Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN

“Observasi dan Kunjungan Terhadap Yayasan Mekar Arum


Sekolah Luar Biasa (SLB) serta Panti Asuhan

Diajukan untuk memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester


Mata Kuliah Hukum Perlindungan Anak
Dosen Pengampu: Dr. Wardah Nuroniyah, M.S.I

Di susun oleh:
Udin Samsudin : 1708201065

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLA (HKI)


FAKULTAS SYARI’AH & EKONOMI ISLAM (FSEI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN 2019
Laporan Observasi dan Kunjungan Terhadap Yayasan Mekar Arum Sekolah Luar Biasa
(SLB) Serta Panti Asuhan.

Pelaksanaan Kegiatan

Tempat dan Waktu Kunjungan

Kegiatan kunjungan ini dilaksanakan di Yayasan Mekar Arum SLB dan Panti Sosia Asuhan, pada
hari Senin 16 Desember 2019 yang berlangsung dari pukul 09.30-12.00 WIB.

Laporan Hasil Observasi dan kunjungan

Dalam kegiatan observasi ini saya akan menyampaikan hasil berupa narasi dari penjelasan yang
disampaikan ketua yayasan dan kepala sekolah kala itu dan tanya jawab antar mahasiswa dan
pihak yayasa.

Yayasan mekar arum adalah salah satu yayasan disabilitas di cirebon yang letaknya berada di
perumnas jarjamukti. Yayasan mekar arum membawahi dua cabang. Yang pertama SLB Mekar
Arum dan yang kedua LKS Mekar arum.

Yayasan mekar arum pertama di dirikan pada tahun 2002 namu pada saat itu baru ada SLB nya
saja. Selain itu pada saat itu juga untuk bangunan masih mengontrak atau dalam kata lain belum
mempunyai bangunan sendiri.

Yayasan ini berdiri atas dasar peduli terhadap masyarakat. Karena dahulu di daerah harjamukti
ini hanya ada sedikit SLB itupun jauh.

Adapun tujuannya ialah karena banyaknya anak yang ingin tinggal di kelas karena jika pulang
mereka tidak mau. Tidak semua anak di terima di yayasan ini. Yayasan ini hanya mengajarkan
anak yang tuna rungu dan tuna grahita. Dan tidak semua usia anak di terima di tempat ini, bayi
misalnya. Di yayasan ini hanya menerima anak ketika ia sudah aga sedikit mandiri. Maksudnya
ialah anak yang di atas balita. Balita tidak di terima di tempat ini.

Pada tahun 2006 yayasan ini alhamdulillah sudah memiliki gedung tersendiri. Awalnya jumlah
anak di tempat ini sebanyak 7 orang yang mana dahulu pengurusnya ialah bapak apud dan ibu
rokhmah. Dan mereka standbay di tempat hingga pukul 5 sore. Karena adanya keinginan anak-
anak untung tetap tinggal dan enggan pulang kerumah dengan beberapa alasa. Akhirnya para
pengurus disini membuat LSM.

Sampai saat kini jumlah anak di yayasan ini sebanyak 69 anak di SLB dan 30 anak yang tinggal
di LKS. Tidak semua yang tinggal di LKS ini anak yatim maupun yatim piatu namun ada juga
beberapa anak yang masih orang sini namun ingin tinggal disini.Sampai saat ini yayasan ini telah
meluluskan beberapa anak dan kini sudah ada yang bekerja bahkan berumah tangga.
Untuk kegiatan di tempat ini yaitu untuk pagi mereka bersekolah untuk siang ada yang bermain
juga belajar dan di malam hari untuk ngaji. Untuk kegiatan mingguan dari kalangan mahasiswa
suka ada yang mengajak mereka bermain dan fantasi keluar. Dan adapun untuk kegiatan
bulanannya rutin di laksanakan dari pihak yayasan untuk mengajak anak-anak pergi bermain dan
belajar diluar.

Untuk dana sendiri, Dahulunya pihak yayasan hanya mengandalkan dari beberapa donasi dari
beberapa sonatur dan sering berkurangnya donatur yayasan ini akhirnya mendaftarkan anak-anak
ini untuk menerima dana Aspirasi Penyandang Disabilitas (ASDP). Seluruh anak di tempat ini di
daftarkan semua, yakni sebanyak 69 anak. Namun seiring berjalannya waktu semakin turun jadi
sampai saat ini tinggal 21 anak yang mendapatkan bantuan itu. Pernah waktu itu karena
kekurangan uang uang yang harusnya di belikan buku mereka pakai untuk membeli lauk dan
mereka mencari donatur buku untuk menggantinya. Karena minimnya dana. Pengurus tak habis
pikir untuk pengelolaan dana. Jadi untuk bantuan uang yg di berikan ke SLB untuk di belikan
buku. Pihak yayasan mencari donatur yang ingin memberikan buku sehingga uang yang
harusnya di belikan buku bisa di pakai untuk beli sayur untuk makan. Karena untuk nasi/beras
alhamdulillah disini ada hanya saja untuk lauknya tidak ada.

Di SLB ini telah melaksanakan 2 akreditasi untuk akreditasi yang pertama mendapatkan nilai C
dan untuk akreditasi yang kedua mendapatkan nilai B. Untuk LKSnya baru tahun ini
melaksanakan akreditasi namun belum keluar hasilnya.

Di SLB ini ada beberapa tingkatan sekolah yang pertama SD, kedua SMP dan yang ke empat
SMA. Meski dahulunya ada juga TK namun karena kurangnya guru di tempat ini maka TK di
hilangkan. Untuk jenjang masuk sekolahnya pun sama saja tidak berbeda dengan sekolah pada
umumnya. Untuk batas usia masuk SD ya pada usia umumnya yaitu 7 tahun dan untuk masuk
SMP ya sama halnya dengan seklolah umum yakni adanya bukti kelulusan SD dan untuk SMA
pun sama halnya.

Untuk pelajaran di SLB pun sama seperti halnya sekolah umum namun di SLB ini ada mata
pelajaran khusus namun ada tambahan mata pelajaran khusus. Untuk tuna grahita ada pelajaran
bina diri dan untuk yang tunarungu ada pelajaran Bunyi Persepsi Komunikasi dan irama. Di
tempat ini pun sama ada ujiannya dan ada Ijazahnya. Namun untuk kurikulumnya sedikit di
rendahkan daripada sekolah umum. Karena anak SLB ini anak luar bias jadi "kurikulum yang
mengikuti mahasiswa bukan mahasiswa yang mengikuti kurikulum".

Dalam mengajarkan anak di yayasan ini sangatlah susah namun para pengurus dan guru disini
tak pernah yang namanya mengeluh, dengan bermodalkan kesabaran para guru disini pasti yakin
bahwa mereka semua akan sukses. Karena berbeda dengan anak lain anak SLB mempunyai
perawasan khusus sebagaimana dalam UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Pasal
7 di jelaskan "Anak cacat berhak memperoleh pelayanan khusus untuk mencapai tingkat
pertumbuhan dan perkembangan sejauh batas kemampuan dan kesanggupan anak yang
bersangkutan."

Swbelum mengakhiri perkataannya kepala sekolah SLB Mekar Arum menyampaikan bahwa
anak keterbatasan atau disabilitas juga memiliki hak pendidikan dan pengembangan karir seperti
anak yang normal pada umumnya. Maka dari itu anak disabilitas memiliki hak yang sama seperti
anak lainnya, sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak
Asasi Manusia Pasal 54 "Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh
perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara, untuk menjamin
kehidupannya sesuai dengan martabat kemanusiaan, meningkatkan rasa percaya diri, dan
kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara."

Adapun bukti dokumentasinya ialah


sebagai
berikut:

Anda mungkin juga menyukai