Anda di halaman 1dari 5

TUMOR MARKERS

Penanda tumor adalah zat yang dihasilkan oleh sel kanker atau sel-sel tubuh lainnya
dalam merespon adanya kanker atau kondisi tertentu (bukan kanker), yang ditemukan di atas
jumlah normal di dalam darah, urin, atau cairan tubuh lainnya bila terdapat kanker tertentu di
dalam tubuh. Penanda Tumor digunakan untuk membantu mendeteksi, mendiagnosa (DD/,
staging, perkiraan volume), dan mengelola kanker (terapi, prognosis, evaluasi-monitoring
deteksi). Meskipun tingkat yang lebih tinggi dari penanda tumor dapat menunjukkan adanya
kanker, ini saja tidak cukup untuk mendiagnosa kanker. Oleh karena itu, pengukuran penanda
tumor biasanya dikombinasikan dengan tes lain, seperti biopsi, untuk mendiagnosa kanker.
Kadar penanda tumor dapat diukur sebelum pengobatan untuk membantu merencanakan
terapi yang tepat. Kadar penanda tumor dapat mencerminkan tahapan penyakit dan / atau
prognosis pasien.

Jenis Tumor Marker

1. Hormon

(hCG; kalsitonin; gastrin; prolaktin;)

2. Enzim

(asam fosfatase; alkali fosfatase; PSA)

3. Protein antigen kanker & glikoprotein

(CA125; CA 15.3; CA19.9)

4. Metabolit (norepinefrin, epinefrin)

5. Protein normal ( thyroglobulin)

6. Antigen onkofetal

(CEA, AFP)

7. Reseptor

(ER, PR, EGFR)

8. Perubahan genetik

(mutasi / translokasi, dll.)


Alpha Fetoprotein
 Ditemukan pada Karsinoma hepatoselular , dan merupakan tumor sel germinal .
 Tingkat AFP tidak berhubungan langsung dengan ukuran tumor
 Meningkat pada kehamilan, penyakit hati (hepatitis, sirosis, tumor GI ).

CEA (Carcinoembryonic Antigen)


- CEA biasanya diproduksi dalam jaringan pencernaan selama perkembangan janin , tetapi
produksi berhenti sebelum kelahiran;
- Oleh karena itu , CEA biasanya ada kadar yang sangat rendah dalam darah orang dewasa
yang sehat ;
- Pada bbrp jenis tumor kadarnya meningkat sehingga dapat digunakan sebagai penanda tumor
(colorectal, paru, gastric, pancreatic, payudara dll)
- Tetapi pada kondisi non - neoplastik tertentu seperti colitis ulcerative, pankreatitis , sirosis ,
COPD , penyakit Crohn , hipotiroidisme serta pada perokok berat kadar CEA dalam darah
dapat meningkat
- CEA dapat digunakan untuk melacak adanya sel kanker, seberapa baik pengobatan kanker
bekerja atau mendeteksi munculnya sel kanker kembali.
- Referensi Kadar CEA : Rentang normal CEA biasanya pada <5 ng /mL
CA(cancer antigen) 15-3 / CA27.29
- Penanda kanker payudara
- Berhubungan dengan tahap dan ukuran tumor
- Prognosis & prediksi respons terhadap kemoterap
- Mendeteksi penyakit residu setelah terapi awal - Mendeteksi kekambuhan.
- Dapat meningkat pada penyakit hati & payudara jinak dan meningkat pada kanker
lain: pankreas paru-paru, ovarium, kolorektal, & hati .

Prostate specific antigen

- protein yang diproduksi oleh kelenjar prostat

- meningkat apabila terjadi kanker prostat

- Total rentang PSA: 0-4 ng / mL = Risiko rendah PCA (Prostate cancer antigen) (22%
positif), 4-10 ng / mL = zona abu-abu diagnostik (PCA & BPH) , 10 ng / mL = 40-50%
dengan PCA.

NSE (Neuron-Specific Enolase)


- Enolase merupakan enzim glikolitik, dalam bentuk bbrp isoenzim jaringan
- Neuron enolase spesifik (NSE) dihasilkan dalam jaringan saraf , neuroendokrin dan
sel ganas neuroektodermal (small cell lung ca=SCLC, neuroblastoma, karsinoid usus)
- NSE dapat pula ditemukan pada eritrosit, plasma sel&trombosit
- Pengukuran kadar NSE berguna dalam diagnosis dan pemantauan lanjut pasien
dengan small cell lung ca (SCLC)
- 70% dari pasien dengan small cell lung ca ( SCLC ) mengalami peningkatan
konsentrasi NSE serum dan; Kadar NSE pada sel tumor yang memproduksi NSE
berkaitan dengan dengan massa tumor dan aktivitas metabolik tumor
- Kadar yang meningkat memiliki prognosis yang buruk begitu pula sebaliknya.
- Referensi kadar NSE Nilai referensi ≤ 15 ng / mL
- Interpretasi NSE bermanfaat dalam tindak lanjut pasien Keberhasilan pengobatan,
konsentrasi serum NSE dapat turun dalam waktu paruh sekitar 24 jam .
- Kadar NSE yang menetap tinggi pada keadaan tidak adanya penyebab lain
(hemolysis, Hb>20 gr/dl, Proton pump inhibitor treatment atau adanya neurologi
diagnosis) kemungkinan ada tumor persisten
- Sedangkan kadar yang meningkat dapat menunjukkan tumor yang telah menyebar

CYFRA 21-1 (Cytokeratin 19 fragmen).


- CYFRA 21.1 adalah penanda tumor yang relatif baru yang menggunakan dua antibodi
monoklonal spesifik terhadap sitokeratin 19 fragmen.
- CYFRA 21-1 merupakan produk sel yang mengalami destruksi yang sering
dilepaskan ke dalam serum atau cairan tubuh lainnya akibat dekomposisi jaringan.
- CYFRA 21-1 sangat cocok untuk non small cell lung ca (NSCLC) karena merupakan
penanda tumor yang paling sensitif, termasuk tumor squamous ; CYFRA 21-1 dipakai
untuk membantu menegakkan diagnosis kelainan paru yang jinak seperti pneumonia,
sarcoidosis, TBC, bronchitis kronik, asma, dan emfisem.
- Referensi Kadar CYFRA 21-1 : Referensi normal ≤3.3 ng/ml.
- Secara umum CYFRA 21-1 memiliki sensitivitas tinggi untuk Ca Paru.

Thyroglobulin
- Glikoprotein yang dihasilkan oleh folikuler tyroid
- Normal : <60 ug/L
- Pemantauan kekambuhan atau metastasis dari kanker tiroid.
IMUNOHISTOKIMIA

Pemeriksaan profil imunohistokimia telah digunakan secara luas sebagai dasar dalam
pemilihan terapi hormonal dantargeting therapy. Pemeriksaan imunohistokimia dapat
mendeteksi jenis reseptor hormon sel kanker, yaitu reseptor estrogen (ER) dan reseptor
progesteron (PR), serta ekspresi dari human epidermal growth factor receptor-2 (HER2)

 Reseptor Estrogen dan Progesteron

Ada dua reseptor estrogen yang dikenal yaitu reseptor estrogen alpha (ER -α) dan
estrogen reseptor beta (ER - β). Kedua reseptor mengandung DNA-binding, hormone-
binding. Estrogen akan masuk ke dalam sel, tapi hanya sel yang mengandung reseptor
estrogen yang akan merespon. Reseptor ini biasanya berlokasi di inti, tetapi dapat shuttled ke
sitoplasma melalui proses yang disebut nucleocytoplasmic shuttling. Setelah estrogen
mengikat reseptor, kemudian terjadi aktivasi transkripsi. Progesteron bekerja melalui
berikatan dengan reseptornya pada organ target dan reseptor progesteron banyak ditemukan
dalam sitoplasma sel target.

Status reseptor estrogen (ER) bersama reseptor progesteron (PR) dan Her-2 menjadi
faktor prediktif untuk respon terhadap terapi. Kanker payudara dengan ER positif akan
berespon terhadap terapi antiestrogen dan cenderung memiliki derajat tumor yang lebih baik
sehingga prognosis penderita lebih baik sementara kanker payudara ER negatif cenderung
tidak berespon dengan terapi tamoxifen dan berhubungan dengan derajat tumor yang lebih
tinggi sehingga dikaitkan dengan prognosis yang lebih buruk seperti risiko kekambuhan dan
kematian. Estrogen receptor (ER) juga dianggap sebagai penanda ketergantungan tumor
terhadap hormon estrogen.

 HER-2 (HUMAN EPIDERMAL GROWTH FACTOR-2)

HER-2/neu merupakan suatu protoonkogen yang termasuk dalam golongan epidermal


growth factor receptor (EGFR). Gen HER2/neu berlokasi pada kromosom 17q21, mengkode
185 kD glikoprotein transmembran dengan aktifitas tyrosin kinase yang berperan dalam
proses tranduksi sinyal untuk proliferasi dan differensiasi sel kanker. Dipermukaan sel-sel
payudara normal terdapat sekitar 20.000 reseptor HER-2, sedangkan pada sel KPD (kanker
payudara) terdapat 1,5 juta reseptor HER-2. Pada pertumbuhan KPD terjadi amplifikasi gen,
pada keadaan normal terjadi dua penggandaan gen HER2, sedangkan pada KPD terjadi
penggandaan berlipat ganda, sehingga terjadi overekspresi protein HER-2 pada permukaan
sel, berkaitan dengan peningkatan aktifitas sel kanker, tumor tumbuh lebih cepat, lebih
agresif, kurang sensitif terhadap terapi hormonal dan kemoterapi dan berhubungan dengan
prognosis jelek dan angka kekambuhan yang tinggi. Bedasarkan penelitian yang telah
dilakukan bahwa didaptkan hubungan status her-2 dengan derajat keganasan berbanding
lurus.

Anda mungkin juga menyukai