Rule of Law
Rule of Law
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
19.A.2
KELOMPOK 5
Munculnya demokrasi konstitusional di akhir abad ke-19 secara perlahan mulai mematahkan
hegemoni kekuasaan absolut di Eropa secara keseluruhan, hingga menjalar ke Negara-negara
lainnya di dunia. Konstitusi secara tegas menjamin juga Hak-hak Asasi Manusia dari warga
Negara, serta pembagian kekuasaan. Perumusan yuridis dari prinsip-prinsip ini dikenal
dengan istilah Rechtsstaat untuk Negara-negara yang menganut konsep hukum Eropa
Continental, dan Rule of Law untuk Negara-negara Anglo Saxon. Di Indonesia, prinsip-
prinsip itu termaktub jelas dalam pasal-pasal UUD 1945.
1. Konstitusi.
Konstitusi adalah peraturan tertulis maupun tidak tertuis yang mengatur secara mengikat
cara-cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan. Sedangkan UUD adalah bagian
dari konstitusi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa Perancis (constituer) yang
berarti membentuk. Secara istilah berarti pertauran dasar mengenai
pembentukan negara. Dalam bahasa belanda istilah konstitusi di kenal dengan istilah
“Ground wet “ yang di terjemahkan sebagai undang-undang dasar. Dalam bahasa indonesia,
wet di terjemahkan sebagai undang undang, dan Ground yang berarti tanah. Dengan ini maka
konstitusi memuat aturan-aturan pokok mengenai sendi-sendi yang diperlukan untuk
berdirinya negara. Istilah konstitusi dalam bahasa inggris constitution yang memiliki makna
keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
secara megikat cara bagaimana suatu pemerintahan dilaksankan dalam masyarakat.
Konstitusi dalam arti luas mencakup baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis sehingga
secara demikian konstitusi itu ada dua macam yaitu konstitusi tertulis yang disebut undang-
undang dasar dan konstitusi tidak tertulis yang biasa disebut konveksi. Menurut Miriam
Budiarjo, konstitusi adalah suatu piagam yang menyatakan cita-cita bangsa dan merupakan
dasar organisasi kenegaraan suatu bangsa. Sedangkan undang-undang dasar merupakan
bagian tertulis dalam konstitusi.
Menurut Bagir Manan, hakikat dari konstitusi merupakan perwujudan paham tentang
konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu
pihak dan jaminan terhadap hak –hak warga Negara maupun setiap penduduk pihak lain.
Sedangkan menurut Sri Soemantri, dengan mengutip pendapat Steenbeck, menyatakan bahwa
terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu jaminan hak-hak asasi manusia,
susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar, dan pembatasan kekuasaan.
Konstitusi memiliki fungsi-fungsi yang oleh Jimly Asshidiqie, guru besar hukum tatanegara
UI diperinci sebagai berikut :
Jadi, konstitusi memiliki fungsi untuk mengorganisir kekuasaan agar tidak dapat digunakan
secara paksa dan sewenang -wenang. Di dalam gagasan konstitusinalisme, konstitusi atau
undang-undang tidak hanya merupakan suatu dokumen yang mencerminkan pembagian
kekuasaan. Akan tetapi, dalam gagasan konstitusionalisme, konstitusi dipandang sebagai
lembaga yang mempunyai fungsi khusus, yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan di satu
pihak dengan melakukan perimbangan kekuasaan antara eksekutif, parlemen, dan yudikatif.
1.3 Dinamika Pelaksanaan Konstitusi
Sebagai negara hukum, Indonesia mem iliki konstitusi yang sering disebut sebagai UUD
1945. UUD dirancang sejak 29 Mei 1945 smapai 16 Juli 1945 oleh BPUPKI. UUD atau
konstitusi negara Republik Indonesia disahkan dan ditetapkan pleh PPKI pada hari sabtu
tanggal 18 Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah menjadi suatu negara
modern karena telah memiliki suatu sistem ketatanegaraan, yaitu Undang-undang Dasar 1945
atau konstitusi negara yang memuat tata kerja konstitusi modern.
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah
berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat periode, yaitu :
a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945 terdiri
dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan Peralihan, 2
ayat Aturan Tambahan dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri
atas 6 bab, 197 pasal dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6 bab,
146 pasal dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juli 1959 – 1967 - sekarang kembali berlaku UUD 1945.
Diantara hasil perubahan yang prinsipil dari amandemen UUD 1945 antara lain :
1. Tentang MPR dimana anggotanya semua berasal dari hasil pemilu (tidak ada yang
diangkat).
2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
3. Keberadaan DPA dihapus.
4. Munculnya lembaga yudikatif yang baru yaitu MK.
5. Masa jabatan presiden maksimal hanya 2 periode.
6. Ada pembatasan-pembatasan tentang wewenang presiden.
7. Dimasukkannya pasal-pasal hak asasi manusia.
8. Pemerintah memprioritaskan anggaran pendidiikan minimal 20% dari APBN dan
APBD dan lain lainnya.
1.4. Institusi dan Mekanisme Pembuatan Konstitusi
Institusi (lembaga) yang bertugas untuk membuat konstitusi dan peraturan perundang-
undangan yang ada dibawahnya adalah meliputi dua institusi, yaitu: Badan Legislatif (DPR)
dan Badan Eksekutif (presiden). Kedua institusi ini bertugas untuk membuat undang-
undang.Dalam UUD 1945 pasal 20 sampai 22 Adijelaskan tentang kelembagaan serta
mekanisme pembuatan konstitusi atau lebih tepatnya pembuatan dasar-dasar Negara.
Sedang tingkat I dan II yang bertugas adalah masing-masing gubernur bersama DPRD tingkat
I dan bupati/walikota bersama DPRD tingkat II. Institusi lain diluar kedua institusi diatas,
baik yang bersifat infrastruktur maupun suprastruktur politik memiliki tugas memberi
dukungan sesuai dengan peran kompetensinya. Bentuk produk peraturan perundang-
undangan yang dihasilkan oleh institusi diatas adalah berupa UUD, UU, PERPU dan PP,
serta PERDA.
2. Rule Of Law
Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua, yaitu
pengertian secara formal (in the formal sense) dan pengertian secara hakiki/materil
(ideological sense). Secara formal, rule of law adalah kekuasaan umum yang terorganisir
(organized public power), contohnya untuk proses penegakan hukum di Indonesia dilakuakn
oleh lembaga penegak hukum yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Badan Peradilan. Sedangkan secara hakiki, rule of law
terkait dengan penegakan hukum yang menyangkut ukuran hukum, yaitu baik dan buruk (just
and unjust law).
Rule of law adalah sebuah doktrin yang muncul di abad ke-19, seiring kelahiran negara
konstitusi dan demokrasi. Kelahirannya sejajar dengan munculnya reaksi terhadap negara
absolut yang berkembang sebelumnya, dan mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum
gereja, ningrat, dan kerajaan, menggeser negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi
yang pada gilirannya melahirkan doktrin rule of law.
Di dalam catatan sejarah diungkapkan bahwa konsep negara hukum dapat dibedakan menurut
konsep Eropa Continental yang biasa dikenal dengan Rechtstaat dan dalam konsep Anglo
Saxon dikenal dengan Rule Of Law. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa Rechtstaat tersebut direduksi dalam sistem hukum yang dinamakan Civil Law atau
yang biasa kita sebut dengan Modern Roman Law. Konsep rechtstaat ini ditelaah secara
historis merupakan penentangan secara tajam atas pemikiran kaum Hegelianisme yang
mengembangkan absolutisme, jadi dapat dikatakan sebagai revolusioner. Berbeda
dengan Rule Of Law yang berkembang dengan metode evolusioner, yang direduksi dalam
sistem hukum Common Law.
Konsep Rechtstaat banyak mempengaruhi sistem hukum di beberapa negara termasuk sistem
hukum Indonesia. Secara jelas konstitusi negara Indonesia memuat apa yang dinamakan
dengan Rechtstaat ini dalam rangkaian kata “Indonesia ialah negara berdasar atas
hukum (rechtstaat) dan selanjutnya, hal ini tertuang dalam UUD 1945.
Pelaksanaan Rule Of Law mengandung keinginan untuk terciptanya Negara hukum, yang
membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Sehingga negara harus bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatnya, untuk itu negara tidak hnaya sebagai “penjaga malam”
saja, melainkan harus ikut melaksankan upaya-upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat
di sektor ekonomi dan sosial.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law, secara formal termuat dalam pasal-pasal UUD 1945,
yaitu:
Dinamika yang terjadi dalam pelaksanaa Rule of Law dapat terlihat sejak zaman yunani kuno
Plato telah memaklumatkan bahwa kesejahteraan bersama akan tercapai manakala setiap
warganya melaksankan hak dan kewajiban masing-masing. Hal ini merupakan awal
perkembangan tentang hak asasi manusia, dimana hak ini menjamin kesejahteraan bagi
manusia didunia. Hingga saat ini, doktrin tentang hak-hak asasi manusia sudah diterima
secara universal yang membangun dunia agar lebih damai, dan terbebas dari penindasan serta
perlakuan yang tidak adil. Namun, meskipun demikian sampai saat ini ternyata tidak
sepenuhnya akar-akar penindasan diberbagai negara terhapus. Oleh karena itu, sampai detik
ini PBB masihh berupaya untuk memperjuangkannya.
Keberhasilan The enforcement of the rules of law tergantung kepada kepribadian nasional
masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982). Hal ini karena rule of law merupakan
institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budayanya
yang khas pula.
3. Kesimpulan
Rule of law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia karena akan mewujudkan
keadilan. Tetapi harus mengacu pada orang yang ada di dalamnya yaitu orang-orang yang
jujur, tidak memihak dan hanya memikirkan keadilan atau semata-mata mengabdikan diri
untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Ada tidaknya rule of law pada suatu negara
ditentukan oleh “kenyataan”, apakah rakyat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil,
baik sesama warga Negara maupun pemerintah.
Buku Sumber:
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Paradigma
Wahab, Abdul Azis dkk. 1993. Materi Pokok Pendidikan Pancasila. Jakarta: Universitas
Terbuka DEPDIKBUD