Anda di halaman 1dari 1

FILTRASI DAN SUBLIMASI

A. Tujuan
1. Untuk memisahkan campuran yang terdapat dalam minuman bersoda
2. Mampu untuk melakukan proses sublimasi dan filtrasi
3. Untuk mengetahui alat-alat yang digunakan pada proses filtrasi dan sublimasi
B. Dasar Teori
Filtrasi
Filtrasi adalah proses pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-
partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel
padat. Proses filtrasi yang sederhana adalah proses penyaringan dengan media filter kertas saring. Kertas
saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau kubus, jika telah berbentuk
lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga
tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit,
kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga
kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya. Hasil filtrasi adalah zat padat yang disebut residen dan
zat cairnya disebut dengan filtrat.
Proses pemisahan dengan cara filtrasi dapat kita bedakan berdasarkan adanya tekanan dan tanpa
tekanan. Contoh diatas merupakan proses pemisahan tanpa tekanan, dimana cairan mengalir karena adanya
gaya grafitasi. Pemisahan ini sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar
dibandingkan partikel zat padatnya.
Proses pemisahan dengan tekanan, umumnya dengan cara di vakumkan (disedot dengan pompa
vakum). Proses pemisahan dengan teknik ini sangat tepat dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar
dibandingkan dengan cairannya. Proses ini juga yang terjadi pada percobaam dimana fanta grape yang
dimasukkan pil norit lalu disaring dengan menggunkan kertas saring yang semula berwarna hitam pekat menjadi
terdapatnya endapan hitam di kertas dan airnya pun menjadi jernih. Pil norit itu sendiri yaitu karbon akif.
Sublimasi
Sublimasi adalah perubahan wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu. Pada tekanan
normal, kebanyakan benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada suhu yang berbeda. Pada kasus ini
transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan wujud antara. Namun untuk beberapa antara, wujudnya bisa
langsung berubah ke gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat tersebut terlalu
rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud padat.
Pada proses sublimasi, senyawa padat bila dipanaskan akan menyublim, langsung terjadi perubahan
dari padat menjadi uap tanpa melalui fasa cair dahulu. Kemudian uap senyawa tersebut, bila didinginkan akan
langsung berubah menjadi fasa padat kembali. Senyawa padat yang dihasilkan akan lebih murni dari pada
senyawa padat semula, karena pada waktu dipanaskan hanya senyawa tersebut yang menyublim sedangkan
pengotornya tetap tertinggal dalam cawan.
C. Alat dan Bahan
 Filtrasi
A. Alat 5. Kaki tiga
1. Gelas kimia 6. Corong kaca
2. Pemanas spiritus 7. Spatula
3. Kertas saring B. Bahan
4. Kawat kassa 1. Tablet norit
2. Air mineral
 Sublimasi
A. Alat
1. Gelas kimia 5. Spatula
2. Pemanas spiritus 6. Gelas kimia
3. Kassa B. Bahan
4. Kaca arlogi 1. Naftalena
D. Prosedur kerja
 filtrasi
1. Dimasukkan tablet norit kedalam gelas kimia yang sudah diberi 25 ml fanta grape
2. Dipanaskan dan diaduk sampai larut secara sempurna
3. Didiamkan selama beberapa waktu hingga timbulnya endapan, dan disaring menggunakan corong
kaca yang sudah dilapisi dengan kertas saring
4. Diamati perubahan yang terjadi
 sublimasi
1. Dimasukkan kapur barus kotor yang sudah dihaluskan terlebih dahulu ke dalam gelas kimia 100 ml.
2. Gelas kimia ditutup dengan kaca arloji
3. Diletakkan es di atas kaca arloji
4. Gelas kimia dipanaskan perlahan menggunakan hotplate. Maka kapur barus akan menguap dan
menumpul di bawah kaca arloji hingga terbentuknya kristal
5. Diamati pada bagian kristal sebelum dan sesudah sublimasi

Anda mungkin juga menyukai