Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR

PERENCANAAN MESIN PEMIPIL JAGUNG TENAGA MOTOR LISTRIK DENGAN KAPASITAS


80 KG/JAM

DI SUSUN OELH :

MUHAMAD TAUFIQUR RACHMAN


2016040013

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GRESIK
2019
PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR
PERENCANAAN MESIN PEMIPIL JAGUNG TENAGA MOTOR LISTRIK DENGAN KAPASITAS
80 KG/JAM

DI SUSUN OELH :

MUHAMAD TAUFIQUR RACHMAN


2016040013

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GRESIK
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
BAB I PENDAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.1 Latar belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
1.4 Manfaat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
BAB II LANDASAN TEORI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.1 Jagung . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.2 Dasar-dasar dalam pemilihan bahan . . . . . . . . . . . . . . . . 7
2.3 Kriteria pemiihan bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.3.1 Motor penggerak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
2.3.2 Sistem transmisi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
2.3.3 Poros . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 16
2.3.4 Bantalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23
BAB III METODE PENELITIAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
3.1 Tempat dan waktu penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 26
3.2 Diagram air (Flowchart) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 27
3.3 Studi lapangan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
3.4 Bahan yang diperlukan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
3.5 Schedule penelitian proposal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
3.6 Teknik pengumpulan data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 29
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Selama pembangunan jangka panjang hingga sekarang produk-produk


mesin industri menunjukkan kemajuan sangat pesat, baik segi volume maupun
keragaman produk yang dihasilkan. Perkembangan produk ini tidak hanya
ditandai dengan terpenuhnya kepentingan masyarakat, tetapi juga mengarah
kepada kemampuan dalam memasuki ekspor untuk meningkatkan devisa
negara.

Komoditas pertanian di Indonesia cukup melimpah. Indonesia


merupakan salah satu penghasil jagung terbesar di dunia. Hal ini banyak
bergantung dari sifat tanaman dan kemampuan petani dalam menangani hasil
panennya. Untuk itu penanganan pasca panen hasil pertanian yang cepat harus
dimaksimalkan, dengan maksud untuk mengurangi kerusakan maupun
penyusutan yang erat kaitannya dengan kualitas dan kuantitas hasil olah atau
hasil akhir yang akan dipasarkan.

Seiring dengan kemajuan teknologi tepat guna banyak ditemukan


alatalat teknologi yang diciptakan untuk mengolah hasil pertanian, hal ini
disebabkan oleh meningkatnya hasil tani sehingga timbullah pemikiran untuk
mengolah hasil tani tersebut sebelum dipasarkan, tujuannya tidak lain untuk
meringankan dalam pekerjaan.

1
Mesin pemipil jagung adalah sebuah mesin yang digunakan untuk memis
ahkan biji jagung dengan dongkolnya. Sebelum adanya mesin pemipil jagung
ini, pemisahan biji jangung dengan dongkolnya dilakukakan secara manual atau
dalam kata lain dengan cara memipil jagung satu-persatu dengan menggunakan
tangan, dan itu merupakan pekerjaan yang sangat melelahkan.

Mesin pemipil jagung ini merupakan mesin yang menggunakan motor


listrik sebagai penggeraknya dan listrik sebagai sumber energinya. Dengan
adanya mesin ini, pekerjaan pemipilan jagung jauh lebih epektif dan evisien
dibandingkan secaran manual, yaitu dengan menggunakan tangan. Namun
sekarang ini dengan kemajuan teknologi banyak sekali dijumpai mesin pemipil
jagung dipasaran yang sangat bermanfaat bagi petani jagung dalam pengolahan
hasil panennya mulai dari yang sederhana, hingga yang canggih.

Mesin pemipil jagung ini biasanya dibuat dari bahan yang tidak karat,
jika menggunakan bahan yang mudah karatan, sebaiknya dilakukan pengecatan
pada bagian tersebut, untuk menghindari terjadinya karat yang dapat merusak
bentuk fisik mesin.

Pada saat sekarang ini banyak terdapat berbagai cara untuk pemipilan
jagung, yang pada umumnya hanya terbatas seperti hal pemipilan sebagai
berikut:
1. Pemipilan dengan tangan (manual)
2. Pemipilan dengan mesin

2
Dalam hal ini pemprosesan buah jagung membutuhkan waktu yang lama
dan hasil yang diperoleh sangat terbatas. Melihat dan meninjau masalah yang
dihadapi pemakai, maka penulis membuat suatu peralatan yang lebih berguna
dan efisien mempermudah dalam pengolahan buah jagung

1.2. Rumusan masalah

Adapun perumusan masalah dalam rancang bangun mesin pemipil jagung


ini antara lain adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana desain spesifikasi dari mesin pemipil jagung yang tepat guna?

b. Bagaimana merancang dan membangun setiap komponen utama mesin


pemipil jagung ?

1.3. Tujuan

a. Untuk Memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan studi sarjana di


Universitas Gresik

b. Membuat alat yang bermanfaat untuk produksi rumah tangga.

c. Tersedianya bahan material yang bisa diproduksi untuk membuat mesin


pemipil jagung

3
1.4. Manfaat

Manfaat rancang bangun mesin pemipil jagung untuk produksi rumah


tangga ini antara lain adalah sebagai berikut :

a. Terciptanya sebuah teknologi baru dalam penerapan sistem produksi mesin


pemipil jagung yang digunakan untuk keperluan di Indonesia

b. Memberikan manfaat ekonomis, serta dapat menggunakan mesin pemipil


jagung secara individu.

c. Memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam membuat dan terlibat


dalam proyek ilmiah.

d. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam pengembangan mesin


pemipil jagung.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Jagung

Jagung (zea mays) merupakan sumber pakan dan pangan di


indonesia. Selama ini masyarakat mengolah jagung hanya sebatas untuk
mengambil bijinya saja dengan memanfaatkan mesin pemimpil jagung
yang sudah ada, dimana setelah proses ini jagung masih meninggalkan
sisa berupa bonggol jagung yang hanya sedikit digunakan industri rumah
tangga berupa hiasan lampu dan keranjang. Selain itu bonggol jagung
sebenarnya dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak sapi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkol_jagung), sehingga bonggol jagung
akan kami jadikan specimen pengujian dengan cara dihancurkan sampai
menjadi bentuk kecil sehingga dapat menjadi campuran pakan ternak
sapi. Berikut ini adalah bagian- bagian dari tanaman jagung secara
keseluruhan

Gambar 2.1 Batang Jagung Gambar

5
Gambar 2.2 Daun Jagung Gambar

Gambar 2.3 Biji Jagung Gambar

6
Gambar 2.4 Bonggol Jagung

2.2 Dasar – dasar dalam pemilihan bahan

Bahan yang merupakan syarat utama sebelum melakukan


perhitungan komponen pada setiap perencanaan pada suatu mesin atau
peralatan. Harus dipertimbangkan terlebih dahulu pemilihan mesin atau
peralatan lainnya. Selain itu pemilihan bahan juga harus selalu sesuai
dengan kemampuannya. Jenis-jenis bahan dan sifat-sifat bahan yang
akan digunakan , misalnya tahan terhadap keausan, korosi dan
sebagainya.

Adapun hal-hal yang perlu perhatikan dalam pemilhan bahan


untuk komponen-komponen alat ini adalah:

a.Bahan yang digunakan sesuai dengan fungsinya


Dalam pemilihan bahan, bentuk, fungsi dan syarat dari bagian alat
bantu sangat perlu diperhatikan.

7
Untuk perancangan harus mempunyai pengetahuan yang memadai
tentang sifat mekanik, kimia, termal untuk mesin seperti baja besi cor,
logam bukan besi (non ferro), dan sebagainya. Hal-hal tesebut
berhubungan erat dengan sifat material yang mempengaruhi keamanan
dan ketahanan alat yang direncanakan.

b.Bahan mudah ditemukan


Yang dimaksud bahan mudah didapat adalah bagaimana usaha
agar bahan yang dipilih untuk membuat komponen yang direncanakan itu
selain memenuhi syarat juga harus mudah didapat dipasaran. Pada saat
proses pembuatan alat terkadang mempunyai kendala pada saat
menemukan bahan yang akan digunakan. Maka dari itu, bahan yang akan
digunakan harus mudah ditemukan di pasaran agar tidak menghambat
pada saat proses pembuatan.

c.Efisien dalam perencanaan dan pemakaian


Dalam rancang bangun ini harus diperhatikan bahan yang
seefesien mungkin. Dimana hal ini tidak mengurangi fungsi dari
komponen – komponen tersebut sehingga material yang digunakan tidak
terbuang dengn percuma.

d.Sifat Teknik Bahan


Untuk mengetahui bahan yang akan digunakan dapat dikerjakan
menggunakan proses permesinan atau tidak. Kita perlu mengetahui sifat
teknis bahan tersebut.

8
2.3 Kriteria Pemilihan Komponen

Sebelum memulai perhitungan, seorang perencana haruslah


terlebih dahulu memilih dan menentukan jenis material yang akan
digunakan dengan tidak terlepas dari faktor- faktor yang mendukungnya.
Selanjutnya untuk memilih bahan nantinya akan dihadapkan pada
perhitungan, yaitu apakah komponen tersebut dapat menahan gaya yang
besar, gaya terhadap beban puntir, beban bengkok atau terhadap faktor
tahanan tekanan. Juga terhadap faktor koreksi yang cepat atau lambat
akan sesuai dengan kondisi dan situasi tempat, komponen tersebut
digunakan.

Adapun kriteria – kriteria pemilihan bahan atau material didalam


rancang bangun mesin penghancur bonggol jagung ini adalah :

2.3.1 Motor Penggerak


Tenaga penggerak biasanya menggunakan motor listrik ataupun
motor bensin. Dimana motor penggerak berfungsi sebagai sumber energi
(daya) mesin yang ditransmisikan melalui pulley dan sabuk dan untuk
menggerakan motor penggerak tersebut diperlukan sumber listrik
ataupun bahan bakar.

9
Gambar 2.5 Motor listrik

Jika P adalah daya yang dibutuhkan untuk menggerakan poros, maka


berbagai macam faktor keamanan biasanya dapat diambil dalam suatu
perencanaan. Untuk mencari daya motor bensin agar dapat menggerakan
poros maka digunakan persamaan :

𝑇 = 𝐹. 𝑅

2. 𝜋. 𝑛. 𝑇
𝑃=
60

Dimana :
T = Torsi ( Nmm )
P = Daya yang dibutuhkan ( kw )
n = Kecepatan putar ( rpm )
F = Gaya putar (N)
R = Jarak pisau dari titik pusat (mm)

10
Jika faktor koreksi adalah 𝐹𝑐, maka daya yang direncanakan adalah :

𝑃𝑑 = 𝑓𝑐. 𝑝 (𝑘𝑤)

Dimana :
P = Daya ( kw )
Fc = Faktor koreksi

Tabel 2.1 Faktor – faktor koreksi daya


Daya yang di transmisikan 𝐹𝑐
Daya rata-rata yang diperlukan 1.2 – 2.0
Daya maksimum yang diperlukan 0.8 – 1.2
Daya normal 1.0 – 1.5
Sumber : Kiyokatsu Suga dan Sularso, 1997

2.3.2 Sistem transmisi


Adapun macam- macam sistem tranmisi yang bisa
digunakan,yaitu, sprocket & rantai, pulley dan sabuk. Adapun
keuntungan dan kerugian dalam pemilihan tranmisi yang digunakan :
a.Roda gigi
Keuntungannya :
1.Putaran lebih tinggi
2.Daya yang ditransmisikan besar.
Kerugian :
1.Hanya dapat dipakai untuk transimisi jarak dekat
2.Pembuatan, pemasangan dan pemeliharaanya sulit
3.Harga lebih mahal

11
Gambar 2.6 Roda Gigi

b.Sprocket dan rantai


Keuntunganya :
1. Dapat dipakai untuk beban yang besar
2. Kemungkinan slip lebih kecil
Kerugianya :
1. Harganya lebih mahal
2. Kontruksinya lebih rumit
Panjang rantai harus merupakan kelipatan untuk jarak bagi dan
dianjurkan menggunakan jumlah jarak bagi yang genap. Jarak sumbu poros
harus dapat disetel untuk menyesuaikan panjang rantai dan memberikan ruang
untuk toleransi dan keausan. Kelonggaran yang berlebihan pada sisi kendor
harus dihindari, khusunya pada tranmisi yang tidak horizontal, panjang rantai
dapat dihitung menggunakan rumus :

𝑛2 − 𝑛1 (𝑛1 − 𝑛2)2
𝐿 = 2𝐶 + +
2 4𝜋 2 𝐶

12
Dimana :
L= panjang rantai
C= hubungan antara jarak sumbu poros
n1= jumlah gigi sprocket kecil
n2 = Jumlah gigi sprocket besar

Gambar 2.7 Sprocket dan Rantai

c.Pulley dan sabuk


Keuntunganya :
1.Harga lebih murah
2.Kontruksinya sederhana
3.Mudah didapat
4.Pemasanganya mudah
5.Bekerja lebih halus dan suaranya tidak terlalu bising
6.Perawatanya mudah
Kerugianya :
1.Tidak bisa dipakai untuk beban yang terlalu besar
2.Dapat terjadi slip antara pulley dan sabuk

13
Pada umumnya ukuran Pulley merupakan suatu standar internasional,
maka untuk menentukan putaran dan poros penggerak (𝑛1 ) dan putaran yang
direncanakan untuk poros (𝑛2 ) menggunakan perbandingan :

𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
Dimana :
Dp = diameter pulley penggerak
dp = diameter pulley yang digerakan
i = perbandingan rasio 𝑛1 dan 𝑛2
𝑛1 = putaran Pulley penggerak.
𝑛2 = putaran Pulley yang digerakan

Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-v karena mudah


penanganannya dan harganyapun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk
10 sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimum sampai 25 (m/s). Daya
maksimum yang ditransmisikan kurang lebih sampai 500 (kW).
Sabuk-v terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.
Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar.

14
Gambar 2.8 Mentukan tipe sabuk Gambar

Gambar 2.9 Tipe sabuk V

Rumus – rumus yang digunakan untuk perhitungan sabuk


𝜋 1 2
𝐿 = 2𝐶 + (𝑑𝑝 + 𝐷𝑝 ) + (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 )
2 4𝑐

15
Dimana :
L = panjang keliling sabuk ( mm )
C = jarak sumbu poros ( mm )
Dp = diameter pulley yang digerakan ( mm )
dp = diameter pulley penggerak ( mm )

2.3.3 Poros
Poros Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari
setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran. Peranan utama dalam sistem tranmisi seperti itu
dipegang oleh poros.
a) Macam-macam poros Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan
menurut pembebanannya sebagai berikut :
1.Poros transmisi
Poros macam ini meneruskan beban murni atau puntir dan lentur.
Daya yang ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi,
puli sabuk atau sproket, rantai dll.
2.Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil
dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3.Gandar
Poros seperti ini yang dipasang di antara roda-roda kereta barang,
dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak
boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban
lentur, kecuali jika digerakan oleh penggerak mula dimana akan
mengalami beban puntir juga.

16
Berdasarkan Kiyokatsu Suga dan Sularso (1997), hal-hal penting
dalam perencanaan poros :
a.Kekuatan Poros
Sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk
menahan beban- beban seperti beban tarik atau tekan, beban
puntir atau lentur dan pengaruh tegangan lainya.

b.Kekakuan poros
Meskipun kekuatan sebuah poros cukup tinggi namun jika
lenturan atau defleksi puntirnya terlalu besar akan mengakibatkan
ketidak telitian atau getaran dan suara. Oleh kerena itu kekakuan
poros haruslah diperhatikan.

c.Bahan poros
Poros untuk mesin umumnya dibuat dari batang baja yang
ditarik dingin dan difinis, baja karbon konstruksi mesin (disebut
bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot yang di-“kill” (baja yang
dideoksidasikan dengan ferrosilikon dan dicor ; kadar karbon
terjamin) (JIS G3123)

17
Tabel 2.2 Macam-macam baja

Sumber : Kiyokatsu Suga dan Sularso, 1997

Poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan


beban berat umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit
yang sangat tahan terhadap kehausan. Beberapa diantaranya adalah baja
khrom nikel, baja khrom nikel molibden, baja krom, baja khrom
moliblen, dll.

Sekalipun demikian pemakaian baja paduan khusus tidak selalu


dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan beben berat.
Dalam hal demikian perlu dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang
diberi perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang
diperlukan.

18
Tabel 2.3 Baja paduan untuk poros

Sumber : Kiyokatsu Suga dan Sularso, 1997

Pada umumnya baja diklasifikasikan atas baja lunak, baja liat,


baja agak keras, dan baja keras. Diantaranya. Baja liat dan baja agak
keras banyak dipilih untuk poros. Kandungan karbonnya adalah seperti
yang terteta dalam tabel.

19
Baja lunak yang terdapat dipasaran umumnya agak kurang homogen
ditengah, sehingga tidak dapat dianjurkan untuk dipergunakan sebagai
poros penting. Baja agak keras pada umumnya berupa baja yang dikil
seperti telah disebutkan diatas. Baja macam ini
jika diberi perlakuan panas secara tepat dapat menjadi bahan poros
yang baik.

Tabel 2.5 Standar Baja


Golongan Kadar C (%)
Baja lunak -0,15
Baja liat 0,2 -0,3
Baja agak keras 0,3 – 0,5
Baja keras 0,5 -0,8
Baja sangat keras 0,8 -0,12
Sumber : Kiyokatsu Suga dan Sularso, 1997

Meskipun demikian, untuk perencanaan yang baik, tidak dapat


dianjurkan untuk memilih baja atas dasar klasifikasi yang terlalu umum
seperti diatas.

Sebaiknya pemilihan dilakukan atas dasar standar-standar yang


ada. Nama-nama dan lambang-lambang dari bahan-bahan menurut
standar beberapanegara serta persamaannya dengan JIS (standar
jepang).

20
Tabel 2.5 Standart baja

b. Rumus yang digunakan untuk poros

Tegangan Lentur :

𝑀. 𝑌
𝜎=
1

21
Dimana :
σ= Tegengan bengkok (N/mm2)
M = Monen Bengkok (Nmm)
Y = Jarak antara titik pusat penampang keserat terluar (mm)
I = Momen inersia luasan linier (mm4)

Tegangan puntir :

𝑇. 𝑟
𝜏=
𝐼𝑝

Dimana :
τ= Tegangan Puntir (N/mm2)
T = Momen Puntir atau Torsi (Nmm)
r = Jari-jari Poros (mm)
Ip = Momen Inersia Luasan Polair (mm4)

Tegangan Kombinasi :

16
𝜎𝑘 = ( 𝐾𝑚 . 𝑀 + √(𝐾𝑚 𝑀)2 + (𝐾𝑡 . 𝑇)2 )
𝜋𝑑 3

Dimana :
𝜎𝑘 = Tegangan Kombinasi (N/mm2)
Km = Faktor koreksi terhadap momen bengkok
Kt = Faktor koreksi terhadap momen puntir
M = Momen benkok maksimum (N)
d = Diameter (mm)

22
2.3.4 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang memumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara
halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem
akan menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan
dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada
gedung.
a.Klasifikasi Bantalan
1.Bantalan luncur
Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan
bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan
bantalan dengan perantaraannya lapisan pelumas
2.Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding
seperti bola (peluru), rol atau rol jarum, dan rol bulat.

Gambar 3.0 Bantalan (bearing)

23
Rumus-rumus yang digunakan bantalan :

𝑃 = 𝑋𝑉 𝐹𝑟 + 𝑌 𝐹𝑎

Keterangan :
P = Beban ekivalen
X = Faktor radial
V = Faktor putaran
= 1.0 untuk inner ring yang berputar
= 1.2 untuk outer rig yang berputar
Fr = Beban radial
Fa = Beban aksial
Y = Faktor aksial

Faktor kecepatan bantalan (𝐹𝑛 )

1
33,3 3
𝐹𝑛 = ( )
𝑛

n = kecepatan putaran

24
Setelah itu hitung faktor umur bantalan (Fh) :

𝑐
𝐹ℎ = 𝐹𝑛( )
𝑝

C = Beban nominal dinamis spesifik

Umur bantalan (Lh) adalah :

𝐿ℎ = 500(𝐹ℎ)3

25
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang metodoligi penelitian yang mana
merupakan gambaran mengenai langkah-langkah penelitian yang sistematik, sehingga
akan memudahkan dalam penelitian. Kerangka penelitian yang dikerjakan di dalamnya
melalui tahap-tahap yang sangat terkait antara tahap satu dan tahap lainya.
Penyajianurutan dalam melaksanakan penelitian dimulai dari awal yaitu mengangkat
permasalahan, analisa, sampai penarikan kesimpulan.

3.1 Tempat dan waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan didaerah Kabupaten Gresik yang tepatnya di Desa


Dahanrejo Kecamatan Kebomas, untuk waktu pengambilan data dimulai bulan oktober
2019 guna mendapatkan gambaran dan data yang akurat

26
3.2 Diagram air (flowchart)

`
MULAI

PENJELASAN ALAT &


STUDI LITERATURE PERHITUNGAN
BAHAN

DESAIN MESIN

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

SELESAI
3.3 Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan agar bias mendapatkan data-data yang akurat


misalkan dengan browsing di internet atau wawancara ,yang bertujuan untuk
mengetahui apa yang dibutuhkan dalam perencanaan atau apa saja yang diperlukan
dalam perancangan mesin pemipil jagung ini,agar proses ini dapat berjalan lancar dan
menghasilkan mesin yang baik dn berguna bagi masyarakat sekitar atau industri
pengolahan jagung

3.4 Bahan yang diperlukan

Melihat dari studi lapangan yang telah dilakukan, maka perancangan mesin
pemipil jagung ini dibuat dengan menggunakan bahan bahan yang sesuai yaitu:

a. Motor listrik AC
b. Bantalan (Bearing)
c. Sabuk (vanbelt)
d. Puli
e. Poros
f. Gigi dan sprocket
g. Kerangka mesin
h. Baut dan mur

28
3.5 Schedule penelitian proposal

2019 2020
NO KEGIATAN OKT NOV DES JAN
1 Pengajuan judul
2 Survey awal
3 Penyelesaian dan
bimbingan
proposal dari bab
I s/d bab III
4 Sidang proposal

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data penelitian tindakan ini meliputi mahasiswa dan dokumen hasil
pembelajaran, dan proses pembelajaran. Adapun teknik pengumpulan datanya
dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan
pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis
terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi dilakukan oleh
peneliti dengan cara pengamatan dan pencatatan mengenai
pelaksanaan penelitian.

29
b. Metode Wawancara
Wawancara dilakukan dengan mahasiswa yang melaksanakan
penelitian. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui respon orang banyak terhadap pelaksanaan
penelitian yang telah dilaksanakan.

c. Tes
Sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan praktek,
terlebih dahulu dilakukan pretest untuk mengetahui hasil
penelitian. Setelah dilakuakan tindakan kemudian dilakukan
posttestuntuk mengetahui hasil penelitian.

d. Dokumentasi
berupa foto-foto kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan di
lapangan, dari awal penelitian sampai akhir.

30
DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso & kigokatsu Suga. 1997. Dasar perencanaan dan pemilihan elemen
mesin. Jakarta : Pradnya Paramitha
2. Ir. Zainun Ahmad, M.se 1999. Elemen mesin I . Bandung : Refika aditama
3. Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan MahasiswaE-ISSN :
2655-9706Desember 2018 Vol 01 No 2,

Anda mungkin juga menyukai