Penanda tumor adalah zat yang dihasilkan oleh sel kanker atau sel-sel tubuh lainnya
dalam merespon adanya kanker atau kondisi tertentu (bukan kanker), yang ditemukan di atas
jumlah normal di dalam darah, urin, atau cairan tubuh lainnya bila terdapat kanker tertentu di
dalam tubuh. Penanda Tumor digunakan untuk membantu mendeteksi, mendiagnosa (DD/,
staging, perkiraan volume), dan mengelola kanker (terapi, prognosis, evaluasi-monitoring
deteksi). Meskipun tingkat yang lebih tinggi dari penanda tumor dapat menunjukkan adanya
kanker, ini saja tidak cukup untuk mendiagnosa kanker. Oleh karena itu, pengukuran penanda
tumor biasanya dikombinasikan dengan tes lain, seperti biopsi, untuk mendiagnosa kanker.
Kadar penanda tumor dapat diukur sebelum pengobatan untuk membantu merencanakan
terapi yang tepat. Kadar penanda tumor dapat mencerminkan tahapan penyakit dan / atau
prognosis pasien.
1. Hormon
2. Enzim
6. Antigen onkofetal
(CEA, AFP)
7. Reseptor
8. Perubahan genetik
- Total rentang PSA: 0-4 ng / mL = Risiko rendah PCA (Prostate cancer antigen) (22%
positif), 4-10 ng / mL = zona abu-abu diagnostik (PCA & BPH) , 10 ng / mL = 40-50%
dengan PCA.
Thyroglobulin
- Glikoprotein yang dihasilkan oleh folikuler tyroid
- Normal : <60 ug/L
- Pemantauan kekambuhan atau metastasis dari kanker tiroid.
IMUNOHISTOKIMIA
Pemeriksaan profil imunohistokimia telah digunakan secara luas sebagai dasar dalam
pemilihan terapi hormonal dantargeting therapy. Pemeriksaan imunohistokimia dapat
mendeteksi jenis reseptor hormon sel kanker, yaitu reseptor estrogen (ER) dan reseptor
progesteron (PR), serta ekspresi dari human epidermal growth factor receptor-2 (HER2)
Ada dua reseptor estrogen yang dikenal yaitu reseptor estrogen alpha (ER -α) dan
estrogen reseptor beta (ER - β). Kedua reseptor mengandung DNA-binding, hormone-
binding. Estrogen akan masuk ke dalam sel, tapi hanya sel yang mengandung reseptor
estrogen yang akan merespon. Reseptor ini biasanya berlokasi di inti, tetapi dapat shuttled ke
sitoplasma melalui proses yang disebut nucleocytoplasmic shuttling. Setelah estrogen
mengikat reseptor, kemudian terjadi aktivasi transkripsi. Progesteron bekerja melalui
berikatan dengan reseptornya pada organ target dan reseptor progesteron banyak ditemukan
dalam sitoplasma sel target.
Status reseptor estrogen (ER) bersama reseptor progesteron (PR) dan Her-2 menjadi
faktor prediktif untuk respon terhadap terapi. Kanker payudara dengan ER positif akan
berespon terhadap terapi antiestrogen dan cenderung memiliki derajat tumor yang lebih baik
sehingga prognosis penderita lebih baik sementara kanker payudara ER negatif cenderung
tidak berespon dengan terapi tamoxifen dan berhubungan dengan derajat tumor yang lebih
tinggi sehingga dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk seperti risiko kekambuhan dan
kematian. Estrogen receptor (ER) juga dianggap sebagai penanda ketergantungan tumor
terhadap hormon estrogen.