Anda di halaman 1dari 15

UJI T SAMPEL BERPASANGAN (DEPENDENT)

1. Paired sample t test atau biasa disebut uji beda dua sampel berpasangan. Uji ini digunakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang
berpasangan (berhubungan). Maksudnya disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami
dua perlakuan yang berbeda.
2. Syarat penggunaan Uji T Sampel Berpasangan
a. Data yang digunakan berskala interval atau rasio.
b. Data menyebar/berdistribusi normal.
c. Datanya homogen.
3. Dasar pengambilan keputusan uji t berdasarkan perbandingan t hitung dengan t tabel:
a. Jika Statistik Hitung (angka t output) > Statistik Tabel (tabel t)  maka Ho ditolak.
b. Jika Statistik Hitung (angka t output) < Statistik Tabel (tabel t)  maka Ho
diterima.
4. Langkah-langkah pengujian sample dengan uji t dengan cara manual
a. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
b. Membuat hipotesis dalam bentuk model statistik
c. Menentukan taraf signifikansi (alpha)
d. Menentukan kaidah pengujian
e. Menentukan t hitung dan t table
f. Membandingkan t tabel dan t hitung
g. Mengambil keputusan berdasarkan pengujian

5. Adapun rumus t hitung paired sample t test yaitu :


μ1 − μ2
𝑡=
2
√𝑆𝐷
𝑛
2
(∑ 𝐷)
𝑆𝐷2 = [∑ 𝐷2 − ( )] /[𝑛 − 1]
𝑛

Keterangan:
t = Nilai t hitung
μ1 = rata-rata pengukuran 1
μ2 = rata-rata pengukuran 2
𝑆𝐷2 = Standar deviasi
n = Jumlah sampel

Penyelesaian Suatu Kasus yang Menggunakan Paired-Sample t-test


(Uji t Sampel Berpasangan)
a. Kasus: Sebuah penelitian eksperimental dilakukan di SMA Negeri 2 Pontianak.
Penelitian ini terkait dengan pengujian efektifitas dan keunggulan penggunaan metode
belajar CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending) terhadap hasil belajar siswa
kelas XI di SMA Negeri 2 Pontianak pada materi trigonometri. Peneliti melakukan dua
kali tes yaitu sebelum dan sesudah perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan
hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Mengingat materi trigonometri
telah disampaikan pada kelas XI dengan metode ceramah yang diterapkan guru. Maka
dari itu, peneliti melakukan penelitian pada kelas XI untuk mengetahui efektifitas dan
keunggulan penerapan metode CORE pada materi yang sama diajarkan oleh guru dengan
metode ceramah. Pre test dilakukan sebelum diterapkannya metode CORE pada materi
tersebut. Kemudian peneliti melaksanakan pembelajaran dengan metode CORE pada
materi yang sama didapatkan oleh siswa kelas XI tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan
pelaksanaan post-test. Sehingga diperolehlah dua hasil belajar siswa yakni hasil pre test
dan post test. Peneliti menyajikan data hasil belajar 30 siswa yang berasal dari kelas XI A
SMA Negeri 2 Pontianak sebagai berikut :
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Kode Kode
Perlakuan Perlakuan Perlakuan Perlakuan
Siswa Siswa Tabel
(Pre test) (Post test) (Pre test) (Post test)
Hasil
1 80 83 16 81 84

2 72 76 17 89 91

3 81 87 18 71 82

4 77 88 19 77 86

5 73 78 20 75 79

6 79 81 21 82 87

7 84 83 22 74 84

8 79 76 23 78 80

9 83 88 24 76 95

10 60 70 25 90 82

11 75 87 26 83 82

12 78 77 27 90 87

13 65 83 28 77 86

14 80 74 29 60 79

15 74 85 30 79 81

Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Perlakuan


b. Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh penerapan metode CORE terhadap hasil belajar siswa pada materi
trigonometri di kelas XI A SMA Negeri 2 Pontianak?
Penyelesaian:
a) Data yang disajikan di asumsikan datanya homogen dan berdistribusi normal.
b) Hipotesis dalam uraian kalimat
H0 :Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa kelas XI A yang diajarkan dengan
metode ceramah maupun siswa kelas XI A yang diajarkan dengan metode
CORE pada materi trigonometri.
Ha : Ada perbedaan hasil belajar siswa kelas XI A yang diajarkan dengan metode
ceramah maupun siswa kelas XI A yang diajarkan dengan metode CORE pada
materi trigonometri.
c) Hipotesis dalam model statistik

Ho : μ1 = μ2

Ha : μ1 ≠ μ2

d) Kriteria Pengambilan Kesimpulan


Terima H0, jika thit| < t table, sebaliknya
Tolak H0, jika thit| > t table
e) Data analisis dari tabel di atas adalah sebagai berikut
Tabel 2. Tabel analisis data
Sebelum Sesudah
Kode
Perlakuan (Pre Perlakuan (Post Perbedaan
Siswa
test) test)

N y1 y2 D D2

1 80 83 3 9

2 72 76 4 16

3 81 87 6 36

4 77 88 11 121
5 73 78 5 25

6 79 81 2 4

7 84 83 -1 1

8 79 76 -3 9

9 83 88 5 25

10 60 70 10 100

11 75 87 12 144

12 78 77 -1 1

13 65 83 18 324

14 80 74 -6 36

15 74 85 11 121

16 81 84 3 9

17 89 91 2 4

18 71 82 11 121

19 77 86 9 81

20 75 79 4 16

21 82 87 5 25

22 74 84 10 100

23 78 80 2 4

24 76 95 19 361
25 90 82 -8 64

26 83 82 -1 1

27 90 87 -3 9

28 77 86 9 81

29 60 79 19 361

30 79 81 2 4

Jumlah 2322 2481 159 2213

𝑌̅ 77,4 82,7

Selanjutnya hitung varians dan simpangan bakunya, diperoleh :


2
(∑ 𝐷)
𝑆𝐷2 = [∑ 𝐷2 − ( )] /[𝑛 − 1]
𝑛

(159)2
[2213 − ( 30 )] 2213 − 842,7
= = = 47,25
[30 − 1] 29

𝑆𝐷2 47,25
𝑆=√ =√ = √1,575 = 1,255
𝑛 30

(𝑌̅1 − 𝑌̅2 ) (77,4 − 82,7) 5,3


𝑡ℎ𝑖𝑡 = = =− = −4,223064038
𝑆 1,255 1,255

Setelah itu, kita lihat nilai t table, sebagai nilai pembanding. Cara melihatnya adalah
sebagai berikut. Pertama kita lihat kolom α = 0.025 pada Tabel 3. Nilai α ini berasal dari α
= 0.05 dibagi 2, karena hipotesis Ha kita adalah hipotesis 2 arah (lihat hipotesis).
Kemudian, kita lihat baris ke 29. Nilai 29 ini adalah nilai df, yaitu n-1. Nilai n adalah
jumlah siswa, yaitu 30 orang. Akhirnya, kita peroleh nilai t table = 2,045.

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡𝛼⁄2(𝑑𝑓) = 𝑡0.05⁄2 (𝑛−1) = 𝑡0.025(30−1) = 𝑡0.025(29) = 2.045


f) Kesimpulan

Karena nilai |thit|= 4,223 (tanda minus diabaikan) dan nilai t table= 2,045, yang berarti thit|
>t table maka kita tolak H0, alias kita terima Ha. Dengan demikian, μ1 ≠ μ2 yaitu hasil
belajar matematika siswa sebelum perlakuan (ditunjukkan dengan hasil pre test ) tidak
sama dengan hasil belajar matematika siswa setelah perlakuan (ditunjukkan dengan hasil
post test ). Lebih lanjut, kita lihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar matematika siswa
setelah perlakuan (ditunjukkan dengan hasil post test ) lebih tinggi daripada nilai hasil
belajar matematika siswa sebelum perlakuan (ditunjukkan dengan hasil pre test ). Dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan metode CORE terhadap hasil belajar
matematika siswa di kelas XI A.

Uji t test dengan Microsoft Excel

Langkah-Langkah:
 Buka Ms. Excel
 Masukkan (input) data
 Setelah data ter-input semua, klik Data, lalu klik pada Data Analysis.
 Setelah muncul Analysis Tools pada Data Analysis, selanjutnya pilih t-Test: Paired Two
Sample for Means, lalu klik OK

 Setelah Klik OK maka akan muncul menu seperti berikut:


 Isi Variabel 1 Range dengan data dari Nilai Pre-Test (dengan cara Klik pada Variabel 1
Range lalu Block dari B2-B31) dan Variabel 2 Range dengan data Nilai Post-Test (dengan
cara Klik pada Variabel 2 Range lalu Block dari C2-C31).

 Klik Labels, Isi Alpha dengan 0.05, Klik Output Range lalu klik pada Tanda Panah Hitam,
Pilih Sembarang Cell, Klik OK.
 Akan muncul hasil seperti berikut:

 Kriteria pengujian H0 :
Terima H0, jika thit| < t table, sebaliknya
Tolak H0, alias terima Ha, jika thit| > t table

Dari perhitungan pada Ms. Excel diperoleh nilai thit| > t table, maka kita tolak H0, alias kita
terima Ha. Dengan demikian, μ1 ≠ μ2 yaitu hasil belajar matematika siswa sebelum
perlakuan (ditunjukkan dengan hasil pre test ) tidak sama dengan hasil belajar matematika
siswa setelah perlakuan (ditunjukkan dengan hasil post test ). Lebih lanjut, kita lihat
bahwa rata-rata nilai hasil belajar matematika siswa setelah perlakuan (ditunjukkan
dengan hasil post test ) lebih tinggi daripada nilai hasil belajar matematika siswa sebelum
perlakuan (ditunjukkan dengan hasil pre test ). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penggunaan metode CORE terhadap hasil belajar matematika siswa di kelas XI A.
Uji t Sampel Berpasangan Dengan SPPS

Untuk contoh kasusnya sama dengan kasus uji t dengan Ms. Excel

Langkah-langkah:
 Pastikan datanya homogen dan sudah berdistribusi normal
 Klik variable view dan input data seperti gambar dibawah ini

 Klik data view kemudian input data, kemudian mulai analisis dengan klik Analyze -
Compare Means - Paired Sample T-Test
 Kemudian akan muncul gambar seperti dibawah ini, pindahkan “pre test” pada kolom
variable 1 dan “post test” pada kolom variable 2. Kemudian klik ok.
 Kemudian akan muncul output seperti gambar dibawah ini. Perhatikan tabel paired
samples t test, nilai t hitung yang didapatkan adalah -4,223. Sedangkan nilai t tabel adalah
2,045. Karena nilai mutlak t hitung>t tabel maka disimpulkan Ho ditolak.
TUGAS INDIVIDU

Uji t Sampel Berpasangan

“Dibuat untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Analisis Data Statistik”

Dosen Pengampu :

Drs. Ade Mirza, M.Pd

Disusun Oleh :
Nama : M. HIDAYATUL RIDHO
NIM :F1041161029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK

2019

Anda mungkin juga menyukai