Anda di halaman 1dari 17

HYBRID FINANCING AND WORKING

CAPITAL MANAGEMENT

Makalah

Diajukan untuk memenuhi tugas UTS


Mata Kuliah Manajemen Keuangan

Oleh :
Abdullah (NPM. 20090319018)
Dwita Kemala (NPM. 20090319020)
Dwinda Sandyarini Susanto (NPM. 20090319021)

Pembimbing :
Dr. Nurdin, SE., M.Si.
Rahmat Suyanto, Drs., MARS.

MAGISTER MANAJEMEN RUMAH SAKIT


PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 5

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 5

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6

1.3 Tujuan ................................................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 8

2.1 Hybrid Financing ...................................................................................................... 8

2.1.1 Saham Preferen .................................................................................................. 8

2.1.2 Waran ................................................................................................................. 9

2.1.3 Konvertibel....................................................................................................... 11

2.2 Working Capital Management ................................................................................ 11

2.2.1 Pengertian Manajemen Modal Kerja ............................................................... 11

2.2.2 Konsep Modal kerja ......................................................................................... 13

2.2.3 Analisis Sumber dan Penggunaan Dana .......................................................... 13

2.2.4 Sumber Modal Kerja ........................................................................................ 14

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja ............................................ 14

2.2.6 Arti Penting dan Tujuan Manajemen Modal Kerja……………………………………….14

2.2.7 Perputaran Modal Kerja ................................................................................... 15

2.2.8 Metode Menentukan Besarnya Modal Kerja .................................................. 15

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 17


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas UTS manajemen keuangan.

Makalah ini berisi materi mengenai “Hybrid Financing and Working Capital
Manajement”. Diharapkan makalah ini dapat menjadi salah satu sumber ilmu
pengetahuan bagi para pembacanya.

Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca agar
makalah ini bisa lebih baik lagi.

Bandung, November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kinerja perekonomian Indonesia selama ini menunjukkan pertumbuhan
yang baik. Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya perekononian di berbagai
aspek bidang kehidupan. Perkembangan perekonomian Indonesia yang baik ini
menunjukan hal yang sangat positif, dengan berkembangnya sitem perekononian
di Indonesia secara tidak langsung berpengaruh juga terhadap kegiatan investasi
di pasar modal Indonesia.
Pasar modal adalah pasar hutang jangka panjang dan saham perseroan.
Bursa efek, yang menangani saham berbagai perusahaan besar, adalah contoh
utama pasar modal Seperti yang peneliti telah ungkapkan sebelumnya bahwa
pasar modal memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara karena pasar
modal memiliki dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha
atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat
pemodal atau investor. Di mana dana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan
perusahaan, contohnya untuk pengembangan usaha, penambahan modal kerja, dan
sebagainya. Kedua, pasar modal dapat digunakan oleh masyarakat sebagai sarana
berinvestasi baik dalam berbagai bentuk salah satunya dalam bentuk saham
(Husnan, 1996 : 3). Saham merupakan satuan nilai atau pembukuan dalam
berbagai instrument financial yang mengacu pada bagian kepemilikan perusahaan.
Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang
menerbitkan kertas tersebut. Selain saham biasa, ada pula saham preferen, yaitu
gabungan (hybrid) antara obligasi dan saham biasa, artinya di samping memiliki
karakteristik seperti obligasi, juga memiliki karakteristik saham biasa.
Manajemen modal kerja yang efektif sangat penting untuk pertumbuhan
kelangsungan perusahaan dalam jangka pajang. Apabila perusahaan kekurangan
modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka
besar kemungkinannya akan kehilanagn pendapatan dan keuntungan. Begitu juga,
jika perusahaan tidak memiliki modal kerja yang cukup, tidak dapat membayar
kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya maka akan menghadapi masalah
likuiditas.
Untuk menghadapi masalah tersebut, maka perusahaan harus memiliki
persediaan modal kerja yang optimum dalam artian tidak berlebihan dan memiliki
persediaan modal kerja yang optimum dalam artian tidak berlebihan dan tidak
kekurangan dengan tujuan agar perusahaan dapat beroperasi secara ekonomis.

Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan


barang dan jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan
efisien. Setiap perusahaan yang menjalankan usaha selalu membutuhkan modal
kerja. Modal kerja itu antara lain digunakan untuk pembelian bahan baku, aktiva
tetap, pembayaran gaji karyawan dan pembayaran biaya-biaya lainnya.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting
untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila
perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan
tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak
memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka
pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu hybrid financing?
2. Teori-teori apa saja teori yang mendukung hybrid financing?
3. Apa itu capital management?
4. Apa saja teori pendukung capital management?

5. Apakah yang dimaksud dengan manajemen modal kerja ?


6. Bagaimana konsep dari modal kerja ?
7. Apa saja sumber dana dan sumber modal kerja ?
8. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja ?
9. Bagaimana perputaran modal kerja dan metode menentukan
besarnya modal kerja?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari hybrid financing
2. Mengetahui teori – teori yang mempengaruhi hybrid financing
3. Mengetahui pengertian dari capital management
4. Mengetahui teori – teori yang mempengaruhi capital management
5. Mengetahui teori manajemen modal kerja
6. Untuk mengetahui perputaran modal kerja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hybrid Financing


Hybrid financing merupakan suatu sumber pembiayaan atau modal yang
digunakan lebih dari satu sumber. Adapun salah satu instrumen keuangan yang
saat ini banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan investasi
adalah hybrid financial instrument.

2.1.1 Saham Preferen


Saham preferen adalah bentuk campuran dari pendanaan, yang
menggabungkan fitur utang dan saham biasa. Dalam sudut pandang keuangan
saham preferen berada di antara utang dan ekuitas biasa. Saham preferen
mengenakan beban tetap dan akibatnya meningkatkan leverage keuangan
perusahaan. Artinya ia memiliki sebagian karakteristik hutang dan juga modal
sendiri.
A. Karakterisitk Saham Preferen:
1. Memiliki nilai nominal
2. Deviden besarnya tetap, merupakan persentase dari nilai nominal.
3. Deviden bersifat kumulatif, artinya bila tidak terbayar akan diperhitungkan
pada tahun berikutnya.
4. Tidak memiliki hak voting.
5. Tidak memiliki waktu jatuh tempo.
B. Fitur Deviden Kumulatif
Hampir seluruh saham preferen memiliki fitur dividen kumulatif (cumulative
dividend feature), yang akan mengakumulasikan dividen yang belum dibayar
untuk satu tahun tertentu ke tahun berikutnya. Sebelum perusahaan melakukan
pembayaran deviden saham biasa, perusahaan harus membayarkan tunggakan
dividen yang dimilikinya atas saham preferen.
Meskipun terjadi penunggakan pembayaran deviden saham preferen, tidak
terdapat jaminan bahwa deviden tersebut akan dibayarkan. Jika perusahaan tidak
bermaksud untuk membayar deviden saham biasa maka tidak perlu menyelesaikan
pembayaran tungggakan (arrearage) atas saham preferen. Dividen saham preferen
biasanya diabaikan apabila laba perusahaan berkurang, tetapi perusahaan tidak
harus membayar dividen meskipun labanya telah pulih.

C. Fitur Partisipasi
Fitur partisipasi (participating feature) memperbolehkan pemegang saham
preferen untuk ikut berpartisipasi dalam pembagian laba residual perusahaan
sesuai dengan rumus tertentu yang telah ditetapkan.

D. Hak Suara (Situasi Khusus)


Karena pemegang saham preferen memiliki prioritas di atas pemegang
saham biasa terhadap aktiva dan laba, maka pemegang saham preferen biasanya
tidak diberikan hak suara dalam manajemen kecuali perusahaan tidak dapat
membayar deviden saham preferen selama periode tertentu.

E. Adjustable Rate Preferred Stock (ARPS)


Saran pembiayaan baru ini adalah saham preferen berbunga mengambang
(adjustable rate preferred stock). Saham ini merupakan sekuritas yang dividennya
dikaitkan dengan tingkat bunga dari sekuritas pemerintah.

F. Market Auction Preferred Stock


Pada tahun 1984, saham preferen tingkat lelang (market auction preferred
stock) muncul. Pada dasarnya Saham ini merupakan sekuritas dengan masa tujuh
minggu, memiliki resiko rendah, hampir tidak kena pajak yang dapat dijual
diantara tanggal-tanggal lelang mendekati nilai parinya.

2.1.2 Waran
Waran (warrant) adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sejumlah tertentu
saham perusahaan pada harga dan selama jangka waktu tertentu.
A. Tujuan Menerbitkan Waran
1. Sebagai “pemanis”
Waran terkait dengan penawaran hutang memberikan ciri dimana
investor dapat ikut serta dalam capital gains sementara perusahaan
menahan hutang.
2. Tambahan cashflow
Apabila waran ditambahkan untuk mempermanis tawarab hutang,
perusahaan akan menerima cash inflow ketika dan apabila waran
dilakukan.
B. Karakteristik Waran
1. Exercise Price (X)
Exercise price adalah harga yang tertera pada waran. Pemegang waran
dapat membeli sejumlah lembar saham pada harga ini.
2. Expiration Date
Meskipun ada beberapa waran yang tidak memiliki batas usia, pada
umumnya waran mempunyai tanggal jatuh tempo.
3. Detachability
Waran biasanya dijual bersama obligasi atau sekuritas lainnya (attached),
namun bisa juga dijual secara terpisah dari sekuritas tersebut.
4. Exercise Ratio
Exercise ratio menyatakan jumlah saham yang dapat dibeli pada exercise
price untuk satu lembar waran.
C. Penilaian waran
Nilai teoritis dari waran dapat dihtung melalui:
Max [ ( N ) ( Ps) — E, 0 ]

di mana N adalah jumlah lembar saham yang dapat dibeli dengan satu waran,
P, adalah harga pasar satu lembar saham, E adalah harga eksekusi yang dikaitkan
dengan pembelian N saham, dan max berarti nilai maksimum antara (N) (Ps) – E,
mana yang lebih besar. Nilai teoritis dari sebuah waran adalah tingkat terendah di
mana waran biasanya akan dijual. Jika, karena alas an tertentu, harga pasar waran
menjadi lebih rendah daripada nilai teoritisnya, para pelaku arbitrase akan
meniadakan perbedaan tersebut dengan membeli waran, mengeksekusinya dan
menjual saham tersebut.
2.1.3 Konvertibel
Sekuritas konvertibel adalah obligasi atau saham preferen yang dapat diubah
sesuai pilihan pemiliknya menjadi saham biasa perusahan yang sama. Sekuritas
yang dapat dikonversi memberi investor imbal hasil tetap dari obligasi atau
deviden tertentu dari saham preferen.

A. Harga Konversi atau Rasio Konversi


Rasio pertukaran antara sekuritas konvertibel dengan saham biasa dapat
dinyatakan dalam harga konversi atau rasio konversi. Harga konversi sekuritas
konvertibel dapat mengalami peningkatan dalam kurun waktu tertentu.

B. Nilai Konversi dan Premi Konversi


Nilai konversi dari sekuritas yang dapat dikonversi adalah resiko konversi
sekuritas dikalikan dengan harga pasar per lembar saham biasa.

Nilai konversi = rasio konversi umum x nilai pasar dari saham umum

Pada saat diterbitkan, sekuritas konvertibel diberi harga lebih tinggi daripada
nilai konversi. Selisihnya disebut premi atas nilai konversi.

C. Penilaian Obligasi Konversi


Obligasi konversi bisa disamakan dengan obligasi biasa ditambah dengan call
option (hak untuk membeli saham pada harga tertentu).

2.2 Working Capital Management

2.2.1 Pengertian Manajemen Modal Kerja


Menurut John D. Martin (1998), secara umum modal kerja diartikan
sebagai investasi perusahaan di dalam aktiva lancar, yaitu harta perusahaan yang
diharapkan dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu kurang dari satu
tahun atau satu periode akuntansi. Dalam pengertian ini manajemen modal kerja
meliputi investasi dalam bentuk kas, surat berharga, piutang dan persediaan,
konsep ini dikenal sebagai modal kerja kotor (gross working capital).
Pengertian yang sering digunakan adalah modal kerja tidak hanya
meliputi aktiva lancar, tapi modal kerja adalah selisih antara investasi di dalam
aktiva lancar dengan hutang lancar yang dimiliki, yaitu yang benar-benar
digunakan sebagai modal kerja perusahaan dikenal dengan konsep modal kerja
bersih (net working capital). Menurut Basu Swastha (1997), modal kerja bruto
ditujukan sebagai jumlah dari seluruh aktiva lancar. Modal kerja netto (modal
kerja) ditunjukan sebagai selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dalam
pembahasan ini lebih ditekankan pada penggunaan konsep modal kerja bersih.
Dengan menggunakan konsep tersebut maka manajemen modal kerja mencakup
manajemen terhadap investasi perusahaan dalam aktiva lancar dan sumber
pembiayaannya dari hutang lancar. Jadi manajemen modal kerja berhubungan
dengan keputusan untuk melakukan investasi pada aktiva lancar dengan sumber
pembelanjaan dari hutang lancar, terutama menyangkut permasalahan
memanfaatkan keduanya serta komposisi antara aktiva lancar dan hutang lancar
yang optimal, sehingga dapat memperkecil resiko perusahaan. Kajian ini penting
karena modal kerja akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan,
sehingga pada akhirnya, akan membawa pengaruh pada tingkat keuntungan dan
resiko perusahaan.

Gambar 1 : Aliran modal kerja perusahaan


2.2.2 Konsep Modal kerja
Ada 3 konsep modal kerja (Martono) antara lain :
1. Konsep Kuantitatif , adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yang disebut
juga modal kerja bruto (Gross Working Capital) meliputi : kas, surat-surat
berharga (sekuritas), piutang.
2. Konsep Kualitatif , dihubungkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang
yang segera harus dilunasi.
3. Konsep Fungsional, mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk
memperoleh pendapatan (Income) baik current income maupun future income

Jenis modal kerja, menurut Riyanto ada 2 jenis :


1. Modal kerja permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang
tetap harus ada dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha, yang
dikelompokan atas 2 yaitu:
a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital), yaitu modal kerja
minimum yang harus ada untuk menjamin kontinuitas kegiatan usaha
b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital), yaitu modal kerja yang
dibutuhkan untuk melakukan luas produksi yang normal.
2. Modal kerja variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan. Modal kerja
variabel dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu :
a. Modal kerja musiman (Seasonal Working Capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi musim
b. Modal kerja siklis (Cyclical Working Capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena fluktuasi konjungtur
c. Modal kerja darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak
diketahui sebelumnnya.
2.2.3 Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Sumber dana berasal dari :
1. Penurunan bersih aktiva , kecuali aktiva tetap dan kas.
2. Penurunan bruto aktiva tetap.
3. Kenaikan bersih kewajiban dan hutang
4. Penambahan modal sendiri
5. Dana yang diperoleh dari operasi

Sedangkan penggunaan dana berasal dari :


1. Kenaikan bersih aktiva, kecuali aktiva tetap dan kas
2. Penambahan bruto aktiva tetap
3. Penurunan kewajiban dan hutang
4. Pengurangan modal sendiri
5. Pembayaran dividen

2.2.4 Sumber Modal Kerja


Modal Kerja perusahaan pada dasarnya terbagi dua yakni :
1. Bagian yang tetap / Permanen : Jumlah minimal yang harus tersedia untuk
aktifitas usaha dengan lancar tanpa kesulitan keuangan.
2. Modal kerja variable : jumlah tergantung musim / kebutuhan diluar kebiasaan.
2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja
antara lain tergantung dari:
a. Jenis perusahaan dalam praktiknya meliputi perusahaan yang bergerak
dibidang jasa dan non jasa (industry). Kebutuhan dalam perusahaan industry
lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa.
b. Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dengan cara mencicil juga
sangat mempengaruhi modal kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah melalui penjualan secara
kredit. Penjulan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada
konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur.
c. Waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu
barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang,
maka akan makin besar modal kerja yang dibutuhkan, begitu pula sebaliknya.
d. Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting
bagi perusahaaan. Makin kecil atau rendah tingkat perputara, maka kebutuhan
modal kerja makin tinggi, begitu pula sebaliknya.
2.2.8 Perputaran Modal Kerja
Salah satu alat ukur untuk menentukan keberhasilan dan keefektifan
manajemen modal kerja adalah diukur dari perputaran modal kerjanya atau
working capital turnover-nya. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar
selama suatu periode atau dalam beberapa periode. Untuk mengukur
perputaran modal kerja adalah dengan cara membandingakan antara penjualan
dengan modal kerja. Pengukuran ini sebaiknya dengan menggunakan dua
periode atau lebih sebagai pembanding, sehingga memudahkan kita untuk
menilainya.

Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai
berikut:

Penjualan Bersih

Perputaran modal kerja =

Modal Kerja

2.2.9 Metode Menentukan Besarnya Modal Kerja


Ada dua metode untuk menghitung besarnya modal kerja:

1. Metode saldo rata-rata


penjualan bersih

besarnya modal kerja =

Perputaran modal kerja


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hybrid financing merupakan suatu sumber pembiayaan atau modal yang
digunakan lebih dari satu sumber. Adapun salah satu instrumen keuangan yang
saat ini banyak digunakan oleh perusahaan dalam melakukan investasi
adalah hybrid financial instrument.
Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi
perusahaan dalam aset jangka pendek. Artinya bagaimana mengelola investasi
dalam aktiva lancar perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian
besar jumlah asset perusahaan. Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu
jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam di
dalam perusahaan. Konsep modal kerja ada tiga yakni konsep kuantitatif,
kualitatif dan fungsional
Sumber dana berasal dari penurunan bersih aktiva , kecuali aktiva tetap
dan kas, penurunan bruto aktiva tetap, kenaikan bersih kewajiban dan hutang,
penambahan modal sendiri dan dana yang diperoleh dari operasi. Sumber
modal kerja berasal dari bagian yang tetap / permanen dan modal kerja
variable. Faktor-faktor yang mempengaruhi modal kerja yakni jenis
perusahaan, syarat kredit, waktu produksi dan pengaruh tingkat perputaran.
Untuk mengukur perputaran modal kerja adalah dengan cara
membandingakan antara penjualan dengan modal kerja. Dua metode yakni
metode saldo rata-rata dan metode unsur biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Agus Sartono. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPEF- Yogyakarta
Alfian Lisdias Ismanto, 2013. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas.
Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, Jakarta,
RINEKA CIPTA, 1995, hlm., 90
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan, Cetakan pertama.
Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia.
Atmaja, Lukas Setia. 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan, Yogyakarta :
Andi Offset.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.
Yogyakarta:BPFE.
Brigham, E. F. andw M. C. Ehrhardt. 2005. Financial Management: Theory and
Practice, 11th Edition, Thomson South-Western.
Howorth, C. & Westhead, P. (2003). The Focus of Working Capital
Management in UK Small Firms. “Management Accounting Research,”
14 (2): 94-111.
Martin, John D., et al. 1998. Basic Financial Management, 5th Edition, Prentice -
Hall, Inc..
Martono dan Agus Harjito. 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta :
EKONISIA.
Van Horne, James C. and John M. Wachowicz Jr. 2001. Fundamentals of
Financial Management, 13th Edition, Prentice Education Limited.

Anda mungkin juga menyukai