Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah
dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di
bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari kondisi yang
mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
(Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)
B. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
Penyebab:
 agen neoplastik/sitoplastik
 terapi radiasi
 antibiotic tertentu
 obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
 benzene
 infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
 Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
 Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
 Morfologis: anemia normositik normokromik
b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
 Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
 Hematokrit turun 20-30%
 Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
 Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun
defisiensi eritopoitin
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini
meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai
keganasan
d. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
 Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
 Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
 Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus,
hemoroid, dll.)
Gejala-gejalanya:
 Atropi papilla lidah
 Lidah pucat, merah, meradang
 Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
 Morfologi: anemia mikrositik hipokromik
e. Anemia megaloblastik
Penyebab:
 Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
 Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
 Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing
pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan oleh
destruksi sel darah merah:
 Pengaruh obat-obatan tertentu
 Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik kronik
 Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
 Proses autoimun
 Reaksi transfusi
 Malaria
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 (nilai normal) > 11.0 g/dL Perempuan 12.0 - 16.0 g/dL
Laki-laki 14.0 - 18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) 9.5 - 10.9 g/dL 10.0 g/dL - nilai normal
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4 g/dL 8.0 - 10.0 g/dL
Derajat 3 (berat) 6.5 - 7.9 g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
Derajat 4 (mengancam jiwa) < 6.5 g/dL < 6.5 g/dL

C. ETIOLOGI:
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi
dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia
karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤
1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya
dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi
sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat
dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. PATHWAY ANEMIA

Sumber : (Patrick Davey, 2002)


F. TANDA DAN GEJALA
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.
Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya
oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
G. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber
kehilangan darah kronis.
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang:
1. Anemia aplastik:
 Transplantasi sumsum tulang
 Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit (ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
 Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
 Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
 Dicari penyebab defisiensi besi
 Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
 Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan
vitamin B12 dengan injeksi IM.
 Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
 Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat
1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
J. KOMPLIKASI
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. gagal jantung,
2. kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
K. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
 Kelemahan otot
 Mudah lelah
 Kulit pucat
b. Manifestasi system saraf pusat
 Sakit kepala
 Pusing
 Kunang-kunang
 Peka rangsang
 Proses berpikir lambat
 Penurunan lapang pandang
 Apatis
 Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
 Perfusi perifer buruh
 Kulit lembab dan dingin
 Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
 Peningkatan frekwensi jatung
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN MASALAH KOLABORASI YANG MUNGKIN
MUNCUL
1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake makanan.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
4. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
5. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
6. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
7. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
8. Keletihan b.d anemia
M. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIANGOSA TUJUAN DAN KRITERIA
NO INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan keperawatan selama ……… jam Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan perfusi jaringan klien adekuat sensasi perifer)
darah, suplai oksigen dengan kriteria : 1. Monitor adanya daerah
berkurang  Membran mukosa merah tertentu yang hanya peka
 Konjungtiva tidak anemis terhadap
 Akral hangat panas/dingin/tajam/tumpul

 Tanda-tanda vital dalam 2. Monitor adanya paretese

rentang normal 3. Instruksikan keluarga


untuk mengobservasi kulit
jika ada lesi atau laserasi
4. Gunakan sarun tangan
untuk proteksi
5. Batasi gerakan pada
kepala, leher dan
punggung
6. Monitor kemampuan BAB
7. Kolaborasi pemberian
analgetik
8. Monitor adanya
tromboplebitis
9. Diskusikan menganai
penyebab perubahan
sensasi

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :


nutrisi kurang dari keperawatan selama ………. Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d status nutrisi klien adekuat 1. Kaji adanya alergi
intake yang kurang, dengan kriteria makanan
anoreksia  Adanya peningkatan berat 2. Kolaborasi dengan ahli
Batasan karakteristik : badan sesuai dengan tujuan gizi untuk menentukan
o Berat badan 20 % atau  Beratbadan ideal sesuai jumlah kalori dan nutrisi
lebih di bawah ideal dengan tinggi badan yang dibutuhkan pasien.
o Dilaporkan adanya  Mampumengidentifikasi 3. Anjurkan pasien untuk
intake makanan yang kebutuhan nutrisi meningkatkan intake Fe
kurang dari RDA  Tidk ada tanda tanda 4. Anjurkan pasien untuk
(Recomended Daily malnutrisi meningkatkan protein dan
Allowance)  Menunjukkan peningkatan vitamin C
o Membran mukosa dan fungsi pengecapan dari 5. Berikan substansi gula
konjungtiva pucat menelan 6. Yakinkan diet yang
o Kelemahan otot yang  Tidak terjadi penurunan dimakan mengandung
digunakan untuk berat badan yang berarti tinggi serat untuk
menelan/mengunyah mencegah konstipasi
 Pemasukan yang adekuat
o Luka, inflamasi pada 7. Berikan makanan yang
 Tanda-tanda malnutri si
rongga mulut terpilih ( sudah
 Membran konjungtiva dan
o Mudah merasa dikonsultasikan dengan
mukos tidk pucat
kenyang, sesaat ahli gizi)
 Nilai Lab.:
setelah mengunyah 8. Ajarkan pasien bagaimana
o Protein total: 6-8 gr%
makanan membuat catatan makanan
o Albumin: 3.5-5,3 gr %
o Dilaporkan atau fakta harian.
o Globulin 1,8-3,6 gr %
adanya kekurangan 9. Monitor jumlah nutrisi dan
o HB tidak kurang dari 10
makanan kandungan kalori
gr %
o Dilaporkan adanya 10. Berikan informasi tentang
perubahan sensasi rasa kebutuhan nutrisi
o Perasaan 11. Kaji kemampuan pasien
ketidakmampuan untuk mendapatkan nutrisi
untuk mengunyah yang dibutuhkan
makanan Nutrition Monitoring
o Miskonsepsi 1. BB pasien dalam batas
o Kehilangan BB normal
dengan makanan 2. Monitor adanya penurunan
cukup berat badan
o Keengganan untuk 3. Monitor tipe dan jumlah
makan aktivitas yang biasa
o Kram pada abdomen dilakukan
o Tonus otot jelek 4. Monitor interaksi anak
o Nyeri abdominal atau orangtua selama
dengan atau tanpa makan
patologi 5. Monitor lingkungan
o Kurang berminat selama makan
terhadap makanan 6. Jadwalkan pengobatan
o Pembuluh darah dan tindakan tidak selama
kapiler mulai rapuh jam makan
o Diare dan atau 7. Monitor kulit kering dan
steatorrhea perubahan pigmentasi
o Kehilangan rambut 8. Monitor turgor kulit
yang cukup banyak 9. Monitor kekeringan,
(rontok) rambut kusam, dan mudah
o Suara usus hiperaktif patah
o Kurangnya informasi, 10. Monitor mual dan muntah
misinformasi 11. Monitor kadar albumin,
Faktor-faktor yang total protein, Hb, dan
berhubungan : kadar Ht
Ketidakmampuan 12. Monitor makanan
pemasukan atau kesukaan
mencerna makanan atau 13. Monitor pertumbuhan dan
mengabsorpsi zat-zat perkembangan
gizi berhubungan 14. Monitor pucat, kemerahan,
dengan faktor biologis, dan kekeringan jaringan
psikologis atau konjungtiva
ekonomi. 15. Monitor kalori dan intake
nuntrisi
16. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
17. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

3 Defisit perawatan diri b/d Setelah dilakukan tindakan NIC :


kelemahan fisik keperawatan selama ………. Self Care assistane : ADLs
Batasan karakteristik : jam kebutuhan mandiri klien 1. Monitor kemempuan klien
ketidakmampuan untuk terpenuhi dengan kriteria untuk perawatan diri yang
mandi, ketidakmampuan  Klien terbebas dari bau badan mandiri.
untuk berpakaian,  Menyatakan kenyamanan 2. Monitor kebutuhan klien
ketidakmampuan untuk terhadap kemampuan untuk untuk alat-alat bantu untuk
makan, ketidakmampuan melakukan ADLs kebersihan diri, berpakaian,
untuk toileting  Dapat melakukan ADLS berhias, toileting dan
dengan bantuan makan.
Faktor yang berhubungan 3. Sediakan bantuan sampai
: kelemahan, kerusakan klien mampu secara utuh
kognitif atau perceptual, untuk melakukan self-care.
kerusakan 4. Dorong klien untuk
neuromuskular/ otot-otot melakukan aktivitas sehari-
saraf hari yang normal sesuai
kemampuan yang dimiliki.
5. Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak
mampu melakukannya.
6. Ajarkan klien/ keluarga
untuk mendorong
kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu
untuk melakukannya.
7. Berikan aktivitas rutin
sehari- hari sesuai
kemampuan.
8. Pertimbangkan usia klien
jika mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan NIC :


Faktor-faktor resiko : keperawatan selama ………. Infection Control (Kontrol
o Prosedur Infasif jam status imun klien meningkat infeksi)
o Ketidakcukupan dengan kriteria 1. Bersihkan lingkungan
pengetahuan untuk  Klien bebas dari tanda dan setelah dipakai pasien lain
menghindari paparan gejala infeksi 2. Pertahankan teknik isolasi
patogen  Menunjukkan kemampuan 3. Batasi pengunjung bila
o Trauma untuk mencegah timbulnya perlu
o Kerusakan jaringan infeksi 4. Instruksikan pada
dan peningkatan  Jumlah leukosit dalam batas pengunjung untuk mencuci
paparan lingkungan normal tangan saat berkunjung dan
o Ruptur membran  Menunjukkan perilaku hidup setelah berkunjung
amnion sehat meninggalkan pasien
o Agen farmasi 5. Gunakan sabun
(imunosupresan) antimikrobia untuk cuci
o Malnutrisi tangan
o Peningkatan paparan 6. Cuci tangan setiap sebelum
lingkungan patogen dan sesudah tindakan
o Imonusupresi kperawtan
o Ketidakadekuatan 7. Gunakan baju, sarung
imum buatan tangan sebagai alat
o Tidak adekuat pelindung
pertahanan sekunder 8. Pertahankan lingkungan
(penurunan Hb, aseptik selama
Leukopenia, pemasangan alat
penekanan respon 9. Ganti letak IV perifer dan
inflamasi) line central dan dressing
o Tidak adekuat sesuai dengan petunjuk
pertahanan tubuh umum
primer (kulit tidak 10. Gunakan kateter intermiten
utuh, trauma untuk menurunkan infeksi
jaringan, penurunan kandung kencing
kerja silia, cairan 11. Tingktkan intake nutrisi
tubuh statis, 12. Berikan terapi antibiotik
perubahan sekresi bila perlu
pH, perubahan Infection Protection (proteksi
peristaltik) terhadap infeksi)
 Penyakit kronik 1. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor hitung granulosit,
WBC
3. Monitor kerentanan
terhadap infeksi
4. Batasi pengunjung
5. Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
6. Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
7. Pertahankan teknik isolasi
k/p
8. Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
9. Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas,
drainase
10. Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
11. Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
12. Dorong masukan cairan
13. Dorong istirahat
14. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai
resep
15. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
16. Ajarkan cara menghindari
infeksi
17. Laporkan kecurigaan
infeksi
18. Laporkan kultur positif

5 Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan tindakan Toleransi aktivitasi


ketidakseimbangan keperawatan selama …….. klien 1. Menentukan penyebab
suplai dan kebutuhan dapat beraktivitas dengan intoleransi
oksigen kriteria aktivitas&menentukan
 Berpartisipasi dalam apakah penyebab dari
aktivitas fisik dgn TD, HR, fisik, psikis/motivasi
RR yang sesuai 2. Observasi adanya
 Menyatakan gejala pembatasan klien dalam
memburuknya efek dari beraktifitas.
OR&menyatakan onsetnya 3. Kaji kesesuaian
segera aktivitas&istirahat klien
 Warna kulit sehari-hari
normal,hangat&kering 4. ↑ aktivitas secara bertahap,
 Memverbalisa-sikan biarkan klien berpartisipasi
pentingnya aktivitasseca-ra dapat perubahan posisi,
bertahap berpindah & perawatan

 Mengekspresikan diri

pengertian pentingnya 5. Pastikan klien mengubah

keseimbangan posisi secara bertahap.

latihan&istirahat Monitor gejala intoleransi

 Peningkatan toleransi aktivitas

aktivitas 6. Ketika membantu klien


berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual, pucat,
pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7. Lakukan latihan ROM jika
klien tidak dapat
menoleransi aktivitas
8. Bantu klien memilih
aktifitas yang mampu
untuk dilakukan
6 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
b.d ventilasi-perfusi keperawatan selama …….. 1. Bersihkan mulut, hidung
status respirasi : pertukaran gas dan secret trakea
membaik dengan kriteria : 2. Pertahankan jalan nafas
 Mendemonstrasikan yang paten
peningkatan ventilasi dan 3. Atur peralatan oksigenasi
oksigenasi yang adekuat 4. Monitor aliran oksigen
 Memelihara kebersihan 5. Pertahankan posisi pasien
paru paru dan bebas dari 6. Onservasi adanya tanda
tanda tanda distress tanda hipoventilasi
pernafasan 7. Monitor adanya kecemasan
 Mendemonstrasikan batuk pasien terhadap oksigenasi
efektif dan suara nafas yang Vital sign Monitoring
bersih, tidak ada sianosis 1. Monitor TD, nadi, suhu, dan
dan dyspneu (mampu RR
mengeluarkan sputum, 2. Catat adanya fluktuasi
mampu bernafas dengan tekanan darah
mudah, tidak ada pursed 3. Monitor VS saat pasien
lips) berbaring, duduk, atau
 Tanda tanda vital dalam berdiri
rentang normal 4. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
8. Monitor suara paru
9. Monitor pola pernapasan
abnormal
10. Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
11. Monitor sianosis perifer
12. Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
13. Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
8 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan tindakan Energi manajemen
keperawatan selama …….. 1. Monitor respon klien
.keletihan klien teratasi dengan terhadap aktivitas takikardi,
kriteria : disritmia, dispneu, pucat,
 Kemampuan aktivitas dan jumlah respirasi
adekuat 2. Monitor dan catat jumlah
 Mempertahankan nutrisi tidur klien
adekuat 3. Monitor ketidaknyamanan
 Keseimbangan aktivitas dan atauu nyeri selama bergerak
istirahat dan aktivitas

 Menggunakan teknik energi 4. Monitor intake nutrisi


konservasi 5. Instruksikan klien untuk

 Mempertahankan interaksi mencatat tanda-tanda dan

sosial gejala kelelahan

 Mengidentifikasi faktor- 6. Jelakan kepada klien

faktor fisik dan psikologis hubungan kelelahan dengan

yang menyebabkan proses penyakit

kelelahan 7. Catat aktivitas yang dapat


meningkatkan kelelahan
 Mempertahankan
kemampuan untuk 8. Anjurkan klien melakukan
yang meningkatkan
konsentrasi
relaksasi
9. Tingkatkan pembatasan
bedrest dan aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai