a. Tenaga kerja yang didominasi oleh lulusan sekolah dasar.
Masalah yang teridentifikasi (berdasarkan analisis pribadi) : 1. Menunjukkan bahwa Indonesia masih didominasi oleh tenaga kerja bukan tenaga ahli, atau Unskill labor. 2. Penerapan wajib belajar 12 tahun oleh pemerintah belum optimal. 3. Tingkat kesejahteraan penduduk masih rendah. b. Ketidak sesuaian pendidikan dengan pekerjaan. Masalah yang teridentifikasi (berdasarkan analisis pribadi) ; 1. Sector pertanian, terlihat jelas bahwa tingkat kesejahteraan petani masih sangat rendah karena tingkat upah yang rendah dan kualifikasi Pendidikan yang tidak sesuai. Hal ini dapat berdampak kepada tingkat produktivitas para petani. 2. Sector industri, masih banyak buruh digaji dengan upah minimum namun memiliki beban kerja yang sangat besar, jika dibandingkan dengan sector pertanian pada sector industry memang angka perbandingannya relative lebih rendah namun, hal ini tidak menjamin bahwa tingkat kesejahteraan labor di sector industry lebih tinggi mengingat banyaknya resiko yang diakibatkan oleh pencemaran serta polusi di area pabrik. 3. Sector jasa, jika dilihat presentase tingkat ketimpangan Pendidikan dan upah di sector ini hanya mencapai kurang lebih 50% saj dibanding sector lainnya, hal ini mencerminkan bahwa sector industry memiliki tingkat serapan dan kualifikasi labor yang lebih baik ke dua sector lainnya. Dalam dua kasus ini saya dapat menyimpulkan bahwa masih banyaknya masalah dalam ketenagakerjaan, walaupun dilansir dalam laman @bps_statistic, bahwa tingkat pengangguran per Februari 2019 tercatat di level 5,01% atau jika dibulatkan menjadi 5%. Hal ini sesuai dengan target dari Jokowi, namun adanya data dari dua case tersebut membuktikan bahwa tingkat tenaga kerja yang terserap di lapangan kerja ialah mereka yang mengenyam Pendidikan di tingkat sekolah dasar. Case 2 Di dalam kurva yang di tunjukkan pada case 2 ada tiga indicator, yang pertama penyerapan tenaga kerja PMDN, kedua penyerapan tenaga kerja PMA, dan terakhir penyerapan tenaga kerja PMDN dan PMA. Jika dilihat ke tiga indicator ini bergerak fluktuatif selama delapan tahun terakhir, pada januari 2013 merupakan angka tertiggi dari jumlah tenaga kerja yang diserap, hal ini ditopang oleh tingkat penyerapan PMDN yang terus bergerak positif setelah mengalami penurunan di tahun sebelumnya. Namun, setelah di tahun tersebut trend yang dialami hingga 2018 lalu cenderung mengarah ke arah yang negative. Hal ini menurut saya tidak bisa dibendung karena menuju negara industri 4.0 indonesia membutuhkan investasi yang berbasis teknologi, manun tak dapat dielekkan peran pemerintah dalam menciptakan pengembangan sumber ekonomi baru haruslah menjadi focus untuk memberikan angin segar kepada para calon pekerja di Indonesia. Pemberdayaan UMKM yang berbasis teknologi dan pengembangan ekonomi kreatif perlu terus diperhatikan. Melansir laporan keuangan semester I 2019 dari sepuluh perusahaan denga kapitalisasi pasar terbesar, mayoritas mencatat pengurangan jumlah karyawan dibandingkan akhir desember 2018, terdapat 7 perusahaan yang jumlah karyawannya berkurang pada paruh pertama tahun ini dengan rata-rata penurunan jumlah karyawan sekitar 2,37%. Peran pemerintah haruslah lebih agresif untuk membuka sumber lapangan kerja baru yang potensial agar pengembangan teknologi dapat berjalan beriringan dengan tingkat kemampuan labor di Indonesia agar tidak tergerus dengan pekembangan zaman. 3.
Dalam data diatas, dapat digambarkan bahwa Indonesia menjadi salah
satu negara di ASEAN di tahun 2015 dengan tingkat pengangguran yang tinggi. Indonesia berada di tingkat ketiga dalam hal tingginya pengangguran dengan mencapai 6,2 persen.
Menurut laman databoks.katadata.co.id , tingkat pengangguran di
Indonesia pada Februari 2019 sebesar 5,01 persen, dengan ini tingkat pengangguran dari tahun tahun 2015 ke 2019 mengalami penurunan. Tingkat pengangguran terbuka tersebut merupakan level terendah di era pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Turunnya angka pengangguran ditopang oleh meningkatnya jumlah
pekerja yang lebih cepat daripada pertumbuhan jumlah angkatan kerja. Jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2019 bertambah 2,29 juta jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja hanya meningkat 2,24 juta jiwa dibanding Februari 2018. Artinya, jumlah pengangguran berkurang 50 ribu jiwa dalam setahun. HOMEWORK LABOR AND HUMAN RESOURCES
DISUSUN OLEH : ANDI RISKA 90300117051
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM ILMU EKONOMI 2019