d) Merupakan sistem demokrasi yang didalamnya terdapat
hubungan kuat antara badan eksekutif dan badan legislatif.
e) Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan
f) Merupakan sistem demokrasi dimana kedudukan antara
eksekutif dan legislatif terpisah, sehingga keduanya tidak
berkaitan secara langsung seperti sistem parlementer.
g) Demokrasi perwakilan dengan sistem refrendum dan inisiatif
rakyat
h) Merupakan sistem demokrasi gabungan dari demokrasi
perwakilan/tidak langsung dan demokrasi secara langsung.
Dalam sistem tersebut masih tetap ada badan perwakilan
namun dikontrol oleh rakyat melalui refrendum dan sifatnya
obligator dan fakultatif.
2.3.3 Berdasarkan prinsip Ideologi
a) Demokrasi liberal
Demokrasi liberal adalah demokrasi berdasarkan atas hak
individu suatu warga negara yang menekankan sebuah
kebebasan setiap individunya dan sering mengabagikan
kepentingan umum.
b) Demokrasi Rakyat
Demokrasi rakya adalah demokrasi berdasarkan atas hak
pemerintah dalam suatu negara yang didasari dari paham
sosialisme dan komunisme yang mementingkan kepentingan
negara dan kepentingan umum.
c) Demokrasi pancasila
Demokrasi pancasila adalah demokrasi yang bersumber dari
tata nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia dengan
berdasarkan musyawarah dan mufakat yang mengutamkakn
kepentingan umum. Demokrasi pancasila merupakan ideologi
negara Indonesia dan berasal dari Indonesia.

2.4 Asas pokok, ciri, dan prinsip demokrasi


2.4.1 Asas pokok
Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan
demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya
manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam
hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua
asas pokok demokrasi, yaitu:
a) Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya
pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat
secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil;
dan
b) Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya
tindakan pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia
demi kepentingan bersama.
2.4.2 Ciri negara demokrasi
a) Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan
keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung
(perwakilan).
b) Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap
hak-hak asasi rakyat (warga negara).
c) Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam
segala bidang.
d) Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang
independen sebagai alat penegakan hukum
e) Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga
negara.
f) Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan
informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
g) Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat.
h) Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk
menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan
serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
i) Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku,
agama, golongan, dan sebagainya).
2.4.3 Prinsip demokrasi
a) Kedaulatan rakyat;
b) Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
c) Kekuasaan mayoritas;
d) Hak-hak minoritas;
e) Jaminan hak asasi manusia;
f) Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
g) Persamaan di depan hukum;
h) Proses hukum yang wajar;
i) Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
j) Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
k) Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.
2.5 Pengertian Sistem Ketatanegaraan

Istilah Sistem Ketatanegaraan merupakan gabungan dari dua kata,


yaitu: “Sistem” dan “Ketatanegaraan”. Sistem berarti keseluruhan yang
terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional baik
antara bagian-bagian maupun hubungan fungsional terhadap
keseluruhannya, sehingga hubungan tersebut menimbulkan suatu
ketergantungan antara bagian-bagian yang akibatnya jika salah satu bagian
tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi keseluruhnya itu.

Dan Ketatanegaraan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia


berasal dari kata tata negara yang artinya seperangkat prinsip dasar yang
mencakup peraturan susunan pemerintah , bentuk negara, dan sebagainya
yang menjadi dasar peraturan suatu negara. Sedangkan menurut
hukumnya, tata negara adalah suatu kekuasaan sentral yang mengatur
kehidupan bernegara yang menyangkut sifat, bentuk , tugas negara dan
pemerintahannya serta hak dan kewajiban para warga terhadap pemerintah
atau sebaliknya. Jadi dapat disimpulkan Ketatanegaran adalah segala
sesuatu mengenai tata negara. Dari pengertian itu, maka secara
harfiah Sistem Ketatanegaraan dapat diartikan sebagai suatu bentuk
hubungan antar lembaga negara dalam mengatur kehidupan bernegara.

2.6 Sistem Ketatanegaraan di Republik Indonesia


2.2.1 Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Sebelum Amandemen
UUD 1945

Sistem Ketatanegaran sebelum Amandemen UUD 1945


Pelaksanaan kekuasaan Negaranya dilakukan dengan pembagian
(bukan pemisahan) tugas atau fungsi dari masing-masing
penyelenggara Negara.

Secara konstitusional sistem ketatanegaraan Indonesia pada


masa pemerintahan orde baru menggunakan UUD 1945. Secara
prinsip terdapat lima kekuasaan pemerintah Negara Republik
Indonesia menurut UUD 1945, yaitu:

1) Kekuasaan menjalankan perundang-undangan Negara , disebut


juga kekuasaan eksekutif dilakukan oleh pemerintah ( dalam
hal ini adalah Presiden)
2) Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada
pemerintah , disebut juga kekuasaan konsultatif dilakukan oleh
Dewan Pertimbangan Agung
3) Kekuasaan membentuk Perundang-undangan Negara atau
kekuasaan legislative dilakukan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat bersama dengan Presiden
4) Kekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan Negara ,
disebut kekuasaan eksaminatif atau kekuasaan inspektif,
dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
5) Kekuasaan mempertahankan perudang-undangan Negara atau
kekuasaan Yudikatif, dilakukan oleh Mahkamah Agung (C.S.T
Kansil : 1978,83).
Pada masa ini lembaga tertingginya adalah MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat), kemudian Presiden, DPA (Dewan
Pertimbangan Agung), DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), BPK
(Badan Pemeriksa Keuangan), dan MA (Mahkamah Agung).
a) MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) sebagai
penjelmaan seluruh rakyat Indonesia yang dimana MPR-lah
pemegang kekuasaan tertinggi Negara dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat sedangkan keanggotaan MPR diisi oleh
fraksi-fraksi seperti Fraksi ABRI, Fraksi Karya Pembangunan
dan lain-lain. MPR memiliki kewenangan untuk :
1). Memilih dan mengangkat Presiden atau mandataris dan
wakil presiden untuk membantu presiden.
2) Memberikan mandate kepada presiden untuk
melaksanakan Garis-Garis Besar Halauan Negara (GBHN)
dan putusan-putusan MPR lainnya.
3) Memberhentikan presiden sebelum habis masa
jabatannya.
4) Menetapkan Undang-Undang Dasar dan Mengubah
Undang- Undang Dasar,
5) Meminta dan menilai pertanggung jawaban Presiden.
Sebelum perubahan UUD 1945, kedudukan MPR berdasarkan
UUD 1945 merupakan lembaga tertinggi negara dan sebagai
pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. MPR
diberi kekuasaan tak terbatas (Super Power). karena
“kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh MPR” dan MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat
Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD, GBHN,
mengangkat presiden dan wakil presiden. Dalam praktek
ketatanegaraan, MPR pernah menetapkan antara lain:

1) Presiden, sebagai presiden seumur hidup.


2) Presiden yang dipilih secara terus menerus sampai 7
(tujuh) kali berturut turut.
3) Memberhentikan sebagai pejabat presiden.
4) Meminta presiden untuk mundur dari jabatannya.
5) Tidak memperpanjang masa jabatan sebagai presiden.
6) Lembaga Negara yang paling mungkin menandingi MPR
adalah Presiden, yaitu dengan memanfaatkan kekuatan
partai politik yang paling banyak menduduki kursi di MPR

b) Presiden ialah penyelenggara kekuasaan pemerintahan negara


tertinggi di bawah MPR, yang dalam melakukan kewajibannya
dibantu oleh satu orang wakil presiden ( pasal 4 UUD 1945).
Presiden tunduk dan bertanggung jawab kepada MPR dan pada
akhir masa jabatannya (5 tahun) memberikan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan GBHN yang ditetapkan
UUD 1945 dan MPR di hadapan sidang MPR.
1) Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai
mandataris MPR, meskipun kedudukannya tidak “neben”
akan tetapi “untergeordnet”.
2) Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara
tertinggi (consentration of power and responsiblity upon the
president).
3) Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive
power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative
power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power).
4) Presiden mempunyai hak prerogatif yang sangat besar.
5) Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat
menjabat sebagai presiden serta mekanisme pemberhentian
presiden dalam masa jabatannya.

c) DPA (Dewan Pertimbangan Agung) adalah badan penasehat


pemerintah yang berkewajiban memberi jawaban atas
pertanyaan presiden. Disamping itu DPA berhak mengajukan
usul dan wajib mengajukan pertimbangan kepada presiden.

d) DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang seluruh anggotanya


adalah anggota MPR berkewajiban senantiasa mengawasi
tindakan-tindakan Presiden dalam rangka pelaksanaan halauan
Negara. Apabila DPR menganggap Presiden sungguh
melanggar halauan Negara, maka DPR menyampaikan
memorandum untuk mengingatkan Presiden. Selain itu DPR
memiliki kewenangan membentuk Undang-Undang termasuk
menetapkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) bersama-sama dengan Presiden.
Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945
adalah
1) memberikan persetujuan atas RUU [pasal 20 (1)],
mengajukan rancangan Undang-Undang [pasal 21 (1)].
2) Memberikan persetujuan atas PERPU [pasal 22 (2)]
3) Memberikan persetujuan atas Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara [pasal 23 (1)].
UUD 1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan pengawasan.

e) BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) adalah badan yang


memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara yang
dalam pelaksanaan tugasnya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah, namun tidak berdiri di atas pemerintah. BPK
memeriksa semua pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara dan hasil pemeriksaannya diberitahukan kepada
DPR.

f) MA (Mahkamah Agung) ialah badan yang melaksanakan


kekuasaan kehakiman yang dalam pelaksanaan tugasnya,
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh-
pengaruh lainnya. Tugas Mahkamah Agung adalah
memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum
baik diminta maupun tidak kepada lembaga-lembaga tinggi
negara, juga memberikan nasehat hukum kepada
presiden/kepala negara untuk pemberian/penolakan grasi.
Disamping itu Mahkamah Agung mempunyai wewenang
menguji seorang menteri hanya terhadap peraturan-peraturan
perundangan di bawah.
2.2.2 Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah
Amandemen UUD 1945

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen


UUD 1945, dapat dijelaskan sebagai berikut: Undang-Undang
Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD
memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada
6 lembaga negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu
Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA),
dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Salah satu agenda penting dari gerakan reformasi adalah
amandemen terhadap UUD 1945 yang kemudian berhasil
dilaksanakan selama 4 tahun berturut-turut melalui Sidang
Tahunan MPR yaitu tahun 1999, 2000, 2001, dan tahun 2002.
Adapun Latar Belakang pelaksanaan Amandemen UUD 1945 :
1) Undang-Undang Dasar 1945 membentuk struktur
ketatanegaraan yang bertumpu pada kekuasaan tertinggi di
tangan MPR yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat.
Hal ini berakibat pada tidak terjadinya checks and balances pada
institusi-institusi ketatanegaraan.
2) Undang-Undang Dasar 1945 memberikan kekuasaan yang
sangat besar kepada pemegang kekuasaan eksekutif (Presiden).
Sistem yang dianut UUD 1945 adalah executive heavy yakni
kekuasaan dominan berada di tangan Presiden dilengkapi
dengan berbagai hak konstitusional yang lazim disebut hak
prerogatif (antara lain: memberi grasi, amnesti, abolisi dan
rehabilitasi) dan kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasan
membentuk Undang-undang.
3) UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” dan
“fleksibel” sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu
penafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 UUD 1945 (sebelum
di amandemen).
4) UUD 1945 terlalu banyak memberi kewenangan kepada
kekuasaan Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan
Undang-undang. Presiden juga memegang kekuasaan legislatif
sehingga Presiden dapat merumuskan hal-hal penting sesuai
kehendaknya dalam Undang-undang.

Perubahan pada UUD 1945 setelah amandemen membawa


perubahan pula pada Sistem Ketatanegaraan yang dimana
sebelumnya MPR memiliki kekuasaan yang tidak terbatas
dirubah menjadi kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar.

a) MPR
Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan
lembaga tinggi negaralainnya seperti Presiden, DPR, DPD,
MA, MK, BPK.
1. Menghilangkan supremasi kewenangannya.
2. Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.
3. Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden
4. Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.
5. Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari
anggota Dewan Perwakilan
6. Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang
dipilih secara langsung melalui pemilu.

Kewenangan MPR setelah Amandemen UUD 1945 :


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang
mengubah dan menetapkan Undang-undang Dasar.
2. Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden
dan/atau Wakil Presiden.
3. Majelis permusyawaratan Rakyat hanya dapat
memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden
dalam masa jabatanya menurut Undang-Undang Dasar.
Amandemen juga mencabut kekuasaan untuk membuat
Undang - Undang dari tangan Presiden dan memberikan
kekuasaan untuk membuat Undang - Undang tersebut
kepada DPR. Sehingga jelas bahwa amandemen ingin
mempertegas posisi check and balances antara presiden
sebagai lembaga eksekutif dan DPR sebagai lembaga
legislatif.

b) DPR
1. Posisi dan kewenangannya diperkuat.
2. Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada
di tangan presiden, sedangkan DPR hanya memberikan
persetujuan saja) sementara pemerintah berhak
mengajukan RUU.
3. Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan
Pemerintah.
4. Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi
anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme
kontrol antar lembaga negara.
Kewenangan DPR setelah Amandemen UUD 1945 :
1. Membentuk undang-undang yang dibahas dengan
presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama.
2. Membahas dan memberikan persetujuan peraturan
pemerintahan pengganti undang-undang.
3. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan
DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan
mengikutsertakannya dalam pembahasan.
4. Menetapkan APBN bersama presiden dengan
memperhatikan DPD.
5. Melaksanakan pengawasan terhadap UU, APBN, serta
kebijakan pemerintah, dan sebagainya.
Pergeseran lain adalah terbentuknya lembaga
perwakilan Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia sebagai utusan daerah yang dipilih secara
langsung melalui pemilihan umum.

c) DPD
Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi
keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan
tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan
utusan golongan yang diangkat sebagai anggota
MPR.Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat
kesatuan Negara Republik Indonesia.Dipilih secara langsung
oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.Mempunyai
kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang
berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah.
Kewenangan DPD :
1. Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dapat
mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia Rancangan undang-undang yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah,
pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
2. Memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia atas Rancangan undang-
undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan
Rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama.
d) PRESIDEN
Masa jabatan Presiden (juga Wakil Presiden) adalah lima
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk jabatan
yang sama dalam satu masa jabatan saja (pasal 7 UUD 1945
hasil amendemen).
Kedudukan presiden meliputi dua macam, yakni:
1. Presiden sebagai Kepala NegaraSebagai mempunyai
wewenang dan kekuasaan sebagai berikut.
i. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan
Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara (pasal
10 UUD 1945).
ii. Menyatakan perang, membuat perjanjian dan
perdamaian dengan negara lain dengan persetujuan
DPR (pasal 11 UUD 1945).
iii. Menyatakan negara dalam keadaan bahaya (pasal 12
UUD 1945).
iv. Mengangkat duta dan konsul.
v. Memberi grasi, amnesti, dan rehabilitasi.

2. Presiden sebagai Kepala Pemerintahan Sebagai kepala


pemerintahan Presiden mempunyai wewenang dan
kekuasaan sebagai berikut.
i. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.
ii. Mengajukan RUU (Rancangan Undang-Undang)
kepada DPR.
iii. Menetapkan PP (Peraturan Pemerintah) untuk
menjalankan undang-undang.
iv. Mengangkat dan memberhentikan menteri.
e) BPK
BPK mempunyai tugas dan wewenang yang sangat strategis,
karena menyangkut aspek yang berkaitan dengan sumber dan
penggunaan anggaran serata keuangan negara yaitu :
1. Memeriksa tanggung jawab keuangan negara dan
memberitahukan hasil pemeriksaan kepada DPR, DPRD,
dan DPD.
2. Memeriksa semua pelaksanaan APBN.
3. Memeriksa tanggung jawab pemerintah tentang
keuangan negara.
Dari tugas dan wewenang tersebut, BPK mempunyai tiga
fungsi pokok, yakni :
1. Fungsi Operatif : yaitu melakukan pemeriksaan ,
pengawasan, dan penelitian atas penguasaan dan
pengurusan keuanga negara.
2. Fungsi Yudikatif : yaitu melakukan tuntutan
perbendeharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap pegawai
negeri yang perbuatannya melanggar hukum atau
melalaikan kewajibannya, serta menimbulkan kerugian
bagi negara.
3. Fungsi Rekomendatif : yaitu memberikan pertimbangan
kepada pemerintah tentang pengurusan keuangan negara.
f) KPU

Komisi Pemilihan Umum adalah lembaga negara


yang menyelenggarakan pemilihan umum di Indonesia, yakni
meliputi Pemilihan Umum Anggota DPR/DPD/DPRD,
Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, serta
Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
Komisi Pemilihan Umum tidak dapat disejajarkan
kedudukannya dengan lembaga -lembaga negara yang lain
yang kewenangannya ditentukan dan diberikan oleh UUD
1945.Jadi Dapat disimpulkan Bahwa komisi pemilihan umum
adalah lembaga negara yang menyelenggarakan pemilihan
umum di Indonesia yang bersifat nasional, tetap dan mandiri
(independen).

g) Bank Sentral
Suatu lembaga yang melaksanakan kebijakan publik
melalui sektor perbankan guna memengaruhi
variabel ekonomi. Pada awal perkembangannya, fungsi bank
sentral adalah untuk bertindak sebagai banker dari sistem
perbankan, sehingga, lembaga ini dapat memberikan
pinjaman jangka pendek kepada perbankan untuk menutupi
kebutuhan dananya. Selain itu, di awal perkembangannya,
lembaga ini juga melakukan aktivitas komersial seperti
halnya yang dilakukan oleh bank umum saat ini. Dalam
perkembangannya, dewasa ini tujuan utamanya adalah untuk
mempertahankan stabilitas sistem moneter dan sistem
pembayaran.

Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas


menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, yang
meliputi:
1. Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank
umum, serta mengatur kredit atau pembiayaan
2. Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan
sasaran laju inflasi
3. Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas
pada operasi pasar terbuka di pasar uang, baik dalam
bentuk mata uang Rupiah maupun valuta asing
Wewenang yang berkaitan dengan tugas mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, yang meliputi:
1. Menetapkan penggunaan alat atau instrumen pembayaran
2. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran
3. Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran
untuk menyampaikan laporan kegiatannya
Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan tugas
mengatur dan mengawasi bank, yang meliputi:
1 Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
2 Menetapkan peraturan
3 Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan
kegiatan usaha tertentu dari bank
4 Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai
sistem perbankan
h) MA
Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman,
yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk
menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat
(1)]. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peaturan perundang-undangan di bawah Undang-undang dan
wewenang lain yang diberikan Undang-undang.Di bawahnya
terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan
Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan
militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara
(PTUN).Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan
dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang
seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-
lain.
Kewenangan MA setelah Amandemen UUD 1945 :
1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundangundangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
2. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
3. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi
grasi dan rehabilitasi.

i) MK
Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian
konstitusi (the guardian of the constitution).Mempunyai
kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa
kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran
partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan
memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan
pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut
UUD.Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan
masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah
dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan
perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif,
legislatif, dan eksekutif
Kewenangan MK setelah Amandemen UUD 1945 :
1. Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final.
2. Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas
pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut UUD 1945.

Dalam masa pasca amandemen terdapat lembaga baru yakni KY


(Komisi Yudisial).

j) KY

Komisi Yudisial (KY) adalah lembaga negara yang bersifat


mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari
campur tangan atau pengaruh kekuasaan lainnnya.
Dibentuknya komisi yudisial dalam struktur kehakiman di
Indonesia, dalah agar warga masyarakat diluar lembaga
struktur resmi lembaga parlemen dapat dilibatkan dalam
proses pengangkatan , penilaian kinerja, dan kemungkinan
pemberhentian hakim. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
dan menegakkan kehormatan , keluhuran martabat, serta
prilaku hakim dalam rangka mewujudkan kebenaran dan
keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa. Dalam
menjalankan tugasnya komisi yudisial melakukan
pengawasan terhadap :
1. Hakim Agung dan Mahkamah Agung.
2. Hakim pada badan peradilan disemua lingkungan
peradilan yang berada dibawah mahkamah agung, seperti
peradilan umum,agama, militer, dan badan peradilan
lainnya.
3. Hakim Mahkamah Konstitusi.
Kewenangan KY :
1. Melakukan pengawasan terhadap Hakim agung di
Mahkamah Agung.
2. Melakukan pengawasan terhadap Hakim pada badan
peradilan di semua lingkungan peradilan yang berada di
bawah MA.

2.7 Tugas lembaga negara


2.7.1 MPR
1. Mengubah dan juga menetapkan Undang-Undang Dasar
Tugas dan juga wewenang dari lembaga MPR yang pertama
adalah mengubah dan jga menetapkan undang-undang dasar.
Seperti kita ketahui, undang-undang dasar atau yang kita kenal
dengan nama UUD 45 merupakan salah satu landasan Negara
yang memiliki semboyan bhinneka tunggal ika ini. Meskipun
begitu, terkadang perubahan dibutuhkan, sesuai dengan
kebutuhan dan juga perkembangan jaman dan perkembangan
yang terjadi secara luas di lingkungan masyarakat. Karena itu,
sudah menjadi tugas dan juga wewenang MPR untuk
melakukan proses perubahan dan juga penetapan undang-
undang dasar 1945.
2. Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil
pemilihan umum dalam sidang paripurna
Tugas lainnya yang dimiliki oleh MPR adalah tugas melantik
presiden baru. Ya, sebagai sebuah Negara demokrasi yang
dipimpin oleh presiden, maka dibutuhkan sebuah lembaga
Negara perwakilan rakyat yang mampu mengemban tugas
dalam melantik dan mensahkan presiden dan juga wakil
presiden. Tentu saja, presiden dan juga wakil presiden terlebih
dahulu sudah dinyatakan terpilih dalam event pemilihan umum
yang sudah dilakukan. Setelah itu, barulah MPR dalam siding
paripurna akan mengangkat dan juga melantik presiden dan
juga wakil presiden untuk mengabdi kepada Negara dan
memimpin Indonesia dalam waktu 5 tahun ke depan. (baca
: syarat menjadi presiden dan wakil presiden)
3. Memberhentikan kekuasaan eksekutif, yaitu presiden dan juga
wakil presiden dalam masa jabatan yang masih berjalan
Tugas dan wewenang lainnya dari lembaga MPR adalah untuk
melakukan pemberhentian kekuasaan eksekutif, yaitu presiden
dan juga wakil presiden, baik salah satu, ataupun keduanya,
ketika terbukti melakukan hal yang melanggar hukum, kode
etik, dan sebagainya. Biasanya, MPR dalam hal ini akan
melakukan proses penyelidikan terlebih dahulu mengenai
kasus ataupun perilaku yang melanggar yang dilakukan oleh
pemimpin Negara tersebut yang menjadi penyebab terjadinya
tindakan penyalahgunaan kewenangan. Apabila kekuasaan
eksekutif terbukti melakukan kesalahan dan pelanggaran, maka
hal ini dapat menjadi acuan bagi MPR untuk melakukan
pemberhentian teradap kekuasaan eksekutif, yaitu presiden dan
atau waki presiden.
4. Mengangkat wakil presiden menjadi presiden ketika presiden
meninggalkan kursi jabatannya, diberhentikan, ataupun
mengundurkan diri
Terkadang dalam Negara demokrasi yang dipimpin oleh
seorang presiden, hal ini sering terjadi, dimana presiden
meninggalkan kursi jabatannya. Presiden dapat meninggalkan
kursi jabatannya karena banyak hal, mulai dari presiden yang
sakit, tidak mampu mengayomi kebutuhan rakyat, hingga
presiden yang terlibat kasus atau skandal. Ketika presiden
sudah berhenti dan meninggalkan jabatannya, maka MPR
memiliki kewenangan dan juga tugas untuk melantik dan
mengangkat wakil presiden menjadi presiden, untukmengisi
kursi kosong yang ditinggalkan presiden terdahulu.
5. Memilih wakil presiden yang diajukan oleh presiden, apabila
terdapat kekosongan jabatan wakil presiden
Sama seperti point sebelumnya, MPR juga memiliki tugas dan
juga kewenangan untuk memilih wakil presiden, apabila posisi
wakil presiden kosong. Dalam hal ini, MPR dapat memilih
beberapa pilihan wakil presiden yang diajukan oleh presiden,
untuk menduduki posisi wakil presiden.
2.7.2 DPR
1. Menyusun Program Legislasi Nasional (Prolegnas) –
proglegnas adalah instrumen perencanaan program
pembentukan Undang-Undang yang disusun secara terencana,
terpadu, dan sistematis untuk periode tertentu. (baca
juga: syarat menjadi presiden dan wakil presiden)
2. Menyusun dan membahas Rancangan Undang-Undang
(RUU) – Fungsi ini DPR di haruskan untuk ikut serta dalam
hal menyusun dan membahas juga menampung banyak
aspirasi rakyat terhadap beberapa rancangan undang undang.
3. Menerima RUU yang diajukan oleh DPD – Fungsi ini terkait
otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran dan penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan
SDE lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah.
4. Membahas RUU yang diusulkan oleh Presiden ataupun DPD –
Fungsi ini DPR di wajibkan membahas apa yang jadi usulan
presiden dalam Keputusan presiden ataupun dari Dewan
perwakilan Daerah.
5. Menetapkan UU bersama dengan Presiden – Setiap rancangan
undang undang yang di bahas oleh DPR dan juga sudah di
setujui secara musyawarah di rapat , DPR juga memiliki fungsi
untuk menetapkan Rancangan Undang Undang bersama
dengan presiden yang nanti akan di tetapkan menjadi Undang
undang yang berlaku di indonesia. (baca juga: Fungsi DPR RI)
6. Menyetujui atau tidak menyetujui peraturan pemerintah
pengganti UU (yang diajukan Presiden) untuk ditetapkan
menjadi UU – Fungsi DPR kali ini yaitu bisa jadi DPR
memiliki wewenang menyetujui atau tidak mnyetujui peraturan
pemerintah penggantu UU yang sudah di musyawarahkan.

2.7.3 DPD
Menurut fungsinya tugas DPD yakni:
1. Fungsi Legislasi
Tugas dan wewenang:
a. Dapat mengajukan rancangan undang-undang (RUU)
kepada DPR
b. Ikut membahas RUU
Bidang terkait: Otonomi daerah; Hubungan pusat dan
daerah; Pembentukan, pemekaran, dan penggabungan
daerah; Pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya
ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan
daerah.

2. Fungsi Pertimbangan
Memberikan pertimbangan kepada DPR
3. Fungsi Pengawasan
a. Dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada
DPR sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
b. Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara yang
dilakukan BPK
Bidang Terkait : Otonomi daerah; Hubungan pusat dan
daerah; Pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan
daerah; Pengelolaan sumberdaya alam serta sumberdaya
ekonomi lainnya; Perimbangan keuangan pusat dan daerah;
Pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara
(APBN); Pajak, pendidikan, dan agama

3.7.1 PRESIDEN

1. Tugas Presiden sebagai Kepala Negara

a. UUD 1945 Pasal 10: Presiden memegang kekuasaan yang


tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut dan
Angkatan Udara.
b. UUD 1945 Pasal 13 ayat 1: Presiden mengangkat duta dan
konsul.
c. UUD 1945 Pasal 13 ayat 3: Presiden menerima penempatan
duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
d. UUD 1945 Pasal 29 Ayat 2: Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu
e. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 4: Negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi
kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional
f. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1: Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara
dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
g. UUD 1945 Pasal 32 Ayat 2: Negara menghormati dan
memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.
h. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1: Fakir miskin dan anak-anak
terlantar dipelihara oleh negara.
i. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 2: Negara mengembangkan
sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu
sesuai dengan martabat kemanusiaan
j. UUD 1945 Pasal 34 Ayat 3: Negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak
2. Tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan
a. UUD 1945 Pasal 4 ayat 1: Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar.
b. UUD 1945 Pasal 5 ayat 2: Presiden menetapkan peraturan
pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya.
c. UUD 1945 Pasal 17 ayat 2: Menteri-menteri itu diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden.
d. UUD 1945 Pasal 18B Ayat 1: Hubungan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi,
kabupaten, dan kota, atau provinsi dan kabupaten dan kota,
diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan
kekhususan dan keragaman daerah
e. UUD 1945 Pasal 18B Ayat 2: Hubungan keuangan,
pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undang-undang.
f. UUD 1945 Pasal 20 Ayat 4: Presiden mengesahkan
rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama
untuk menjadi undang-undang.
g. UUD 1945 Pasal 23 Ayat 2: Rancangan undang-undang
anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat
dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah.
h. UUD 1945 Pasal 23F Ayat 1: Anggota Badan Pemeriksa
Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah
dan diresmikan oleh Presiden.
i. UUD 1945 Pasal 24A Ayat 3: Calon Hakim Agung
diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan
Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya
ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden
j. UUD 1945 Pasal 24B Ayat 3: Anggota Yudisial diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat
k. UUD 1945 Pasal 24C Ayat 3: Mahkamah Konstitusi
mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing
tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.
l. UUD 1945 Pasal 28I Ayat 4: Perlindungan, pemajuan,
penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.
m. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2: Setiap warga negara wajib
mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya
n. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3: Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang
o. UUD 1945 Pasal 31 Ayat 5: Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan
peradaban serta kesejahteraan umat manusia

3.7.2 BPK
1. Pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
yang dilakukan oleh BPK terbatas pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, Lembaga Negara
lainnya, BUMN, Badan Layanan Umum, BUMD, dan
semua lembaga lainnya yang mengelola keuangan negara.
2. Pelaksanaan pemeriksaan BPK tersebut dilakukan atas
dasar undang-undang tentang pemeriksaan pengelolaan
dan tanggung jawab keuangan negara.
3. Pemeriksaan yang dilakukan BPK mencakup pemeriksaan
kinerja, keuangan, dan pemeriksaan dengan adanya
maksud tertentu.
4. Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh BPK harus
dibahas sesuai dengan standar pemeriksaan keuangan
negara yang berlaku.
5. Hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara diserahkan kepada DPD, DPR, dan
DPRD. Dan juga menyerahkan hasil pemeriksaan secara
tertulis kepada Presiden, Gubernur, dan Bupati/Walikota.
6. Jika terbukti adanya tindakan pidana, maka BPK wajib
melapor pada instansi yang berwenang paling lambat 1
bulan sejak diketahui adanya tindakan pidana tersebut.

3.7.3 KPU
1. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan
Umum
2. Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik
yang berhak sebagai peserta Pemilihan Umum;
3. Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya
disebut PPI dan mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan
Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat
Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
4. Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD
II untuk setiap daerah pemilihan;
5. Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua
daerah pemilihan untuk DPR, DPRD I dan DPRD II;
6. Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta
data hasil Pemilihan Umum;
7. Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.

3.7.4 BANK SENTRAL


1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka
mengendalikan jumlah uang beredar, agar tercipta
kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa. Selain itu,
kebijakan ini juga dapat dilaksanakan untuk mendorong
perekonomian nasional. Dalam pelaksanaannya, Bank
Indonesia juga perlu berkoordinasi dengan Pemerintah agar
kebijakan moneter yang dilaksanakan sejalan dengan
kebijakan fiskal dan kebijakan ekonomi lainnya yang
ditetapkan pemerintah, sehingga hasil yang diperoleh dari
pelaksanaan kebijakan tersebut dapat dimaksimalkan.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Tugas bank sentral ini dilakukan dalam rangka
terciptanya kesepakatan, aturan, standar dan prosedur yang
digunakan untuk mengatur peredaran uang. Sistem
pembayaran yang dimaksud dapat berupa sistem
pembayaran tunai dan non tunai.
3. Mengatur dan mengawasi perbankan
Seiring dengan terbentuknya Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh
Bank Indonesia difokuskan kepada pengawasan
makroprudensial, sementara pengawasan mikroprudensial
diserahkan kepada OJK. Pelaksanaan pengawasan
makroprudensial dimaksudkan untuk menjaga stabilitas
sistem keuangan. Stabilitas sistem keuangan adalah suatu
kondisi dimana seluruh lembaga keuangan, pasar keuangan
dan sarana-sarana pendukungnya memiliki ketahanan dan
mampu mengarasi ketidakseimbangan keuangan. Dengan
demikian, secara umum, kebijakan makroprudensial dapat
diartikan sebagai kebijakan untuk membatasi risiko dan
biaya krisis sistemik dalam rangka memelihara
kesimbangan sistem keuangan secara keseluruhan.
3.7.5 MA
1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan dibawah UU,dan
mempunyai wewenang lainnya yang di berikan oleh UU.
2. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.
3. Memberikan pertimbangan dalam hal Presidenmemberikan
grasi dan rehabilitasi.
2.7.1 MK
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap
UUD, memutus sengketa kewenangan lembaga Negara
yang kewenangannya diberikan kepada UUD 1945,
memutus pembubaran Partai Politik, dan memutus hasil
perselisihan hasil Pemilihan Umum.
2. Wajib memberi putusan atas pendapat DPR mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden
menurut UUD 1945.
2.7.2 KY
1. Berwenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung dan
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.
2. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung, Komisi
Yudisial mempunyai tugas:
a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
b. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung
c. Menetapkan calon Hakim Agung
d. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR
3. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat
serta perilaku Hakim, dengan tugas utama menerima
laporan petugas Komisi Yudisial
4. Pengaduan masyarakat tentang perilaku Hakim :
a. Melakukan pemeriksaan terhadap dugaan
pelanggaran perilaku Hakim.
b. Membuat laporan hasil pemeriksaan berupa
rekomendasi yang disampaikan kepada Mahkamah
Agung dan dan tindasannya disampaikan kepada
Presiden dan DPR.
2.8 Kondisi Republik Indonesia dalam Menjalankan Sistem
Ketatanegaraannya pada Saat ini
Menurut Bapak Sulardi (Dosen Hukum Tata Negara Universitas
Muhammadiyah Malang) arah pembangunan ini mulai tak terarah sejak
GBHN hilang dari peredarannya meskipun sudah terdapat Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Visi pembanguan
nasional 2005-2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur. Visi itulah yang hingga saat ini belum ditemukan wujudnya.
Alih-alih terwujud, keresahan dan ketidakpastian masa depan bangsa
justru ada di depan mata dan bahkan menjauh dari nilai-nilai Pancasila.
Sistem presidensial, yang berlaku sekarang, membawa konsekuansi
bahwa presiden dipilih oleh rakyat. Karena presiden dipilih oleh rakyat,
dia bertanggung jawab kepada rakyat dan konstitusi. Dengan demikian,
konsekuensi ketatanegaraan berkaitan dengan arah pembanguan nasional
ditentukan oleh presiden dengan mewujudkan janji-janji yang dia
kampanyekan menjelang pemilihan presiden. Janji-janji itulah yang
semestinya diwujudkan dalam visi dan misi RPJPN, yang dapat diurai
menjadi pembangunan jangka pendek dan jangka panjang.
Hasrat untuk kembali menghadirkan GBHN yang disusun oleh
MPR sebagai pedoman pembangun nasional secara konstitusional telah
tertutup. Bangsa ini sebaiknya menghormati dan melaksanakan
kesepakatan yang diwujudkan dari hasil perubahan UUD 1945. Kini
presiden bukan lagi bawahan MPR dan MPR bukan lagi pemegang dan
pelaksana kedaulatan rakyat, sehingga tidak mungkinlah memaksa MPR
menyusun GBHN dan menyodorkan kepada presiden untuk melaksanakan.
Inilah konsekuensi dari perubahan.

2.8 Study kasus

2.8.1 Kronologis kasus


Tragedi Trisakti

Pada tahun 1998 terjadi puncak gerakan mahasiswa Indonesia dan


gerakan rakyat pro-demokrasi, gerakan ini menjadi monumental
karena dianggap berhasil memaksa Soeharto berhenti dari
jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada tanggal 21
Mei 1998, setelah berkuasa selama 28 tahun. Partai Golkar
merupakan partai yang menguasai Indonesia selama hampir 30
tahun pada saat itu, sehingga terpilih kembalinya Soeharto
mendapatkan kecaman dari mahasiswa, juga karena KKN dan
krisis ekonomi yang membuat hampir setengah dari seluruh
penduduk Indonesia mengalami kemiskinan.

Agenda reformasi yang menjadi tuntutan para mahasiswa


mencakup beberapa tuntutan, yaitu :

1. Adili Soeharto dan kroni-kroninya.


2. Laksanakan amandemen UUD 1945.
3. Hapuskan Dwi Fungsi ABRI.
4. Pelaksanaan otonomi daerah yang seluas-luasnya.
5. Tegakkan supremasi hukum.
6. Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.

Unjuk rasa ini tidak dapat dihindari mengingat angka kemiskinan


yang sangat besar dan harga-harga yang semakin meningkat pada
waktu itu, seperti bbm dan lainnya, serta KKN yang turut menodai
jalannya pemerintahan. Para pemimpin-pemimpin yang seharusnya
menjadi wakil rakyat tidak bisa mewakili suara suara rakyat.
Sehingga rakyat merasa kegagalan pemimpinan Presiden pada
periode tersebut (yang bahkan sudah menjabat sejak berpuluh-
puluh tahun sebelumnya.)
Tragedi Trisakti ini selain sebagai bukti kegagalan demokrasi di
Indonesia, juga menjadi salah satu kasus pelanggaran HAM yang
berat, dikarenakan sepanjang aksi unjuk rasa itu terdapat 4 korban
penembakan aparat kepolisian yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri
Hertanto, Hafidin Royan dan Hendriawan Sie. Mereka tewas
tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di organ-organ
vital seperti kepala, tenggorokan dan dada.

Demokrasi pada kenyataannya bukanlah berasal dari rakyat tetapi


kelompok-kelompok yang memiliki kekuasaan mayoritas yang
kurang memahami hak dan kewajibannya dan hanya
mementingkan kesejahteraan dirinya sendiri, keluarganya sendiri
dan kelompoknya sendiri.

Aparat keamanan yang seharusnya menjaga keselamatan


masyarakat, justru menjadi oknum yang membahayakan
keselamatan dan bahkan merenggut nyawa masyarakat. Menurut
beberapa narasumber pun, tidak ada penyasalan yang tersirat di
wajah-wajah aparat keamanan tersebut. Mereka bersorak sorai
merayakan selesainya unjuk rasa yang menyebabkan terbakarnya
gedung-gedung disekitar lokasi kejadian dan hilangnya beberapa
nyawa akibat peluru-peluru yang mereka tembakkan.

2.8.2 Analisis Kasus

Tragedi ini pastinya diharapkan sebagai pembelajaran bangsa


Indonesia untuk lebih baik kedepannya. Menjalankan pemerintahan
yang bebas KKN dan sesuai dengan UUD 1945 dalam mencapai
cita-cita bangsa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Kedaulatan rakyat, Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari
yang diperintah, Kekuasaan mayoritas, Hak-hak minoritas,
Jaminan hak asasi manusia, Pemilihan yang bebas, adil dan jujur,
persamaan di depan hukum, proses hukum yang wajar, Pembatasan
pemerintah secara konstitusional, Pluralisme sosial, ekonomi,
dan politik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Demokrasi secara umum adalah sistem pemerintahan dengan
memberikan kesempatan kepada seluruh warga negara dalam
pengambilan keputusan. Dimana keputusan itu akan berdampak bagi
kehidupan seluruh rakyat. Arti lainnya adalah rakyat bertindak sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi.
2. Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat
Yunani kuno di negara-kota Athena. Dipimpin oleh Cleisthenes, warga
Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai negara
demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Cleisthenes disebut
sebagai "bapak demokrasi Athena.
3. Macam demokrasi
a. Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
b. Demokrasi Berdasarkan Hubungan antar Kelengkapan Negara
c. Berdasarkan prinsip Ideologi
4. Demokrasi memiliki asas-asas,ciri dan prinsip yang mendasari
pelaksanaan demokrasi.
5. Sistem berarti keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang
mempunyai hubungan fungsional baik antara bagian-bagian maupun
hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga hubungan
tersebut menimbulkan suatu ketergantungan.
6. Kelebihan Sistem ketatanegaraan Republik Indonesia pada masa
sebelum Amandemen UUD 1945 ialah lebih terarah dan pemerintah
hanya fokus pada target yang telah ditentukan
sebelumnya.Kekurangannya ialah tidak ada campur tangan rakyat
dalam menentukan kebijakan.Sedangkan sesudah Amandemen UUD
1945 sistem ketatanegaraan Republik Indonesia lebih mengutamakan
aspirasi rakyat daripada pihak-pihak yang berkuasa. Namun di balik
itu, tidak terarahnya.
7. Tugas dan wewenang lembaga Negara Indonesia tercantum dalam
UUD 1945.
8. Menurut Bapak Sulardi (Dosen Hukum Tata Negara Universitas
Muhammadiyah Malang) arah pembangunan ini mulai tak terarah
sejak GBHN hilang dari peredarannya meskipun sudah terdapat
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Visi
pembanguan nasional 2005-2025 adalah Indonesia yang mandiri,
maju, adil, dan makmur. Visi itulah yang hingga saat ini belum
ditemukan wujudnya. Alih-alih terwujud, keresahan dan ketidakpastian
masa depan bangsa justru ada di depan mata dan bahkan menjauh dari
nilai-nilai Pancasila
9. Studi kasus
3.2 Saran
1. Ketika pemerintah dihadapkan pada suatu pilihan dalam menentukan
kebijakan yang begitu besar pengaruhnya pada negara ini diharapkan
lebih fokus pada suatu target sehingga pemerintah lebih mudah dalam
implementasinya.
2. Ketika pemerintah memiliki ambisi yang begitu besar pada negara ini,
hal itu sebenarnya wajar dan baik. Akan tetapi jika semua itu tidak
didukung oleh penerapan sistem ketatanegaraan yang adil dan
bijaksana, maka ambisi-ambisi itu hanyalah sekedar mimpi.
3. Oleh karena itu, kelompok kami begitu berharap kepada seluruh
jajaran Pemerintah Negara Republik Indonesia untuk menerapkan
sistem ketatanegaraan yang berlaku dengan adil dan bijaksana serta
memusatkan tujuan pada suatu target yaitu Negara Republik Indonesia
menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, A. dan Sarwono. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat


Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.

Syarbaini, Syahrial, 2010. Implementasi Pancasila Melalui Pendidikan


Kewarganegaraan, Yogyakarta : Graha Ilmu.

https://id.wikipedia.org/wiki/Negara

https://blogdenni.wordpress.com/unsur-unsur-terbentuknya-negara/

https://rowland_pasaribu.staff.gunadarma.ac.id

http://www.unaki.ac.id/ejournal/index.php/index/index

http://digilib.unila.ac.id/4921/13/BAB%20II.pdf

http://aldaulah.uinsby.ac.id/index.php/aldaulah/article/download/122/109

https://benzmanroe.wordpress.com/2010/05/06/pancasila-dalam-
konteksketatanegaraan-bangsa-indonesia/

https://www.tempo.co/read/kolom/2016/08/31/2380/gbhn-dan-sistem-presidensial

https://kontenhidup.blogspot.com/2016/10/wewenang-lembaga-negara-sebelum-
dan.html

https://www.studiobelajar.com/bank-sentral/

https://www.pelajaran.id/2016/16/macam-macam-demokrasi-dan-
penjelasannya.html
NO MATERI ANGGOTA HADIR TANGGAL TTD
1 Revisi total Hadir semua 27-9-2018
2 Revisi total Adika Widsay Kumara 14-10-2018
Yumna - absen

Anda mungkin juga menyukai