Konsep Teknologi Informasi Dan Komunikasi PDF
Konsep Teknologi Informasi Dan Komunikasi PDF
Istilah „Teknologi Informasi dan Komunikasi‟ tidak dapat dipisahkan dari konsep
pengolahan informasi. Hal ini senada dengan definisi yang dicantumkan Dictionary of
acquisition, processing, storage and dissemination of vocal, pictorial, textual and numerical
Princeton sebagai suatu cabang ilmu teknik yang khusus berhubungan dengan teknik-teknik
hardware, software, proses dan sistem, yang digunakan untuk membantu proses komunikasi,
di atas maka dapat dilihat sebuah diferensiasi dari kedua istilah tersebut. Teknologi informasi
lebih menekankan pada aspek pengolahan informasi agar menjadi efektif dan komunikatif.
Sedangkan istilah teknologi komunikasi lebih menitikberatkan pada segi
adalah suatu kegiatan pengolahan dan penyebaran informasi dengan menggunakan teknologi
komputasi elektronik agar menjadi suatu informasi yang efektif dan komunikatif guna
pertengahan abad ke-20 hingga saat ini (awal abad ke-21) telah menyebabkan hampir seluruh
aspek dalam kehidupan manusia telah mendapatkan sentuhan teknologi. Teknologi pada
dasarnya memang diciptakan untuk mempermudah hidup manusia, sehingga manusia bisa
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya dengan lebih cepat, efektif, efisien dan juga optimal.
Dunia pendidikan tidak terlepas dari mendapatkan pengaruh yang besar dari
terjadinya perkembangan teknologi yang sangat pesat itu. Dimulai dari awal abad ke-20, telah
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran guna mendapatkan hasil
pendidikan yang optimal yang akan berimbas kepada peningkatan taraf hidup dan kemajuan
yang sedang berkembang pada saat itu sering dimanfaatkan sebagai media penyampaian
informasi pembelajaran. Media televisi dan radio memegang peranan penting dalam hal
pemanfaatan teknologi untuk penyebarluasan materi pembelajaran selama abad ke-20. Radio
seperti pelosok desa atau kota yang jauh dari pusat pemerintahan, sedangkan televisi
Menjelang akhir abad ke-20 di mana teknologi komputer dan jaringan komputer
mulai berkembang, peranan televisi dan radio sebagai aplikasi teknologi penyampaian materi
pembelajaran elektronik. Akan tetapi sesuai dengan hakikat perkembangan teknologi di mana
kehadiran teknologi baru tidak bertujuan untuk menggantikan fungsi teknologi yang telah ada
sebelumnya, pemanfaatan teknologi komputer dan internet pun bertujuan untuk menambah
media-media yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Tren yang
berkembang saat ini, seluruh teknologi informasi dan komunikasi yang ada digunakan secara
Tren penggunaan komputer dan jaringan internet dalam kegiatan pembelajaran baru
dimulai di tahun 1970an dan terus berkembang hingga saat ini. Leeinonen (2005) merangkum
sejarah penggunaan teknologi komputer dalam kegiatan pembelajaran itu dalam bagan
sebagai berikut,
Bagan 1
Sejarah Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Berdasarkan bagan di atas, maka sejarah penggunaan teknologi komputer dalam
1. Tahun 1970an hingga awal 1980an (era programming, drill and practice)
Di masa ini, teknologi komputer belumlah secanggih sekarang. Pada saat itu
belum ada personal computer (PC). Perangkat komputer baru digunakan untuk
latihan otomatis yang praktis dan singkat, khusus untuk pelajaran eksakta seperti
matematika. Komputer pada saat itu digunakan untuk melatih kemampuan berpikir
logis peserta didik dan hanya menyentuh aspek pikiran memori jangka pendek pada
peserta didik. Di era ini juga tampilan komputer masih berupa text-based interface,
belum mencapai graphical user interface (GUI) seperti sekarang, sehingga komputer
2. Tahun 1980an hingga awal 1990an (era pembelajaran berbasis komputer dan
multimedia)
Di masa ini teknologi komputer multimedia mulai berkembang. Pada saat itu
muncul pemikiran bahwa peserta didik akan dapat belajar dengan lebih baik dengan
menonton film, animasi atau mendengarkan audio, sehingga para pakar pembelajaran
Awal tahun 1990an merupakan era lahirnya teknologi jaringan internet seperti
yang kita kenal saat ini (worldwide web). Di masa itu internet belumlah secanggih
sekarang. Content yang umum ditampilkan baru berupa teks dan gambar sederhana,
tanpa multimedia. Pada saat itu muncul pemikiran bahwa sebuah informasi bisa
haruslah terus diperbaharui. Dengan pemikiran seperti itu, para pakar pembelajaran
mulai mengembangkan model pembelajaran berbasis internet agar para peserta didik
oleh pihak korporat untuk memberikan pelatihan kepada karyawannya yang tersebar
di seluruh penjuru negeri, dengan pertimbangan bahwa pelatihan berbasis internet bisa
era sebelumnya di mana pembelajaran berbasis internet lahir. Di masa ini, model
pembelajaran berbasis internet terus disempurnakan hingga lahir apa yang saat ini kita
kenal sebagai Learning Management System (LMS). Di masa ini e-learning bahkan
sudah menjadi sebuah industri di mana banyak pihak yang mengembangkan produk
meningkatkan hasil pembelajaran pada aspek-aspek tertentu. Satu hal yang patut
diperhatikan dari perkembangan e-learning pada masa ini adalah para pakar
memerlukan keberadaan aspek sosial. Dampak dari pemikiran ini adalah munculnya
model-model e-learning yang lebih dinamis di mana peserta didik tidak hanya bisa
mempelajari materi pelajaran mereka, tapi juga bisa bersosialisasi dan berinteraksi
bidang pembelajaran. Di era ini komputer dan internet sudah berkembang sedemikian
rupa hingga bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan berbagai macam format
multimedia. Satu aspek yang paling menonjol di masa ini adalah kesadaran akan
esensi utama dari berbagi ilmu pengetahuan untuk pembelajaran. Para pakar mulai
sadar bahwa esensi utama dari pemanfaatan TIK untuk pembelajaran bukanlah
beragamnya content yang tersedia, canggihnya materi multimedia yang disajikan, atau
cepatnya suatu pengetahuan yang tersampaikan. Esensi dari pemanfaatan TIK untuk
pengetahuan yang sudah ada semenjak awal manusia bisa belajar dan berkomunikasi.
Di sini muncul kesadaran bahwa pengetahuan haruslah gratis dan bisa diakses oleh
siapa saja. Maka dari itu muncullah berbagai website atau aplikasi yang menawarkan
peta seluruh planet bumi, beberapa planet lain dan beberapa bagian dari galaksi secara
komprehensif, yang bisa digunakan peserta didik untuk lebih mengenal alam semesta
mereka. Selain kedua aplikasi di atas, masih banyak aplikasi-aplikasi TIK lain yang
berlandaskan dari pemikiran bahwa ilmu pengetahuan haruslah gratis dan bisa diakses
siapa saja.
muncul sebuah harapan bahwa di masa depan TIK akan mampu lebih mengakomodir
keperluan seluruh masyarakat dunia untuk belajar. Sesuai dengan yang telah dicanangkan
oleh UNESCO (2012) bahwa pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi di dalam
kegiatan pembelajaran harus mampu membuka akses universal kepada pendidikan (universal
kegiatan pembelajaran dan pengajaran yang berkualitas (the delivery of quality learning and
pendidikan yang lebih efisien (more efficient education management, governance and
administration).
Lebih lanjut, visi pemanfaatan TIK seperti yang dicanangkan oleh UNESCO di atas
bisa tercapai karena TIK sendiri memiliki beberapa karakteristik seperti yang dituliskan oleh
1. Memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar dan kemampuan
yang dimiliki, termasuk bagi siswa yang lambat belajar, siswa dengan
kebutuhan khusus, dan mereka yang tinggal di daerah terpencil;
2. Membuat belajar lebih efektif, karena melibatkan lebih banyak dalam
memanfaatkan multimedia dan hubungan dalam konteks media tingkat tinggi;
dan
3. Menyediakan informasi yang bersifat internasional secara lebih luas, terutama
untuk mendekati pemecahan masalah serta lebih sensitif dalam menanggapi
kebutuhan lokal.
TIK sebagai sebuah alat bantu dalam kegiatan pembelajaran bila didesain dan
keterampilan dan sikap hidup peserta didik. Dengan pengintegrasian TIK, sebuah kegiatan
pembelajaran tidak lagi hanya akan berpusat kepada pengajar sebagai pusat pengetahuan,
akan tetapi akan lebih berpusat kepada peserta didik (student-centered) sebagai pihak yang
benar-benar memiliki kendali atas kegiatan pembelajaran yang dilakukannya. Cynthia (2009:
6) mengemukakan bahwa setidaknya ada lima kondisi efektif pembelajaran yang bisa dicapai
1. Pembelajaran Aktif; Dengan pemanfaatan TIK, suasana pembelajaran tidak akan lagi
menjadi abstrak, melainkan lebih nyata dan relevan dengan kebutuhan belajar peserta
didik. Keterlibatan peserta didik akan meningkat, dan peserta didik akan dengan lebih
kolaboratif, baik dengan sesama peserta didik, dengan pengajar, maupun narasumber
yang berhubungan dengan topik yang sedang mereka pelajari. TIK telah memudahkan
peserta didik untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi dengan beragam
produk yang unik dan menarik, karena TIK memiliki kemampuan untuk
lebih mudah menggabungkan berbagai informasi dari ragam disiplin ilmu ke dalam
satu kesatuan informasi. Dengan informasi yang lebih mudah didapat, peserta didik
akan memiliki pemahaman yang lebih komprehensif mengenai topik yang sedang
mereka bahas.
didik mampu mengukur sejauh mana pemahaman mereka terhadap sebuah materi
menyempurnakan pemahamannya.
Selain berguna untuk membuat suatu kegiatan pembelajaran menjadi lebih berpusat
kepada siswa (student centered), lebih lanjut Haddad & Jurich (2002: 29) mengemukakan
hasil risetnya mengenai pemanfaatan TIK dalam pendidikan di beberapa negara berkembang.
Dalam hasil risetnya tersebut mereka mengatakan bahwa bila dimanfaatkan dengan baik dan
tepat guna, maka TIK memiliki potensi untuk memperluas akses pendidikan (expanding
meningkatkan kualitas pengajaran (improving the quality of learning and enhancing the
pemanfaatan TIK di dalam dunia pendidikan adalah mutlak untuk diadakan guna kepentingan
TIK dapat membuka akses yang lebih luas terhadap pendidikan. Dengan TIK,
kegiatan pembelajaran tidak terbatas lagi pada dinding-dinding ruang kelas, akan
tetapi dapat berlangsung di mana saja dan kapan saja asal peserta didik yang
education (pendidikan jarak jauh) telah memberi kesempatan kepada mereka yang
tersampaikan dengan kualitas terbaik dan menuju hasil yang optimal tanpa biaya yang
mahal. Pemanfaatan TIK memungkinkan hal itu terjadi. Melalui pemanfaatan TIK,
peserta didik dapat melakukan kegiatan akademik sesuai dengan tuntutan kurikulum
walaupun mereka tidak menghabiskan waktunya di kelas. Selain itu bagi siswa yang
memiliki disiplin diri dan motivasi belajar yang tinggi, pemanfaatan TIK dapat
belajar sesuai dengan kemampuan dan kondisi diri peserta didik melalui kegiatan
TIK dengan segala potensi dan kemampuannya dalam menyajikan materi yang
variatif dalam berbagai format mampu mengantarkan proses belajar mengajar yang
lebih baik guna memberikan hasil belajar yang lebih optimal pada diri peserta didik.
pembelajaran konvensional tatap muka dan ceramah yang monoton di dalam kelas,
peserta didik akan lebih memiliki ketertarikan untuk belajar melalui penggunaan
media yang bisa mengantarkan beragam format seperti gambar, suara, video, animasi,
atau program interaktif. Selain itu Haddad & Jurich dalam Abdulhak (2010: 5) juga
mengemukakan bahwa,
pembelajaran efektif yang dapat mendorong keingintahuan intelektual siswa dan yang
menyenangkan sehingga mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses
pembentukan pengetahuannya.
seperti keadaan peserta didik dan pengajar, hasil penilaian peserta didik, keuangan,
keadaan sarana dan prasarana suatu lembaga pendidikan dll. Hal ini dilakukan demi
yang mampu menyediakan data pendidikan yang akurat, mudah dipergunakan, serta
Selain empat peranan TIK dalam pendidikan seperti yang telah disebutkan di atas,
TIK juga memiliki peranan-peranan lain yang lebih spesifik dalam dunia pendidikan. Peranan
tersebut lebih terkait kepada kegiatan pembelajaran sebagai kegiatan sentral dalam sebuah
sistem pendidikan. Berikut adalah enam peranan TIK tersebut seperti yang dikemukakan oleh
Setiap pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan pendidikan, baik itu peserta
khususnya aplikasi TIK yang spesifik diperuntukkan bagi pendidikan. Hal ini
dikarenakan TIK saat ini sudah menjadi suatu bidang ilmu yang sudah menyentuh
hampir semua aspek kehidupan dan wajib dikuasai oleh siapapun. Penguasaan TIK
oleh setiap pihak pemangku kepentingan di bidang pendidikan akan melahirkan satu
visi dan pandangan yang sama mengenai apa dan bagaiman TIK dimanfaatkan guna
di mana saja dan kapan saja, serta tidak terkendala lagi oleh keadaan di mana peserta
untuk diakses setiap saat. Selain itu materi-materi pembelajaran pun akan lebih mudah
yang terjadi.
Melalui pemanfaatan TIK sebagai alat bantu dan fasilitas pembelajaran, suatu
tersampaikan dengan lebih riil sehingga penyerapan bahan ajar pun terjadi dengan
lebih cepat. Melalui pemanfaatan TIK juga interaksi antar peserta didik akan lebih
tinggi sehingga akuisisi ilmu pengetahuan di antara mereka akan berlangsung dengan
lebih baik, baik secara kualitas maupun kuantitas. Selain itu, peserta didik akan
dan mandiri.
dapat diperoleh dengan tepat waktu. Hal ini sesuai dengan salah satu visi UNESCO
mengenai pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang menyebutkan bahwa TIK dapat
administration).
pembuat keputusan dan pemegang kewenangan untuk membuat keputusan yang tepat
bagi sistem pendidikan yang berlangsung. Sistem kerja TIK yang membuat suatu data
bisa selalu diperbaharui dan tersedia setiap saat akan memberikan jaminan terhadap
ketersediaan data-data yang valid dan reliabel guna terciptanya keputusan dan
Satu hal yang jelas dari kegiatan pemanfaatan TIK dalam pendidikan, bahwa TIK kini
memegang peranan yang penting dalam penyelenggaraan suatu sistem pendidikan guna
kemajuan umat manusia. Berbagai aplikasi teknologi informasi dan komunikasi harus selalu
Abdulhak, I. (2010). “Penerapan ICT dalam Pembelajaran di Madrasah”, dalam Bahan Ajar
Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis ICT Bagi Guru Madrasah
Se-Indonesia. Bandung: Yayasan Idea Cendekia.
Cynthia, R. (2009). “Hakikat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran”,
dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia.
Haddad, WD. & Jurich, S. ICT for Education: Potential and Potency. [Online]. Tersedia:
http://www.ictinedtoolkit.org/usere/library/tech_for_ed_chapters/03.pdf [9 Juli 2012].
Leeinonen, T. (2005). (Critical) History of ICT in Education – And Where We Are Heading?.
[Online]. Tersedia: http://flosse.blogging.fi/2005/06/23/critical-history-of-ict-in-
education-and-where-we-are-heading/ [17 Juni 2012]
Longley, D., & Shain, M. (2012). Dictionary of Information Technology. London: Macmillan
Publisher.
Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:
Alfabeta.
Princeton University. (2012). Information Technology in WordNet Dictionary. [Online].
Tersedia:
http://wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn?s=information+technology&sub=Search
+WordNet&o2=&o0=1&o8=1&o1=1&o7=&o5=&o9=&o6=&o3=&o4=&h= [24
Februari 2012].
Seafield Research and Development Services. (2012). Information and Communication
Technology in Poverty Reduction Dictionary. [Online]. Tersedia:
http://www.srds.co.uk/mdg/dictionary.htm [6 Februari 2012].
UNESCO. (2012). ICT in Education. [Online]. Tersedia:
http://www.unesco.org/new/en/unesco/themes/icts/policy/ [17 Juni 2012].
Tulisan ini didownload dari http://www.fajargm.net