KAJIAN PUSTAKA
merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan pihak guru sebagai pendidik
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik (Syaiful Sagala, 2006: 61).
Tidak hanya lingkungan ruang belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga,
perilaku kearah yang lebih baik, dimana dalam interaksi tersebut banyak sekali
faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang berasal dari dalam
pembelajaran adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh guru dan peserta didik
dalam lingkungan sekolah untuk memberikan perubahan kearah yang lebih baik
dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada. Sehingga dapat mencetak
1|Page
pribadi yang baik yang bisa mempengaruhi orang-orang disekitarnya ke arah yang
lebih baik.
Sejarah adalah suatu peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa
lalu dan dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan pada masa itu. Sejarah
juga dapat diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang melakukan kajian secara
dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas sejarah mewujudkan catatan
tentang hal-hal yang pernah dikatakan dan diperbuat manusia. Dengan demikian
Sedangkan sejarah dalam arti sempit adalah yang membatasi diri pada sejarah
manusia berdasarkan catatan yang tersedia sampai 5000 tahun yang lampau.
kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronolgi. Juga sejarah adalah
cabang ilmu yang mempelajari tentang masa lalu yang mempunyai bukti-bukti
2|Page
2.1.3 Pengertian Pembelajaran Sejarah
sebagai fasilitator dan siswa sebagai pelajar, sehingga kegiatan belajar dapat
berjalan dengan baik. Menurut Rogers dalam Dimiyati dan Mudjiono (2006: 17)
saran tentang langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan oleh guru yaitu
sebagai berikut :
(discovery learning).
mengubah siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang
3|Page
sejarah. Kartadiyat (2009: 85) mengemukakan ada 5 tujuan pembelajaran sejarah
sejarah;
kebangsaan.
untuk membentuk, warga yang setia, pemilih yang terampil, tetangga yang terpuji
4|Page
Sehingga bisa disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah itu sangat penting
untuk dipelajari. Karena hal tersebut akan mampu memberikan efek yang baik
5|Page
Seorang filsuf yang bernama Ramon Liuii (1235-1315) juga salah satu
pengembang konsep Mind Mapping. Menjelang tahun 1960, Dr. Allan Collins dan
M. Ross Quillian berhasil mengembangkan konsep Mind Mapping. Meskipun
tetap memiliki kata kunci sebagai tema, ide, atau gagasan utama, namun diagram
dibuat lebih tersusun secara sistematis sehingga lebih mudah untuk digunakan.
Atas segala usahanya dalam mengembangkan konsep Mind Mapping ini, Dr.
Allan Coliins dianggap sebagai bapak Mind Mapping Modern (Saleh:2009).
Mind Mapping pada mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan, seorang
pisikologi inggris pada tahun 1970-an. Mind Mapping dikenal juga dengan nama
Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan
ada lima sampai sepuluh ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Tony Buzan
meyakini bahwa penggunaan Mind Mapping tidak hanya mampu melejitkan
proses memori tetapi juga dapat meningkatkan kreativitas dan keterampilan
menganalisis, dengan mengoptimalkan fungsi belahan otak (Olivia, 2008:8).
Dalam buku Trianto (2013:57) ” Mind Mapping adalah sebuah metode
pembelajaran yang menekankan pada cara kerja otak dalam menyimpan
informasi”. Otak manusia memiliki kemampuan menyimpan informasi yang
besar. Kemampuan otak dalam menyimpan informasi ini dapat ditingkatkan
apabila otak digunakan secara maksimal. Salah satunya adalah dengan
menggunakan Mind Mapping. Mind Mapping memadukan dan mengembangkan
potensi kerja otak yang terdapat didalam diri seseorang. Dengan adanya
keterlibatan kedua belahan otak maka akan memudahkan seseorang untuk
mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun
secara verbal.
Mind Mapping disebut juga peta pikiran. Mind Mapping adalah teknik
pembuatan grafik yang menyediakan kunci-kunci umum untuk mengoptimalkan
potensi otak dengan memanfaatkan kata-kata, image, nomor, logika, irama, warna
dan dimensi-dimensi yang disajikan dalam pola yang unik.
Sedangkan menurut Haryati (2010:33) ”Mind Mapping dapat mengubah
informasi menjadi pengetahuan, wawasan dan tindakan. Informasi yang disajikan
fokus pada bagian-bagian penting, dan dapat mendorong orang untuk
6|Page
mengeksplorasi dan mengelaborasinya lebih jauh. Mind Mapping adalah metode
mencatat kreatif yang memudahkan seseorang mengingat banyak informasi.
Teknik penyusunan catatan ini dapat membantu penggunaan seluruh potensi otak
agar bekerja optimum. Caranya, dengan menggabungkan kerja otak kanan dan
otak kiri, daya ingat yang dicapai hingga dapat mencapai 78%”.
Dari uraian diatas, dapat diambil sebuah definisi bahwa Mind Mapping
adalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang digambarkan ke dalam
bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif.
2.2.2 Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping
Adapun perbedaan Catatan Biasa dan Mind Mapping adalah:
Catatan Biasa :
a. Hanya berupa tulisan-tulisan saja
b. Hanya dalam satu warna
c. Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang lama
d. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
e. Statis
Mind Mapping :
a. Berupa tulisan, simbol dan gambar.
b. Berwarna-warni.
c. Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek.
d. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
e. Membuat individu menjadi kreatif
2.2.3 Manfaat Mind Mapping
Ditinjau dari karakter dan sifatnya, konsep Mind Mapping dapat dijadikan media
yang tepat untuk melatih pola pikir, brain-storming, visualisasi, dan penyelesaian
masalah.
Konsep ini berkembang dengan pesat dan banyak digunakan diberbagai bidang
kehidupan. Para guru, ilmuwan, ahli pisikologi, dan beberapa profesi lainnya
telah menggunakan konsep Mind Mapping dalam pekerjaanya. Fungsi utama dari
Mind Mapping adalah untuk mengoptimalisasikan daya serap otak kita dengan
mengikuti prinsip kerja dari pikiran kita.
7|Page
Mind Mapping telah digunakan dibidang pendidikan, yaitu dalam proses
pembelajaran dikelas. Dengan menggunakan konsep Mind Mapping, guru dapat
menyampaikan materi pelajaran yang rumit dengan mudah. Selain itu, anak
didikpu mampu menyerap materi pelajaran karena disampaikan dengan cara yang
sederhana.
Beberapa manfaat Mind Mapping menurut Tony Buzan antara lain :
a. Mind Mapping untuk memilih
mampu melatih siswa untuk memilih berbagai informasi yang disampaikan
dalam materi pelajaran.
b. Mind Mapping untuk mengingat
Dibuat dengan berbagai gambar dan permainan warna yang menarik. Hal ini
dimaksudkan agar siswa mampu meningkatkan daya ingat terhadap materi
yang disampaikan guru. Berdasarkan penelitian,warna-warna tertentu mampu
meningkatkan kinerja kota. Dengan demikian, Mind Mapping dapat
mempertajam daya ingat pada siswa.
c. Mind Mapping untuk mencatat
Tidak sedikit siswa yang merasa malas untuk mencatat materi pelajaran.
Alasan, dari hal itu dikeranakan materi tersebut sudah tertulis dibuku
pelajaran. Mind Mapping digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Mind
Mapping merupakan alat mencatat yang sangat praktis dan sederhana. Dengan
menggunakan Mind Mapping, siswa tidak perlu mencatat semua informasi
yang disampaikan.
d. Mind Mapping untuk memahami
Merupakan gambaran keseluruhan materi yang dibuat dengan cara yang
sederhana. Segala informasi penting, baik yang berhubungan secara langsung
maupun tidak langsung. Tertulis dengan jelas di dalam Mind Mapping. siswa
akan mengetahui secara detail pokok permasalahan yang dibahas dalam suatu
materi pelajaran.
e. Mind Mapping untuk berimajinasi
Menggunakan kebebasan ekspresi seorang siswa dalam menuangkan
pemikiriannya terhadap suatu materi pelajaran. Selain itu, mereka dapat
8|Page
menggunakan berbagai macam gambar yang mereka suka. Hal ini tentunya
membuat mereka mengembangkan imajinasi dan ide-ide yang tidak
terpikirkan sebelumnya. Dengan kata lain, Mind Mapping dapat melatih
kemampuan siswa untuk berimajinasi.
f. Mind Mapping untuk tetap berminat
Salah satu nilai lebih dari Mind Mapping adalah mampu menggambarkan
suatu materi pelajaran kedalam bentuk tampilan yang menarik. Gambaran
yang menarik ini tidak hanya mempermudah pemahaman siswa terhadap suatu
materi, tetapi juga meningkatkan daya tarik mereka terhadap materi tersebut.
Dengan demikian, Mind Mapping membantu siswa untuk tetap berminat
terhadap materi pelajaran yang digelutinya.
g. Mind Mapping untuk mengendalikan
Merupakan konsep penggambaran materi dengan menggunakan kata kunci
(keyword) sebagai pusatnya. Ini menunjukan bahwa Mind Mapping mampu
memusatkan pikiran siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan.
Artinya, dengan Mind Mapping, m8ereka mampu meningkatkan konsentrasi
dalam belajar.
h. Mind Mapping untuk menjadi kreatif
Pemikiran kreatif muncul dari imajinasi yang tinggi. Oleh karena itu Mind
Mapping dapat meningkatkan daya imajinasi siswa melalui kebebasan
berekspresi, maka secara tidak langsung kreativitas mereka akan berkembang.
Dalam pembuatan Mind Mapping, mereka dengan bebas dapat membuat
tulisan dan gambar apa pun yang mereka suka. Dari sini, akan timbul
keinginan untuk membuat atau menciptakan sesuatu yang baru.
Sementara manfaat Mind Mapping menurut Trianto (2013:63) antara lain :
a. Membantu siswa untuk lebih mudah berkonsentrasi.
b. Meningkatkan kecerdasan visual siswa.
c. Melatih kemampuan berfikir kritis dan komunikasi siswa.
d. Meningkatkan inisiatif siswa dan rasa ingin tahu siswa.
e. Meningkatkan kreatifitas dan daya cipta siswa.
9|Page
f. Membuat siswa untuk lebih mudah dalam membuat catatan dan ringkasan
pelajaran dengan baik.
g. Membantu siswa untuk mendapatkan dan muncul ide yang kreatif
h. Meningkatkan kecepatan berfikir siswa.
i. Membantu siswa mengembangkan diri dan merangsang pengungkapan
pikiran.
j. Melatih koordinasi gerakan tangan dan mata
Mind Mapping dapat memberikan overview dari suatu subjek yang luas,
kita bisa menggunakan Mind Mapping, untuk merangkum sesuatu yang ingin kita
ingat. Serta dapat memasukan informasi ke otak kita dengan jumlah yang
signifikan dan waktu yang cukup singkat.
Mind Mapping dapat membantu dalam membuat rencana, melihat
berbagai kemungkinan, dan membantu untuk membuat suatu keputusan dengan
memetakan kemana kita akan pergi. Membuat kita bekerja dan memilih berbagai
macam kemungkinan secara efisien, dapat membuat belajar lebih menyenangkan
karena belajar disesuaikan dengan cara kerja otak, sekaligus menarik untuk dilihat
10 | P a g e
dan dapat menahan mata dan pikiran untuk tetap fokus dalam memasukan
informasi.
2.2.4 Kelebihan dan kekurangan Mind Mapping
Setiap model memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Ada
beberapa kelebihan dan kekurangan dari metode Mind Mapping menurut
Ngalimun (2013:78) ini antara lain :
a. Cara mudah menggali informasi dari dalam dan luar otak.
b. Cara baru belajar dan berlatih dengan cepat dan tepat.
c. Cara membuat catatan agar tidak membosankan.
d. Merupakan alat yang mengasyikan karena dapat membantu berpikir
2 kali lebih baik, lebih cepat, lebih jernih dan lebih menyenangkan
e. Cara mudah membuat otak untuk mengatur, mengikat,
membandingkan dan membuat hubungan pada materi.
f. Terdapat keunikan pada setiap peta
Kekurangan :
a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar.
c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukan
2.2.5 Bahan-bahan Mind Mapping
Karena Mind Mapping begitu mudah dan alami, maka bahan-bahan
yang diperlukan dalam pembuatan Mind Map sangat sedikit (Ngalimun,
2013:80), antara lain :
a. Kertas kosong tak bergaris.
b. Pena dan pensil berwarna.
c. Otak dan imajinasi.
2.2.6 Langkah-langkah Mind Mapping
Ada tujuan langkah dalam pembuatan Mind Mapping menurut
rusman (2012:31) antara lain sebagai berikut :
a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakan mendatar (landscape), karena apabila dimulai dari tengah
akan memberi kebebasan kepada otak untuk menyebarkan kesegala
11 | P a g e
arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan
alami.
b. Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral, karena sebuah
gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan
imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita
tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak
kita.
c. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan
gambar. Warna membuat Mind Mapping hidup, menambahkan
energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) dan
hubungan cabang ketingkat dua dan tiga , ketingkat satu dan dua,
dan seterusnya. Karena otak bekerja menurut asosiasi otak senang
mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita
menghubungkan cabang-cabang, akan lebih mudah mengerti dan
mengingat.
e. Buatlah garis hubung melengkung, bukan garis lurus, karena garis
cepat membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan
organis sepeti cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata.
f. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci
tunggal memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind
Mapping. Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda,
menghasilkan sederet asosiasi, lebih bebas dan bisa memicu ide dan
pikiran baru.
g. Menggunakan gambar, karena seperti gambar sentral setiap gambar
bermakna seribu kata.
12 | P a g e
2.2.7 Langkah – langkah membuat Mind Mapping dalam pembelajaran
Sejarah
Adapun langkah-langkah membuat Mind Mapping dalam pembelajaran
Sejarah sebagai berikut
a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakan mendatar.
b. Buatlah gambar atau simbol sesuai dengan imajinasi siswa
menggunakan pensil warna sebagai ide sentral dengan menulis topik
pembelajaran.
c. Dari topik pembelajaran kemudian membuat cabang-cabang sesuai
dengan sub topik pembelajaran dengan menggunakan simbol gambar
atau kata kunci yang dipahami oleh siswa.
d. Hubungkan cabang-cabang atau sub topik pembelajaran dari ide sentral
atau topik pembelajaran ke sub topik pembelajaran tingkat dua, tiga dan
ke tingkat selanjutnya
e. Buatlah garis melengkung dengan warna tabel dari topik pembelajaran
ke sub-sub topik pembelajaran selanjutnya
f. Simbol gambar atau kata kunci yang dibuat sesuai dengan ide kreatif
siswa.
13 | P a g e
2.3 Hasil Belajar
2.3.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Muhibbin Syah (2010: 141), “Hasil belajar adalah tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah
program”, sedangkan menurut Suryabrata (2006: 297), hasil adalah “Nilai yang
merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai
kemajuan/hasil belajar siswa selama masa tahun tertentu.” Sementara itu
Purwanto (2011: 45) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Ranah
perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan
oleh Bloom yaitu mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Dari beberapa teori diatasa, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil
belajar merupakan perumusan terkahir yang dapat dilakukan seorang guru dalam
sebuah proram pembelajaran yang meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2.3.2 Ranah penilaian hasil belajar
Dalam menentukan hasil belajar siswa, biasanya guru hanya mengacu pada
skor yang muncul ketika saat tes, padalah seperti yang kita tahu bahwa itu hanya
menyentuh ranah kognitif saja. Purwanto (2011: 48) berpendapat bahwa “Hasil
belajar mencerminkan perubahan perilaku yang meliputi hasil belajar kognitif,
afektif, dan psikomotor.” Dari pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa hasil
belajar siswa tidak hanya terdiri dari satu ranah saja, tetapi meliputi ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari tiga ranah tersebut diharapkan untuk
benar-benar dapat menilai hasil belajar siswa secara keseluruhan. Berikut ini
adalah definisi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor hasil belajar siswa dalam
Purwanto (2011: 48-53).
2.3.2.1 Ranah Kognitif
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi. Kognisi yang dimaksud adalah kepercayaan seseorang tentang
sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu,
kognisi ini dapat diartikan juga sebagai kecerdasan atau intelegensi. Jadi hasil
14 | P a g e
belajar ranah kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi yang didapatkan dari
proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Ranah kognitif ini dapat diukur
menggunakan tes hasil belajar. Berikut adalah tingkatan perubahan perilaku dalam
ranah kognitif.
a) Kemampuan Menghafal (knowledge) C1
Menghafal merupakan kemampuan kognitif yang paling rendah.
Kemampuan ini merupakan kemampuan memanggil kembali fakta yang
disimpan dalam otak digunakan untuk merespons suatu masalah.
b) Kemampuan pemahaman (comprehension) C2
Pemahaman merupakan kemampuan untuk melihat hubungan antara satu
fakta dengan fakta yang lain.
c) Kemampuan penerapan (application) C3
Penerapan adalah kemampuan kognitif yang digunakan untuk memahami
aturan, hukum, rumus, dan sebagainya dan digunakan untuk memecahkan
masalah.
d) Kemampuan analisis (analysis) C4
Analisis adalah kemampuan memahami sesuatu dengan menguraikannya ke
dalam unsur-unsur.
e) Kemampuan sistesis (synthesis)C5
Sintesis adalah kemampuan memahami dengan mengorganisasikan bagian-
bagian ke dalam satuan.
f) Kemampuan evaluasi (evaluation) C6
Evaluasi adalah kemampuan membuat penilian dan mengambil
keputusan dari hasil penilaiannya.
1. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima ranah.
Ranah afektif ini berkenaan dengan kawasan afeksi yang secara harfiah berarti
semacam status kejiwaan yang disebabkan oleh pengaruh eksternal, jadi dapat
disimpulkan bahwa ranah afektif merupakan perubahan perilaku yang terjadi
pada sikap dan nilai seseorang yang disebabkan oleh pengaruh eksternal. Salah
satu cara untuk mengukur hasil belajar afektif adalah dengan menggunakan
15 | P a g e
observasi pada saat pembelajaran berlangsung maupun menggunakan tes. Ranah
afektif ini terdiri dari lima taksonomi, yaitu:
a. Penerimaan (receiving)
Penerimaan adalah kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan
perhatian kepada rangsangan yang datang kepadanya.
b. Partisipasi atau respon (responding)
Responding adalah kesediaan memberikan respons dengan berpartisipasi.
c. Penilaian (valuating)
Penilaian adalah kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari
rangsangan tersebut.
d. Organisasi (organization)
Organisasi adalah kesediaan mengorganisasikan nilai- nilai yang
dipilihnya untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku.
e. Internalisasi atau karakterisasi (characterization)
Internalisasi nilai adalah menjadikan nilai-nilai yang diorganisasikan untuk
tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi
dalam bentuk perilaku sehari-hari.
2. Ranah Psikomotor
Hasil belajar psikomotor tampak dalam perubahan keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Salah satu cara untuk mengukur hasil belajar
ranah psikomotor ini adalah dengan menggunakan observasi dan tes.
Taksonomi hasil belajar psikomotorik diklarifikasikan menjadi enam, yaitu:
a. Persepsi (perception)
Persepsi merupakan kemampuan hasil belajar psikomotorik yang paling
rendah. Persepsi adalah kemampuan membedakan suatu gejala dengan gejala lain.
b. Kesiapan (set)
Kesiapan adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu
gerakan.
c. Gerakan terbimbing (guided response)
16 | P a g e
Gerakan terbimbing adalah kemampuan melakukan gerakan meniru model
yang dicontohkan.
d. Gerakan terbiasa (acustomed movement)
Gerakan terbiasa adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model
contoh. Kemampuan dicapai karena latihan berulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan.
e. Gerakan kompleks (complex movement)
Gerakan kompleks adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan
dengan cara, urutan, dan irama yang tepat.
f. Kreativitas (creativity)
Kreatifitas adalah kemampuan menciptakan gerakan- gerakan baru yang
tidak ada sebelumnya atau mengkombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi
kombinasi gerakan baru yang orisinal.
Berdasarkan klasifikasi ranah penilaian hasil belajar di atas, peneliti akan
mengukur hasil belajar untuk ranah kognitif, dan ranah afektif. Ranah kognitif
yang tidak diteliti adalah kemampuan evaluasi/penilaian karena kurang relevan
dengan materi yang sedang dipelajari, sedangkan ranah afektif disesuaikan dengan
indikator kemampuan afektif yang harus dimiliki oleh siswa pada materi yang
diteliti. Ranah psikomotor yang diteliti ditentukan dan disesuaikan dengan
indikator kemampuan psikomotor yang harus dimiliki oleh siswa pada materi
yang diteliti.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari
internal maupun eksternal. Menurut Slameto (2013: 64-69) hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut.
a. Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara yang dipilih/digunakan oleh guru
untuk menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa agar siswa dapat menerima,
menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Metode mengajar guru yang
kurang baik akan memengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Agar siswa
17 | P a g e
dapat belajar dengan baik maka metode mengajar harus diusahakan yang tepat,
efisien dan efektif.
b. Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu.
c. Relasi guru dengan siswa
Relasi guru dengan siswa yang baik akan membuat siswa menyukai
gurunya, menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha
mempelajari sebaik-baiknya.
d. Relasi siswa dengan siswa
Jika di dalam kelas terdapat kelompok yang saling bersaing tidak sehat,
maka hal ini akan mengganggu belajar siswa. Menciptakan relasi yang baik
antar siswa perlu dilakukan agar dapat memberikan pengaruh positif terhadap
hasil belajar.
e. Disiplin sekolah
Kedisiplinan harus diterapkan di dalam belajar baik di sekolah, di rumah,
dan di perpustakaan agar siswa belajar lebih maju.
f. Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa karena alat
lajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa
untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
siswa.
g. Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah.
memilih waktu sekolah yang tepat akan memberikan pengaruh positif terhadap
belajar.
h. Metode belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah, misalnya belajarnya
tidak teratur hanya ketikan besok akan tes. Guru perlu memberikan
18 | P a g e
pembinaan agar siswa belajar secara teratur dan cukup sehingga akan
meningkatkan restasi belajarnya.
Berdasarkan paparan faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar di atas,
banyak sekali faktor-faktor yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-
faktor tersebut yang menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian.
19 | P a g e
2.4 Kerangka Berpikir
Pembelajaran akan berhasil secara optimal apabila ada penguatan proses
pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan serta bermakna bagi siswa.
Lebih jelasnya kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar 2.1
20 | P a g e
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan rumusan tentang suatu jawaban sementara
terhadap masalah merupakan rumusan tentang rumusan penelitian yang perlu
diuji kebenarannya secara empiris, hal ini diungkapkan oleh Arikunto
(2010:110) yaitu sebagai berikut hipotesis dapat diartikan sebagai berikut
melalui data yang terkumpul.
Sedangkan menurut sugiyono (2013:96). Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan sebagai berikut:
Adapun yang menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah;
Ha : Terdapat pengaruh penggunaan model Mind Mapping terhadap
peningkatan hasil belajar peserta didik atau Ha : 𝜌 ≠ 0
Ho : tidak ada pengaruh dalam pengguanaan model Mind Mapping terhadap
peningkatan penalaran logis peserta didik atau Ho : 𝜌= 0
𝜌 = nilai kolerasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
21 | P a g e