Anda di halaman 1dari 31

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimmpahkan Rahmat, Kesehatan, Kekuatan, dan Karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,


arahan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih.

Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Klaten, 3 Agustus 2016


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari judul yang kami ambil yaitu “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Dengan Kanker Kulit” maka dapat
diambil rumusan masalah yaitu “Bagaimana Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Kanker Kulit ?”

B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini tentang Asuhan Keperawatan Klein dengan
Kanker Kulit adalah terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus :
1. TujuanUmum
Untuk mengetahui gambaran mengenai Asuhan Keperawatan pada
klien dengan penyakit Kanker Kulit.
2. TujuanKhusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit kanker kulit.
b. Untuk mengetahui penyebab dari penyakit kanker kulit.
c. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit kanker kulit pada klien.
d. Untuk mengetahui tanda gejala yang timbul pada penderita penyakit
kanker kulit
e. Untuk mengetahui klasifikasi dari penyakit kanker kulit.
f. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang bagi klien dengan penyakit
kanker kulit.
g. Untuk mengetahui penatalaksanaan penatalaksanaanpada klien
penderita kanker kulit.

C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Penulisan
Bisa memberikan bukti empiris ilmu pengetahuan keperawatan
tentang kanker kulit.
2. Manfaat praktis
a. Bagi profesi kesehatan
Tenaga kesehatan dapat mengetahui asukan keperawatan bagi klien
dengan kanker kulit.
b. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui definisi, etoilogi, manifestasi klinis,
klaasifikasi, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, dan
mengetahui tentang asuhan keperawatan pada klien dengan kanker
kulit.
D. Sistematika Penulisan
Penyusunanmakalahiniterdiridari empatbab, yang
dimulaidaripendahuluansampaipenutup.Bab satuberisitentangpendahuluan,
yang di dalamnyamenguraikantentangtujuanpenulisan,
dansistematikapenulisan.Babduaberisitentangkonsepdasarpenyakit,
meliputidefinisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaadaripenyakitkankerkulit. Bab
tigaberisitentangasuhankeperawatansecarateoritismeliputipengkajian,
diagnosakeperawatan, analisa data, intervensi ,implementasidanevaluasi. Bab
empatberisipenutup yang menguraikantentangkesimpulandansaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan


kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit
yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk
menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan
kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul
dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat
melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita.
Daerah yang sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering
terkena terpaparan sinar matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai
bawah (Mangan,2005).

B. ETIOLOGI
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti,
namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan
timbulnya kanker kulit yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari
matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas
sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik dengan pakaian atau
krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap terjadinya kanker
kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit
daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan
jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih sedikit. Kadar
melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya sinar
matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun,
orang-orang yang memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit
meskipun jumlahnya cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini
dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun, dalam banyak
kasus paparan dalam jangka panjanglah yang biasanya menyebabkan
kanker kulit.Gen pembawa kanker atau tumor sudah dimiliki hampir
seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan
karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor.
Akhir-akhir ini, para peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di
Amerika telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker
kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et
al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap
munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang
terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada anggota
keluarga yang lain juga akan meningkat.

C. MANIFESTASI KLINIS

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit
yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya
mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin
lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras kenyal.
Kadang–kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian tengah
mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah berdarah
dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal,
dan mudah berdarah bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan
dan mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-
kadang di sektarnya timbul bintik-bintik.
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun
sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta
mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka
ang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin
lama permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak
gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam yang menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak
kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna
hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal.
Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas
permukaan kulit, dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah
berdarah.(Dalimartha, 2005)

D. KLASIFIKASI
Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu,
malenoma maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna
terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel
skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
1. Non malenoma maligna
a. Karsinoma sel basal (KSB)
1) Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker
kulit yang timbul dari lapisan sel basal epidermis atau folikel
rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami penyebaran
(metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat
berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit
sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang
paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
2) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya
diwajah) dan leher. Meskipun jarang dapat pula dijumpai pada
lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu –
abu mengkilat, meninggi di atas permukaan kulit, jika kena
trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar
menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau
tidak ada ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal
ini bervariasi, yaitu:
(a) Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya
tampak sebagai lesi tunggal.Paling sering mengenai wajah,
terutama pipi, lipatan nasolabial, dahi dan tepi kelopak
mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti
mutiara, berdiameter kurang dari 2 cm, dengan tepi
meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan
suatu saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi
yang meninggi dan keras.
(b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratif.
Bedanya pada jenis ini berwarna coklat atau hitam
berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat
menyerupai melanoma.
(c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak
sebagai plak sklerotik yang cekung, berwarna putih
kekuningan.
(d) Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis
tampak sebagai plak transparan, eritematosa sampai
berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan
tepi berbatas tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
(e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis,
lesi berupa nodul kecil yang tidak bertangkai atau
bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler
dengan warna yang bervariasi.
b. Karsinoma sel skuamosa
1) Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna
yang timbul dari dalam epidermis.Meskipun biasanya
muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari,
karsinoma ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau
lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner and Suddarth,
2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat
karena sifatnya invasive dengan mengadakan metastase
lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan
75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa.
(Brunner and Suddarth, 2002).
2) Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa
biasanya pada daerah kulit yang terpapar sinar matahari
dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada
setiap bagian tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering
dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas, sedangkan
pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih
banyak pada ekstremitas bawah, badan dan dapat pula
dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan
(Marwali, 2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal,
atau ulkus dengan tepi yang tidak teratur. Permukaan
nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan
keras dan mudah berdarah yang berasal dari ulkus,
permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan. Tumor
menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain
(Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel
Skuamosa bervariasi, dapat berupa :
a.) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya
halus tanpa krusta atau ulkus dengan tepi yang
berbatas kurang jelas
b.) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini
menonjol diatas permukaan kulit, tidak rata, berbenjol-
benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau
pucat, membasah atau berdarah dan berbau.
c.) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi
meninggi, berwarna kuning kemerahan. Dalam
perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan
mengadakan metastasis ke kelenjar limfe regional atau
ke organ-organ dalam.
d.) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal
lebih sering mengadakan invasi yang cepat dan terjadi
metastasi.
c. Melanoma maligna
1. Definisi Melanoma Maligna
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna
dengan terdapatnya melanosit (sel-sel pigmen) dalam
lapisan epidermis maupun dermis (dan kadang-kadang sel
subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002)..
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit
yang paling ganas dan berasal dari system melanositik
kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam
waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke
kelenjar regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah
kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian
(Marwali, 2000).
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal
dari melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-
hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
2. Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan
dini sehingga diagnosis melanoma harus ditingkatkan bila
penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau
adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah
seperti:
a. Perubahan dalam warna
b. Perubahan dalam ukuran (terutama pertumbuhan yang
cepat)
c. Timbulnya gejala (gatal, rasa terbakar atau sakit)
d. Terjadi peninggian pada lesi yang sebelumnya datar
e. Perubahan pada permukaan atau perubahan pada
konsistensi lesi berpigmen
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang
dapat juga berubah menjadi ganas, dan dapat terjadi
pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun
yang sering adalah terutama di telapak kaki,
kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi
lalat, yang mulai sering terasa gatal, mudah
berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh,
harus juga lebih curiga. Yang harus diwaspadai apabila
suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada
tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma
maligna, yaitu:
A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B= Border atau pinggirannya juga tidak rata.
C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area
ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan
dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah
dan biru.
D= Diameternya lebih besar dari 6 mm (Marwali, 2000).
3. Klasifikasi melanoma maligna
a.) Melanoma superfisial
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada
setiap bagian tubuh dan merupakan bentuk melanoma
yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering
ditemukan serta ektremitas bawah.
b) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment
yang tumbuh dengan lambat pada daerah kulit yang
terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala
dan leher pada orang yang berusia lanjut.
c) Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan nodul yang berbentuk sferis
yang menyerupai blueberry dengan permukaan yang
relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam.
Melanoma noduler akan menginvasi langsung kedalam
lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan vertikel) dan
dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
d) Melanoma akral-lentigonosa
Melanoma akral-lentigonosa merupakan bentuk melanoma
yang terdapat didaerah yang terlalu terpajan sinar
mataharidan tidak terdapat difolikel rambut. Jenis
melanoma ini sering terdapat ditelapak kaki,telapak
tangan, dasar kuku dan membrane mukosa yang
berkulit gelap. Berdasarkan tingkat penyebaran,
Siregar (2005) membedakan melanoma maligna dalam
5 stadium yaitu:
1) Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal
(Melanoma in situ)
2) Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
3) Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4) Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat
kolagen dermis
5) Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan
6) Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau
kumparan, pleomorfi dengan kromatin kasar.Setiap
sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok
atau bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate
limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma
maligna yang digunakan dalam stadium klinik (dengan
beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
(a) Stadium I
Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa
metastasis jauh atau ke kelenjar limfe regional.
(b) Stadium II
Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar
limfe regional
(c) Stadium III
Melanoma disseminata, dimana sudah terjadi
metastasis jauh (Marwali, 2000).

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker.
Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status
hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy yang
diperoleh dengan cara eksisi mengungkapkan informasi histologik
mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi harus
dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat diangkat
dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang berlebihan (Runkle
& Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang diperoleh dengan
pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum dianggap bukan bukti
histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin
diindikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit.Ini
meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

F. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas jaringan
normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya kembali tumor
tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma dipertimbangkan
secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan kurang dari 3 mm
lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1 mm tetapi kurang dari 3 mm
ditangani melalui pembedahan dengan kesembuhan kira-kira 70-80 %lesi
dalam lebih dari 3 mm kemungkinan akan mengalami kekambuhan
sekitar 40-50 %. Batas- batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini
biasanya direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3 cm
b. Kemoterapi
kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya adalah
secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara langsung
pada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5 flourourasil atau
psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan untuk ini meliputi
melpalan, dakarbazasin (DTIC), dan sisplatin. Cara yang dilakukan dalam
memberikan kemoterapi adalah secara sistemik. Saat ini kemoterapi
sistemik belum dapat membuktikan efektivitasnya dalam mencegah
kambuhnya penyakit pada pasien dengan jenis kanker fase dini. Tapi
biasanya digunakan pada orang dengan penyakit yang menyebar secara
luas
c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja baik
secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker dengan
mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.Bentuk umum
dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk melanoma meliputi vaksin,
injeksi bacterium yang diketahui sebgaai BSG (Basilus Calmeete Guerin)
dan penggunaan interferon, interleukin, dan antibiotic
monoklanal.Vaksinasi tersebut dibuat dari melanoma yang diradiasi dan
dinon-aktifkan. Diharapkan vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis
system imun untuk mengenal melanoma dan oleh karenanya akan
meningkatkan kemampuan system untuk menghancurkan melanoma
tersebut. Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non-spesifik dari system
imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk pasien-pasien fase
awal.Diharapkan bahwa injeksi BSG secara langsung kedalam metastase
nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan regresi lesi.
d.Terapi radiasi
Terapi radiasi merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan
penggunaan energy sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, atau sumber-
sumber radiasi lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel
melanoma
Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi tumor, tipe sel
(lokasi kedalaman), sifat-sifat yang invasive atau tidak invasive dan tidak
adanya kelenjar limfe yang mengalami metastase, tindakannya adalah :
1) Eksisi bedah : tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor
2) Pembedahan mikrografik moh : merupakan metode untuk mengangkat
lesi kulit yang malignan
3) Bedah elektro : merupakan teknik penghancuran atau penghilangan
jaringan dengan menggunakan energy listrik
4) Bedah beku : tujuannya menghancurkan tumor dengan cara de
freezing (alat jarum termokopel). Dilakukan setelah kemoterapi
5) Terapi radiasi : terapi ini sering dilakukan untuk kanker kelopak mata,
ujung hidung dan daerah didekat struktur yang vital

2. Penatalaksanaan keperawatan
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran
perawat adalah :
1) Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan
2) Pemberian analgetik tepat
3) Meredakan ansietas
4) Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Kasus
Tn. B (62 tahun), seorang buruh bangunan memiliki tahi lalat di sebelah hidung
bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan
yang mengakibatkan luka dan berair. Dibawa ke rumah Sakit, ternyata di
diagnosa kanker kulit.Luka semakin lama semakin besar, pipi, hidung, dan bibir
bawah juga menjadi luka.Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau.
Klien mengatakan nyeri dibagian yang luka Keluarga klien mengatakan bahwa
nafsu makan ny B berkurang sehingga berat badannya menjadi turun. Keluarga
klien mengatakan bahwa ny B hanya berdiam diri di rumah saja karena merasa
malu kepada orang lain dengan keadaannya sekarang. Sekarang ny B hanya
dibersihkan dengan Nacl 0,9%.
HR: 110 , RR: 24, TD: 150/90 MmHg, T: 380C

2. Pengkajian
a.Data demografi
1.)Nama : Tn. B
2.) Umur : 62 tahun
3.) Jenis kelamin : laki-laki
4.) Pekerjaan ; buruh bangunan

b.Riwayat penyakit sekarang


Tn B dibawa kerumah sakit dengan keluhan memiliki tahi lalat di sebelah hidung
bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan, sering gatal dan dilakukan garukan
yang mengakibatkan luka dan berair.Luka semakin lama semakin besar, pipi,
hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning
kehijauan dan berbau

3. Pengkajian fisik
Kanker kulit sangat bervariasi jenisnya dan penyebarannya, walaupun
sebagian besar dari lesi kanker terjadi pada area yang terpapar matahari.
a. Inspeksi
Terdapat tahi lalat di sebelah hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-hijauan,
sering gatal dan dilakukan garukan yang mengakibatkan luka dan berair
b. Palpasi
Luka berair semakin lama semakin besar. pipi, hidung, dan bibir bawah juga
menjadi luka. Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan berbau

4. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi, proses malignansi.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah,efek samping
kemoterapi atau radioterapi.
4. Nyeri akut berhubungan berhubungan dengan proses penyakit
(kompresi/destruksi jaringan saraf,infiltrasi saraf atau suplai
vaskularnya,obstruksi jaringan saraf,inflamasi.).
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan konsekuensi
kemoterapi
6. Kekurangan vulome cairan berhubungan dengan kerusakan kulit.
7. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan malnutrisi.
8. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

5. Analisa Data

Data Subjektif Data Objektif Diagnosa Keperawatan


- Klien mengatakan tahi - Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di sebelah
lalat sering gatal dan hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau- Gangguan integritas kulit
dilakukan garukan yang hijauan b/d efek radiasi, proses
mengakibatkan luka dan - Luka semakin lama semakin besar dan pipi, malignansi.
berair. hidung, dan bibir bawah juga menjadi luka.
- Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan
berbau

- - Luka klien terlihat kemerahan Resti penyebaran Infeksi


- Teraba panas didaerah luka
- Terlihat bengkak didaerah luka
- klien mengatakan nyeri
- Pasien tampak meringis Gangguan rasa nyaman
dibagian luka - HR,RR,TD meningkat nyeri

- Luka semakin lama - Ny. B (62 tahun) memiliki tahi lalat di sebelah . Perubahan citra tubuh
semakin besar, pipi, hidung bagian kiri berwarna hitam kehijau-
hidung, dan bibir bawah hijauan
juga menjadi luka. Kondisi - Luka semakin lama semakin besar dan pipi,
luka sebagian kuning hidung, dan mata juga menjadi luka.
kehijauan dan berbau. - Kondisi luka sebagian kuning kehijauan dan
- Keluarga klien berbau
mengatakan bahwa ny B - Klien terlihat tidak berdaya
hanya berdiam diri di
rumah saja karena merasa
malu kepada orang lain
dengan keadaannya
sekarang
- Keluarga klien
mengatakan saat ini klien
mudah tersinggung
- Keluarga klien - Klien tidak menghabiskan makanannya Resiko pemunahan nutrisi
mengatakan klien susah - Klien terlihat lebih kurus kurang dari kebutuhan
untuk makan
- Keluarga klien
mengatakan berat badan
klien menurun
6. Evaluasi
Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi.
Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
Lanjutkan intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan Implementasi rasional
keperawatan

1. Gangguan Setelah dilakukan intervensi 1. Kaji kulit dengan Mengkaji kulit dengan sering Efek kemerahan dan kulit
sering terhadap efek terhadap efek samping samak (reaksi radiasi)
intergritas kulit keperawatan 3x24jam
samping terapi kanker, terapi kanker seperti : dapat terjadi pada area
b/d dengan efek gangguan intergritas kulit perhatian 1. Memperhatikan radiasi. Deskuaminasi
kerusakan/lambatan kerusakan pelambatan kering (kekeringan dan
radiasi, proser bisa diatasi dengan kriteria
penyembuhan luka. pemyembuhan luka pruritus), deskuamasi
malignansi. hasil : Tekanan pentingnya 2. Menekankan pentingnya lembab (lepuh) ulserasi.
melaporkan area melaporkan area Kehilangan rambut,
1. Luka tidak berair
terbuka ada pemberi terbuka pada pemberi kehilangan dermis, dan
2. Luka tidak berbau perawatan perawatan kelenjar keringat juga dapat
2. Mandikan dengan air terlihat. Selain itu reaksi
hangat dan sabun Mengkaji kulit dengan sering kulit dapat terjadi pada
ringan. terhadap efek samping agen kemoterapi.
3. Dorong pasien untuk terapi kanker seperti :
menghindari 1. Memeperhatikan Mempertahankan
menggaruk dan kerusakan atau kebersihan tanpa iritasi
mnepuk kulit yang pelambatan/penyem kulit.
kering daripada buhan luka.
menggaruk. 2. Menekankan Membantu mencegah
4. Anjurkan pasien untuk pentingnya friksi/trauma kulit.
menghindari krim kulit melaporkan area
apapun, salep dan terbuka pada Dapat meningkatkan
bedak kecuali diijinkan pemberi perawatan. iritasi/reaksi secara nyata.
dokter. Memandikan dengan air
5. Tinjau protokol hangat dan sabun Dilakukan untuk
perawatan kulit untuk ringan.Mendorong pasien meminimalkan trauma pada
paien yang mendapat untuk menghindari area terapi radiasi.
terapi radiasi. menggaruk dan menepuk
6. Hindari kulit yang kering daripada Dapat menimbulkan atau
menggaruk/mengguna menggaruk. bahkan mempengaruhi
kan sabun, lotion, / pemberian radiasi.
deodorant pada area; Menganjurkan pasien untuk
Hindari memberikan menghindari krim kulit Pemeriksaan kultur pus
panas atau apapun, salep dan bedak untuk mengetahui
mengusahaakan kecuali diijinkan dokter perkembangan penyakit,
mencuci tanda/tato apakah terjadi atau tidak.
yang ada dikulit Meninjau protokol
sebagai identifikasi perawatan kulit untuk pasien Mengurangi bau tidak
area iradiasi. yang mendapat terapi sedap.
7. Kolaborasi radiasi.
Pemeriksaan kultur Kanker klien sudah stadium
pus. Menghindari 3, diperlukan terapi lanjutan
Pemberian obat emnggaruk/menggunakan seperti kemoterapi untuk
topikal sabun, lotion,/deodorant mengontrol sel. Sel kanker
Penjadwlan terapi pada area; hindari atau tahan pembedahan
selanjutnya; memberikan untuk membuang sel
kemoterapi/bedah. panas/mengusahakan kanker.
mencuci tangan/tato yang
ada dikulit sebagai
identifikasi area iradiasi.
Berkolaborasi untuk
pemeriksaan kultur pus dan
pemberian obat topikal.

Melakukan terapi
selanjutnya seperti
kemoterapi atau bedah.
2 Resiko tinggi Setelah dilakukan intervensi Tingkatkan prosedur Meningkatkan prosedur 1.Lindungi pasien dari
2 penyebaran keperawatan selama 3x24 mencuci tangan yang baik mencuci tangan yang baik sumber sumber infeksi,
2 infeksi jam, infeksi tidak menyebar dengan staff dan dengan staff dan sperti pengunjung dan staff
berhubungan ke area yang lain dengan pengunjung. Batasi pengunjung. yang mengalami ISK
dengan kriteria hasil: pengunjung yang
malnutrisi 1. Luka tidak dapat mengalami infeksi. Membatasi pengunjung 2. Membantu potensial
kemerahan tempatkan pada isolasi yang mengalami infeksi. sumber infeksi atau
2. Luka tidak terasa panas sesuai indikasi. pertumbuhan sekunder
Menepatkan pada isolasi
Tekankan sesuai indikasi. 3. Peningkatan suhu terjadi
hygienepersonal. apabila tidak tertutup oleh
Menekankan personal obat kostikosteroid atau
Pantau suhu hygiene. antiinplamasi karena
berbagai faktor misal efek
Hindari atau batasi Memantau suhu. samping terapi kemoterapi,
prosedur infansi. Taati proses penyakit atau infeksi
teknik aseptik Menghindari atau indentifikasi dini proses
membatasi prosedur infasif infeksi memungkinkan
menaati teknik aseptik. terapi yang tepat untuk
dimulai dengan segera.

Menurunkan resiko
kontaminasi membatasi
entri portal terhadap agen
infeksius
3. Nyeri akut b/d Setelah dilakukan intervensi Tentukan riwayat nyeri Meneentukan riwayat nyeri 1. Informasi
proses penyakit keperawatan selama misal lokasi nyeri, misal lokasi nyeri, frekuensi, memberikan data
(komres/destruk 3x24jam, nyeri bisa frekuensi, durasi dan durasi, dan intensitas (skala dasar untuk
3 si jaringan saraf berkurang dengan kriteria intensitas (skala 0-10) dan 0-10) dan tindakan mengevaluasi
infiltrasi) hasil: tindakan penghilang yang penghilang yang digunakan. kebutuhan/keefektiv
1. Klien tidak terlihat dilakukan. an intervensi.
meringis. Memberikan tindakan Catatan:
2. Nyeri klien Evaluasi/sadari terapi. kenyamanan dasar misal pengalaman nyeri
berkurang. reposisi, gosokan punggung adalah individual
dan aktivitas hiburan misal; yang digabungkan
musik&televisi. dengan baik
respons fisik dan
Mendorong penggunaan emosional.
keterampilan manajemen 2. Ketidaknyamanan
nyeri misal; teknik relaksasi rentang luas adalah
,visualisasi, bimbingan umum misalkan
imajinasi, tertawa, musik, nyeri insisi, kulit
dan sentuhan terapeutik. terbakar, nyeri
puggung bawah,
Memantau asuhan makan sakit kepala
setiap hari, membiarkan tergantung pada
pasien menyimpan buku prosedur/ agen yang
harian tentang makanan digunakan.
sesuai indikasi. 3. Meningkatkan
relaksasi dan
Mengukur tinggi, berat membantu
badan dan ketebalan lipatan memfokuskan
kulit trisep. kembali perhatian.
4. Memungkinkan
Memastikan jumlah pasien untuk
penurunan berat badan saat berpartisipasi
ini menimbang berat badan secara aktif dan
setiap hari. meningkatkan rasa
kontrol.
5. Tujuannya adalah
kontrol nyeri
maksimum dengan
pengaruh minimum
pada pasien.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat
membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh
kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan
kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul
dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan.
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
Paparan Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor
Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu
:Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan
mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang
tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal
pada telapak kaki dan tangan.

B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat
kondisi klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam
berkomunikasi dengan klien.
2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari:
http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-
SISTEM-INTEGUMEN-(KULIT)
Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah : buku
saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011
dari http://www.yki.cakulit.com
Globocan. (2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011 dari
http://www.globocan.2008.com
Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13.
Jakarta:EGC
Marwali, H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Siregar, R.S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC
Suriadiredja, A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan
pencegahannya. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari
http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang= en&id=15
Wikipedia Indonesia. (2008). Kanker kulit. Diperoleh pada 6 April 2011 dari
http://www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai