Anda di halaman 1dari 5

CT TECHNIQUE

Secara tradisional, high-attenuation kontras oral biasanya disarankan pada pasien-pasien yang dicurigai
mengalami SBO. Kontras oral yang digunakan dapat berupa barium atau iodin. Keuntungan dari kontras
yang dimasukkan secara oral adalah jika kontras melewati usus yang mengalami dekompresi, maka
obstruksi dapat ruled out (dikesampingkan? Dilewati?). belakangan ini, banyak orang sudah
meninggalkan metode high-attenuation kontras oral karena a. pasien dengan SBO mengalami mual dan
mungkin muntah, yang dapat menyebabkan terjadi aspirasi; b. material kontras jarang diabsorpsi usus;
dan c. cairan dan gas beratenuasi rendah dalam lumen yang mengalami obstruksi menunjukkan bahwa
kontras yang baik relatif dengan dinding usus yang biasanya menigkat, dimana hal ini dikaburkan dengan
material kontras yang beratenuasi tinggi. Eliminasi kontras oral dapat menyebabkan 2-3 jam penundaan
pemeriksaan CT. peneliti merasa lebih nyaman menginterpretasikan CT scan untuk pasien dengan
kecurigaan SBO tanpa mengguanakan material kontras.

Karena pasien yang dicurigai menderita SBO memiliki usus yang terdilatasi karena cairan, CT
Enterografi, yang membutuhkan konsumsi setidaknya satu liter cairan atenuasi rendah, tidak
diperlukan. Pemberian material kontras secara intravena direkomendasi sebagai kontras rutin selama
tidak ada kontraindikasi pada pasien. Pemberian kontras IV menguntungkan untuk menilai adanya tanda
inflamasi dan iskemi, yang lebih sulit untuk dideteksi.

Penampang koronal dan sagital mempermudah untuk mengidentifikasi poin transisi dan untuk menilai
bukti adanya volvulus atau obstruksi closed-loop. Berikut adalah 64-section multidetektor CT untuk
pasien suspek SBO: 150 mL nonionik iodin kontras di injeksi 3mL/ detik, 60 detik penundaan scan (atau
penundaan scan otomatis berdasarkan atenuasi hepar), kondigurasi detektor 64 x 0.625, dan 3-5 mm
rekonstruksi pada penampang aksial dan koronal.

CT FINDINGS
Multidetektor CT merupakan alat terbaik untuk pasien suspek SBO. Multietektor CT memiliki sensitifitas
dan spesifisitas 95% untuk mendiagnosis SBO stadium tinggi dan kurang akurat untuk obstruksi
sebagian. Seperti menggunakan radiografi, bagian proksimal usus halus berdilatasi (>2,5 cm) dengan
bagian distal dan kolon yang terdekompresi. Air fluid level akan tampak dan mungkin string of beads sign
akan muncul. Pada obstruksi stadium tinggi atau obstruksi kronik, akan muncul stasis dan campuran
antara isi usus dan gas yang mirip dengan gambaran feses pada kolon, atau yang disebut tanda “small-
bowel feces”. Tanda ini pertama ditemukan oleh Mayo-Smith pada 1995 dan sudah terlihat pada 5%-7%
pasien yang diduga memiliki SBO. Beberapa laporan kasus menunjukkan tanda ini tampak pada SBO
stadium tinggi, sedangkan laporan lain menunjukkan tidak ada hubungan dengan pasien post operasi
SBO. Yang terpenting tanda small-bowel feces umumnya hanya terlihat pada bagian proksimal sampai ke
bagian transisi.

Satu keuntungan dari CT dibandingkan dengan radiografi adalah peningkatan kepercayaan identifikasi
pada zona transisi, dimana zona ini merupakan zona antara usus yang terdilatasi dengan usus yang
terdekompresi. Zona ini merupakan penyebab spesifik dimana obstruksi dapat di determined.
Keakuratan deteksi pada zona transisi dilaporkan pada beberapa literature sebesar 63% - 93%.
Selanjutnya, CT membuktikan hasil yang baik untuk evaluasi dinding usus, pembuluh darah usus, dan
adjacent mesenteri, yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi adanya iskemia dan/atau infark. CT juga
membuktikan hasil yang baik untuk membuktikan perforasi usus dan gas bebas pada ekstralumen.
60-70% SBO disebabkan oleh adesi, dimana merupakan hasil dari operasi abdomen, baik itu laparoscope
atau open surgical. Adesi menunjukkan ikatan jaringan fibrous yang meng-obstruksi lumen dan
menyebabkan proses inflamasi post operasi. Hal ini dapat menyebabkan obstruksi pada awal periode
post operasi atau mungkin beberapa tahun kedepan. Pada CT scan, adesi tidak dapat diidentifikasi.
Keberadaannya disimpulkan ketika ada transisi mendadak dari usus yang terdilatasi menjadi kolaps
tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi di zona transisi. Sebagaimana adesi menekan usus secara
ekstrinsik, hal ini sering menyebabkan abrupt tapering atau “beak” pada zona obstruksi.

Hernia eksterna adalah penyebab tersering kedua dari SBO. Hernia dapat muncul pada abdomen dan
pelvis, tapi paling sering menyerang kanal ingunal atau dinding abdomen anterior. Tanda SBO akibat
hernia adalah adanya dilatasi usus hingga ke kantung hernia yang diikuti dengan dekompresi usus yang
keluar dari kantung.

Pada pasien yang diketahui memiliki tumor primer dan SBO, penyebab yang paling mungkin adalah
metastasis yang menyerang usus dan peritoneum. Operator ragu untuk mengoperasi kasus ini karena
metastasisnya dapat menyebabkan obstruksi, metastasis abdomen multiple mungkin muncul, dan
secara umum tidak layak atau tepat untuk mengatasi metastasis ini melalui pembedahan.

Penyebab lain dari SBP termasuk hernia internal, inflamasi akut seperti diverticulitis, apendisitis akut,
abses, inflamasi kronik seperti crohn disease, atau penyebab lain, yang termasuk diantaranya obstruksi
dari benda seperti endoskopik kapsul dan batu empedu.

Gambar 5. Foto pada pasien laki-laki 44 tahun dengan keluhan nyeri abdomen dan muntah. A) radiografi
posisi abdominal supinasi menunjukkan dilatasi loop pada usus halus, yang sebagian diisi oleh gas
outlining the valvulae conniventes (arrow), disebut juga stretch sign. B) CT scan coronal menunjukkan
stretch sign.
Gambar 6. Foto pada pasien laki-laki usia 60 tahun dengan nyeri abdomen. A) ) radiografi posisi
abdominal supinasi menunjukkan masa pada midabdomen soft tissue. B) radiografi supinasi dari
gastrointestinal atas menunjukkan masa yang sebenarnya disebabkan karena dilatasi usus halus akibat
terisi cairan. C) CT scan kontras pada midabdomen juga menunjukkan ada bagian yang terisi cairan di
usus halus menunjang tanda pseudotumor.

Gambar 7. Foto pada wanita usia 81 tahun dengan mual dan muntah. A) axial unhenhanced CT scan
menunjukkan dilatasi ileum yang terisi kontras. Kontras tida dapat lewat loop distal usus halus yang
terdekompresi. B) axial unhenhanced CT scan pada simpisis pubis menunjukkan protrusi ileum ke kanal
obturator. C) axial unhenhanced CT scan menunjukkan ileum terjebak di kanal obturator atara obturator
externus dan muskulus pectineus. D) reformasi koronal menunjukkan herniasi dan ileum obstruksi
protruding ke kanal obturator.

Gambar 8. Kontras enhanced coronal CT scan pada pasien laki-laki usia 50 tahun dengan istensi
abdomen, yang ditunjukkan dengan small owel feces sign hanya di proksimal hingga zona transisi di usus
halus yang terobstruksi akibat adesi.

Gambar 9. Kontras enhanced coronal CT reformasi pada pasien wanita usia 51 tahun dengan kanker
ovarium stadium III menunjukkan dilatasi usus akibat terisi cairan dengan dekompresi bagian distal dari
usus halus dan colon consistent dengan obstruksi. Masa peritoneal di identifikasi pada zona transisi.
Zona tambahan dari peritoneal terlihat di ruang subphrenic. Pasien mengalami dekompresi nasogastric
tube

Tabel. 2 kriteria diagnosis SBO


kriteria Kriteria spesifik
Mayor Dilatasi usus halus >2.5 cm atau lebih dan kolon
tidak terdilatasi (<6 sm)
Zona transisi dari kolon yang terdilatasi ke yang
tidak terdilatasi
minor Air fluid levels
Dekompresi kolon

Anda mungkin juga menyukai